BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Hakikat Power Otot Tungkai a. Hakikat Power
Dalam melakukan aktivitas fisik yang mengharuskan seseorang untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang singkat sangat diperlukan kondisi fisik yang baik untuk dapat melaksanakan semua tugas tersebut. Kemampuan tubuh seseorang yang seperti ini disebut dengan power otot.
Menurut Ambarukmi (2007:92) mengatakan bahwa power adalah gabungan dari kekuatan dan kecepatan. Kebanyakan cabang olahraga yang dinamis berisi gerakan-gerakan yang eksplosive yang lebih membutuhkan power dari pada kekuatan murni. Power dapat didefiniskan sebagai jumlah force yang maksimal, yang dihasilkan sebuah otot atau sekelompok otot dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Dalam Harsono (2001:24) mengatakan bahwa power adalah produk dari kekuatan dan kecepatan. Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat. Sebagai contoh adalah kalau dua orang individu masing-masing dapat mengangkat beban yang beratnya 50 kg. Akan tetapi yang seorang dapat mengangkatnya lebih cepat dari pada yang lain, maka orang itu dikatakan memiliki power yang lebih baik dari pada orang yang mengangkatnya lebih lambat.
Selanjutnya menurut Bafirman (2008:82) mengatakan bahwa daya ledak merupakan salah satu komponen biometrik yang penting dalam kegiatan olahraga.
Karena daya ledak akan menentukan seberapa keras orang dapat memukul, seberapa jauh melempar, seberapa tinggi melompat, seberapa cepat berlari dan lain sebagainya.
Selanjutnya Annarino dalam Bafirman (2008:82) mengatakan bahwa daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi otot secara dinamis eksplosif dalam waktu yang cepat.
Sedangkan menurut syafrudin (2011:74) menyebutkan bahwa daya ledak merupakan perpaduan atau kombinasi antara kekuatan dan kecepatan. Kekuatan disini diartkan sebagai kemampuan otot atau sekelompok otot dalam mengatasi beban. Beban disini baik dalam arti tubuh sendiri maupun beban dalam arti alat yang digerakkan tubuh. Sedangkan kecepatan menunjukkan cepat atau lambatnya otot berkontraksi mengatasi beban. Kombinasi keduanyalah yang mengahasilkan kecepatan gerakan secara eksplosive.
Menurut Tangkudung (2006:64) menyebutkan bahwa kekuatan elastic adalah tipe kekuatan yang sangat diperlukan dimana otot dapat bergerak cepat terhadap suatu tahanan. Kombinasi dari kecepatan kontrksi dan kecepatan gerak disebut dengan power kekuatan seperti ini sangat diperlukan pada nomor-nomor yang eksplosive seperti lari sprint, lempar dan lompat, memukul, menendang dan gerak lain yang memerlukan kecepatan.
Kemudian menurut Mylsidayu (2015:136) Power dapat diartikan sebagai kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam melakukan suatu
gerak. Oleh sebab itu, urutan latihan power diberikan setelah atlet dilatih unsure kekuatan dan kecepatannya. Tapi pada dasarnya setiap bentuk latihan kekuatan dan kecepatan kedua-duanya selalu melibatkan unsure power.
Namun menurut Irawadi (2011:96) daya ledak otot merupakan gabungan beberapa unsure kondisi fisik, yaitu unsur kekuatan dan unsur kecepatan. Artinya kemampuan daya ledak otot dapat dilihat dari hasil suatu unjuk kerja yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan dan kecepatan. Misalnya wujud daya ledak otot tungkai adalah berupa hasil lompatan, sementara wujud dari daya ledak otot lengan dapat dilihat dari hasil lemparan.
Sedangkan Ismaryati (2008:59) mengatakan power yaitu power siklis dan asiklis, pembedaan jenis ini dilihat dari segi kesesuaian jenis gerakan atau keterampilan gerak. Dalam kegiatan olahraga power tersebut dapat dikenali dari perannya pada suatu cabang olahraga. Cabang-cabang olahraga yang lebih dominan power siklisnya adalah melempar,menolak dan melompat pada atletik, unsure-unsur
gerakan senam, beladiri, loncat indahdan sejenis lebih dominan power siklisnya.
Berdasarkan beberapa teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa power adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas fisik berat atau unjuk kerja yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan dan kecepatan secara bersama-sama dengan kata lain bahwa power merupakan kemampuan untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya agar dapat menghasilkan tenaga yang sebesar-besarnya.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Power
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi power adalah kekuatan dan kecepatan. Dimana power merupakan suatu rangakaian gerak yang dilakukan dengan sangat cepat dan menggunakan kekuatan maksimal yang ada atau bisa disebut juga bahwa power merupakan gabungan atau kombinasi dari komponen kecepatan ditambah dengan kekuatan.
Menurut Syafruddin (2011: 82) faktor-faktor yang membatasi kemampuan kekuatan otot manusia secara umum antara lain: (1) penampang serabut otot, (2) jumlah serabut otot, (3) struktur dan bentuk otot, (4) panjang otot, (5) kecepatan kontraksi otot, (6) tingkat peregangan otot, (7) tonus otot, (8) koordinasi otot intra (koordinasi di dalam otot), (9) koordinasi otot inter (koordinasi antara otot-otot tubuh yang bekerja sama pada suatu gerakan yang dilakukan), dan (10) motivasi
Namun dalam Bafirman (2008:82) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi.
1. Kekuatan
Kekuatan otot menggambarkan kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot. Faktor fisiologis yang mempengaruhi kekuatan otot adalah usia, jenis kelamin, dan suhu otot. Disamping itu faktor yang mempengaruhi kekuatan otot sebagai unsur daya ledak adalah jenis seabut otot, luas otot rangka, sistem metabolisme energi, sudut sendi, dan aspek psikologis (Bafirman, 2008:82).
2. Kecepatan
Kecepatan adalah suatu kemampuan bersyarat untuk menghasilkan gerakan tubuh dalam keadaan waktu yang sesingkat mungkin. Kecepatan diukur dengan satuan jarak dibagi suatu kemampuan untuk menghasilkan gerakkan tubuh dalam waktu yang sesingkat mungkin. Faktor yang mempengaruhi kecepatan adalah kelenturan, tipe tubuh, usia, dan jenis kelamin (Bafirman, 2008:83).
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka dapat disebutkan bahwa power dihasilkan oleh dua komponen kondisi fisik seseorang yaitu komponen kekuatan dan komponen kecepatan. Pada saat seseorang melakukan aktifitas yang melibatkan kedua komponen tersebut maka akan semakin besar pula energy yang dibutuhkan agar didapatkan power yang besar, ini artinya semakin besar energy yang dimiliki maka seseorang akan memiliki power yang besar pula.
c. Pengertian Otot Tungkai
Sebagaimana kita ketahui, bahwa tubuh kita dibungkus oleh jaringan- jaringan otot atau gumpalan daging. Jaringan-jaringan otot tersebut berfungsi sebagai penggerak tubuh dalam melakukan gerakan. Depdikbud (2002:1226) menyatakan bahwa “otot merupakan jaringan kenyal di tubuh manusia dan hewan yang berfungsi menggerakkan organ tubuh. Sedangkan tungkai adalah kaki atau seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah. Jadi otot tungkai adalah jaringan kenyal yang ada pada kaki atau dapat dikatakan daging pada bagian kaki keseluruhan”.
Dalam Syafruddin (2011:47) mengatakan bahwa pada dasarnya otot rangka memiliki dua jenis serabut otot, yaitu serabut otot cepat (fast twitch) dan serabut otot lambat (slow twitch) yang mempunyai ciri dan kemampuan yang berbeda satu sama.
Selain itu, ada jenis serabut yang dikenal dengan bentuk antara, yaitu kemampuannya berada antara jenis serabut otot cepat dan serabut otot lambat.
Selanjutnya Syafruddin (2011:47) menambahkan bahwa Serabut otot, cepat merupakan serabut yang memiliki warna putih dan terang. Serabut otot ini lebih cepat menerima stimulus dari jenis serabut otot lain dan memiliki kecepatan kontraksi yang tinggi. Disamping itu,serabut otot ini mampu berkontraksi lebih cepat akan tetapi juga cepat lelah. Sebaliknya serabut otot lambat mempunyai karakteristik yang berbeda dari serabut otot cepat. Serabut otot lambat berwana merah dan gelap serta bereaksi lambat. Selain itu juga mampu mengatasi kelelahan yang tinggi. Kecepatan kontraksi serabut otot ini lebih rendah karena kadar ATPnya lebih kecil dari serabut otot putih.
Namun dalam Wibowo (2005:38) mengatakan bahwa Otot manusia terdiri atas otot bercorak, otot polos, dan otot jantung. Selanjutnya Wibowo (2005:40) mengatakan otot bercorak berwarna merah karena mengandung myoglobin. Bila diperhatikan lebih teliti, ada otot bercorak yang lebih merah, yang baik untuk gerakan cepat dan kuat (seperti berlari). Ada otot bercorak yang berwarna lebih muda yang dipersiapkan untuk lebih mampu menahan beban. Otot ini mempunyai perlekatan pada tulang dan fungsi utamanya adalah menjadi penggerak tulang. Bentuknya bermacam-macam, ada yang pipih, ada yang seperti silinder, ada yang bersirip
tunggal, dan ada juga yang bersirip banyak. Dalam menjalankan fungsinya menggerakkan tulang, ada bagian yang melekat pada tulang yang diam (punctum fixum) dan ujung lain melekat pada tulang yang bergerak (punctum mobilis).
Misalnya, pada saat menekuk (flexion) siku, ujung m. biceps brachii yang melekat pada tulang belikat merupakan punctum fixum dan ujung yang melekat di lengan bawah merupakan punctum mobilis.
Dari uraian ahli di atas dapat disimpulkan bahwa otot manusia terdiri dari otot yang berfungsi untuk melakukan gerakkan cepat dan otot yang berfungsi untuk menahan beban. Otot-otot ini melekat pada tulang agar tulang dapat bergerak atau disebut juga dengan alat gerak aktif, sedangkan tulang disebut alat gerak passif.
Gambar 1. Otot Tungkai Tampak Belakang (Wibowo, 2005:169)
Gambar 2. Otot Tungkai Tampak Samping dan Depan (Wibowo, 2005:169)
Selanjutnya menurut Syaifuddin (2009:30) menyebutkan bahwa otot adalah sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh & substansi dalam tubuh Bagian-bagian otot:
1) Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot, 2) Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan miofilamen berada, 3) Miofibril merupakan serat-serat pada otot, 4) Miofilamen adalah benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril. Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni : Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos), Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot rangka/otot lurik). Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek) maka protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka miosin yang sedang bekerja.
a. Jaringan otot
Jaringan otot terdiri dari: 1) Otot Polos (otot volunter) adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus, 2) Otot Lurik (otot rangka), Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai kehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak di tepi sel.
Contoh otot pada lengan, 3) Otot Jantung (otot cardiak). Otot jantung hanya terdapat pada jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama dengan otot lurik, yakni mempunyai lurik-lurik tapi
bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lirik memiliki satu atau dua nukleus yang terletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-satunya otot yang memiliki percabangan yang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam hal cara kerjanya yakni involuntary (tidak disadari).
Berdasarkan uraian di atas, diketahui dalam ilmu biologi otot adalah alat gerak aktif, karena otot dapat menggerakkan bagian-bagian tubuh yang lain. Tungkai dengan kata lain adalah keseluruhan kaki dari pangkal paha sampai kelopak kaki yang dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian atas dari pangkal paha sampai seluruh lutut, sedangkan bagian bawah dari lutut dan bagian kaki ke bawah, jadi otot tungkai terdiri dari otot tungkai atas, dan otot tungkai bawah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa otot tungkai adalah bagian keseluruhan kaki yang terdiri dari berbagai susunan otot yang saling berkaitan untuk memungkinkan melakukan suatu gerak.
Gambar 3. Otot Tungkai Atas dan Tungkai Bawah
(Syaifuddin, 2009:132) 2. Hakekat Lompat Jangkit
Menurut pendapat Carr (2003:161) mengatakan bahwa sama seperti lompat jauh, lompat jangkit juga membutuhkan kecepatan, kelenturan dan daya ledak otot.
Namum kedua nomor tersebut berbeda, dimana lompat jangkit melibatkan tiga lompatan berurutan, yang semuanya saling berkaitan. Untuk mencapai jarak sejauh mungkin, atlet harus mengimbangi usaha pada ketiga lompatan. Bentuk unik lainnya dalam lompat jangkit adalah tuntutan yang besar pada kemampuan memantul yaitu kemampuan untuk melompat, mendarat dan melompat lagi. Ini berarti seorang pelompat jangkit tidak harus seorang sprinter yang baik, tapi juga memiliki kekuatan otot dan kelenturan untuk memantul pada tiga lompatan yang berurutan.
Selanjutnya Adi (2008:53) mengemukakan bahwa lompat jangkit merupakan modifikasi dari lompat jauh. Bahkan secara umum lompat jangkit tidak berbeda dengan lompat jauh. Perbedaannya dengan lompat jauh terletak pada lompatannya.
Jika pada lompat jauh siswa hanya melakukan satu kali lompatan ke bak pasir, dalam lompat jangkit siswa harus melakukan tiga kali fase lompatan. Oleh karena itu dalam perlombaan internasional olahraga ini dinamai triple jump.
Gambar 4. Cara melakukan lompat jangkit (Adi, 2008:54)
Namun Mardiana (2010:2.65) menjelaskan bahwa lompat jangkit atau sering disebut lompat tiga (Triple Jump). Dikatakan juga lompat tiga karena lompat jangkit ini terdiri dari tiga lompatan yaitu jangkit, langkah, dan lompat atau dalam bahasa inggrisnya disebut hop, step, jump. Dalam lompat jangkit power dan stamina dalam lompat jangkit lebih banyak diperlukan daripada dalam lompat jauh. Hal ini karena dalam lompat jauh atlet hanya melakukan satu kali tolakan untuk memperoleh jarak sejauh-jauhnya. Sehingga dalam lompat jangkit atlet melakukan tiga kali tolakan untuk memperoleh jarak sejauh-jauhnya. Sehingga dengan demikian dalam lompat jangkit atlet harus mempunyai stamina dan power yang lebih banyak agar ia mampu melakukan tiga kali tolakan secara berturut-turut dengan efektif.
Gambar 5. Pelaksanaan Lompat Jangkit (Carr, 2003:167)
Gambar 6. Lapangan Lompat Jangkit (Carr, 2003:168)
B. Kerangka Pemikiran
Seperti lompat jauh, lompat jangkit membutuhkan kecepatan, kelenturan dan daya ledak otot. Namum kedua nomor tersebut berbeda, dimana lompat jangkit melibatkan tiga lompatan berurutan, yang semuanya saling berkaitan. Untuk mencapai jarak sejauh mungkin, atlet harus mengimbangi usaha pada ketiga lompatan.
Untuk mendapatkan jarak jangkitan yang sejauh mungkin, dibutuhkan power otot tungkai yang cukup untuk membawa berat badan melayang sejauh mungkin dan pada saat pendaratan di bak pasir. Hal ini dikarenakan power merupakan kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat.
Dari uraian tersebut dapat diasumsikan sementara bahwa, untuk mendapatkan hasil lompatan yang sempurna seorang pelompat harus memiliki power otot tungkai yang baik agar di dapatkan jarak lompatan yang jauh semaksimal mungkin.
C. Hipotesis Penelitian
Bertolak dari kerangka pemikiran di atas maka, hipotesis penelitian dirumuskan yaitu terdapat kontribusi power otot tungkai terhadap hasil lompat jangkit siswa putera kelas X IPA SMA N 1 Cerenti Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi.