• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN FONOLOGIS KATA SERAPAN BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA PADA BUKU 99 SEDEKAH KREATIF SKRIPSI SARJANA NAMA: NURLENA NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERUBAHAN FONOLOGIS KATA SERAPAN BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA PADA BUKU 99 SEDEKAH KREATIF SKRIPSI SARJANA NAMA: NURLENA NIM:"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN FONOLOGIS KATA SERAPAN BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA PADA BUKU “99 SEDEKAH

KREATIF”

SKRIPSI SARJANA

NAMA: NURLENA NIM: 120704016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

MEDAN

2019

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-qur‟an sebagai pedoman manusia dalam menjalankan hidup dan kehidupannya baik didunia maupun diakhirat, sehingga manusia dapat menjalankan kehidupannya ditengah gelapnya malam gulita yang diterangi cahaya keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Shalawat dan salam juga kita hadiahkan kepada sang reformer Islam. Seorang manusia biasa yang dapat memutarbalikkan pola fikir manusia dan kerangka berfikir manusia dalam kehidupannya. Semoga kita nantinya mendapat syafaatnya diakhirat nanti. Amin.

Sebagai seorang mahasiswa yang terjun dalam dunia pendidikan formal, berkewajiban menyusun sebuah penelitian ilmiah guna menunjang kapabilitas dalam ruang lingkup disiplin ilmu yang digelut;. Oleh karena itu, peneliti sebagai mahasiswa Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara diwajibkan melakukan penelitian ilmiah guna memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana. Peneliti mengambil bidang ilmu Semantik yang merupakan salah satu bagian dari ilmu Linguistik, dengan judul “Kata Serapan dari Bahasa Arab kedalam Bahasa Indonesia pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia ( KUHP RI )“.

Peneliti berusaha semaksimal mungkin guna meminimalisir kesalahan dalam penelitian karya tulis ilmiah ini. Berbagai kendala, pasti peneliti hadapi, namun berkat Allah SWT dan doa dari kedua orang tua saya, akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Peneliti berterimakasih atas kritikan dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini, dan semoga penelitian ini berguna bagi semua fihak.

Medan, 1 Agustus 2019 Peneliti,

Nurlena

NIM : 120704016

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan ribuan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi peneliti menyelesaikan skripsi ini. Begitu pula shalawat dan salam kepada nabi Muhammad yang telah menjadikan manusia mengerti yang mana yang hitam dan yang mana putih.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara serta Pembantu Dekan I.II.dan III yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan program sarjana di Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Dra. Rahlina Muskar, M.Humdan Drs. Bahrum Saleh, M. ketua dan sekretaris jurusan Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya USU atas dorongan yang diberikan kepada peneliti terhadap penelitian skripsi ini.

3. Ibu dosen pembimbing, Dra. Rahlina Muskar, M.Humdan Dra. Fauziah, M.A selaku dosen pembimbing akademik yang dengan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya dengan perhatian dan kesabaran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penelitian skripsi ini.

4. Para staff pengajar Fakultas Ilmu Budaya USU, khususnya Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya USU yang telah banyak membantu, menyumbangkan dan mengajarkan ilmunya kepada peneliti.

5. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang sudah berkorban jiwa dan raga demi anak tercinta. Berkat do‟a mereka peneliti dapat dengan mudah menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Fitri yang telah bermurah hati membantu peneliti dalam alumnistrasi penyelesaian skripsi ini serta segenap sivitas akademika di Fakultas Ilmu Budaya USU Universitas Sumatera Utara

(7)

7. Segenap keluarga besar Lanud Driving Range Soewondo yang sudah memberi dukungan dan kawan-kawan dekat yang tidak bisa saya sebutkan dalam kesempatan ini.

8. Teman-teman mahasiswa Sastra Arab yang berada dalam ruang lingkup Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA) Fakultas Ilmu Budaya USU, yang telah memberikan bantuan moril serta materil.

Peneliti tidak dapat membalas jasa baik yang telah diberikan pada peneliti, akhirnya selaku hamba yang lemah dan serba kekurangan semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada semua yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini. Amin.

Medan, Juli 2019 Peneliti,

Nurlena

NIM : 120704016

(8)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi ArabLatin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak

dilambangkan

Ba B Be

Ta T Te

Sa Ś Es (dengan titik di

atas)

Jim J Je

Ha Ha (dengan titik di

bawah)

Kha Kh Ka dan ha

Dal D De

Zal Ż Zet (dengan titik di

atas)

Ra R Er

Zai Z Zet

Sin S Es

Syin Sy Es dan ye

(9)

Sad ș Es (dengan titik di bawah)

Dad De (dengan titik di

bawah)

Ta Te (dengan titik di

bawah)

Za Zet (dengan titik di

bawah)

‘Ain Koma terbalik (di

atas)

Gain G Ge

Fa F Ef

Qaf Q Ki

Kaf K Ka

Lam L El

Mim M Em

Nun N En

Waw W We

Ha H Ha

ء Hamzah ` Apostrof

Ya Y Ye

(10)

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap.

Contoh : : هسْحً ditulis Musallamah

C. Tā`marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.

Contoh : حٍْلاسإ ditulis Islāmiyyah.

2. Bila dihidupkan ditulis t

Contoh : حْطكٕنا حكْ ditulis Makkatu Al- Mukarramah.

D. Vokal Pendek

fathah ditulis a, contoh : ةتك ditulis kataba kasrah ditulis i, contoh : سحة ditulis ḥasiba dammah ditulis u, contoh : ٍسح ditulis ḥasuna

E. Vokal Panjang

a panjang ditulis ā, contoh : ءاج ditulis jā‟a i pajang ditulis ī, contoh : ٍٍهع ditulis

„alīmun

u panjang ditulis ū, contoh : بٔ ًع ditulis „uyūbun

F. Vokal Rangkap

Vokal rangkap ي (Fathah dan ya) ditulis ai Contohحهٍن : ditulis lailatun

Vokal rangkap ٚ (Fathah dan waw) ditulis au Contoh : ٌٕن ditulis launun

G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata Dipisah dengan apostrof (`) Contoh : ٍتَأأ ditulis a`antum

(11)

H. Kata Sandang Alif + Lām

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al- Contoh : باتكنا ditulis Al-kitābu

2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf pertama diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya.

Contoh : جزآشنا ditulis as-syahādah

I. Huruf Besar

Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.

J. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat

1. Ditulis kata per kata, atau ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.

Contoh : ولاسلإا دٍش ditulis Syaikh al-Islām atau Syaikhul-Islam

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SINGKATAN ... v

ABSTRAK ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Metode Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Penelitian Terdahulu ... 6

2.2 Landasan Teori ... 7

2.2.1 Kata Serapan ... 7

2.2.2 Definisi Fonologi ... 8

2.2.2.1 Fonologi Bahasa Arab ... 8

2.2.2.2 Fonologi dan Kajiannnya ... 8

2.3 Klasifikasi Bunyi Vokal Bahasa Arab ... 9

(13)

2.3.1 Bunyi Konsonan Bahasa Arab ... 10

2.3.2 Bunyi Vokal Bahasa Arab ... 16

BAB III PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 18

3.1 Jumlah Kosakata Serapan Bahasa Indonesia dari Arab dalam Bahasa Indonesia yang terdapat pada Buku 99 Sedekah Kreatif ... 34

3.2 Proses Perubahan Bunyi ... 36

3.2.1 Pelemahan Bunyi ... 36

3.2.2 Reduksi Konsonan Rangkap ... 36

3.2.3 Aferesis ... 37

3.2.4 Epentesis ... 38

3.2.5. Apokope ... 39

3.2.6. Sinkope ... 39

3.2.7 Adaptasi ... 41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

4.1 Kesimpulan ... 42

4.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 44

Lampiran 1 Kata Serapan Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia pada Buku 99 Sedekah Kreatif ... 46

(14)

DAFTAR SINGKATAN 1. FIB : Fakultas Ilmu Budaya

2. Depdiknas : Departemen Pendidikan Nasional 3. No. : Nomor

4. SAW. : Sallallahu Alaihi Wassalam 5. SWT. : Subahana Wa Ta ala

6. USU : Universitas Sumatera Utara 7. dst : dan seterusnya

8. BA : Bahasa Arab 9. BI : Bahasa Indonesia

(15)

ABSTRAK

Nurlena 2019, Perubahan Fonologis Kata Serapan Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia Pada Buku 99 Sedekah Kreatif. Medan : Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan fonologis kata serapan bahasa Arab dalam bahasa Indonesia yang terdapat pada buku 99 sedekah kreatif yang disusun oleh Dewi Ambasari. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kushartanti (2005:167) dengan metode analisis deskriptif. Adapun penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research),

dengan mengambil data dari buku 99 sedekah kreatif yang disusun oleh Dewi Ambasari.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kosakata bahasa Arab dalam bahasa indonesia yang terdapat pada buku 99 Sedekah Kreatif terdapat sebanyak 41 kosakata. Adapun kosakata yang mengalami perubahan pelemahan bunyi atau lenisi sebanyak 1 kosakata, 4

kosakata mengalami perubahan reduksi konsonan rangkap,

11 kosakata mengalami penghilangan bunyi konsonan pada awal kata (Aferesis), 4 kosakata mengalami penyisipan vokal pada tengah kata (Epentesis),

4 kosakata mengalami pemenggalan bunyi di akhir kata (Apokope), 13 kosakata mengalami pelepasan bunyi vokal panjang (Sinkope), 2 kosakata mengalami pengadaptasian kosakata serapan bahasa asing.

(16)

ﺔﻳﺩﺮﺠﺗﺓﺭﻮﺻ

ٍٍنضَٕ

۱۰۲۹

ٕصناتاطٍٍغتنا،

. باتكٍفحٍسٍَٔسَلإاٍفحٍتطعناحغهناصاصتياحًهكٍفحٍت ٦٦

ٌاسٍيحٍعاستلإاتالسصناُي

: حٍتطعنا بزلأا ىسل ًف ,

حٍناًشنا جططيٕس حعياجت حفامثنا ٔ وٕهعنا حٍهك

ِسصمٌ جحثنا اصْ

حفطعًن حٍتٕصناتاطٍٍغتنا حٍتطعناحغهنا

ٍف

ًسٍَٔسَلإاحغهناتاتك ٦

حلسص حٍعاستإ يضاساثيإٌٌٔزآتسعأ .أ

حٌطظُت جحثنا اصْ سًتعت اّي حٍثتكًنا حساضسنات ًاَِطتمُي ٔ ىفصٕنا حمٌطط واسرتسات

ًتُتطحسك ۱۰۲

٥ : ۲٦

باتكًُتاَاٍثناصذأمٌططُع ۹۹

حلسص حٍعاستإ يضاساثيإٌٌٔزآتسعأ .

جحثنا اصْ ٍي حجٍتَ ٔ باتكٍفجزضإناحٍسٍَٔسَلإاٍفحٍتطعناتازطفًناَأىنإ ۹۹

حلسص حٍعاستإ

ًْ

٤۲ خازطفي .

سحإتازطفًىنلإصٌائأتٕصنافعضٍفًاطٍٍغتتسٓشٍتناتازطفًهنحثسُناتايأ ج

، ٤ فتاطٍٍغتناتازطفًناتضاجت

حجٔزعيحُكاسنافٔطحناُيسحناٌ

،

حًهكحٌاسثٍفتتاثتٕصناحناظإتازطفًناحتطجت ۲۲

٤ ظسٔلأاحهعفطحجاضزلإاتازطفًناتضاجت

حًهكحٌآٍُفسأطعطمتازطفًناتضاجت ٤

مٌٕطحهعفطحتٕصضاسصإ،خازطفًناُيحتطجت

حٍثُجلأاحغهناصاصتياتازطفًعًفٍكتناتضاجتتازطفًنا

۱

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat. Setiap bahasa biasanya digunakan untuk berkomunikasi dalam komunitas bahasa tersebut, seperti bahasa Indonesia digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama orang Indonesia. Oleh karena itu wajar apabila manusia dalam komunitas tertentu tidak dapat mengetahui bahasa dari komunitas yang lain. Meski demikian, pada lingkungannya yang sejenis, setiap orang dapat berkomunikasi secara baik. Hal ini menunjukan pada dasarnya bahasa adalah alat komunikasi antara individu dengan lingkungannya.

Bahasa Indonesia diperkaya oleh banyak kosakata yang ada dari berbagai dunia, faktor adanya kontak bahasa merupakan pendukung utama kekayaan khazanah bahasa Indonesia, lebih jauh lagi kontak bahasa menyebabkan beberapa gejala bahasa yang terjadi. (Ismail, 2015:2).

Jauh sebelum Indonesia menggapai kemerdekaannya, bangsa-bangsa asing terutama bangsa Arab sudah masuk ke Indonesia. Bahasa Arab lahir dari kaki tangan para pedagang, musafir, dan mubalig Arab, Persia dan India, serta menjadikan bahasa Arab sebagai alat komunikasi dengan penduduk lokal (Nusantara) yang menggunakan bahasa berbeda untuk melakukan suatu transaksi saat itu. (Ismail, 2015:3).

Dengan demikian, secara tidak langsung terjadi kontak bahasa antara penduduk lokal dengan masyarakat pengguna bahasa Indonesia dengan para pedagang, musafir, mubalig sebagai penutur bahasa Arab. Hal ini menyebabkan terjadinya penggunaan bahasa Arab oleh penutur bahasa Indonesia yang menyebabkan kata-kata bahasa Arab terserap ke dalam bahasa Indonesia.

Menurut Samsuri (1994:50) proses penyerapan merupakan tanda terjadinya perubahan setiap bahasa. Perubahan itu biasa disebut pertumbuhan, seolah-olah bahasa itu sesuatu yang hidup. Bahasa yang masih hidup artinya bahasa yang masih digunakan oleh penuturnya dalam komunikasi sehari-hari.

(18)

Perubahan bahasa merupakan gejala yang tidak dapat dihindari. Perubahan bahasa ditandai adanya perkembangan bahasa yang meliputi penambahan, pengurangan, penggantian dalam bidang bahasa (Cahyono,1995:358).

Menurut Crowly (1987,71-79) ada tiga jenis perubahan bunyi, yakni (a) perubahan fonetis tanpa perubahan fonem, (b) perubahan fonetis dengan perubahan fonem, dan (c) perubahan fonem tanpa perubahan fonetis. Perubahan bunyi yang dibahas disini adalah perubahan bunyi yang tidak menimbulkan perubahan makna.

Proses penyerapan kosakata dari bahasa asing merupakan perubahan bahasa yang eksternal. Dalam mengkaji hal tersebut perubahan bunyi dan perubahan makna mempunyai peranan yang sangat penting yang masing-masing merupakan kajian utama dalam kedua cabang ilmu bahasa yakni fonologi dan semantik (Samsuri,1994:64).

Menurut Keraf (1984:30), fonologi dapat di artikan bagian dari tatanan bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa. Dalam mempelajari fonologi, para ahli bahasa membedakan fonetik dan fonemik. Fonetik adalah ilmu yang membahas tentang bunyi bahasa sedangkan fonemik adalah ilmu yang membahas tentang fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda arti.

Adapun dalam penelitian ini fokus pembahasan mengarah kepada kajian fonetik, karena kajian ini berkaitan dengan proses penyesuaian bentuk fonologi atau perubahan ejaan kosakata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Penggunaan kata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia sangat banyak ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa indonesia (KBBI), hal ini menunjukan bahwa bahasa Arab memegang peranan yang sangat besar dalam memperkaya bahasa Indonesia. Dalam hal ini kosakata bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia tersebut satu di antaranya adalah ﺔقﺪﺻ [ṣadaqatun]

dalam bahasa Arab menjadi kata [Sedekah] dalam bahasa Indonesia. Bunyi konsonan velarisasi ىرفي /mufakham/ [ṣ] tak bersuara, dalam bahasa Arab menjadi bunyi konsonan lamino-alveolar [s] frikatif dalam bahasa Indonesia. Kemudian bunyi vokal pendek [a] sedang, tengah, tak bulat dalam bahasa Arab menjadi bunyi vokal semi tertutup [e] tidak bulat dalam pelafalan bahasa Indonesia.

(19)

Sesuai uraian di atas, mendukung penelitian ini guna membahas seputar dinamika berbahasa yang terjadi di lingkungan serta juga bertujuan menuntaskan jenjang karir akademik di jurusan Sastra Arab Universitas Sumatera Utara yang berjudul “Perubahan Fonologis Kata Serapan Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia Pada Buku “99 Sedekah Kreatifi”.

Buku 99 Sedekah Kreatif Oleh Dewi Amabasari adalah buku pertama yang dia luncurkan, yang karya-karya buku lainnya ialah Sehat ala Rasulullah, “Hope”

masih ada hari Esok dan Rumah Cinta Rasul.

Mungkin terdengar asing di benak kita siapakah Dewi Ambasari. Dia adalah seorang pengurus yayasan Daarul Musthofa yang sekarang ini sedang melakukan pembangunan pesantren penghafal Al-Qur‟an dan Al-Hadits Daarul Musthofa.

Dia mengelola Bimbel (Bimbingan Belajar) Stanhunters.com bersama dengan suaminya. Keinginannya yang sangat kuat untuk bisa menulis, dimulai sejak kuliah di telkom University, Bandung. Perempuan yang berasal dari solo ini, menimba ilmu agama bersama dengan suami dengan seorang guru dari kota suci,Madinah Al Munawaroh. Kemantapan untuk berbagi ilmu dituangkan melalui buku pertamanya ini, 99 sedekah kreatif.

Alasan peneliti memilih buku ini karena bahasanya yang ringan, mudah dimengerti dan sesuai dengan kegiatan kita sehari-hari, dan manfaat untuk masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan bahwasanya kita bisa mendapatkan pahala yang luar biasa dari hal yang biasa kita lakukan tanpa kita sengaja ataupun tidak.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang, masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Apa saja kata serapan bahasa Arab dalam bahasa Indonesia yang ada dalam buku “99 Sedekah Kreatif” oleh Dewi Ambasari ?

2. Bagaimana proses fonologi dalam menyerap kata-kata dari bahasa Arab ke dalam bahasa Inodnesia ?

(20)

1.3 TUJUAN MASALAH

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa saja kata serapan dari bahasa Arab dalam bahasa Indonesia pada buku “99 Sedekah Kreatif” .

2. Untuk mengetahui proses fonologi dalam menyerap kata-kata bahasa Arab dalam bahasa Indonesia ditinjau dari aspek pelemahan bunyi, penambahan bunyi, serta adaptasi terhadap bunyi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini Sebagai wujud pengaplikasian materi yang telah diterima dalam perkuliahan, khususnya fonologi serta mendapatkan pengalaman dalam penelitian ilmiah.

2. Bagi Peneliti Lain

a. Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang ingin memahami tentang fonetik.

b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang proses fonologi dalam menyerap kata-kata bahasa Arab dalam bahasa Indonesia.

3. Bagi Masyarakat

Untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang proses kata-kata yang diserap dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab.

1.5 METODE PENELITIAN

Penelitian ini berupa penelitian kepustakaan (Library Research), Menurut Mardalis (2008:8) penelitian kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan, seperti: buku-buku, majalah, dokumentasi, catatan dan kisah-kisah sejarah dan lain-lainnya. Dengan demikian penelitian ini memperoleh data kata serapan

(21)

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dari buku “99 sedekah kreatif” oleh Dewi Ambasari, Buku ini terdiri dari III Bab.

Adapun teknisnya, dengan melakukan identifikasi kata serapan bahasa Arab secara alfabetis dari abjad A hingga Z. Hal demikian guna mempermudah penulis dalam membatasi jangkauan objek temuan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif yaitu prosedur mengumpulkan data, mengklarifikasikan, menganalisis, mempresentasikan data (Kushartanti, 2005:167).

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan peneliti untuk memperoleh jawaban dari rumusan masalah, antara lain:

1. Mengumpulkan bahan rujukan atau referensi yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.

2. Membaca buku referensi yang ada serta memahaminya.

3. Membuat proposal dan mempresentasikannya.

4. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan objek penelitian berupa kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia pada buku “99 sedekah kreatif”.

5. Inventarisasi kata serapan bahasa Arab dalam bahasa Indonesia yang berdasarkan huruf hijaiyyah yang terdiri dari III Bab.

6. Mengklasifikasikan data berdasarkan proses perubahan fonologi yang ada dalam konsep bentuk perubahan dari kata serapan.

7. Menganalisis data.

8. Menyusun laporan secara sistematis menjadi sebuah karya ilmiah (skripsi).

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Terdahulu

Penelitian ini telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu khususnya dalam menganalisis kata serapan. Berikut beberapa kajian yang berkaitan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan.

Erna (1999), telah meneliti tentang kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Minangkabau yang mengambil sampel dari mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dengan judul “kata-kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Minangkabau”. Penelitian ini membahas kata serapan dari bahasa Arab dalam bahasa Minangkabau yang mengambil sampel dari kamus bahasa Minangkabau. Dimana penelitian tersebut menggunakan teori Moeliono yaitu dari salah satu penjabarannya unsur pungutan yang mengalami penyesuain ke dalam bentuk fonologi atau ejaannya, hasil dari penelitian tersebut untuk mengetahui bentuk-bentuk kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Minangkabau dalam bentuk nomina dan adjektiva serta perubahan-perubahan bunyi yang terjadi pada kata serapan tersebut.

Penelitian lain dibahas oleh Ritonga (2014) tentang kosakata yang diserap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia yang menjelaskan perubahan makna dari suatu kata. Penelitian beliau adalah penelitian kepustakaan yang objek penelitiannya mengambil dari kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Republik Indonesia yang disusun oleh Soesilo (1993). Teori yang digunakan adalah

Chaer (1996) dan Tarigan (1985). Yaitu sebuah teori perubahan makna berupa penambahan makna, pengurangan makna. Penggantian makna, dan makna tetap.

Contohnya: kata niat berasal dri kata bahasa Arab yakni“ / niyyatun”(Ritonga, حٍَ

Budiansyah). Dalam bahasa Arab bermakna ٍّهع وععٔ حسصل/qaṣṣadahu wa‟azzama

„alaihi/‟tempat menyimpan harta‟, sedangkan ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia kata niat mempunyai makna maksud atau tujuan suatu perbuatan, berkaul dan bernazar. Jadi, kata niat terjadi penambahan makna dilihat dari makna

(23)

leksikal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia (KUHP RI) karangan R. Soesilo telah menggunakan kosakata serapan lebih kurang 60 kosakata serapan. Sebanyak 25 kosakata mengalami penambahan makna, sebanyak 9 kosakata mengalami pengurangan makna, sebanyak 7 kosakata mengalami penggantian makna dan sebanyak 19 kosakata mengalami makna tetap/tidak mengalami perubahan makna.

Dari kedua penelitian tersebut, peneliti melihat bahwa penelitian kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Minangkabau mempunyai perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti kaji. Erna (1999) meneliti tentang kata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Minangkabau dan yang akan peneliti kaji adalah kata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ritonga (2014) melihat perubahan makna kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dalam Kitab Udang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Republik Indoesia. Dengan demikian, dari kedua penelitian tersebut terdapat perbedaan teori dan data kata serapan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia yang akan peneliti bahas.

2.2. LANDASAN TEORI 2.2.1. Kata Serapan

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah lalu digunakan dalam bahasa Indonesia. Moeliono (1985:118-119) mengatakan jika ditinjau dari taraf penyerapannya ke dalam tubuh bahasa Indonesia, bentuk pungutan itu ada yang dijadikan unsur kosa kata asing yang terdapat di kosa kata umum dan ada yang dimasukkan langsung sebagai unsur baru kosa kata umum.

Unsur pungutan atau serapan itu dapat diserap ke dalam suatu bahasa dengan cara:

1. Unsur pungutan yang mengalami penyesuaian bentuk fonologi atau ejaannya.

2. Unsur pungutan yang mengalami proses morfologi.

3. Unsur pungutan yang merupakan hasil penterjemahan.

(24)

Kata serapan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia pada buku “99 Sedekah Kreatif” yang akan diteliti adalah unsur serapan yang diserap melalui cara penyesuaian bentuk fonologi atau ejaan. Dengan demikian maka terjadi perubahan kebahasaan eksternal dalam perubahan bunyi.

2.2.2. Definisi Fonologi

Fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya: fonetik(Harimurti,1993:34). Pendapat senada juga dikemukakan oleh Lass Roger (1991:1) bahwa fonologi ialah suatu sub-disiplin dalam ilmu bahasa atau linguistik yang membicarakan tentang bunyi bahasa.

2.2.2.1. Fonologi bahasa Arab

Dalam bahasa Arab fonologi disebut dengan خإصلاا ىهع /‟ilmu al-aswāt/

yaitu ilmu yang mempelajari tentang bunyi bahasa (Khuli 1982:302). Sebagai mana pendapat pakar bahasa Arab, Badri (1988:5) خإصلاا ىهع /‟ilmu al-aswāt/

adalah:

ولاكنا خإصلا حًٍهعناحساضزأ حغهنا ىهع ْٕ خإصلاا ىهع

/ilmu āswāti huwa ilmu al-lugati wa al-ilmiyyati li aswāti al-kalāmi/

„Ilmu bunyi dalah ilmu bahasa yang mempelajari pengetahuan tentang ilmu bunyi bahasa‟.

2.2.2.2. Fonetik Dan Kajiannya

Fonologi sebagai ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi ujaran suatu bahasa dalam tata bahasa struktural dapat dibagi atas dua unsur yaitu fonetik dan fonemik. Fonetik memberi perhatian secara umum terhadap segala bunyi yang diucapkan melalui mulut manusia dalam bahasa (Muskar, 2012:9)

Ada beberapa definisi fonetik yang dikemukakan oleh para linguis, antara lain: Keraf (1991: 20) mengatakan: fonetik adalah bagian dari fonologi yang mempelajari dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajai dan menganalisis bunyi-bunyi ujaran tersebut dengan alat ucap manusia.

(25)

Adapun batasan fonetik dalam bahasa Arab oleh Al-Khuli (1982: 212) sebagaimana berikut:

اهكﺍﺭﺩﺍﻭ اهقن ﺚﻴﺣ نم ﺕﺍﻮﺻلاﺍ ﺱﺭﺪﻳ ﺔغللﺍ ملع نم ﻉﺮف ﺕاﻴﺗﻮﺻﺍﺍ

/Aṣ-ṣawtiyya:tu far‟‟un min „ilmi al-lugati yadrusu al-aṣwa:ta Ḥayṣu nuṭqiha:

wantiqa:liha wa idra:kiha/‟fonetik dalah cabang dari ilmu bahasa yang mempelajari ilmu-ilmu bahasa dari sudut pengucapannya, dan perpindahan dari satu bunyi ke bunyi yang lain, serta mengenali bunyi-bunyi tersebut dari sudut pengucapannya.

ﺕانفلﺍ ﺹاصﺘﺧﺍ نم ﻰﻫ قطنى فىكﻭ قطنى نىﺍ :ﺕﻮصلﺍ ﺔﺳﺍﺭﺩ

/Dirāsatu ṣ-ṣawti : ayna yanṭiqu wa kayfa yanṭiqu hiya min ikhtiṣāṣi l-fūnātik /‟fonetik adalah ilmu yang mempelajari di mana bunyi bahasa itu diucapkan serta bagaimana bunyi bahasa itu diucapkan (Muskar, 2012:10).

2.3 . Klasifikasi Bunyi Vokal Bahasa Arab

Bunyi vokal bahasa Arab dikenal dengan istilah خءاص خٕص/saw sāt in/

(Badri, 1988:4).

Dalam Nasution (2012: 28-37) Klasifikasi bunyi vokal dalam bahasa Arab dari sudut artikulasi, posisi tinggi rendahnya lidah diangkat, posisi bibir dalam membentuk bunyi adalah:

1. __ [ a] : vokal pendek, Pusat, tengah, tidak bulat, yaitu bunyi vokal yang diucapkan pada lidah bagian tengah serta posisi lidah berada di tengah dan bentuk bibir tidak bulat.

Contoh ﺚﺤب [baħaꝋa] „menyelidiki‟

ﺱﺍﺭ [ra‟sa] „pemimpin‟

بﺘك [kataba] „menulis‟

2. __ [ i] : vokal pendek , depan, tinggi, tidak bulat, yaitu bunyi vokal yang diucapkan pada lidah bagian depan serta posisi lidah berada di depan dan bentuk bibir tidak bulat.

Contoh ﺔﺳاﻴﺳ [siya:sah] „politik‟

(26)

ﺓأﺮق [ħaqi:qaħ] „hakikat‟

ﺓﺰع [izzatun] „kemuliaan‟

3. [ u] : vokal pendek, belakang, tinggi bulat, yaitu bunyi vokal yang diuapkan pada lidah bagian belakang serta posisi lidah berada di belakang dan bentuk bibir bulat.

Contoh ﺭﺬن [nuðuru] „nazar‟

ﻥﺫﺍ [uðunun] „telinga‟

نّﺴﺤﻳ [yuħassinu] „memperbaiki‟

4. [ a:] : vokal panjang, tengah, sedang, tidak bulat, yaitu bunyi vokal yang diucapkan pada lidah bagian tengah serta posisi lidah berada di tengah dan bentuk bibi tidak bulat.

Contoh ﻡاق [qa:ma] „bangun‟

ءامﺳ [sama:?un] „langit‟

اﻴﺣﺍ [ahya:] „menghidupkan‟

5. [ i:] : vokal panjang, depan, tinggi, tidak bulat yaitu bunyi vokal yang diucapkan pada lidah bagian depan serta posisi lidah berada di depan dan bentuk bibir tidak bulat.

Contoh لﻴف [fi:lun] „gajah‟

ﺮﻳﺮﺣ [hari:run] „sutra‟

ﺔلﻴمج [ḓami:latun] „cantik‟

6. [ u:] : vokal panjang, tinggi, bulat, yaitu bunyi vokal yang diucapkan pada lidah bagian belakang serta posisi lidah berada di belakang dan bentuk bibir bulat.

Contoh ﻥﻭﺩ [du:na] „tanpa‟

ﻝﻮﺳﺭ [rasu:lun] „utusan‟

ﻮلاق [qa:lu] „mereka berkata‟

(27)

Peta Vokal Bahasa Arab

Vokal Depan Tengah Belakang

Bulat T.Bulat Bulat T.Bulat Bulat T.Bulat

Tinggi i: u:

I U

Sedang a

a:

(Sumber, Nasr:1987)

2.3.1 Bunyi Konsonan Bahasa Arab

Adapun klasifikasi bunyi konsonan dalam bahasa Arab dari sudut proses penyempitan alur udara, artikulasi, pita suara menurut Nasution (2012:46-77) adalah :

1. ب [b] : konsonan stop, bilabial, bersuara

ﺭﻮهﺠم ,ﻰن اﺘفﺷ ,ﺔﻴفقﻭ / waqfiyyah, syafātāniyyun, majhūr/), yaitu, bunyi ini diucapkan dengan merapatkan kedua bibir yakni bibir atas dan bibir bawah sehingga udara keluar dari paru-paru dengan desakan yang relatif lemah, dan ketika itu bibir dibuka, udara keluar tiba-tiba dengan bunyi letupan sekaligus diikuti oleh pita- pita suara yang turut bergetar.

Contoh Di awal ﺚﺤب [baħasa] „menyelidiki‟

Di tengah ﺮبﺧ [xabarun] „kabar berita‟

Di tengah بﺘك [kataba] „menulis‟

2. خ [t] : konsonan stop, dental, bersuara

(ﺱﻮمهم ,ﻰنانﺳﺍ ,ﺔﻴفقﻭ /waqfiyyah, asnānĩyyun, mahmūs /)

Bunyi ini diucapkan dengan cara menaikkan ujung lidah ke lengkung kaki gigi depan atas, udara terdesak pada titik artikulasi tersebut lalu ujung lidah dilepaskan dari titik sentuhnya tersebut sehingga udara keluar dari mulut dengan membuat bunyi letupan.

(28)

Sedangkan pita-pita suara ketika itu terbuka lebar dan tidak terbuka.

Contoh Di awal ﻙﺮﺗ [taraka] „meninggalkan‟

Di tengah لﺘق [qatala] „membunuh‟

Di akhir ﺕام [ma:ta] „kapan‟

3. ز [d] : konsonan stop, dental, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم ,ﻰن انﺳﺍ ,ﺔﻴفقﻭ /waqfiyyah, asnānĩ, majhūr /), yaitu bunyi konsonan ini dihasilkan dengan cara menaikkan ujung lidah kelengkung kaki gigi atas, udara terdesak dari paru-paru pada titik artikulasi tersebut, tenaga mengeluarkan udara agak lemah dan pita-pita suara bergetar karena terjadi alur sempit.

Contoh Di awal لﻴلﺩ [dali:lun] „dalil‟

Di tengah ﻉﺪب [badaςa] „memulai‟

Di akhir ﺪعب [ba‟da] „sesudah‟

4. ط [ŧ] : konsonan stop, velarisasi, tidak bersuara

(ﺱﻮمهم ,مﺨفم ,ﺔﻴفقﻭ /waqfiyyah, mufakham, mahmūs /), yaitu bunyi konsonan ini diucapkan dengan cara menghambat udara pada ujung lidah yang bersentuhan dengan lengkung kaki gigi depan atas dan sehingga udara terdesak dari paru-paru melalui pita-pita suara yang terbuka lebar dan tidak bergetar.

Contoh Di awal لﻳﻮﻁ [ŧawi:lun] „panjang‟

Di tengah لطب [baŧala] „batal‟

Di akhir طﺳﻭ [wasaŧa] „tengah‟

5. ض [ᵭ] : konsonan stop, velarisasi, bersuara

(ﺭﻮهﺠم ,مﺨفم , ﺔﻴفقﻭ /waqfiyyah, mufakham, majhūr /), yaitu bunyi ini dihasilkan oleh ujung lidah yang bersentuhan dengan lengkung kaki gigi depan atas, dan belakang lidah juga dinaikkan hampir menyentuh langit-langit lunak. Udara mengalir dari paru-paru dan terdesak pada titik artikulasi sehingga pita suara mengalami alur sempit dan bergetar, ketika itu ujung lidah diturunkan maka udara megalir keluar dari mulut.

(29)

Contoh Di awal ﺏﺮض [ᵭaraba] „memukul‟

D tengah عضﻭ [waᵭa‟a] „meletakkan‟

Diakhir ضﻴب [abjaᵭun] ﺍ „putih‟

6. ق [q] : konsonan stop, uvular, tidak bersuara

(ﺱﻮمهم ,ﺔﻴقلﺣ , ﺔﻴفقﻭ /waqfiyyah, halqiyyah, mahmūs /), yaitu bunyi konsonan ini dihasilkan oleh akar lidah yang bersentuhan dengan langit-langit lunak dan anak tekak, ketika itu udara yang keluar dari paru-paru terhambat pada titik artikulasinya. Kemudian akar lidah lepas dari titik sentuhnya maka udara keluar lalu diikuti oleh pita suara yang terbuka dan tidak bergetar.

Contoh Di awal أﺮق [qara?a] „membaca‟

Di tengah لقع [aςlun] „akal‟

Di akhir ﻕاﺣ [ħa:qa] „mengepung‟

7. ن [k] : konsonan stop, velar, tidak bersuara

(ﺱﻮمهم , كثط ,ﺔﻴفقﻭ / waqfiyyah, tabaq, mahmūs /), yaitu bunyi ini dilakukan dengan menaikkan daun lidah belakang ke langit- langit lunak, ketika alat ucapan itu bersentuhan udara mengalir dari paru-paru dan terhambat, kemudian alat ucap dilepaskan dari titik artikulasi sehingga udara mengalir keluar, bersamaan denga itu

pita suara terbuka lebar dan tek bergetar.

Contoh Di awal ﻡﺮك [karuma] „murah hati‟

Di tengah ﺮكﺷ [ʃakara] „berterima kasih‟

Di akhir كلم [malikun] „milik‟

8. ء [?] : konsonan stop, glottal, tidak bersuara

(ﺱﻮمهم ,ﺔﻳﺮﺠنﺣ ,ﺔﻴفقﻭ / waqfiyyah, hanjariyyah, mahmūs /), yaitu dalam menghasilkan bunyi ini pita-pita suara saling menyentuh rapat, lalu udara yang keluar dari paru-paru terhambat pada pita suara yang tertutup rapat, terbentang tegang menutup pangkal tenggorokan (laring). Kemudian pita-pita suara itu dikendurkan, sehingga udara keluar, maka ketika itu pita suara tidak bergetar.

(30)

Contoh Di awal لكأ [?akala] „makan‟

Di tengah ﻝأﺳ [sa?ala] „bertanya‟

Di akhir ءام [ma:un] „air‟

9. ث [θ] : konsonan frikatif, interdental, tidak bersuara

(ﺱﻮمهم ,ﻰنانﺳأ نﻴب ,ﻰكاكﺘﺣﺍ/ihtikāki, bayna asnānĩ, mahmūs /), yaitu bunyi ini diucapkan denga ujung lidah yang bersentuhan di antara gigi depan atas dan bawah, ketika itu udra mengalir dari paru-paru dan sampai di ujung lidah yang bersentuhan dengan gigi depan atas dan bawah sehingga mengalami desakan yang keluar melalui celah-celah ujung lidah dan gigi.

Contoh Di awal ﻥامﺛ [ꝋama:nun] „delapan‟

Di tengah ﻝاﺜم [miꝋa:lun] „misal‟

Di akhir ﺙلاﺛ [ꝋala:ꝋun] „tiga‟

10. ج [ḓ] : konsonan frikatif, palatal, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم ,ﺔﻳﺭاغ ﺔﺜل , ﻰكاكﺘﺣ /ihtikāki, liśśah gāriyyah, majhūr/), yaitu bunyi ini diucapkan dengan menaikkan ujung lidah dan daun lidah kelengkung kaki gigi depan atas dan langit-langit keras, udara mengalir dari paru-paru melalui pita suara yang terbuka lebar dan beregesesr di anatara celah yang ada di aujung dan daun lidah serta langit-langit keras dan keluar dari mulut.

Contoh Di awal لمج [ḓamalun] „unta‟

Di tengah ﺪﺠﺳ [saḓada] „sujud‟

Di akhir ﺝﺮﺣ [ħariḓa] „sempit‟

11. ح [ħ] : konsonan frikatif, faringal, tidak bersuara

(ﺱﻮمهم , ﺔﻴقلﺣ , ﻰكاكﺘﺣﺍ / ihtikāki, halqiyyah, mahmūs /), yaitu bunyi konsonan ini dihasilkan oleh adanya persentuhan anatar akar lidah dengan dinding belakang kerongkongan, dan ketika itu udara dipompakan dari paru-paru dan sampai pada akar lidah dan dinding belakang kerongkongan sehingga uadar mengalir dan bergesesr pada celah-celah yang ada pada alat ucap bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar.

(31)

Contoh Di awal لصﺣ [ħaSala] „hasil‟

Di tengah ﺮﺤب [baħira] „tercengang‟

Di akhir ﺢلم [maliħun] „garam‟

12. خ [x] : konsonan frikatif, velar, tidak bersuara

(ﻰكاكﺘﺣﺍ ,ﻰقبﻁ ,ﺱﻮمهم /ihtikāki, tabaq, mahmūs /), yaitu bunyi menaikkan belakang lidah ke arah langit-langit lunak, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak di celah-celah belakang lidah dan langit-langit kers, bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar.

Contoh Di awal ﺝﺮﺧ [xaraḓa] „keluar‟

Di tengah لﺧﺩ [daxala] „masuk‟

Di akhir ﺦبﻁ [ŧabaxa] „memasak‟

13. ش [ð] : konsonan frikatif, interdental, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم ,ﻰنانﺳأ نﻴب , ﻰكاكﺘﺣﺍ / ihtikāki, bayna asnānĩ, majhūr /), yaitu bunyi ini di ucapkan denga ujung lidah berada di anatar gig depan atas dan bawah, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan bergesesr di antara celah-celah ujung lidah serta gigi depan atas dan bawah sekaligus pada waktu ini pita suara mengalami penyempitan.

Contoh Di awal بﻫﺫ [ðħaba] „pergi‟

Di tengah ﺏﺍﺬع [ςaða:bun] „siksaan‟

Di akhir ﺍﺬﻫ [haða:] „ini‟

14. ظ [z] : konsonan frikatif, alveolar, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم , ﺔﺜل , ﻰكاكﺘﺣﺍ / ihtikāki, liśśah, majhūr/), yaitu bunyi yang diucapkan dengan menaikkan ujung lidah dan daun lidah ke pangkal gigi depan atas dan langit-langit keras. Kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak diantara artikulator dan titik artikulasi sehingga terjadi pergesran udar, dan sekaligus pada saat itu pita suara mengalami penyempitan atau bergetar.

Contoh Di awal ﺩﺍﺯ [za:da] „bertambah‟

Di tengah ﻥﺰﺣ [ħazina] „bersedih hati‟

(32)

Di akhir ﺰكﺮم [markaz] „markas, pusat‟

15. غ [s] : konsonan frikatif, alveolar, tidak bersuara

(ﺱﻮمهم , ﺔﺜل , ﻰكاكﺘﺣﺍ / ihtikāki, liśśah, mahmūs/), yaitu bunyi ini tercipta denga adanya sebtuhan ujung lidah dan daun lidah kelengkungan kaki gigi depan atas, sedangkan gigi depan atas dan bawah harus rapat. Kemudian udara keluar dari paru-paru dan terdesak keluar dan mengalami geseran pada celah yang ada di antara alat ucap tersebut, bersamaan dengan itu pita suara dalam keadaan terbuka lebar.

Contoh Di awal كمﺳ [samakun] „makan‟

Di tengah ﺩﻮﺳأ [aswadun] „hitam‟

Di akhir ﺱﺭﺩ [darsun] „pelajaran‟

16. ش [ʃ] : konsonan frikatif, alveo palatal, tidak bersuara

(ﺱﻮمهم ,ﺔﻳﺭاغ ﺔﺜل , ﻰكاكﺘﺣﺍ / ihtikāki, liśśah gāriyyah, mahmūs/), yaitu bunyi ini dihasilkan oleh ujung lidah dan daun lidah yang dinaikkan ke belakang pangkal gigi depan atas dan langit-langit keras sehingga bersentuhan, gigi depan atas dan bawah dalam keadaan rapat, kemudian udara keluar dari paru-paru dan terdesak dicelah-celah alat ucap dan keluar dengan mengalami geseran, pada saat itu pita suara dalam keadaan terbuka lebar.

Contoh Di awal ﺏابﺷ [ʃaba:bun] „pemuda‟

Di tengah ﺮﺸﺣ [ħaʃara] „menghimpun‟

Di akhir ﺶﻴﺸﺣ [ħaʃi:ʃsun] „rumput‟

17. ص [S] : konsonan frikatif, velarized, tidak bersuara

(ﺱﻮمهم ,مﺨفم , ﻰكاكﺘﺣﺍ /ihtikāki, mufakham, mahmūs/), yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara mengangkat depan lidah kelangit- langit lunak dan tengah lidah, sekaligus bersentuhan dengan gigi graham atas, sedangkan gigi depan atas dan bawah dalam keadaan rapat kemudian udara dikeluarkan dari paru-paru dan terdesak pada celah-celah alat ucap yang bersentuhan sehingga

(33)

mengakibatkan terjadinya pergeseran udara dan bersamaan dengan itu pita suara terbuka lebar.

Contoh Di awal بﺣاﺻ [Saħibun] „sahabat‟

Di tengah لﺻﻭ [waSala] „sampai‟

Di akhir ﺹﺮﺣ [ħariSa] „sangat tamak‟

18. ظ [Z] : konsonan frikatif, velarized, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم ,مﺨفم , ﻰكاكﺘﺣ / ihtikāki, mufakham, majhūr/), yaitu bunyi yang diucapakan dengan depan lidah berada dipangkal gigi depan atas dan sekaligus tengah lidah berada pada langit-langit lunak, udara kemudian dikeluarkan dari paru-paru dan terdesak dicelah- celah alat ucap yang bersentuhan sehingga menimbulkan pergeseran udara, dan pada keadaan yang demikian pita suara mengalami penyempitan sehingga bergetar.

Contoh Di awal ملﻅ [Zalama] „menganiaya‟

Di tengah مظن [naZama] „melihat‟

Di akhir ظ فﺣ [ħafaZa] „menghafal‟

19. ع [ς] : konsonan frikatif, faringal, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم , ﺔﻴقلﺣ ,ﻰكاكﺘﺣ / ihtikāki,halqiyyah,majhūr/), yaitu bunyi ini terjadi dengan adanya sentuhan akar lidah dengan dinding tenggorokan, kemudian udara yang keluar dari paru-paru terdesak pada celah-celah alat ucap yang bersentuhan tersebut sehingga udara bergeser. Pada saat proses ini berlangsung, pita suara mengalami penyempitan, sedangkan posisi mulut agak terbuka.

Contoh Di awal ملع [ςilmun] „ilmu‟

Di tengah ﺪعﻭ [waςada] „berjanji‟

Di akhir عمﺳ [samiςa] „mendengar‟

20. غ [Ɣ] : konsonan frikatif, velar, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم ,ﻰقبﻁ ,اىكاكﺘﺣﺍ / ihtikāki, tabaq, majhūr/), yaitu bunyi yang dihasilkan dengan adanya sentuhan belakang lidah dengan langit- langit lunak, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak dicelah-celah alat ucap sehingga terjadi pergeseran

(34)

udara, dan pada saat yang demikian pita suara berada dalam keadaan bergetar karena terjadi alur sempit pada pita suara tersebut.

Contoh Di awal منغ [ɣanamun] „kambing‟

Di tengah ﺮغﺻ [Saɣirun] „kecil‟

Di akhir غلب [balaɣa] „menyampaikan‟

21. ف [f] : konsonan frikatif, labio dental, tidak bersuara

(ﺱﻮمهم ,ﻰنانﺳﺍ ﻱﻮفﺷ , اىكاكﺘﺣﺍ / ihtikāki, syafawĩ asnānĩ, mahmūs/), yaitu bunyi dihasilkan dengan cara bibir bawah bersentuhan dengan gigi depan atas, kemudian udara mengalir dari paru-paru dan terdesak pada alat ucap yang bersentuhan tersebut sehungga udara keluar melalui velah-celah alat ucap yang mengakibatkan terjadinya pergeseran udara ketika keluar dari mulut dan pada saat yang sam pita suara terbuka lebar.

Contoh Di awal ﺯاف [fa:za] „jaya (menang)‟

Di tengah ﺲفن [nafsun] „jiwa‟

Di akhir فﻴطل [laŧi:fun] „lembut‟

22. ِ [h] : konsonan frikatif, glottal, tidak bersuara

(ﺱﻮمهم ,ﺔﻳﺮﺠنﺣ , ىكاكﺘﺣا / ihtikāki,hanjariyyah, mahmūs/), yaitu bunyi ini terjadi akibat adanya udara yang terdesak pada akar lidah dan pita suara sehingga udara yang keluar bergeser pada celah akar lidah dan pita suara dan sekaligus pita suara pada saat itu terbuka.

Contoh Di awal ﻡﺪﻫ [hadama] „merobohkan Di tengah ﺮهﺷ [ʃaħrun] „bulan‟

Di akhir ﺓ ﺮك [kariha] „benci‟

23. و [m] : konsonan nasal, bilabial, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم ,ﻰن اﺘفﺷ ,ﺔﻴفنﺍ/anfiyyah, syafatānĩ, majhūr/),yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara menutup arus udara yang keluar dari mulut dengan merapatkan bibir atas dan bawah, kemudian langit- langit lunak diturunkan sehingga arus udara keluar melalui rongga

(35)

hidung, pada waktu yang demikian ini terjadi alur sempit pada pita-pita suara.

Contoh Di awal ﻥاكم [maka:nun] „tempat‟

Di tengah نكمم [mumkin] „mungkin‟

Di akhir ملع [ςilmun] „ilmu‟

24. ٌ [n] : konsonan nasal, alveolar, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم , ﺔﺜل , ﺔﻴفنﺍ /anfiyyah, liśśah, majhūr/), yaitu bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah yang dinaikkan ke pangkal gigi depan atas, lanik-langit lunak direndahkan sehingga udara yang mengalir dari paru-paru keluar melalui rongga hidung dan hal ini menimbulkan getaran pada pita suara.

Contoh Di awal ﻝﺰن [nazala] „turun‟

Di tengah نمﺯ [zamanun] „masa‟

Di akhir نهم [mahana] „bergurau‟

25. ل [l] : konsonan lateral, alveolar, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم , ﺔﺜل, ﺔﻴبنج/ jānbiyyah, liśśah, majhūr/), yaitu, bunyi ini dihasilkan dengan cara menaikkan ujung lidah menyentuh lengkung kaki gigi, udara yang keluar dari paru-paru mengalir melalui kedua belah sisi lidah, sehingga pita suara pasa saat itu menyempit dan bergetar.

Contoh Di awal نبل [labanun] „susu‟

Di tengah لﻴلﺧ [xali:lun] „kekasih‟

Di akhir ﻝاﺣ [ħa:lun] „keadaan‟

26. ض [r] : konsonan vibran, alveolar, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم ,ﺔﺜل ,ﺔﻳﺭﺍﺮكﺗ /tikrāriyyah, liśśsah, majhūr/), yaitu bunyi ini diucapkan dengan meletakkan ujung lidah pada lengkung kaki gigi, kemudian udara yang mengalir dari paru-paru terdesak pada alat ucap tersebut sehingga ujung lidah bergetar melawan lengkung kaki gigi. Sedangkan pita suara pada saat itu mengalami penyempitan atau bergetar.

Contoh Di awal لجﺭ [raḓulun] „laki-laki‟

(36)

Di tengah ﻙﺮﺣ [ħaraka] „bergerak‟

Di akhir ﺮﻴب ك [kabi:run] „yang besar‟

27. ٔ [w] : konsonan semivokal, palatal, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم ,ﺔﻳﺭاغ ,ﺔﺗءاﺻ هبﺷ/syibhu sa‟itah, ghāriyyah, majhūr/) yaitu bunyi ini diucapkan dengan cara membulatkan bibir dan bagian belakang lidah naik ke langit-langit, kemudian langi-langit lunak terangkat. Dan pita suara pun bergetar.

Contoh Di awal ﺪجﻭ [waḓada] „mendapat‟

Di tengah ﺭﻭاﺣ [ħa:wara] „bercakap-cakap‟

Di akhir ﻭﺮﺳ [saruwa] „pemurah‟

28. ي [j] : konsonan semivokal, palatal, bersuara

(ﺭﻮﺤﺠم ,حٌضاغ ,حتءاص ّثش /syibhu sa‟itah, ghāriyyah, majhūr/), yaitu bunyi ini diucapkan dengan cara lidah dinaikkan lebih dekat ke langit-langit sehingga terjadi alur sempit di antara lidah dan langit-langit, kemudian udara mengalir dari paru-paru melalui alur sempit tersebut keluar dari mulut dengan kadaan pita suara yang bergetar.

Contoh Di awal ﺪﻳ [jadun] „tangan‟

Di tengah ﺓﺭاﻴﺳ [saja:ratun] „mobil‟

Di akhir ﻲكب [bakija] „menangis‟

(37)

Diagram Konsonan Bahasa Arab

Konsonan

B i l a b i a l

L a b D i e n t a l

D e n t a l

I n t D e e r n t a l

A l v e o l a r

V e l a r i z e d

A l P v a e l o a t a l

P a l a t a l

V e l a r

U v u l a r

P h a r i n g a l

G l o t t a l

Stop

ًفلٔ

T

s t ŧ k q ?

S b d ᵭ

Frikatif

ًكاكتحإ T

s f ꝋ s S ʃ x Ħ H

S Ð z Z ḓ ɣ Σ

Nasal حٍفَأ

T s

S m n

Lateral

ًثَاج T

s

S l

Vibran حٌضاطكت

T s

S r

Semi Vokal حٍتنا ّثش

T s

S w J

(38)

1.5.1.1 Bunyi Vokal Bahasa Indonesia

Menurut Marsono (1993: 36) bunyi vokal dalam bahasa Indonesia mempunyai sepuluh vokal, dan dapat diklasifikasikan berdasarkan tinggi rendahnya lidah, bagian lidah bergerak, struktur dan bentuk bibir dalam membentuk bunyi adalah:

1. [a] : vokal rendah, tengah, terbuka, tidak bulat, yaitu yang diucapkan pada lidah bagian tengah serta posisi berada di tengah dan bentuk bibir tidak bulat.

Contoh Di awal : [apa]

Di tengah : [tanda]

Di akhir : [ada]

2. [i] : vokal tinggi, depan, tertutup, tidak bulat, yaitu bunyi vokal yang diucapkan pada lidah bagian depan serta posisi idah berada di depan dan bentuk bibir tidak bulat.

Contoh Di awal : [ibu]

Di tengah : [kita]

Di akhir : [ini]

3. [i] : vokal tinggi, depan, semi tertutup, tidak bulay yaitu bunyi vokal yang diucapkan pada lidah bagian depan serta posisi lidah berada di depan dan bentuk bibir tidak bulat.

Contoh Di awal : [tinggi]

Di tengah : [kerikil]

D akhir : [kalajenking]

4. [u] : vokal tinggi, belakang, tertutup, bulat, yaitu bunyi vokal yang diucapkan pada lidah bagian belakang serta posisi lidah berada di belakang dan bentuk bibir bulat.

Contoh Di awal : [umpan]

Di tengah : [ketuban]

Di akhir : [palu]

5. [u] : vokal tinggi, belakang semi tertutup, bulat, yaitu bunyi vokal

(39)

yang diucapkan pada lidah bagian belakang serta posisi lidah berada di belakang dan bentuk bibir bulat.(ukur,urus,turun)

Contoh Di awal : [ular]

Di tengah : [untung]

Di akhir : [surut]

6. [e] : vokal madya, depan, semi tertutup, tidak bulat, yaitu bunyi vokal yang diucapkan pada lidah bagian depan serta posisi lidah berada di depan dan bentuk bibir tidak bulat.

Contoh Di awal : [ember]

Di tengah : [meja]

Di akhir : [sore]

7. [Ə] : vokal madya, tengah, semi terbuka, tidak bulat yaitu bunyi vokal yang diucapkan pada lidah bagian tengah serta posisi lidah berada di tengah dan bentuk bibir tidak bulat.

Contoh Di awal : [emas]

Di tengah : [sela]

Di akhir : [iseng]

8. [Ɛ] : vokal madya, depan, semi terbuka, tidak bulat yaitu bunyi yang diucapkan pada lidah bagian depan serta posisi lidah berada di depan dan bentuk bibir tidak bulat.

Contoh Di awal : [tdk produktif]

Di tengah : [nenek]

Di akhir : [tdk produktif]

9. [o] : vokal madya, belakang, semi tertutup, bulat, yaitu bunyi vokal yang diucapkan pada lidah bagian belakang serta posisi lidah berada di belakang dan bentuk bibir bulat.

Contoh Di awal : [obat]

Di tengah : [toko]

Di akhir : [perangko]

10. [Ͻ ] : vokal madya, belakang, semi tertutup, bulat yaitu bunyi vokal

(40)

yang diucapkan pada lidah bagian belakang serta posisi lidah berada di belakang dan bentuk bibir bulat.

Contoh Di awal : [otot]

Di tengah : [tokoh]

Di akhir : [tdk produktif]

Diagram Vokal Bahasa Indonesia

2.a 2.b 2.c

Depan Tengah Belakang

Atas [i] [u]

1.a.Tinggi

Bawah [I] [U]

Atas [e] [ǝ] [o]

1.b.Madya

Bawah [ԑ]

Atas 1.c.Belakang

Bawah

[a]

(Sumber: Marsono: 1993) Keterangan:

1) = Tinggi rendah lidah

2) = bagian lidah yang bergerak

3) = Struktur (jarak lidah dengan langit-langit)

(41)

1.5.1.2 Bunyi konsonan Bahasa Indonesia

Klasifikasi bunyi konsonan dalam bahasa Indonesia dari sudut proses penyempitan alur udara, artikulasi, dan pita-pita suara (Marsono 1993:61-100) adalah:

1. [b] : konsonan stop, bilabial, bersuara

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh bibir atas sebagai artikulator pasif dan bibir bawah sebagai artikulator aktifnya, dan pita suara turut bergetar.

Contoh Di awal : [baju]

Di tengah : [ibu]

Di akhir : [tdk produktif]

2. [c] : konsonan stop, medio palatal, tak bersuara

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh tengah lidah dan langit-langit keras, dan pita suara tidak bergetar.

Contoh Di awal : [cara]

Di tengah : [kaca]

Di akhir : [tdk produktif]

3. [d] : konsonan stop, dental, bersuara

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah dan gigi atas, dan pita suara turut bergetar.

Contoh Di awal : [damai]

Di tengah : [padat]

Di akhir : [tekad]

4. [f] : konsonan frikatif, labio dental, tak bersuara

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh bibir bawah sebagai artikulatot aktif dan gigi atas sebagai artikulator pasif, dan pita suaratidak bergetar.

Contoh Di awal : [fana]

Di tengah : [nafsu]

Di akhir : [saraf]

5. [g] : konsonan stop, dorso velar, bersuara

(42)

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh pangkal lidah dan langit-langit lunak, dan pita suara turut bergetar.

Contoh Di awal : [gambar]

Di tengah : [tangga]

Di akhir : [menang]

6. [h] : konsonan frikatif, glottal, tak bersuara

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh pita-pita suara, dan pita suara tidak bergetar.

Contoh Di awal : [hama]

Di tengah : [bahwa]

Di akhir : [rumah]

7. [j] : konsonan stop, medio palatal, bersuara

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh artikulator aktifnya adalah tengah lidah dan artikulator pasifnya adalah langit-langit keras, dan pita suara turut bergetar.

Contoh Di awal : [jangkar]

Di tengah : [baja]

Di akhir : [bajaj]

8. [k] : konsonan stop, dorso velar, tak bersuara

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh belakang lidah sebagai artikulator dan langit-langit lembut sebagai titik artikulasi.

Contoh Di awal : [kamar]

Di tengah : [saku]

Di akhir : [antik]

9. [l] : konsonan lateral, apiko dental, bersuara

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh pangkal lidah dengan menaikkan lidah ke langit-langit lunak beserta anak tekaknya.

Contoh Di awal : [larva]

Di tengah : [salah]

Di akhir : [asal]

(43)

10. [m] : konsonan nasal, bilabial

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh bibir bawah dan artikulator pasifnya adalah bibir atas.

Contoh Di awal : [makan]

Di tengah : [hama]

Di akhir : [salam]

11. [n] : konsonan nasal, apiko dental

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh artikulator aktifnya adalah ujung lidah dan artikulator pasifnya adalah gusi.

Contoh Di awal : [nalar]

Di tengah : [nanti]

Di akhir : [jalan]

12. [p] : konsonan stop, bilabial, tak bersuara

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh artikulator aktifnya adalah bibir bawah dan artikulator pasifnya adalah bibir atas.

Contoh Di awal : [pesta]

Di akhir : [sapa]

Di akhir : [tutup]

13. [kh] : Konsonan frikatif, dorso velar, tak bersuara

Yaitu bunyi konsonan yang dihasilkan oleh pangkal lidah dan langit-langit lunak, dan pita suara tidak turut bergetar.

Contoh Di awal : [khidmat]

Di tengah : [akhirat]

Di akhir : [syekh]

14. [r] : konsonan getar, apiko-alveolar, bersuara

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh artikulator aktifnya adalah ujung lidah dan artikulator pasifnya adalah gusi.

Contoh Di awal : [rambut]

Di tengah : [bara]

Di akhir : [kasar]

(44)

15. [s] : konsonan frikatif, lamino-alveolar

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh artikulator aktifnya adalah daun lidah dan artikulator pasifnya adalah gusi.

Contoh Di awal : [salam]

Di tengah : [kasih]

Di akhir : [ganas]

16. [t] : konsonan stop, apiko-palatal

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh artikulator aktifnya adalah ujung lidah dan artikulator pasifnya adalah langit-langit keras.

Contoh Di awal : [tarif]

Di tengah : [tetap]

Di akhir : [rekat]

17. [v] : konsonan frikat, labio-dental

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh artikulator aktifnya adalah bibir bawah dan artikulator pasifnya adalah gigi atas.

Contoh Di awal : [validasi]

Di tengah : [revisi]

Di akhir : [tdk produktif]

18. [w] : konsonan semivokal, bilabial

Yaitu bunyi yang dihasilkan oleh artikulator aktifnya adalah bibir bawah dan artikulator pasifnya adalah bibir atas.

Contoh Di awal : [waktu]

Di tengah : [awan]

Di akhir : [tdk produktif]

19. [sy] : konsonan frikatif, lamino-palatal, tak bersuara

Yaitu bunyi yang diperoleh dari ujung lidah, gusi bagian belakang atau langit-langut keras depan, dan pita suara tidak turut bergetar.

Contoh Di awal : [syarat]

Di tengah : [?????]

Di akhir : [tdk produktif]

(45)

20. [ŋ] : konsonan nasal, medio-palatal, bersuara

Yaitu bunyi yang diperoleh dari artikulator aktifnya adalah tengah lidah dan artikulator pasifnya adalah langit-langit keras, dan pita- pita suara turut bergetar.

Contoh Di awal : [ngarai]

Di tengah : [sengit]

Di akhir ; [menang]

21. [Ŋ] : Konsonan nasal, dorso velar, bersuara

Yaitu bunyi konsonan yang diperoleh dari pangkal lidah dan langit-langit lunak, dan pita suara turut bergetar.

Contoh Di awal : [naring]

Di tengah : [senap]

Di akhir : [tdk produktif]

22. [y] : Konsonan dorso velar, semi vokal, bersuara

Yaitu bunyi konsonan yang diperoleh dari tengah lidah dan langit-langit keras, dan pita suara turut bergetar.

Contoh Di awal : [yakin]

Di tengah : [gayung]

Di akhir : [tdk produktif]

23. [z] : konsonan frikatif, lamino dental, bersuara

Yaitu bunyi konsonan yang diperoleh dari daun lidah, ujung lidah serta gusi, dan pita suara turut bergetar.

Contoh Di awal : [zaman]

Di tengah : [azan]

Di akhir : [tdk produktif]

24. [?] : Konsonan glotal, stop bersuara

Yaitu bunyi konsonan yang diperoleh dari pita-pita suara yag turut bergetar. Bunyi konsonan ini berdistribusi pada tengah dan akhir. Pada akhir kata bunyi ini dilambangkan dengan huruf k, dan distribusi di tengah ada tiga kemungkinan : mungkin dengan huruf k, mungkin dengan apostrof, dan mungkin dengan tanpa

(46)

lambang tulisan.

Contoh Di awal : [tdk produktif]

Di tengah : [ma?af]

Di akhir : [kaka?]

dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, huruf yang dimaksud di sini bukan setiap huruf hijaiyah, melainkan huruf hijaiyah yang memiliki arti.

1.5.2 Perubahan Bunyi

Crowley (1987:25-47) menyebutkan beberapa tipe perubahan bunyi, yakni (a) lenisi (lenition) yang terdiri dari penghilangan gugus konsonan (cluster reduction), apokope (apocope), sinkope (sincope), haplologi (haplolgy), dan kompresi (compression), (b) penambahan bunyi (sound addition)yang terdiri dari:

anaptiksis (anaptyxis), epentesis (epenthesis), dan protesis (prothesis), (c) metatesis (methatesis), (d) fusi (fusion), (e) pemisahan (unpacking), (f) pemecahan vokal (vowel breaking), (g) asimilasi (asimililation) (h) disimilasi (dsimilation), (i) perubahan suara yang tidak biasa (abnormal sound change).

Menurut Crowly (1987,71-79) ada tiga jenis perubahan bunyi, yakni (a) perubahan fonetis tanpa perubahan fonem, (b) perubahan fonetis dengan perubahan fonem, dan (c) perubahan fonem tanpa perubahan fonetis. Perubahan bunyi yang dibahas disini adalah perubahan bunyi yang tidak menimbulkan perubahan makna.

Teori perubahan bunyi yang dikemukakan oleh Crowly menyangkut tataran kata, frasa dan kalimat. Perubahan-perubahan yang menyangkut ketiga tataran tersebut terjadi juga dalam proses penyerapan dari bahasa Arab.

Berikut jenis-jenis perubahan bunyi sebagaimana dirumuskan pada penelitian di atas:

2.2.3.1. Berbagai perubahan bunyi yang terjadi dalam penyerapan Pada pasal ini dibahas jenis-jenis perubahan yang terjadi dan penjealsan masing-masing perubahan dengan contohnya. Secara berturut-turut perubahan- perubahan tersebut adalah sebagai berikut.

(47)

a. Lenisi

Pelemahan bunyi atau lenisi (Kridalaksana, 1984) merupakan perubahan dari bunyi yang kuat berubah menjadi bunyi yang lemah. Ada bunyi-bunyi yang relatif lebih kuat dan ada bunyi-bunyi yang relatif lebih lemah dari bunyi lainnya.

Bunyi-bunyi bersuara dipandang sebagai bunyi-bunyi yang lebih kuat dari pada bunyi tak bersuara. Bunyi-bunyi hambat lebih kuat dari bunyi semivokal, bunyi oral lebih kuat dari bunyi glotal, vokal depan dan belakang lebih kuat dari vokal pusat.

b. Reduksi Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap adalah konsonan-konsonan yang berurutan di dalam sebuah kata tanpa ada vokal yang disisipkan di antaranya. Adapun yang dimaksud dengan reduksi konsonan rangkap adalah pelepasan satu konsonan rangkap.

c. Aferesis

Aferesis (apheresis) adalah penanggalan bunyi dari awal sebuah ujaran. Pada umumnya penghilangan konsonan di awal kata serapan dari bahasa Arab ini adalah fonem („).

d. Apokope

Apokope (apocope) adalah pemenggalan suatu bunyi atau lebih dari ujung kata. Perubahan yang disebabkan karena pelepasan bunyi-bunyi pada akhir kata ini merupakan perubahan bunyi yang sangat lazim terjadi dalam berbagai bahasa.

e. Sinkope

Sinkope (syncope) adalah hilangnya bunyi di tengah kata. Perubahan yang terjadi karena pelepasan bunyi-bunyi pada posisi tengah kata ini sering menyebabkan terbentuknya gugus konsonan pada berbagai bahasa yang semula tidak mengenalnya.

e. Kompresi

Kompresi adalah proses pelepasan satu atau lebih silabe di akhir atau di tengah kata.

(48)

g. Penguatan Bunyi

Penguatan bunyi adalah perubahan dari bunyi-bunyi yang relatif lebih lemah menjadi bunyi-bunyi yang secara relatif lebih kuat. Tipe perubahan ini adalah kebalikan dari pelemahan bunyi atau lenisi.

h. Penambahan Bunyi

Penambahan bunyi ini ada beberapa jenis yakni protesis, epentesis (ekskresens atau anaptiksis, dan paragog. Jenis perubahan yang berupa penambahan bunyi cukup banyak ditemukan pada kata-kata serapan bahasa Arab.

Penambahan itu terjadi di tengah maupun di akhir kata.

1). Protesis

Jenis penambahan yang berupa protesis (prothesis) yakni penambahan vokal atau konsonan pada awal kata untuk memudahkan lafal pada kata serapan dari bahasa Arab tidak ditemukan.

2). Epentesis

Epentesis (epenhesis) adalah penyisipan bunyi atau huruf ke dalam kata, terutama kata pinjaman untuk menyesuaikan dengan pola fonologis bahasa peminjam. Gejala penambahan bunyi berupa penyisipan ini sering juga disebut sebagai anaptiksis. Anaptiksis (anapthyxis) ialah penyisipan vokal pendek di antara dua konsonan atau lebih untuk menyederhanakan struktur suku kata.

Penambahan yang paling lazim terjadi adalah penambahan vokal /a/, /i/, dan /u/.

3). Paragog

Paragog (paragogoue) adalah penambahan bunyi pada akhir kata untuk keindahan bunyi atau kemudahan lafal. Penambahan bunyi ini biasanya terjadi pada posisi akhir sebuah kata yang berakhir dengan konsonan, dengan penambahan vokal, namun biasanya hal ini sangat jarang terjadi.

i. Metatesis

Metatesis (metathesis) adalah perubahan letak huruf, bunyi atau suku kata dalam kata. Perubahan ini jarang terjadi, dalam penyerapan kata dari bahasa Arab.

j. Monoftongisasi

Gambar

Diagram Konsonan Bahasa  Arab  Konsonan  B i  l  a  b  i  a  l         L a  b   D i    e      n      t      a      l  D e n t a l  I  n  t   D  e  e r   n     t      a      l  A l v e o l a r  V e l a r i z e d  A  l   P  v  a e  l o  a     t     a     l
Diagram Vokal Bahasa Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

2. Prinsip-prinsip yang digunakan seorang animator untuk mengetahui dan memahami bagaimana sebuah animasi dibuat sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil animasi

Laju eksploitasi yang didapatkan menggambarkan bahwa upaya pemanfaatan udang windu menggunakan alat tangkap bottom trawl di perairan Aceh Timur sudah berada pada kondisi lebih

Y naik kembali maka hasil bagi konsentrasi-konsentrasi substansi yang ter- libat dalam reaksi pada sisi kiri persamaan (3) akan menyimpang dari nilai Q.. pada proses yang

1 Meskipun pemilu tahun 2004 selanjutnya telah memberikan peluang untuk meningkatkan partisipasi maupun representasi perempuan dalam aktifitas politik, hal ini setidaknya

Berbagai pusat studi ilmu dan filsafat Yunani telah didirikan yang tidak hanya terbatas pada pendalaman kajian warisan bangsa tersebut, tetapi juga berbagai peninggalan

dari pusat layanan kesehatan rujukan persalinan, rendahnya pengetahuan dan sikap masyarakat, serta masih banyaknya kasus persalinan muda (di bawah usia 18 tahun) sangatlah

Selain itu untuk kelas I, II, dan III yang menekankan pada penguasaan kompetensi membaca, menulis, dan berhitung untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan

- Bentuk dan saluran media meliputi media cetak, media elektronik dan media online termasuk di dalamnya media sosial yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi kehumasan