• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Konsumen yang Menginap di Hotel Horison, Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa terhadap Kepuasan Konsumen yang Menginap di Hotel Horison, Bandung."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

INTISARI

Jasa merupakan setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Dalam industri jasa, kualitas jasa merupakan salah satu hal yang penting. Konsumen akan merasa puas apabila mereka mendapatkan pelayanan atau kualitas jasa yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Apabila konsumen merasa kualitas yang didapatnya tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak memuaskan, kemungkinan besar konsumen tidak akan menggunakan jasa dari perusahaan tersebut lagi, bahkan mungkin konsumen tersebut akan membeli dari pesaing yang menawarkan kualitas jasa yang lebih baik.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah lima dimensi pokok kualitas jasa yaitu bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Penelitian ini dilakukan di Bandung dengan menggunakan 134 responden yang merupakan konsumen dari Hotel Horison. Karakteristik yang digunakan adalah karakteristik yang mudah diamati seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, tujuan menginap. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan uji regresi dengan menggunakan SPSS versi 11.5., yang mana hasil uji regresi kualitas jasa terhadap kepuasan konsumen memperoleh hasil Y1 = 3,570 + 0,119X1 + 0,113X2 + 0,153X3 + 0,216X4 + 0,460X5 dengan α ≤ 5%, yang artinya untuk dimensi TOTAS dan TOTEM, H1 diterima karena α ≤ 0,05 yaitu untuk TOTAS sebesar 0,028, TOTEM sebesar 0,000 artinya dimensi TOTAS dan TOTEM mempengaruhi kepuasan konsumen, sedangkan dimensi lainnya yaitu TOTTA, TOTREL, TOTRES ditolak karena α>0,05 yaitu TOTTA sebesar 0,121, TOTREL sebesar 0,242, dan TOTRES sebesar 0,111 artinya dimensi TOTTA, TOTREL, dan TOTRES tidak mempengaruhi kepuasan konsumen. Sedangkan hasil adjusted R square sebesar 0,443 atau 44,3 % dan sisanya sebesar 0,557 atau 55,7 % dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian secara keseluruhan menjelaskan bahwa kualitas jasa mempengaruhi kepuasan konsumen.

(2)

ABSTRACK

Service is performance or action which offer to one people to another people, which it’s intangible and inconsequently ownership to something. In sevice industry, service quality is one matter of important. Consumer will be feel satisfication if they are to get good service or service quality or which accordance is expected. If consumer fell which get quality acquisition of disagree or dissatisfication, maybe consumer didn’t use service form company again, and maybe consumer will buy from competitor which offer best quality.

The aim research is to analyze what five fundamental dimension service quality is tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy influence satisfication of consumer. The research was held in Bandung with using 134 respondent who consumer from “Hotel Horison”. The individual characteristic which is use is the one that is very easy to see such as gender, age, work, purpose lodging in hotel. The analysis method which is use is simple regression analysis and data collection method which is use is the survey method

In the research, the writer has done simple regression use SPSS version 11.5., with the result regression test the service quality to satisfication of consumers, get result of Y1 = 3,570 + 0,119X1 + 0,113X2 + 0,153X3 + 0,216X4 + 0,460X5 with

significances

α

≤ 5 %, meaning for TOTAS and TOTEM dimension, H1 acceptable

because

α

≤ 0,05 that is for TOTAS as big as 0,028, TOTEM as big as 0,000 meaning TOTAS and TOTEM dimension influence customer satisfaction, but other TOTTA, TOTREL, and TOTRES unacceptable because

α>

0,05 that is TOTTA as big as 0,121, TOTREL as big as 0,242, and TOTRES as big as 0,111 meaning TOTTA, TOTREL, and TOTRES not influence satisfaction customer. While the adjusted R square 0,443 or 44,3 %, and the rest in 0,557 or 55,7 % is influenced by other factor. The all research, the writer can prove that sevice quality influence to job satisfication.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

INTISARI... ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 4

1.5 Lingkup Penelitian... 5

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian... 6

1.7 Rerangka pemikiran... 6

1.8 Sistematika Penulisan... 15

1.9 Hipotesis... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran... 17

2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran... 19

2.3 Bauran Pemasaran... 20

2.3.1Aktivitas Pemasaran... 22

2.4 Pengertian Jasa... 24

2.4.1Klasifikasi Jasa... 26

2.4.2Karakteristik Jasa... 28

2.5 Kualitas Jasa... 29

2.5.1 Pengertian Kualitas Jasa... 29

2.5.2 Dimensi Kualitas Jasa... 30

2.6 Konsep Kepuasan Konsumen... 31

2.6.1 Kepuasan Konsumen... 31

2.6.2 Konsep Kepuasan Konsumen... 31

2.6.3 Pengukuran Kepuasan... 33

2.7 Pengertian Hotel... 35

(4)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian... 41

3.2 Profil Perusahaan... 41

3.2.1Sejarah Perusahaan... 41

3.2.2Struktur organisasi... 45

3.3 Metode Penelitian... 50

3.3.1Desain Penelitian... 50

3.3.2Definisi Variabel... 50

3.4 Operasional variabel dan skala Pengukurannya... 51

3.5 Jenis dan Sumber Data... 54

3.6 Metode Pengumpulan Data... 54

3.6.1Teknik Penentuan Sampel... 54

3.6.2Teknik Pengumpulan Data... 56

3.7 Uji Validitas... 57

3.8 Uji Reliabilitas... 58

3.9 Metode Analisis Data... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik responden... 64

4.1.1Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin... 65

4.1.2Karakteristik Responden berdasarkan usia... 65

4.1.3Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan... 66

4.1.4Karakteristik Responden berdasarkan tujuan menginap... 67

4.2 Uji Validitas... 67

4.2.1Hasil Pengujian Validitas... 67

4.3 Uji Reliabilitas... 69

4.3.1Hasil Pengujian Reliabilitas... 69

4.4 Hasil Uji Asumsi Regresi Sederhana... 70

4.5 Pengujian Hipotesis dan pembahasan... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 78

5.2 Implikasi Pemasaran... 79

(5)

DAFTAR TABEL

3.1 Operasional Variabel... 52

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 65

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 66

4.4 Karakteristik responden Berdasarkan Tujuan Menginap... 67

4.5 Hasil Validitas... 68

4.6 Hasil Reliabilitas... 70

4.7 Analisis Regresi Kepuasan Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen... 71

4.8 Analisis Regresi Kepuasan Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen... 72

(6)

DAFTAR GAMBAR

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat pernyataan dan berita acara bimbingan 2. Kuesioner penelitian

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan suatu negara besar dengan letak yang strategis dalam

peta dunia karena berada di jalur yang ramai, hal ini dikarenakan letak geografis

indonesia yang berada diantara dua benua yaitu benua Asia dan Australia yang secara

tidak langsung mempengaruhi orang untuk singgah ketika melakukan perjalanan jauh.

Selain itu banyak juga wisatawan domestik maupun asing yang secara sengaja

berkunjung ke Indonesia untuk melihat keindahan dan kekayaan wisata alam maupun

bahari serta keanekaragaman budaya di negri ini. Dalam bidang kepariwisataan tentu

ini merupakan suatu peluang besar untuk mendapat devisa jika digarap secara serius.

Oleh karena itu banyak perusahaan pariwisata mendirikan hotel.

Seiring dengan perkembangan industri perhotelan menuntut setiap perusahaan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan agar sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan konsumen untuk mencapai kepuasan konsumen secara optimal. Untuk

mengantisipasi ketatnya persaingan yang tejadi di masa yang akan datang, maka perlu

dilakukan pengidentifikasian dan penyesuaian strategi pemasaran yang telah ada

untuk menjamin keberhasilan perusahaan, yaitu berkenaan dengan pelayanan

terhadap konsumen yang mengiringi produk yang ditawarkannya. Maksudnya

(9)

tetap sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen. Harapan konsumen akan membantu

perusahaan mengetahui atribut produk yang disukai oleh konsumen serta

membandingkannya dengan kenyataan yang mereka peroleh, sehingga dapat dilihat

sejauh mana perusahaan tersebut menarik minat konsumen.

Menurut Tjiptono (1997:22-24), secara konseptual produk merupakan

pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai

usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan atau

keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya

beli pasar. Perusahaan yang berorientasi pada pelanggan, biasanya akan selalu

memandang suatu produk dari perspektif para pelanggan sasarannya. Perusahaan

tersebut akan selalu berusaha untuk mengetahui tentang apa yang diharapkan para

pelanggan sasarannya atas kualitas fungsional (misalkan daya tahan, makna simbolis

atau prestise maupun penampilan) dari produknya. Produk dapat didefinisikan

sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya.

Oleh sebab itu produk bisa berupa: barang fisik (misalnya: komputer, rumah, mobil),

jasa (hotel, salon), orang atau pribadi (artis, pemain sepakbola), tempat (gunung

merapi, pantai pangandaran, candi borobudur), organisasi (senat, pramuka) dan ide

atau gagasan (bushway, RUU pornografi, KB). Untuk dapat bertahan dalam

menghadapi persaingan, Perusahaan harus mampu mengidentifikasikan unsur-unsur

pelayanan pokok dan tingkat kepentingan dari masing-masing unsur pelayanan

tersebut, barulah perusahaan dapat memberikan suatu pelayanan yang ideal bagi

(10)

Untuk dapat memenuhi kepuasan konsumen, kualitas pelayanan perlu dikelola

perusahaan dengan baik. Sebab keseluruhan kegiatan yang dilakukan perusahaan

tersebut, pada akhirnya mengacu pada nilai yang diberikan oleh konsumen mengenai

kepuasan yang dirasakan.

Kepuasan konsumen merupakan indikator dari keberhasilan suatu bisnis.

Karena jika suatu perusahaan ingin tetap eksis di bidang usahanya maka yang harus

dilakukan adalah meningkatkan kualitas produk atau jasanya. Hal ini diharapkan

dapat memuaskan konsumen sehingga pada akhirnya akan meningkatkan penjualan,

mempertahankan loyalitas konsumen serta mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan atau tujuan jangka panjang perusahaan akan tercapai.

Karena pentingnya tingkat kepuasan bagi kelangsungan hidup perusahaan

maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang kualitas pelayanan dan

memilih judul “Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan

Konsumen Yang Menginap Di Hotel Horison, Bandung”

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka penulis dapat

mengidentifikasikan pokok permasalahan sebagai berikut:

™ Apakah dimensi kualitas pelayanan jasa berpengaruh terhadap kepuasan

(11)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data–data yang

diperlukan dalam rangka penyusunan skripsi, yang merupakan salah satu syarat untuk

menempuh ujian sidang Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

™ Untuk menganalisis apakah dimensi kualitas pelayanan jasa berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen yang menginap di Hotel Horison, Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada Hotel Horison Bandung, diharapkan dapat

memberikan manfaat-manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi perusahaan

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan informasi, masukan,

wawasan, gambaran serta evaluasi kinerja sehingga dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam mengatasi masalah kepuasan konsumen. Apabila konsumen

puas, maka ia akan cenderung melakukan pembelian ulang sehingga dapat

meningkatkan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hasil penelitian ini

diharapkan juga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam upaya

memperbaiki kelemahan yang ada dan mempertahankan keunggulan perusahaan.

2. Bagi masyarakat

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai penambah

(12)

penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan

sehingga dapat dikembangkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

3. Bagi pihak-pihak lain, terutama di lingkungan Perguruan Tinggi

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan, khususnya di bidang analisis kepuasan konsumen dalam penerapannya

di lingkungan perusahaan agar dapat dikembangkan untuk perbaikan di masa

mendatang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding dan

pengkajian lebih lanjut.

4. Bagi penulis sendiri

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat berguna untuk memperluas

wawasan pemikiran dan pengetahuan dalam menerapkan teori-teori yang telah

diperoleh selama masa perkuliahan. Penulis mengharapkan lebih dalam lagi

memahami kepuasan konsumen dalam perusahaan jasa serta penerapannya pada

kehidupan nyata sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi oleh perusahaan.

Selain itu, penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis

dalam menempuh sidang sarjana lengkap strata satu di Fakultas Ekonomi Jurusan

Manajemen Universitas Kristen Maranatha Bandung.

1.5 Lingkup Penelitian

Fokus penelitian ini adalah pada kualitas pelayanan yang berpengaruh pada

(13)

konsumen yaitu bukti fisik (tangibles), kehandalan (reliability), ketanggapan

(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty).

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh penulis dalam mengadakan penelitian mengenai

“Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen Yang

Menginap di Hotel Horison, Bandung” terletak di jalan Pelajar Pejuang ’45 No.121

Bandung 40264 Indonesia. Waktu yang diperlukan oleh penulis dalam melakukan

penelitian ini adalah selama dua bulan, yaitu dari bulan Oktober hingga November.

1.7 Rerangka Pemikiran

Persaingan dunia usaha perhotelan yang semakin ketat menuntut para pelaku

bisnis harus cermat dalam menghadapi segala perubahan-perubahan yang terjadi.

Mereka harus tanggap dalam merespon setiap kebutuhan konsumen. Perkembangan

industri perhotelan dan pemahaman pelanggan semakin berkembang terhadap

kegiatan perhotelan yang berkisar pada usaha untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan pelanggan menuntut setiap perusahaan dalam hal ini jasa perhotelan

senantiasa berusaha untuk memenuhi competitive advantage (keunggulan bersaing),

dimana dalam hal ini dapat berupa keunggulan dalam pemberian pelayanan (service)

kepada konsumen. Bagi setiap perusahaan yang bertujuan untuk menghasilkan laba

yang sebesar-besarnya, konsumen dianggap sebagai bagian yang terpenting dalam

(14)

tanpa konsumen yang membeli barang atau jasa yang disediakan perusahaan, maka

perusahaan tidak akan memperoleh pendapatan.

Maraknya persaingan membuat setiap pelaku bisnis melakukan inovasi dan

pengembangan produk yang terus menerus. Hal ini membuat konsumen memiliki

alternatif pilihan barang dan jasa yang bermacam-macam dan disediakan oleh

produsen yang bermacam-macam pula. Kemajuan yang pesat pada suatu jenis bidang

usaha membuat perusahaan lain tertarik pula untuk ikut terjun menekuni bidang

tersebut. Hal ini membuat persaingan antara perusahaan yang menghasilkan barang

atau jasa sejenis semakin marak.

Salah satu cara untuk memenangkan persaingan adalah dengan menempatkan

masalah kepuasan konsumen sebagai hal yang utama. Memahami harapan konsumen

merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk dapat terus meningkatkan

pelayanan. Kualitas pelayanan sangat penting terutama dalam perusahaan yang

bergerak dalam bidang jasa. Menurut Kotler (2000:428), jasa adalah setiap tindakan/

kegiatan yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, produksinya dapat

dikaitkan/ tidak dikaitkan pada satu produk fisik.

Cara untuk memuaskan konsumen dapat dilakukan dengan memperhatikan

kualitas atas produk barang atau jasa yang dihasilkan, terutama bagi perusahaan jasa

yang menghasilkan produk yang tidak berwujud. Karakteristik jasa dapat diuraikan

(15)

1. Tak berwujud (intangibility)

Produk jasa tidak dapat dilihat, dikecap, diraba, didengar sebelum dibeli, berbeda

halnya dengan produk fisik. Pembeli dapat mencari bukti berwujud yang akan

memberikan informasi dan rasa percaya terhadap jasa tersebut. Hal ini dilakukan

untuk mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh sifat jasa yang tak

berwujud tersebut.

2. Tidak dapat dipisah-pisah (inseparability)

Penyedia jasa dan konsumen harus hadir agar transaksi dapat terjadi sehingga

dapat disimpulkan sifat jasa yang tidak dapat dipisah-pisah. Karyawan yang

berhubungan dengan konsumen adalah bagian dari produk. Sifat tidak dapat

dipisah-pisah juga berarti konsumen merupakan bagian dari penyampaian produk.

Hal yang berkaitan dengan sifat jasa yang tidak dapat dipisah-pisahkan adalah

konsumen dan karyawan harus memahami sistem penyerahan jasa.

3. Berubah-ubah (variability)

Mutu suatu jasa bergantung pada siapa yang menjadi penyedia jasa, serta kapan

dan dimana jasa tersebut disediakan. Jasa dihasilkan dan dikonsumsi pada saat

yang bersamaan, sehingga permintaan yang berfluktuasi mempersulit penyerahan

produk secara konsisten dalam periode permintaan puncak. Kontak yang sangat

tinggi antara penyedia jasa dan tamu berarti konsistensi produk bergantung pada

(16)

4. Tidak dapat disimpan (perishability)

Para penyedia jasa yang ingin memaksimalkan pendapatan harus mengelola

kapasitas dan permintaan karena persediaan yang tidak terjual tidak dapat dijual

di kemudian hari.

Konsumen yang telah mengkonsumsi produk jasa yang ditawarkan barulah

dapat melakukan penilaian atas jasa yang telah diterimanya. Apabila pelayanan yang

diterima sesuai dengan harapan yang terbentuk dalam benak konsumen, maka

kualitas pelayanan dapat dianggap baik dan memuaskan. Namun apabila pelayanan

yang diterima kurang sesuai dengan harapan awal yang ada dalam benak konsumen,

maka kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan jasa dianggap buruk.

Perbedaan antara harapan yang terbentuk dalam benak konsumen sebelum

mengkonsumsi produk jasa dibandingkan dengan persepsi konsumen setelah

mengkonsumsi jasa yang diberikan haruslah dipersempit. Apabila perbedaan atau gap

tersebut semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen akan

semakin meningkat sehingga konsumen akan menganggap bahwa perusahaan

tersebut telah berhasil memenuhi atau mendekati harapan yang terbentuk sejak awal

dalam benak konsumen.

Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa, Hotel Horison harus

berupaya memenuhi permintaan dan kebutuhan pelanggan dengan cara meningkatkan

kualitas pelayanan agar dapat memuaskan pelanggannya. Pengertian mutu atau

(17)

“Quality is the totally of features and characteristics of a product or service

that bear on its ability to satisfy stated or implied needs”

Yang berarti ;

“Keseluruhan ciri dari barang dan jasa yang mempengaruhi pada

kemampuannya memenuhi kebutuhan konsumen yang dinyatakan maupun tersirat”

Kualitas merupakan tolak ukur bagi konsumen untuk menilai kepuasan. Pada

akhirnya kualitas menentukan citra perusahaan berdasarkan persepsi konsumen,

sehingga konsumen yang dapat menentukan kualitas jasa. Persepsi konsumen

terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa.

Menurut Wykof dikutip dari Tjiptono (1996:59), kualitas pelayanan adalah

tingkat keunggulan yang diharapkan dan pegendalian atas tingkat keunggulan

tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen.

Kotler (2000:440), mengemukakan ada lima penentu dari kualitas jasa.

Kelimanya disajikan berurutan berdasarkan nilai pentingnya menurut konsumen:

1. Reliability (kehandalan)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan

secara akurat dan terpercaya. Kinerja pelayanan yang dapat diandalkan berarti

bahwa pelayanan diselesaikan tepat waktu, dengan pelayanan yang sama untuk

semua konsumen tanpa kesalahan.

2. Responsiveness (daya tanggap)

Kemauan untuk membantu konsumen dan memberikan jasa dengan cepat dan

(18)

3. Assurance (kepastian)

Jaminan dan kepastian, yaitu berupa pengetahuan, kesopanan dan kemampuan

para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya konsumen kepada

perusahaan.

4. Empathy (empati)

Kesediaan untuk peduli, memberi perhatian pribadi kepada konsumen dengan

berupaya memahami keinginan konsumen.

5. Tangibles (berwujud)

Penampilan bukti fisik, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan

eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan

prasarana fisik perusahaan dan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari

pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa.

Kelima dimensi kualitas pelayanan tersebut harus diramu dengan baik, karena

kelima hal tersebut berpengaruh besar terhadap tingkat kepuasan konsumen. Semua

perusahaan pasti menginginkan agar konsumennya puas, baik perusahaan yang

menjual barang ataupun jasa.

Kualitas pelayanan tersebut akan mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap

pelayanan di Hotel Horison. Menurut Kotler (2000:36), pengertian kepuasan adalah:

“Satisfaction is a person feelings of pleasure or disappointinent resulting from

comparing a product perceived performance (or outcome) in relation to his or her

(19)

yang berarti:

“Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari

perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) sesuatu produk dan

harapannya”

Kepuasan menurut Oliver yang dikutip oleh (Zeithaml dan Bitner,2000:75)

“Satisfication is consumer’s fullfillment response. It is a judegement that a

product or service it self, Provides a pleasureable level of consumption-related

fullfillment“

Jadi kepuasan adalah evaluasi konsumen terhadap produk atau jasa. Evaluasi

apakah jasa atau produknya memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa terciptanya

kepuasan selalu berhubungan dengan harapan dan kualitas kinerja pelayanan yang

diberikan oleh perusahaan. Dengan demikian kepuasan konsumen merupakan fungsi

dari harapan konsumen dan kinerja yang diterima konsumen, yang dapat ditulis

dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

S=f(E,P)

Keterangan: S = Satisfaction / kepuasan konsumen

E = Expectation / Harapan konsumen

P = Performance / kinerja yang dirasakan konsumen

Jika: E > P, maka konsumen tidak puas

E = P, maka konsumen puas

(20)

Kualitas pelayanan jasa dapat dijabarkan dengan lebih sistematis melalui

gambar berikut:

Gambar 1.1.

Service Quality Model

Word of Mouth Personal Needs Past Experience External Communication

Expected Service

Perceived Service

Perceived service Quality :

Sumber : Parasuraman, A., L.L. Berry, V.A. Zeithaml. (1990). Delivering Quality

Services : Balancing Customer Perceptions and Expectations. The Free

Press, p.23.

Kualitas pelayanan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu expected service

dan perceived service. Expected service adalah harapan-harapan yang dibentuk oleh

konsumen akan kinerja suatu produk, sedangkan perceived service adalah kinerja

nyata produk yang dirasakan oleh konsumen menurut persepsinya. Perbandingan

antara expected service dan perceived service akan menghasilkan perceived service

(21)

Kualitas pelayanan dapat dipahami lebih dalam melalui lima dimensi kualitas

pelayanan.

Expected service dipengaruhi oleh empat faktor yaitu personal needs, word of

mouth, past experience, dan external communication. Personal needs adalah

kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan fungsional konsumen yang membuat

konsumen merasa perlu untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan mengkonsumsi

suatu jasa. Sedangkan word of mouth adalah pernyataan secara personal atau

nonpersonal yang disampaikan oleh orang lain selain perusahaan kepada pelanggan.

Word of mouth ini biasanya cepat diterima oleh pelanggan karena yang

menyampaikannya adalah mereka yang dapat dipercaya, seperti para pakar, teman,

keluarga, dan publikasi media massa. Disamping itu word of mouth juga cepat

diterima sebagai referensi karena pelanggan jasa biasanya sulit mengevaluasi jasa

yang belum dibelinya atau belum dirasakannya sendiri. Past experience adalah

pengalaman masa lalu seseorang yang meliputi hal-hal yang telah dipelajari atau

diketahui pelanggan dari yang pernah diterimanya di masa lalu. External

communication adalah suatu bentuk usaha atau komunikasi yang dilakukan oleh

perusahaan kepada pihak luar dengan tujuan untuk memasarkan produk yang

dihasilkan. Melalui external communication ini, masyarakat dapat mengenal lebih

dalam lagi tentang produk yang dihasilkan perusahaan sehingga diharapkan tertarik

untuk menggunakan produk tersebut.

Kotler (2003:208), berpendapat apabila konsumen puas akan kualitas

(22)

ulang dan setia menggunakan jasa yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Apabila

konsumen puas sehingga melakukan pembelian ulang, maka tujuan akhir perusahaan

untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya pun dapat diwujudkan. Pada

dasarnya setiap bentuk usaha profit memiliki tujuan utama untuk memperoleh laba

yang sebesar-besarnya. Apabila konsumen puas, maka mereka akan berpotensi untuk

menyebarkannya kepada orang lain sehingga penyebaran word of mouth atau berita

yang positif tentang pelayanan perusahaan akan meningkatkan penjualan perusahaan

sehingga tujuan akhir untuk memperoleh keuntungan yang besar dapat tercapai.

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai materi yang akan dibahas untuk memberikan

gambaran secara garis besar. Bab ini mencakup latar belakang penelitian, identifikasi

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, lingkup penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, rerangka pemikiran, dan hipotesa penulis.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan bahan kepustakaan yang digunakan sebagai landasan dari

kerangka pemikiran. Bab ini berisi teori-teori yang diharapkan dapat membantu dan

(23)

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, metode yang

digunakan dalam rangka menyusun data yang mendukung penelitian ini, teknik

pengumpulan data dan pengolahan serta analisisnya.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Masalah

Bab ini membahas hasil penelitian dan membahas masalah.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan

penulis serta saran-saran bagi perusahaan yang diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dan masukan untuk pengembangan perusahaan di masa yang akan

datang.

1.9 Hipotesis

Berdasarkan rerangka pemikiran di atas, maka disusunlah hipotesa sebagai

berikut: “Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa Berpengaruh Terhadap Kepuasan

(24)
(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis yang telah

dibahas pada bab IV, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Bukti Fisik (tangibles) tidak ada pengaruh terhadap tingkat kepuasan

konsumen, mungkin dikarenakan fasilitas fisik pada hotel Horison,

ketenangan suasana di sekitar kamar, kualitas tata cahaya, penerangan serta

daya tarik interior kamar bukan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

kepuasan konsumen atau faktor-faktor tersebut kurang baik menurut tamu.

2. Kehandalan (reliability) tidak ada pengaruh terhadap tingkat kepuasan

konsumen, mungkin dikarenakan prosedur menginap dan jadwal pelayanan

tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen atau bisa juga karena faktor

tersebut kurang baik.

3. Daya tanggap (responsiveness) tidak ada pengaruh terhadap tingkat kepuasan

konsumen, hal ini membuktikan ketanggapan dari karyawan tidak

berpengaruh terhadap kepuasan konsumen atau bisa juga karena faktor ini

kurang baik.

4. Jaminan (assurance) berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen, hal

(26)

baik. Seperti pengetahuan karyawan terhadap hal-hal yang ingin ditanyakan

pelanggan, ketrampilan karyawan, pelayanan yang sopan dan ramah, jaminan

keamanan pada saat menginap.

5. Empati (empathy) berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen, hal ini

membuktikan bahwa tamu merasa faktor ini telah disediakan dengan baik oleh

pihak hotel. Seperti kemudahan untuk bertemu pihak hotel, pemberian

perhatian terhadap keluhan pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan, dan

pelayanan kepada tamu tanpa memandang status.

Hasil penelitian secara keseluruhan menjelaskan bahwa kualitas jasa

berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen, hal ini dapat dilihat dari adjusted

R square kualitas jasa sebesar 0,443 atau 44,3 %, dan sisanya dipengaruhi oleh

faktor-faktor lainnya sebesar 0.567 atau 55,7 %.

5.2 Implikasi Pemasaran

Dari hasil penelitian ini dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas jasa

agar dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Penelitian ini dapat memberikan

implikasi bahwa pihak hotel perlu lebih meningkatkan kualitas jasa dalam

memberikan pelayanan kepada konsumen sehingga kepuasan konsumen tercapai.

Apabila kualitas jasa yang diberikan sangat baik, maka konsumen akan merasa puas

dan menjadi loyal, sedangkan apabila kualitas jasa yang diberikan buruk, maka akan

(27)

5.3 Saran

1. Sebaiknya pihak Hotel Horison memperhatikan ketenangan suasana di sekitar

kamar, kualitas tata cahaya ruangan, penerangan, dan daya tarik interior

kamar yang ada di Hotel Horison agar konsumen merasa nyaman dan betah

untuk berada lebih lama di Hotel Horison.

2. Pihak Hotel Horison memperhatikan jadwal pelayanan yang diberikan seperti

penyiapan breakfast.

3. Pihak Hotel Horison memberikan pengarahan kepada karyawannya tentang

kemampuan untuk menangani keluhan pelanggan, pemberian informasi serta

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Ali, S.T. (2005). Menggunakan SPSS bagi peneliti pemula, cetakan pertama, Bandung : M2S.

Aprillia, Ariesya (2006). Penilaian sikap, iklan, sikap terhadap merek, iklan komparatif tidak langsung, iklan non komparatif serta niat beli. Thesis Pemasaran, Msi. Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan).

Champion, Dean J. (1981). 2nd Edition. Basic Statistics for Social Research. New York : Macmillan Publishing Co., Inc.

Gohzali, Imam (2001). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, edisi tiga, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gray, William S. and Salvatore C. Liguori. 1990. Hotel and Motel Management and Operations, 2nd edition., New Jersey : Prentice Hall int.inc.,

Grönroos, Christian. (1990). Service Management and Marketing : Managing The Moments of Truth in Service Competition. Toronto : Lexington Books.

Hasan, Iqbal (2002). Pokok-pokok materi Statistik I, Edisi kedua, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kotler, Philip, Marketing Management, Millenium edition, 2000.

Kotler, Philip. (2003). 11th Editon. Marketing Management. New Jersey : Prentice Hall International, Inc.

Lupiyoadi, Rambat (2001). Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, edisi pertama, Jakarta: Salemba Empat.

(29)

Schiffman, Leon G., Leslie Lazar Kanuk. (2004). 8th Editon. Consumer Behavior. New Jersey : Prentice Hall International, Inc.

Stanton, William J. and Charles Futrell. (1989). 8th Edition. Fundamentals of Marketing. Kogakusha : McGraw-Hill Companies, Inc.

Sekaran, (2003). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: CV. Alfabeta.

Gambar

Gambar 1.1.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dari pendidikan yang rendah tersebut masyarakat disana tidak akan berpikir untuk menjual pendidikannya untuk mendapatkan mata pencaharian yang lebih baik

Nice 828bet.com Agen Bola Terpercaya Piala Dunia 2014 828bet.com Agen Bola Terpercaya Piala Dunia

Al-Haq adalah istilah yang sering digunakan kaum sufi apabila mereka menyebut atau merujuk kepada Tuhan.. yang benar kepada amal dan kegiatan yang sungguh-sungguh

Agar nantinya penerus bangsa ini tidak hanya cerdas secara intelektual dan kinestetik tapi juga mempunyai moral dan tingkah laku yang baik sesuai dengan

Tahapan observasi yang dilakukan adalah pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus 2 sehingga akan diperoleh hasil rekaman atau data siswa yang

Pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak koperasi untuk memperoleh data mengenai gambaran umum koperasi, struktur organisasi, produk yang dihasilkan, data penjualan

Mortalitas ikan uji yang terjadi pada saat penelitian disebabkan oleh kontaminasi toksik dari larutan simplisia daun sirih merah yang masuk ke dalam tubuh

Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari