• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS أسلوب النداء /USLŪBU N-NIDĀ I/ DALAM SURAH AL-BAQARAH SKRIPSI SARJANA OLEH NARISYAH BAINI JASMINE HARAHAP NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS أسلوب النداء /USLŪBU N-NIDĀ I/ DALAM SURAH AL-BAQARAH SKRIPSI SARJANA OLEH NARISYAH BAINI JASMINE HARAHAP NIM"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS

ءادنلا بولسأ

/USLŪBU N-NIDĀ’I/ DALAM SURAH AL-BAQARAH

SKRIPSI SARJANA

OLEH

NARISYAH BAINI JASMINE HARAHAP NIM. 150704063

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)

ANALISIS ءادنلا بولسأ /USLŪBU N-NIDĀ’I/ DALAM SURAH AL-BAQARAH

SKRIPSI SARJANA

OLEH

NARISYAH BAINI JASMINE HARAHAP NIM. 150704063

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat dan karunian-Nya yang tidak terhitung , terlebih nikmat kesehatan yang telah diberikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tertuju kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman keislaman, dari zaman kegelapan hingga alam yang terang benderang. Alhamdulillah, atas izin Allah SWT serta dukungan, doa, motivasi dari keluarga, kerabat, dan sahabat-sahabat yang peneliti sayangi, pada akhirnya peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

ءادنلا بولسأ

/Uslūbu N-Nidā’i/ Dalam Surah Al-Baqarah ".

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunannya peneliti menyadari bahwa skripsi ini terdapat berbagai macam kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Namun, sedikit banyaknya mampu untuk menambah referensi bagi jurusan Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman bagi para pembaca dan peminat bahasa Arab lain.

Medan, 25 November 2021 Peneliti

Narisyah Baini Jasmine Harahap 150704063

(8)

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan ridha-Nya skripsi ini dapat diwujudkan. Peneliti menyadari terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi berbagai pihak. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang setulus- tulusnya kepada:

1. Yang terhormat Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Yang terhormat Ibu Dr. Dra. T. Thyrhaya Zein, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D selaku Wakil Dekan I, Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd selaku Wakil Dekan II, Bapak Mhd. Pujiono, S.S., M.Hum., Ph.D selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, dan kepada sivitas akademika yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

3. Yang terhormat Ibu Dra. Nursukma Suri, M.Ag selaku Ketua Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan yang terhormat Bapak Andi Pratama Lubis, S.S., M.Hum selaku Sekretaris Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan ridha-Nya.

Aamiin.

4. Yang terhormat Bapak Drs. Mahmud Khudri, M.Hum. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh perhatian telah memberikan nasehat, bimbingan, meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan ridha-Nya. Aamiin.

5. Yang terhormat Ibu Dra. Rahlina Muskar Nst, M.Hum., Ph.D selaku dosen penguji dan pengajar dengan penuh perhatian, serta kasih sayang, yang telah

(9)

membantu dalam proses penelitian ini. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan ridha-Nya. Aamiin.

6. Yang terhormat Ibu Dra. Kacar Ginting, M.Ag. selaku dosen penguji dan pengajar dengan penuh perhatian, serta kasih sayang, yang telah membantu dalam proses penelitian ini. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan ridha-Nya. Aamiin.

7. Yang terhormat Bapak Drs. Bahrum Saleh, M.Ag. selaku dosen penasehat akademik yang dengan penuh perhatian telah memberikan semangat, motivasi dan nasihat bagi peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepatwaktu. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan ridha- Nya. Aamiin.

8. Teristimewa untuk kedua orang tua, Ayahanda almarhum Aidil Fitri Harahap dan Ibunda Syamsidar yang telah mengasuh, menjaga, mendidik serta berjuang keras untuk keberhasilan peneliti. Terima kasih untuk doa, dukungan, semangat, membantu material, sehingga menjadikan motivasi yang kuat bagi peneliti. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, karunia, kesehatan serta perlindungan untuk Ayah dan Ibu di dunia dan akhirat.

Aamiin.

9. Yang tersayang saudara-saudara tercinta Muhammad Luthfi Reza Harahap, Hafiz Fikri Harahap, Fajar Rayhan Harahap, dan Shahnaz Manshika Harahap yang telah mendoakan dan memberikan nasihat, motivasi, dukungan moril ataupun material yang tidak terhingga nilainya hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah Swt memberikan kesehatan, rezeki dan selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.

10. Yang tercinta keluarga besar almarhum kakek Syamsuddin dan Nenek Nurhayati yang telah mendoakan, memberi nasehat juga motivasi serta mendukung moril ataupun material yang tidak terhingga nilainya hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan

(10)

iv

11. Kepada sahabat tercinta Yus Wiranda S.FTr dan Aria Anjani Panjaitan yang telah mendukung, memberikan support dan membantu dari awal sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Terima kasih telah mendengar keluh, kesah dan meluangkan waktu nya. Semoga Allah memberikan kesehatan dan perlindungan-Nya. Aamiin.

12. Teman seperjuangan Sastra Arab Desi Milda Jayanti, Dira Maya Sari S.S, Irna Mayanti Siregar S.S, Ummiani Lubis S.S, Khairani Syahfitri Siregar, Nurbayti, Syita Sundari dan teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak bisa dituliskan satu persatu, semoga kita tetap kompak dan menjalin tali silaturrahmi persaudaraan dan sukses kelak. Aamiin.

13. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Sastra Arab dan staf Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan banyak ilmunya semenjak peneliti terdaftar menjadi mahasiswa Sastra Arab FIB USU hingga menyelesaikan studi ini.

14. Kak Fitri selaku Staf Administrasi Program Studi Sastra Arab yang telah banyak membantu peneliti dalam hal administrasi.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Jazākumullāhu khairan.

Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan penelitian selanjutnya. Kepada semuanya peneliti mengucapkan terimakasih, semoga segala sesuatunya menjadi amalan yang diridhai Allah SWT dan mendapatkan balasan yang berlipat. Aamiin.

Medan, 25 November 2021 Peneliti

NARISYAH BAINI JASMINE 150704063

(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH... ii

DAFTAR ISI ... v

ABSTRAK ... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Metode Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kajian Terdahulu ... 7

2.2 Landasan Teori ... 8

2.2.1 Sintaksis ... 8

2.2.2 Pengertian Nahwu ... 8

2.2.3 Nidā‟ ... 10

(12)

vi

2.2.4 Munāda ... 10

2.2.5 Jenis Munāda ... 11

2.2.6 Ketentuan Munāda ... 13

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

3.1 Hasil ... 19

3.2 Pembahasan ... 20

BAB IV PENUTUP ... 32

4.1 Kesimpulan ... 32

4.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34 LAMPIRAN ...

(13)

ABSTRAK

Narisyah Baini Jasmine, 2021, Analisis ءادنلا بول /Uslūbu n-Nidāi/ dalam Surah سأ Al-Baqarah, Program Studi Bahasa Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Skripsi ini menganalisis ءادنلا بولسأ /Uslūbu n-Nidāi/ dalam Surah Al-Baqarah Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis huruf nidā dan munāda dalam Surah Al- Baqarah. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), menggunakan metode deskriptif dan merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendapat Al-Ghulayaini (1994) sebagai landasan teori. Hasil penelitian menunjukkan jenis huruf nidā yang terdapat dalam surah Al-Baqarah hanya huruf nidā اي /yā/ yang terdapat pada 31 ayat. Bentuk munāda yang ditemukan berjumlah 4 bentuk yaitu Munāda Al-Mukhalla bi Al berjumlah 13, Munāda Mufrad Ma'rifatu berjumlah 4, Munāda yang Dimuḍafkan kepada Ya’ Mutakallim berjumlah 4, Munāda Muḍaf berjumlah 10. Adapun I‘rab Munāda yang terdapat dalam surah Al- Baqarah beri'rab marfu' dan manṣūb.

Kata Kunci : Harfu n-Nidāi, Al- Munāda, Al-'Irāb

(14)

viii

ةروس ةيديرجت

نيمسج ينيب ةشيرن ,

٠٢٠٢ بولسأ ليلحت . يف ءادنلا

ةروس ةرقبلا ةفاقّثلا مولع ةّيلك ةّيبرعلا ةغللا مسق .

.ةّيلامشلا ةرطموس ةعماجب .ةرقبلا ةروس في ءادنلا بولسأ نع تثبح ةيملعلا ةلاقلما هذه لا ةفرعلم ثحبلا اذه فادهأ

فيلأت نع و ءادنلا فرحأ

في ىدانلما ةروس

ةرقبلا ( ينيلاغلا ةّيرظنب ةّيفصولا قيرط مادختسإب ةيبتكلما ةسارد ىمسي ثحبلا اذه . ٤٩٩١

اّما .)

لحا لاصا نم ت ثحبلا اذه ت

ىلع لد في ءادنلا فرحأ

ةروس ةرقبلا يه ءادنلا فرح "

اي "

اهددع و دحاو

يآ ينثلاثو ة.

لع نوكتت ىدانم ةغيص امإ فاضم ىدانم ,ةعبرأ ةفرعم درفم ىدانم ,رشع ةثلاث لأب لخلما ىدانم يه و غيص عبرأ ى

.بصن و عفر ىلع نوكتت ىدانم بارعإ امإ .ةرشع فاضم ىدانم ,ةعبرأ ملكتلما ءاي لىإ ةّيساسأ تاملك :

بارعلإا ,ىدانلما ,ءادنلا فرح

(15)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.

158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

alif - tidak dilambangkan

ب

bā` b -

ت

tā` t -

ث

ṡā` es (dengan titik di

atas)

ج

jīm j -

ح

ḥā` ha (dengan titik di

bawah)

خ

khā` kh -

د

dāl d -

(16)

x

ذ

żāl ż zet (dengan titik di

atas)

ر

rā` r -

ز

zai z -

س

sīn s -

ش

syīn sy -

ص

ṡad es (dengan titik di

bawah)

ض

ḍad de (dengan titik di

bawah)

ط

ṭā` t (dengan titik di

bawah)

ظ

ẓa zet (dengan titik di

bawah)

ع

ʻain koma terbalik (di

atas)

غ

gain g -

ف

fā` f -

(17)

ق

qāf q -

ك

kāf` k -

ل

lām l -

م

mīm m -

ن

nūn n -

و

wāwu w -

ه

hā` h -

ء

hamzah ´ apostrof

ي

yā` y -

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.

Contoh :

ةيدمحأ

ditulis Ahmadiyyah

C. Tā` marbutāh di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

Contoh:

ةعامج

ditulis jamāʻah

(18)

xii 2. Bila dihidupkan ditulis t

Contoh:

ءايلولأا ةمارك

ditulis karāmatul auliyā´

D. Vokal pendek

Fathah ditulis “a” contoh:

سنك

dituliskanasa Kasrah ditulis “i” contoh:

حرف

ditulis fariḥa Dhammah ditulis “u” contoh:

بتك

ditulis kutubun E. Vokal Panjang

a panjang ditulis “ā”: contoh:

مان

ditulis nāma i panjang ditulis “ī” : contoh:

بيرق

ditulis qarībun u panjang ditulis “ū”: contoh:

روطف

ditulisfuṭūrun

F. Vokal Rangkap

Vokal rangkap

ي

(fathah dan ya`) ditulis “ai”.

Contoh:

نيب

ditulis baina

Vokal Rangkap

و

(fathah dan waw) ditulis “au”.

Contoh:

موص

ditulis ṣaumun

G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata Dipisahkan dengan apostrof (´)

Contoh:

متنأأ

ditulis a´antum

(19)

H. Hamzah

Huruf hamzah (ء) di awal kata ditulis dengan vokal tanpa didahului oleh tanda apostrof („)

Contoh : ناميإ ditulis īmānu

I. Lafzul- Jalalah

Lafzul- jalalah (kata للها) yang berbentuk frase nomina ditransliterasikan tanpa hamzah

Contoh: للهابتك ditulis kitabullah

J. Kata Sandang Alif + Lām

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al- Contoh :

نارقلا

ditulis Al- Qur´ān

2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf pertama diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya.

Contoh:

سمشلا

ditulis asy-syamsu

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya t5etap memerlukan manusia lain, dalam menjalin hubungan kekerabatan atau hubungan sosial yang memerlukan alat komunikasi yaitu bahasa.

Menurut Al-Ghulayaini (2013:27) :

َ غٌٍا

َ خ

َ ٘ َ

َ ٟ

ََ أ

َ فٌ

َ ظب

َ ؼ ََ ٠

َ ج

َ ث َ ش

َ ٙ

َ وَب

َ ً

َ َٛ ََ ل

َ ػ َ

َ ٓ

َ ِ َ

َ صب َ م

َ ذ

َ ٘

َ ُ

/Al-lugatu hiya alfāẓun yu‟abbiru bihā kullu qaumin ‟an maqāṣidihim/ „Bahasa adalah suatu lafadz atau kata-kata yang diungkapkan oleh suatu kaum atau bangsa untuk menyampaikan maksud yang ada dalam fikiran mereka‟.

Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Wibowo, 2001 : 3).

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi manusia. Al-Qur‟an juga merupakan kitab suci terakhir yang isinya mencakup segala pokok-pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab sebelumnya. Oleh karena itu, orang yang mempercayai Al-Qur‟an akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajarinya dan memahaminya serta untuk mengamalkannya dan mengajarkannya sampai merata rahmatnya dirasakan oleh penghuni alam semesta.

Membaca Al quran, baik mengetahui artinya maupun tidak adalah termasuk ibadah, amal saleh dan memberi rahmat serta menjadi manfaat bagi yang melakukannya, memberi cahaya ke dalam hati yang membacanya sehingga terang benderang, juga memberi cahaya kepada keluarga, rumah tangga tempat Al-Qur‟an itu dibaca (Departemen Agama RI, 1977:122).

Jadi, setiap mukmin harus yakin bahwa membaca Al-Qur‟an saja sudah termasuk amal yang mulia dan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda apalagi

(21)

jika seorang mukmin memahami makna dan fungsi setiap kata dalam Al-Qur‟an niscaya ia akan menjadi golongan orang-orang muttaqin.

Al-Qur‟an merupakan kalāmullah yang terdiri dari 114 surah yang terbagi menjadi 30 juz. Surah Al-Baqarah merupakan surah ke-2 dan terletak di juz pertama dalam Al-Qur‟an serta terdiri dari 286 ayat. Surah Al-Baqarah merupakan surah yang terpanjang dalam Al-Qur‟an dan termasuk surah Madaniyyah. Al-Baqarah memiliki arti sapi betina. Dinamai Al-Baqarah karena didalamnya diceritakan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah SWT kepada Bani Israil (ayat 67-74), juga disebut juga surah Alif Lam Mim karena dimulai dengan huruf-huruf tersebut.

Di dalam Al-Qur‟an surah Al-Baqarah, ayat-ayatnya terdiri dari kata-kata yang dapat digolongkan ke dalam kategori isim, fi„il, dan harf.Salah satu ism yang terdapat dalam surah Al-Baqarah adalah munāda. Al-munāda adalah ism yang didahului huruf nidā. Al-Ghulayaini (2013 : 578) mendefinisikan

ٖداًُنا

/al-munāda/ sebagai berikut :

ُ ًنا

ُ دا ُ ُ

ُ إُ:ُٖ

ُ ىُ ُ س

ُ ٔ

ُ ع ُ ق

ُُ ت

ُ ع

ُ د

ُ ح ُ

ُ ف ُ ز

ُ ي ُ

ُ ٍ

ُ ح ُُ أ

ُ ز

ُ ف

ُ

ُ ُنا

ُ ءا ُ د

/al-munāda : ismun waqa‟a ba‟da harfin min ahrufin nidā‟/ „al-munāda adalah ism yang terletak setelah salah satu huruf nidā‟.

Al-munāda dan huruf nidā' sangat berkaitan satu sama lain, karena al-munāda adalah ism yang terletak setelah salah satu huruf nidā‟. Huruf nidā' yaitu:

،أ ،آ ،اٚ

،ٞا ،ب٠ا ،ب١٘ ب٠ /

yā, hayā, ayā, ay, wā, „ā, „a

/

. Huruf nidā‟ yang sering digunakan adalah “ya”. Contoh :

ُ و دآ ُاٚ

/yā ādamu/ „wahai Adam‟.

Kata

ُ و دآ

/ādamu/ pada contoh di atas adalah munāda, karena merupakan ism yang terletak setelah huruf nidā‟ (yang digunakan untuk memanggil) yaitu

اٚ

/yā/.

Munāda ada lima macam, yaitu :

1) Munāda Mufrad Alam (bukan mudhaf dan bukan syibhul mudhaf ).

2) Munāda Nakirah Maqsudah (ism nakirah yang tentu).

3) Munāda Nakirah Ghairu Maqsudah (ism nakirah yang tidak tentu).

4) Munāda Mudhaf.

5) Munāda Syibhul-Mudhaf (Anwar 2010: 151).

(22)

3

Lazimnya, al-munāda selalu diawali dengan salah satu huruf nidā yaitu huruf

اٚ

/yā/ dan selalu berupa ism yang harakat akhirnya ḍammah seperti pada surah Al- Baqarah ayat 33 sebagai berikut :

َ ُ ٙ ئب ّ ع ؤ ثَ ُ ٙ ئ ج ٔ أَ َ دآَب ٠َ يب ل

َ

َ:َحشمجٌا(

٣٣ )

/qāla yā ādamu anbi‟hum bi‟asmāihim/ „Dia (Allah) berfirman : Wahai Adam!

Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu‟

Kata

َ َ دآَب ٠

/yā ādamu/ pada ayat di atas merupakan salah satu contoh uslūbu n- nidāi yaitu munāda mufrad ma'rifatu. Munāda mufrad ma'rifatu merupakan munāda dengan menggunakan nama seseorang. Munāda seperti ini sering didapati dalam Al- Qur‟an. Tetapi dalam beberapa kasus peneliti menemukan al-munāda yang harakat akhirnya kasrah serta ada al-munāda yang tidak menggunakan huruf nidā.

Beberapa contoh munāda yang terdapat pada surah Al-Baqarah adalah ayat 126 dan 179 sebagai berikut :

َ ش خ٢اَ َ ٛ ١ ٌا َٚ َّللَّب ثَ ُ ٙ ٕ َِ ٓ ِآَ ٓ َِ دا ش َّّثٌاَ ٓ َِ ٗ ٍ ٘ أَ ق ص سا َٚبًٕ ِآَاًذ ٍ ثَا ز ََ٘ ً ؼ جاَُ ب رَ ُ١ ٘ا ش ث إَ يب لَ ر إ ٚ

َ ش١ ص ّ ٌاَ ظ ئ ث َٚ سبٌَّٕاَ ةا ز ػَٝ ٌ إَ ٖ ش ط ض أََُّ ثَلا١ ٍ لَ ٗ ؼ ز ِ ؤ فَ ش ف وَ ٓ ِ َٚ يب ل

َ

َ:َحشمجٌا(

٦٢٦ )

/Wa iż qāla ibrāhīmu rabbij'al hāżā baladan āminaw warzuq ahlahū minaṡ-ṡamarāti man āmana min-hum billāhi wal-yaumil-ākhir, qāla wa mang kafara fa umatti'uhū qalīlan ṡumma aḍṭarruhū ilā 'ażābin-nar, wa bi`sal-maṣīr/ “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".

Ayat di atas merupakan uslūbu n-nidāi yaitu munāda yang dimuḍafkan kepada ya‟ mutakallim. Kata

َ ة س

/rabbi/ pada ayat di atas merupakan munᾱda muḍaf pada ya mutakallim. Kata

َ ة س

/rabbi/ ber„irab naṣab dengan tanda naṣabnya berupa fathah yang diperkirakan sebelum ya mutakallim. Harakat fathah dibuang dengan tujuan untuk meringankan pembaca. Kata

َ ة س

/rabbi/ merupakan ism mufrad, ia berharakat kasrah karena untuk menunjukkan ada ya mutakallim yang dibuang. Ya mutakallim yang terbuang merupakan muḍaf ilaih.

(23)

)٦٧١َ:َحشمجٌا(ََ ْٛ مَّز رَ ُ ىٍَّ ؼ ٌََ ةب ج ٌلأاَٟ ٌٚ أَب ٠َ حب ١ حَ صب ص م ٌاَٟ فَ ُ ى ٌ ٚ

/walakum fil qiṣāṣi hayātuy yāulil albābi la‟allakum tattaqūn/ „Dan dalam kisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa‟ (2 : 179).

Pada ayat di atas terdapat contoh uslūbu n-nidāi dan merupakan munᾱda muḍaf karena tersusun dari iḍafah. Huruf nidᾱ yang terdapat pada ayat di atas adalah huruf nidᾱ ب٠ /yᾱ/. Huruf nidᾱ ب٠ /yᾱ/ mabni sukun. Kata

َ ةب ج ٌ لْاَٝ ٌٚ ا /

ulil-albābi/ merupakan susunan iḍafah, kata

ٝ ٌٚ ا /

uli/ merupakan muḍaf. Dan kata

َ ةب ج ٌ لْا /

l-albᾱbi/

merupakan muḍaf ilaih. Ism

َٟ ٌٚ أ

/ūli/ berharakat kasrah karena merupakan ism mu‟tal akhir. Ism ini manṣūb dengan kasrah muqaddarah (yang diperkirakan) di atas alif. Penyebab munculnya harakat muqaddarah adalah ta‟adzdzur (adanya udzur) karena huruf alif tidak dapat diberi harakat.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti al-munāda khususnya pada surah Al-Baqarah. Peneliti mengambil surah Al-Baqarah sebagai objek penelitian karena di dalam surah ini terdapat nidā‟ bermacam-macam dan keistimewaan surah ini sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti tentang jenis huruf nidā', bentuk al-munāda dan 'irab munāda yang ada pada fungsi tersebut.

Alasan di atas, mendorong peneliti untuk mengambil judul “Analisis

ُ بٕهسأ

ءادُنا

/Uslūbu n-Nidāi/ Dalam Surah Al-Baqarah”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Apa saja jenis huruf nidā yang terdapat dalam surah Al-Baqarah?

2. Apa saja bentuk

ٖداُي

/munāda/ yang terdapat dalam surah Al-Baqarah?

3. Bagaimana i„rab

ٖداُي

/munāda/ yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ?

(24)

5 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan jenis huruf nidā yang terdapat dalam surah Al-Baqarah.

2. Mendeskripsikan bentuk

ٖداُي

/munāda/ yang terdapat dalam surah Al- Baqarah.

3. Menjelaskan i„rab

ٖداُي

/munāda/ yang terdapat dalam surah Al-Baqarah.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan pemahaman dan menambah wawasan peminat bahasa dan sastra Arab dalam kajian sintaksis khususnya tentang

ٖداًُنا

/al- munāda/.

2. Untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang jenis dan fungsi nidā yang melekat sebelum

ٖداًُنا

/al-munāda/ dalam Al-Qur‟an surah Al-Baqarah.

3. Untuk menambah referensi bagi program studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara serta memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman bagi para pembaca dan peminat bahasa Arab.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai prosedur atau langkah-langkah teratur yang sistematis dalam menghimpun pengetahuan untuk dijadikan ilmu (Ginting, 2006 : 25). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan termasuk ke dalam penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan merupakan metode dalam pencarian, mengumpulkan dan menganalisis sumber data untuk diolah dan disajikan dalam bentuk laporan penelitian kepustakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat deskriptif. Analisis deskriptif yaitu gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiyah itu sendiri (Djajasudarma, 2006: 16). Arikunto (2010 : 3) menambahkan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

(25)

untuk menggambarkan atau memaparkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Data dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data skunder. Adapun data primer berupa Al-Qur‟an surah Albaqarah yang terdiri dari 286 ayat. Adapun data sekundernya berupa kitab Jami‟u Ad-durus Al-„arabiyyah karya Musthafa Al-Ghulayaini tahun 1994 M.

Sistem penulisan yang digunakan untuk memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin peneliti berpedoman pada transliterasi Arab-Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI NO. 158/1987.

Adapun tahap-tahap pengumpulan dan penganalisaan data yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Mengumpulkan bahan rujukan atau referensi yang relevan dengan penelitian.

2. Mengumpulkan data yang mengandung

ٖداًُنا

/al-munāda/ dari Surah Al- Baqarah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Membaca dengan teliti kata-kata yang tergolong sebagai

ٖداًُنا

/al- munāda/.

b. Memberi tanda pada kata yang terindikasi sebagai

ٖداًُنا

/al-munāda/.

c. Kata yang telah diberi tanda kemudian diklasifikasi dan menyesuaikannya dengan teori Al-Ghulayaini.

3. Data yang telah terkumpul tersebut kemudian diklasifikasi dan dianalisis.

4. Setelah diklasifikasikan dan dianalisis kemudian disusun secara sistematis menjadi sebuah laporan berbentuk skripsi.

(26)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu

Penelitian di bidang bahasa merupakan penelitian yang menarik.Hal ini ditandai dengan banyaknya penelitian bahasa yang dilakukan oleh para peneliti, baik yang bersifat melengkapi dan menguatkan hasil penelitian yang sudah ada atau pun penelitian yang baru. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan judul penelitian mengenai munāda adalah sebagai berikut :

1. Amalia. (2013) Al-Munāda dalam Al-Qur‟an Surah Ali Imran, An-Nisā dan Al-Maidah (Studi Analisis Sintaksis). Sumber data dalam penelitian ini adalah Al-Qur‟an Surah Ali Imran, An-Nisā dan Al-Maidah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan desain library research (riset kepustakaan). Teori yang digunakan adaah teori Moh. Anwar (2010).

Hasil penelitiannya terdapat 85 (delapan puluh lima) munāda pada ketiga surah tersebut. Yang terdiri atas 7 (tujuh) munāda mufrad alam, yang keseluruhannya berfungsi mengagungkan, 26 (dua puluh enam) munāda mudhaf, yang berfungsi mengagungkan dan merendahkan, 9 (sembilan) munāda yang dimudhafkan kepada ya mutakallim, yang berfungsi mengagungkan, merendahkan, dan penyesalan, 39 (tiga puluh sembilan) munāda al-mahalla bi alif lam,semuanya berfungsi mengagungkan, 3 (tiga) munāda na‟at man‟ut semuanya berfaedah mengagungkan, dan 1 (satu) munāda tamanni dengan fungsi tamanni.

2. Shomadani. (2014) meneliti tentang Al-Munāda fi Surah Al-Maidah Diraasah Nahwiya Balaghiyah. Sumber data dalam penelitian ini adalah Al-Qur‟an surah Al-Maidah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran, yakni perpaduan antara metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teori yang digunakan adalah teori Babati. Hasil penelitian menjelaskan bahwa : (1) Ayat-ayat surat al-Maidah yang mengandung Nidā‟

ada 37 (tiga puluh tujuh) ayat, yang dapat diklasifikasikan dari segi bentuknya menjadi 12 (dua belas) bentuk, yaitu: Yāayyuhal Ladzīna Āmanu,

(27)

Yā Ahlal Kitab, Yā Isa ibnu Maryam, Yāayyuhar Rosul, Yā Musa, Robbana, Yā Qoumi, Robbi, Yalaita, Yā Ulil Albab, Yā Bani Isro‟il, Allahumma. (2) Macam-macam Munāda dalam surat Al-Maidah terdapat 5 (lima) macam yaitu Mundāa Mufrad Alam, Munāda Mudlaf, Mundāa Mudlaf pada ya‟

Muutakallim, Mundāa al-Mahalla bi-Al, dan Mundāa Na‟at Man‟ut. Adapun hukum-hukumnya ada dua, yaitu manshub dan marfu‟ (3) tujuan Nidā‟ ada 2 (dua) yaitu Nidā‟ untuk dekat dan Nidā‟ untuk jauh. Berdasarkan pada Munāda yang ditemukan dalam surat Al-Maidah ada 32 (tiga puluh dua) ayat hukum Nidā‟ untuk dekat dan 2 (dua) ayat hukum Nidā‟ untuk jauh, akan tetapi ada 4 (empat) ayat Nidā‟ yang keluar dari fungsi asalnya yaitu memiliki makna untuk merendahkan dan meminta pertolongan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama mengkaji sintaksis yang berkaitan dengan

ٖداًُنا

/al-munāda/, dan menggunakan metode yang sama, yaitu library research sedangkan perbedaan dengan penelitian sebelumnya terdapat pada data penelitian dan teori yang digunakan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan data Al-Qur‟an surah Al-Baqarah sedangkan pada penelitian sebelumnya data penelitian berupa surah Ali Imran, surah An-nisa dan surah Al-Māidah. Teori yang digunakan peneliti adalah teori Al-Ghulayaini (2009) dan Umam (2000), sedangkan teori peneliti sebelumnya menggunakan teori Moh. Anwar (2010) dan Babati (2004).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Sintaksis

Asrori (2004 : 31) mendeskripsikan bahwa sintaksis pada dasarnya merupakan cabang linguistik yang membahas kontruksi kebahasaan yang bermodalkan kata.

Maksudnya, modal terkecil pembangun kontruksi yang menjadi objek kajian sintaksis yaitu kata.

(28)

9 2.2.2 Pengertian Nahwu

Al-Ghulayaini (2009 : 28-29) menyatakan bahwa

ٕحُنا

/al-nahwu/ adalah :

ُ ىه ُ ع

ُُ ت

ُ ص ُ أ

ُ لٕ

ُ ف ز ع ذ ُ

ُُ ت

ُ ٓ

ُ أُا

ُ لا ُ ٕح

ُ

ُ نا

ُ ه ُ ك

ُ ً

ُ خا

ُ عنا ُ

ُ تُ ٛ ُ ز

ُ ح

ُ ي ُ

ُ حٍُ

ُ ثٛ

ُ لا ُ

ُ ز ُ ع

ُ با

ُ ٔ ُ

ُ ثنا ُ

ُ ءا ُ ُ

/„ilmun bi‟uṣūlin ta‟rifu bihā ahwālu al-kalimāti al-„arabiyyati min haiṡu al-i‟rābi wa al-bināi/ „dasar ilmu untuk mengetahui keadaan-keadaan akhir kata dalam bahasa Arab dari segi i‟rāb dan bina‟.

Nahwu adalah ilmu tentang pokok, yang bisa diketahui dengannya tentang harakat akhir dari suatu susunan ayat, baik secara I‟rab atau mabniy. Ilmu nahwu adalah dalil yang menjelaskan bagaimana seharusnya keadaan akhir kata-kata itu setelah tersusun dalam kalimat, atau ilmu yang membahas kata-kata Arab dari I‟rab dan bina‟ (Irawati 2009: 107).

a. Pengertian Kalimah (kata)

Menurut pandangan ahli nahwu, kalimah adalah suatu lafadz yang digunakan untuk menunjukkan makna yang bersifat mufrad (Anwar 2003: 3). Kalimah dalam bahasa Indonesia disebut dengan kata.Secara gramatikal kata mempunyai dua status.

Sebagai satuan terbesar dalam tataran morfologi, dan sebagai satuan terkecil dalam tataran sintaksis (Chaer 2009: 37).

b. Isim

Isim yang mengalami perubahan (mu‟rab) ada tiga yaitu: ism marfu‟, ism manshub dan ism majrūr. Ism marfu‟ menurut bahasa yaitu ism maf‟ul dari

غفس

/rofa‟a/yang berarti menjadi tinggi. Sedangkan menurut istilah yaitu ism-ism yang menjadi rafa‟ di dalam i‟rab (perubahannya) (Babati 2004: 965).

Ism manshub menurut bahasa yaitu ism maf‟ul dari

تصٔ /

naṣaba

/

yang berarti meninggikan atau membangun. Sedangkan menurut istilah yaitu ism yang dibaca naṣab pada tempatnya dalam suatu kalimah (Babati 2004: 966).

(29)

Ism majrur menurut bahasa yaitu ism maf‟ul dari شج /jarra/, sedangkan menurut istilah yaitu ism mu‟rab yang dijarkan. Jar merupakan huruf dan majrur merupakan ism (Babati 2004 : 953).

2.2.3 Nidā

Nidā‟ secara bahasa yaitu masdar dari

َ ٖ دبٔ /

nādā

/

yang berarti menyeru dengannya, sedangkan nidā‟menurut istilah yaitu permintaan untuk menghadap dengan huruf “ya” dan sejenisnya. Maksudnya, seruan terhadap orang yang diajak bicara dan mengingatkannya untuk diperhatikan serta mendengarkan sesuatu yang diharapkan oleh si pembicara.Susunan nidā‟paling sedikit ada dua, yaitu huruf nidā‟dan sesuatu yang diseru (Babati 2004: 1098).

a. Huruf-Huruf Nidā‟

Menurut Ghulayaini (2009 : 578) huruf nidā‟ ada 7 (tujuh) yaitu :َ

اٚأُ,آُ,اُٚ,٘أُ,أُ:ُُْٙٔ,حعثسُءادُناُفزحأ

ُُأُ,اُْٛ,

/ahruf al-nidā‟ sab‟atu wa hiya : a, ay, yā, ā, ayā, hayā, wā/ „huruf nidā‟ ada tujuh yaitu :

أُ,اُْٛ,اٚأُ,آُ,اُٚ,٘أُ,أ

Al-Ghulayaini (2009 : 589) menyatakan :

ُ ُنا

ُ تد

ُ ح

ُ ُْ: ُ

ُ ٙ

ُُ َ

ُ ءا ُ د

ُ ًنا ُ

ُ ر

ُ ج ُ ف

ُ ع

ُ ع ُ

ُ ّٛ ُ ه

ُ ٔ ُُ أ

ُ

ُ رنا

ُ ٕ

ُ ج

ُ ع

ُ ي ُ

ُ ّ ُ ُ

/al-nudbatu : hiya nidā‟ al-mutafajja‟u alaihi aw al-tawji‟ minhu/ „Nudbah adalah menyeru perkara yang dirasa sakit atau diadukan rasa sakitnya‟.

seperti (

! ِا د ث كُا ٔ

) /wā kabidāhu/“aduh liverku”

Munāda mandub hanya menggunakan huruf nidā‟ yang berupa (

ا ٔ

) /wā/,

namun terkadang menggunakan (

ُ اٚ

) /yā/ketika tidak ada kesamaran dengan nidā‟ yang hakiki.

(30)

11 2.2.4 Munāda

Al-Ghulayaini (2009 : 578) mengatakan

ٖداًُنا

/al-munāda/ sebagai berikut :

ُ ًنا

ُ دا ُ ُ

ُ إُ:ُٖ

ُ ىس

ُ ٔ ُ

ُ ع ُ ق

ُُ ت

ُ ع

ُ د

ُ ح ُ

ُ فز

ُ ي ُ

ُ ٍ

ُ ح ُُ أ

ُ ز

ُ ف

ُ

ُ ُنا

ُ ء ُ دا

/al-munāda : ismun waqa‟a ba‟da harfin min ahrufin nidā‟/ „al-munāda adalah ism yang terletak setelah salah satu huruf nidā‟.

Contoh :

ُ الل ُ د ُ ث ُ عُا ُ ٚ

/yā „abdallah/ „wahai „abdullah‟.

Kata

ُ الل ُ دث ُ ع

/‟abdallah/ adalah munāda, karena merupakan ism yang terletak setelah huruf nidā‟ (yang digunakan untuk memanggil) yaitu

اٚ

Munāda adalah ism manṣūb yang berada setelah huruf nidā (Anwar, 2010:

152). Menurut Rahman (2004 : 215) Munāda adalah kata benda (ism) yang disebut sesudah huruf dari salah satu huruf-huruf nidā‟ (seruan). Atau ism yang dipanggil dengan mempergunakan huruf-huruf panggilan (huruf nidā‟) agar yang dipanggil mendatangi atau menoleh kepada orang yang memanggil.

َ ز ٠َ ُ ع اَ ٛ َٜ٘ دب ٕ ّ ٌ ا

َ ٗ ٌ ٛ ٌَ ذ َِ ي بج ل لْ ًَبج ٍ طَ بٙ را ٛ خ أَٜ ذ ح إَ ٚ أَ ب٠َ ذ ؼ ثَ ش و .

/Al-munāda huwa ismun yużkaru ba‟da yā au ihdā akhawātihā ṭalaban liiqbāli madlūlihi/ “Munāda adalah ism yang disebut sesudah “ya” atau salah satu akhwatnya, untuk meminta kehadiran orang yang dimaksud.” (Djuha 1989 : 171).

2.2.5 Bentuk Munāda

Menurut Al-Ghulayaini (2009 : 579) pembagian munāda ada lima bagian yaitu

ُ ًنا

ُ دا ُ ُ

ُ خُٖ

ُ ً

ُ س

ُ ح

ُ سق ُُ أ

ُ وا

ُ ًناُ: ُ

ُ ز ُ ف

ُ د

ُ ًنا ُ

ُ ز ُ ع

ُ ف

ُ ح

ُ ُنأُُ,

ُ ك

ُ ز

ُ ج

ُ ًنا ُ

ُ ص ُ ق

ُ دٕ

ُ ُٔ, ُ ج

ُ ُنا

ُ ك

ُ ز

ُ ج

ُ

ُ زٛ ُ غ

ُ ًنا ُ

ُ ص ُ ق

ُ دٕ

ُ,ج

ُ ًنا ُ ٔ

ُ ض

ُ ُٔ, ُ فا

ُ شنا ُ

ُ ّ ُ ث

ُُ ت

ُ ًنا

ُ ض

ُ فا

/al-munāda khamsatu aqsāmin : al-mufradu al-ma‟rifatu, wa al-nakiratu al- maqsūdatu, wa al-nakiratu gairu al-maqsūdatu, wa al-mudhāf, wa al-syibhu bi al-

(31)

mudhāf/ „al-munāda ada lima bagian : al-mufradu al-ma‟rifatu, wa al-nakiratu al- maqsūdatu, wa al-nakiratu gairu al-maqsūdatu, wa al-mudhāf, wa al-syibhu bi al- mudhāf‟/.

Munāda mufrad ma'rifatu yaitu kata benda nama orang tunggal. Munāda nakirah maqṣūdah, yaitu kata benda indefinitif (tak tentu) yang dimaksud. Munāda nakirah ghairu maqṣūdah, yaitu kata benda (ism) nakirah yang tidak dimaksudkan seseorang. Munāda mudhaf, yaitu kata benda yang disandarkan kepada kata lain yang berperan sebagai munāda. Munāda syibhul mudhaf, yaitu kata benda yang mirip mudhaf yang berperan sebagai munāda.

Menurut Umam (2000 : 256) dilihat dari i‟rabnya munāda terbagi menjadi dua, yaitu: manṣūb dan marfu‟.

1. Manṣūb apabila munāda berupa muḍaf, syibhul muḍaf atau nakirah gairu maqsudah. Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Munāda mudhaf, yaitu kata benda yang disandarkan kepada kata lain yang berperan sebagai munāda. Dengan kata lain, munāda-nya diiḍafahkan. Contoh:

َ ش ش ؼ ِ َب ٠

َ ٓ َِ ُ ر ش ث ى ز عاَ ذ لَ ٓ ج ٌا َ

َ ظ ٔ لْا َ

.

َ

/yā ma'syaral-jinni qadistakṡartum minal-ins/ “(Dan Allah berfirman):

“Hai golongan jin (setan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia.” (QS. 6:128)

Yang menjadi munāda syibhul mudhafnya adalah kata

َ ش ش ؼ ِ

b. Munāda syibhul mudhaf, yaitu kata benda yang mirip mudhaf yang berperan sebagai munāda. Contoh:

بًّ ئب ل َب ٠

َ ظ ٍ ج ا َ

.

/Yā qāiman ijlis/”Wahai orang yang berdiri, duduklah”.

Yang menjadi munāda syibhul mudhafnya adalah kata

بًّ ئب ل /

qāiman

/

c. Munāda nakirah ghairu maqṣūdah, yaitu kata benda (ism) nakirah yang tidak dimaksudkan seseorang. Contoh:

ب ٠

ًَلا ج س

َ ذ ٙ ز ج ا َ

.

/Yā rajulan ijtahid/ “Hai orang laki-laki (fulan) rajinlah kamu”

(32)

13

Yang menjadi munāda nakirah ghair maqṣūdahnya adalah kataََ

ًَلا ج س

/rojulan/

2. Marfu’ apabila munādanya berupa mufrad 'alam dan nakirah maqṣūdah.

Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Munāda Mufrad 'Alam yaitu kata benda nama orang tunggal. Contoh:

َب ٠َ يب ل

َ َ دا . ُ ٙ ئآ ّ ع ؤ ثَ ُ ٙ ئ ج ٔ ا َ

/qāla yā ādamu ambi`hum bi`asmā`ihim/ “Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini” (QS. 2:33)

Yang menjadi munāda Mufrad Ma'rifatunya adalah kata

َ َ دا

َ

b. Munāda nakirah maqṣūdah, yaitu kata benda indefinitif (tak tentu) yang dimaksud. Contoh:

ًَلا ض فَبَّٕ َِ د ٚا دَب ٕ ١ ر اَ ذ م ٌ ٚ

َ

ط

َ يب ج ج ب ٠ . ش ١َّطاا َٚ ٗ ؼ َِٝ ث ٚ ا َ

/Wa laqad ātainā dāwūda minnā faḍlā, yā jibālu awwibī ma'ahū waṭ-ṭair/

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami.

(Kami berfirman): “Hai gunung-gununng dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud.” (QS. 34:10).

آ ٠َ ً ١ ل ٚ

َ ض س ا ب ٠ َٚ ن ءب َِٝ ؼ ٍ ثا َ

َ ءآّ ع

ٝ ؼ ٍ ل ا َ

.

/Wa qīla yā arḍubla'ī mā`aki wa yā samā`u aqli'ī / “Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah dirimu, dan hai langit (hujan) berhentilah.” (QS. 11:44).

Yang menjadi munāda nakirah maqsudahnya adalah kataَ

َ يب ج ج

/jibālu/

“gunung-gunung” ََ

َ ض س ا

/arḍu/ “bumi” َ

َ ءآّ ع

/samāu/ “langit” dan huruf panggilannya (huruf nidā‟nya) adalah (hai).

2.2.6 Ketentuan Munāda

a. Mengumpulkan “Ya” Nidā dengan “Al” (Munāda Al-Mukhalla bi Al) Tidak boleh mengumpulkan “ya” nidā dengan “al”, karena akan menyebabkan berkumpulnya dua adat ma‟rifat, kecuali pada tiga tempat, yaitu:

1. Dalam keadaan darurat naẓam:

(33)

َ ٌاَب ١ ف اَّش فَ ْا زٌٍَّاَ ْبّ ٍ غ

ََ

# اًًّش شَب ٕ ج م ؼ رَ ْ أَب ّ وبَّ٠ إ ََ

َ

/fayā algulamāni allażāni farrō # iyyākumā an tu‟qibanā syarron/ “Hai kedua pembantuku yang melarikan diri, hati-hatilah kamu berdua, jangan sekali-kali mendatangkan keburukan pada kami.”

2. Bersamaan dengan lafadz

َ الل

Hal ini diperbolehkan karena banyak digunakan dan boleh membaca qotho‟

pada alif atau membuangnya (membaca washol) seperti:

َاللب ٠ /y

ā Allāh

/

3. Pada jumlah yang dihikayahkan

Yaitu jumlah yang ada “al”nya dan dijadikan nama orang, seperti:

َ ً ج ل أَ, ك ٍ ط ٕ َِ ي ٛ جَّشٌاب ٠

َََََََََ

َ

/yā arrajūlu munṭoliqun,aqbil/ “Hai Pak Rojul Muntholiq, menghadaplah!”َ

Selain dari ketiga tempat di atas, boleh mengumpulkan “ya” nidā dengan “al”

apabila:

1. Terdapatَ lafadz berupa

ب ٙ ٠ أ

/ayyuhā/ (untuk mudzakar) dan

ب ٙ زَّ٠ أ

/ayyatuhā/

(untuk mu‟annas) sebelum munāda. Contoh:

َ ٠

َب ٙ ٠ ؤ

َ غٔ لْ ٱ

َ ه ث ش ثَ نَّش غَب َِ ٓ

َ ُ٠ ش ى ٌ ٱ

/Yā ayyuhal-insānu mā garraka birabbikal-karīm/ Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah (82 : 6).

2. Terdapat ism isyarah sebelum munāda. Contoh:

َ حب ز فٌاَ ٖ ز َ٘ب ٠

َ يب ج شٌاَا ز َ٘ب ٠ َ

/yā hāżihil fatātu – yā hāżarrijālu/

Kecuali apabila munāda berupa lafadz jalalah seperti susunan ayat

َ َ اللب ٠

tanpa

menggunakan

ب ٙ ٠ أ

dan

َا ز ٘ .

Sehingga kebanyakan memanggil huruf nidāَ

Hukum dari kedua tempat di atas adalah rafa‟ dan juga boleh dibaca nashab.

(34)

15 b. Munāda Berupa Lafadz

ا ٓ ٚ أ /

ayyuhā

/

Lafadz

َ ب ٙ ٠ أ /

ayyuhā

/

yang dijadikan munāda itu harus disifati dengan salah satu dari tiga ism, yaitu:

1. Disifati dengan ism yang bersamaan dengan “al” yang dibaca rafa‟.

Karena yang dimaksud yang dipanggil adalah sifat (tabi‟nya), sedang

َ ٌّٞ أ

sebagai perantaraan dalam memanggilnya (wuslatun ila nidā‟). Contoh:

َ ً ج ل أَ ي ٛ جَّشٌا

َ َ ب ٙ ٠ أَب ٠

!

/yā ayyuhar rojūlu aqbil/ “Hai orang laki-laki datanglah”

Dalam contoh di atas

َ ٌّٞ أ

adalah munāda mufrad yang dimabnikan ḍamah dan

“ha” nya merupakan “ha”ziyadah/”ha” tanbih, sedangkan lafadz َ

َ ي ٛ جَّشٌا

dibaca menjadi sifatnya lafadz

ٌَّٞ أ

karena lafadz inilah yang sebenarnya dipanggil.

2. Disifati dengan ism isyarah. Contoh:

َ ه غ ف َٔ عَا رب ٙ ٠ أب ٠ َ

/yā ayyuhāżā „i nafsaka/ “Hai orang ini, Jagalah dirimu!”

َ ه غ ف َٔ عَ ً جَّشٌاَا رَب ٙ ٠ أب ٠

َ

/yā ayyuhāżār rajūlu „i nafsaka/ “Hai laki-laki ini, jagalah dirimu!”

3. Disifati dengan ism maushul yang bersamaan dengan “al” beserta shilahnya.

Contoh:

َ ٙ ٠ أب ٠

َ

ا ز وَ ً ؼ فَٜ زٌَّاَب

َ

/yā ayyuhāllażῑ fa‟ala każā/ “Hai orang laki-laki yang melakukan hal ini.”

ا ز وَ ذ ٍ ؼ فَٝ زٌَّاَب ٙ ٠ أب ٠

َ

َ

/yā ayyuhāllatῑ fa‟alat każā/ “Hai orang wanita yang melakukan hal ini.”

c. Pembuangan Huruf Nidā

Menurut Al-Ghulayaini (2009 : 584) Pembuangan huruf nidā boleh dilakukan jika kata setelahnya berharakat kasrah. Dan pembuangan huruf nidā lazimnya

(35)

didapati pada ayat-ayat doa. Seperti firman Allah dalam Al-Qur‟an surah Yūsuf ayat 29 sebagai berikut :

َ عٛ ٠

َا ز َ٘ ٓ ػَ ض ش ػ أَ ف

/Yūsufu a„riḍ „an hāżā// “(Hai) Yusuf: "Berpalinglah dari ini”.

َ ه ١ ٌ إَ ش ظ ٔ أَٟ ٔ س أَ ة س

/rabbi arinῑ anẓur ilaika/ “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau” (7 : 143).

Pada selain munāda mandub, ism ḍamir dan mustaghast huruf nidā diperbolehkan dibuang. Contoh:

َ ً ج ل أَ ذ ٠ صَ ب ٠ / َ

yā zaidun aqbil

/ “

Hai Zaid menghadaplah!” bisa diucapkan

َ ً ج ل أَ ذ ٠ ص /

zaidun aqbil

/

َ ت و س إَ اللَ ذ ج ػب ٠ /

َ yā „abdallāhi irkab

/ “

HaiAbdullah, naiklah!” bisa diucapkan

َ الل ذ ج ػ

َ ت و س إ /

‟abdallāhi irkab

/

d.

Huruf nidā tidak boleh dibuang apabila ada beberapa tempat huruf nidā wajib disebutkan dan tidak boleh dibuang, yaitu:

1. Pada munāda mandub. Contoh:

َ ٖب ع ا سا ٚ

/wā ra‟sāhu/ “Aduh (sakitnya) kepalaku”

2. Pada munāda mustagaṡ. Contoh:

َ ذ ٠ ض ٌَب ٠ /

ََ yā lazaidin

/ “

Hai Zaid (tolonglah aku)”

3. Pada munāda yang berupa ḍamir. Contoh

: َ ه ز ١ ف وَ ذ لَ نبَّ٠ إَب ٠ َ َ

/yā iyyāka kufituka/

“Hai kamu, aku telah diberi kecukupan untukmu”

4. Pada munāda yang dikagumi (muta‟ajjub minhu). Contoh:ََ

َ ءب ّ ٍ ٌَ ب ٠

/yā lal mā i/“Aduh aku kagum (pada banyaknya) air”

5. Pada munāda yang jauh.

6. Pada munāda yang berupa lafadz

الل

َ. (Shofwan 2005 : 191-192).

(36)

17

e. Munāda yang Dimudhafkan Kepada “Ya” Mutakalim Al-Ghulayaini (2009 : 586) menyatakan :

ُ,زخٜاُمرعيُىسأُ,زخٜاُحٛحصُىساُ:ُعإَأُحثلاثُٗهعُىهكرًناُءاُٚٗنإُفاضًناُٖداًُنا اُىساُحغناثئُُلٕعفًناُىسأُمعافناُىساُاُُْدازًنأُ.حفصٔ

معافن

/al-munāda al-mudhāf ilā yā‟ al-mutakallim „alā tsalātsati „anwā‟i : ism shahīh al- akhir, wa ism mu‟tal al-akhir, wa sifati. Wa al-murād hunā ism al fā‟il wa ism al- mafū‟l wa mubālagatu ism al-fā‟il/ „Munāda yang diiḍafahkan kepada yā‟

mutakallim, ada tiga bentuk, yaitu ism yang shahih akhir, ism yang mu‟tal akhir dan sifat (yaitu ism fa‟il, ism maf‟ul dan mubalaghah ism fa‟il)‟.

Jika yang diiḍafahkan kepada yā‟ adalah ism shahih, selain (

ُ ب أ

) dan (

ُ و أ

), maka

yang banyak terjadinya adalah membuang yā‟ mutakallim dan cukup dengan kasrahnya huruf sebelum yā‟ mutakallim, seperti (

ُ ٌٕ ق ذا فُ د اث عُ اٚ

) /yā „ibādi fattaqūn/.

Dan diperbolehkan menetapkan yā‟ mutakallim dengan disukun atau difathah, seperti

ى ك ٛ ه عُ فٕ خُ لاُ ٘ د اث عُ اٚ) /

yā „ibādῑ lā khaufun „alaikum

/

dan

(ُإ ف ز س أُ ٍ ٚ ذ ناُ ٘ د اث عُ اٚ

ُ ى ٓ س ف َ أُٗ ه ع)

/yā „ibādillażῑna asrafū „alā anfusihim/

.

Dan juga diperbolehkan untuk mengganti kasrah menjadi fathah dan yā‟ menjadi alif, seperti

( ُ ُ د ط ز فُ ايُٗ ه عُ اذ ز س حُ اٚ

ُ اللُ ة ُ جُٙ ف)

/yā hasratā „alā mā farratta fῑ janibillāhi/.

Jika yang diiḍafahkan kepada yā‟ mutakallim adalah ism yang mu‟tal akhir, diwajibkan untuk menetapkan yā‟ dengan difathah bukan yang lainnya, seperti

(ُ اٚ

ُ ٙ ي احُ اُٚ ُٔ ٘ ار ف)

/yā fatā wa yā hamiy/.

Jika yang diiḍafahkan kepada yā‟ mutakallim adalah sifat yang shahih akhirnya, maka diwajibkan untuk menetapkan yā‟ dengan disukun atau difathah, seperti

ٙ ي ز ك يُ اٚ)

/yā mukrimiy/ dan

ٙ ي ز ك يُ اٚ)

/yā mukromiy/.

Jika yang diiḍafahkan kepada yā‟ mutakallim adalah (

ُ ب أ

) /abun/ dan (

ُ و أ

)

/ummun/, maka diperbolehkan padanya apa yang telah diperbolehkan pada munāda ism shahih akhir, sehingga kita ucapkan

و أُ اُٚ ُٔ ب اُ اٚ)

/yā abi yā umi/

, (ُ اُٚ ُٔ ٙ ت أُ اٚ

ُ ٙ ي أ)

/yā abῑ yā ummῑ/

, (ُ ٙ ي اُ اُٚ ُٔ ٙ ت أُ اٚ)

/yā abῑ wa yā ummῑ/ dan

(ُ اي أُ اُٚ ُٔ ات أُ اٚ)

/yā

abā wa yā ummā/.

(37)

Dan juga diperbolehkan untuk membuang yā‟ mutakallim dan sebagai gantinya adalah ta‟ ta‟nits yang dikasrah atau difathah, seperti

( ُ د ي ُ أُ اُٚ ُٔ د ت أُ اٚ ) /

abati wa yā ummati

/

dan

د ي أُ اُٚ ُٔ د ت أُ اٚ) /

yā abata wa yā ummata

/.

Dan juga diperbolehkan untuk mengganti ta‟ tersebut dengan ha‟ (

ـْ

) ketika waqaf, seperti

(ُ اٚ

ُ ّ ي أُ اُٚ ُٔ ّ ت أ)

/yā abah wa yā ummah/.

Ketika munāda diiḍafahkan kepada munāda yang diiḍafahkan kepada yā‟

mutakallim, maka yā‟ harus ditetapkan, seperti

ٙ خ أُ ٍ تاُ اٚ)

/yābna akhῑ/ dan

ٍ تاُ ات

ٙ ن اخ)

/yābna khali/, kecuali

و أُ ٍ تا)

/ibnu ummun/ atau

ى عُ ٍ تا)

/ibnu „ammun/

maka diperbolehkan untuk menetapkan yā‟, namun yang banyak terjadinya adalah membuangnya dan menggantikannya dengan kasrah atau fathah, seperti

و أُ ٍ تاُ اُٚ لا ق

ٙ َٕ ف ع ض ر ساُ وٕ ق ناُ ٌ إ) /

qāla yābna ummi innalqaumastaḍ‟afūnῑ

/

dan

(ُ لاُ و أُ ٍ تاُا ُٚ لا ق

ُ ح ه تُ ذ خ أ ذ

ٙ س أ ز تُ لاُ ُٔٙ ر ٛ ) /

qāla yābna umma lā ta‟khuż bilihyatῑ wa lā bira‟sῑ/. Kasrah adalah dengan niat yā‟ yang dibuang, dan fathah adalah dengan niat alif yang dibuang yang asalnya adalah yā‟ mutakallim.

(38)

19 BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

Setelah melakukan penelitian, maka hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Jenis huruf nidā yang terdapat dalam surah Al-Baqarah yaitu huruf nidā

ب٠

/yā/. Huruf nidā

ب٠

/yā/ dalam surah Al-Baqarah berjumlah 32 ayat yang terdapat pada ayat 21, 33, 35, 40, 47, 54, 55, 61, 104, 122, 126, 128, 129, 132, 153, 168, 172, 178, 179, 183, 197, 200, 208, 250, 254, 260, 264, 267, 278, 282, 285, dan 286.

 Bentuk munāda yang ditemukan berjumlah 31 (tiga puluh satu) ayat dengan rincian sebagai berikut :

1. Munāda Al-Mukhalla bi Al berjumlah 13 ayat yang terdapat pada ayat 21, 104, 153, 168, 172, 178, 183, 208, 254, 264, 267, 278, dan 282.

2. Munāda Mufrad Ma'rifatu berjumlah 4 ayat yang terdapat pada ayat 33, 35, 55, dan 61.

3. Munāda yang Dimuḍafkan kepada Ya‟ Mutakallim berjumlah 4 ayat yang terdapat pada ayat 54, 126, 132, dan 260.

4. Munāda Muḍaf berjumlah 10 ayat yang terdapat pada ayat 40, 47, 122, 128, 129, 179, 200, 250, 285, dan 286.

I„rab Munāda yang terdapat dalam surah Al-Baqarah terdiri atas :

1. Marfu' yang terdapat pada ayat 21, 33, 35, 55, 61, 104, 153, 168, 172, 178, 183, 254, 264, 267, 278, dan 282.

2. Manṣūb dengan tanda naṣabnya berupa fathah yang diperkirakan sebelum yā mutakallim terdapat pada ayat 54. Dan kata

َ ة س

/rabbi/ yang terdapat pada ayat 40, 47, 54, 122, 126, 128, 129, 200, 250, 260, 285, dan 286.

(39)

3.2 Pembahasan

3.2.1 Jenis huruf Nidā, Bentuk dan I'rab Munāda dalam Surah Al-Baqarah Huruf nidā yang terdapat dalam surah Al-Baqarah adalah huruf nidā

ب٠

/yā/

yang terdapat pada ayat 21, 33, 35, 40, 47, 54, 55, 61, 104, 122, 126, 128, 129, 132, 153, 168, 172, 178, 179, 183, 197, 200, 208, 250, 254, 260, 264, 267, 278, 282, 285, dan 286.

a. Munāda Al-Mukhalla bi Al

Munāda Al-Mukhalla bi Al pada surah Al-Baqarah terdapat pada ayat 21, 104, 153, 168, 172, 178, 183, 208, 254, 264, 267, 278, dan 282. Dengan rincian sebagai berikut :

)٢٦َ:َحشمجٌا(ََ ْ ٛ مَّز رَ ُ ىٍَّ ؼ ٌَ ُ ى ٍ ج لَ ٓ َِ ٓ ٠ زٌَّا َٚ ُ ى م ٍ خَ ٞ زٌَّاَ ُ ىَّث سَا ٚ ذَ ج ػاََ طبٌَّٕاَب ٙ ٠ بَ ٠

/yā ayyuha n-nāsu 'budū rabbakumu llażī khalaqakum wallażīna ming qablikum la'allakum tattaqūn/ "Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa" (2:21).

َ ٍ حَ ض س لْاَٝ فَبَّّ َِا ٛ ٍ وَ طبٌَّٕاَب ٙ ٠ ب َ ٠

َۖبًج ١ طَ ًلا

َ ٛ ط خَا ٛ ؼ جَّز رَ لَّْٚ

َ ط ١َّشٌاَ د

َ ٓ

َ َّٗٔ ا َ

َ ٓ ١ ج ٌَِّٚ ذ ػَ ُ ى ٌ َ

َ جٌا(

َحشم

َ:

٦٦١ )

/yā ayyuhan-nāsu kulū mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibaw wa lā tattabi'ū khuṭuwātisy- syaiṭān, innahū lakum 'aduwwum mubīn/ "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu" (2:168).

Ayat di atas merupakan uslūbu n-nidāi yaitu munāda al-mukhalla bi al. Huruf nidᾱ yang terdapat pada ayat di atas adalah huruf nidᾱ

ب٠

/yᾱ/. I„rab huruf nidᾱ

ب٠

/yᾱ/

adalah mabni sukun.

Munāda pada ayat di atas adalah lafaz

َ طبٌَّٕا /

an-nāsu

/

. Di dalam kaidah disebutkan bahwa tidak boleh mengumpulkan “ya” nidā dengan “al”, karena akan menyebabkan berkumpulnya dua adat ma‟rifat, tetapi karena ada kata

ٌَّٞ أ

/ayyu/

maka diperbolehkan menggabungkan huruf nidᾱ

ب٠

/yᾱ/ dengan kata

َ طبٌَّٕا

/an nᾱsu/.

Selanjutnya i‟rab susunan ayat

َ طبٌَّٕاَب ٙ ٠ بَ ٠

/yā ayyuhan-nāsu/ pada kedua ayat di atas

(40)

21

adalah sebagai berikut : huruf

ب٠

/yᾱ/ adalah mabni sukun.

َ طبٌَّٕا /

an-nāsu

/

merupakan munāda nakirah maqṣūdah yang marfu‟ dengan ḍammah. Kemudian

ب ٘ َ

/hᾱ/

merupakan tanbih (peringatan).

)٤.٦َ:َحشمجٌا(ََ ُ ١ ٌ اَ ةا ز ػَ ٓ ٠ ش فَ ى ٍ ٌ َٚا ٛ ؼ ّ عا َٚب ٔ ش ظ ٔاَاٛ ٌ ٛ ل َٚب ٕ ػا سَا ٛ ٌ ٛ م رَ لَْاٛ ٕ َِ اَ ٓ ٠ زٌَّاَب ٙ ٠ بَ ٠

/yā ayyuhallażīna āmanū lā taqūlū rā'inā wa qūlunẓurnā wasma'ū wa lil-kāfirīna 'ażābun alīm/ “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu katakan, raa'inaa, tetapi katakanlah, “Unzhurnaa” dan dengarkanlah. Dan orang-orang kafir akan mendapat azab yang pedih” (2 :104).

َ اَ ٓ ٠ زٌَّاَب ٙ ٠ ب َ ٠

َ ٍَّصٌا َٚ ش جَّصٌب ثَا ٛ ٕ ١ ؼ ز عاَاٛ ٕ ِ َ حٛ

َ ًّاللَ َّْ ا َ

َ ًّصٌاَ غ َِ

َ ٓ ٠ ش ج

َ

َ:َحشمجٌا(

٦٥٣ )

/yā ayyuhallażīna āmanusta'īnū biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn/

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar" (2:153).

َ اَ ٓ ٠ زٌَّاَب ٙ ٠ ب َ ٠

َ ج ١ طَ ٓ َِا ٛ ٍ وَا ٛ ٕ ِ

َ ٕ ل ص سَب َِ ذ

َ ًّ للََّا ٚ ش ى شا َٚ ُ ى

َ ز ٕ وَ ْ اَ

َ ْ ٚ ذ ج ؼ رَ ٖبَّ٠ اَ ُ

َ

َ:َحشمجٌا(

٦٧٢ )

/yā ayyuhallażīna āmanū kulū min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurū lillāhi ing kuntum iyyāhu ta'budūn/ "Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya" (2:172).

َ اَ ٓ ٠ زٌَّاَب ٙ ٠ ب َ ٠

َ ٍ ز م ٌاَٝ فَ صب ص م ٌاَ ُ ى ١ ٍ ػَ ت ز وَا ٛ ٕ ِ

َ ٝ

َ

َ ٌ ا

َ ث ٔ لْا َٚ ذ ج ؼ ٌب ثَ ذ ج ؼ ٌا َٚ ش ح ٌب ثَ ش ح

َ ث ٔ لْب ثَٝ

َ ٝ

َ ٓ ّ ف َ

َ ٗ ٌَ ٟ ف ػ

َۢ عب ج رب فَ ء ٟ شَ ٗ ١ خ اَ ٓ ِ َ

َ ا د ا َٚ ف ٚ ش ؼ ّ ٌب ث َ ْب غ ح ب ثَ ٗ ١ ٌ اَ ء

َ َ خ ّ ح س َٚ ُ ى ثَّسَ ٓ َِ ف ١ ف خ رَ ه ٌ َ ر

َ ٓ ّ ف

َ ذ ز ػا

َ رَ ذ ؼ ثَٜ

َ ٗ ٍ فَ ه ٌ

َ ػ َ

َ ُ ١ ٌ اَ ةا ز

َ

َ:َحشمجٌا(

٦٧١ )

/yā ayyuhallażīna āmanū kutiba 'alaikumul-qiṣāṣu fil-qatlā, al-ḥurru bil-ḥurri wal- 'abdu bil-'abdi wal-unṡā bil-unṡā, fa man 'ufiya lahū min akhīhi syai`un fattibā'um bil-ma'rūfi wa adā`un ilaihi bi`iḥsān, żālika takhfīfum mir rabbikum wa raḥmah, fa mani'tadā ba'da żālika fa lahū 'ażābun alīm/ "Wahai orang-orang yang beriman!

Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qisas berkenaan dengan orang yang dibunuh.

Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan perempuan. Tetapi barangsiapa memperoleh maaf dari saudaranya, hendaklah dia mengikutinya dengan baik, dan membayar diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula). Yang demikian itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu. Barangsiapa melampaui batas setelah itu, maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih" (2:178).

َ اَ ٓ ٠ زٌَّاَب ٙ ٠ ب َ ٠

َ ْ ٛ مَّز رَ ُ ىٍَّ ؼ ٌَ ُ ى ٍ ج لَ ٓ َِ ٓ ٠ زٌَّاَٝ ٍ ػَ ت ز وَب ّ وَ َب ١ صٌاَ ُ ى ١ ٍ ػَ ت ز وَا ٛ ٕ ِ

َ

َ:َحشمجٌا(

٦١٣ )

/yā ayyuhallażīna āmanū kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqūn/ "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas

Referensi

Dokumen terkait