25 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian
Suatu penelitian membutuhkan tempat penelitian yang dijadikan objek untuk mendapatkan data, informasi, dan keterangan yang diperlukan sehubungan dengan kepentingan penelitian.Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat yang beralamatkan Jl.
Pleret Barat 9 Sumber RT 06 RW 07, Sumber, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta Prop. Jawa Tengah.Lokasi ini dipilih karena belum pernah dijadikan objek penelitian sejenis, SMA Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat memiliki remaja yang beragam sehingga memberikan gambaran kondisi pengetahuan keuangan.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal sampai laporan penelitian yang direncanakan dari bulan Januari 2017 sampai Juli 2017, tidak menutup kemungkinan penelitian ini dipersingkat atau diperpanjang.
B. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Surakhmad (2004) menjelaskan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan angka-angka yang diolah dengan menggunakan perhitungan statistik. Sugiyono (2013) menjelaskan penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi maupun sampel tertentu, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik atau angka, yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ada. Sedangkan Margono dalam Darmawan (2013: 37) mengungkapkan bahwa “penenelitian kuantitatif merupakan suatu rangkaian untuk mendapatkan pengetahuan yang menggunakan data seperti angket sebagai alat
untuk menemukan sesuatu yang ingin diketahui”. Dalam penelitian ini akan mencari pengaruh antara financial literacy dengan perilaku konsumtif siswa SMA Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat.
2. Variabel yang Diteliti
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas (X) yaitu financial literacy dan variabel terikat (Y) yaitu perilaku konsumtif. Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas.
a. Variabel Bebas
Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa “variabel Independen (bebas) adalah variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)” (hlm. 61). Pengaruh financial Literacy terhadap perilaku konsumtif memiliki satu variabel bebas, yaitu financial Literacy. Financial literacy remaja SMA Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat diukur dari konsep keuangan dengan menggunakan 4 aspek, yaitu uang dan transaksi, perencanaan dan pengelolaan keuangan, risiko keuntungan, financial Landscape.
b. Variabel Terikat
Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa “variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (hlm. 61). Pengaruh financial Literacy terhadap perilaku konsumtif memiliki satu variabel terikat, yaitu perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif remaja SMA Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat diukur dari perilaku membeli dimana individu mengkonsumsi barang dan jasa secara berlebihan dengan aspek, pembelian impulsif, pemborosan, mencari kesenangan.
3. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini tabel yang memperjelas variabel- variabel penelitian:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator
Variabel (X)
Financial Literacy adalah pemahaman dan
pengetahuan konsep dan risiko finansial,
keterampilan, motivasi dan kepercayaan diri untuk membuat keputusan keuangan yang efektif untuk memperbaiki kesejahteraan keuangan (Program for International Student Assesment, 2015)
Uang dan Transaksi
Memahami fungsi uang
Sistem pembayaran langsung
Pengembalian uang yang benar
Karakteristik ATM
Transaksi Bank
Memahami Kredit
Penggunaan kartu kredit dan debit
Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan
Menghitung pendapatan
Anggaran pengeluaran dan tabungan
Keuntungan menabung
Keuntungan & kerugian investasi
Tujuan penggunaan kredit Risiko dan
Keuntungan
Jenis investasi & tabungan
Dampak bunga kredit
Jenis- jenis kredit
Fluktuasi tingkat bunga bank
Financial Landscape
Hak penjual & pembeli
Tanggung jawab penjual &
Pembeli
Tempat berkonsultasi keuangan
Situasi ekonomi
Tindak kejahatan keuangan Variabel (Y)
Perilaku Konsumtif sebagai perilaku membeli atau memakai yang tidak didasarkan pada
pertimbangan rasional melainkan adanya keinginan tidak rasional.
(Lina dan Rosyid, 1997)
Pembelian Impulsif
Membeli produk secara spontan
Pemborosan Tidak dapat membuat skala prioritas tentang hal-hal yang ingin dibeli
Mencari Kesenangan
Kurangnya kontrol diri ketika berada pada situasi membeli
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Arikunto “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”
(2006:130). Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswaSMA Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat yang terdiri dari 2 kelas .
Data jumlah siswa SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat tahun ajaran 2016/ 2017
Tabel 3.2 Jumlah Siswa SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat
No Kelas Jumlah
1 X IPA 25
2 X IPS 19
Jumlah keseluruhan siswa 44
(Sumber: Bagian Kesiswaan SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat yang diolah tahun 2017)
Adapun alasan pemilihan populasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa siswa SMA kelas X merupakan kelompokusia remaja (usia 10-19 tahun). Penelitian ini belum pernah dilakukan di SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat sehingga tidak terjadi penafsiran ganda dengan penelitian yang sebelumnya.
2. Sampel
Menurut Arikunto “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (2006:131). Suatu sampel dapat dikatakan representasi yang baik bagi populasinya, tergantung sejauh mana karakteristik sampel sama dengan karakteristik populasi (Saifuddin Azwar, 2013).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik suatu populasi (Sugiyono, 2010: 118).Suryabrata (2010: 35) mengemukakan bahwa penelitian ilmiah hampir selalu dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi.namun, kesimpulan-kesimpulan penelitian mengenai sampel akan digeneralisasikan terhadap populasi. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representative (Sugiyono, 2010: 118).
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas X IPA dan X IPS SMA Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarattahun ajaran 2016-2017 yang berjumlah 44 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area/cluter sampling.
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi tiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel.Teknik ini meliputi sampling sistem, sampling kuota, sampling incidental, sampling purposive, sampling jenuh, snowball sampling.
Penelitian ini menggunakan Nonprobability sampling dengan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,2010. Hal 85).Hal ini dilakukan karena jumlah populasi kecil yaitu sebanyak 44 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis dan Sumber Data
Menurut Priyatno (2008), jenis data dapat dikelompokkan menjadi dua, yang pertama adalah data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar, atau bagan. Data yang kedua adalah data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis data kuantitatif, sebab hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk angka.
Arikunto (2006:129) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.Menurut Azwar (2013: 91) berdasarkan sumbernya, data penelitian
digolongkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitiannya. Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari siswa SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat
2. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Tujuan ini harus dicapai dengan menggunakan cara atau metode yang efisien dan akurat (Azwar, 2013: 91).
Menurut Arikunto (2010:265) „Teknik pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menemukan metode setepat-tepatnya untuk memperoleh data kemudian disusul dengan alat pembatunya yaitu instrument”. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti harus tepat karena akanmemengaruhi hasil penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
(Arikunto, 2006:150).
Tes obyektif adalah tes yang dijawab peserta dengan jalan memilih salah satu (atau lebih) diantara beberapa kemungkinan dengan menuliskan jawabannya berupa angka atau symbol tertentu yang telah disediakan untuk masing- masing butir item yang bersangkutan (Sudijono, 2013. Hal 106-107).
Salah satu jenis tes obyektif yang sering digunakan dalam dunia pendidikan adalah tes obyektif bentuk pilihan ganda (multiple choice),
yaitu suatu tes yang terdiri atas suatu pernyataan yang sifatnya belum selesai dan untuk menyelesaikannya harus memilih satu satu jawaban dari beberapa kemungkinan yang telah disediakan (Sudijono, 2013. Hal 118).
Tes financial literacy meliputi 4 aspek kemampuan yang ingin diketahui yaitu: uang dan transaksi, perencanaan dan pengelolaan keuangan, risiko dan keuntungan, financial Landscape. Tes ini merupakan tes objektif berbentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan penskoran betul diberi skor 1 (satu), sedangkan setiap jawaban yang salah diberikan skor 0 (nol) (Sudjono, 2008).
b. Angket
Angket, yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan tertulis yang telah disusun dan disebar kepada responden yang menjadi anggota sampel dalam penelitian. Definisi angket sama dengan kuesioner, Arikunto mendefinisikan “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal lain yang diketahui.
Instrumen penilaian perilaku konsumtif berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan jawaban.Siswa memberikan jawaban dan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Penskoran untuk butir angket menurut skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,2010). Penskoran yaitu skala dibagi menjadi dua sebagai berikut:
1) Skor untuk butir angket bernilai positif a. Skor 1 untuk jawaban sangat setuju b. Skor 2 untuk jawaban setuju c. Skor 3 untuk jawaban tidak setuju d. Skor 4 untuk jawaban sangat tidak setuju
2) Skor untuk butir angket bernilai negatif a. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju b. Skor 3 untuk jawaban setuju c. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju d. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:268), sebelum angket disusun, maka harus dilalui prosedur :
a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner;
b) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner;
c) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal;
d) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
Prosedur penyusunan angket dalam penelitian ini adalah :
a) Mengidentifikasi variabel X yaitu financial literacy dan variabel Y yaitu perilaku konsumtif
b) Menyusun indikator untuk setiap variabel
c) Menjabarkan setiap indikator menjadi sub indikator yang digunakan sebagai dasar penyusunan pernyataan dalam angket
d) Menyusun pertanyaan dalam angket dengan dasar sub indikator yang telah dibuat.
c. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh hal-hal berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
d. Studi literatur
Studi literaturyaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data dari buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu perilaku konsumtif
F. Teknik Validasi Instrumen Penelitian
Data yang diperoleh dari responden atau subyek penelitian memiliki hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, sehingga dalam penyusunan tes dan angket yang akan disebar harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah item-item angket yang diujicobakan sudah valid atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Arikunto (2010:211) bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.
Dalam menguji tingkat validitas tiap item dalam tes dan angket menggunakan program SPSS v.23 dapat pula menggunakan rumus korelasi Product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:
r
xy = N∑XY −(∑X)(∑Y)N∑X²−(∑X²) N∑Y²−(∑Y²) Keterangan:
rxy : koefisien korelasi tiap item X : skor item untuk variabel X Y : skor total untuk variabel Y N : jumlah subjek uji coba
Menurut Priyatno (2008), kriteria pengujian validitas yaitu sebagai berikut:
a. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
b. Jika r hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
Hasil perhitungan uji validitas terhadap tes dan angket financial literacy dan perilaku konsumtif menunjukkan bahwa tidak sumua item pernyataan dinyatakan valid. Jumlah sampel yang digunakan untuk melakukan uji validitas adalah 14 dengan rtabel 0,532. Berdasarkan pengelolaan data yang dibantu software statistik SPSS v.23 uji validitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Variabel Financial Literacy
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada soal tes financial literacy terhadap sampel 14 responden dengan taraf signifikan 5% menunjukkan bahwa dari 20 soal yang ada terdapat 3 item pertanyaan yang tidak valid yaitu item pertanyaan no 1, 4, dan 11, hal ini dikarena nilai r hitung dibawah r tabel yang ditetapkan yaitu 0,532. Item pertanyaan 1, 4, dan 11 harus dikeluarkan. Soal-soal yang valid sudah memenuhi setiap aspek financial literacy, sedangkan analisis uji validitas soal financial literacy dapat dilihat selengkapnya pada lampiran
b. Variabel Perilaku Konsumtif
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada angket perilaku konsumtif terhadap sampel 14 responden dengan taraf signifikan 5% menunjukkan bahwa 30 pernyataan yang ada terdapat 2 item pertanyaan yang tidak valid yaitu item pertanyaan no 5 dan 30, hal ini dikarena nilai rhitung dibawah rtabel yang ditetapkan yaitu 0,532. Item pernyataan 5 dan 30 harus dikeluarkan. Pernyataan yang valid sudah memenuhi setiap aspek perilaku konsumtif, sedangkan analisis uji validitas soal perilaku konsumtif dapat dilihat selengkapnya pada lampiran
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan ketelitian suatu alat ukur.Alat ukur dikatakan reliable apabila dapat dipercaya, konsisten atau stabil.Menurut
Priyatno (2008) menyatakan bahwa suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6.
Hasil uji reliabilitas terhadap soal tes Financial literacy dan angket perilaku konsumtif siswa menunjukkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
VARIABEL CRONBACH'S ALPHA KETERANGAN
X 0,885 Reliabel
Y 0,942 Reliabel
(Sumber: data primer diolah, 2017)
3. Uji tingkat kesukaran
Informasi tentang soal yang sukar, sedang dan mudah dapat diketahui dengan indeks kesukaran. Adapun rumus untuk menentukan indeks kesukaran adalah:
𝑃 = 𝐵 𝐽𝑆 Keterangan :
P : angka indeks kesukaran soal
B : banyaknya peserta tes yang dapat menjawab dengan betul JS : jumlah peserta tes
Besaran tingkat kesukaran:
0,00 – 0,30 : soal sukar 0,31 – 0,70 : soal sedang 0,71 – 1,00 : soal mudah
(Sudijono, 2013)
Hasil uji coba tingkat kesukaran instrumen soal financial literacy terangkum dalam tabel 3.4 dan untuk lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.
Dari tabel 3.4 dapat dilihat bahwa dari 20 soal ada 9 soal dengan taraf mudah, 10 soal dengan taraf sedang dan 1 soal dengan taraf sukar.
Tabel 3.4 Ringkasan Hasil Tryout Tingkat Kesukaran Soal Pada Tes Financial Literacy
Jenis Soal Jumlah Soal Tingkat Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sukar
Financial Literacy 20 9 10 1
(Sumber: Data Primer diolah, 2017)
4. Uji Daya Beda
Uji daya beda bertujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong berkemampuan tinggi, sedang, maupun rendah. Menggunakan rumus
𝐷 = 𝑃𝐴−𝑃𝐵
= 𝑩𝑨 𝑱𝑨 −𝑩𝑩
𝑱𝑩 Keterangan :
D : angka indeks diskriminasi item
PA : proporsi siswa kelompok atas yang menjawab betul PB : proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab betul BA : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab betul BB : banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab betul JA : jumlah siswa yang termasuk kelompok atas
JB : jumlah siswa yang termasuk kelompok bawah
Besarnya indeks yang dijadikan patokan adalah:
Negatif : jelek sekali
<0,20 : jelek 0,20 – 0,40 : sedang 0,41 – 0,70 : baik 0,71 – 1,00 : baik sekali
(Sudijono, 2008)
Hasil uji coba daya pembeda soal financial literacy terangkum dalam Tabel 3.3 dan untuk lebih rinci dapat dilihat pada lampiran. Pada soal financial literacy ada yang pembedanya baik sekali 3 soal dengan daya beda baik sekali, 10 soal baik, 4 soal sedang, 2 soal jelek. Ditemukan 2 soal dengan daya beda jelek dan pada kedua nomer tersebut saat uji validitas dinyatakan tidak valid, sehingga kedua soal tersebut di drop out.
Tabel 3.5 Ringkasan Hasil Tryout Uji Daya Beda pada Tes Financial Literacy
Jenis Soal Jumlah Soal
Kriteria Baik
Sekali Baik Sedang Jelek Jelek Sekali
Financial Literacy 20 3 10 4 2 -
(Sumber: Data Primer diolah, 2017)
G. Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian. Moleong (2010: 248) mengutip pendapat Bogdan & Biklen (1982) bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.Dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik data yang yang diambil peneliti merupakan data kuantitatif, Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan SPSS v.23.
1. Uji prasyarat analisis
Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas, heterokdastisititas dan uji linier regresi
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.Untuk menaksir selisih rata-rata
menggunakan pendekatan statistik yaitu suatu pendekatan yang lebih memuaskan. Uji normalitas ini digunakan metode Kolmogrov Smirnov, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini diolah dengan bantuan Software statistik SPSS v.23.suatu data dinyatakan berdistribusi normal jika hasil perhitungan Kolmogrov smirnov lebih besar dari 1/2α.
b. Heteroskedastisititas
Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisititas karena akan menyebabkan estimator tidak efisien dan nilai koefisien determinasi menjadi sangat tinggi.
Untuk mengetahui terjadinya heteroskedastisititas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value. Menurut Santoso (2001), menetapkan dasar pengambilan keputusan adalah:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk sutu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka diindikasikan terdapat masalah heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas (Hindrayani dan Totalia, 2010: 209)
c. Uji Liniearitas
Linieritas merupakan uji prasyarat analisis yang digunakan untuk mendeteksi adanya hubungan linier antara variabel independen dengan variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini dilakukan dapat dengan melihat nilai signifikansi pada output SPSS, dapat juga dengan melihat nilai Fhitung dan Ftabel.
2. Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat dilakukan langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan analisis korelasi linier, persamaan regresi, dan sumbangan prediktor.
a. Menghitung Persamaan Garis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Persamaan umum Regresi Linier Sederhana
Y = a + b X Keterangan:
Y : Variabel Terikat X : Variabel Bebas a : Konstanta (intersept) b : Koefisien Regresi
b. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel koefisien pada kolom sig (significance). Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat.