• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kebugaran Yang Diukur Dengan Treadmill Metode Bruce dan Tes Bangku Metode Frekuensi Tetap 25 Kali/Menit.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kebugaran Yang Diukur Dengan Treadmill Metode Bruce dan Tes Bangku Metode Frekuensi Tetap 25 Kali/Menit."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TREADMILL METODE BRUCE DAN TES BANGKU METODE

FREKUENSI TETAP 25 KALI/MENIT Tania Ayu Paramita, 2008.

Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

Latar belakang : Kebugaran mempunyai arti penting pada kehidupan seseorang. Dengan tubuh yang bugar seseorang dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa cepat merasa lelah. Kebugaran dapat diukur dengan treadmill metode Bruce dan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit.

Tujuan : Ingin mengetahui gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yand diukur dengan treadmill metode Bruce dan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit dan hubungan antara kedua tes tersebut.

Metode Penelitian : Subjek Penelitian (SP) adalah 40 orang mahasiswa UKM yang berumur antara 18-25 tahun, yang diukur kebugarannya dengan treadmill metode Bruce dan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit.

Hasil : Penelitian terhadap 40 mahasiswa UKM, hasil VO2 maks treadmill metode Bruce 33 orang (82,5%) Baik, 7 orang (17,5%) Sedang, dan 0 orang (0%) Buruk, dengan rata–rata Baik. Sedangkan untuk tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit didapatkan hasil 33 orang (82,5%) Baik, 6 orang (15%) Sedang, 1 orang (2,5%) Buruk, dengan rata–rata Baik. Hubungan treadmill metode Bruce dan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit berupa persamaan garis regresi y=33,089 + 0,379x * (p<0,05), dengan koefisien korelasi r=0,345* (p<0,05)(hubungan Lemah).

Kesimpulan : Tingkat kebugaran 40 orang mahasiswa UKM yang diukur dengan treadmill metode Bruce didapatkan VO2 maks dengan rata-rata Baik. Sedangkan yang diukur dengan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit didapatkan VO2 maks dengan rata-rata Baik. Treadmill metode Bruce dan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit mempunyai hubungan berbentuk garis linier dengan kekuatan hubungan keduanya adalah Lemah.

Kata kunci : Kebugaran, Treadmill Bruce, Tes Bangku Frekuensi Tetap

(2)

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL FITNESS MEASURED BY BRUCE TREADMILL TEST AND A MULTISTAGE STEP TEST WITH FIXED

STEP RATE 25 TIMES/MINUTE Tania Ayu Paramita, 2008.

Tutor: Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

Backgrounds: Fitness level is very important for someone’s life. With healthy body, someone can do daily activities without feeling tired fast. Fitness level can be measured by Bruce treadmill test and a multistage step test with fixed step rate 25 times/minute.

Objectives: To discover the students fitness level by means of Bruce treadmill

test and a multistage step test with fixed step rate 25 times/minute and relationship between both test.

Research Methods: Research subjects comprise 40 UKM students which aged

between 18 to 25 years old. And fitness level measured by Bruce treadmill test and

a multistage step test with fixed step rate 25 times/minute.

Results: From the assessment of 40 UKM students, VO2 max results on Bruce

treadmill test 33 students (82,5%) Good, 7 students (17,5%) Moderate, 0 student (0%) Bad, with its average was Good. On a multistage step test with fixed step rate 25 times/minute 33 students (82,5%) Good, 6 students (15%) Moderate, 1 student (2,5%) was in Bad, with its average was Good. Relationship between Bruce treadmill test and a multistage step test with fixed step rate 25 times/minute was represented by regresion line y = 33,089 + 0,379x* (p<0,05), with correlation coefficient r=0,345* (p<0,05)(Poor correlation).

Conclusions: The fitness level of 40 UKM students measured by Bruce treadmill test obtained VO2 max with its average was Good. On a multistage step

test with fixed step rate 25 times/minute obtained VO2 max with its average was

Good. Bruce treadmill test and a multistage step test with fixed step rate 25 times/minute are linked to a linier line with level of linked is Poor.

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 3

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian... 3

1.6Metode Penelitian ... 3

1.7Lokasi dan Waktu ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian Kebugaran ... 5

2.2Manfaat Kebugaran dengan Berolahraga... 6

2.3Komponen-Komponen Kebugaran ... 8

2.3.1Jantung ... 9

2.3.1.1Cardiac Output ... 10

2.3.1.2Stroke Volume ... 11

2.3.1.3Heart Rate ... 15

2.3.2Paru-paru ... 18

2.3.3Otot... 21

2.4Kapasitas Aerobik ... 25

2.5Tes Kebugaran ... 26

2.5.1Treadmill ... 27

2.5.2Tes Bangku (Step-Up Test) ... 28

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1Subjek Penelitian... 29

3.2Alat-Alat yang Digunakan ... 29

3.3Metode Penelitian ... 29

3.3.1Desain Penelitian... 29

3.3.2Variabel Penelitian ... 29

(4)

3.3.3Definisi Operasional Variabel Penelitian... 30

3.3.4Ukuran Sampel... 30

3.4 Prosedur Penelitian ... 31

3.5 Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1Hasil dan Pembahasan ... 34

4.1.1 Tes Treadmill metode Bruce... 34

4.1.2 Tes Bangku metode Frekuensi Tetap 25 kali/menit... 36

4.2Pengujian Hipotesis Penelitian... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 44

5.2Saran... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN... 46

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Tes Treadmill metode Bruce ... 34 Tabel 4.2 Hasil Tes Bangku metode Frekuensi Tetap 25 kali/menit ... 36 Tabel 4.3 Hasil Tes Treadmill metode Bruce dan Tes Bangku metode Frekuensi

Tetap 25 kali/menit pada Individu yang Sama... 40

(6)

DAFTAR GRAFIK

(7)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Tes Treadmill metode Bruce ... 35 Diagram 4.2 Hasil Tes Bangku metode Frekuensi Tetap 25 kali/menit ... 37 Diagram 4.3 Hasil Tes Treadmill metode Bruce dan Tes Bangku metode

Frekuensi Tetap 25 kali/menit... 38

(8)

DAFTAR GAMBAR

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Persetujuan ... 46

Lampiran 2. Formulir Bruce Treadmill Test ... 47

Lampiran 3. Formulir Step Test with Fixed Step Rate ... 48

Lampiran 4. Output Hasil Pengujian Statistik... 49

Lampiran 5. Foto Penelitian... 50

(10)

LAMPIRAN LAMPIRAN 1

SURAT PERSETUJUAN Yang bertandatangan di bawah ini,

Nama lengkap : Tanggal lahir :

NRP : Alamat :

Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Tania Ayu Paramita, NRP : 0510006, yang bertempat di BKOM (Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat) Bandung.

Surat persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri tanpa tekanan ataupun paksaan darimanapun.

Bandung ……… 2008

( ________________________ )

SURAT PERSETUJUAN Yang bertandatangan di bawah ini,

Nama lengkap : Tanggal lahir :

NRP : Alamat :

Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Tania Ayu Paramita, NRP : 0510006, yang bertempat di BKOM (Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat) Bandung.

Surat persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri tanpa tekanan ataupun paksaan darimanapun.

Bandung ……… 2008

(11)

47

LAMPIRAN 2

Bruce Treadmill Test

Nama : Tgl Lahir : Sex : L / P BB :

TB : Tgl Pemeriksaan:

HR Istirahat: bpm

HR METs

VO2 max = METs x 3.5 ml/kgBB/menit

(12)

48

LAMPIRAN 3

Step Test with Fixed Step Rate

Nama :

Tgl Lahir : Sex : L / P BB : kg TB : cm Panjang tungkai : cm Tgl Pemeriksaan:

HR Istirahat: bpm

Setiap beban dilakukan selama 2 menit SH cm Metronom HR bpm

(13)

49

LAMPIRAN 4

Output Hasil Pengujian Statistik BRUCE – FR 100

a Predictors: (Constant), FR100

Correlations

a Predictors: (Constant), FR100 b Dependent Variable: BRUCE

Coefficients(a)

(14)

50

LAMPIRAN 5

FOTO PENELITIAN Tes treadmill metode Bruce

(15)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Tania Ayu Paramita

NRP : 0510006

Tempat / tanggal lahir : Wonosobo, 20 Agustus 1987

Alamat : Jl. Kyai Muntang no 26B Wonosobo Jl. Sukamekar 2 no 12 Bandung

Riwayat Pendidikan :

• 1999, lulus SD Pius Wonosobo

• 2002, lulus SMP Bhakti Mulia Wonosobo

• 2005, lulus SMA Kolese Loyola Semarang

• 2005, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebugaran adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah sehingga masih ada tenaga yang cukup untuk menikmati waktu luang (Astrand & Rodahl, 1986).

Kebugaran mempunyai arti penting pada kehidupan seseorang. Dengan tubuh yang bugar seseorang dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa cepat merasa lelah.

Kebugaran yang dibutuhkan setiap individu berbeda-beda sesuai dengan aktivitasnya masing-masing. Semakin berat akitivitas yang dilakukannya maka semakin tinggi pula tingkat kebugaran yang diperlukan. Misalnya tingkat kebugaran atlet/olahragawan lebih tinggi daripada tingkat kebugaran yang dimiliki oleh mahasiswa.

Kebugaran penting dalam mempengaruhi kinerja dan kefektifan seseorang dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bagi seseorang yang memiliki kebugaran yang kurang, maka akan lebih cepat merasa lelah sehingga waktu efektif untuk bekerja akan berkurang. Sebaliknya, semakin bugar seseorang maka akan semakin produktif orang tersebut dan dapat melakukan aktivitasnya dengan lebih baik.

Didapatkan fakta bahwa tantangan fisik pada masa yang akan datang dapat diatasi dengan lebih baik apabila seseorang memulai program olahraga rutin sejak dini dan tetap melakukannya sepanjang tahun (Lamb,1984).

(17)

2

sehat seperti tidur cukup, makan yang teratur, menghindari stres berlebih, tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, serta tidak merokok.

Tingkat kebugaran seseorang dapat diukur dengan dua macam tes, yaitu tes lapangan dan tes laboratorium. Adapun yang termasuk dalam tes lapangan, yaitu tes Balke, tes Cooper, tes Bleep, dan tes Rockport. Sedangkan yang termasuk tes laboratorium, yaitu tes bangku, tes ergometer sepeda, dan tes treadmill (Bruce) (Astrand & Rodahl, 1986; Fox et al., 1988).

Dengan menggunakan tes treadmill metode Bruce dan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit maka tingkat kebugaran seseorang dapat diukur.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan treadmill metode Bruce.

2. Bagaimana gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit.

3. Apakah kebugaran yang diukur dengan treadmill metode Bruce berhubungan dengan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Ingin mengetahui bagaimana gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan treadmill metode Bruce.

(18)

3

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada mahasiswa dan masyarakat tentang pentingnya kebugaran sehingga terpacu untuk meningkatkan kebugarannya yang berguna dalam aktivitas sehari-sehari, terutama bagi mahasiswa untuk mencapai prestasi akademik yang maksimal.

1.5 Kerangka Pemikiran

Untuk mengetahui tingkat kebugaran seseorang dapat dilakukan dua macam tes, yaitu tes lapangan dan tes laboratorium. Adapun yang termasuk dalam tes lapangan, yaitu tes Balke, tes Cooper, tes Bleep, dan tes Rockport. Sedangkan yang termasuk tes laboratorium, yaitu tes bangku, tes ergometer sepeda, dan tes

treadmill (Bruce) (Astrand & Rodahl, 1986; Fox et al., 1988).

Hasil VO2 maks yang diukur dengan tes treadmill biasanya 5-15 % lebih tinggi daripada yang diukur dengan tes ergometer sepeda atau tes bangku. Hal ini mungkin disebabkan pada perbedaan ukuran massa otot yang aktif, yang mana terbesar pada berlari menanjak pada treadmill sedangkan pada tes ergometer sepeda terlokalisir hanya pada otot besar di paha. Untuk tiap metode pengukuran hasilnya berbeda dengan ”gold standard”yaitu tes treadmill (Fox et al., 1988).

Hipotesis Penelitian :

Kebugaran yang diukur dengan treadmill metode Bruce berhubungan dengan dengan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit.

1.6 Metode Penelitian

(19)

4

Data yang diukur pada tes treadmill metode Bruce adalah berat badan (BB) (kg), tinggi badan (TB) (cm), umur (tahun), Mets, dan VO2 maks (mlO2/kg BB/menit).

Data yang diukur pada tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit adalah HR per 2 menit pada setiap penambahan tinggi bangku, VO2 maks (mlO2/kgBB/menit).

Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik regresi korelasi linier sederhana.

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di BKOM (Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat) Jawa Barat, Jl. Merak No. 13, Bandung, dengan waktu penelitian mulai bulan Februari sampai dengan Juli 2008.

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes

treadmill metode Bruce didapatkan hasil:

• 82,5% memiliki kriteria kebugaran Baik.

• 17,5% memiliki kriteria kebugaran Sedang.

• 0% memiliki kriteria kebugaran Buruk.

• Tingkat kebugaran rata-rata adalah Baik.

2. Tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit didapatkan hasil:

• 82,5% memiliki kriteria kebugaran Baik.

• 15% memiliki kriteria kebugaran Sedang.

• 2,5% memiliki kriteria kebugaran Buruk.

• Tingkat kebugaran rata-rata adalah Baik.

3. Kebugaran yang diukur dengan tes treadmill metode Bruce berhubungan dengan tes bangku metode frekuensi tetap 25 kali/menit dengan bentuk hubungan persamaan garis regresi korelasi linier sederhana

y = 33,089 + 0,379 x, dengan kekuatan hubungan koefisien korelasi r = 0,345 (hubungan Lemah).

5.2 Saran

Mahasiswa lebih meningkatkan kebugaran dengan melakukan olahraga secara teratur agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan tubuh yang bugar dan agar dapat meningkatkan prestasi belajar bagi yang masih kurang serta dapat mempertahankan prestasi belajar bagi yang sudah baik.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Astrand P. O., and K. Rodahl. 1986. Textbook of Work Physiology. 3rd ed. New York : McGraw-Hill Book Company. p.355-382.

Brooks G. A., and T. D. Fahey. 1985. Exercise Physiology : Human Bioenergetics

and Its Applications. New York : Macmillian Publishing Co. p. 221-339.

Clarke D. H. 1975. Exercise Physiology. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall, Inc. p. 47-48, 167-171, 175-177, 191-192.

Faizati Karim. 2002. Panduan Kesehatan Olahraga bagi Petugas Kesehatan. Http://www.depkes.go.id/downloads/

Panduan%20Kesehatan%20Olahraga.pdf. 10 Juli 2007.

Fox E. L., R. W. Bowers, and M. L. Foss. 1988. The Physiological Basis of

Physical Education and Atlhetics. 4th ed. New York : Saunders College Publishing. p. 89-90, 100, 102, 123, 159, 204-207, 209, 212, 242, 251-255, 676-683.

Guyton A. C. and J. E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC . h. 1340-1341, 1347-1351, 1353.

Lamb D. R. 1984. Physiology of Exercise response and adaptations. 2nd edition. New York : MacMillan Publishing Company. p. 5-8, 137-141, 144, 145-149,162-168, 366, 368, 370-381.

Wilmore J. H. and D. L. Costill. 1994. Physiology of Sport and Exercise Human

Kinetics. USA. p. 176-184, 216-223, 226-234, 446-448.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Analisis &amp; Perancangan

[r]

Child-centered play therapy (CCPT): Theory, research, and practice. Accurate identification of childhood aggression: A key to successful intervention. The

Seperti dua gaya kepemimpinan sebelumnya gaya kepemimpinan situasional juga termasuk dalam kategori tinggi hal ini dilihat dari rata-rata total Skor yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi sosial ekonomi petani beralih pekerjaan dari sektor pertanian ke sektor industri kerajinan mebel adalah untuk memenuhi

PERBEDAAN KEMANDIRIAN ANTARA REMAJA YANG MEMILIKI KELUARGA UTUH DAN KELUARGA SINGLE PARENT..

Sebagian besar perilaku asertif remaja awal antara laki-laki dan perempuan tergolong dalam kategori tinggi dengan persentase 79, 16%.. Dari remaja awal laki-laki