• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasar dan Pemasaran 1. Pasar

Anonim (2010;32) Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi oleh anggapan yang menyatakan antara pembeli dan pejual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual beli. Namun, pengertian tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena seiring kemajuan teknologi, internet, atau malah hanya dengan surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung, mereka dapat saja berada ditempat yang berbeda atau berjauhan. Artinya, dalam proses pembentukan pasar, hanya dibutuhkan adanya penjual, pembeli, dan barang yang diperjualbelikan serta adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli. Contoh pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern.

a. Pasar Tradisional

Menurut Bremen (1980) dalam Anonime (2010:26), pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar yang terjadi. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang- barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan dan perkampungan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Sisi negatif dari pasar tradisional adalah keadaannya yang cenderung kotor dan kumuh sehingga banyak orang yang segan berbelanja disana

b. Pasar Modern

Anonime (2010:54), pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri.

(2)

Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti;

buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama, seperti piring, gelas, pisau, kipas, dan lain-lain. Berbeda dengan pasar tradisional yang identik dengan lingkungannya yang kotor, pasar modern justru kebalikannya. Maka dari itu, masyarakat sekarang cenderung memilih pasar modern sebagai tempat belanja guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan, hypermarket, supermarket, dan minimarket.

2. Pemasaran

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dari definisi di atas dapat diterangkan bahwa arti pemasaran adalah jauh lebih luas dari pada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang di mulai dengan mengidentifisir kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan menyalurkan/penjualan produk tersebut. Kegiatan pemasaran adalah kegiatan- kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem. Dharmmesta dan Handoko (2011:4).

Sistem pemasaran dilakukan oleh lembaga pemasaran yang melaksanakan fungsi tataniaga dalam mengalirkan barang dan jasa yang dibutuhkan dari produsen sampai ke konsumen akhir (Khols dan Uhl, 2002;7)

Menurut Limbong dan Sitorus (1987;10), fungsi pemasaran adalah berbagai kegiatan atau tindakan yang dapat memperlancar dalam proses pencapaian barang

(3)

dan jasa berangkutan dari tingkat podusen ke konsumen. Fungsi pemasaran tersebut melipui:

1. Fungsi pertukaran (exchang function), merupakan kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam pemindahan hak pemilik barang dan jasa.

2. Fungsi fisik (physical function), adalah semua tindakan yang berhubungan dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, bentuk, dan waktu sehingga memiliki fungsi penyimpanan, fungsi pengolahan dan fungsi pengakuan.

3. Fungsi fasilitas (facilitating function), adalah semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konsumen.

Menurut Sudiyono (2000;6), pemasaran pertanian yaitu proses aliran komoditas yang disertai perpindahan hak milik dan penciptaan guna waktu (time utility),guna tempat (place utility), dan guna bentuk (form utility) yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran. Kegunaan pemasaran terdiri atas kegunaan bentuk (form utility), kegunaan tempat (place utility), kegunaan waktu (time utility), dan kegunaan kepemilikan (possessing utility). Kegunaan bentuk (form utility) yaitu industri berusaha mengubah suatu benda (bahan dasar) menjadi bahan lain yang berbeda bentuknya sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi manusia/ masyarakat, seperti ulat sutra menjadi kain sutra. Kegunaan tempat (place utility), yaitu usaha yang bergerak dibidang transportasi atau pengangkutan, baik barang maupun angkutan manusia. Kegunaan waktu (time utility) yaitu usaha yang bergerak dalam bidang penyimpanan, misalnya dolog. Kegunaan kepemilikan (possessing utility) yaitu usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan atau pertokoan, seperti memindahkan barang-barang hasil olahan milik pabrik agroindustri menjadi milik masyarakat luas.

Perbedaan jarak dari produsen ke konsumen menyebabkan terjadinya perbedaan besarnya keuntungan. Oleh karena itu produsen tidak dapat bekerja sendiri untuk memasarkan produknya sehingga memerlukan pihak lain atau lembaga

(4)

pemasaran untuk membantu memasarkan hasil produksinya, misalnya pedagang pengumpul, pedagang besar, pengecer, dan sebagainya.

B. Rencana Pemasaran Strategis

Tjiptono (1997;43) Perencanaan dapat mencakup suatu periode waktu yang panjang atau pendek. Perencanaan jangka panjang (multi tahun: 3,5,10, atau bahkan 25 tahun) biasanya melibatkan peranan dari manajemen puncak dan/atau staf perencanaan khusus. Masalah yang dihadapi sangat kompleks dan memiliki cakupan yang luas, seperti masalah perluasan pabrik, pasar, atau produk.

Perencanaan jangka pendek (sampai dengan 1 tahun) biasanya dilakukan oleh manajemen menengah atau bawah (middle or bottom management). Masalah yang dapat dimasukan dalam perencanaan jangka pendek ini, antara lain kampanye periklanan untuk periode yang akan datang, pembelian pada musim yang akan datang, atau menyangkut daerah operasi dari tenaga pemasaran.

Dalam hal ini kita harus mengetahui dan membedakan ketiga konsep perencanaan, yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini mencakup penentuan tujuan umum perusahaan dalam jangka panjang dan pengembangan strategi jangka panjang untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dan strategi jangka panjang ini kemudian menjadi kerangka dasar untuk mengembangkan rencana yang tercakup di dalamnya.

2. Perencanaan pemasaran. Hal ini mencakup pengembangan program jangka panjang untuk masalah-masalah yang luas dalam bauran pemasaran, yaitu produk, harga, tempat, dan promosi.

3. Rencana pemasaran tahunan. Rencana ini mencerminkan proses perencanaan yang berjalan untuk satu periode waktu. Contoh perencanaan pemasaran jangka panjang menentukan tujuan untuk memperkenalkan produk baru.

Jenis keputusan bauran pemasaran (marketing mix)

(5)

1. Riset Pemasaran

Riset pemasaran (marketing research) adalah pengumpulan dan penganalisian informasi untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan di bidang pemasaran. Riset ini sangat bermanfaat untuk memahami kebutuhan dan daya beli pelanggan. Penelitian pasar dapat didasarkan pada teknik statistik yang rumit, atau hanya dengan wawancara dan pengamatan informal. Hal yang perlu diingat adalah bahwa penelitian tersebut harus menghasilkan informasi yang objektif dan analisis yang cermat untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pasar.

2. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.

C. Bauran Pemasaran

Zeithaml dan Bitner (2001:18) dalam Hurryati (2010:22), mengemukakan unsure-unsur dalam bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yang disebut dengan 4P, yaitu : product (produk), price (harga), Place (tempat), Promotion (promosi).

1. Produk (product) menurut Kotler (2001:72). Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada psar sasaran. Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk/jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih.

2. Harga (price) adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk. penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga penentuan pendapatan dari suatu usaha.

(6)

3. Tempat (place) untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagian saluran distribusi, sedangkan untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukn pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penentuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan.

4. Promosi (promotion) merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual. Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal seling), Promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity).

D. Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah seperangkat organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses pembuatan produk dan jasa yang berguna untuk dipakai atau dikonsumsi. Menurut Kottler (1997:98), mengemukakan pemasaran ada dua saluran pemasaran yang sering digunakan produsen dalam mengelola tingkat pemasaran terutama dalam penciptaan saluran pemasaran yaitu :

1. Saluran Pemasaran Langsung

Saluran pemasaran langsung yaitu sebuah saluran pemasaran yang tidak memiliki tingkat perantara.

Contoh : produsen  konsumen 2. Saluran Pemasaran Tidak Langsung

(7)

Saluran pemasaran tidak langsung yaitu saluran yang trerdiri dari satu tingkat perantara atau lebih dalam pasar konsumen, tingkat ini biasanya adalah pedagang pengecer.

Contoh : Produsen Pengecer  Konsumem

Sebagian besar produsen menggunakan perantara untuk menyalurkan produk ke pasar. Mereka mencoba membangun saluran distribusi, yaitu seperangkat organisasi yang saling bergantungan satu sama lain, yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa untuk digunakan atau dikomsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis (Kotler dan Armstrong, 1999).

Tujuan penggunaan perantara adalah memanfaatkan tingkat kontak atau hubungan, pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi mereka dalam menyebarluaskan produk sehingga dapat mencapai pasar sasaran secara efektif dan efisien (Tjiptono, 1997). Pendapat Kotler dan Amstrong (1999:122), bahwa saluran pemasaran dapat dipandang sebagai sistem penyerahan nilai pelanggan dimana masing-masing anggota saluran menambah nilai bagi pelanggan.

Pemilihan saluran pemasaran didasarkan pada prinsip 3C (market coverange chanel control, cost) seperti yang pernah digagas oleh Stanto, W. J (1994), dimana

ketiga komponen tersebut nantinya akan digunakan sebagai alat untuk mendapatkan distributor, mengangkat distributor serta memberhentikan distributor. Pada Market Coverage (peliputan pasar) menginginkan seberapa luas produknya dapat didistribusi

dipengecer-pengecer, dan seberapa cepat konsumen mendapatkan produk tersebut, selain itu juga digunakan mengukur seberapa banyak pengecer yang terdapat dalam area distribusi sehingga nantinya dapat dipakai sebagai tolak ukur dalam pemilihan distributor sejumlah outlet yang ada. Prinsip control adalah seberapa jauh sang produsen ingin memiliki pengaruh terhadap distributor dalam kegiatan pemasaran terutama pada kegiatan promosi dan distribusi. Prinsip Cost perlu dipertimbangkan segi biaya yang harus dikeluarkan pada penentuan jalur distribusi yang dipilih.

Semakin hemat biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan distribusi maka distributor tersebut akan dipilih (Royan, 2004 : 28).

(8)

Simamora (2000:65), Produsen memerlukan saluran pemasaran dalam distribusi produknya, karena disebabkan tiga hal penting. pertama saluran menjaga aspek-aspek transaksi pemasaran, meliputi penjualan, pembiayaan, dan pengambilan resiko yang berkaitan dengan penyimpangan produk dalam mengantisipasi penjualan yang akan datang. kedua saluran melakukan fungsi-fungsi pemindahan barang dari titik produksi ke titik konsumsi, dan ketiga saluran pemasaran membantu produsen mempromosikan barang dan jasa.

E. Strategi Pemasaran

Menurut Guiltinan dan Paul (1992:18), definisi strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan.

1. Segmentasi (Segmentation)

Menurut Solomon dan Elnora (2003:14), segmentasiadalah ”The process of dividing a larger market into smaller pieces based on one or more meaningful, shared characteristic”.Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.Selain itu perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen. Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:

1. Demografis Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis seperti: Usia, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, geografis.

2. Psikografis Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak

(9)

selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psychografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen.

3. Perilaku Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam segmen-segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara konsumen menggunakan barang/situasi pemakaian, dan loyalitas merek. Cara untuk membuat segmen ini yaitu dengan membagi pasar ke dalam pengguna dan non-pengguna produk.

2. Targeting

Menurut Solomon dan Elnora (2003:9), Target market ialah ”Group that a firm selects to turn into customers as a result of segmentation and targeting”.Setelah pasar dibagi-bagi dalam segmen-segmen, maka perusahaan harus memutuskan suatu strategi target market. Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan pasar:

1. Undifferentiated targeting strategy, strategi ini menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan untuk melayani semua pasar.

Perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen.

2. Differentiated targeting strategy, perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteristik yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut.

3. Concentrated targeting strategy, perusahaan lebih memfokuskan menawarkan beberapa produk pada satu segmen yang dianggap paling potensial.

4. Custom targeting strategy, lebih mengarah kepada pendekatan terhadap konsumen secara individual.

3. Positioning

Menurut Solomon, dan Elnora (2003:16), Positioning ialah “Developing a marketing strategy aimed at influencing how a particular market segment perceives a

(10)

good or service in comparison to the competition”. Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu produk dapat dibedakan dari para pesaingnya.Ada beberapa positioning yang dapat dilakukan:

1. Positioning berdasarkan perbedaan produk. Pendekatan ini dapat dilakukan jika produk suatu perusahaan mempunyai kekuatan yang lebih dibandingkan dengan pesaing dan konsumen harus merasakan benar adanya perbedaan dan manfaatnya.

2. Positioning berdasarkan atribut produk atau keuntungan dari produk tersebut.

Pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan atribut apa yang dimiliki suatu produk dan manfaat yang dirasakan oleh kosumen atas produk tersebut.

3. Positioning berdasarkan pengguna produk.Pendekatan ini hampir sama dengan targeting dimana lebih menekankan pada siapa pengguna produk.

4. Positioning berdasarkan pemakaian produk.Pendekatan ini digunakan dengan membedakan pada saat apa produk tersebutdikonsumsi.

5. Positioning berdasarkan pesaing.Pendekatan ini digunakan dengan membandingkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh pesaing sehingga konsumen dapat memilih produk mana yang lebih baik.

6. Positioning berdasarkan kategori produk.Pendekatan ini digunakan untuk bersaing secara langsung dalam kategori produk, terutama ditujukan untuk pemecahan masalah yang sering dihadapi oleh pelanggan.

7. Positioning berdasarkan asosiasi.Pendekatan ini mengasosiasikan produk yang dihasilkan dengan asosiasi yang dimiliki oleh produk lain. Harapannya adalah sebagian asosiasi tersebut dapat memberikan kesan positif terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

8. Positioning berdasarkan masalah.Pendekatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan memiliki positioning untuk dapat memecahkan masalah.

Langkah dalam mengembangkan strategi positioning yaitu:

(11)

1. Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif. Jika perusahaan dapat menentukan posisinya sendiri sebagai yang memberikan nilai superior kepada sasaran terpilih, maka ia memperoleh keunggulan komparatif.

2. Dalam menawarkan produk dengan suatu competitive advantage, perusahaan harus meyediakan suatu alasan mengapa pelanggan akan merasa bahwa produk dari perusahaan yang bersangkutan lebih baik daripada para pesaingnya.

3. Perusahaan harus mengevaluasi respon dari target market sehingga dapat memodifikasi strategi bila dibutuhkan.

F. Analisis Swot

SWOT merupakan singkatan dari Strenghts, Opportunities, Weaknesses, dan Threats. Menurut Wheelen dan Hunger (2003:34), bahwa analisis SWOT adalah akronim Strengths yang memaksimalkan kekuatan-kekuatan, dan Opportunities memaksimalkan peluang, Weaknesses secara bersamaan meminimalkan kelemahan- kelemahan, dan Threats meminimalkan ancaman-ancaman dari organisasi, yang semuanya merupakan faktor strategis. Jadi analisis SWOT untuk mengidentifikasi kompetensi langkah (distinctive competence) perusahaan, yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dapat dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

Menurut Rangkuti (2001:26), bahwa matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimikinya. Selain itu matrik ini dapat mengasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi Kekuatan dan Peluang (SO Srategi), strategi Kekuatan dan Ancaman (ST Strategi), strategi

(12)

Kelemahan dan peluang (WO Strategi), dan strategi kelemahan dan ancaman (WT Strategi). Masing-masing strategi alternatif tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Srategi SO : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan perusahaan untuk merebut dan mendapatkan peluang sebesar-besarnya dari lingungan eksternal.

2. Strategi ST : Strategi ini berusaha untuk menggunakan kekuatan internal yang dimiliki perusahaan untuk menghindari atau mengatasi ancaman dari lingkungan eksternal.

3. Strategi WO : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada di lingkungan eksternal dengan cara meminimalkan kelemahan internal yang dimiliki perusahaan.

4. Strategi WT : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive (bertahan) dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

(13)

Berdasarakan uraian diatas secara rinci strategi alternatif matriks SWOT disajikan pada Tabel 1.

FAKTOR- AKTOR

INTERNAL

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL

Kekuatan (S) Dapatkan 5-10 kekuatan

internal di sini

Kelemahan (W) Dapatkan 5-10 kelemahan internaal di

sini

Peluang (O) Dapatkan 5-10 peluang eksternal di sini

Strategi (SO) Buat strategi di sini yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Strategi (WO) Buat strategi di sini yang memanfaatkan peluang untuk

mengatasi kelemahan.

Ancaman (T) Daftarkan 5-10 ancaman eksternal di sisni

Strategi (ST) Buat strategi di sini yang menggunakan kekuatan untuk menghindari Ancaman.

Strategi (WT) Buat strategi di sini yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Tabel 1. Matrik SWOT,

G. Penelitian Terdahulu

Haryati (2012), dengan judul Analisis Perilaku Harga Dalam Pemasaran Cabai di Kabupaten Sregen. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini aalah metode deskriptif analisis dan metode penjelasan. Teknik analisis data menggunakan analisis musiman, analisis ekuibrium harga dan analisis perilaku pasar dan keragaan pasar. Analisis keragaan berhubungan dengan perhitungan efesiensi penetapan harga, meliputi integrasi pasar, margin pemasaran dan elastisitas transmisi harga. Hasil penelitian menunjukan bahwa keuntungan harga cabai cukup menguntungkan.

Sri Yati Prawitasari (2010), denagn judul Analisis Swot Sebagai Dasar Perumusan Strategi Pemasaran Berdaya Saing. Penelitian ini bertujuan untuk

(14)

mengetahui strategi pemasaran yang tepat dan berdaya saing dengan terlebih dahulu mengidentifikasi, menilai faktor-faktor internal perusahaan dan eksternal lingkungan yang mempengaruhi perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppurtunity, Threat) yang dicetuskan oleh Albert Humphrey.Analisis SWOT adalah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi peluang dan ancaman dilingkungan bisnis maupun kekuatan serta kelemahan yang dimiliki internal perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey (wawancara dan kuesioner) pada General Manager dengan staf pemasaran perusahaan perusahaan dan konsumen perusahaan. Hasilnya kemudian dianalisis dengan metode Analisis SWOT yang terdiri dari Analisis Internal SAP dan Analisis Eksternal ETOP. Faktor-faktor internal, eksternal, posisi dan jenis usaha serta strategi perusahaan ini merupakan variabel mandiri, yang berarti setiap variabel tidak dilakukan perbandingan, melainkan saling menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan adalah Strategi Investasi, dimana posisi perusahaan berada di posisi aman dan jenis usahanya adalah usaha IDEAL.Strategi Investasi ini berarti lingkungan perusahaan mendukung untuk melakukan investasi dan kemudian menuai hasil (harvesting).Perusahaan dapat menggunakan strategi perusahaan sebelumnya dengan memperbaiki beberapa kelamahan perusahaan dan menghindari atau bertahan melawan ancaman perusahaan dengan menciptakan strategi yang lebih berdaya saing.

Kusnadi (2005), dengan judul Pemasaran Tomat di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman. Metode yang digunakan adalah dengan cara mendeskripsikan semua lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran tomat di Kecamatan Ngemplak. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Kecamatan Ngemplak terdapat tiga saluran pemasaran tomat, yaitu pedagang pengecer, pedagang pengumpul dan pedagang besar.

Khirom (2008:17), melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Cincau Drink (kasus pada CV. Citra Pangan Mandiri, Bogor). Metode pengambilan dan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

(15)

metode deskriptif dengan pendekatan konsep manajemen strategi dan manajemen perusahaan dengan memperhitungkan perubahan lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta lingkungan industri. Pada penelitian ini metode deskriptif yang digunakan adalah metode studi kasus, sehingga kesimpulan yang diambil akan tetap terkait dengan perusahaan. Data dan informasi yang terkumpul diolah dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis yang akan digunakan adalah: 1) Analisis Implementasi Strategi Buaran Pemasaran, 2) Analisis lingkungan Perusahaan, 3) Proses Hierarki Analitik. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor- faktor yang menjadi unsur strategi pemasaran cincau drink adalah produk terdiri dari mutu dan kemasan, harga terdiri dari struktur diskon dan tingkat deskriminasi harga, promosi terdiri dari periklanan dan penjualan langsung, distribusi terdiri dari agen dan penjualan langsung, segmentasi terdiri dari umur dan pendapatan, targeting terdiri dari konsentrasi pasar tunggal dan spesialisasi, positioning terdiri dari keunggulan produk dan tingkat harga. CV. CPM dalam membuat cincau kemasan diharapkan memiliki mutu yang baik, memberlakukan struktur diskon dalam penjualan cincau kemasan, mempromosikan prodknya dengan cara melakukan promosi penjualan. CV. CPM diharapkan mengenal sasaran konsumen dalam memasarkan cincau kemasan melalui pemasaran langsung.

Selanjutnya penelitian Arliana (2002), dengan judul Analisis Pemasaran Tahu Pada Perusahaan Yun Yi, Bogor Jawa Barat. Hasil penelitian tersebut, strategi alternatif terbaik dalam bauran pemasaran adalah, Strategi produk, yaitu harus mempertahankan kualitas produk bahkan mengembangkannya dengan maksud lebih mendekatkan dengan preferensi konsumen. Hal ini dapat dilakukan melalui pengontrolan secara priodik terhadap produk yang dihasilkan disetiap Supermarket, Swalayan, toko, dan restoran, serta seluruh tempat-tempat pedagang perantara perusahaan, strategi harga dilakukan pemberian potongan harga kepada para konsumen lokal atau yang bekerjasama lama dengan perusahaan. Strategi distribusi, perusahaan dapat melakukan ekspansi secara horizontal ke wilayah-wilayah lain yang

(16)

sedang berkembang, bekerjasama yang baik dengan masing-masing pedagang perantara, pemasok dan konsumen.

H. Kerangka Pikir

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat disusun kerangaka pikir sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir Strategi Bauran Pemasaran Tomat di Desa Butu Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango.

Tomat merupakan suatu usaha yang dapat menambah pendapatan bagi rumah tangga, karena selain mudah bertaninya, usahatani tomat juga mempunyai daya saing dipasaran.

Tomat akan dipasarkan berdasarkan sistem pemasaran dengan cara melalui saluran pemasaran, lembaga pemasaran dan fungsi pemasaran, dan disalurkan melalui bauran pemasaran yang terdiri atas 4P yaitu : product, price, place, promosi.

Tomat

Bauran Pemasaran

- Produk - Harga - Tempat - Promosi

Analisi SWOT

Strategi Pemasaran Sistem

Pemasaran

- Saluran Pemasaran - Lembaga Pemasaran - Fungsi Pemasaran

(17)

Dan kemudian dirumuskan dengan analisis swot untuk mendapatkan suatu rencana atau strategi pemasaran.

Gambar

Tabel 1. Matrik SWOT,
Gambar  1.  Kerangka  Pikir  Strategi  Bauran  Pemasaran  Tomat  di  Desa  Butu   Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango

Referensi

Dokumen terkait

Menyadari akan bahaya keberadaan logam berat terhadap organisme yang ada di daerah muara sungai maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kandungan logam berat

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kemandirian petani dalam melakukan usaha agroforestri adalah umur, pengalaman berusaha agroforestri, luas lahan garapan, ketersediaan

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data tes potensi akademik (TPA) dan nilai hasil ulangan harian matematika siswa kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Kutai Kartanegara

Penginderaan jauh adalah ilmu pengetahuan dan seni dalam memperoleh informasi tentang suatu objek, area, gejala melalui analisis data yang diperoleh dengan alat tanpa kontak

Data ini menunjukkan terdapat peningkatan pendekatan bermain lempar tangkap terhadap hasil belajar servis bawah pada siswa kelas VII SMPN 1 Nanga Mahap

Setiap tanggal 22-30 setiap bulannya, Komisi Tugas Akhir akan menentukan usulan judul skripsi yang diterima beserta nama dosen pembimbing utama, kedua dan (dosen penguji menjelang

Bagi warga jemaat yang ingin memberikan persembahan Minggu, Bulanan, dan/atau untuk Penggalangan Dana Covid-19 dapat ditransfer melalui rekening gereja atau

Hasil ekstraksi DNA mitokondria dengan bantuan kit Qiagen QIAamp® DNA Stool Mini Kit dan PCI (phenol chloroform isoamialcohol) dapat dilakukan dengan baik, walaupun melalui