[(OMPAS
o
Sen;n
123
17 18 19
OJan 8Peb
o Selasa 0 Rabu
456
7
20
.21
22
o
Mar OApr OMe;.
Kam;s0
Jumat0
Sabtu8 9 10 11 12 13
23 24 25
@
27 28OJur. 0 Jul 0 Ags 0 Sep OOkt
o
M;nggu14 15 16
29 30 31
ONov ODes
-..
..
-
.
UU BH£ Kontroversi Tanpa Solusi
_
_ _ ___ _._ ~ . ',' .. ~ ',__ _ :__.ac:.. _ ----
--35 draf Raneangan Undang-Un-dang Badan Hukum Pendidikan (ROO BHP). Barulah pada draf ke-36 ROO BHP disetujui DPR pada 17 Desember 2008.
Namun, meski sudah disetujui DPR, kontroversi terhadap 00 BHP tidak berhenti. Justru pe-nolakan dari sejumlah kalangan terus bergulir..
00 BHP dinilai sarat nuansa komer sialisme. Negara terkesan lepas tangan dalam soal, pen-danaan pendidikan dan menye-rahkannya kepada masyarakat dengan dalih otonomi perguruan tinggi atau otonomi sekolah. Ja-minan negara dan BHP menang-
--nya hak mogok mengajar. Negaia Bukan Pajak (PNBP) Persoalan lain yang mengemu- yang menyebabkan sejumlah ka dalam diskusi tersebut adalah rektor berurusan dengan aparat soal perpajakan. Dalam salah sa- hukum. Penerimaan PTN, seperti tu pasal 00 BHP dinyatakan, dari mahasiswa, harus disetorkan badan hukum pendidikan ber- dulu kepada negara, kemudian sifat nirlaba. Namun, pada pasal PTN mengajukan permintaan lain, BHP dikenai pajak sehingga, dana kembali. Selain prosesnya menurut ahli perpajakan Uni- panjang, juga dibutuhkan waktu versitas Indonesia Darussalam, yang sangat lama.
Oleh TRY HARIYONO kedua pasal ini bertentangan Pemerintah kemudian
mem-_.. ~_ dengan prinsip-prinsip perpajak- buat solusi dengan membentuk
S
eJak maslh berupa
gung mlmmal 2/3 blaya opera-
. .
.
an.
PTNmenjadibadanhukummilik
. .
konsep atau draf,
.
al
d'dik
d'
ggap ha
U t k
t"'
negara(BHMN).Langkahml
lu-Rancan
g
an Undan
g-
SlOn pen. 1 an lkan ,-
n u perguruan mggl
mayan manjur karena bisa
me-nya permaman kata- ata. I likas' 00 BHP
.
al b
.
kr.
d PTN Undang Badan Hukum Dari kalangan orangtua dan mp . . 1pen~rapan . ' ~otong J ur Ira asl anP
d
'd
'k
dah
. ah" t' b I k kh _ boleh dlbilang dl luar perkiraan blsa mengelola keuangannyase-en 1 1 an su
memm-
m .aslswa.Juga l~ ~
e a
sebelumnya. Seperti disampai-
eara mandiri.
bulkan kontroversi.
Mak-
watlr~, bmya pendld~
~
kan Dirjen pendidikan Tinggi
Menyadari payung hukum
lum, banyak hal yang di-
Skemaki
Jn ~ahal ku dan
ta Sul
2 1t
o
telJangn- Depdiknas Fasli Jalal, 00 BHP BHMN lemah, kemudianmun-au amman 0 perse b I b
.
I
' tuk Ilah 00 BHP UU . . bubah dalam Pen yelen
gg
a -
untu.
k masyarakat mlS' kin se e umnya se aga! so USl un,.' eu . ml agus(PTN) k PTN
.
ul
.
d.
raan pendidikan,
mulai
bisa menikmatipendidikanting-
perguru~ tm.w ne?en.
untu
, te.tapls It
Iterap-d
an status e em agaan,
.
k 1
b
~,
. sepe 1 myart' d' takan 00 BHP,'
yangtelJeratblrokrasldanslstempenganggaranyangrumit.Sistem
kan untuk sekitar 250.000 seko-lah dan madrasahyang tersebar
sumber pendanaan, tena- tldak eukup meyakinkan masya- birakrasi yang terpusat telah di Tanah Air dengan kondisi dan
ga didik, hingga sistem
r~at;u
.
. di
_menggangguaktivitasperguruan
potensiyangsangatberagam,
P
'erpaJ
' akan. al°
guru
d
J~?a
oo
me
B
n
H
Jap e peer_ tinggi karena ibaratnya membeli Jadi,oo BHP seperti menjerat
so an tersen In. m n k rt . h d
.
d
'dikan ki'd h. kan d'd'k d t k e as saJa arus terpusat an slstem pen 1 ta an
mg-,
h .ika dal gas pen 1 1 an enaga e- d
.
ka B k b I d I.
Tldak ane J
am pem-
d'd 'ika b t ," n langgar n appenas. ga se arang e urn a a so USI
ah d
.
P .d. . k pen 1 n mem ua pelJanJla B I I.
P.
h d al. .
b asan 1D R sampa! laJUan
kelJa. arena pen an a an
.
K
g gk t
ber-
~ e urn agl aturan enenmaan~-
~ ~--
ter a ap perso an 1m.~~
.
dasarkan perjanjian dengan BHP, menurut Ketua Umum Federasi Guru Independen Indonesia Su-parman, posisi guru sebagai tena-ga kerja seharusnya ikut inerujuk pada 00 ketenagakerjaan.
Guru sebagai tenaga kerja, ten-tu aeuannya 00 ketenagakerjaan sehingga berhak mendirikan se-rikat pekerja, mendapatkan upah di atas upah minimum regional, mendapat Jamsostek, serta
pu-~ ~,.~ ~
Pengantar:
Untuk mengulas implikasi Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan ter-hadap penyelenggaraan pendidikan, harian "Kompas" menyelenggarakan dis-kusi terbatas pad a awal Februari lalu, Hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Na-sional sekaligus ketua tim dari pemerintah dalam penggodokan RUU BHP Fasli Jalal, Ketua Tim Perumus sekaligus anggota Komisi X DPR Anwar Arifin, pengamat pendidikan Darmaningtyas, dan pengamat perpajakan dari Universitas Indonesia Darussalam, Berikut laporannya,