Ahmad Sarwat, Lc.,MA
2
Daftar Isi
Daftar Isi ... 2
Pendahuluan ... 5
Bab 1: Keunggulan Akad IMBT ... 8
A. Keuntungan untuk Bank ... 8
B. Keuntungan untuk Nasabah ... 9
Bab 2: Pengertian IMBT ... 10
Bab 3: Ragam Skema IMBT ... 14
A. Skema Pertama ... 14
B. Skema Kedua ... 14
C. Skema Ketiga ... 15
D. Skema Keempat ... 15
3
E. Skema Kelima ... 16
Bab 5: IMBT dan Murabahah ... 18
Bab 6: Permasalahan dalam Akad IMBT ... 21
A. Dua akad dalam satu transaksi ... 21
B. Akad Mu’allaq ... 22
C. Janji yang Mengikat ... 23
D. Potensi ketidakadilan untuk Nasabah ... 24
Bab 7: Fatwa Ulama tentang Akad IMBT ... 25
A. Pendapat yang Mengharamkan ... 25
1. Majlis Kibar Ulama Arab Saudi ... 25
2. Syekh Hamid bin Abdullah al-‘Aliy ... 26
3. Sykeh asy-Syinqithi ... 26
4. Dr. Ahmad al-Kurdi ... 27
B. Pendapat yang Menghalalkan ... 27
4
1. Majma’ al-Fiqh al-Islami ... 27
2. Syekh Ali al-Qurrah Daghi ... 28
3. Fatwa DSN-MUI... 29
5
Pendahuluan
Akad dalam dunia bisnis bersifat dinamis ia akan terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya kebutuhan terhadap transaksi dari masa ke masa. Ketika satu jenis akad dirasa tidak dapat memenuhi kebutuhan transaksi yang diinginkan oleh pelaku akad, maka selanjutnya akan dicari skema transaksi baru yang lebih efisien dan memenuhi kebutuhan para pelaku akad.
Oleh karenanya, dalam kajian fiqih muamalah dikenal akad-akad yang belum terdefinisikan oleh para ulama di masa lalu atau disebut sebagai ‘Uqud Ghair Musamma di mana akad-akad tersebut belum muncul dan digunakan di masanya. Namun dengan berjalannya waktu kebutuhan terhadap akad baru muncul ketika dunia usaha dan bisnis mengalami banyak perkembangan dan perubahan dari masa ke masa.
Akad Ijarah Muntahiyah bit Tamlik menjadi salah satu contohnya. Ia muncul
ketika akad jual-beli biasa dianggap belum memenuhi kebutuhan penjual.
6
Dengan menggunakan akad jual-beli kredit atau yang biasa dikenal di perbankan syariah dengan jual-beli murabahah perpindahan kepemilikan aset kepada nasabah berlaku efektif setelah akad jual-beli dilakukan. Ini menjadi risiko tersendiri untuk bank di mana bisa saja nasabah menjual lagi ke orang lain tanpa sepengetahuan bank padahal cicilan pembayaran belum lunas.
Untuk memitigasi risiko tersebut dibuatlah skema akad di mana aset yang ingin dibeli oleh nasabah dengan pembiayaan dari bank disewakan terlebih dahulu dengan perjanjian setelah selesai masa sewa yang disepakati aset tersebut menjadi milik nasabah. Dengan akad sewa ini, status aset tetap menjadi milik bank. Sehingga ketika nasabah tidak mampu melanjutkan masa sewa secara otomatis aset tersebut kembali pada bank tanpa harus melakukan akad lagi dengan nasabah. Akad sewa beli ini pertama kali populer pada tahun 1846.
1Akad ini kemudian digunakan oleh perbankan syariah sebagai alternatif
1
Hasan Ali asy-Syadzili, al-Ijar an-Muntahi bi at-Tamlik, Jurnal Majma’ Fiqh Islami, Volume
4, No. 5, h. 2612
7
dari pembiayaan bank konvensional yang menggunakan sistem pinjaman berbunga baik untuk pembiayaan investasi seperti untuk pembiayaan barang- barang modal seperti mesin-mesin, maupun pembiayaan konsumer, seperti untuk pembelian mobil, rumah dan sebagainya.
Namun, masih terjadi silang pendapat di antara para ulama kontemporer
terkait keabsahannya dari sisi hukum syara’ sebab masih ada beberapa
permasalahan yang membuat akad ini dianggap oleh sebagian ulama hanya
sebatas hilah atau akal-akalan yang tidak jauh berbeda dengan sistem bunga.
8
Bab 1: Keunggulan Akad IMBT
Akad Ijarah Muntahiyah bit Tamlik (IMBT) menjadi pilihan alternatif dalam akad pembiayaan di bank syariah selain akad jual-beli murabahah. Akad ini dianggap memiliki beberapa keuntungan baik bagi bank selaku penjual maupun nasabah selaku pembeli.
A. Keuntungan untuk Bank
Akad IMBT lebih menjaga dan menjamin kepemilikan penjual/bank terhadap aset. Ketika nasabah atau penyewa tidak dapat menyelesaikan masa sewa, aset masih berstatus sebagai milik penjual. Dalam akad IMBT, transfer kepemilikan aset dari penjual kepada pembeli baru terjadi setelah masa sewa yang disepakati diselesaikan oleh pembeli.
Selain itu, penjual tidak harus meminta jaminan dari pembeli seperti yang
berlaku dalam akad jual-beli murabahah. Karena dalam akad murabahah,
transfer kepemilikan aset kepada nasabah terjadi setelah akad dilakukan meski
9
cicilan belum lunas. Oleh karenanya nasabah harus memberikan jaminan kepada bank sebagai bentuk jaga-jaga ketika nasabah tidak dapat menyelesaikan hutang cicilannya. Adapun dalam akad IMBT, nasabah tidak dianggap sebagai pemilik aset sampai masa sewa yang disepakati selesai, sehingga bank tidak perlu meminta jaminan kepada nasabah.
B. Keuntungan untuk Nasabah
Akad IMBT memungkinkan pembeli/nasabah untuk memiliki aset yang tidak mampu dibelinya secara tunai dengan melakukan perjanjian sewa kepada bank yang berakhir dengan transfer kepemilikan.
Bagi pengusaha yang menggunakan akad IMBT untuk membiayai peralatan
usahanya, akad IMBT lebih menguntungkan dari sisi kewajiban pajak. Sebab
biaya sewa yang dibayar setiap bulan kepada bank dihitung sebagai pengurang
pajak. Dalam akad IMBT, aset tetap diakui sebagai milik penjual/bank sebelum
masa sewa selesai, sedangkan pembeli secara hukum hanya sebagai penyewa.
10
Bab 2: Pengertian IMBT
IMBT adalah akad ijarah yang sudah dimodifikasi dengan menambahkan kesepakatan atau perjanjian transfer kepemilikan objek sewa kepada penyewa di tengah-tengah atau di akhir masa sewa. Akad ijarah sendiri didefinisikan sebagai:
ضوعب ةعفنم كيلتم
Transfer kepemilikan manfaat (suatu benda atau jasa) dengan membayar imbalan.
Definisi di atas menunjukkan bahwa objek akad ijarah hanyalah manfaat
atau nilai guna suatu benda/aset sedangkan aset itu sendiri kepemilikannya
tidak berpindah. Dalam akad IMBT tidak hanya terjadi perpindahan manfaat
aset tapi kepemilikan aset itu sendiri akan berpindah pada penyewa di akhir
11
masa sewa.
Abdul Aziz al-Jina’i mendefinisikan akad IMBT sebagai berikut:
1ةيقافتا رايج ا عفتني ابهجوبم رج أت سلما
لحبم دقعلا ةرج أب ةددمح لىع ددم ةمولعم لىع ن أ لمح دقع ةراج لا
لوؤي س لى ا ةيكلم رج أت سلما
للاخ ةدم ةراج لا و أ في اتهيانه ةطساوب اتهبه و أ اهعيب بايج ب لوبقو في
هنيح دقعو ديدج
Kesepakatan sewa di mana penyewa berhak memanfaatkan objek yang disewakan dengan biaya sewa tertentu dalam tempo yang diketahui dengan perjanjian kepemilikan objek sewa akan berpindah kepada penyewa di tengah atau di akhir masa sewa dengan jalan menghibahkan atau menjualnya disertai
1