• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) merupakan entitas yang memiliki struktur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) merupakan entitas yang memiliki struktur"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) merupakan entitas yang memiliki struktur kepengurusan formal (ta’mir) dalam mengelola semua kegiatan yang bertujuan untuk memakmurkan masjid dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Dalam konteks pengurusan sumber daya, DKM memiliki tanggungjawab untuk mengelola berbagai penerimaan/pendapatan dan belanja yang berkaitan dengan kepentingan masjid dan umat. Tanggung jawab tersebut, tidak hanya berkaitan dengan permasalahan besar/kecilnya sumber daya yang dikelola, melainkan juga berkaitan dengan akuntabilitas kepada pemberi mandat dan responsibilitas kepada pemangku kepentingan lainnya.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan, penerimaan/pendapatan yang dikelola oleh DKM At-Ta’awun diantaranya meliputi :

1. Wakaf

2. Infak/sodakoh dari Masyarakat yang diberikan secara langsung dengan/tanpa nama.

3. Infak dari Masyarakat yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Setempat (Ketua Rukun Tetangga)

4. Kontribusi Pemerintah Setempat (RT/RW) 5. Bantuan Pemerintah (berdasarkan usulan)

6. Dana talangan dari Pihak ketiga dalam kaitannya dengan kegiatan yang diselengggarakan DKM

(2)

2 7. Dana infak/sumbangan/bantuan khusus/bertujuan dalam kaitannya dengan pembangunan/renovasi/pemeliharaan masjid, pengadaan peralatan/perlengkapan, dan penyelenggaraan kegiatan tertentu.

8. Dana titipan masyarakat (zakat/infak/sodakoh/bantuan) untuk disalurkan kepada umat yang berhak sesuai amanat yang diterima pengurus DKM.

Sedangkan pengeluaran/belanja yang dikelola oleh DKM meliputi semua pengeluaran/belanja operasional langsung, kegiatan tertentu, dan pengadaan peralatan/perlengkapan, serta pengeluaran yang berkaitan dengan amanat masyarakat tertentu dalam penyaluran dana/barang titipan, antara lain :

1. Belanja operasional masjid

2. Belanja pengadaan perlengkapan dan peralatan

3. Belanja operasional dan pengadaan barang/perlengkapan untuk kegiatan tertentu 4. Penyaluran dana/barang dalam rangka pengelolaan dana/barang titipan msyarakat

(zakat/infak/sodakoh/bantuan/hibah) kepada kelompok masyarakat penerima yang berhak berdasarkan ketentuan atau amanat yang diterima pengurus DKM.

Dari sisi nilai moneter, sumber daya yang dikelola pengurus DKM mungkin relatif kecil bila dibandingkan dengan entitas nirlaba lainnya, tetapi aspek pertanggungjawabannya jauh lebih besar dam memiliki dimensi yang lebih luas. Disamping itu, kegiatan pengelolaan sumber daya memiliki potensi untuk berkembang bila masyarakat (umat) dan pemerintah setempat percaya kepada pengurusan keuangan masjid oleh DKM. Potensi tersebut didasarkan kepada pertimbangan kesadaran masyarakat yang tinggi untuk memakmurkan masjid, menyalurkan zakat/infak/sodakoh melalui DKM. Disamping itu, DKM memiliki kesempatan mengelola dan

(3)

3 mengembangkan kegiatan keagamaan yang ruang lingkupnya dapat diperluas, penyelenggaraan pendidikan keagamaan dll.

1.2. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan, pengusul merumuskan masalah yang dihdapi oleh DKM At-Ta’awun, yaitu :

1. Belum memiliki daftar kekayaan Masjid yang memadai, sehingga kekayaan masjid belum terinventarisis secara tertulis, meskipun selama ini aset masjid dapat terlindungi dan aman.

2. Belum memiliki metode/mekanisme pembukuan yang dapat mengikhtisarkan hasilnya dalam laporan keuangan yang komprehensif secara cepat, sehingga pelaporan seadanya dan sering terlambat, serta publikasi sangat terbatas.

1.3. Justifikasi Kegiatan.

Berdasarkan hasil musyawarah dengan pengurus DKM dan pemerintah setempat, berhasil dirumuskan untuk memprioritaskan penatausahaan keuangan masjid dengan menerapkan metode akuntansi yang sederhana tetapi dapat menyajikan laporan keuangan yang mudah dipahami oleh semua pemangku kepentingan. Disamping itu, perlu adanya daftar kekayaan masjid yang memadai yang nilainya dapat tercermin dalam lapoan keuangan periodik.

(4)

4 BAB II

TARGET LUARAN

2.1. Khalayak Sasaran.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan maksud agar DKM memiliki sistem pengolah data yang memadai namun sederhana dan familiar dalam pengoperasiannya dengan pertimbangan skala kegiatan yang relatif masih kecil dan adanya kendala keterbatasan pengetahuan bidang akuntansi pengurusnya. Adapun khalayak sasaran dalam kegiatan ini adalah pengurus DKM terutama bagian yang bertanggungjawab terhadap penatausahaan keuangan.

Mitra kegiatan yang dipilih hanya 1 (satu) DKM, dengan pertimbangan bahwa sistem akuntansi memiliki pendekatan entitas, sehingga tidak dapat digeneralisasi meskipun bidang kegiatannya sama/serupa. Dengan demikian, kegiatan PPM yang akan dilakukan sifatnya adalah pilot project.

2.2. Luaran Yang Dihasilkan.

Berdasarkan telaah pada kebutuhan dan masalah yang ada pada DKM At-Ta’awun, luaran (output) yang menjadi target adalah :

1) Pengolah Data Elektronik (PDE) Keuangan Masjid (diserahkan kepada Mitra Kegiatan)

PDE yang dimaksud dalam bentuk produk software aplikasi (EXCEL 2010) yang fungsinya untuk membukukan tranaksi dalam kerangka pengelolaan sumber daya ekonomi yang secara otomatis akan menghasilkan Laporan Keuangan dalam bentuk Neraca, Laporan Operasional, dan Lapoan Perubahan Ekuitas/Kekayaan Bersih.

(5)

5 2) Manual Pembukuan Keuangan masjid (diserahkan kepada Mitra Kegiatan)

Manual yang dimaksud adalah pedoman dalam bentuk softcopy (printed) yang berisi : (a) Kode Akun/Rekening Pembukuan

(b) Nama Akun/Rekening dalam kelompok Akun Nominal, dan Akun Riil (c) Tatacara pembukuan (jurnal standar), dan

(d) Deskripsi unsur laporan keuangan.

3) Neraca Awal (diserahkan kepada Mitra Kegiatan)

Neraca Awal merupakan laporan keuangan sebagai nilai awal dari kekayaan, kewajiban dan ekuitas/kekayaan bersih masjid yang dikelola oleh DKM. Nilai moneter yang terkandung dalam Neraca Awal diperoleh dari hasil review pengusul dan pengurus DKM terhadap dokumen-dokumen yang ada.

Hasil (outcome) yang diharapkan adalah :

1) Pengurus DKM mampu mengoperasikan PDE yang dihasilkan guna menatausahakan keuangan masjid secara tertib, sehingga memudahkan pertanggungjawaban keuangannya kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) dan mendorong transparansi dalam pengelolaan sumber dayanya, dan ;

2) Terciptanya transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas pengelolaan sumber daya oleh pengurus DKM.

(6)

6 BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Penentuan Skala Prioritas Kegiatan

Berdasarkan hasil musyawarah dengan Mitra Kegiatan, permasalahan yang diprioritaskan untuk dicari solusinya adalah memiliki laporan keuangan yang memadai yang mencerminkan posisi keuangan yang menyeluruh, dan metode/sistem pembukuan yang memadai tetapi sederhana dan mampu dilaksanakan oleh pengurus DKM yang tidak memiliki pengetahuan akuntansi keuangan. Solusi yang disepakati adalah :

1) Melakukan review bersama untuk mengiventarisir nilai moneter kekayaan, dan kewajiban Mitra Kegiatan guna menyusun Neraca Awal (Laporan Keuangan yang menjadi awal dari periode siklus akuntansi).

2) Merancang dan mengimplementasikan PDE Keuangan Masjid yang mampu memproses semua transaksi keuangan, dengan menggunakan program yang familiar, sederhana dan fisibel untuk dioperasikan oleh pengurus.

3.2. Rincian Kegiatan Dan Peran Mitra Kegiatan.

Kegiatan yang akan dilakukan perlu kehatihatian mengingat masyarakat/umat yang menyerahkan dana/barang sebagai bagian dari ibadahnya seringkali tidak mau menyebutkan identitasnya, atau tidak bersedia menyebutkan nilai moneter barangnya. Oleh karena itu, pengusul memandang penting untuk melaksanakan kegiatan berdasarkan :

1) Pendekatan Siklus Transaksi, untuk merancang dan mengimplementasikan PDE sebagai luaran (output) yang direncanakan.

(7)

7 2) Pendekatan kekeluargaan berdasarkan musyawarah mufakat untuk emmberikan pengertian terutama kepada masyarakat untuk bersedia menyebutkan nilai moneter atas barang yang diserahkan sebagai basis pencatatan/administrasi keuangan dengan tetap menjamin kerahasiaan (identitas) bila diinginkan.

Kegiatan yang akan dilaksanakan melibatkan peran Mitra Kegiatan, dan pemangku kepentingan lainnya, dengan rincian kegiatan seperti terlampir.

Tabel 3.1.

Kegiatan Dan Peran Mitra kegiatan No Luaran (output) &

Hasil (outcome)

Kegiatan Pihak Yg

Berperan TAHAP I

1

Lap Keuangan : Form Neraca Awal

(output)

Review terhadap dokumen relevan yang ada pada pengurus DKM

- Pengusul - Mitra Kegiatan - Pengurus RT/

RW Penyiapan form standar, bagan akun, dan

draft nilai moneter kekayaan - Pengusul

Output : Penetapan form Neraca Awal

- Pengusul - Mitra Kegiatan - Pengurus RT/

RW

2 PDE Keuangan (output)

Survey Pendahuluan untuk menentukan masalah, dan kebutuhan yang menjadi prioritas Mitra Kegiatan

- Pengusul - Mitra Kegiatan Perancangan PDE Keuangan, meliputi :

Pembuatan Context Diagram, Form Laporan Keuangan, dan Bagan Akun (sebagai kertas kerja)

Pembuatan Kode Akun Pembuatan Nama Akun

Output : Excel 2010 Programing

- Pengusul

TAHAP II 3 Manual Pembukuan

(output)

Kodifikasi Kode/Nama Akun Deskripsi Akun, dan Jurnal Standar Output : Pedoman Pembukuan

- Pengusul

4

Keterampilan Pembukuan

(outcome)

Instalasi Program PDE pada Notebook/komputer

Pelatihan/workshop pembukuan kepada pengurus DKM

Implementasi, Evaluasi, dan Pendampingan

- Pengusul - Mitra Kegiatan - Pengurus RT/

RW

(8)

8 3.3. Waktu Kegiatan.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan selama 12 bulan terhitung mulai Bulan April 2016 sampai bulan Maret 2017.

(9)

9 BAB IV

HASIL KERJA

4.1. Klasifikasi Akun Laporan Keuangan.

4.1.1. Aset.

Berdasarkan review atas dokumen-dokumen pencatatan manual, dan inventarisasi fisik kekayaan masjid, maka aset masjid diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Kas : aset lancar berupa uang tunai dan simpanan di bank yang dapat digunakan segera.

2) Piutang Dana Talangan : aset lancar berupa tagihan kepada pihak ke-tiga atas biaya yang ditanggulangi terlebih dahulu, atau atas pinjaman yang diberikan untuk tujuan tertentu.

3) Persediaan : aset lancar berupa barang dan perlengkapan habis pakai yang digunakan atau dikonsumsi untuk keperluan operasional atau penyelenggaraan kegiatan.

4) Biaya Dibayar Dimuka : aset lancar berupa pengeluaran yang masih memberikan manfaat ekonomis di masa datang karena dibayar dimuka.

5) Tanah : aset tetap berupa tanah wakaf yang kepemilikannya sah berdasarkan sertifikat wakaf, dan dokumen pendukung.

6) Gedung : aset tetap berupa masjid yang dilengkapi dengan sarana pendukungnya.

7) Peralatan Masjid : aset tetap berupa koleksi qur’an, koleksi buku, peralatan sound system (full set), mebeulair, karpet, keranda (full set), pompa air, water-turn, peralatan makan/minum (full set), kipas Angin, dan lampu hias.

8) Aset berupa koleksi Al-qur’an dan koleksi buku.

(10)

10 Berdasarkan klasifikasi aset tersebut, guna keperluan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan, dibuat akun aset sebagai berikut :

1) Akun Kas.

2) Akun Piutang Dana Talangan.

3) Akun Persediaan.

4) Akun Biaya Dibayar Dimuka.

5) Akun Tanah.

6) Akun Gedung.

7) Akun Peralatan.

8) Akun Aset Tetap Lainnya

4.1.2. Kewajiban.

Berdasarkan review atas dokumen-dokumen pencatatan manual, dan penelusuran atas sumber-sumber pendanaan yang dikelola oleh DKM At-Ta’awun, maka kewajiban diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Utang yang harus segera dibayar : kewajiban kepada pihak ke-3 yang diakibatkan oleh adanya transaksi pengadaan barang/jasa yang belum diselesaikan pembayarannya sampai tanggal pelaporan.

2. Utang dana talangan : kewajiban kepada pihak ke-3 yang diakibatkan oleh adanya pemberian dana talangan untuk tujuan tertentu yang belum diselesaikan pengembaliannya sampai tanggal pelaporan.

3. Titipan Zakat/Infak/Sodakoh dari pihak ketiga untuk disalurkan kepada pihak lain yang berhak sesuai syari’ah atau sesuai amanat dari pihak yang memberikannya.

(11)

11 4. Utang kepada pihak ke-tiga : kewajiban jangka panjang yang diakibatkan oleh

adanya pendanaan dari institusi lain sebagai komitmen jangka panjang.

Berdasarkan klasifikasi kewajiban tersebut, guna keperluan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan, dibuat akun kewajiban sebagai berikut :

1) Akun Utang Yang Harus Segera Dibayar.

2) Akun Utang Dana Talangan.

3) Akun titipan Zakat/Infak/Sodakoh.

4) Akun Uang Kepada Pihak Ketiga.

4.1.3. Ekuitas.

Berdasarkan prinsip akuntansi yang diaplikasikan pada organisasi nir-laba, ekuitas masjid diartikan sebagai kekayaan bersih masjid yang berupa kas, nilai aset lancar selain kas, dan nilai bersih aset tetap. Ekuitas disepakati untuk diklasifikasikan menjadi 2 (dua) klasifikasi yaitu :

1. Ekuitas tidak bersyarat : kekayaan bersih yang diperoleh dari hasil operasional/kegiatan masjid yang penggunaannya di masa datang tidak diatur/ditetapkan.

2. Ekuitas Bersyarat : kekayaan bersih yang diperoleh dari hasil operasi/kegiatan masjid yang penggunaannya di masa datang telah diatur/ditetapkan untuk tujuan tertentu 3. Ekuitas Wakaf : Kekayaan bersih yang diperoleh dari wakaf yang tidak dapat

dipindah-tangankan/dialih-fungsikan.

Berdasarkan klasifikasi kewajiban tersebut, guna keperluan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan, dibuat akun kewajiban sebagai berikut :

1) Akun Ekuitas Dana Lancar

(12)

12 2) Akun Ekuitas Dana Cadangan

3) Akun Ekuitas Wakaf.

4.1.4. Pendapatan

Berdasarkan review atas dokumen-dokumen pencatatan manual, dan penelusuran atas sumber-sumber penerimaan yang dikelola oleh DKM At-Ta’awun, maka pendapatan diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Wakaf.

2. Infak/sodakoh dari Masyarakat yang diberikan secara langsung dengan/tanpa nama.

3. Infak dari Masyarakat yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Setempat (Ketua Rukun Tetangga)

4. Kontribusi Pemerintah Setempat (RT/RW) 5. Bantuan Pemerintah (berdasarkan usulan)

6. Dana infak/sumbangan/bantuan khusus/bertujuan dalam kaitannya dengan pembangunan/renovasi/pemeliharaan masjid, pengadaan peralatan/perlengkapan, dan penyelenggaraan kegiatan tertentu.

7. Dana bagi hasil/jasa bank.

Berdasarkan klasifikasi pendapatan tersebut, guna keperluan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan, dibuat akun pendapatan sebagai berikut :

1. Akun Pendapatan Infak Umum.

2. Akun Pendapatan Infak Bertujuan 3. Akun Pendapatan Hibah Kelembagaan.

4. Akun Pendapatan Hibah Bertujuan.

(13)

13 5. Akun Pendapatan Bantuan Sosial Pemerintah Daerah.

6. Akun Pendapatan Bagi Hasil/Jasa Bank.

7. Akun Pendapatan Lain-lain Yang Sah.

4.1.5. Beban Operasi.

Berdasarkan review atas dokumen-dokumen pencatatan manual, dan penelusuran atas alokasi dan penggunaan kas yang dikelola oleh DKM At-Ta’awun, maka beban operasi diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Beban Persediaan : pengeluaran kas untuk pengadaan persediaan untuk dikonsumsi, atau perlengkapan habis pakai dalam rangka kegiatan operasional atau penyelenggaraan kegiatan tertentu.

2) Beban Honorarium Pegawai : pengeluaran kas untuk membayar gaji/honor pegawai yang mengurus rumah tangga masjid.

3) Beban Operasional : pengeluaran kas untuk keperluan kegiatan operasional atau penyelenggaraan kegiatan tertentu yang dilaksanakan oleh pengurus/pegawai/pihak lain yang ditunjuk oleh pengurus.

4) Beban Pemeliharaan dan Perbaikan : pengeluaran kas berupa pengadaan perlengkapan dan upah/honor dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana masjid.

5) Beban Akomodasi Pihak Ketiga : pengeluaran kas yang diberikan kepada pihak ketiga (ustaz/ustazah) sebagai pengganti biaya dalam rangka penyelenggaraan kegiatan di lingkungan masjid.

6) Beban Bantuan Sosial : pengeluaran kas berupa pemberian bantuan kepada pihak ketiga berupa uang tunai atau barang yang dapat dinilai dalam satuan moneter.

(14)

14 7) Beban lain-lain : pengeluaran kas lain-lain yang jumlahnya kecil dan jarang terjadi,

serta tidak dapat dikelompokan pada klasifikasi beban yang ada.

Berdasarkan klasifikasi pendapatan tersebut, guna keperluan pembukuan dan penyusunan laporan keuangan, dibuat akun pendapatan sebagai berikut :

1) Akun Beban Persediaan,

2) Akun Beban Honorarium Pegawai, 3) Akun Beban Operasional,

4) Akun Beban Pemeliharaan dan Perbaikan 5) Akun Beban Akomodasi Pihak Ketiga, 6) Akun Beban Bantuan Sosial,

7) Akun Beban Lain-lain.

4.2. Sistem Pembukuan.

Berdasarkan kerangka transaksi dan bagan akun yang telah dibuat, selanjutnya dialihkan kedalam program aplikasi dengan menggunakan Microsoft Excel, dengan urutan pekerjaan :

1) Penetapan Referensi Akun yang meliputi Klasifikasi Akun dan Kode Akun

2) Pembuatan Bagan Akun untuk setiap akun yang digunakan dalam penjurnalan dan posting.

3) Pembuatan Bagan Worksheet yang digunakan sebagai pengikhtisaran saldo-saldo akun sebelum penyiapan laporan keuangan

4) Pembuatan Bagan laporan Keuangan Standar.

Berdasarkan tahap-tahap pekerjaan yang dimaksud di atas, Pengolah Data Elektronik – PDE disajikan dalam bentuk softcopy (terlampir). Image berupa frame format dan model

(15)

15 matematika disajikan di bawah ini sebagai deskripsi dari hasil akhir per fase pekerjaan penyusunan sistem, yaitu :

1. Sheet Buku Jurnal Umum :

2. Sheet Ledger :

(16)

16

(17)

17 3. Trial Balance :

(18)

18 4. Laporan Operasi :

5. Sheet Laporan Perubahan Ekuitas :

(19)

19 6. Sheet Neraca :

(20)

20 BAB V

PENUTUP

Setelah seluruh tahapan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan target penyelesaian program Tahap I yang ditetapkan, maka hasil akhir yang dapat diberikan sebagai kontribusi kepada masyarakat di Lingkungan RW 09 Kahuripan, Kecamatan Tawang Tasikmalaya dalam pengelolaan keuangan masjid At-Ta’awun berupa :

1. form Laporan Keuangan Standar untuk Masjid

2. Program Pengolah Data Elektronik - PDE yang dapat diaplikasikan untuk pembukuan keuangan Masjid yang meliputi pembukuan aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban, termasuk pengelolaan zakat, serta infaq dan sodakoh (dalam satuan moneter).

Selanjutnya, guna menindaklanjuti hasil kegiatan tersebut, perlu disusun kembali perencanaan Tahap II sesuai target output dan outcome yang dikemukakan sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi kinerja menilai apakah penilaian kinerja telah dilakukan dengan benar, apakah sistem review dan coaching telah berjalan dengan benar serta apakah metode yang

[r]

Selain itu, Ristoja ini juga bertujuan untuk memperoleh data tumbuhan obat dan bagian tumbuhan yang digunakan dalam ramuan.Manfaat yang diharapkan dari riset ini

Berapa banyak jumlah bahan baku yang dipergunakan untuk kepentingan proses produksi dalam satu periode, akan dapat diperkirakan oleh manajemen perusahaan dengan mendasarkan dan

Peningkatan investasi yang diarahkan pada peningkatan usaha mikro dan kecil khususnya di sektor primer adalah dengan merestrukturisasi dan merevitalisasi pembiayaan. Dengan

Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak

Pengamatan yang dilakukan se- tiap hari selama 3 hari menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi EDS 40% memiliki persentase penghambatan terbesar dan menunjukkan perbedaan yang

9.2.2 Bukti yang merupakan lampiran formulir permohonan sertifikasi kompetensi (FM.BST/01/01.00) dan formulir aplikasi asesmen mandiri (FM.BST/01/08.00) diperiksa