PENGARUH PERBANDINGAN SEMEN DENGAN PENGENCER CAMPURAN SARI KACANG HIJAU – SITRAT DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP DAYA HIDUP
SPERMATOZOA KAMBING KACANG (Capra hircus)
(The Effect of Semen Proportion with Dilution of Mixing Extract Mung Bean-Citrate and the During Storage to Spermatozoa Living Capacity of Goat Kacang (Capra hircus)
Muhammad Irwan Zakir
Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Islam Kalimantan
ABSTRACT
The effect of semen proportion with dilution of mixing extract mung bean-citrate and the during storage to spermatozoa living capacity of Kacang Goat (Capra hircus) with the proportion : 1 : 25, 1 : 50 and 1 : 75, where the extract mung bean mixing is one portion and the solution of citrate is one portion, too. The living capacity percentage of semen was evaluated after being kept in the temperature of 0
oC for 0.24, 72, and 120 hours. A completely randomized factorial design, 3x4 with three repetition was used. Results of this experiment indicated that diluting and during storage non significant effect to spermatozoa’s living capacity of Kacang Goat (Capra hircus). That is, the diluting 1 : 25 without the keeping of 0 hour indicates the best survival (80.33
%).
Key words : spermatozoa, extract mung bean-citrate, and kacang goat
PENDAHULUAN
Untuk memenuhi permintaan daging dan bibit ternak khususnya kambing, maka perlu digalakan usaha peningkatan populasi dengan cara inseminasi buatan (IB). Program IB akan lebih berhasil jika faktor penanganan semen dengan pencampuran bahan pengencer perlu digalakan guna mencapai dosis yang lebih banyak lagi dengan tingkat kelahiran ternak yang optimal.
Selanjutnya Yasin dan Dilaga (1993 ) mengatakan bahwa Kambing Kacang mempunyai beberapa keunggulan yaitu kemampuan kerja baik, daya reproduksi tinggi, mampu tumbuh dan berkembang dalam kondisi lingkungan dan pakan yang kurang baik.
Suherni dan Tatik (1992) mengemukakan bahwa sari kacang hijau dan sari kacang kedelai merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pengencer
sperma, akan tetapi sari kacang hijau merupakan bahan yang dapat memberikan perlindungan yang paling baik terhadap kehidupan sel spermatozoa yang disimpan dalam suhu dingin.
Toelihere (1993) mengemukakan bahwa permukaan spermatozoa tersebut dibungkus oleh membran lipoprotein dan apabila sel tersebut mati, maka permeabilitas selnya meningkat terutama di daerah pangkal kepala. Hal ini merupakan dasar dalam pewarnaan sperma untuk membedakan spermatozoa yang hidup dan mati.
Tingkat perbandingan semen dengan bahan pengencer berdasarkan hasil percobaan Stewart dan Melrose (Salisbury, et al, 1985), yang menggunakan larutan 1 bagian 0,9%
NaCl dan 1 bagian kuning telur dengan
derajat pengenceran 1 : 20 sampai 1 : 50
dalam uji fertilitas.
Herliantin (1992) dan Situmorang (1992) mengemukakan bahwa zat pewarna yang dapat digunakan untuk membedakan sel sperma yang hidup dan yang mati salah satunya adalah eosin nigrosin, yakni dengan cara pembuatan pewarnaan preparat ulas semen. Preparat yang sudah diwarnai dengan zat tersebut kemudian diperiksa di bawah mikroskop pada lapang pandang jumlahnya dapat mencapai 100 – 200 spermatozoa, dengan ditandai sperma yang hidup tidak menyerap warna, sedangkan yang mati menyerap warna. Dari hasil perhitungan kemudian ditentukan persentase spermatozoa yang hidup dan mati (Partodihardjo, 1987 dan Toelihere, 1993).
METODE PENELITIAN
Percobaan ini adalah percobaan faktorial 3 x 4 dengan 3 ulangan. Dua faktor yang diteliti adalah :
1. Tingkat perbandingan semen dengan pengencer, sebanyak 3 taraf yaitu :
P
1= semen dengan pengencer 1 : 25 P
2= semen dengan pengencer 1 : 50 P
3= semen dengan pengencer 1 : 75 2. Lama penyimpanan sebanyak 4 taraf :
L
0= Tanpa peyimpanan 0 jam L
24= penyimpanan selama 24 jam L
72= penyimpanan selama 72 jam L
120= penyimpanan selama 120 jam
Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian disesuai kan dengan prosedur pelaksanaan meliputi : 1. Pembuatan bahan pengencer sari kacang
hijau sebagai berikut :
Kacang hijau yang sudah dipilih yang mempunyai kebernasan biji yang baik kemudian dicuci dan dibersihkan dari kotoran yang menempel. Rendam selama 5-6 jam dengan air bersih dan hangat hingga bijinya membengkak dan pecah–
pecah. Tiriskan kemudian diblender atau digerus supaya menjadi halus. Hasil gerusan yang sudah halus kemudian disaring untuk diambil sarinya dan
kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dengan ditutup bagian atasnya menggunakan alumunium foil (kertas timah).
2. Pembuatan larutan Sitrat, sebagai berikut : Timbang Natrium sebanyak 5,8 g (2,9 g), kemudian tambahkan glokosa sebanyak 1,6 ml (0,8 ml). Ambil aqua sebanyak 200 ml dan ditempatkan pada erlenmeyer, lalu campurkan Natrium Sitrat dan aduk hingga homogen kemudian ditutup dengan Alumunium Foil
3. Penampungan semen untuk pekerja an penampungan menggunakan vagina buatan 4. Pengenceran semen.
Campuran sari kacang hijau dengan larutan Sitrat dengan perbandingan 1 : 1 yang bertindak sebagai buffer kedalam Erlenmeyer dengan jumlah masing-masing 180 ml. Larutan bahan pengencer tersebut ditambahkan antibiotik Streptomycin sebanyak 0,18 mg. Sampel Semen terlebih dahulu dihomogenkan dengan pengaduk kaca kemudian dibagi sebanyak 36 sampel, dimana setiap sampel disedot dengan menggunakan pipet tetes sebanyak 0,25 ml ke dalam tabung reaksi.Tuangkan bahan pengencer kedalam tabung reaksi yang berisi semen melalui dinding secara bertahap. Goyangkan tabung perlahan- lahan dan berhati-hati hingga campurannya merata. Semua tabung berisi semen ditutup dengan alumunium foil.
5. Penyimpanan semen
Alat penyimpanan sampel semen dalam penelitian ini adalah menggunakan refrigenerator sebanyak 3 buah yang diatur suhunya sekitar 0
oC. Percobaan dan pengamat an suhu pada masing- masing refrigerator dengan menambah kan alat pengukur suhu lain masing - masing sebuah termometer. Siapkan gelas piala yang diisi dengan air biasa dan masukkan tabung-tabung yang berisi semen encer masing-masing 12 unit contoh percobaan dengan cara diacak.
Prosedur ini, yang memberi penurunan
suhu semen secara graduil dengan
kecapatan sekitar 1
0C setiap 4 menit, dimaksudkan untuk mencegah rusaknya sel akibat cold shock. Masukkan gelas piala bersama isinya ke dalam lemari pendingin. Dengan demikian semen tersebut akan mencapai suhu penyimpanan minimal 0
oC secara graduil dalam waktu 1,5 sampai 2 jam.
6. Pembuatan Eosin Negrosin
Timbang Natrium sebanyak 0,2 g dan Eosin sebanyak 0,3 g. Tambahkan aquadestila sebanyak 10 ml yang diaduk dengan Natrium dan Eosin secara homogen lalu masukkan kedalam Erlenmeyer.
7. Pemeriksaan daya hidup spermatozoa Buat preparat ulas tipis pada gelas obyek steril dengan cara meneteskan setetes sampel semen, kemudian tambahkan 2 tetes eosen red 0,5 % selanjutnya diaduk dengan bulu ayam dan diulas dengan menggunakan gelas obyek yang lain membentuk sudut 45
ohasilnya dikeringkan dengan diatas nyala api lampu bunsen. Dimanapun sperma yang mati akan mengabsorbsi warna merah epsin sedangkan yang hidup tidak akan menyerap warna merah tersebut dengan
menggunakan mikroskop. Letakkan pada meja obyek mikroskop elektrik, untuk melihat awal pemeriksaan dengan pembesaran 10 x 10 kemudian 10 x 40 lalu amati dalam sekali pandang.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dinyatakan dalam persen. Jika tidak memenuhi asumsi–asumsi dasar analisis ragam, data tersebut terlebih dahulu ditransformasi. Untuk mengetahui perbedaan perlakuan terhadap perubahan yang diamati, sebelum dianalisa ragam dilakukan uji kenormalan, kemudian dilakukan analisa ragam dengan menggunakan uji F pada taraf 5% dan 1 %. Jika hasil analisis menunjukkan beda nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nilai Terkecil (BNT) untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-tara daya hidup spermatozoa kambing kacang seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Rata-rata daya hidup spermatozoa Kambing Kacang pada Pengencer Sari Kacang Hijau
Lama Penyimpanan (Jam)
Perbandingan Semen dengan Pengencer
P
1(25) P
2(50) P
3(75) Rata-rata %
L
080,50 78,50 78,50 79,11
aL
2478,40 75,11 74,50 76,00
aL
7267,50 72,50 69,42 70,50
bL
12071,50 70,00 67,50 69,11
bRata-rata 75,50
a74,03
b72,42
cKeterangan: Superskrip huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (p<0.05).