• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KERJA RODI DI TAPANULI 1930-1939.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KERJA RODI DI TAPANULI 1930-1939."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN

KERJA RODI DI TAPANULI 1930-1939

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Robintang Helena Situmorang NIM. 309121066

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Robintang Helena, NIM : 309 121 066, Perlawanan Rakyat Terhadap Pelaksanaan Kerja Rodi Di Tapanuli 1930-1939. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah program studi S1, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Kerja rodi memiliki arti kerja tanpa upah, tanpa istirahat, kerja rodi ini timbul karena kekuasaan Belanda yang merampas semua hak atas rakyat Tapanuli serta banyaknya ancaman-ancaman yang dilakukan Belanda untuk memaksa rakyat Tapanuli mengerjakan kerja rodi. Kerja rodi di Tapanuli ini diperlukan baik untuk memperbesar surplus dengan perluasan infrastruktur-pemukiman dan pengolahan tanah serta pmbangunan jaringan, lalu lintas dan irigasi-dan untuk membiayai anggaran aparatur pemerintah yang diperlukan untuk meneruskan dan menggalakan eksploitasi kolonial, bahwasanya tenaga kerja demikian ini dibayar murah bahkan tidak dibayar, berakibat bahwa jasa rakyat dapat digunakan dengan besar-besaran dan semau-maunya sehingga didalam laporan tetap mendapat tempat, kalaupun diberi, sedikit saja. demi membangun sebuah benteng dan jalan raya, tanpa membantah apa yang telah diperintahkan oleh tentara Belanda, dan menuruti apa yang diperintahkannya.

Daendels terkenal dengan kekejamannya dan telah mengadakan rodi dan memaksa rakyat menanam kopi yaitu hasil satu-satunya yang amat laris di Eropah, karena paksaan ini menyebabkan rakyat tak sempat lagi menanam yang perlu baginya, hingga sampai mati kelaparan. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka peneliti menggunakan metode library Research. Dimana penulis memperoleh sumber berdasarkan dari buku-buku yang relevan berhubungan dengan judul yang diatas serta diperoleh dari koran-koran yang saling berhubungan dengan perlawanan rakyat atas pelaksanaan kerja rodi di tapanuli 1930-1939.

(5)

KATA PENGANTAR

Semoga Allah menjadikan diri kita sebagai hamba yang selalu mendapat

karunia, dan kita bisa selalu menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur atas

nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ucapan syukur ini juga terucap atas

Berkat Allah yang memperkenankan diri peneliti hingga menyelesaikan

perkuliahan ini. Mudah-mudahan ini semua menjadi hikmah yang sangat

mendalam agar menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang banyak.

Ketika kasih sayang dan doa kedua orang tua mengiringi saya, menambah

semangat dan keyakinan saya dalam menyelesaikan studi S1 ini. Pengorbanan

yang begitu tulus dari ayahanda B.Situmorang dan Ibunda S.Silaen yang tak dapat

tergantikan menjadikan diri penulis untuk menjadi anak yang selalu berbakti

kepada orang tua.

Skripsi ini berjudul “Perlawanan Rakyat Terhadap Pelaksanaan Kerja Rodi

Di Tapanuli 1930-1939”. Kesemuanya ini dapat selesai berkat adanya arahan,

dorongan, dan bimbingan dari pembimbing skripsi penulis, yaitu bapak Dr. Phil.

Ichwan Azhari MS yang telah begitu banyak membimbing peneliti. Peneliti

menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu peneliti harapkan masukan dari bapak/ibu dosen

penguji, baik itu berupa saran maupun masukan yang bersifat membangun demi

kebaikan skripsi ini dikemudian hari.

Bersamaan dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan

(6)

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Terimakasih juga kepada bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, MS selaku dosen

pembimbing penulis yang telah begitu banyak membantu penulis,

memberikan semangat pemikiran dalam membimbing peneliti hingga

peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial UNIMED serta dosen Penguji saya.

4. Ibu Dra. Hafnita SD. Lubis M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan

Sejarah dan dosen penguji saya.

5. Bapak/ibu dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah membuka

cakrawala peneliti sekaligus mendedikasi melalui proses belajar mengajar

selama beberapa tahun.

6. Ayahanda B.Situmorang dan Ibunda S.Silaen yang telah memberi

semangat, dorongan moril serta kasih sayang yang tak terhingga.

7. My sister Eva Luisa,Amd yang telah membantu saya dalam dorongan

moril dan memberikan motivasi yang begitu hebat terhadap saya.

8. Buat bg Ater Budiman, M.Si dan bg Jhon Fawer S.Pd yang telah banyak

membantu saya dalam penulisan skripsi saya ini.

9. Buat staf PUSSIS, bg Ramadhan S.Pd, bg Hendri Dalimunthe yang telah

membantu peneliti dalam mengumpulkan sumber-sumber penelitian

peneliti.

10.Buat teman-teman tersayang M.S & B Reguler 09 (Pasukan AHH), Melda

(7)

Dian, Nurhayati, dan masih banyak lagi yang tak bisa dipersebutkan satu

per satu, yang telah banyak membantu peneliti.

11.Buat teman-teman Ambai 73 A, Marwanty situmorang, Noviana Tarigan,

Martyane sitorus, Eris elfrida simatupang, Obrin lumban gaol, Patar

Banjarnahor yang selalu memberikan keceriaan dan semangat pada saat di

rumah.

12.Buat kawan PPL SMA NEGERI 1 SUMBUL ada kesuk, kag wida, juleha,

ibu selamat pagi dan ibu suara cempreng, makasih atas semangat yang

diberikan terhadap saya.

13.Buat adik-adik stambuk ’010 Pendidikan Sejarah, sherly vani, frianko,

agus sitohang dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Tak lupa pula terimakasih penulis ucapkan yang sedalam-dalamnya atas

saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhirnya peneliti berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Juli 2013

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 15

3.2 Sumber Data ... 17

3.2.1 Data Primer ... 17

3.2.2 Data Sekunder ... 18

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 19

3.4 Teknik Analisa Data ... 19

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Faktor Penyebab Kerja Rodi ... 20

4.2. Jenis-Jenis Kerja Rodi ... 34

(9)

4.4. Perlawanan yang dilakukan Masyarakat Melalui Media

Pers Atas Pelaksanaan Kerja Rodi...50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN ... 75

5.2. SARAN ... 77

DAFTAR PUSTAKA...

(10)

Daftar Tulisan Koran

Scan 1: Politik djajahan sebelum abad ke XX... 20

Scan 2 : Hukuman diganti dengan hukuman kerja paksa ... 35

Scan 3 : Respon masyarakat yang dimuat diharian koran... 43

Scan 4 : Keadaan masyarakat penduduk Tarutung ... 44

Scan 5 : Kesengsaraan yang dialami masyarakat Tapanuli... 47

Scan 6 : Penahanan gaji masyarakat Tapanuli. ... 59

Scan 7 : VOC & Kedatangan Daendels ... 69

Scan 8 : Kewajiban masyarakat mengerjakan kerja rodi ... 70

Scan 9 : pekerjaan rodi yang dilakukan dengan paksaan. ... 71

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana

rempah-rempah menjadi komoditas yang paling menguntungkan pasar

internasional. Itulah yang mendorong para pemilik modal di negara-negara eropa

melakukan ekspedisi ke Asia dan Afrika, dimana bahan baku rempah rempah

mudah didapatkan. Tentu saja kebutuhan dari pengusaha internasional adalah

tanah seluas-luasnya, tenaga kerja murah, sebagai sumber bahan baku yang

murah. Dan tidak lupa keamanan dalam menjalankan produksi. Maka

dihadirkanlah tentara belanda, Tugas pokoknya adalah menciptakan ketakutan,

kepatuhan, agar para rakyat bekerja sekeras-kerasnya tanpa perlawanan. Bagi

rakyat yang melawan akan diberi sanksi fisik yang berupa penyiksaan, cambuk,

penjara, hingga hukuman mati.

Kolonialisme di Sumatera Utara masuk lewat penjinakan dan penaklukan

penguasa lokal yaitu dengan memberi mereka upeti, pajak dan dibangunkan istana

dan mesjid yang megah. Jadilah para Sultan menjadi Raja sunguhan yang

mempunyai wibawa dimata rakyatnya. Pihak penguasa kolonial tidak susah-susah

melakukan kontrol langsung, cukup memelihara atau mendapatkan penguasa lokal

yang mau jadi komprador. Apalagi biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal.

Strategi ini cukup ampuh untuk beberapa lama menaklukan perlawanan buruh.

Begitu kuatnya penguasa kolonial sehingga mampu menjalankan sistem kerja

(12)

dan tani ) begitu menderita. Dampak penting dari gerakan kolonialisme ialah

timbulnya sistem Kolonial dan situasi kolonial di Negara jajahan. Ciri pokok

hubungan colonial pada dasarnya berpangkal pada dasarnya prinsip

dominasi,eksploitasi,diskriminasi, dan dependensi. Situmorang, (2008:ii)

Pada masa jaya nya Hindia Belanda pada masa itu sekitar tahun 1807

pembangunan infrastruktur kemudian dengan masa “penghambaan diri’ atau lebih

dikenal dengan “Rodi” pada zaman Herman William Deandels yang terkenal

dengan sistem kerja rodi nya atas rakyat Indonesia. Kerja Rodi memiliki arti kerja

tanpa upah, tanpa istirahat demi membangun sebuah benteng dan jalan raya, tanpa

membantah apa yang telah diperintahkan oleh tentara Belanda, dan menuruti apa

yang diperintahkannya. Pada kondisi ini, rodi sendiri dikerjakan para lelaki secara

bersama-sama atau serentak terhadap suatu proyek pembangunan tertentu.

Sistem kerja rodi ini sangat tidak manusiawi dirasakan para rodi, hal ini

dikarenakan dalam sistem kerja rodi pekerja hanya bekerja tanpa menerima

bayaran, harus menyediakan sendiri makanan, tempat tinggal dan kesehatan nya.

Pihak yang punya kerja ( Gubernemen, pembesar/pemuka atau “strata elite“)

hanya ingin proyek tersebut selesai.

(13)

umpamanya sampai 1/3 atau 1/2. Sering kali rakyat dipindahkan ketempat yang jauh dari desanya, pekerjaan berat diperlukan untuk pengangkutan, mengolah hasil dipabrik, membuat jalan saluran air dn jembatan. Setelah mereka melakukan banyak tenaga kerja tidak dibayar. Kartodirdjo,(1976 : 15)

Daendels memberlakukan kerja paksa tanpa upah untuk membangun jalan.

Kerja paksa ini dikenal dengan nama kerja rodi. Rakyat dipaksa membangun Jalan

Raya Anyer-Panarukan yang panjangnya sekitar 1.000 km. Jalan ini juga dikenal

dengan nama Jalan Pos. Selain untuk membangun jalan raya, rakyat juga dipaksa

menanam kopi di daerah Priangan untuk pemerintah Belanda. Banyak rakyat

Indonesia yang menjadi korban kerja rodi.

Selain itu Jalan terowongan atau batu lubang adalah salah satu bukti

sejarah perjuangan rakyat Tapanuli dalam menjalankan kerja rodi . Konon cerita

awal dibuatnya jalan tersebut adalah pada saat masa rodi dulu. Pada sekitar tahun

1930, saat penjajah Belanda masuk ke tanah batak melalui Barus mempunyai

masalah untuk melewati jalan ini, karena ditutup batu gunung yang keras dan

hutan belantara. Karena mereka menjajah, memaksa para tahanan jajahan perang

yakni para pejuang Indonesia ini untuk kerja paksa (rodi), untuk membuat lubang

dengan memahat batu-batu hingga bisa tembus ke jalan Tarutung-Sibolga-saat ini

(Tapanuli Tengah). Jadilah Batu Lubang yang dikerjakan tawanan perang ditawan

oleh penjajah Belanda.

Tidak terhitung berapa banyak nyawa pekerja yang tewas saat

pembangunan jalan dengan sistem kerja rodi tersebut. Ya, pembangunan jalan

(14)

kejamnya, mereka yang tewas langsung saja dibuang ke dalam jurang yang

melingkari Bukit Barisan sedalam ratusan meter tersebut.

Menurut Simanjuntak (2008:2) masalah yang terbentuk didalam

masyarakat akibat berbagai faktor yang berhubungan dengan kepentingan dan

tujuan masing-masing orang atau kelompok. Masalah menjadi muncul ketika

terbentuk hubungan sosial antar individu dan antar kelompok.

Pihak Belanda memikirkan berbagai rencana yang semuanya mempunyai

sasaran umum yang sama yaitu bagaimana memperoleh hasil dalam jumlah harga

yang tinggi sehingga akan memberikan keuntungan. Pemikiran tersebut tidak

pernah dirumuskan secara eksplisit tetapi tampaknya sistem itu didasarkan pada

suatu prinsip umum yang sederhana.Ricklefs, (2008:260)

Pada dekade 1920-an tercatat bahwa di setiap kota besar, ada penerbitan

surat kabar, baik sebagai corong organisasi tertentu, maupun tidak. Kehidupan

pers pada masa tersebut relatif bebas, karena untuk menerbitkan surat kabar, tidak

diperlukan izin khusus dari Pemerintah Hindia Belanda, sehingga sebaliknya

pemerintah tidak dapat melakukan pembredelan. Penerbitan surat kabar menjadi

elemen yang penting dari gerakan kuli, karena masing-masing organisasi dapat

mengemukakan pandangan mereka serta melakukan perdebatan melalui sarana

ini. Para aktivis umumnya mengandalkan surat kabar baik sebagai sarana

perdebatan sesama aktivis maupun untuk mengkritik sejumlah kebijaksanaan

(15)

untuk menulis “Perlawanan Rakyat Terhadap Pelaksanaan Kerja Rodi Di

Tapanuli 1930-1939.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi identifikasi masalah

adalah:

1. Faktor munculnya kerja rodi di Tapanuli.

2. Apa saja jenis kerja rodi yang dilaksanakan di Tapanuli.

3. Respon masyarakat atas pelaksanaan kerja rodi yang diterbitkan didalam

media pers tersebut.

4. Perlawanan yang dilakukan masyarakat melalui media pers atas

pelaksanaan kerja rodi.

C.Rumusan Masalah

1. Apa penyebab muncul nya kerja rodi di Tapanuli?

2. Apa saja jenis kerja rodi yang dilaksanakan di Tapanuli?

3. Bagaimana respon masyarakat terhadap kerja rodi yang diterbitkan

didalam media pers?

4. Bagaimana perlawanan yang dilakukan masyarakat melalui media pers

terhadap kerja rodi tersebut ?

D.Tujuan Penelitian

(16)

2. Untuk mengetahui apa saja jenis kerja rodi yang dilaksanakan di Tapanuli.

3. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap kerja rodi yang diterbitkan

didalam media pers.

4. Untuk mengetahui perlawanan lewat media terhadap kerja rodi.

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti.

2. Menambah informasi kepada masyarakat Sumatera Utara khususnya di

tarutung tentang bagaimana keadaaan kuli kontrak.

3. Sebagai bahan perbandingan terhadap buruh pada zaman kolonial dengan

zaman sekarang.

4. Untuk menambah khasanah kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya

Fakultas Ilmu Sosial, Pendidikan Sejarah.

5. Sebagai bahan pengetahuan dan kemampuan bagi peneliti dalam

(17)

1 BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

1. kerja rodi ini timbul karena kekuasaan Belanda yang merampas semua hak

atas rakyat Tapanuli serta banyaknya ancaman-ancaman yang dilakukan

Belanda untuk memaksa rakyat Tapanuli mengerjakan kerja rodi. Kerja

rodi di Tapanuli ini diperlukan baik untuk memperbesar surplus dengan

perluasan infrastruktur-pemukiman dan pengolahan tanah serta

pmbangunan jaringan, lalu lintas dan irigasi-dan untuk membiayai

anggaran aparatur pemerintah yang diperlukan untuk meneruskan dan

menggalakan eksploitasi kolonial, bahwasanya tenaga kerja demikian ini

dibayar murah bahkan tidak dibayar, berakibat bahwa jasa rakyat dapat

digunakan dengan besar-besaran dan semau-maunya sehingga didalam

laporan tetap mendapat tempat, kalaupun diberi, sedikit saja.

2. kerja rodi yaitu kerja paksa atau usaha yg dilakukan oleh beberapa orang

(lembaga, pemerintah, dsb) untuk mencapai tujuan bersama pemerintah

yang mutlak diperlukan untuk kelancaran pembangunan.

ada 3 jenis kerja rodi yaitu :

1) Krigadiensten yaitu kerja rodi untuk kepentingan bersama yakni

kepentingan raja atau lurah dan kepentingan petani misalnya

(18)

2

2) Wachtdiensten yaitu kerja rodi dalam bentuk jaga malam yakni

untuk menjaga rumah, pekarangan rumah, atau milik berharga dari

raja atau lurah.

3) Gugurgunungdiensten yaitu kerja rodi untuk menanggulangi

malapetaka atau kecelakaan dan juga pekerjaan yang membutuhkan

penyelesaian dengan cepat.

3. Banyak respon yang diberikan masyarakat Tapanuli terhadap kebijakan

pelaksanaan kerja rodi yang dimuat didalam media pers, respon yang

dimuat mendatangkan petaka kepada Tuan Manullang yang merupahkan

pelopor dari penghapusan pelaksanaan kerja rodi, dimana Tuan Manullang

masuk sel besi dikarenakan memuat berita tentang kekejaman kerja rodi,

selain Tuan Manullang Parada Harahap juga ikut memberikan respon dan

mengalami hal yang sama dengan Tuan Manullang.

4. Perlawanan yang dilakukan dalam penghapusan kerja rodi melalu media

pers, Tuan Manullang merformulasi keputusan terpenting yang dihasilkan

oleh kongres dengan suara-bulat sebagai berikut : menolak kedatangan

concessie-jagers, Menuntut dihapuskan (ditiadakan) nya rodi stelsel yang

terkutuk itu. Hatopan Kristen Batak menegaskan usulannya bahwa kalau

tetap tak bisa dihapuskan oleh pemerintah karena bersifat pekerjaan

umum, supaya diberlakukan kepada semua penduduk baik pribumi

maupun non-pribumi berarti termasuk bagi orang Eropah, begitulah

catatan Manullang dan Hatopan Kristen Batak menuntut, bukan saja hanya

(19)

3

pengakuan terhadap harkat atau harga diri warga Tapanuli sehingga pada

kerja rodi pada tahun 1930 telah diganti dengan belasting jalan.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian maka penulis menyarankan agar :

1. Pemerintah dapat belajar dari masa lalu, begitu banyak penderitaan rakyat

Indonesia dimana diakibatkan oleh bangsa Belanda yang leluasa masuk dan

menguasai wilayah Nusantara. Melalui tulisan ini dimana pemerintah lebih

bijaksana dalam mengambil sikap, karena keputusan dari pemerintah itu lah

yang menentukan hidup khalayak orang banyak. Jangan sampai kerja rodi

terjadi kembali di negara Indonesia kita ini.

2. Para sejarahwan atau rakyat biasa lebih mempelajari lebih dalam sejarah

Indonesia. Dan rakyat menghargai jasa para pahlawan, dimana mereka

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Breman, Jan, 1986. Penguasaan Tanah Dan Tenaga Kerja. Jakarta : LP3ES.

Breman, Jan. 1997. Menjinakan Sang Kuli. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

Castles, Lance. 2001. Kehidupan Politik Suatu Keresisdenan di Sumatera Tapanuli. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2011. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. Medan: FIS UNIMED. Pergerakan Nasional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Khudori. 2004. Neoliberalisme Menumpas Petani. Yogyakarta : Resist Book.

Kuntjoro, Dorodjatun, Jakti. 2000. Sejarah Ekonomi Indonesia Berbagai Tantangan Baru. Jakarta : LP3ES.

Kuntowidjoyo. 2002. Metode-Metode Sejarah. Jakarta : Bumi Aksara. Pelzer, Karl. 1985. Toean Kebun Dan Petani. Jakarta : Sinar Harapan.

Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme Dan Etnisitas. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.

Ricklefs, M.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta : PT. Ikrar Mandiriabadi.

(21)

Simanjuntak, B.A, Nasikoen. 2008. Kapita Selekta Teori-Teori Antropologi Dan Sejarah Sosiologi. Medan : Bina Media Perintis.

Simanjuntak, B.A, Sosrodiharjo Soedjito.2009. Metode Penelitian Sosial. Medan : Bina Media Perintis.

Situmorang, Manginar. Dkk. 2008. Buruh Harian Lepas. Medan : Kelompok Pelita Sejahtera.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Swasono, Yudo. Dkk. 1983. Metode Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta : BPFE.

Sumber Internet :

(http://barat17.wordpress.com/category/history/)

(http://buruhonline.wordpress.com/2010/02/01/hello-world/)

(22)

Sumber Koran :

Moetiara, 28 september 1935.

Moetiara, Sabtu 8 February 1936.

Partoengkoan, Sabtoe 10 Juni 1939.

Pertjatoeran, Kamis 20 Agustus 1935.

Pertjatoeran, Selasa 22 September1935.

Pertjatoeran, Selasa 15 Decsember 1935.

Pelita Andalas, 5 juli 1937.

Sinar Deli, 5 September 1932.

Sinar Deli, Sabtoe 3 September 1932.

Soera Batak, Sabtoe 28 November 1935.

Soera Batak, Sabtoe 16 Januari 1936.

Soera Batak, Sabtoe 30 Januari 1936.

Referensi

Dokumen terkait