5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Laba rugi suatu perusahaan dapat diukur dari pendapatan dan biaya yang telah diakui oleh perusahaan. Pendapatan dan beban harus dapat diukur secara andal agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Perusahaan harus dapat mengestimasi pendapatan yang diterima dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proyek konstruksi yang sedang atau yang akan dikerjakan.
1. Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi a. Definisi pendapatan
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemilik”. PSAK No.23 (Revisi 2010) “Jika penghasilan timbul dari pelaksanaan aktivitas yang biasa, maka penghasilan tersebut adalah pendapatan. Misalnya pendapatan dari penjualan jasa, penjualan barang dagangan, dan pendapatan royalti dan sewa”. Slamet (2014:91)
“Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas,
selain yang berasal dari kontribusi dari pemegang saham”. Efraim Ferdinan Giri (2014:31)
Pendapatan dan penghasilan memiliki definisi yang berbeda.
Dikatakan bahwa pendapatan merupakan aliran kas masuk dari hasil aktivitas perusahaan sedangkan penghasilan merupakan penghasilan yang sudah dikurangi dengan biaya-biaya.
Pendapatan secara umum adalah kas yang diterima dan yang akan diterima oleh perusahaan dari hasil aktivitas perusahaan.
Pendapatan yang diterima atas barang atau jasa sebelum barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan disebut pendapatan diterima di muka. Penerimaan dari pendapatan diterima di muka akan tetap dilaporkan sampai penerimaan dapat diakui sebagai pendapatan. Karena perusahaan menerima pembayaran dimuka atas jasa atau barang yang belum diserahkan atau dikerjakan kepada pelanggan, maka pendapatan yang diterima ini merupakan kewajiban.
b. Definisi biaya
Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan yang merupakan kegiatan utama badan usaha. (Zaki Baridwan, 2013:29)
Umumnya biaya dibagi menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung:
1) Biaya Langsung
Biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya langsung dari objek biaya berkaitan dengan objek biaya tertentu dan dapat ditelusur ke objek biaya tersebut dengan cara yang layak secara ekonomi (efektif biaya). (Mulyadi, 2005:13)
2) Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.
Biaya ini tidak mudah diidentifikasi dengan produk tertentu.
Biaya tidak langsung dari objek biaya berkaitan dengan objek biaya tertentu namun tidak dapat ditelusur ke objek biaya tersebut. (Mulyadi, 2005:13)
Biaya secara umum adalah kas yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai aktivitas perusahaan. Pada perusahaan jasa biaya dikelompokkan dalam satu kelompok biaya yaitu biaya operasi.
c. Definisi kontrak konstruksi
Kontrak konstruksi adalah “suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan. (PSAK No.34, Revisi 2010)
Adapun istilah dalam Akuntansi Kontrak Konstruksi yaitu:
1) Kontrak biaya-plus adalah kontrak konstruksi yang mana kontraktor mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah diizinkan atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalan tetap. (PSAK No.34, Revisi 2010)
2) Kontrak harga tetap adalah kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah menyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah ditentukan per unit output, yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan biaya. (PSAK No.34, Revisi 2010)
Kontrak konstruksi meliputi :
1) Kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan kontruksi aset, misalnya, pelayanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek.
2) Kontrak untuk penghacuran atau restorasi aset dan restorasi lingkungan setelah penghancuran aset.
d. Pendapatan kontrak konstruksi
“Pendapatan kontrak konstruksi terdiri dari nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak, penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif”. PSAK No.34 (Revisi 2010)
e. Biaya kontrak konstruksi
Biaya kontrak konstruksi terdiri dari biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu, biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tersebut, dan biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak. (PSAK No.34, Revisi 2010)
2. Pengakuan pendapatan dan biaya kontrak konstruksi
Umumnya, pendapatan diakui pada saat terjadi penjualan barang atau jasa yaitu pada saat ada kepastian mengenai besarnya
pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Pendapatan juga dapat diakui pada saat produksi selesai, selama masa produksi, atau saat penerimaan uang.
Pendapatan pada umumnya diakui ketika :
1. Pendapatan tersebut sudah direalisasi atau dapat direalisasi 2. Pendapatan tersebut diperoleh dari penyelesaian secara
substansial atas aktivitas-aktivitas yang terkait dengan proses perolehan.
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. (PSAK No.34, Revisi 2010)
3. Pengukuran pendapatan
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau yang akan diterima. Pengukuran dipengaruhi oleh ketidakpastian dimasa mendatang.
Estimasi sering kali perlu direvisi sesuai dengan realisasi karena jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari satu periode ke periode berikutnya. (PSAK No.34, Revisi 2010)
4. Metode pengakuan pendapatan kontrak
Metode pengakuan pendapatan yang digunakan dalam perusahaan kosntruksi adalah :
a. Metode kontrak selesai (Completed-Contract Method)
Metode kontrak selesai biasanya digunakan untuk perusahaan yang mempunyai kontrak proyek jangka pendek dengan taksiran biaya yang akan dikeluarkan kurang dapat
diestimasi secara andal. Pengakuan pendapatan dan laba kotor diakui pada saat kontrak diselesaikan. Biaya-biaya pembangunan diakumulasikan ke dalam perkiraan persediaan (Bangunan Dalam Pelaksanaan)dan kemajuan penagihan diakumulasikan dalam perkiraan lawanpersediaan (Penagihan atas Bangunan Dalam Pelaksanaan). (Kieso, 560:2008)
Metode kontrak selesai harus digunakan perusahaan hanya :
1) Jika suatu perusahaan terutama mempunyai kontrak jangka pendek
2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaiaan tidak dapat dipenuhi
3) Jika terdapat bahaya yang melekat dalam kontrak itu diluar risiko bisnis normal atau berulang
Dalam metode kontrak selesai, pendapatan dan laba kotor diakui hanya pada saat terjadi penjualan, artinya pada saat kontrak selesai. Biaya-biaya kontrak jangka panjang dalam pelaksanaan penagihan lancar diakumulasikan, tetapi tidak ada pembebanan sementara atau kredit ke perkiraan perhitungan rugi laba untuk pendapatan, biaya-biaya dan laba kotor.
Dalam beberapa situasi tertentu, pendapatan dapat dilaporkan secara berarti sebelum pengiriman produk jadi atau penyelesaian suatu kontrak jasa. Biasanya, hal ini terjadi ketika periode konstruksi dari aset yang dijual atau periode
pelaksanaan jasa relatif panjang yaitu lebih dari satu tahun.
Jika suatu perusahaan menunggu sampai periode produksi atau jasa selesai untuk mengakui pendapatan, laporan laba rugi mungkin tidak akan melaporkan dengan berarti pencapaian periodik dari perusahaan. Dengan pendekatan ini, yang disebut sebagai metode kontrak selesai, semua laba dari kontrak tersebut dikaitkan dengan tahun penyelesaiannya, meskipun hanya sebagian kecil dari laba tersebut yang mungkin berhubungan dengan usaha periode itu.
“Keuntungan utama dari metode kontrak selesai adalah bahwa pelaporan pendapatan didasarkan pada hasil akhir bukan pada taksiran pekerjaan yang belum dilakukan”. (Kieso, 561:1995)
“Sedangkan kekurangannya yang utama adalah tidak mencerminkan prestasi kerja masa berjalan bila periode kontrak tersebut diperpanjang menjadi lebih dari satu periode akuntansi”. (Kieso, 561:1995)
Menurut Zaki Baridwan (2012:194), Pencatatan akuntansi untuk metode kontrak selesai yaitu :
1) Untuk mencatat biaya yang terjadi:
(Dr)Bangunan dalam pelaksanaan ...xxx (Cr)Bahan Baku, Utang, kas dan Lain-lain...xxx 2) Untuk mencatat uang muka pesanan :
(Dr)Kas ...xxx (Cr)Uang muka pesanan...xxx 3) Pengakuan Laba
(Dr) Bangunan dalam pelaksanaaan...xxx (Cr) Laba Pembangunan...xxx 4) Penyerahan bangunan kepada pemesan
(Dr) Uang muka pesanan...xxx (Kr) Bangunan dalam pelaksanaan...xxx
b. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage-of-Completion Method)
Metode pengakuan pendapatan pada metode persentase penyelesaian adalah pengakuan yang digunakan perusahaan dalam kontrak jangka panjang, dimana jangka waktunya lebih dari satu periode akuntansi. Metode ini memperlihatkan kinerja masa berjalan atas penyelesaian kontrak lebih dari satu periode akuntansi.
Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian.
Menurut Zaki Baridwan (2012:194), Pencatatan akuntansi untuk metode kontrak selesai yaitu :
1) Untuk mencatat biaya yang terjadi:
(Dr)Bangunan dalam pelaksanaan ...xxx (Cr)Bahan Baku, Utang, kas dan Lain-lain...xxx 2) Untuk mencatat uang muka pesanan :
(Dr)Kas ...xxx (Cr)Uang muka pesanan...xxx
3) Pengakuan Laba
(Dr) Bangunan dalam pelaksanaaan...xxx (Cr)Pengakuan laba kontrak jangka panjang...xxx
4) Penyerahan bangunan kepada pemesan (Dr) Uang muka pesanan...xxx (Kr) Bangunan dalam pelaksanaan...xxx
Sebagai ilustrasi penggunaan kedua metode di atas maka akan diberikan contoh sebagai berikut :
PT Tina Guna menerima kontrak untuk membangun sebuah kompleks perumahan pada tanggal 1 Februari 2005 yang diperkirakan akan selesai dalam waktu 3 tahun dengan harga kontrak Rp30.000.000,00. Data terkait kontrak tersebut yaitu :
2005 2006 2007
Biaya yang dikeluarkan
Rp7.000.000 Rp11.000.000 Rp9.300.000 Taksiran biaya
penyelesaian (akhir tahun)
Rp20.000.000 Rp9.200.000 -
Uang muka pesanan
Rp6.000.000 Rp11.500.000 Rp12.500.000
Dari data di atas setiap akhir periode diadakan perhitungan laba rugi sebagai berikut :
2005:
Harga kontrak Rp30.000.000
Taksiran biaya:
Dikeluarkan tahun 2005 Rp7.000.000
Taksiran biaya penyelesaian Rp20.000.000 Rp27.000.000 Rp3.000.000 Taksiran laba untuk tahun 2005 = Rp7.000.000 X Rp3.000.000
Rp27.000.000 = Rp777.780 2006:
Harga kontrak Rp30.000.000
Taksiran biaya:
Dikeluarkan tahun 2005 & 2006 Rp18.000.000
Taksiran biaya penyelesaian Rp9.200.000 Rp27.200.000
Taksiran laba Rp2.800.000
Taksiran laba tahun 2005 & 2006 = Rp18.000.000 X Rp2.800.000 Rp27.200.000
Taksiran laba tahun 2005 =Rp1.852.940
Taksiran laba tahun 2006 =Rp777.780
=Rp1.075.160
2007:
Harga kontrak Rp30.000.000
Jumlah biaya:
Tahun 2006 Rp18.000.000
Tahun 2007 Rp9.300.000 Rp27.300.000
Laba dari pembangunan Rp2.700.000
Laba yang sudah diakui:
Tahun 2005 Rp777.780
Tahun 2006 Rp1.075.160
Rp1.852.940
Taksiran laba tahun 2007 Rp847.060
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut :
Transaksi Rekening Kontrak Selesai Persentase Penyelesaian
1 2 3 4
2005 Biaya
pembangunan
Bangunan dalam pelaksanaan Bahan, Utang, Kas, Lain-lain
Rp7.000.000 Rp7.000.000
Rp7.000.000 Rp7.000.000 Uang muka
pesanan
Kas
Uang muka pesanan
Rp6.000.000 Rp6.000.000
Rp6.000.000 Rp6.000.000 Pengakuan
laba
Bangunan dalam pelaksanaan Pengakuan laba kontrak jangka panjang
Rp777.780 Rp777.780
2006 Biaya
pembangunan
Bangunan dalam pelaksanaan Bahan, Utang, Kas, Lain-lain
Rp11.000.000 Rp11.000.000
Rp11.000.000 Rp11.000.000
Uang muka pesanan
Kas
Uang muka pesanan
Rp11.500.000 Rp11.500.000
Rp11.500.000 Rp11.500.000
Pengakuan laba
Bangunan dalam pelaksanaan Pengakuan laba kontrak jangka panjang
Rp1.075.160 Rp1.075.160
2007 Biaya
pembangunan
Bangunan dalam pelaksanaan Bahan, Utang, Kas, Lain-lain
Rp9.300.000 Rp9.300.000
Rp9.300.000 Rp9.300.000 Uang muka
pesanan
Kas
Uang muka pesanan
Rp12.500.000 Rp12.500.000
Rp12.500.000 Rp12.500.000
Pengakuan laba
Bangunan dalam pelaksanaan Pengakuan laba kontrak jangka panjang
Bangunan dalam pelaksanaan Laba
pembangunan
Rp2.700.000 Rp2.700.000
Rp847.060 Rp847.060
Penyerahan bangunan kepada pemesan
Uang muka
pesanan
Bangunan dalam pelaksanaan
Rp30.000.000
Rp30.000.000
Rp30.000.000
Rp30.000.000
Jumlah laba yang dihitung dengan cara persentase penyelesaian atau kontrak selesai berjumlah Rp2.700.000. dalam metode kontrak selesai laba diakui dalam tahun 2007 yaitu pada saat selesainya kontrak, dalam 2005 dan 2006 tidak ada laba yang diakui. Dalam metode persentase penyelesaian laba sebesar Rp2.700.000 diakui dalam 3 periode yaitu tahun 2005, 2006, dan 2007.
5. Jenis pendapatan kontrak konstruksi
Pendapatan pada aktivitas kontrak-kontrak konstruksi terdiri dari:
a. Nilai pendapatan semula yang disetujui
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi beragam ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan. Estimasi sering kali perlu untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian.
b. Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif
Penyimpangan adalah suatu intruksi yang diberikan pelanggan mengenai perubahan dalam lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kontrak. Penyimpangan dimaksukkan ke dalam pendapatan kontrak jika :
1) Kemungkinan besar pelanggan akan menyetujui penyimpangan dan jumlah pendapatan yang timbul dari penyimpangan tersebut.
2) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
Klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pelanggan atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya- biaya yang tidak termasuk dalam nilai kontrak. Klaim hanya dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika :
1) Negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga kemungkinan besar pelanggan akan menerima klaim tersebut.
2) Nilai klaim yang kemungkinan besar akan disetujui oleh pelanggan dapat diukur secara andal.
Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor apabila standar-standar pelaksanakan yang telah ditentukan telah terpenuhi atau dilampaui. Pembayaran intensif dimasukkan dalam pendapatan kontrak jika :
1) Kontrak tersebut cukup aman sehingga kemungkinan besar pelanggan memenuhi atau melampaui standar pelaksanaan.
2) Jumlah pembayaran insentif dapat diukur secara andal.
6. Jenis biaya kontrak konstruksi
Biaya kontrak meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan pada suatu kontrak selama periode sejak tanggal kontrak itu diperoleh sampai dengan penyelesaian akhir kontrak. Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri dari :
a) Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu.
Biaya langsung terdiri dari:
1) Biaya pekerja lapangan, termasuk penyelia 2) Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi
3) Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut
4) Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan proyek
5) Biaya penyewaan sarana dan peralatan
6) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan kontrak
7) Estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk yang mungkin timbul selama masa jaminan 8) Klaim dari pihak ketiga
b) Biaya yang dapat diatribusikan dan dialokasikan pada aktivitas kontrak
Biaya diatribusikan meliputi :
1) Asuransi
2) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan kontrak tertentu
3) Overhead konstruksi
c) Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak
Biaya-biaya tersebut termasuk :
1) Biaya administrasi dan umum yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak
2) Biaya pemasaran umum
3) Biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak ditentukan dalam kontrak
4) Penyusutan sarana dan peralatan menganggur yang tidak digunakan pada kontrak tertentu
7. Pengakuan Taksiran Rugi
“Jika kemungkinan besar terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi total pendapatan kontrak, maka taksiran rugi segera diakui sebagai beban”. (PSAK No.34, Revisi 2010)
Jumlah kerugian tersebut ditentukan tanpa memperhatikan : a. Apakah peerjaan kontrak telah dilaksanakan atau belum.
b. Tahap penyelesaian aktivitas kontrak.
c. Jumlah ekspektasi laba yang akan diperoleh pada kontrak lain yang tidak diperlakukan sebagai suau proyek tunggal konstruksi.
Dalam beberapa kasus, suatu peningkatan dalam estimasi total biaya begitu besar, sehingga suatu kerugian atas kontrak secara keseluruhan diantisipasi, yaitu total estimasi biaya diperkirakan akan melebihi kontrak tersebut. Ketika suatu kerugian atas total kontrak diantisipasi, mengharuskan pelaporan kerugian tersebut secara keseluruhan di periode saat kerugian tersebut pertama kali diantisipasi. Hal ini berlaku, baik untuk metode kontrak selesai maupun metode persentase penyelesaian.
Jika yang digunakan adalah metode kontrak selesai, pengakuan atas kerugian kontrak yang diantisipasiakan mudah. Jumlah kerugian didebit ke akun kerugian dan akun persediaan.
Konstruksi dalam proses dikredit sejumlah tesebut untuk mengurangi persediaan keperkiraan nilai bersih yang dapat direalisasi. (James D. Stice, 2009:523)
Pengakuan kerugian kontrak yang diantisipasi dalam metode persentasi penyelesaian lebih rumit. Untuk mencerminkan seluruh kerugian ditahun kerugian tersebut, biaya kumulatif yang akan dikurangkan dari pendapatan yang telah diakui bukanlah biaya aktual yang terjadi, tetapi harus menggunakan pendapatan kumulatif yang diakui ditambah seluruh kerugian yang diantisipasi. (James D. Stice, 2009:523)
8. Pengenaan Pajak atas Jasa Konstruksi
Jasa konstruksi dikenai Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final dengan menggunakan tarif tertentu. Adapaun perlakuan pajak dan tarifnya untuk jasa konstruksi, yaitu :
Jenis Jasa Penyelenggara Kegiatan
Grade Tarif Jenis Pajak Pelaksana
Konstruksi
Kualifikasi kecil
1 s.d 4 2%
PPh Kualifikasi
Menengah
5 3%
Kualifikasi Besar
6 s.d 7 3%
Tidak punya kualifikasi
4%
Perencanaan dan Pengawasan
Konstruksi
Mempunyai kualifikasi
4%
Tidak mempunyai
kualifikasi
6%
Penyerahan dalam negeri 10% PPN
Penyerahan ke luar daerah pabean 0%
9. Pengungkapan
Menurut PSAK No.34, entitas mengungkapkan :
a. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada periode.
b. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui pada periode.
c. Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 1
Hasil penelitian terdahulu
Identitas Peneliti Aspek
Farida Aulia Sari A03060006 Jurusan Akuntansi Poliban 2009
Amelia Haryanto dan Rizal Effendi Jurusan Akuntansi STIE MDP
Indri Yani Syaputri A03120014 Jurusan Akuntansi Poliban 2012
1 2 3 4
Judul Metode Pengakuan
Pendapatan Jasa
Kontraktor dan
Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan Pada CV Makmur
Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan pada CV Citra Nusa Bakti Palembang
Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Biaya Kontrak pada CV Karya Borneo Mandiri
Banjarmasin Perusahaan yang
diteliti
CV Makmur CV Citra Nusa Bakti Palembang
CV Karya Borneo Mandiri
Banjarmasin Permasalahan Metode apakah yang
dipakai oleh perusahaan
dalam mengakui
pendapatannya dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan.
Metode kontrak selesai yang digunakan perusahaan belum sesuai dengan PSAK No.34
Bagaimana
perlakuan akuntansi serta pengakuan pendapatan dan biaya proyek pembangunan dengan metode kontrak selesai yang sesuai dengan PSAK No.34 pada CV Karya Borneo Mandiri
Banjarmasin
1 2 3 4 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui
metode apakah yang dipakai oleh dalam mengakui pendapatannya dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan.
Untuk mengetahui apakah penerapan metode pengakuan pendapatan yang sesuai dengan PSAK No.34
Untuk mengetahui bagaimana
perlakuan akuntansi serta pengakuan pendapatan dan biaya proyek pembangunan dengan metode kontrak selesai yang sesuai dengan PSAK No.34 pada CV Karya Borneo Mandiri
Banjarmasin.
Metode Penelitian Pengumpulan Data : Pengamatan (Observasi), Wawancara (Interview), dan Dokumentasi.
Jenis Data : -Kuantitatif -Kualitatif
Sumber Data : Data Sekunder
Analisis Data :
-melakukan perhitungan pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian
-membandingkan dan mengevaluasi metode pendapatan perusahaan
dengan metode
pendapatan yang dibuat oleh penulis
Pengumpulan Data : Dokumentasi dan interview
Jenis Data : -Kualitatif Sumber Data : -Data Primer
-Data Sekunder Analisis Data :
-mengamati kontrak dan menganalisa bagaimana sistem pengakuan pendapatan yang ditetapkan perusahaan di dalam
kontrak dan
membandingkan
penyajiannya dengan PSAK No.34 mengenai Akuntansi Kontrak Konstruksi
Pengumpulan Data:
Pengamatan (Observasi), Wawancara (Interview), Dokumentasi.
Jenis Data : -Kuantitatif -Kualitatif Sumber Data : - Data Primer -Data Sekunder Analisis Data : - Melakukan
pencatatan terhadap data-data tentang pendapatan dan biaya kontrak -mengamati dan mengidentifikasi pengakuan pendapatan dan biaya kontrak yang diperlakukan perusahaan
1 2 3 4 Hasil Penelitian Metode yang paling tepat
untuk digunakan perusahaan dalam
mengakui pendapatannya adalah metode persentase penyelesaian. Dengna metode ini akan
memudahkan perusahaan dalam melakukan
penentuan laba rugi dalam suatu periode akuntansi sehingga dapat mencerminkan kemajuan atau kemunduran
perusahaan
Berdasarkan
perhitungan dengan metode kontrak selesai menurut PSAK No.34 laba yang didapat menurut perusahaan tahun 2011 sebesar Rp 238.854.735 dan 2012 Rp 301.909.066 sedangkan menurut perhitungan perusahaan labanya adalah Rp 540.763.801