• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI PERMENDAGRI NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENEGASAN BATAS DAERAH ANGKATAN II (KABUPATEN SERANG, KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI PERMENDAGRI NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENEGASAN BATAS DAERAH ANGKATAN II (KABUPATEN SERANG, KOTA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

SOSIALISASI PERMENDAGRI NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENEGASAN BATAS DAERAH ANGKATAN II (KABUPATEN SERANG, KOTA CILEGON

DAN KOTA SERANG)

TAHUN ANGGARAN 2014

(2)

BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Dalam Ketentuan Umum Pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan Daerah Otonom selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya pada ayat (2) Pasal 4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan

“Undang-Undang pembentukan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain mencakup nama, cakupan wilayah, batas, ibukota, kewenangan menyelenggarakan urusan pemerintahan, penunjukan pejabat kepala daerah, pengisian keanggotaan DPRD, pengalihan kepegawaian, pendanaan, peralatan dan dokumen, serta perangkat daerah. Bahwa setiap pemerintahan pasti memiliki wilayah kerja administrsi pemerintahan untuk mempermudah koordinasi pembangunan maupun pembinaan kehidupan masyarakat di wilayahnya.

Mengingat tingginya nilai suatu wilayah bagi pemerintah daerah maka nilai penataan batas daerah seyogyanya dapat dikan sarana perekat dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai salah satu kebijakan dalam impelemtasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Secara teknis penataan batas daerah diatur dalam Permendagri Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah, selanjutnya dalam perkembangannya Permendagri tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi lapangan.

Kemudian Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan regulasi baru mengenai batas daerah yaitu Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah. Untuk mendukung peningkatan tertib administrasi wilayah kerja pemeintah daerah. Dalam rangka menggali pengetahuan baru dan menyamakan persepsi mengenai Permendagri Nomor 76 Tahun 2012, Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten telah melaksanakan kegiatan Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012

(3)

tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II (Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kota Serang).

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum dari pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II adalah :

a. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten;

b. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

c. Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah;

d. SK Kuasa Pengguna Anggaran Biro Pemerintahan Nomor : 800.05/18-KPA/2014 tentang Pembentukan Panitia Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Pada Kegiatan Fasilitasi Penegasan Batas Daerah TA. 2014.

C. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dari Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II adalah :

a. Memberikan pengetahuan kepada aparatur daerah mengenai regulasi baru tentang pedoman penegasan batas daerah;

b. Menginformasikan kebijakan-kebijakan serta pelaksanaan teknis dari lahirnya Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 serta dilakukan pengenalan dasar pembacaan peta dan pengenalan GPS.

D. SASARAN KEGIATAN

Sasaran Kegiatan Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II adalah aparatur Pemerintah Daerah pada Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kota Serang.

E. MANFAAT DAN DAMPAK KEGIATAN

Manfaat dari kegiatan Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II ini adalah rasio fasilitasi penyelenggaraan otonomi daerah dan pemerintahan umum serta dampak kegiatannya adalah rasio kemandirian daerah.

(4)

BAB II PELAKSANAAN

A. TAHAPAN KEGIATAN

Tahapan kegiatan Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II adalah :

a. Persiapan

Melakukan persiapan administrasi seperti surat menyurat, penentuan waktu pelaksanaan, koordinasi dengan pihak terkait (Ditjen PUM Kemendagri, Kanwil BPN Provinsi Banten dan Kabupaten/Kota), dan lain-lain.

b. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan registrasi peserta kemudian dilaksanakan pembukaan Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II oleh Bapak Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Banten Bapak Asmudji HW.

Selanjutnya pemaparan materi dari narasumber dan tanya jawab antara peserta dan narasumber secara dialogis.

c. Penyusunan Laporan Kegiatan.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II dilaksanakan tanggal 29 s.d 30 September 2014 bertempat di Hotel Marbella Anyer – Serang.

b. Peserta

Peserta kegiatan Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II diikuti oleh unsur Bagian Pemerintahan dan unsur Kecamatan Kabupaten Serang, Kota Cilegon dan Kota Serang.

(5)

c. Narasumber

Narasumber dari kegiatan Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II adalah :

1. Asisten Daerah Tata Praja Setda Provinsi Banten

Materi “Peran Pemerintah Provinsi Banten Dalam Upaya Percepatan Penetapan Permendagri tentang Batas Daerah”

2. Kasi Batas Antar Daerah Wilayah II A

Materi “Prosedur penyelesaian sengketa batas wilayah mengacu pada Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah”

3. Kasi Pengukuran dan Pemetaan Dasar Kanwil BPN Provinsi Banten

Materi “Membaca Peta Untuk Batas Daerah Serta Pengenalan dan Penggunaan Alat GPS Dalam Penegasan Batas Daerah”

4. Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten

Materi “Sinkronisasi Penegasan Batas Daerah antar Antar Kabupaten/Kota”

5. Kepala Bagian Pertanahan dan Kerjasama Pada Biro Pemerintahan

Materi “Pelaksanaan Penegasan Batas Daerah di Provinsi Banten”

d. Panitia Kegiatan

SK Kuasa Pengguna Anggaran Biro Pemerintahan Nomor : 800.05/18-KPA/2014 tentang Pembentukan Panitia Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Pada Kegiatan Fasilitasi Penegasan Batas Daerah TA. 2014, tanggal 21 April 2014 dengan susunan panitia sebagai berikut :

1. Penanggung Jawab : Kepala Biro Pemerintahan

2. Ketua : Kabag Pertanahan dan Kerjasama 3. Sekretaris : Kasubag Bina wilayah

4. Anggota : 1. Endang Mulyana,S.Sos 2. Farid Wazdi

3. Maman Sumantri 4. Lingga Yudistira 5. Sekretariat : 1. Oki Priyahardani, S.Sos

2. Muhamad Arif,SE e. Pembiayaan

(6)

Pembiayaan kegiatan fasilitasi penegasan batas daerah dengan tolak ukur Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II dibebankan pada APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten Tahun Anggaran 2014.

(7)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasil Sosialisasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II adalah sebagai berikut : Latarbelakang terbitnya Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah dimaksudkan untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan penetapan dan penegasan batas daerah karena :

1. Dalam era otonomi daerah batas daerah menjadi penting sebagai kewenangan daerah untuk menjalankan sistem pemerintahan;

2. Permendagri Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan;

3. Memperjelas mekanisme penyelesaian sengketa batas antar daerah dengan memberikan kewenangan sepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dengan pembatasan waktu;

4. Menyederhanakan langkah-langkah penegasan batas daerah dengan berita acara yang jelas dan mempunyai kekuatan hukum;

5. Memberikan dasar hukum bagi penegasan batas daerah secara Kartometrik (pelacakan dan pengukuran diatas peta) dan tidak selalu harus didahului survai pelacakan, pengukuran koordinat dan pemasangan pilar dilapangan yang memerlukan waktu, tenaga, biaya yang besar dan kondisi geografis yang sulit serta sebagai langkah percepatan kegiatan penegasan batas.

Disamping itu juga untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam rangka meningkatkan tertib dan tanggungjawab penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang memerlukan kepastian batas daerah dalam pelaksanaan penyelenggaraan kewenangan daerah secara nyata.

Adapun untuk saran dari para peserta maupun narasumber diharapkan Biro Pemerintahan Setda Provinsi Banten terus melakukan koordinasi terhadap Kabupaten/Kota sehingga tercipta suatu pola sinkronisasi yang jelas dan terarah. Pada kesempatan ini juga disampaikan kepada narasumber dari Kementerian Dalam Negeri agar segera melakukan percepatan penetapan Permendagri tentang batas daerah di wilayah Provinsi Banten. Ditjen PUM Kemendagri terus merespon dan melakukan upaya percepatan dan saat ini telah terbit Permendagri No. 61 Tahun

(8)

2014 tentang Batas daerah antara Kabupaten Tangerang dengan Kota Tangerang, untuk segmen Kabupaten Serang dengan Kota Serang dan Kabupaten Tangerang sedang diajukan ke Biro Hukum Kemendagri, sedangkan untuk segmen Kabupaten Serang dengan Kota Cilegon akan dilakukan sinkronisasi garis batas yang akan difasilitasi oleh Provinsi Banten.

Demikian laporan hasil kegiatan Sosialisasi Permendagri No. 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah Angkatan II kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Serang, Oktober 2014 Mengetahui,

Koordinator PPTK PPTK

Dra. NIA KARMINA JULIASIH,M.Si ARIF AGUSRAKHMAN Nip. 19680713 198903 2 007 NIP. 19770805 200112 1 001

Referensi

Dokumen terkait