• Tidak ada hasil yang ditemukan

PR NOW: Praktik Public Relations di Era Disruptif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PR NOW: Praktik Public Relations di Era Disruptif"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PR NOW:

Praktik Public Relations di Era Disruptif

Editor:

Yani Tri Wijayanti

Penulis:

Primada Qurrota Ayun, Nur Anisah, Maya Agustia, Nadia Muharman, Rismawaty, Indria Hady Putri, Suranto AW, Chatia Hastasari, Rahmat Hidayat Asri, Sangra Juliano Prakasa, Oki Ahmad Ismail, Agus Naryoso, Sri Widowati Herieningsih, Muhammad Bayu Widagdo, Siska Armawati Sufa, Didik Sugeng Widiarto, Asmara Indahingwati, I Gusti Agung Alit Suryawati, Dody Triguno, Mutia Dewi, Sri Rejeki, Gusmia Arianti, Suci Rahmah Yusrafitri, Puji Hariyanti, Rahmat Saleh, Deni Yanuar, Nuriyatul Lailiyah, Wahid Abdulrahman, Arina Habaidillah, Desayu Eka Surya, Dhimas Alfianto, Rahma Santhi Zinaida, Ruzqiyah Ulfa, Rachmalia Devinda Hardika, Narayana Mahendra Prastya, Nadia Wasta Utami, Brahma Putra Pratama, Tono Purwantoro

Desain Sampul dan Tata Letak:

Alip Yog Kunandar

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun, termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit.

Diterbitkan oleh:

IPRC dan Penerbit Galuh Patria bekerjasama dengan

ASPIKOM DIY-Jateng dan PERHUMAS Yogyakarta Cetakan Pertama: Desember 2018

ISBN: 978-602-51985-5-7

(3)

DAFTAR ISI

Pengantar Editor...

Daftar Isi...

A. PUBLIC RELATIONS

1. Strategi Humas Peme-rintah Kota Semarang Melalui Program LAPOR Hendi! dalam Meningkatkan Partisipasi Aspirasi Publik

Primada Qurrota Ayun...

2. Strategi Komunikasi Humas Polda Aceh untuk Pembentukan Citra Positif Polisi di Mata Masyarakat Nur Anisah, Maya Agustia, & Nadia Muharman...

3. Daya Tarik Pessn Tabloid KONTAK oleh Humas PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi

Karyawannya

Rismawaty & Indria Hady Putri...

4. Komunikasi Persuasif Humas Polda DIY di Era Disruptif Chatia Hastasari, Suranto AW,

& Rahmat Hidayat Asri...

5. Hubungan Antara Kompetensi Humas Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dengan Standarisasi Pelayanan Kepada Masyarakat

Sangra Juliano Prakasa & Oki Ahmad Ismail...

v ix

1

18

32

42

57

(4)

Strategi Komunikasi Humas Polda Aceh untuk Pembentukan Citra Positif Polisi di Mata Masyarakat

2

Nur Anisah, Maya Agustia,

& Nadia Muharman

Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Humas Polda Aceh untuk Membentuk Citra Positif Polisi di Mata Masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan Humas Polda Aceh dalam membangun citra positif kepolisian dan faktor-faktor apa saja yang menghambat Humas Polda Aceh dalam membangun citra positif kepolisian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis SWOT. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dalam penelitian ini ada 7 (tujuh) informan dengan pemilihan informan secara bertujuan (purposive sampling) diantaranya Kabid Humas Polda Aceh, Kasubbid PID, Polisi SIM Keliling serta masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Humas Polda Aceh melakukan berbagai strategi sebagai upaya memperbaiki citra seperti Polisi Saweu sikula, pelayanan SIM keliling, pelayanan pengaduan masyarakat, peng- amanan di hari-hari besar, penyampaian informasi melalui media so- sial, media cetak dan elektronik. Selain itu beberapa faktor penghambat berupa, kendala anggaran, kendala SDM, kendala peralatan serta kesadaran masyarakat.

Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Humas, Citra Positif.

(5)

PENDAHULUAN

Polisi adalah kelompok sosial yang menjadi bagian dari masya- rakat. Keberadaan polisi sangat erat kaitannya dengan masyarakat.

Masyarakat memiliki pengaruh yang sangat besar karena merupakan target utama polisi dalam memberikan pelayanan terhadap masya- rakat. Oleh karena itu, beban tugas dan peran kepolisian senantiasa mengalami perubahan dari masa ke masa. Tugas utama kepolisian dalam perkembangannya sejarah berkisar pada penegakan hukum, memelihara ketertiban umum, serta pelayanan masyarakat.

Dalam Komisi Kepolisian Indonesia, polisi sebagai institusi pemerintahan yang mempunyai fungsi sebagai pelindung, mengayo- mi, pelayan masyarakat dan penegak hukum, sekaligus keberadaannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu adanya keamanan dan rasa aman. Dengan adanya keamanan dan rasa aman masyarakat, diharap- kan dapat mendukung produktivitas yang mensejahterakan masya- rakat. Keberadaan polisi dalam masyarakat harus mendapatkan dukungan dari warga masyarakat yang dilayaninya. Manfaat polisi bagi masyarakat diperoleh melalui kinerja yang profesional dan han- dal, petugas yang dapat membangun citra positif di masyarakat tentu kebanggaannya adalah ketika keberadaan polisi akan berguna bagi masyarakat.

Belakangan ini muncul kasus mengenai pemberitaan polisi yang melakukan tindakan tidak terpuji yakni dugaan pemukulan terhadap dosen honor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh. Berdasarkan kasus ini semakin memperburuk citra polisi, sehingga masyarakat menganggap bahwa polisi tidak optimal dan maksimal dalam men- jalankan fungsi dan tugasnya. Namun, pihak kepolisian saat ini sedang membangun kembali citra positifnya misalnya menjadikan polisi seba- gai sahabat dan pelindung masyarakat. Polisi harus memiliki penge- tahuan dan wawasan yang luas, terutama yang berkaitan dengan tugas pokoknya sebagai pengaman dan penegak hukum serta memiliki moral yang baik sehingga dalam melaksanakan tugasnya tidak akan melakukan perbuatan tercela, mempererat hubungan dan mening- katkan komunikasi antara polisi dan masyarakat, melakukan kemit- raan dengan masyarakat dan untuk mewujudkan kepercayaan masya- rakat terhadap polisi, yaitu dengan melakukan berbagai kegiatan, salah

(6)

satunya seperti pelayanan masyarakat seperti pelayanan SIM keliling, sehingga dapat membantu dan memudahkan masyarakat dalam pengurusan pembuatan dan memperpanjang SIM tanpa harus menunggu antrian panjang di kantor SAMSAT, sosialisasi narkoba, HIV & AIDS serta keselamatan dalam berlalu lintas melalui media cetak, media sosial maupun secara langsung.

Dengan demikian, peranan hubungan masyarakat (Humas) sangat dibutuhkan untuk menyikapi fenomen-fenomena yang terjadi agar citra lembaga tetap terjaga. Karena itu, Humas merupakan salah satu ujung tombak dari suatu lembaga untuk bersaing dalam era globalisasi. Bagi sebuah lembaga, humas sangat diperlukan untuk menjalin komunikasi dengan para stakeholders ataupun mengkomuni- kasikan visi, misi, dan program lembaga kepada publik.

Peranan Humas atau Public Relations sangat dibutuhkan oleh hampir semua bentuk organisasi atau lembaga bersifat komersial maupun tidak komersial, dari perusahaan/industri, organisasi profesi, institusi pendidikan, organisasi sosial budaya sampai pemerintahan.

(Ruslan 2012)

Humas menjalankan fungsi dan tugas penerangan di dalam jajaran masing-masing. Adapun perannya sebagai wahana komunikasi ke dalam maupun keluar. Ke dalam berusaha menyelenggarakan ko- munikasi ke dalam tubuh organisasi, ke luar memberikan informasi kepada masyarakat dan lingkungan. Penyelenggaraan komunikasi ke dalam dan keluar berfungsi untuk menyaring (filterisasi), mengelola, dan menyajikan informasi yang diperlukan sehingga sesuai dengan kebutuhan komunikasi dari kelompok sasaran yang dituju. Mengelola dan menyaring masukan dari luar menyelenggarakan komunikasi yang sehat kepada masyarakat, sehingga mereka mendukung dan menye- tujui apa yang diharapkan.(Widjaja 2011)

Dalam menjalankan perannya humas suatu lembaga tentunya harus menyusun strategi yang harus dijalankan. Strategi yang dijalan- kan para humas biasanya tidak jauh dari pemanfaatan dan perluasan pesan, informasi dan komunikasi terkait aktivitas lembaga yang dikelolanya untuk disampaikan kepada publik sebagai sasarannya.

Strategi merupakan suatu rencana yang dibutuhkan oleh setiap per- usahaan untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi untuk mencapai

Nur Anisah, Maya Agustia, & Nadia Muharman

(7)

tujuan tersebut, perusahaan harus mampu menunjukan bagaimana cara mereka dalam membuat perencanaan operasionalnya, sehingga perusahaan mampu membangun citra dimata masyarakat. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa adanya strategi, karena pada dasarnya segala tindakan dan perbuatan tidak akan lepas dari strategi.

Peran strategi komunikasi sangat mempengaruhi citra polisi, baik itu membangun kepercayaan maupun membangun pendapat masyarakat. Adapun langkah-langkah perumusan strategi yang sudah dijelaskan pada landasan konseptual adalah sebagai berikut :

Strategi merupakan kekuatan pengggerak dalam setiap bisnis atau organisasi. Strategi adalah kekuatan intelektual yang membantu mengorganisir, memprioritas, dan memberi energi terhadap apa yang mereka lakukan. (Cultip 2010)

Morissan (2010) menyebutkan strategi komunikasi untuk melihat bagaimana komunikator memilih diantara berbagai pesan untuk men- capai tujuan tertentu Middleton mengatakan bahwa strategi komu- nikasi merupakan kombinasi yang terbaik dari semua elemen komu- nikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sam- pai kepada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai komu- nikasi yang optimal (Cangara 2013)

Maka dari itu untuk membentuk ataupun mempertahankan citra polisi di mata masyarakat dibutuhkan strategi khusus dari Kombes Pol drs. Goenawan Dwianto selaku Kabid humas Polda Aceh sebagai upaya mendukung kinerja polisi dalam melayani masyarakat, berbagai program yang dijalankan sebagai strategi untuk menciptakan citra positif lembaga baik kepada publik internal maupun publik eksternal.

Pada landasan konseptual peneliti menggunakan strategi komuni- kasi, humas dan citra positif. Menurut (Effendy and Uchyana 2003) strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mecapai suatu tujuan. (Mulyana 2003) mende- finisikan komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang komunikator menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).

Mengatakan bahwa humas adalah fungsi manajemen secara khu- sus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komu-

(8)

nikasi, pemahaman, penerimaan, dan kerjasama antara organisasi dengan publiknya (Soemirat and Elvinaro 2008).

Citra menurut Ruslan adalah tujuan utama, dan sekaligus meru- pakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau public relations. (Ruslan 2012)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Da- lam menentukan informan peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling dengan menggunakan teknik purposive sanpling. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi non partici- pant dan wawancara. semistruktur (Semistructured interview).

PEMBAHASAN

Dalam Mewujudkan citra positif polisi di mata masyarakat Hu- mas Polda Aceh berperan penting dalam melakukan pencitraan ter- hadap masyarakat. Humas memiliki tugas yakni untuk menciptakan atau mempertahankan citra positif dihadapan masyarakat. Untuk menciptakan dan mempertahankan citra positif dalam sebuah lem- baga maka kegiatan humas dapat dilakukan dengan menanamkan kepercayaan kepada publik baik internal maupun eksternal.

Untuk mencapai citra yang baik, Humas Polda Aceh menerapkan beberapa strategi untuk mencapai keberhasilan kegiatan komunikasi dan proses komunikasi yang efektif. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa bagian Humas Polda Aceh menggunakan beberapa strategi, yaitu:

1. Polisi Saweu Sikula

Melalui pelaksanaan program humas yang dilakukan dengan pendekatan ke masyarakat, yaitu dengan program polisi saweu sikula, yaitu dengan mengsharing informasi kepada remaja dan mendengarkan keluhan ataupun komentar masyarakat.

2. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi

Humas Polda Aceh juga menumbuhkan sikap positif kepada masyarakat terutama remaja dengan melakukan penyuluhan kepada remaja seperti penyuluhan tentang bahaya narkoba agar remaja sadar akan bahayanya narkoba.

3. Menjalin mitra dengan media sosial maupun media cetak yang ada di Aceh maupun luar Aceh

Nur Anisah, Maya Agustia, & Nadia Muharman

(9)

Humas Polda juga melakukan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan edukatif, dan persuasif yang mempunyai pe- ranan penting untuk mencapai perubahan sikap mental yang negati dari pasar sasaran humas, terutama dari media massa, agar berperan secara positif mengelola dan menyajikan informasi yang di perlukan sehingga sesuai dengan kebu- tuhan komunikasi kepada masyarakat sehingga mereka mendukung dan menyetujui apa yang direncanakan.

4. Mengadakan SIM keliling dan SAMSAT keliling Humas Polda Aceh mengadakan pelayananan SIM keliling dan SAMSAT keliling di lokasi yang berbeda-beda, untuk mempermudahkan masyarakat untuk proses pembuatan SIM dan STNK tanpa harus ke kantor langsung.

5. Polisi Meupep-pep

Program ini merupakan program terunik yang dilakukan oleh Humas Polda Aceh, untuk memberikan informasi dan menegur masyarakat yang melakukan kesalahan lalu lintas di jalan raya dan program ini telah mendapatkan reward.

Kabid Humas Polda Aceh, Goenawan S.H.M.H telah menje- laskan bahwa upaya yang dilakukan oleh Humas Polda yakni:

“Upaya yang kami lakukan yaitu memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat, misalkan sosialisasi bahaya narkoba pada remaja, kami mengadakan polisi saweu sikula, dimana khalayak sasaran dalam sosialisasi ini adalah siswa sekolah tingkat pertama dan menengah atas..”

(Kombes Pol. Goenawan S.H.M.H, 2 Feb 2018)

Menyusun program merupakan proses perangkaian pesan agar mampu menarik perhatian masyarakat. Peneliti melihat tema dan materi yang disampaikan oleh Humas Polda Aceh kepada masyarakat sangat menarik dan efektif. Pesan-pesan yang disampaikan mengenai ajakan dan himbauan yang diberikan kepada masyarakat seperti bagaimana menjaga kesalamatan berlalu lintas, menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat yang aman, dan juga memberikan himbauan seperti bahaya menggunakan narkoba, penggunaan ekstasi agar terwujudnya pelayanan yang baik berupa keamanan, kenyamanan, dan bahaya berlalu lintas merupakan suatu pesan yang memiliki nilai dan bobot yang baik

(10)

serta mampu membentuk citra positif di mata masyarakat.

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Bapak Sulaiman Ys, selaku Kasubbid PID dalam wawancara dengan peneliti di Banda Aceh pada tanggal 1 November 2017, beliau mengatakan :

“Selalu melakukan pembinaan dan melakukan simulasi terhadap evakuasi bencana, mensosialisasikan qanun dengan masyarakat, kemudian melakukan patrol juga. Dan kita disini juga mendengarkan keluh kesah masyarakat .” (Drs. Sulaiman Ys, 1 November2017)

Penyampaian pesan kepada masyarakat yang dilakukan secara efektif, efesien, dan tepat sasaran dapat digunakan dalam menyam- paikan pesan kepada masyarakat. Dalam hal ini berdasarkan infor- masi dari hasil wawancara peneliti dengan para informan, maka pene- liti menilai bahwa metode penyampaian pesan yang digunakan oleh Humas Polda Aceh adalah dengan mengajak masyarakat untuk terus mendukung program-program yang diberikan oleh polisi, seperti pelayanan pengaduan Masyarakat, SIM keliling. Selain himbauan dan ajakan secara langsung pihak humas Polda Aceh juga menggunakan media sosial sebagai bentuk menciptakan citra positif dengna mem- berikan dukungan dan penyemangat yang bertuliskan pesan-pesan yang singkat yang termudah di pahami, dan beberapa pesan yang mengingatkan untuk selalu patuh terhadap peraturan-peraturan yang dapat membahayakan masyarakat.

Penggunaan media merupakan faktor penting dalam proses komunikasi saat ini. Karena dengan media sebuah pesan dapat disam- paikan dengan sangat cepat dan dapat diterima secara serentak oleh seluruh masyarakat. Media sudah menjadi mitra kerja sebuah lembaga atau instasi pemerintah. Mengingat hal ini, Humas Polda Aceh telah memanfaatkan beberapa media untuk membangun citra positif di mata masyarakat. Dalam proses seleksi media, Humas Polda Aceh menggunakan beberapa media seperti website, media sosial, televisi, surat kabar, portal berita, dan media luar ruangan lainnya.

Humas Polda Aceh Memanfaatkan strategi komunikasi sebagai kekuatan untuk meminimalisirkan kelemahan yaitu dengan menerima keluhan masyarakat dengan cara menciptakan peluang untuk meng- hindari ancaman, sehingga terbentuklah citra positif kepolisiaan di mata masyarakat.

Nur Anisah, Maya Agustia, & Nadia Muharman

(11)

Strategi komunikasi pihak humas polda berdasarkan komunikasi yang dikembangkan oleh (Effendy and Uchyana 2003) sebagai berikut:

a. Mengenal khalayak

Mengenal khalayak merupakan keseluruhan keputusan kondisi- onal tentang tindakan yang dijalankan oleh Humas guna mencapai suatu tujuan. Maka dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan yang jelas, juga harus memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau sasaran serta memilih khalayak sesuai kondisi dan situasi khalayak (komunikan).

Dalam hal mengenal khalayak, jajaran Humas Polda Aceh tidak melakukan strategi komunikasi mengenal khalayak karena Humas Polda Aceh langsung melakukan tindakan seperti penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat. Penting bagi Humas Polda Aceh dalam mengenal khalayak sasaran. Hal ini disebabkan karena khalayaklah yang menjadi penentu berhasil atau tidaknya strategi komunikasi yang telah direncakan karena bagaimanapun besarnya biaya, waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk mempengaruhi khalayak, namun jika tidak tertarik pada program yang direncanakan atau fasilitas baru yang ditawarkan, maka kegiatan komunikasi yang dilakukan akan menjadi sia-sia.

b. Menyusun pesan

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh humas yaitu menyusun pesan pada khalayak seperti menentukan tema dan materi dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat dan membangkit- kan perhatian. Dalam menyusun pesan komunikasi untuk membentuk citra polisi di mata masyarakat, Kepala Bidang Humas Aceh menga- takan bahwa :

“ya awalnya disini kami mengadakan rapat terlebih dahulu, pada saat rapat banyak yang mengeluarkan ide-ide, nah dari ide-ide tersebut kita saring dulu yang mana yang tepat untuk disampaikan, karena jika salah saya memberitakan itu akan menyerang kehormatan orang bisa geger dan bisa bermasalah dengan hukum. Setelah menyusun pesan tersebut baru kami menyampaikan pesan berupa ajakan atau tips kepada masyarakat

(12)

seperti tips kesalamatan lalu lintas, menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat yang aman, berkedara saat hujan, dan juga sampai hal tips menjaga rumahyang aman di akhir pekan, dan di setiap mendekati tahun baru kami juga memberikan himbauan untuk jangan menyalakan petasan, dan juga himbauan lainnya seperti bahaya menggunakan narkoba, ekstasi. “(Kombes Pol. Goenawan S.H.M.H, 30 Oktober 2017)

Bapak Drs. Sulaiman Ys selaku Kasubid PID Humas Polda Aceh dalam wawancara dengan peneliti di Banda Aceh pada tanggal 1 November 2017 mengatakan:

“Jika ada hal-hal kemungkinan yang harus disampaikan ke masyarakat, kita menyusun pesan seperti membuat press realise. Di media sosial juga kami selalu memberikan ucapan perayaan hari penting, seperti dengan mengucapkan “Selamat malam utamakan keamanan bukan kecepatan”

“Selamat Hari ibu” “Kerja Keras Kami melindungi dan Melayani Masyarakat” beserta pesan lainnya yang ingin disampaikan.”(Drs.

Sulaiman Ys,1 November 2017).

c. Menetapkan metode

Dalam penelitian ini humas polda aceh melakukan strategi mene- tapkan metode. Strategi ini berupa melakukan soisalisasi dan penyu- luhan secara terus menerus dan berurang-ulang, maksud dari ber- ulang-ulang ini adalah sosialisasi dan penyuluhan sebelumnya dila- kukan kembali pada sosialisasi dan penyuluhan selanjutnya. Seperti pesan tentang bahaya narkoba dan tips keselamatan berlalu lintas yang disampaikan melalui media luar ruang seperti spanduk, baliho, iklan di radio, koran, instagram, dan brosur.

Seperti Dalam wawancara dengan Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol. Goenawan S.H.M.H, 2017 pada tanggal 30 Oktober 2017 menjelaskan:

“pada saaat kami menyampaikan pesan kami menerapkan beberapa metode. metode yang kami lakukan kepada masyarakat dengan metode rerudancy dan repetition yaitu penyampaian pesan secara berulang- ulang dengan menggunakan media yang berbeda. Seperti penyampaian pesan pada media sosial seperti Instagram, namun pesan tersebut juga kita sampaikan dengan media lainnya juga, contohnya: spanduk atau

Nur Anisah, Maya Agustia, & Nadia Muharman

(13)

koran. Dan di media sosial Instagram dalam sehari kita bisa memberikan informasi pada saat pagi, siang, sore malam bahkan terkadang dalam sehari bisa dalam hitungan jam. Maksud pesan disini harus berualang- ulang agar masyarakat selalu mengingatnya dan menjaga keselamatan lalu lintas (Kombes Pol. Goenawan S.H.M.H, 2017, 30 Oktober 2017.

d. Seleksi dan penggunaan media

Seleksi dan penggunaan media merupakan suatu proses kegiatan yang paling efektif dalam menyampaikan informasi untuk digunakan Polda Aceh dalam mebentuk citra positif polisi di mata masyarakat.

Dalam wawancara dengan Kabid Humas Polda Aceh,Kombes Pol.

Goenawan S.H.M.H mengungkapkan:

“Kita menggunakan media, yang pertama yaitu pendekatan terhadap media mainstream, seperti media yang sering media yang sering di tonton orang.

Kalau di Aceh seperti Tvone, Aceh Tv. Kalau lokal itu nama nya media mainstream elektronik, terus media cetak nya Serambi, Rakyat Aceh, dan Waspada. Terus kalau online ada 125 media online yang sudah masuk dalam sistem saya, jadi itu yang setiap hari memberitakan saya, Polda Aceh dan jajarannya. Yang kedua, menggunakan Intelegent Media. (Kombes Pol. Goenawan S.H.M.H, 30 Oktober 2017) Hal serupa juga di ungkapkan oleh Bapak Sulaiman Ys selaku Kasubid PID Humas Polda Acehdalam wawancara dengan peneliti di Banda Aceh pada tanggal1 November 2017 mengatakan:

“Penggunaannya macam-macam. Pertama media sekarang ada 3 yaitu, elektronik (televisi, radio), cetak (koran,majalah) dan media online (Face- book, Instagram, Twitter). Terus kalau tv, bisa media Center, media cetak bisa Press Realese, media onlinesaya TalkShow, On Air di radio, seperti itu metode nya. Atau bisa juga by Phone, Whatsapp, dan Sms itu saya memberikan pelayanan media. Tehnik nya pertama kita menggunakan media elektronik, media cetak, tapi sekarang ini me- dia online.”(Drs. Sulaiman Ys, 1 November 2017)

Untuk mempublikasikan informasi, Humas Polda Aceh meng- gunakan berbagai alat yang terdiri dari tiga bagian yaitu elektronik (televisi, radio), cetak (koran,majalah) dan media online (Facebook, Instagram, Twitter, website) media khusus (iklan, baliho, spanduk) dan media internal.

(14)

Analisis SWOT Humas Polda Aceh untuk Membentuk Citra Positif Polisi di Mata Masyarakat

Pada penelitian ini peneliti menggunakan Tehnik Analisis SWOT (Strenghts-Weaknesess-Opportunities-Threats) adalah sebuah teknik pencocokan penting yang membantu organisasi menentukan suatu strategi dengan memanfaatkan faktor eksternal dan internal organisasi.

Penelitian ini sesuai dengan teori Analisis SWOT yang menyatakan bahwa analisis strategi mengenai permasalahan situasi atau posisi fak- tor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tertentu bersumber dari aspek-aspek internal dan eksternal organisasi dengan menelaah informasi, fakta dan data yang dihimpun peneliti atau praktisi PR/

Humas demi kepentingan perusahaan/lembaga dalam berkompetisi 1. Strength (Kekuatan)

Adapun unsur Strenght (Kekuatan) dalam strategi komunikasi Humas Polda Aceh yaitu strategi yang dilakukan oleh staf bagian Humas sangat penting dalam pemahaman tentang permasalahan yang ada di masyarakat. Kinerja staf Humas dalam memecahkan sebuah permasalahan sangat berperan aktif dalam mewujudkan citra positif kepolisian di mata masyarakat. Seperti yang dipaparkan melalui wawancara dengan Bapak Sulaiman Ys:

“Humas Polda Aceh memiliki kekuatan besar dalam menyebarkan informasi melalui media sosial, majalah, media cetak, media elektronik, papan himbauan, dan kekuatan besar lainnya yaitu, kita langsung terjun kelapangan seperti adanya sosialisasi kesekolah-sekolah pada remaja.”

(Drs. Sulaiman Ys, 1 November 2017) 2. Weakness (Kelemahan)

Kelemahan pihak Humas Polda Aceh terlihat dari berbagai aspek, Yaitu berupa kurangnnya SDM. Berdasarkan wawancara dengan bapak Kombes Pol. Goenawan:

Ancamannya ada dua, yang pertam ancaman bagi masyarakat dan yang kedua ancaman bagi kita pihak kepolisian. Ancaman bagi masyarakat hilangnya rasa percaya dari masyarakat kepada kita pihak polisi, sehingga mastarakat mengganggap polisi sebagai ancaman bukan lagi sebagai pengayom masyarakat. Nah, yang kedua ancaman bagi kita polisi hilangnya kepercayaan masyarakat ini juga menjadi ancaman dalam

Nur Anisah, Maya Agustia, & Nadia Muharman

(15)

menjalankan tugas.” (Kombes Pol. Goenawan, 1 November 2017) 3. Opportunitiess (Peluang)

Peluang yang dimiliki oleh staf humas polda Aceh sendiri yaitu mereka melihat dari sisi yang berbeda, Hal ini berdasarkan wawancara dengan Drs. Sulaiman Ys:

“Mengenai peluang kami pihak humas melihat nya dari sisi yang berbeda, kami menanggapi bahwa sebuah permasalahan sebagai pelung untuk tidak terjadi di tahun berikutnya, dan yang harus di benahi dan diperbaiki untuk kedepannya. Misalnya ada permasalahan masyarakat yang tidak setuju dengan tidak adanya perayaan tahun baru, nah disini tugas kami untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat untuk tidak merayakannya.”(Drs. Sulaiman Ys, 1 November 2017)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Kabid Humas Polda Aceh, berdasarkan wawacaranya berikut ini:

“Kita menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan pihak media eksternal membuat informasi yang disampaikan oleh Humas Polda Aceh kemedia untuk selalu terbit di media, sehingga masyarakat dapat mengakses informasi tersebut, nah itu juga merupakan peluang humas polda Aceh untuk membentuk citra.”(Kombes Pol. Goenawan S.H.M.H, 30 Oktober 2017).

4. Threats (Ancaman)

Ancaman atau hambatan yang terjadi saat Humas Polda Aceh melakukan kegiatan yaitu kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan kewajiban dalam mematuhi peraturan yang telah dibuat.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Drs Sulaiman Ys, yaitu:

“Ya saya melihat kurangnya partisispasi masyarakat dalam mengikuti sosialisasi dan penyuluhan yang diadakan oleh pihak humas dan juga akan kewajiban dalam memenuhi peraturan sangat penting untuk mendukung tugas kepolisian. Sampai saat ini, masih sering ditemui masyarakat yang melanggar peraturan, mulai dari peraturan lalu lintas hingga mengganggu ketentraman.”(Drs. Sulaiman Ys, 1 November 2017) PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Strategi komunikasi Humas Polda Aceh untuk Membentuk Citra Positif Polisi

(16)

di mata masyarakat telah dilaksanakan melalui beberapa tahap seperti menentukan khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, serta seleksi dan penggunaan media. Dalam melakukan Strategi Komunikasi Humas Polda Aceh untuk Membentuk Citra Positif Polisi di Mata Masyarakat, terdapat beberapa faktor penghambat berupa, kendala SDM, kendala Peralatan, dan kesadaran Masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat saran yang mungkin bermanfaat untuk kepolisian, yaitu:

1. Humas Polda Aceh harus lebih sering membaur dengan masyarakat, sehingga dapat mengubah citra polisi di mata masyarakat.

2. Memperbanyak program-program yang berhubungan langsung dnegan masyarakat, sehingga dapat menarik simpati masyarakat dan merubah pandangan masyarakat terhadap polisi

3. Memaksimalkan penggunaan media sosial, seperti Facebook dan Twitter

4. Membina hubungan yang lebih baik dengan media dan me- rencanakan kegiatan-kegiatan media Relations, hal tersebut dinilai sagat efektif dalam menarik simpati masyarakat karena media merupakan hal yang sangat dekat dengan masyarakat dan sangat berperan dalam pembentukan opini masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan Dan Strategi Komunikasi. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Cultip, Scoot. 2010. Effective Public Relations Edisi Kesembilan (Terjemahan Tri Wibowo B.S. Jakarta: Kencana.

Effendy, and Onong Uchyana. 2003. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Morissan. 2010. Manajemen Public Relations. Jakarta: Kencana.

Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti.

Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nur Anisah, Maya Agustia, & Nadia Muharman

(17)

Soemirat, Soleh, and Ardianto Elvinaro. 2008. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Widjaja. 2011. Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Pada Tabel 3 (Model 2) juga dapat dilihat bahwa nilai R square terhadap variabel kinerja pegawai sebesar 0,886 yang artinya persentase pengaruh variabel iklim organisasi,

Hasil pengumpulan data bahwa perencanaan program dibuat dari bawah ke atas ( buttom up ) yaitu puskesmas membuat rencana berdasarkan evaluasi program tahun sebelumnya

Iswara, A., 2009, Pengaruh Pemberian Antioksidan Vitamin C dan E Terhadap Kualitas Spermatozoa Tikus Putih Terpapar Allethrin, Skripsi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri

• Retas Budaya bekerja sama dengan institusi ataupun organisasi.. yang memiliki koleksi budaya untuk

Azas-azas tersebut adalah: Diterima secara kultural, dalam hal ini pengembangan pariwisata justru diharapkan dapat menjaga kelestarian budaya lokal, terutama yang dapat menjadi

1) Rapat paripurna-1. Rapat paripurna-1 dilaksanakan oleh DPRD Kota Pasuruan dan Pemerintah Kota Pasuruan pada tanggal 13 Desember 2007. Rapat paripurna- 1 ini merupakan rapat

Ini bererti dalam tempoh dua tahun ini, sebanyak lebih kurang RM470 bilion akan dibelanjakan untuk menjana ekonomi negara dengan lebih baik lagi.. Walaupun begitu,