• Tidak ada hasil yang ditemukan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

   

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work

non-commercially, as long as you credit the origin creator

and license it on your new creations under the identical

terms.

(2)

Selama melaksanakan praktik kerja magang, penulis ditempatkan pada divisi Artwork R&D PT Hartono Istana Teknologi (Polytron), dengan di bawah bimbingan Bapak Tony Djoko Iriyanto yang menjabat sebagai Industrial Desain Manajer di Polytron. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan mengenai posisi penulis dan alur koordinasi penulis dengan pembimbing lapangan mengerjakan suatu proyek.

1. Kedudukan

Penulis ditempatkan di bagian Artwork R&D (Artwork Research and Development) PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) dan ada di bawah bimbingan Bapak Tony Djoko Iriyanto. Di sini penulis diberikan tugas untuk mendesain brand identity smartphone Polytron yang berupa logo, giftbox/packaging, dan brosur dengan tema yang telah diberikan oleh pembimbing lapangan, yaitu: Oldest & Newest Concept Design. Namun, yang penulis maksudkan di sini adalah penulis diminta untuk membuat alternatif bagi masing-masing tema, sehingga terbentuk dua konsep desain yang berbeda.

(3)

Gambar 3.3.1.1. Bagan Kedudukan Penulis di Artwork R&D (Sumber: Dokumen Pribadi)

2. Koordinasi

Alur koordinasi pekerjaan yang penulis lakukan selama praktik kerja magang di PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) adalah awalnya tema diberikan oleh pembimbing (Industrial Design Manager) yang kemudian disampaikan kepada penulis melalui pembimbing lapangan (Artwork Designer). Penulis kemudian diminta untuk membuat beberapa alternatif desain dengan dua tema yang berbeda yaitu: Oldest & Newest. Beberapa alternatif desain yang sudah penulis buat diberikan ke pembimbing lapangan untuk diseleksi. Selanjutnya, hasil seleksi tersebut baru diberikan ke Industrial Design Manager. Setelah itu, Bapak Tony selaku Desain Manajer memilih alternatif yang terbaik untuk dilanjutkan ke proses digitalisasi. Kemudian, setelah proses digitalisasi

Research & Development

Mechanic Artwork MQA DQA

Industrial Design Manager Tony Djoko Irianto

Artwork Designer Ade Surya Wijaya

Artwork Designer Yuniardi Wibowo Artwork Designer

Aris Indaryadi

Artwork Designer Grace Adelia

(4)

selesai, hasilnya kembali diberikan ke pembimbing lapangan untuk dikoreksi, dan akhirnya dilakukan proses revisi dan finalisasi desain.

Gambar 3.3.1.2. Bagan Alur Koordinasi (Sumber: Dokumen Pribadi)

Tugas yang Dilakukan 3.2.

Berikut adalah tabel hal-hal yang penulis lakukan selama magang:

Tabel 3.2.1. Tabel Pekerjaan yang Dilakukan Selama Magang (Sumber: Dokumen Pribadi)

No. Minggu Proyek Keterangan

1 1

Membuat beberapa alternatif untuk nama brand smartphone Polytron.

Penulis diminta untuk mencari

beberapa alternatif nama dengan tema Oldest & Newest dengan masing- masing tema minimal 10 alternatif.

2 2

Membuat beberapa alternatif sketsa logo untuk smartphone Polytron.

Setelah nama terpilih, penulis diminta untuk membuat beberapa alternatif logo smartphone dengan tema yang sama, dengan masing-masing tema 10 alternatif sketsa logo desain.

Industrial Design Manager

Pembimbing

Lapangan Penulis

REVISI REVISI

(5)

3 3

Proses digitalisasi logo, revisi logo, dan finalisasi logo terpilih (oldest &

newest).

Sketsa logo yang terpilih kemudian lanjut ke proses digitalisasi, dan selanjutnya beberapa revisi dilakukan hingga mencapai tahap finalisasi logo.

4 4

Membuat beberapa alternatif

giftbox/packaging (oldest

& newest)

Penulis diminta untuk membuat beberapa sketsa alternatif untuk

packaging smartphone Polytron dengan masing-masing tema minimal 5

alternatif.

5 5

Digitalisasi dan finalisasi alternatif giftbox yang telah di approve dengan tema newest.

Melanjutkan proses pembuatan giftbox ke tahap digitalisasi dengan tema newest berdasarkan beberapa alternatif yang telah diapprove oleh pembimbing.

6 6

Digitalisasi dan finalisasi alternatif giftbox yang telah di approve dengan tema oldest.

Melanjutkan proses pembuatan giftbox ke tahap digitalisasi dengan tema oldest berdasarkan beberapa alternatif yang telah diapprove oleh pembimbing.

7 7

Membuat beberapa alternatif model layout brosur, dan beberapa alternatif desain brosur.

Penulis diminta untuk membuat beberapa model layout brosur untuk produk smartphone Polytron dan beberapa alternatif desain brosur.

8 8

Approval desain brosur, revisi brosur, print &

finishing desain giftbox dan brosur. Pembuatan mockup giftbox dan brosur.

Setelah desain brosur diapprove, penulis menyiapkan materi konsep dsb untuk tahap presentasi dan evaluasi serta membuat mockup giftbox dan brosur berdasarkan desain yang telah dipilih oleh pembimbing.

(6)

Uraian Pelaksanaan Kerja Magang 3.3.

Selama melaksanakan praktik kerja magang di PT Hartono Istana Teknologi, penulis diberikan pekerjaan untuk mendesain logo, giftbox/packaging, dan brosur untuk smartphone Polytron yang berbasis 4G LTE dengan tema Oldest dan Newest. Tujuan dari pemberian pekerjaan ini adalah agar penulis belajar mengenai komposisi, sehingga penulis tidak diperbolehkan untuk mendesain secara sederhana, seperti kebanyakan packaging smartphone pada umumnya, yang hanya menggunakan logo produk sebagai tampilan luar. Hal ini juga menyesuaikan dengan target audience dari smartphone Polytron dengan tipe tersebut yang ditargetkan untuk masyarakat dengan kelas ekonomi menengah-bawah.

Karena desain merupakan problem solving, penulis melakukan sedikit riset mengenai selera desain masyarakat menengah-bawah, dan dari hasil riset tersebut penulis menemukan bahwa desain yang digemari oleh masyarakat kalangan menengah-bawah adalah desain yang mengandung unsur trend yang sedang berlangsung saat ini, seperti contohnya: untuk tema oldest, penulis mengambil unsur warna-warna vintage. Sekarang ini, banyak sekali café dan tempat nongkrong anak muda yang bernuansa vintage. Sementara untuk tema newest, penulis diberikan arahan oleh pembimbing lapangan agar membuat desain yang mengandung unsur ikon-ikon media sosial yang digemari anak muda jaman sekarang.

Selain itu, penulis juga membuat brosur untuk memasarkan produk smartphone Polytron tersebut, sehingga brosur tersebut dapat digunakan oleh para konsumen untuk mengetahui spesifikasi dan keunggulan-keunggulan yang terdapat pada smartphone Polytron. Brosur tersebut akan digunakan sebagai alat pelengkap promosi karena selain fisik brosur yang kecil dan mudah dibawa pulang sehingga konsumen bisa membaca spesifikasi produk dengan lebih teliti di rumah, brosur juga mampu menyampaikan informasi mengenai produk tersebut secara tepat. Berbeda dengan media promosi lainnya seperti iklan di TV yang memiliki keterbatasan dalam menyampaikan informasi tertentu dikarenakan

(7)

Beberapa contoh hasil akhir desain yang sudah penulis lakukan selama melaksanakan praktik kerja magang di PT Hartono Istana Teknologi:

Gambar 3.3.1.1. Desain Logo Smartphone Polytron (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.3.1.2. Desain Packaging Smartphone Polytron (Newest) (Sumber: Dokumen Pribadi)

(8)

Gambar 3.3.1.3. Desain Packaging Smartphone Polytron (Oldest) (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.3.1.4. Desain Brosur Smartphone Polytron (Newest) (Sumber: Dokumen Pribadi)

(9)

Gambar 3.3.1.5. Desain Brosur Smartphone Polytron (Oldest) (Sumber: Dokumen Pribadi)

3.3.1. Proses Pelaksanaan

Awalnya, pembimbing lapangan penulis memberikan briefing tentang pekerjaan yang harus penulis lakukan selama melaksanakan praktik kerja magang di PT Hartono Istana Teknologi. Tema yang diberikan pada penulis adalah Newest &

(10)

Oldest, dan produk yang akan penulis kerjakan adalah produk smartphone 4G LTE.

Pada beberapa hari pertama, penulis diminta untuk membantu memikirkan beberapa alternatif nama untuk brand smartphone tersebut, dengan ketentuan minimal 5 alternatif nama modern dan 5 alternatif nama klasik, beserta arti dari nama-nama tersebut. Beberapa alternatif nama untuk tema newest, yaitu Nanomax atau Nanox, Haru, Nezia, Loxin, Veon, Verious, Quantsia, Innox, Oppbo, dan Gest. Sementara, alternatif nama untuk tema oldest, yaitu: Ion, Auro, Euos, Gaia atau Gaea, Nyx, Prozeus, dan Lorozo. Penulis kemudian mengasistensikan alternatif nama-nama tersebut kepada pembimbing lapangan, dan nama yang terpilih adalah Gest, yang berasal dari kata bahasa Inggris “Best” dan

“Established”, berarti bahwa memiliki kualitas yang terbaik dan terpercaya.

Akhirnya, hanya dipilih satu nama saja untuk memudahkan target audience dalam mengingat produk smartphone milik Polytron.

Berikut adalah beberapa alternatif nama yang penulis buat beserta artinya:

Gambar 3.3.1.1. Alternatif Nama Modern (Sumber: Dokumen Pribadi)

(11)

Gambar 3.3.1.2. Alternatif Nama Klasik (Sumber: Dokumen Pribadi)

Setelah nama Gest terpilih, penulis diminta untuk membuat beberapa alternatif sketsa logo Gest, dengan ketentuan minimal 10 logo dengan tema newest dan 10 logo dengan tema oldest. Awalnya, penulis mencari referensi berbagai bentuk yang melambangkan kata modern, dan menemukan elemen- elemen berikut: bentuk dasar kotak, robot, teknologi, sederhana, dan logo yang menggunakan circle grid. Di sisi lain, untuk tema oldest, penulis mencari beberapa referensi dari logo-logo jadul seperti: Coca Cola, Braun, Godfather, Johnnie Walker, Vespa, dsb. Penulis mendapatkan beberapa referensi-referensi tersebut dari Logo Lounge.

(12)

Gambar 3.3.1.3. Beberapa Referensi Logo (Sumber: Logo Lounge)

Setelah mencari dan menemukan beberapa referensi, penulis melakukan sketsa-sketsa alternatif logo seperti berikut:

Gambar 3.3.1.4. Alternatif Logo Gest (Sumber: Dokumen Pribadi)

Kemudian, penulis memberikan beberapa alternatif tersebut kepada pembimbing lapangan untuk dipilih, dan terpilihlah 2 logo yang masing-masing mewakili tema oldest dan newest, sebagai berikut:

(13)

Gambar 3.3.1.5. Logo Terpilih (Newest) (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.3.1.6. Logo Terpilih (Oldest) (Sumber: Dokumen Pribadi)

Namun, karena logo terpilih dengan tema newest dirasa kurang terbaca “Gest”, maka dilakukan revisi seperti berikut ini:

Gambar 3.3.1.7. Revisi Logo Terpilih (Newest) (Sumber: Dokumen Pribadi)

(14)

Tetapi sayangnya, logo-logo tersebut tidak jadi digunakan dalam packaging ataupun brosur, karena pada saat itu, Bapak Tony Djoko Iriyanto, selaku Industrial Desain Manajer, sedang pergi melakukan dinas kantor ke China, sehingga pembimbing lapangan penulis tidak dapat mengasistensikan logo tersebut ke Bapak Tony. Kemudian, setelah Bapak Tony kembali dari China, Bapak Tony mengatakan bahwa beliau kurang menyukai logo-logo tersebut.

Beliau lebih memilih alternatif sketsa logo yang lain dan memberikan beberapa saran masukan, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.3.1.8. Sketsa Logo Final (Sumber: Dokumen Pribadi)

Lalu, penulis diminta untuk melakukan proses digitalisasi logo tersebut, sehingga jadilah logo seperti berikut ini:

(15)

Pada minggu selanjutnya, penulis membuat desain packaging untuk smartphone Polytron dengan tema yang sama, yaitu: Oldest & Newest. Seperti sebelumnya, penulis diminta untuk membuat beberapa alternatif terlebih dahulu. Pada tema newest, penulis menggunakan konsep modern, canggih, sistem, teknologi, dan sebagian menggunakan permainan bentuk bangun datar. Sementara, untuk tema oldest, penulis membuat alternatif yang terinspirasi dari konsep pop art dan grid pada desain Bauhaus serta memakai color chart bernuansa vintage. Berikut adalah foto dari beberapa alternatif yang penulis buat:

Gambar 3.3.1.10. Alternatif Desain Packaging (Oldest & Newest) (Sumber: Dokumen Pribadi)

(16)

Setelah melewati tahap asistensi, akhirnya dipilih 2 desain untuk dikembangkan.

Desain-desain tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3.1.11. Desain Packaging (Newest) (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.3.1.12. Desain Packaging (Oldest) (Sumber: Dokumen Pribadi)

(17)

Struktur bentuk packaging diberikan oleh pembimbing lapangan kepada penulis.

Struktur tersebut merupakan struktur packaging smartphone Polytron yang sebelumnya dengan tipe ZAP 5, yang rencana memang akan digunakan untuk packaging tipe smartphone selanjutnya, karena dianggap struktur tersebut memadai untuk tipe yang baru. Berikut adalah gambar struktur packaging:

Gambar 3.3.1.13. Struktur Packaging Smartphone (Sumber: Dokumen Pribadi)

Penulis kemudian diminta untuk mengaplikasikan desain yang telah terpilih ke dalam struktur tersebut. Pada Gambar 3.3.1.11 terlihat desain packaging (newest) tersebut menggunakan ikon-ikon aplikasi yang ada dalam smartphone, seperti misalnya: Message, Camera, Bluetooth, Gallery, Alarm, Home, Note, Calculator,

(18)

dsb sebagai latar belakang dari packaging tersebut. Penggunaan ikon-ikon tersebut bertujuan untuk menunjukkan pada konsumen bahwa smartphone Polytron memiliki aplikasi yang lengkap dan canggih. Untuk logo Android Lollipop, Fira OS, dan SwiftKey serta Polytron sudah disediakan oleh pembimbing lapangan, sehingga penulis hanya mengatur komposisi dalam desain packaging tersebut.

Sedangkan untuk desain packaging (oldest) pada Gambar 3.3.1.12, penulis menggunakan gaya Line Art sebagai background dari packaging. Dalam desain oldest ini, penulis ingin menunjukkan bahwa smartphone sekarang ini sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia, sehingga penulis menggambarkannya dalam layar smartphone seperti sedang meng-capture kehidupan sehari-hari manusia.

Kedua desain inilah yang kemudian direvisi untuk dikembangkan lebih lanjut. Pembimbing lapangan mengusulkan agar ikon-ikon aplikasi diubah saja menjadi ikon-ikon media sosial. Kemudian, untuk desain oldest, pembimbing lapangan mengusulkan agar warna yang digunakan adalah warna-warna pastel.

Setelah di revisi, desain packaging tersebut menjadi seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.3.1.14. Hasil Revisi Desain Packaging (Newest)

(19)

Pada desain ini, penulis menggunakan konsep The Matrix yang disusun dari ikon- ikon media sosial yang sedang nge-trend di kalangan anak remaja sekarang, seperti: Facebook, Twitter, Instagram, Snapchat, WhatsApp, Skype, Yahoo, Spotify, dsb. Ikon-ikon tersebut kemudian disusun besar dan kecil untuk menunjukkan kedalaman dan dimensi, serta memakai warna biru untuk menggambarkan kesan modern. Packaging ini menggunakan background dengan warna hitam untuk membantu penekanan pada warna-warna ikon tersebut, sehingga mampu menampilkan warna seperti warna neon yang menyala, serta dapat membantu tampilan perspektif dan kedalaman.

Sedangkan, hasil revisi untuk desain packaging (oldest) adalah seperti berikut:

Gambar 3.3.1.15. Hasil Revisi Desain Packaging (Oldest) (Sumber: Dokumen Pribadi)

Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya bahwa desain packaging (oldest) ini menggunakan gaya Line Art dan warna-warna yang bernuansa vintage. Pada latar belakang dan layar smartphone tersebut, penulis menggambarkan kehidupan manusia sehari-hari karena manusia sekarang tidak bisa terlepas dengan kehadiran smartphone, sehingga seolah-olah smartphone tersebut merupakan “jendela”

manusia untuk melihat dunia di sekitarnya. Background packaging ini

(20)

menggunakan warna yang soft untuk menonjolkan elemen desain lainnya dan tidak bertabrakan dengan warna-warna lainnya. Berikut adalah color chart yang penulis gunakan untuk membuat desain packaging tersebut:

Gambar 3.3.1.16. Tabel Warna Desain Packaging (Oldest) (Sumber: http://color.adobe.com)

Selain itu, penulis juga diminta untuk membuat ikon-ikon spesifikasi produk yang terletak pada bagian belakang packaging, seperti ikon Display, Processor, Memory, Battery, OS, Camera, 4G LTE, 3G, WiFi, dan Micro SIM. Berikut adalah beberapa alternatif untuk ikon tersebut:

(21)

Dari beberapa alternatif tersebut kemudian dipilih ikon-ikon yang akan dimasukkan pada packaging smartphone bagian belakang, sehingga packaging menjadi terlihat seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.3.1.18. Packaging Modern (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.3.1.19. Packaging Vintage (Sumber: Dokumen Pribadi)

(22)

Kemudian, masih ada beberapa revisi sedikit yang harus dilakukan penulis pada packaging tersebut. Pada packaging modern, pembimbing lapangan meminta agar layar smartphone diganti dengan background biru juga agar senada dengan warna ikon-ikon media sosialnya. Lalu, logo Polytron dipindah ke tengah-tengah packaging dan sedikit diperbesar. Sementara, logo Adroid, FiraOS, dan Swiftkey diletakkan di samping kanan packaging saja agar image smartphone bisa terlihat lebih besar. Berikut adalah hasil final dari packaging modern:

Gambar 3.3.1.20. Packaging Final Modern (Sumber: Dokumen Pribadi)

Sementara, untuk desain vintage, juga dilakukan sedikit revisi, yaitu penulis diminta untuk menambahkan beberapa ikon media sosial yang paling banyak diminati anak muda jaman sekarang seperti: Twitter, Facebook, Instagram, dan WhatsApp ke dalam layar smartphone tersebut dan dibuat seolah-olah menyatu dengan gambar background untuk menunjukkan bahwa media sosial memicu banyak perubahan manusia dalam bersosialisasi. Manusia sekarang lebih banyak berinteraksi sosial melalui media, dan jarang melakukan kontak sosial langsung

(23)

Gambar 3.3.1.21. Packaging Final Vintage (Sumber: Dokumen Pribadi)

Pada minggu keenam, penulis diminta untuk membuat alternatif beberapa model struktur brosur. Penulis kemudian memutuskan untuk membuat mock-up struktur brosurnya. Pembimbing lapangan memberikan brief kepada penulis untuk membuat masing-masing tema 5 alternatif struktur brosur. Foto di bawah ini menunjukkan beberapa mock-up brosur yang sudah penulis buat:

Gambar 3.3.1.22. Alternatif Struktur Brosur (Sumber: Dokumen Pribadi)

(24)

Kemudian, dari beberapa alternatif tersebut dipilih 2 struktur untuk diaplikasikan dalam desain brosur yang sesungguhnya. Struktur yang dipilih adalah sebagai berikut:

Gambar 3.3.1.23. Struktur Brosur Terpilih (Sumber: Dokumen Pribadi)

Selanjutnya, penulis membuat beberapa alternatif desain untuk brosur smartphone Polytron. Tema yang digunakan masih tetap sama seperti tema logo dan packaging, yaitu: Newest & Oldest. Gambar di bawah ini merupakan beberapa alternatif dari desain brosur yang penulis buat:

(25)

Gambar 3.3.1.24. Alternatif Desain Brosur Modern (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.3.1.25. Alternatif Desain Brosur Vintage (Sumber: Dokumen Pribadi)

(26)

Desain yang terpilih untuk brosur modern akhirnya adalah brosur dengan konsep yang sama dengan packaging modern, yaitu menggunakan konsep matrix. Masih mengangkat konsep yang sama, penulis mencoba untuk mengomposisikan ikon- ikon media sosial yang berbentuk matrix agar sesuai dengan layout brosur dan teks-teks berisi informasi mengenai produk tidak terganggu tingkat keterbacaannya. Awalnya, penulis menggunakan ukuran A4 (29,7 x 21 cm) untuk brosur modern, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.3.1.26. Desain Brosur Modern Terpilih (Sumber: Dokumen Pribadi)

Desain vintage juga masih menggunakan konsep yang sama seperti dengan konsep packaging, color chart yang digunakan pun juga sama. Bedanya di desain brosur vintage ini penulis menggunakan infografik untuk menyampaikan keunggulan-keunggulan apa saja yang terdapat dalam smartphone Polytron dengan tipe Gest ini. Hal ini bertujuan agar para konsumen dapat memahami

(27)

membuat brosur vintage ini sama dengan brosur modern, yaitu ukuran A4 (29,7 x 21 cm). Berikut adalah gambar desain brosur vintage:

Gambar 3.3.1.27. Desain Brosur Vintage Terpilih (Sumber: Dokumen Pribadi)

Namun, karena pembimbing lapangan merasa jika ukuran A4 kurang cocok untuk dijadikan brosur, sehingga dilakukan revisi terhadap ukuran brosur tersebut menjadi ukuran 21 x 40 cm untuk brosur modern. Sementara, untuk brosur vintage, ukurannya menjadi 21 x 30 cm. Berikut adalah hasil final dari desain brosur modern dan vintage:

(28)

Gambar 3.3.1.28. Tampak Depan Final Brosur Modern (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.3.1.29. Tampak Belakang Final Brosur Modern (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3.3.1.30. Tampak Depan Final Brosur Vintage (Sumber: Dokumen Pribadi)

(29)

Gambar 3.3.1.31. Tampak Belakang Final Brosur Vintage (Sumber: Dokumen Pribadi)

Pada tanggal 1 September 2016, penulis mempersiapkan dan mencetak packaging serta brosur untuk dijadikan mock-up, sehingga pada hari selanjutnya, mock-up tersebut dapat dipresentasikan kepada Bapak Tony Djoko Iriyanto, sebagai Industrial Desain Manajer. Penulis juga harus mempersiapkan materi presentasi lainnya seperti slide Microsoft Power Point. Saat presentasi, penulis didampingi oleh pembimbing lapangan, yaitu Bapak Aris Indaryadi, Bapak Ade Surya Wijaya dan Bapak Yuniardi Wibowo, sebagai Artwork Designer di PT Hartono Istana Teknologi.

3.3.2. Kendala yang Ditemukan

Kendala pertama yang penulis dapatkan selama menjalani kerja praktik magang adalah desain yang diinginkan bukanlah desain yang sederhana. Contohnya adalah desain packaging, karena biasanya packaging smartphone hanya menempelkan logo brand bersangkutan dan lebih banyak bermain pada teknik percetakan.

Namun yang diinginkan justru desain yang menggunakan banyak elemen-elemen.

(30)

Hal tersebut membuat penulis merasa kesulitan menemukan referensi yang cocok untuk desain packaging smartphone Poytron dengan tipe Gest. Di satu sisi, penulis harus membuat desain yang tidak berkesan “murahan” dan “kampungan”, tetap berkesan exclusive. Di sisi lain, penulis harus mampu mengomposisikan elemen-elemen tersebut menjadi sebuah unity dalam desain packagingnya.

Kendala yang kedua adalah keterbatasan waktu praktik kerja magang, dikarenakan lokasi PT Hartono Istana Teknologi yang berada di Kudus, Jawa Tengah, penulis harus melaksanakan magang selama liburan semester genap, yang digabung bersama libur lebaran. Hal ini menyebabkan waktu praktik kerja magang yang dilakukan oleh penulis hanya terbatas sekitar kurang lebih 2 bulan saja, dan karena karyawan PT Hartono Istana Teknologi baru masuk kerja kembali setelah cuti bersama pada tanggal 18 Juli 2016, penulis baru bisa melaksanakan praktik kerja magang pada hari tersebut. Sementara, tugas yang diberikan untuk penulis biasanya ditujukan kepada mahasiswa magang yang mempunyai waktu kurang lebih 3 bulan. Waktu yang singkat tersebut menyebabkan penulis harus menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan secara cepat agar semua tugas dapat selesai tepat waktu. Namun, penulis juga harus melakukan yang terbaik, dan tidak “asal-asalan”, sehingga seringkali penulis harus menambah waktu kerja penulis untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Tidak hanya dari segi teknis, tetapi penulis juga mengalami kendala dalam suasana kantor yang hanya berada pada satu ruangan kecil yang tertutup. Hal ini menyebabkan penulis menjadi tidak bersemangat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain itu, karena ruangannya tertutup, penulis justru merasa menjadi lebih cepat jenuh dan mengantuk sehingga sulit untuk berkonsentrasi terhadap pekerjaan yang dilakukan.

3.3.3. Solusi Atas Kendala yang Ditemukan

Solusi atas kendala pertama yang penulis dapatkan selama melakukan kerja praktik magang di PT Hartono Istana Teknologi adalah penulis berusaha mencari

(31)

untuk desain packaging modern, penulis terinspirasi dari poster film berjudul

“Trilogy The Marix”. Komposisi elemen-elemen dalam poster tersebut membuat desain tetap berkesan modern dan tidak berkesan acak-acakan meskipun banyak elemen yang digunakan untuk menghias packaging smartphone Polytron.

Sementara itu, untuk desain packaging vintage, penulis mendapatkan inspirasi dari Line Art yang sedang trend di kalangan desainer saat ini. Line Art sendiri berusaha menggambarkan sesuatu secara sederhana dengan garis-garis yang tidak terlalu rumit, namun tetap berhasil menyampaikan informasi yang diinginkan kepada target audience.

Solusi yang penulis dapatkan untuk kendala yang kedua adalah penulis berusaha keras untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan tepat waktu, bahkan seringkali penulis melakukan kerja lembur di rumah agar tugas-tugas tersebut dapat terselesaikan dengan baik.

Untuk kendala yang ketiga, solusi yang penulis dapatkan adalah penulis berusaha mengatasinya dengan mendengarkan musik menggunakan headset agar dapat tetap bersemangat saat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Selain itu, penulis juga meminum kopi untuk membuat mata tetap terjaga sehingga penulis bisa tetap fokus dan berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Gambar

Gambar 3.3.1.1. Bagan Kedudukan Penulis di Artwork R&D  (Sumber: Dokumen Pribadi)
Tabel 3.2.1. Tabel Pekerjaan yang Dilakukan Selama Magang  (Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.3.1.1. Desain Logo Smartphone Polytron  (Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 3.3.1.3. Desain Packaging Smartphone Polytron (Oldest)  (Sumber: Dokumen Pribadi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

pengujian hipotesis daya tahan jantung paru (X 1 ) dan daya tahan otot tungkai (X 2 ) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah

karakteristik manusia dan dalam bidang pendidikan merupakan hasil belajar. Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran penting. Keberhasilan

Kertas ini mengkaji corak kemeruapan harga saham sektor ekonomi di Bursa Malaysia, di samping mengenal pasti sektor yang meruap secara berkelangsungan bagi tempoh masa sebelum,

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa spesies burung rangkong (Bucerotidae) yang terdapat di pegunungan Gugop Kemukiman Pulo Breuh Selatan Kecamatan Pulo Aceh

1) Dalam Pelaksanaannya Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau sudah menjalankan kewenangannya, sebagaimana kewenanganya yang diatur dalam pasal 8 Undang-Undang

Bu nedenle kredi aynı tarihte (14/12/2014) kapatıldığında ilgili ayda tahakkuk eden peşin komisyon tutarı olan 1.268,81 TL ve geri kalan sekiz aya ilişkin itfa edilmemiş

dengan menawarkan sejumlah kemudahan. Ditambah dengan pembeli digital Indonesia diperkirakan mencapai 31,6 juta pembeli pada tahun 2018, angka ini meningkat dari

Dari Gambar 1 tampak baik simulasi pada data suhu udara maupun data kecepatan angin memiliki rataan yang lebih mendekati data setelah menggunakan algoritma Filter