• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN TEKNIS Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PANDUAN TEKNIS Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEMERINTAHAN Didukung oleh:

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa

Berdasarkan Hak Asal Usul dan

Kewenangan Lokal Berskala Desa

(2)
(3)

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa

Berdasarkan Hak Asal Usul dan

Kewenangan Lokal Berskala Desa

(4)

Panduan Teknis Penyusunan Peraturan Desa

Tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

Cetakan Pertama, Februari 2022 ISBN: ………

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

©(2022) Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK)

Penulis

Tim Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Publikasi ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Program KOMPAK

(Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan). Temuan, intepretasi dan kesimpulan yang ada pada publikasi ini tidak mencerminkan pandangan Pemerintah Indonesia maupun Pemerintah Australia. Publikasi ini dapat disalin dan disebarkan untuk tujuan non-komersial.

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai publikasi ini, dapat menghubungi communication@kompak.or.id

Publikasi juga tersedia di www.kompak.or.id

Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK) Program kemitraan Pemerintah Australia-Indonesia

Jalan Diponegoro No. 72 Jakarta Pusat, 10320

Telepon (021) 8067 5000 | Faksimili (021) 3190 3090

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia yang telah diberikan serta tak lupa sholawat serta salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan safaatnya di hari akhir kelak.

Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas terbitnya Buku Panduan Penyusunan Peraturan Desa (Perdes) tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Buku panduan ini merupakan petunjuk bagi Kepala Desa se Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam membuat Perdes tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa sesuai potensi dan kearifal lokal yang berada di masing-masing desa.

Kami di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DPMPD Dukcapil) Provinsi NTB terus berikhtiar bersama segenap pemangku kepentingan dan masyarakat di desa guna mendorong percepatan pembangunan untuk mencapai Desa Gemilang.

Secara khusus saya sampaikan ucapakan terima kasih kepada Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang terus memberikan kami arahan, dorongan dan motivasi untuk bekerja dengan baik dan menjaga semangat serta optimisme bersama mengatasi setiap tantangan dalam mebangun desa. Komitmen Bapak Gubernur dan Ibu Wakil Gubernur dalam membangun desa di NTB menjadi lebih sejahtera secara ekonomi dan terjaga jati dirinya secara sosial dan berbudaya. Komitmen ini memberikan energi positif yang menggerakkan kita semua untuk terus berikhtiar membangun desa demi mewujudkan Desa yang Maju Bermartabak dan Bebas Korupsi.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada KOMPAK (Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan Untuk Kesejahteraan – Program Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Australia - DFAT) yang telah mendukung proses penyusunan dan penerbitan buku panduan ini. Semoga buku panduan ini menjadi salah satu bentuk ikhtiar kami mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan semoga dapat bermanfaat guna mendukung program-program pemerntah ke depan.

Demikian, sekian dan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Mataram, 02 Januari 2022

Kepala DPMPD Dukcapil Provinsi NTB

(6)

6

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR Pendahuluan Latar Belakang Dasar Hukum Maksud dan Tujuan Manfaat

Prinsip

Tahapan/Prosedur Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Desa

Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Tahapan/Alur Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Teknik Fasilitasi Tahapan Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan

Kewenangan Lokal Desa

Teknik Fasilitasi Langkah 1: Pembentukan Tim Penyiapan/ Pokja Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

Teknik Fasilitasi Langkah 2: Identifikasi Dan Inventarisasi Jenis-Jenis Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

Teknik Fasilitasi Langkah - 3: Musyawarah Desa Merumuskan Dan Menyepakati Jenis Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

Teknik Fasilitasi Langkah 4. Konsultasi di Tingkat Kabupaten tentang Penyusunan Rancangan Peraturan Desa Tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa Teknik Fasilitasi Langkah 5. Penyusunan Rancangan Peraturan Desa Tentang Kewena-ngan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 BAB II

2.1 2.2 BAB III

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

5 9 9 10 11 12 12 15

15 17 19

19

21

25

31

34

(7)

3.7

BAB IV BAB V

39

41 43 Teknik Fasilitasi Langkah 7. Penetapan Dan Pengundangan

Peraturan Desa

Pembinaan dan Pengawasan Lampiran

(8)
(9)

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Penataan kewenangan desa merupakan salah satu fokus perhatian pemerintah dan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat karena merupakan issue yang mendasar dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola desa yang lebih efektif, efisien, terarah dan bertanggung jawab. Disamping itu, penataan kewenangan desa akan memberikan legitimasi bagi Pemerintah Desa dalam mengalokasikan sumber daya secara legal dan terarah sesuai Kewenangan Desa.

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa. Melalui Permendagri ini, Pemerintah telah mengatur bahwa kewenangan desa meliputi:

a. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul;

b. Kewenangan lokal berskala desa;

c. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan;

d. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang Undangan. Permendagri ini juga mengatur bahwa perincian daftar Kewenangan Desa ditetapkan melalui Peraturan Bupati dan Peraturan Desa.

Berdasarkan hasil pemantauan DPMPD Dukcapil Provinsi Nusa Tenggara Barat diketahui bahwa seluruh Kabupaten di Nusa Tenggara Barat telah menetapkan Peraturan Bupati tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa. Namun demikian, hanya sedikit desa yang telah menetapkan Peraturan Desa tentang Daftar Kewenangan Desa. Kondisi ini disebabkan karena:

a. Rendahnya komitmen pemerintah desa dan BPD untuk menuntaskan Legalitas Kewenangan Desa;

b. Belum optimalnya pendampingan dari Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan terkait fasilitasi Penetapan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa;

(10)

10

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

c. Rendahnya kapasitas teknis Pemerintah Desa dan BPD terkait dengan mekanisme dan teknis pelaksanaan penetapan Kewenangan Desa melalui Peraturan Desa.

Belum tersedia panduan atau referensi bagi Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa dalam memfasilitasi dan melaksanakan penetapan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa.

Bertolak dari realitas tersebut diatas dan dalam rangka mendorong akselerasi penetapan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa di seluruh desa di Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka DPMPD Dukcapil Provinsi NTB menyusun dan menetapkan Panduan Teknis Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa.

1.2. Dasar Hukum

a. Undang-Undang No. 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115

b. Undang-Undang No. 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655).

c. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, tambahan Lembaran Negara Republik Indoneis Nomor 5234);

d. Undang Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

e. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, tambahan Lembaran Negara Rebuplik Indoneisa Nomor 5587) sebgaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

(11)

f. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321);

g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);

h. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

i. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);

j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Rebuplik Indoensia Tahun 2016 Nomor 1037).

1.3. Maksud dan Tujuan

Panduan ini bertujuan sebagai:

a. Referensi dan acuan bagi Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa dalam menata Kewenangan Desa melalui Penetapan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa.

b. Instrumen kebijakan untuk mengadvokasi dan memastikan issue-issue perbaikan layanan dasar, penanggulangan kemiskinan dan fasilitasi pelayanan publik (termasuk pelayanan adminduk) dapat diakomodasikan/dilembagakan sebagai Kewenangan Desa.

(12)

12

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

1.4. Manfaat

Panduan Teknis Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa ini bermanfaat bagi beberapa pihak sebagai berikut:

1. Pemerintahan Kabupaten: Sebagai instrumen kebijakan dan instrumen pengendalian, monitoring dan evaluasi proses penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

2. Pemerintah Desa: Sebagai acuan dan pedoman dalam menyusun Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

3. Pendampingan dan Fasilitator: Sebagai referensi dan pegangan dalam melakukan pembimbingan dan fasilitasi proses penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

1.5. Prinsip

Tertib, Proses penyusunan Peraturan Desa dilaksanakan secara tertib sesuai dengan tahapan ketentuan yang telah ditetapkan.

1. Partisipatif, Semua pihak diberikan kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam proses pengembalian keputusan pada penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

2. Aspiratif, Usulan kegiatan yang termuat dalam Peraturan Desa merupakan representasi dari aspirasi, kebutuhan, pendapat dan masukan dari komponen masyarakat dan para pihak yang terlibat.

3. Transparan, Proses penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa dilaksanakan secara terbuka, dan semua pihak memiliki akses yang luas terhadap informasi baik yang terkait dengan proses maupun hasilnya. Disamping itu, informasi yang tersedia harus memadai dan dapat digunakan untuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

(13)

4. Sensitif Gender, Proses penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa harus menjamin kesetaraan dan keseimbangan peran antara laki-laki dan perempuan. Disamping itu juga harus menjamin adanya kesetaraan peluang bagi laki-laki dan perempuan dalam menyampaikan pendapat, aspirasi dan kebutuhannya.

5. Kesetaraan, Setiap orang atau semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa memiliki kedudukan, peluang dan hak yang setara untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi.

6. Inklusif, Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa harus dilaksanakan dalam suatu kondisi yang terbuka, mengajak dan mengikutsertakan seluruh komponen masyarakat dari berbagai perbedaan latar belakang karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya dan lainnya.

7. Akuntabilitas, Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa harus dilaksanakan dengan sistem kontrol tanggung jawab atas tugas dan fungsi masing-masing jabatan.

(14)
(15)

BAB II

Tahapan/Prosedur Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan

Kewenangan Lokal Berskala Desa

2.1. Mekanisme Penyusunan Perdes Kewenangan Desa

Dalam rangka pelaksanaan identifikasi dan inventarisasi Kewenangan Desa, maka di masing-masing tingkatan pemerintahan dibentuk Kelompok Kerja (Pokja) Kewenangan Desa.

A. Tingkat Desa.

1. Di tingkat Desa dibentuk Pokja Kewenangan Desa Tingkat Desa yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.

2. Susunan Keanggotaan Pokja Kewenangan Desa dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

No Nama Instansi Jabatan

1 2 3 4

1. Kepala Desa Ketua

2. Unsur BPD Wakil Ketua

3. Sekretaris Desa Sekretaris

4. Mewakili Perangkat Desa Anggota

5. Mewakili Pemuka Masyarakat/

Tokoh Agama/Tokoh Pemuda/dll sesuai kebutuhan

Anggota

6. dst...

3. Tugas Pokja Kewenangan Desa Tingkat Desa, meliputi:

a. Melakukan identifikasi dan inventarisasi jenis-jenis kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala desa yang selanjutnya dituangkan dalam Berita Acara.

(16)

16

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

b. Membantu dan memberi masukan kepada Pokja Kewenangan Desa Tingkat Kabupaten/Kota dalam merumuskan jenis Kewenangan Desa sebagai materi dari Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang Daftar Kewenangan Desa dan Desa Adat berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

c. Mempersiapkan draft Rancangan Peraturan Desa tentang kewenangan Desa dan Desa Adat berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal berskala Desa.

d. Rancangan Peraturan Desa tentang kewenangan Desa dan Desa Adat Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa paling sedikit memuat:

– Jenis kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa;

– Evaluasi dan pelaporan;

– Pembiayaan;

– Pembinaan dan Pengawasan.

e. Membantu Pemerintah Desa dan BPD untuk membahas Draft (Rancangan) Perdes sampai diundangkan Perdes tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

(17)

2.2. Tahapan/Alur Penyusunan Perdes Kewenangan Desa

Pembentukan TIM Penyiapan Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Keputusan Kepala Desa)

Identifikasi dan Inventarisasi Jenis-Jenis Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

Pembahasan Rancangan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Oleh Pemerintah Desa dan BPD Musyawarah Desa Merumuskan dan Menyepakati Jenis-Jenis Kewenangan Desa

Merumuskan Rancangan Peraturan Desa oleh Pemerintah Desa

Penetapan dan Perundangan Konsultasi di Tingkat Kabupaten

(18)
(19)

BAB III

Teknik Fasilitasi Tahapan/Alur Penyusunan Peraturan Desa tentang

Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal

Berskala Desa

3.1. Teknik Fasilitasi Langkah 1: Pembentukan Tim Penyiap- an/Pokja Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

3.1.1. Pengertian/Deskripsi

Tim penyiapan Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal usul dan Kewenangan Lokal berskala Desa adalah tim yang bentuk untuk membantu pemerintah Desa dan BPD dalam membahas Draf ( rancangan) Perdes sampai diundangkan.

Jumlah personil tim ini 7 sd 11 orang yang terdiri dari Kepala Desa sebagai Ketua, Unsur BPD sebagai Wakil Ketua, Sekretaris Desa sebagai sekretaris, Perwakilan perangkat Desa, Perwakilan pemuka masyarakat/Tokoh Agama/Tokoh Pemuda/

Tokoh perempuan, pemerhati anak, gender dan perwakilan disabilitas /(sesuai kebutuhan) sebagai anggota

3.1.2. Tujuan

1. Terbentuknya tim penyiapan Kewenangan desa yang terdiri dari pihak-pihak yang memiliki kemampuan mulai dari proses identifikasi, inventarisasi kewenangan Desa sampai dengan terbitnya Perdes tentang Kewenangan desa berdasarkan Hak asal – Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

2. Kepala Desa mengukuhkan Tim penyiapan melalui Keputusan Kepala Desa.

3.1.3. Hasil

Tersedia Keputusan Kepala Desa tentang Tim Penyiapan Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

(20)

20

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

3.1.4. Waktu

Paling lambat tiga bulan setelah menerima juknis ini bagi desa yang belum membuat Perdes Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa dan bagi desa yang sudah membuat Perdes Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa dapat melakukan penyesuaian.

3.1.5. Tempat

Kantor Desa atau tempat yang representatif.

3.1.6. Peserta

1. Kepala Desa

2. Sekretaris Desa dan Perangkat Desa

3.1.7. Pemandu/Fasilitator

Pembina Teknis Pemerintah Desa (PTPD) atau tenaga Pendamping Profesional tingkat Kecamatan dan Desa

3.1.8. Media Bantu

1. Draf Keputusan Kepala Desa tentang Tim Penyiapan/Pokja Kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal – Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

2. Materi atau bahan untuk penguatan/pembekalan dalam pelaksanaan tugas Tim penyiapan.

3.1.9. Alur Fasilitasi

1. Kepala desa dan BPD dibantu oleh sekretaris desa melakukan identifikasi calon anggota tim penyiapan/Pokja Kewenangan Desa. Calon anggota tim penyiapan Kewenangan Desa minimal memiliki kapasitas sebagai berikut:

a. Memiliki waktu luang yang cukup untuk menjalankan tugas sebagai tim penyiapan Kewenangan Desa.

b. Memiliki kemampuan teknis melakukan identifikasi, inventarisasi jenis kewenangan dan membuat rancanagan dan menyusun dokumen Perdes Kewenangan desa.

c. Memiliki kemampuan komunikasi yang memadai.

d. Mampu dan terbiasa bekerja dalam tim.

(21)

2. Kepala Desa, BPD dan sekretaris desa dan mendiskusikan dan menyepakati personil yang menjadi anggota tim penyiapan kewenangan Desa.

Kesepakatan ini menjadi rujukan ketika menyusun Keputusan Kepala Desa tentang pembentukan tim Penyiapan Kewenangan Desa/Pokja Penyiapan Kewenangan Desa. Dalam rangka mendorong peningkatan peran perempuan, maka jumlah perempuan yang menjadi anggota tim ditetapkan minimal 30%

dari total anggota tim penyiapan.

3. Sekretaris desa menyiapkan draft keputusan kepala desa tentang pembentukan Penyiapan /Pokja Kewenangan Desa . Di dalam keputusan kepala desa tersebut minimal memuat tentang: (a). Dasar hukum pembentukan tim penyiapan/

Pokja Kewenangan Desa; (b). Struktur organisasi tim; (c). Tugas dan tanggung jawab tim; (d). Jenis dan sumber pembiayaan kegiatan tim; dan (e). Masa kerja, dan pemberhentian tim penyiapan/Pokja Kewenangan Desa.

4. Kepala desa menandatangani Keputusan Kepala Desa mengenai pembentukan tim Penyiapan/Pokja Kewenangan Desa . Keputusan Kepala Desa tersebut didistribusikan kepada anggota tim.

5. Sebelum memulai pelaksanaan tugas, seluruh anggota tim Penyiapan/Pokja Kewenangan Desa perlu diberikan pembekalan teknis. Kegiatan ini dapat dipusatkan di masing-masing kecamatan, dan difasilitasi oleh PTPD dan Tenaga Pendamping Profesional .

3.2. Teknik Fasilitasi Langkah 2: Identifikasi Dan Inventarisasi Jenis-Jenis Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

3.2.1. Pengertian/Diskripsi

Proses identifikasi dan inventarisasi kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa dilakukan oleh tim penyiapan/Pokja kewenangan desa ditingkat desa yang dibentuk melalui keputusan kepala desa

3.2.2. Tujuan

Melakukan identifikasi dan inventarisasi jenis-jenis kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa dan Menyusun daftar kewenangan Desa

3.2.3. Hasil

(22)

22

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

3.2.4. Waktu

Setelah Tim penyiapan/pokja Kewenangan Desa tingkat desa di bentuk dan dikukuhkan melalui Keputusan Kepala Desa

3.2.5. Tempat

Kantor Desa atau tempat yang representatif

3.2.6. Peserta

1. Kepala Desa 2. Perwakilan BPD 3. Sekretaris Desa 4. Perangkat Desa

5. Perwakilan tokoh masyarakat 6. Perwakilan Perempuan 7. Perwakilan Pemuda

8. Perwakilan penyandang Disabilitas 9. Perwakilan pemerhati anak.

10. Perwakilan Pemerintah kecamatan

3.2.7. Pemandu

Ketua Tim Penyiapan /Kepala Desa dibantu Sekretaris Desa/Sekretaris Tim Penyiapan/Pokja Kewenangan desa Tingkat Desa

3.2.8. Media Bantu

1. UU No 6 tentang Desa

2. PP 47/2014 tentang perubahan PP 43/2014 tentang pelaksanaan UU ttg Desa 3. PP 11/2019 tentang Perubahan Kedua PP 43/2014 tentang pelaksanaan UU ttg

Desa

4. Permendagri 44/2016 tentang Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa

5. Dokumen RPJM, RKP bagi desa yang sudah memiliki 6. Perbup Kewenangan desa

(23)

7. Perda atau perbup terkait.

8. Jenis /Daftar Kewenangan desa pada buku panduan Penyusunan Perdes Kewenangan Desa.

9. Dokumen lain yang relevan.

3.2.9. Alur Fasilitasi

1. Pembukaan dan Pengantar:

a. Ketua Tim penyiapan memberikan pengantar dan membuka secara resmi pelaksanaan rapat.

b. Ketua tim menjelaskan tentang tujuan, agenda/susunan acara, dan hasil yang akan dicapai pada acara rapat /diskusi tematik identifikasi dan inventarisasi jenis-jenis kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

2. Fasilitator menjelaskan tentang rujukan atau dasar identifikasi dan inventarisasi kewenangan Desa sebagai berikut:

a. Hak asal usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat (paling sedikit), antara lain;

– Sistem organisasi masyarakat adat, – Kelembagaan,

– Pranata dan hukum adat, – Tanah kas Desa, serta

– Kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa.

b. Kewenangan berdasarkan asal usul memiliki kriteria:

– Merupakan warisan sepanjang masih hidup – Sesuai perkembangan masayarakat

– Sesuai prinsip NKRI umumnya menyangkut:

– Interaksi Manusia dalam Kehidupan sosial budaya – Manusia dengan lingkungan dan SDA

– Hak Pengelolaan tanah

(24)

24

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

c. Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa:

– Yang telah dijalankan oleh Desa, atau

– Mampu dan efektif dijalankan oleh Desa, atau

– Yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa, antara lain (paling sedikit) tambatan perahu, pasar Desa, tempat pemandian umum, saluran irigasi, sanitasi lingkungan, pos pelayanan terpadu, sanggar seni dan belajar, perpustakaan Desa, embung Desa, pengelolaan air minum dan jalan antar pemukiman ke wilayah pertanian.

– Kepentingan Masyarakat Desa

– Program atau kegiatan sektor yang telah diserahkan ke desa

3. Fasilitator meminta peserta untuk membagi diri ke dalam 2 kelompok diskusi. Setiap kelompok diskusi akan mengidentifikasi, inventrisasi, dan menyepakati usulan daftar kewenangan Desa sebagai berikut:

a. Kelompok-1: Diskusi tentang kewenangan desa berdasarkan hak asal usul

b. Kelompok-2: Diskusi tentang Kewenangan lokal berskala Desa

4. Fasilitator membimbing proses diskusi di masing-masing kelompok dengan proses sebagai berikut:

a. Fasilitator membacakan kembali jenis-jenis kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa hasil yang ada pada Buku panduan.

b. Fasiliator inventarisasi jenis kewenangan Desa berdasarkan/mengacu pada penjelasan huruf (f) diatas.

c. Fasilitator meminta anggota kelompok mennyebut jenis kewenangan Desa yang belum ada dalam daftar jenis kewenangan Desa yang ada dibuku panduan dan yang mengacu pada huruf (f).

d. Fasilitator meminta peserta mendisikusikan dan mengisi format 1. Inventarisasi daftar kegiatan lokal berskala desa:

No Kegiatan Kategori Bidang

Kewenangan Program/Kegiatan

SKPD berbasis desa

Program/Keg.

yang sudah dijalankan desa

(25)

Juga menggunakan format 2. Hasil kajian inventarisasi kewenangan desa sebagai berikut:

No Kewenangan Catatan

A. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul 1.

2.

Dst

B. Kewenangan Lokal Berskala Desa B.1. Bidang Pemerintahan Desa

a.

b.

Dst

B.2. Bidang Pembangunan Desa a.

b.

Dst B.3. Dst

5. Pemaparan hasil diskusi kelompok, dan masukan dari peserta diskusi untuk penyempurnaan.

6. Penandatangan Berita acara hasil identifikasi dan Inventarisasi kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan Lokal berskala Desa.

3.3. Teknik Fasilitasi Langkah - 3: Musyawarah Desa Merumus- kan Dan Menyepakati Jenis-Jenis Kewenangan Desa Ber- dasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

3.3.1. Pengertian/Deskripsi

Kegiatan musyawarah desa ini dilaksanakan oleh BPD dan difasilitasi oleh pemerintah desa dengan melibatkan Tim Penyiapan/Pokja kewenangan Desa, pengurus lembaga kemasyarakatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan, dan perwakilan kelompok- kelompok kepentingan di desa. Agenda pokok dalam musyawarah desa ini adalah Menyepakati jenis-jenis

(26)

26

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

3.3.2. Tujuan

1. Merumuskan dan menyepakati jenis-jenis Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa

2. Mengelompokkan jenis-jenis kewenangan desa kedalam bidang kegiatan Belanja Desa.

3.3.3. Output

Tersedianya daftar, kelompok dan jenis-jenis kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan Lokal Berskala Desa.

3.3.4. Waktu

Dilaksanakan setelah Tim penyiapan/Pokja Kewenangan desa Tingkat Desa selesai melakukan rapat identifikasi dan inventarisasi jenis-jenis kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Des

3.3.5. Tempat

Kantor Desa atau tempat yang representatif.

3.3.6. Peserta

1. Pimpinan dan anggota BPD.

2. Kepala desa, sekretaris desa dan perangkat desa.

3. Tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat.

4. Tokoh perempuan.

5. Kader desa.

6. Kader posyandu.

7. Pengelola PAUD.

8. Bidan desa.

9. Petugas pustu (puskesmas pembantu).

10. Perwakilan kelompok masyarakat.

11. Perwakilan dari seluruh dusun.

12. Perwakilan dari pelaku ekonomi desa.

13. Perwakilan kelompok perempuan,kelompok rentan,lansiadan penyandang disabilitas.

(27)

14. Untuk menjamin keterwakilan perempuan, maka peserta perempuan yang diundang minimal 30% dari seluruh peserta yang diundang.

3.3.7. Pemandu/Fasilitator

Pembina Teknis Pemerintah Desa (PTPD) atau tenaga Pendamping Profesional tingkat Kecamatan dan Desa atau Fasilitator lain yang mempunyak kemampuan fasilitasi.

3.3.8. Narasumber

Perwakilan Kabupaten, kecamatan dan unit-unit pelaksana teknis tingkat kecamatan.

3.3.9. Metoda

Kombinasi antara presentasi, diskusi kelompok dan diskusi pleno.

3.3.10. Media Bantu

1. Daftar jenis-jenis kewenangan Desa hasil identifikasi dan inventarisasi tim penyiapan /Pokja kewenangan Desa.

2. Contoh Daftar kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa yang terdapat dilampiran panduan teknis penyusunan perdes Kewenangan desa.

3. Media pendukung lainnya seperti kertas plano, spidol

3.3.11. Persiapan

1. Ketua BPD mengadakan pertemuan pendahuluan dengan kepala desa, Tim penyiapan/Pojka Kewenangan Desa , PTPD dan pendamping desa.

Pada pertemuan tersebut dibahas dan disepakati tentang jadwal, tempat, susunan acara, dan peran para pihak dalam pelaksanaan musyawarah desa merumuskan dan menyepakati jenis-jenis kewenangan Desa berdasarkan hak asal – usul dan kewenangan lokal berskala Desa.

2. Ketua BPD dibantu oleh aparat desa menyiapkan dan mendistribusikan undangan kepada peserta. Pada undangan tersebut telah dimuat informasi tentang jadwal, waktu, tempat dan agenda musyawarah desa. Selain melalui undangan, informasi mengenai rencana musyawarah desa juga disampaikan secara terbuka ke masyarakat umum. Diharapkan undangan

(28)

28

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

3. Tim penyiapan kewenangan, PTPD dan pendamping desa membantu BPD dan kepala desa untuk menyiapkan bahan-bahan, data, dan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan musyawarah desa. BPD dibantu aparat desa menyiapkan tempat musyawarah. Persiapan tersebut meliputi penyiapan ruangan, meja/kursi, sound system, spanduk, dan BPD dibantu aparat desa menyiapkan naskah berita acara hasil musyawarah desa, daftar hadir peserta, dan dokumen administrasi penunjang lainnya sebagainya

4. BPD dibantu aparat desa menyiapkan naskah berita acara hasil musyawarah desa, daftar hadir peserta, dan dokumen administrasi penunjang lainnya.

3.3.12. Alur Proses Fasilitasi

1. Pembukaan dan Pengantar:

a. Ketua BPD memberikan pengantar dan membuka secara resmi pelaksanaan musyawarah desa.

b. Ketua BPD menjelaskan tentang tujuan, agenda/susunan acara, dan hasil yang akan dicapai pada acara Musyawarah Desa merumuskan dan menyepakati jenis-jenis kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

2. Presentasi hasil identifikasi dan inventarisasi Jenis-Jenis Kewenangan Desa berdasarakan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa:

a. Ketua BPD menunjuk PTPD dan/atau Tenaga Pendamping Profesional Desa/Kecamatan yang akan menjadi fasilitator untuk membantu memfasilitasi jalannya diskusi.

b. Fasilitator memberikan penjelasan singkat tentang alur proses yang akan dilalui dalam rangka merumuskan dan menyepakati jenis-jenis kewenangan desa hasil inventarisasi dan identifikasi oleh tim penyiapan/

Pokja kewenangan tingkat Desa.

c. Fasilitator meminta Tim penyiapan/Pokja Kewenangan Desa tingkat Desa untuk mempresentasikan hasil identifikasi dan inventarisasi kewenangan Desa.

d. Fasilitator meminta tanggapan, pertanyaan, dan masukan dari peserta musyawarah desa terhadap presentasi Tim Penyiapan/Pokja Kewenangan Tingakt Desa.. Proses diskusi ini berlangsung secara pleno atau diskusi umum.

e. Fasilitator mencatat seluruh tanggapan dan masukan dari peserta.

Selanjutnya, menegaskan bahwa catatan-catatan tersebut menjadi bahan masukan untuk proses diskusi di tingkat kelompok.

f. Fasilitator mengingatkan kembali peserta diskusi kelompok bahwa Hak asal usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup

(29)

dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat (paling sedikit), antara lain;

– Sistem organisasi masyarakat adat, – Kelembagaan,

– Pranata dan hukum adat, – Tanah kas Desa, serta

– Kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa.

KEWENANGAN BERDASARKAN ASAL USUL memiliki kriteria:

– Merupakan warisan sepanjang masih hidup – Sesuai perkembangan masyarakat

– Sesuai prinsip NKRI umumnya menyangkut:

– Interaksi Manusia dalam Kehidupan sosial budaya – Manusia dengan lingkungan dan SDA

– Hak Pengelolaan tanah

– Sengketa yang diselesaikan secara adat

Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa;

– Yang telah dijalankan oleh Desa, atau

– Mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau

– Yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa, antara lain (paling sedikit) tambatan perahu, pasar Desa, tempat pemandian umum, saluran irigasi, sanitasi lingkungan, pos pelayanan terpadu, sanggar seni dan belajar, perpustakaan Desa, embung Desa, pengelolaan air minum dan jalan antar pemukiman ke wilayah pertanian.

– Kepentingan Masyarakat Desa

– Program atau kegiatan sector yang telah diserahkan ke desa

g. Fasilitator meminta peserta untuk membagi diri ke dalam 4 kelompok diskusi. Setiap kelompok diskusi akan mengidentifikasi, membahas,

(30)

30

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

– Kelompok-1: Bidang Pemerintahan Desa.

– Kelompok-2: Bidang Pembangunan Desa.

– Kelompok-3: Bidang Pembinaan Kemasyarakatan.

– Kelompok-4: Bidang Pemberdayaan Masyarakat.

– Kelompok-5: Bidang keadaan darurat, bencana dan mendesak.

h. Fasilitator membimbing proses diskusi di masing-masing kelompok dengan proses sebagai berikut:

– Fasilitator membacakan kembali jenis-jenis kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa hasil identifikasi, inventarisasi dan masukan2/tanggapan tambahan kewenangan Desa setelah presentasi tim pokja kewenangan Desa i. Fasilitator meminta tanggapan peserta , dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan pengungkit diskusi, sebagai berikut:

– Apakah daftar/jenis-jenis kewenangan tersebut benar adanya merupakan kewenangan desa dan masih layak/relevan untuk dikembangkan ?

– Selain jenis kewenangan yang terdaftar, apakah ada tambahan yang belum masuk dalam identifikasi dan inventarisasi yang merupakan kewenangan Desa?

j. Fasilitator meminta peserta untuk mengidentifikasi jenis-jenis kewenangan Desa berdasarkana hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa yang mengarah pada layanan dasar di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar, ekonomi, identitas hukum, dsb. Hasil diskusi ini dituangkan pada format yang telah disiapkan sebelumnya.

k. Fasilitator memfasilitasi diskusi pleno dalam rangka presentasi dan pembahasan hasil diskusi kelompok. Alur proses yang dilakukan adalah:

– Fasilitator meminta wakil kelompok untuk mempresentasikan usulan kegiatan yang disepakati dalam diskusi di masing-masing kelompok.

– Fasilitator meminta tanggapan, saran atau pertanyaan dari kelompok lain terhadap presentasi kelompok.

– Fasilitator memandu proses yang sama sehingg semua kelompok dapat mempresentasikan dan membahas hasil diskusi kelompok.

– Fasilitator meminta wakil kelompok untuk mempresentasikan usulan kegiatan yang disepakati dalam diskusi di masing-masing kelompok.

– Fasilitator meminta tanggapan, saran atau pertanyaan dari

(31)

kelompok lain terhadap presentasi kelompok.

– Fasilitator memandu proses yang sama sehingga semua kelompok dapat mempresentasikan dan membahas hasil diskusi kelompok.

– Fasilitator memberikan catatan di akhir sessi, bahwa seluruh hasil diskusi kelompok ini akan dirangkum dan dituangkan dalam berita acara musyawarah desa dan akan diajukan ke pokja kewenangan Desa ditingkat kabupaten untuk di verifikasi dan di koreksi apakah tumpang tindih dengan kewenangan kabupaten dan atau provinsi.

3. Penutupan Musyawarah:

a. Ketua BPD membacakan seluruh kesepakatan yang berhasil dicapai dalam musyawarah desa.

b. Ketua BPD meminta tanggapan dari kepala desa dan peserta musyawarah apakah kesepakatan ini telah dapat ditetapkan.

c. Ketua BPD menetapkan kesepakatan/keputusan hasil musyawarah desa.

d. Ketua BPD meminta seluruh peserta musyawarah untuk menandatangani berita acara musyawarah desa.

3.4. Teknik Fasilitasi Langkah 4: Konsultasi di Tingkat Kabu- paten tentang Penyusunan Rancangan Peraturan Desa Tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

3.4.1. Pengertian/Deskripsi

Konsultasi di tingkat kabupaten adalah kegiatan konsultasi antara perwakilan pemerintah desa (termasuk Pokja Kewenangan Tingkat Desa) dengan perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi penetapan kewenangan desa. Pada konsutasi ini dibahas dan diberikan masukan terkait dengan rancangan daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

3.4.2. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan konsultasi di tingkat kabupaten adalah:

1. Mereview kesesuaian antara isi rancangan daftar kewenangan desa

(32)

32

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

2. Menyepakati catatan perbaikan untuk menyempurnakan rancangan daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

3.4.3. Output

Output dari kegiatan konsultasi tingkat kabupaten adalah:

1. Tersedia hasil review terhadap rancangan daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

2. Telah tersedia rekomendasi dari perwakilan OPD kabupaten yang berisi catatan perbaikan untuk menyempurnakan rancangan daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

3.4.4. Waktu

Dilaksanakan setelah Musyawarah Desa Perumusan Jenis-Jenis Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

3.4.5. Tempat

Kantor OPD Yang Membidangi penetapan Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa, atau tempat lain yang dinilai layak dan memadai.

3.4.6. Peserta

1. Perwakilan Pemerintah Desa.

2. Tim Penyiapan/Pokja Kewenangan Desa.

3. Perwakilan OPD Yang Membidangi Penetapan Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

3.4.7. Persiapan

Kegiatan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan konsultasi rancangan daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa adalah sebagai berikut:

1. Kepala Desa menyampaikan surat kepada pimpinan OPD yang membidangi penetapan kewenangan desa perihal permohonan untuk melakukan

(33)

konsultasi terkait rancangan daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Surat tersebut juga dilampirkan (a).

Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa yang telah ditetapkan dalam musyawarah desa; (b). Berita Acara Musyawarah Desa Perumusan Daftar Kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

2. Pimpinan OPD menginformasikan kepada Pokja Kewenangan Desa Tingkat Kabupaten tentang adanya permohonan dari Kepala Desa untuk melakukan konsultasi tentang daftar kewenangan desa. Hasilnya, disepakati jadwal dan tempat pelaksanaan konsultasi.

3. Pimpinan OPD menginformasikan kepada kepala desa tentang jadwal dan tempat pelaksanaan konsultasi, dan mengundang kepala desa dan tim desa untuk menghadiri kegiatan konsultasi sesuai jadwal dan tempat yang telah ditetapkan.

4. Pokja Kewenangan Desa Tingkat Kabupaten melakukan review dan penelaahan terhadap rancangan daftar kewenangan desa yang telah diajukan oleh kepala desa. Hasil review dan penelaahan tersebut akan disampaikan pada saat rapat konsultasi.

3.4.8. Alur Proses Fasilitasi

Rangkaian proses konsultasi Perwakilan Pemerintah Desa dengan Perwakilan OPD Kabupaten tentang Rancangan Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan kewenangan Lokal Berskala Desa, adalah sebagai berikut:

1. Pimpinan OPD atau pejabat yang mewakili menyampaikan sambutan sekaligus membuka secara resmi pelaksanaan konsultasi.

2. Perwakilan Pokja Kewenangan Desa Tingkat Kabupaten memaparkan hasil review dan penelaahan terhadap rancangan daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

3. Pimpinan OPD atau pejabat yang mewakili meminta kepada perwakilan pemerintah desa untuk memberikan tanggapan terhadap hasil review Pokja Kewenangan Desa Tingkat Kabupaten.

4. Pimpinan OPD atau Pejabat yang mewakili memfasilitasi duiskusi dan tanya jawab dan membuat kesimpulan/kesepakatan yang dicapai dalam melengkapi dan menyempurnakan rancangan daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

5. Rapat konsultasi diakhiri dengan penadatanganan Berita Acara Hasil Konsultasi Rancangan daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul

(34)

34

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

3.5. Teknik Fasilitasi Langkah 5: Penyusunan Rancangan Peraturan Desa Tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

3.5.1. Pengertian/Deskripsi

Pada tahapan ini, tim penyiapan/Pokja Kewenangan Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan Lokal berskala Desa sesuai dengan sistimatika yang telah ditetapkan.

Input utama untuk penyusunan dokumen ini bersumber dari kesepakatan, dan hasil-hasil yang dicapai pada tahapan sebelumnya.

3.5.2. Tujuan

Menyusun naskah/dokumen rancangan Perdes tentang kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan lokal berskala desa

3.5.3. Hasil

1. Tersedia naskah/dokumen rancangan Perdes tentang kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan lokal berskala desa

2. Tersedia daftar kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan lokal berskala desa yang telah dikelompokkan dalam bidang-bidang kewenangan desa.

3.5.4. Waktu

Sebelum tahapan pembahasan rancangan peraturan desa tentang kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa oleh BPD dan Pemerintah Desa

3.5.5. Tempat

Kantor Desa atau tempat yang representatif

3.5.6. Peserta

1. Kepala Desa.

2. Tim Penyiapan/Pokja Kewenangan Desa.

(35)

3.5.7. Pemandu

Pembina Teknis Pemerintahan Desa (PTPD), dan/atau Tenaga pendamping Profesional desa.

3.5.8. Metoda

Kombinasi diskusi , peninjauan lapangan dan sebagainya.

3.5.9. Media bantu

1. Dokumen Berita Acara Musyawarah Desa;

2. Data-data pendukung penyusunan dokumen Peraturan Desa;

3. Format-format pendukung lainnya.

3.5.10. Persiapan

1. Sekretaris Tim Penyiapan/Pokja Kewenangan desa menyiapkan bahan-bahan pendukung pertemuan tim, terutama dokumen-dokumen yang dibutuhkan sebagai media bantu fasilitasi.

2. Tim penyiapan /pokja kewenangan desa mengkonsolidasikan data-data yang telah dihasilkan pada tahapan sebelumnya untuk bahan- bahan penyusunan rancangan peraturan desa tentang kewenangan desa.

3.5.11. Alur Proses Fasilitasi

1. Penyusunan Dokumen Rancangan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa:

a. Tim Penyiapan/Pokja Kewenangan tingkat Desa mengadakan pertemuan untuk membahas teknis penyusunan rancangan peraturan Desa. Pada pertemuan tersebut juga disepakati pembagian tugas antar anggota tim dalam menyusun rancangan Peraturan Desa.

b. Tim penyusun Rancangan Peraturan Desa baik secara individu maupun secara berkelompok menyusun dokumen rancanagan perayuran Desa sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan.

c. Tim Penyusun peraturan Desa mengkonsolidasikan hasil kerja individu dan kerja kelompok mereka, dan memfinalisasi rancangan peraturan Desa. Rancangan Peraturan Desa paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:

(36)

36

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

– Evaluasi dan pelaporan – Pembiayaan

– Pembinaan dan pengawasan

2. Penyusunan Daftar Jenis Kewenangan Desa berdasarkan hak Asal Usul dan kewenangan Berskala Desa:

a. Tim Penyiapan/Pokja Kewenangan Desa tingkat Desa mengkonsolidasikan hasil kegiatan sebelumnya (langkah fasilitasi -2/identifikasi dan inventarisasi jenis kewenangan desa , dan hasil Musyawarah desa perumusan dan kesepakatan jenis kewenangan desa

b. Kegiatan yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan kedalam bidang- bidang kegiatan tersebut pada point (a) selanjutnya dimasukkan disusun menjadi daftar/list kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa.

3. Konsultasi Rancangan Peraturan Desa tentang Kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan Kewenangan lokal berskala Desa kepada Kepala Desa:

a. Tim penyusun/Penyiapan/Pokja Kewenangan Desa menyerahkan rancangan peraturan Desa kepada kepala desa.

b. Kepala desa menelaah rancangan Peraturan Desa, dan memberikan catatan perbaikan terhadap rancangan tersebut. Pada tahap ini, kepala desa dapat menggelar diskusi dengan tim penyusun/penyiapan rancangan peraturan Desa.

c. Tim Penyusun Peraturan desa dapat melengkapi dan/atau memperbaiki rancangan peraturan Desa sesuai dengan arahan dan catatan yang dibuat oleh kepala desa.

3.6. Teknik Fasilitasi Langkah 6. Pembahasan Rancangan Peraturan Desa Tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa Oleh Pemerintah Desa Dan BPD

3.6.1. Pengertian/Deskripsi

Kegiatan ini diadakan dalam rangka membahas rancangan peraturan desa tentang kewenangan desa berdasarkan hak Asal usul dan kewenangan Lokal berskala desa yeng telah dirancang oleh Tim Penyiapan/pokja Kewenangan Tingkat desa dan meminta masukan dan pendapat dari Badan Permusmasyarakat terhadap rancangan tersebut .

(37)

3.6.2. Tujuan

1. Membahas rancangan peraturan desa bersama Pemerintah Desa dan BPD 2. Menghimpun masukan, saran dan pendapat dari Pemerintah BPD dalam

rangka perbaikan rancangan Peraturan Desa

3.6.3. Hasil

1. Rancangan Peraturan desa Desa telah dibahas bersama BPD .

2. Tersedia masukan, saran dan pendapat dari BPD dalam rangka perbaikan dokumen rancangan Peraturan Desa.

3. Tersedia Peraturan Desa yang telah direvisi berdasarkan kesepakatan bersama BPD dan pemerintah Desa

3.6.4. Waktu

Sebelum Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan Lokal berskala desa ditetapkan sebagai peraturan desa

3.6.5. Tempat

Aula Kantor Desa atau tempat yang representatif

3.6.6. Peserta

1. Kepala Desa, Sekretaris Desa dan perangkat desa.

2. Pimpinan dan anggota BPD

3.6.7. Pemandu

Kepala Desa dibantu Sekretaris Desa.

3.6.8. Narasumber

Perwakilan Tim Penyiapan/Pokja Kewenangan tingkat Desa

3.6.9. Metoda

Kombinasi antara Presentasi dan Diskusi

(38)

38

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

3.6.10. Media Bantu

1. Rancangan Peraturan Desa.

2. Format-format pendukung proses fasilitasi

3.6.11. Persiapan

1. Kepala desa mengadakan pertemuan pendahuluan dengan tim penyiapan/

Pokja kewenangan Desa sebagai penyusun peraturan Desa, Pada pertemuan tersebut dibahas dan disepakati tentang jadwal, tempat, susunan acara, dan peran para pihak dalam pelaksanaan pembahasan rancangan perdes kewenangan Desa

2. Sekretaris desa dibantu oleh aparat desa menyiapkan dan mendistribusikan undangan kepada BPD. Di dalam undangan tersebut telah dimuat informasi tentang jadwal, waktu, tempat dan agenda rapat pembahasan. Diharapkan agar undangan telah didistribusikan kepada peserta paling lambat 5 hari sebelum pelaksanaan rapat

3. Tim Penyiapan/pokja Kewenangan desa sebagai tim penyusun peraturan Desa menyiapkan Peraturan desa yang telah dirancang

4. Perangkat Desa melakukan Persiapan tersebut meliputi penyiapan ruangan, meja/kursi, sound system.

5. Sekretaris desa dibantu oleh aparat desa menyiapkan naskah berita acara hasil musyawarah desa, daftar hadir peserta, dan dokumen

6. Administrasi penunjang lainnya, sistem, dan sebagainya.

3.6.12. Alusr Proses Fasilitasi

1. Pembukaan dan Pengantar:

a. Kepala Desa memberikan pengantar dan membuka secara resmi pelaksanaan rapat pembahasan rancangan pearturan Desa tentang Kewenangan desa berdasarkan hak Asal usul dan Kewenangan lokal Berskala Desa .

b. Kepala desa dapat menunjuk PTPD dan atau Tenaga pendamping profesional desa untuk menjadi fasilitator yang akan membantu memfasilitasi jalannya rapat atau diskusi.

c. Fasilitator memberikan penjelasan tentang tujuan, agenda/susunan, dan hasil yang akan dicapai pada acara rapat tersebut.

2. Presentasi dan pembahasan Rancangan Peraturan Desa:

a. Fasilitator meminta tim penyusun /Penyiapan/Pokja kewenangan desa untuk mempresentasikan rancangan Peraturan Desa.

(39)

b. Fasilitator meminta tanggapan, pertanyaan, dan masukan dari peserta rapat terhadap Rancangan dokumen Peraturan desa Desa yang telah dipresentasikan. Proses diskusi ini berlangsung secara pleno.

c. Fasilitator mencatat seluruh tanggapan dan masukan dari peserta.

Selanjutnya, menegaskan bahwa catatan-catatan tersebut menjadi bahan masukan untuk proses Penyempurnaan rancangan Peraturan Desa.

3. Penutupan rapat Pembahasan:

a. Kepala desa membacakan seluruh kesepakatan yang berhasil dicapai dalam rapat .

b. Kepala desa meminta tanggapan umum dari peserta rapat apakah kesepakatan ini telah dapat ditetapkan.

c. Kepala desa menetapkan kesepakatan/keputusan hasil musyawarah/

Rapat.

d. Kepala desa meminta seluruh peserta musyawarah/rapat untuk menandatangani berita acara pembahasan Peraturan Desa Tentang Kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa.

3.7. Teknik Fasilitasi Langkah 7. Penetapan Dan Pengundan- gan Peraturan Desa.

3.7.1. Pengertian/Deskripsi

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh kepala desa untuk menetapkan Rancangan Peraturan tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa menjadi Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

3.7.2. Tujuan

Penetapan Rancangan Peraturan tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa menjadi Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

(40)

40

Penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

3.7.3. Hasil

1. Tersedia Berita Acara kesepakatan antara Kepala desa dan BPD terkait Rancangan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa berdasarkan hak Asal usul dan kewenangan Lokal berskala desa

2. Tersedia Peraturan Desa tentang Kewenangan desa Berdasarkan hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal berskala Desa

3.7.4. Waktu

Setelah Peraturan Desa tentang Kewenanangan Desa berdasarkan hak asal usul dan Kewenangan Berskala Desa di bahas bersama BPD

3.7.5. Tempat

Aula kantor desa, atau tempat pertemuan yang layak

3.7.6. Metoda

Kombinasi antara presentasi dan diskusi pleno

3.7.7. Peserta

Pemerintah Desa dan BPD

3.7.8. Alur Proses Fasilitasi

1. Penetapan Peraturan Desa tentang Kewenanangan Desa berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Berskala Desa dan Pengundangan:

a. Kepala desa menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa menjadi Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa

b. Sekretaris desa mengundangkan peraturan desa tentang kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa dalam lembaran desa. Peraturan desa tentang Kewenangan desa telah mulai berlaku sejak diundangkan.

(41)

BAB IV

Pembinaan dan Pengawasan

1. Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah, Kabupaten/Kota secara berjenjang melakukan pembinaaan dan pengawasan terhadap penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

2. Dalam hal pelaksanaan Kewenangan di Desa, diperlukan adanyaaa penambahan atau pengurangan jenis kewenangan desa, maka proses penambahan dan pengurangan kewenangan dimaksud dilakukan sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku dalam pedoman ini.

3. Dalam hal pembinaan dan pengawasan dimaksud, maka Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/kota melakukan koordinasi, pendataan, Monotoring dan Evaluasi.

4. Hasil pembinan dan pengawasan atau penyusunan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa dilaporkan secara berjenjang mulai dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.

(42)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(43)

KABUPATEN ……….

PERATURAN DESA ………..

NOMOR ……… TAHUN ………

TENTANG

KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL

BERSKALA DESA

(44)

KEPALA DESA ……….

KECAMATAN ………..

KABUPATEN ………...

PERATURAN DESA ………

NOMOR …………....… TAHUN ………..

TENTANG

KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA ...

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal ……. Peraturan Bupati ………

Nomor ……… Tahun ……… tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;

1. Undang-Undang No. 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115

2. Undang-Undang No. 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655).

3. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang- undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, tambahan Lembaran Negara Republik Indoneis Nomor 5234);

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Menimbang:

Mengingat:

(45)

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);

8. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

9. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);

BERDASARKAN KESEPAKATAN BERSAMA BPD DAN KEPALA DESA …………..

MEMUTUSKAN

Menetapkan: Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah Daerah adalah Bupati ………... sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

2. Daerah adalah kabupaten ………. sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Bupati adalah Bupati ………..

4. Kecamatan adalah bagian wilayah dari Daerah Kabupaten ... ... yang dipimpin oleh Camat.

5. Camat adalah Kepala Kecamatan dalam Kabupaten ……….. yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah ...

6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

(46)

7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

9. Kepala Desa adalah pejabat pemerintah desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan melaksanakan tugas Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

11. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat desa.

12. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara badan permusyawaratan desa, pemerintah desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh badan permusyawaratan desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala desa setelah dibahas dan disepakati bersama badan permusyawaratan desa.

14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa.

15. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar- besarnya kesejahteraan masyarakat desa.

16. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat desa.

17. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.

18. Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul karena perkembangan desa dan prakarsa masyarakat desa.

19. Tanah Desa adalah tanah yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah desa sebagai salah satu sumber pendapatan asli desa dan/atau untuk kepentingan sosial.

BAB II

JENIS KEWENANGAN DESA Pasal 2

(1). Kewenangan Desa yang diatur dalam Peraturan Desa ini meliputi:

a. Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul; dan b. Kewenangan Lokal Berskala Desa;

(2). Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah dan Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan menyesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(47)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dan huruf b diatur dan diurus oleh Desa.

(2). Pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah dan pelaksanaan kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) diurus oleh Desa.

(3). Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai biaya

BAB III KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL

Pasal 4

(1). Perincian kewenangan desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf a terdiri dari:

a. Sistem organisasi masyarakat adat;

b. Pembinaan kelembagaan masyarakat;

c. Pembinaan lembaga dan hukum adat;

d. Pengelolaan tanah kas desa;

e. Pengembangan peran masyarakat desa;

(2). Perincian dari kewenangan desa berdasarkan hak asal usul sebagaiama dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan desa ini.

BAB IV

KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA Pasal 5

(1). Perincian kewenangan lokal berskala desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf b terdiri dari:

a. Pengelolaan tambatan perahu;

b. Pengelolaan pasar desa;

c. Pengelolaan tempat permandian umum;

d. Pengelolaan jaringan irigasi;

e. Pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat desa;

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan proses Seleksi Aktif yang telah dilaksanakan oleh Tim Pengadaan Fasilitator Daerah (TPFD) Provinsi Papua Barat dan telah dilakukan Verifikasii oleh Tim Pengadaan

University of Agriculture Makurdi Benue State.. Flavanones in oranges, tangerines (mandarin), tangors and tangelos: a compilation and review of the data from

Dalam Undang-undang tersebut juga mengatur tentang amanat dan kewenangan desa, antara lain kewenangan berdasarkan hak asal usul, kewenangan lokal berskala desa,

Dilihat dari kecenderungan penelitian yang ada, tampaknya yang belum dibahas adalah penelitian fokus masalah tindak pengancaman dan penyelamatan muka dalam komunikasi virtual di

Dengan demikian diperlukan suatu fungsi penilaian yang independen dalam perusahaan yang bersangkutan untuk menilai dan mengevaluasi aktivitas pemberian kredit agar

Untuk itulah penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi website perusahaan dibandingkan dengan pesaing sejenis sebagai bahan pertimbangan dalam

Peraturan Bupati Semarang Nomor 7 Tahun 2018 tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa Di Kabupaten Semarang

Peraturan Bupati Cianjur Nomor 73 Tahun 2018 Tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Daerah Kabupaten Cianjur Tahun