• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Design Planning of Vertical Hold Sport Climbing Center.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The Design Planning of Vertical Hold Sport Climbing Center."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i

Abstrak

Panjat tebing suatu kegiatan olahraga yang menyebar keseluruh dunia. Olahraga ini membutuhkan konsentrasi, keseimbangan, kekuatan dan teknik yang dikuasai. Perkembangan panjat tebing di Indonesia muncul pada sekitar tahun 1960. Tahun 1991, pertama kalinya Indonesia mengirimkan atlit panjat tebing di kejuaraan Oceania – Australia. Dengan keikut sertaan ini membuka mata dunia panjat tebing Internasional, bahwa Indonesia sudah mempunyai atlit panjat tebing berskala Internasional. Namun tempat pembelajaran panjat tebing kurang berkembang di kota Bandung, Indonesia. Sedangkan jumlah ketertarikan orang-orang terhadap panjat tebing cukup banyak. Permasalahannya di kota Bandung,

climbing center di Bandung sulit ditemukan. Vertical Hold Sport Climbing Center

menjadi sarana yang tepat untuk memfasilitasi pemanjat tebing serta orang-orang yang ingin belajar mengetahui panjat tebing lebih lanjut.

Pada proses perancangan ini diambil konsep focus yang merupakan kata kerja untuk mencapai target dalam panjat tebing. Tanpa pemikiran yang focus,

para pemanjat tidak akan mencapai target keberhasilan dalam memanjat. Perancangan ini terdapat fasilitas utama yaitu practice indoor room, practice outdoor, gym, theory room dan shower room. Selain itu juga disertai fasilitas pendukung yaitu galeri foto, galeri alat panjat, ruang V.I.P, kantin, toko perlengkapan panjat, perpustakaan dan kantor.

(2)

ii

Abstract

Climbing is a sport which is well-known all over the world. This sport

needs high concentration, balance, strength and good technique. The development

of climbing in Indonesia started from the year 1960. In 1991, Indonesia

participated in its first championship in Oceania, Australia. The participation in the competition opened the world’s eyes that Indonesia has climbing athletes which are on par with international standard. Unfortunately, there are few places

offering lessons for amateur climbers in Bandung, Indonesia. It is in contrast to

the increase of public interest in mountain climbing. It is very difficult to find a

climbing center in Bandung; that is why Vertical Hold Sport Climbing Center is

the right facility for people who want to climb and learn more about mountain

climbing.

In the process of design, the designer uses the concept of “focus,” a verb which is hoped to reach the target during mountain climbing. Without focus,

climbers will not be able to reach their climbing target. The design focuses in

various main facilities such as practice indoor room, practice outdoor, gym,

theory room and shower room. In addition, several supporting facilities like photo

gallery, climbing tools gallery, VIP room, cafeteria, climbing retail shop, library

and office are also available in this center.

.

(3)

vii

DAFTAR ISI

JUDUL

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ...ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Ide atau Gagasan Perancangan 2

1.3 Rumusan Masalah 2

1.4 Tujuan Perancangan 2

1.5 Manfaat Perancangan 3

1.6 Ruang Lingkup Perancangan 3

1.7 Sistematika Penulisan 4

BAB II : TEORI TENTANG BALET DAN TINJAUAN FASILITAS

2.1 Pengertian Teori Warna 5

2.2 Bentuk-Bentuk Karakter Individu 6

2.2.1 Dimensi Individu 7

2.3 Data-Data yang Berhubungan dengan Climbing 13

2.3.1 Climbing 13

(4)

viii

2.3.3 Program Climbing 18

2.3.4 Climbing Club 19

2.3.5 Kelas Pengajaran Climbing Club 19 2.3.6 Persiapan Sebelum Olahraga Climbing 20

2.3.7 Sarana Penunjang 22

2.3.8 Ergonomi Climbing 24

2.3.9 Peralatan dan Perlengkapan Climbing 26

2.4 Ruang Kelas 32

BAB III : DESKRIPSI PERANCANGAN

3.1 Deskripsi Objek 35

3.2 Analis Site 36

3.2.1 Analisis Tampak Luar 36

3.2.2 Analisis Tapak Site Terhadap Lingkungan 37

3.2.3 Analisis Bangunan 37

3.2.4 Foto Kondisi Lokasi Bangunan 38

3.3 Studi Banding 38

3.3.1 Climbing Stone Age 38

3.3.1.1 Gambaran Umum Sekolah 38

3.3.1.2 Fasilitas 38

3.3.1.3 Program Climbing 39

3.3.2 Sekolah Panjat Tebing Merah Putih 40 3.3.2.1 Gambaran Umum Sekolah 40

3.3.2.2 Visi 40

(5)

ix 3.3.2.4 Kegiatan Outdoor Umum 41 3.3.2.5 Kursus Panjat Tebing Olahraga Tingkat Dasar 41 3.3.2.6 Kursus Panjat Tebing Olahraga Tingkat Lanjutan 42

3.4 Tinjauan User 43

3.4.1 Identifikasi User 43

3.4.2 Job Description dan Flow Activity User 43

3.5 Kebutuhan User 44

3.6 Program Kebutuhan Ruang 46

3.7 Program Perancangan Kebutuhan Ruang 48

3.8 Hubungan Antar Ruang 49

3.9 Zoning Blocking 50

3.10 Konsep 50

3.10.1 Konsep Perancangan 50

3.10.2 Mind Mapping 54

BAB IV : PERANCANGAN INTERIOR CLIMBING CENTER

4.1 Tema dan Konsep 55

4.2 Penataan Layout Ruang 56

4.3 Perancangan Khusus 58

4.3.1 Denah Khusus Lobby, Gallery dan Waiting Area 58 4.3.2 Denah Khusus Practice Indoor Room 60 4.3.3 Denah Khusus Climbing Outdoor Area 62 4.3.4 Denah Khusus Gym Area dan Ruang Teori 63

4.3.5 Denah Khusus Shower Room 66

4.3.6 Fasilitas Penunjang Lainnya 67

BAB IV : PENUTUP

5.1 Kesimpulan 69

5.2 Saran 70

(6)

x

DAFTAR TABEL

Bab II : STUDY LITERATURE

2.1 Dimensi Tinggi Badan Dewasa 8

2.2 Dimensi Tinggi Duduk Normal Dewasa 8

2.3 Dimensi Rentang Panggul Dewasa 9

2.4 Dimensi Tinggi Lutut Dewasa 9

2.5 Dimensi Jarak Pantat – Lutut Dewasa 10 2.6 Dimensi Kepala, Wajah, Tangan dan Kaki Dewasa 10 2.7 Dimensi Tinggi Badan Anak - Anak 11 2.8 Dimensi Tinggi Duduk Anak - Anak 11 2.9 Dimensi Rentang Panggul Anak - Anak 11 2.10 Dimensi Tinggi Lutut Anak - Anak 12 2.11 Dimensi Jarak Pantat - Lutut Anak - Anak 12

BAB III : DESKRIPSI PERANCANGAN

(7)

xi

DAFTAR GAMBAR

Bab II : STUDY LITERATURE

Gambar 2.1 Sketsa Tinggi dan Lebar Badan Dewasa 7 Gambar 2.2 Sketsa Tinggi Duduk Normal dan Tinggi Lutut Dewasa 8 Gambar 2.3 Sketsa Rentang Panggul Dewasa 8 Gambar 2.4 Sketsa Dimensi Ukuran Tubuh Dewasa 10

Gambar 2.5 Climbing Indoor 13

Gambar 2.6 Bouldering 14

Gambar 2.7 Buildering 14

Gambar 2.8 Canyoning 14

Gambar 2.9 Chalk Climbing 15

Gambar 2.10 Climbing Competition 15

Gambar 2.11 Ice Climbing 16

Gambar 2.12 Pendakian Indoor 16

Gambar 2.13 Mountaineering 16

Gambar 2.14 Climbing Net 17

Gambar 2.15 Pole Climbing 17

Gambar 2.16 Rock Climbing 17

Gambar 2.17 Perpustakaan Sebagai Fasilitas Penunjang 23 Gambar 2.18 Plant Wall Climbing Tampak Depan 24

Gambar 2.19 Panel Wall Climbing 25

Gambar 2.20 Struktur Panel Wall Climbing 25 Gambar 2.21 Potongan Panel Wall Climbing 26 Gambar 2.22 Tali yang Digunakan Dalam Climbing 27

Gambar 2.23 Carabiner Screw 28

Gambar 2.24 Carabiner Snap 28

Gambar 2.25 Quickdraws 28

Gambar 2.26 Sling 29

(8)

xii

Gambar 2.28 Autostop 30

Gambar 2.29 Helm Khusus Climbing 30

Gambar 2.30 Sarung Tangan Belay 31

Gambar 2.31 Sepatu Panjat 31

Gambar 2.32 Kantung Kapur 31

BAB III : DESKRIPSI PERANCANGAN

Gambar 3.1 Denah General Selasar Sunaryo Art Space 35 Gambar 3.2 Peta Lokasi Selasar Sunaryo Art Space 36 Gambar 3.3 Foto-foto Kondisi Lokasi Selasar Sunaryo Art Space 38 Gambar 3.4 Ruang Gym Sekolah Climbing Stone Age 39 Gambar 3.5 Ruang praktik Sekolah Climbing Stone Age 39 Gambar 3.6 Logo Sekolah Merah Putih 40 Gambar 3.7 Kursus Panjat Tebing Olahraga Tingkat Dasar 42 Gambar 3.8 Kursus Panjat Tebing Olahraga Tingkat Lanjutan 43 Gambar 3.9 Contoh Warna yang Akan Digunakan 51

Gambar 3.10 Penerapan Bentuk Focus 53

BAB IV : PERANCANGAN INTERIOR CLIMBING CENTER

Gambar 4.1 Denah General Lantai 1 56

Gambar 4.2 Denah General Lantai Dasar 57

Gambar 4.3 Potongan A-A’ 57

Gambar 4.4 Potongan B-B’ 58

(9)

xiii Gambar 4.13 Potongan B-B Climbing Indoor Area 61 Gambar 4.14 Perspektif Climbing Indoor Area 62 Gambar 4.15 Denah Climbing Indoor Area 62 Gambar 4.16 Potongan A-A Climbing Indoor Area 62 Gambar 4.17 Potongan B-B Climbing Indoor Area 63 Gambar 4.18 Perspektif Climbing Indoor Area 63 Gambar 4.19 Denah Gym Area dan Teori 64 Gambar 4.20 Ceiling Gym Area dan Teori 64 Gambar 4.21 Potongan A-A Gym Area dan Teori 64 Gambar 4.22 Potongan B-B’Gym Area dan Teori 65 Gambar 4.23 Perspektif Gym Area dan Teori 65

Gambar 4.24 Denah Shower Room 66

Gambar 4.25 Ceiling Shower Room 66

Gambar 4.26 Potongan A-A Shower Room 66 Gambar 4.27 Potongan B-B Shower Room 67

Gambar 4.28 Perspektif Shower Room 67

Gambar 4.29 Perspektif Shop 67

Gambar 4.30 Perspektif Canteen 68

Gambar 4.31 Perspektif VIP Room 68

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Climbing adalah salah satu kegiatan olahraga yang menyebar keseluruh belahan dunia. Mendengar kata climbing pasti selalu identik dengan dunia dewasa dan pria, tetapi pendapat itu terpatahkan karena dunia anak-anak dan wanita pun kini mulai menggemari dan menekuni olahraga ini. Sekarang ini olahraga climbing sudah mengalami perkembangan, tidak hanya menjadi sebuah hobi, bahkan ada kompetisi olahraga

climbing.

Climbing berarti memanjat. Memanjat harus mempunyai pelatihan serta keahlian khusus untuk mencapai target. Pelatih atau instruktur inilah yang biasanya memberi pengarahan mengenai dasar-dasar memanjat serta fungsi dari berbagai macam peralatan yang akan digunakan. Tugas instruktur ini sangat berat karena berkaitan akan keselamatan seseorang.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak peminat. Fasilitas dalam olahraga climbing sudah sangat banyak, akan tetapi sekolah climbing untuk mewadahi peminat di Indonesia sangat terbatas.

Kegiatan olahraga climbing sekarang ini tidak hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa, tapi kini mulai digemari oleh wanita serta anak-anak dan tentunya dalam pengawasan orang tua. Permasalahan yang muncul adalah tidak semua orang tua setuju dan mempercayai anaknya seorang diri untuk memulai olahraga climbing ini. Banyak anak-anak dan para wanita yang ingin mencoba olahraga yang menantang seperti

(11)

2 Melihat banyak alasan dan permasalahan yang timbul seperti banyaknya peminat dari berbagai golongan umur dari pria dan wanita, maka dibutuhkan satu sarana yang dapat membuat para peserta mengapresiasikan rasa dan keingintahuan mereka pada olahraga climbing.Climbing center ini bisa menjadi sarana dimana para pengunjung bisa dengan bebas melakukan kegiatan yang dapat membantu meningkatkan keberanian, keahlian, keseimbangan dan dapat menciptakan karakter mereka sejak dini. Disini orang tua dan para wanita tidak perlu khawatir lagi pada anak-anak mereka dan diri mereka sendiri yang ingin mencoba olahraga climbing karena climbing center ini menyediakan pelatih-pelatih dewasa yang siap menjaga dan menemani peserta selama kegiatan olahraga berlangsung.

Dari beberapa alasan di atas seperti kurangnya komunitas climbing dengan fasilitas – fasilitas penunjang maka penulis mencoba merancang sebuah sarana yang dapat menampung kegiatan tersebut di atas. Oleh karena itu, laporan ini dijadikan sebagai laporan untuk mengetahui perancangan climbing center untuk pengunjung.

1.2Ide atau Gagasan Perancangan

Merancang climbing center dengan menerapkan konsep “Focus” pada desain interior dengan menambahkan fasilitas penunjang untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang edukatif, rekreatif dan komunikatif.

Edukatif berarti bisa menumbuhkan pengetahuan dalam olahraga climbing,

rekreatif berarti climbing center sebagai sarana ekspresi dan hiburan, dan komunikatif dapat memperkenalkan kepada masyarakat umum dengan memberikan suasana sesuai kegiatan dengan memfasilitasi ruang teori, ruang gym, ruang praktek, perpustakaan,

gallery kegiatan climbing, market peralatan climbing dan kantin.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas, rumusan masalah yang penulis buat adalah :

1. Bagaimana merancang interior Climbing Center yang menyenangkan untuk pengunjung?

2. Bagaimana cara penerapan konsep “Focus” yang akan diterapkan pada desain? 3. Bagaimana cara menciptakan feel adventure pada interior yang akan didapatkan

pengunjung?

1.4Tujuan Perancangan

(12)

3 1. Mengetahui bagaimana merancang climbing center yang baik dengan menyediakan fasilitas – fasilitas penunjang untuk pengunjung sehingga pengunjung merasa senang untuk mengikuti kegiatan olah raga climbing ini. 2. Mengetahui bagaimana cara menerapkan konsep yang dipilih penulis yaitu

Focus” kedalam desain baik interior, alur ruangan maupun furniture yang akan digunakan.

3. Mengetahui bagaimana menciptakan feel adventure yang akan didapatkan pengunjung dengan menggunakan site yang mendukung seperti selasar sunaryo yang berlokasi di jalan Bukit Pakar Timur.

1.5Manfaat Perancangan

Perancangan ini memberikan beberapa manfaat bagi penulis dan pembaca, seperti: 1. Bagi penulis, menciptakan wawasan terhadap kondisi lapangan sehingga

menambah kompetensi dan kemampuan juga teori yang telah diperoleh dari bangku perkuliahan, dapat menjadi sebuah referensi untuk perancangan climbing center, memahami kegiatan perancangan dan memperoleh pengetahuan tentang

climbing.

2. Bagi pembaca, menambah wawasan dan pengetahuan secara umum, khususnya dalam mendesain dan merancang climbing center.

1.6Ruang Lingkup Perancangan

Target pasar pada perancangan interior Climbing Center ini adalah para pemula mulai dari anak-anak usia 10 tahun hingga 50 tahun. Obyek dari perancangan ini berupa ruang yang mewadahi kegiatan climbing untuk pemula. Fasilitas yang akan dirancang yaitu :

1. Fasilitas utama terdiri dari :

• Ruang teori, berfungsi sebagai tempat dimana pemula menerima pengetahuan dasar tentang climbing, termasuk penyajian lewat audio visual sehingga menyenangkan bagi pemula ketika belajar.

• Ruang gym, berfungsi sebagai tempat lanjutan setelah menerima teori dimana pemula bisa melakukan pemanasan dan peregangan sebelum melaksanakan praktek.

• Ruang praktek, berfungsi untuk pemula mencoba dan mempraktekkan langsung kegiatan climbing.

2. Fasilitas pendukung terdiri dari :

(13)

4 • Perpustakaan merupakan tempat untuk menginformasikan dan

memperkenalkan buku-buku terbaru ataupun bagi mereka yang ingin mengetahui informasi tentang climbing.

• Ruang galery climbing berfungsi untuk mendisplay semua foto-foto kegiatan, serta acara indoor maupun outdoor di alam bebas.

• Toko khusus merupakan tempat untuk menjual kebutuhan untuk climbing,

mulai dari buku panduan, peralatan dan aksesoris.

• Kantin berfungsi bagi pengunjung ketika mereka beristirahat. • Ruang kantor difungsikan untuk para pengajar.

• Toilet difungsikan untuk para staff, murid dan pengunjung. • Ruang staff difungsikan untuk para staff yang bertugas.

• Ruang control difungsikan sebagai pusat control seluruh penunjang kegiatan pengunjung.

• Gudang difungsikan untuk menyimpan peralatan climbing.

1.7Sistematika Penulisan BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang Latar Belakang, Ide atau Gagasan Perancangan, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Perancangan, Ruang Lingkup Perancangan dan Sistematika Penulisan.

BAB II

STUDI LITERATUR

Bab ini membahas tentang pengertian Karakter Individu, Bentuk-Bentuk Karakter Individu, Dimensi Individu, Maknda Pendidikan, Aplikasi Pemenuhan Kebutuhan Pengunjung di Climbing Center, Elemen Climbing Center, Climbing, Tipe-Tipe Kegiatan, Climbing Club, Ergonomi Climbing, Peralatan dan Perlengkapan

Climbing, Persiapan Fisik Memulai Olahraga Climbing, Ruang Teori, Gym, Lobby, dan Ruang Kantor.

BAB III

DESKRIPSI PERANCANGAN

(14)

69

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kurang berkembangnya olahraga wallclimbing di kota Bandung karena kelompok pecinta climbing di Bandung sulit ditemukan, maka dari itulah perancang merancang climbing center yang berstandar internasional selain itu mengakomodasi sarana dan prasara untuk mendukung pemanjat tebing menjadi professional serta handal yang berasal dari kota Bandung ataupun Indonesia.

Perancangan interior climbing center ini menggunakan tema wall dan konsep focus yang kesannya lebih mengarah pada tujuan dari climbing itu sendiri. Maksud mengarah pada tujuan disini adalah lebih sesuai dengan apa yang harus dibutuhkan pada seorang climbers pada saat memanjat yaitu focus. Perancangan ini tidak menggunakan gaya yang lebih modern seperti pada pusat kegiatan lainnya yang berada ditengah-tengah kota besar seperti di Bandung, karena modern tidak mencerminkan kebebasan pada alam yang terbuka. Untuk itu perancangan ini disesuaikan dengan apa yang berhubungan dengan climbing itu sendiri agar pengunjung merasakan alam yang sebenarnya dan nyaman didalamnya. Material yang digunakan seperti multiplex dengan finishing

(15)

70 Selama masa perancangan Vertical Hold Sport Climbing Center, penulis menyimpulkan bahwa dalam membuat sebuah pusat olahraga panjat berstandar internasional terdapat fasilitas-fasilitas penunjang hingga alur kegiatan yang harus diikuti sebelum dan sesudah memulai aktifitas.

Penggabungan dari tema wall dan konsep focus yang diaplikasikan dan divisualkan pada climbing center ini menampilkan kesan yang menyatu. Selain itu

user juga akan merasakan suasana yang santai, nyaman dan aman berada didalamnya.

5.2 Saran

(16)

Referensi

Dokumen terkait