• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akseptabilitas Capres.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Akseptabilitas Capres."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Pikiran

Rakyat

o

Senin

.

Setasa

1 234 5 17 18

G2)

20

o

Jan

0

Peb

o

Mal

o

Rabu

6 7 21 22

OApr eMe;

o

Krmis

CJ

Jumat

8

9

10

11

23

24

25

26

OJun

o

Jut

0

Ags

;;

5'.';3 °1:;,,;g~1:"

-1~

. .

.

t

f

;\

27

28

29

30

31

.t

o

Sep

OOkt

0

Nov

0

Des

-'.po

..f.

Mi.septabilitas

Capres

Oleh MURADI

B

ERAKHlRsudah

teka-. teki pasangan calon pre-siden (capres) setelah ti-ga pasang mendeklarasikan kesi-apannya maju dalam pemilihan pre sid en Juli mendatang. Pa-sangan pertama JusufKalla-Wi-ranto (JK-Win) menyatakan ke-siapannya lebih awal setelah SBY dan Partai Demokrat dirasakan mendikte Partai Golkar dan JK dengan berbagai persyaratan yang diajukan. Pasangan ini juga melakukan penelikungan politik karena deklarasi JK-Win dilaku-kan setelah keduanya hadir da-lam Koalisi Besar yang digagas PDIP, Partai Golkar, Hanura, dan Gerindra, bersama sejumlah partai gurem di Kantor DPP Par-tai Hanura. Ada aroma kebi-ngungan dari sejumlah petinggi partai beringin terkait konstelasi politik nasional yang sangat di-namis dan itu ditangkap Partai Hanura sebagai peluang.

Pasangan SBY-Boediono(SBY Berbudi) lebih mantap melang-kah karena PD sebagai kendara-an politik SBY menkendara-ang dalam pemilu legislatif memiliki kewe-nangan dalam menentukan pen-damping SBY.Ada sejumlah ke-sepakatan yang teIjadi antara

-

I-~

SBYdan mitra koaliSinya terkait dengan b<igi-bagi kekuasaan. Namun, agaknya SBYsadar be-tul pilihannya kepada Boediono ini untuk memberikan ruang ge-rak agar kebijakan yang dibuat tidak terinterupsi manuver poli-tik wakilnya, sebagaimana kepoli-tika bersama JK lima tahun terakhir. Sedangkan pasangan ketiga adalah Megawati-prabowo (Me-ga-Pro). Harus diakui, pasangan ini agak unik. Ada semacam ha-langan psikologi politik antara PDIP dan partai-partai yang merapat ke SBY Berbudi sejak dua pemilu terakhir. Sementara itu, Prabowo dengan Gerindra dianggap sebagai figur yang rela-tif menjadi magnet bagi partai-partai tersebut untuk merapat. Selain karena dukungan finansi-al yang kuat, isu dan program yang diangkat Prabowo dan Ge-rindra cenderung populis.

''Ban serep" Sudah dua pemilu digelar, pe-menang pileg dengan pilpres se-lalu berbeda. Hasil Pemilu 2009 ini memajukan PD sebagai pe-menang, terlepas bagaimana ku-atnya figur SBYdalam partai ini namun untuk mematahkan mi-tos tersebut bukan perkara mu-dah bagi petinggi PD dan SBY. Akan tetapi, hal yang membeda-kan dengan dua pemilu terakhir dengan hasil pemilu sekarang adalah kombinasi figuritas SBY di PD dan kineIjanya selama li-ma tahun menjabat presiden.

lsu bahwa Boediono penganut neoliberal dalam perspektif eko-nomi, bisa menjadi batu san-dungan bagi SBYBerbudi dalam meraup dukungan masyarakat. Akan tetapi, prediksi banyak peng~t serta basil

berbagaija-jak pendapat menempatkan SBY sebagai figur yang banyak dipilih masyarakat. Ini berarti kesan wakil presiden hanya sebagai "pembantu" dan "ban serep" da-lam konteks SBY Berbudi ada benarnya. Dengan demikian, pi-lihan terhadap Boediono sebagai wakilnya dalam pilpres tidak akan banyak memengaruhi pi-lihan masyarakat terhadap SBY.

Pasangan JK Win menjadi fe-nomena yang klasik dalam per-politikan di Indonesia. Partai Golkar merasa digembosi oleh PD dan SBY.Semuajerih payah program yang dilaknkan peme-rintahan duet SBY-JK selama li-ma tahun terakhir diklaim seba-gai keberhasilan SBY dan PD. Partai Golkar yang selama ini menopang SBY-JK dengan men-ciptakan "stabilitas" di parlemen kemudian ditinggalkan SBY,se-telah PD dinyatakan sebagai pe-menang Pileg 2009. Harga diri sebagai partai yang pemah ber-kuasa lebih dari tiga puluh tahun merasa terusik sehingga langkah JK maju sebagai capres ditang-kap Wiranto sebagai peluang.

Pasangan JK-Win secara geo-politik mampu mengombinasi-kan Jawa-Iuar Jawa, di mana sentimen tersebut terus digulir-kan agar asumsi representasi perpolitikan tetap berimbang. Banyak yang memprediksikan pasangan ini tidak akseptabel ka-rena dianggap kurang berbasis dan memiliki karakter kurang kuat. Bandingkan misalnya de-ngan SBY Berbudi atau Mega-Pro. Akan tetapi, yang perlu di-garisbawahi adalah respons po-sitif dari masyarakat luar Jawa, misalnya beberapa mantan pe-tinggi GAM di NAD yang secara terbuka menyatakan dukungan-nya. Belum lagijaringan masya-rakat Indonesia Bagian Timur EDg pemah <MgarapJK dan ~r- _

_ ~h__ .____

Kliping

Huma$

Unpad

(2)

-hasil menaikkan dirinya bersa-ma SBYdalarn Pilpres 2004.

Pasangan Mega-Pro relatif unik. Selain karena orang tua ke-duanya; Soekarno dan Soemitro adalah rival politik abadi, pa-sangan ini disatukan kepenting-an ykepenting-ang kurkepenting-ang lebih sarna; me-neruskan mitos pemenang pe-milu legislatif kalah dalam pil-pres. Ketidaksukaan terhadap fi-guritas SBYmembuat keduanya memiliki kepentingan yang sarna untuk memusatkan kekuatan politik mengalahkan SBY.Selain itu, platform dan program ke-partaian keduanya cenderung sarna, ekonomi kerakyatan dan basis massawong cilik.

Pasangan ini juga relatif me-miliki pendukung yang tetap, pe-milih PDI P dan Gerindra ada-lah realitas jumada-lah suara yang mewakili masyarakat menengah ke bawah. Agaknya yang mem-buat pasangan ini rentan konflik di tengah jalan apabila pembagi-an tugas dpembagi-an wewenpembagi-angnya tidak tuntas, sebab keduanya cende-rung dominan. Hal lain yang ha-rus digarisbawahi adalah figur Prabowo selain menjadi magnet baru dalam perpolitikan nasio-nal, juga rentan dengan isu ter-kait pelanggaran HAM di masa lalu, sebagaimana WlraI1to.

Tingkat akseptabilitas ketiga pasangan cenderung bervariasi. Bilapada pasangan SBYBerbudi, masyarakat cenderung melihat fi-guritas SBY.Dalam konteks pa-sangan JK-Win dan Mega-Pro, masyarakat melihat sebagai pa-ket calon. Sejak awal Boediono menyatakan siap menjadi pem-bantu SBY.Hal yang berbeda ke-tika pasangan JK-Win dan Me-ga-Pro dideklarasikan. Ada ar0-ma kekecewaan dari pendukung Prabowo ketika memilih menjadi pasangan Megawati. Hal sarna juga teIjadi pada basis massa

Partai Golkar ketika JK memilih Wmmto. Kondisi ini tentu saja ti-dak tetap, bisa berubah bergan-tung mesin politik serta pembagi-an perpembagi-an dpembagi-an kekuasapembagi-an ypembagi-ang tuntas. Bisasaja justru sentralitas yang dibangun SBYmenjadi bu-merang terkait dengan tingkat penerimaan masyarakat terha-dap pasangan tersebut Ini berar-ti makna "ban serep" dalarn kon-teks perpolitikan di Indonesia ha-rus dikaji ulang, terkait dengan tingkat akseptabilitas masyarakat yang akan memengaruhi masa depan bangsa ini. ***

Penulis, kandidat doktor

II-mu Politikdari

School

of

Referensi

Dokumen terkait

Gonfloni S, et al (2000): Phenotypic knockout of nerve growth factor in adult transgenic mice reveals severe deficits in basal forebrain cholinergic neurons, cell death in the

Adapun saran yang dapt peneliti sampaikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagi pimpinan panti agar musik digunakan untuk peningkatan kesehatan lansia yang

yang digunakan sebagai instrumen final yang mengukur variabel

File: expd Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Desimal: 0 Range: 40-3680 Satuan (UNIT) File: expd Gambaran Tipe: Diskrit Format: character Width: 3. Nilai

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR8. MATEMATIKA PESERTADIDIK KELAS IV SDN 03 KEBONAGUNG

Perancangan alat ini menggunakan mikrokontroler ATmega8535 sebagai pengolah data dan memanfaatkan sensor PIR dan LM35 sebagai pendeteksi input,dengan mendeteksi

Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam beberapa dekade terakhir berjalan sangat

Tujuan dari tahap implementasi ini adalah menyiapkan semua kegiatan penerapan sistem sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan, dalam hal ini berupa aplikasi