PEDOMAN
IMPLEMENTASI “LIMA ACTION PLAN”
(RENCANA AKSI LIMA) 2016 – 2025
MAN AND BIOSPHERE (MAB) UNESCO DI INDONESIA
KOMITE NASIONAL MAB UNESCO INDONESIA
2019
Diterjemahkan dan diedit oleh:
Radisti Ayu Praptiwi
Enny Sudarmonowati
KATA PENGANTAR
Buku Panduan yang merupakan terjemahan dari dokumen asli berbahasa Inggris ke Bahasa Indonesia ini dibuat untuk memudahkan Pemerintah Indonesia sebagai negara anggota International Coordinating Council (ICC) Man and Biosphere (MAB) UNESCO dalam melaksanakan LIMA ACTION PLAN (Rencana Aksi LIMA) yang direkomendasikan di 4th World Congress Biosphere Reserve tanggal 17 Maret 2016 dan diadopsi di Sidang ICC MAB ke 28 di Lima, Peru tanggal 19 Maret 2016.
Sebagai negara yang saat ini mempunyai 14 cagar biosfer dengan umur tertua 42 tahun yaitu Cagar Biosfer (CB) Cibodas, CB Tanjung Puting, CB Lore Lindu dan CB Komodo) dan yang termuda yang dikukuhkan tahun 2018 di Sidang ke 30 MAB UNESCO sebanyak 3 cagar biosfer (CB. Berbak Sembilang, CB. Rinjani Lombok, CB Betung Kerihun- Danau Sentarum Kapuas Hulu) serta cagar biosfer lainnya yang dikukuhkan antara tahun 1981 (CB. Gunung Leuser dan CB Siberut), 2009 (CB Giam Siak Kecil-Bukit Batu), 2012 (CB Wakatobi), 2015 (CB Bromo-Tengger-Semeru-Arjuno dan CB Takabonerate - Kep. Selayar), 2016 (CB Belambangan), harus mengacu pada MAB Strategy 2015-2025 dan Lima Action Plan (LAP) dalam mengelola cagar biosfer dan pembangunan nasional dan daerah sekaligus untuk mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs).
Dengan mengimplementasikan pengelolaan cagar biosfer dengan baik dan benar, dapat mendukung target-target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) baik yang berkaitan langsung maupun sebagai pendukung atau tidak langsung yang harus dicapai tahun 2030.
Lima Action Plan (LAP) terdiri dari lima bidang aksi strategis, 57 aksi, 29 outcome dan 57 output.
Ke 5 Bidang Aksi Strategis tersebut adalah: (A) Jaringan Cagar Biosfer Dunia yang memiliki model pembangunan berkelanjutan yang berfungsi secara efektif; (B) Kolaborasi dan jaringan yang inklusif, dinamis dan berorientasi pada hasil dalam Program MAB dan Jaringan Cagar Biosfer Dunia (WNBR); (C) Kemitraan eksternal yang efektif, dan pendanaan bagi Program MAB dan Jaringan Cagar Biosfer Dunia (WNBR) yang cukup dan berkelanjutan; (D) Komunikasi dan berbagi informasi dan data secara komprehensif, modern dan terbuka; (E) Pengelolaan Program MAB dan Jaringan Cagar Biosfer Dunia (WNBR) yang efektif.
Peran para pihak termasuk pemerintah termasuk pemerintah daerah, akademisi, masyarakat, swasta, LSM sangat perlu dan dibahas hingga indikator capaiannya.
Melalui pembangunan dan pengelolaan cagar biosfer yang akan terus bertambah jumlahnya setiap tahunnya dan peningkatan kualitas cagar biosfer yang sudah ada, pembangunan Indonesia di level nasional dan di daerah dapat dipercepat.
Ketua Komite Nasional MAB UNESCO Indonesia
Prof.Dr. Enny Sudarmonowati
Cagar Biosfer
Cagar biosfer merupakan laboratorium hidup untuk pembangunan berkelanjutan, yang terdiri dari area terrestrial dan coastal-marine systems. Cagar biosfer merupakan kawasan untuk: 1) bekerjasama dan berkoordinasi dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan, 2) bertukar pengalaman dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan, dan 3) integrasi pengelolaan kawasan melalui pendekatan bioregional untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan. Tujuan cagar biosfer adalah untuk promosi dan mendemonstrasikan hubungan yang seimbang antara manusia dengan alam dalam kehidupannya.
Cagar Biosfer merupakan kawasan nasional yang diakui secara internasional melalui kerangka Program Man and the Biosphere (MAB) UNESCO. Cagar biosfer memiliki tiga (3) pilar fungsi, yaitu:
1. Konservasi keanekaragaman hayati (ekosistem, spesies dan genetik), 2. Pembangunan untuk masa depan yang berkelanjutan,
3. Penelitian dan pemantauan dalam Jaringan Cagar Biosfer Dunia.
Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan berkelanjutan pada tingkat regional. Usulan penetapan cagar biosfer diajukan oleh pemerintah nasional. Setiap calon cagar harus memenuhi kriteria tertentu dan sesuai dengan persyaratan minimum sebelum dimasukan kedalam jaringan dunia.
Pengelolaan suatu Cagar Biosfer dibagi menjadi 3 zona yang saling berhubungan,yaitu :
1. Area Inti (Core Area) adalah kawasan konservasi atau kawasan lindung dengan luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka panjang, untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya.
2. Zona penyangga (Buffer Zone) adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan
dengan area inti dan teridentifikasi, untuk melindungi area inti dari dampak negatif
kegiatan manusia. Dimana hanya kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan konservasi
yang dapat dilakukan.
3. Area transisi (Transition Zone) adalah wilayah terluar dan terluas yang mengelilingi atau berdampingan dengan zona penyangga. Kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya alam secara lestari dan model-model pembangunan berkelanjutan dipromosikan dan dikembangkan.
Gambar 1. Peta Zonasi Cagar Biosfer
Cagar Biosfer Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan focal point Program MAB UNESCO di Indonesia dan bekerja sama dengan MAB-UNESCO, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Dalam Negri, Pemerintah Daerah dan pihak lainnya yang terkait, mengembangkan dan mempromosikan konsep cagar biosfer di Indonesia.
Fokus utama Program MAB Indonesia adalah pembangunan dan pengembangan cagar
biosfer di Indonesia, yang mampu berfungsi sebagai model pengelolaan kawasan yang
menyeimbangkan kepentingan sosial ekonomi dan ekologi yang didukung oleh Ilmu
Pengetahuan. Saat ini Indonesia memiliki 14 cagar biosfer (Tabel 1).
Tabel 1. Cagar Biosfer di Indonesia Sampai Dengan Tahun 2018
No. Nama Cagar Biosfer Tahun disetujui/dikukuhkan
oleh UNESCO
1 Cibodas 1977
2 Tanjung Puting 1977
3 Lore Lindu 1977
4 Komodo 1977
5 Gunung Leuser 1981
6 Pulau Siberut 1981
7 Giam Siak Kecil-Bukit Batu 2009
8 Wakatobi 2012
9 Bromo-Tengger-Semeru-Arjuno 2015
10 Takabonerate - Kep. Selayar 2015
11 Belambangan 2016
12 Berbak Sembilang 2018
13 Betung Kerihun- Danau Sentarum
Kapuas Hulu 2018
14 Rinjani Lombok 2018
Gambar 2. Peta Lokasi Cagar Biosfer di Indonesia
Rencana Aksi Lima (Lima Action Plan)
Program Man and the Biosphere (MAB) UNESCO dan Jaringan Cagar Biosfer Dunia (2016-2025)
Rencana Aksi Lima untuk Program Man and the Biosphere (MAB) UNESCO dan jaringan cagar biosfer seluruh dunia (2016-2025) secara ringkas dan menyeluruh menjelaskan serangkaian aksi-aksi yang bertujuan untuk memastikan implementasi strategi 2015-2025 secara efektif. Rencana Aksi Lima diadopsi oleh MAB ICC pada Sesi Sidang yang ke-27 (UNESCO, Paris, 8-12 Juni 2015), dan disahkan pada UNESCO General Conference Sesi ke-38 (UNESCO, Paris, 3-18 November 2015).
Kedua dokumen Strategi MAB 2015-2025 dan Rencana Aksi Lima 2016-2025 dirumuskan sebagai kelanjutan dari Seville Strategy dan Statuory Framework of the World Network of Biosphere Reserve (WNBR), dan didasarkan pada hasil temuan-temuan dari evaluasi implementasi Madrid Action Plan for Biosphere Reserve (2008-2013).
Strategi MAB 2015-2025
Strategi MAB dalam 10 tahun kedepan, program MAB akan berfokus untuk mendukung seluruh anggota negara dan para pemangku kebijakan dalam konservasi keanekaragaman hayati, mengembalikan dan memperkuat fungsi jasa lingkungan, dan mendukung terciptanya pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan; berkontribusi terhadap keberlanjutan masyarakat dan perekonomian yang adil dan makmur, serta keharmonisan hubungan antara pemukiman manusia dan biosfer; memfasilitasi keanekaragaman hayati dan ilmu pengetahuan berkelanjutan (sustainability science), pendidikan yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan pengembangan kapasitas; dan mendukung mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan aspek lainnya dari perubahan lingkungan global.
Program MAB akan memanfaatkan pembelajaran yang diambil melalui ilmu pengetahuan berkelanjutan dan pendidikan, dan menggunakan cara-cara yang modern, terbuka dan transparan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi. Tujuan utama dari program adalah memastikan bahwa seluruh Jaringan Cagar Biosfer Dunia (World Network of Biosphere Reserve / WNBR) memiliki model pembangunan berkelanjutan yang berfungsi secara efektif, melalui perbaikan pengelolaan, kolaborasi dan jaringan dalam MAB dan WNBR; dengan membangun kemitraan eksternal yang efektif demi keberlangsungan dalam jangka waktu yang panjang, dan dengan mengimplementasikan proses peninjauan yang efektif secara periodik sehingga seluruh anggota mengikuti sesuai dengan standar – standar yang ada.
Rencana Aksi Lima dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 dan Sustainable Development Goals
Sejalan dengan pernyataan visi dan misi, Rencana Aksi Lima menaruh perhatian khusus pada terbentuknya hubungan yang harmonis antara kehidupan masyarakat dan biosfer demi tercapainya Sustainable Development Goals dan implementasi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, baik di dalam cakupan cagar biosfer maupun diluarnya, melalui diseminasi skala global model pembangunan berkelanjutan yang diimplementasikan dalam cagar biosfer.
Struktur dan Implementasi Rencana Aksi Lima 2016-2025
Visi dan Misi Program MAB
Visi:
Terbentuknya dunia dimana seluruh orang di dalamnya sadar akan kesamaan masa depan dan interaksinya dengan planet Bumi, dan bertindak secara kolektif dan bertanggung jawab untuk membangun masyarakat yang berkembang dengan harmonis di dalam biosfer. Program MAB dan Jaringan Cagar Biosfer Dunia (WNBR) menjunjung visi tersebut di dalam dan di luar cagar biosfer.
Misi periode 2015-2025:
Mengembangkan dan memperkuat model pembangunan berkelanjutan di WNBR;
Mengkomunikasikan pengalaman dan pembelajaran, memfasilitasi difusi global dan aplikasi dari model-model tersebut;
Mendukung evaluasi dan penerapan pengelolaan, strategi dan kebijakan yang kuat bagi pembangunan dan perencanaan berkelanjutan, serta terbentuknya institusi yang tangguh dan dapat dipertanggungjawabkan.
Membantu anggota negara dan para pemangku kebijakan untuk mencapai Sustainable Development Goals melalui pengalamannya dalam WNBR, khususnya dalam menyelidiki dan menguji kebijakan, teknologi dan inovasi untuk pengelolaan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Rencana Aksi Lima disajikan dalam bentuk matriks yang terstruktur dan didasarkan pada Bidang Aksi Strategis (Strategic Action Areas) dalam Strategi MAB 2015-2025. Di dalamnya terdapat pula target capaian, aksi dan luaran yang dapat berkontribusi pada implementasi tujuan-tujuan strategis yang terkandung dalam Strategi MAB secara efektif. Dokumen ini juga mengkhususkan entitas penanggung jawab utama untuk implementasi, beserta kurun waktu dan indikator kinerja.
Dengan merujuk pada Strategi MAB 2015-2025 dan Rencana Aksi Lima 2016-2025, Komite Nasional MAB dan jaringan MAB dihimbau untuk menyiapkan strategi dan rencana aksinya masing-masing. Strategi dan rencana aksi tersebut perlu dibuat sesuai dengan kondisi dan bentuk pemerintahan tingkat nasional dan regional, dan akan berkontribusi dalam pelaksanaan pemerintahan dan untuk mengimplementasikan Rencana Aksi Lima pada skala global.
Rencana Aksi Lima untuk Program UNESCO Man and the Biosphere (MAB) dan Jaringan Cagar Biosfer Dunia (2016-2015)
*Mitra eksternal MAB diindikasikan dengan tulisan miring (italics)
Capaian Aksi Luaran Penanggung-
jawab*
Periode Waktu
Indikator Kinerja
Bidang Aksi Strategis A. Jaringan Cagar Biosfer Dunia yang memiliki model pembangunan berkelanjutan yang berfungsi secara efektif.
A1. Cagar Biosfer (CB) diakui sebagai model yang berkontribus i terhadap implementas i Sustainable Developmen t Goals (SDGs) dan Multilateral Environment Agreements (MEAs).
A.1.1.
Mempromosikan CB sebagai situs yang secara aktif berkontribusi dalam mencapai SDGs.
CB telah melakukan kontribusi yang cukup signifikan dalam
menyokong pencapaian SDGs yang dapat
direplikasikan dan
dikembangkan.
Anggota negara, pemerintahan nasional, dan CB.
2016- 2025
Jumlah CB dengan inisiatif yang spesifik atau aktivitas yang
berkontribusi terhadap target- target SDG dalam konsep CB yang digunakan dalam agenda pembangunan nasional.
A.1.2.
Mempromosikan CB sebaga situs yang secara aktif berkontribusi terhadap implementasi MEAs, termasuk
Pengelolaan dan dukungan bagi CB berfokus untuk memastikan keberhasilan CB dalam
berkontribusi
Sekretariat MAB, Anggota Negara, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO, dan CB.
2016- 2025
Jumlah CB yang memiliki inisiatif atau aktivitas yang
berkontribusi terhadap implementasi MEA, termasuk
Aichi Biodiversity Targets.
terhadap implementasi MEA.
Aichi Biodiversity Targets.
A.1.3. Membangun kerja sama dalam level nasional dan regional untuk konservasi biodiversity dan kemajuan
masyarakat lokal, dengan
mempertimbangka n hak-hak
penduduk asli (indigenous people).
MAB dan CB telah
mendirikan atau membangun kerja sama untuk konservasi keanekaragama n hayati dan kemajuan bagi penduduk asli dan masyarakat lokal.
Anggota Negara, Pemerintahan tingkat Nasional dan
Provinsi/Daerah, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO, dan CB.
Sampai dengan akhir 2018
Jumlah CB yang memiliki kerja sama untuk konservasi dan pembangunan.
A.1.4.
Menggunakan CB sebagai situs prioritas atau observatorium untuk penelitian, pemantauan, mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim, termasuk dalam upayanya mendukung UNFCCC COP21 Paris Agreement.
CB digunakan sebagai situs prioritas dan sebagai observatorium untuk aksi terhadap perubahan lingkungan berbasis ekosistem.
Anggota Negara, Pemerintahan Nasional, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO, dan CB.
Sampai dengan akhir 2020
Jumlah implementasi proyek yang berhubungan dengan perubahan lingkungan, Jumlah strategi nasional untuk perubahan lingkungan yang mengakui peran CB.
A.1.5.
Mempromosikan inisiatif
perekonomian yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan ramah sosial di dalam CB.
Inisiatif pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan terintegrasi terhadap lingkungan.
Label-label pada produk dan jasa yang
mencerminkan tujuan CB.
CB dan sektor bisnis.
2016- 2025
Jumlah CB yang mempromosika n insitatif perekonomian berkelanjutan, ramah
lingkungan dan ramah sosial, Jumlah inisiatif perekonomian yang
terimplementasi di dalam CB.
Capaian Aksi Luaran Penanggungjawab
*
Period e Waktu
Indikator Kinerja A.1.6. Melakukan
penelitian dan memastikan konservasi sistem sosio-ekologi di dalam CB untuk jangka waktu yang panjang, termasuk upaya-upaya restorasi dan pengelolaan ekosistem terdegradasi.
Adanya konservasi dan terjaganya sistem sosio- ekologi di dalam CB yang berjalan dengan baik.
Anggota Negara, Komite Nasional MAB, Komisi Nasional untuk UNESCO dan CB.
2016- 2025
Jumlah negara yang memiliki perundang- undangan nasional untuk menjaga sistem sosio- ekologi pada zona inti dan zona
penyangga CB. Luas wilayah yang terestorasikan .
A2. Seleksi yang bersifat terbuka dan partisipatif, perencanaan serta
implementas i CB.
A.2.1. Memberikan panduan bagi
anggota negara untuk pengaplikasian konsep CB dan mengimplementasika n rencana aksi secara efektif.
Dikembangkannya panduan
operasional, memberikan kerangka global yang
mengindikasikan spesifikasi regional dan nasional yang perlu untuk dipertimbangkan.
Sekretariat MAB yang berkonsultasi dengan anggota MAB ICC.
Akhir 2017
Adopsi panduan oleh MAB ICC pada tahun 2018.
A.2.2. Memastikan terlaksananya proses- proses seleksi, perancangan, perencanaan dan nominasi CB yang bersifat terbuka dan partisipatif, dengan melibatkan seluruh pemangku kebijakan, dan
mempertimbangkan kearifan lokal, budaya dan tradisi lokal, serta didasarkan pada ilmu pengetahuan.
Dokumen nominasi dan rencana pengelolaan CB yang dibuat dan diimplementasikan melalui proses yang bersifat patisipatif, dan dengan
mempertimbangka n kearifan lokal, budaya dan tradisi lokal.
Masing-masing CB, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO.
2016- 2025
Jumlah panduan dan/atau kebijakan nasional yang digunakan dalam proses nominasi CB.
Capaian Aksi Luaran Penanggungjawab
*
Period e Waktu
Indikator Kinerja A.2.3. Memastikan
bahwa proses- proses
pengimplementasia n, pengelolaan, pemantauan dan penelaahan secara periodik CB
berlangsung secara terbuka dan partisipatif, serta mempertimbangkan praktek tradisi dan budaya masyarakat lokal dan penduduk asli.
Dibuatnya dan diimplementasikanny a struktur
pengelolaan, rencana dan laporan
penelaahan CB melalui pendekatan partisipatif, dengan mempertimbangkan praktek tradisi dan budaya masyarakat lokal dan penduduk asli.
Masing-masing CB, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO.
2016- 2025
Jumlah CB dengan proses- proses baru diterapkan pada struktur pengelolaan ,
perencanaa n dan laporan penelaahan yang dilakukan secara periodik.
A.2.4. Memastikan adanya rencana komunikasi dan mekanisme di dalam CB untuk
pengimplementasia n aksi-aksi tersebut diatas.
Terbangunnya rencana komunikasi dan mekanisme CB yang mampu memastikan kelancaran
komunikasi diantara pengelola CB, pemangku kebijakan dan jaringan CB.
Masing-masing CB, Komite Nasional MAB, dan Komite Nasional untuk UNESCO.
2016- 2025
Jumlah CB yang memiliki rencana komunikasi.
Jumlah CB yang memiliki mekanisme formal dalam komunikasi eksternal.
A3. Integrasi CB ke dalam peraturan perundangan , kebijakan dan/atau program- program yang berkaitan dan dapat menyokong keberfungsia n CB
A.3.1. Mengakui CB di dalam peraturan perundangan, kebijakan dan/atau program-program di tingkat nasional maupun
provinsi/daerah.
Terintegrasinya CB ke dalam pembangunan nasional dan regional, perencanaan wilayah, lingkungan dan peraturan perundangan, kebijakan dan atau program-program sektoral lainnya.
Anggota Negara, Pemerintahan Nasional atau Provinsi/Daerah, Komite Nasional MAB, dan CB.
2016- 2025
Jumlah anggota negara yang memiliki peraturan perundanga n nasional yang merujuk pada CB.
Jumlah referensi kebijakan dan program
dalam CB.
Capaian Aksi Luaran Penanggungjawab* Period
e Waktu
Indikator Kinerja A.3.2. Mendukung
kepemerintahan dan struktur pengelolaan yang efektif pada setiap CB.
Diberikannya sumber pendanaan dan sumber daya manusia kepada otoritas atau mekanisme yang mengimplementasi kan kebijakat atau rencana
pengelolaan CB.
Pemerintah nasional dan provinsi/daerah
2016- 2025
Jumlah CB yang memiliki dana dan staf yang memadai.
A4.
Kesempatan penelitian, praktek pembelajara n dan pelatihan yang dapat mendukung pengelolaan CB dan tercapainya pembanguna n
berkelanjuta n di dalam CB.
A.4.1. Membentuk kerjasama dengan perguruan tinggi atau institusi penelitian lainnya untuk melakukan penelitian, terutama dengan Dewan dan Pusat-Pusat Studi UNESCO.
Dibentuknya, dijaganya dan dikuatkannya kerjasama.
Terimplementasiny a aktivitas-aktivitas pengembangab kapasitas.
CB, Komite Nasional MAB, Mitra
Perguruan Tinggi, Institusi Penelitian, dan lain-lain.
Sampai denga n akhir 2020.
Jumlah kemitraan yang strategis dan berfungsi dengan baik.
Jumlah publikasi.
Jumlah kegiatan pelatihan dan
pengemban gan
kapasitas.
A.4.2. Membangun kemitraan dengan institusi pendidikan dan pelatihan, terutama Dewan- dewan UNESCO, Pusat Studi dan sekolah-sekolah yang terasosiasi, untuk melakukan kegiatan pendidikan,
pelatihan dan pengembangan kapasitas yang ditargetkan kepada pemangku kebijakan CB, termasuk
Dibentuknya, dijaganya dan dikuatkannya kemitraan.
Terimplementasiny a kelas-kelas dan program-program edukasi dan pelatihan.
CB, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO, Institusi pendidikan dan pelatihan - termasuk seluruh institusi yang terlibat dalam Global Action Programme (GAP) dalam ESD.
Sampai denga n akhir 2020.
Jumlah kemitraan.
Jumlah kegiatan dan program pelatihan pada tingkat nasional dan CB.
pengelola dan pemilik wilayah, dengan
mempertimbangkan tercapainya SDGs.
Capaian Aksi Luaran Penanggungjawab* Period
e Waktu
Indikator Kinerja A.4.3. Memberikan
insfrastruktur penelitian yang memadai dalam setiap CB.
Kegiatan penelitian yang dilaksanakan dan luaran
penelitian yang dihasilkan, yang mampu
memberikan informasi terhadap pengelolaan CB dan meningkatkan pengetahuan.
CB, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO.
Sampai denga n akhir 2020.
Jumlah luaran penelitian yang dihasilkan yang juga dapat diterapkan pada pengelolaan dan
pelatihan.
A.4.4. Identifikasi dan diseminasi
implementasi yang baik (good practices) dalam pembangunan berkelanjutan, dan identifikasi serta eliminasi praktik- praktik yang tidak berkelanjutan dalam CB.
Teridentifikasinya praktek-praktek yang berkelanjutan dan tidak
berkelanjutan, melalui penelitian, serta saling berbagi pembelajaran dalam pengelolaan CB.
CB, Komite Nasional MAB, Pemerintahan Nasional dan Provinsi/Daerah.
Mitra perguruan tinggi, institusi penelitian,
perusahaan swasta, dan lain-lain.
2016- 2025.
Jumlah good practices yang teridentifika si. Jumlah praktek- praktek yang tidak
berkenjutan yang dieliminasi.
A.4.5. Menstimulasi para pengelola, komunitas lokal dan pemangku kebijakan lainnya dalam CB untuk berkolaborasi dalam perancangan dan implementasi proyek yang dapat mendukung pengelolaan dan pembangunan berkelanjutan dalam CB tersebut.
Dilaksanakannya proyek kolaborasi penelituan.
Diintegrasikannya hasil penelitian ke dalam rencana pengelolaan.
CB, Pemerintahan Nasional dan Provinsi/Daerah, institusi penelitian.
2016- 2025.
Jumlah CB yang memiliki proyek kolaborasi penelitian.
Jumlah aksi pengembang an yang didasarkan didasarkan pada penelitian.
Capaian Aksi Luaran Penanggungjawab* Periode Waktu
Indikator Kinerja A5.
Pendanaan yang
berkelanjutan untuk CB.
A.5.1.
Mengembangkan rencana bisnis untuk masing-masing CB, termasuk perolehan pendapatan dan kemitraan yang efektif dengan calon donor.
Dikembangkannya rencana bisnis CB
CB, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO, Pemerintah Nasional dan Provinsi/Daerah.
Sampai dengan akhir 2018.
Jumlah CB yang memiliki rencana bisnis.
A.5.2. Implementasi rencana bisnis CB untuk memperoleh pendapatan.
Terimplementasinya rencana bisnis CB.
CB, Pemerintah Nasional dan pemangku kebijakan lainnya.
2019- 2025.
Proporsi anggaran CB yang dihasilkan dari CB. Jumlah CB dengan sokongan pendanaan.
A.5.3. Memperkuat kontribusi keuangan tingkat nasional maupun provinsi/daerah terhadap CB.
Publikasi komitmen tingkat nasional dan provinsi/daerah dalam pendanaan CB.
Komite Nasional MAB, Pemerintah Nasional dan Provinsi/Daerah.
2016- 2015.
Jumlah CB dengan sokongan
pendanaan.
A6.
Keberfungsian yang efektif dari Jaringan CB Dunia (WNBR), dengan seluruh CB memenuhi kerangka hukumnya (Statutory Framework).
A.6.1.
Pengimplementasian proses penelaahan secara periodik dan efektif, sesuai dengan yang diatur pada Statutory Framework.
Proses penelaahan secara periodik diterapkan sesuai dengan aturan pada Statutory
Framework.
Pemerintah Nasional dan Provinsi/Daerah, CB, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO.
2016- 2025.
Jumlah CB yang mamatuhi Statutory
Framework dengan dilihat dari
pengumpulan laporan penelaahan periodik secara tepat waktu.
A.6.2. Aplikasi proses pengelolaan adaptif di dalam CB.
Proses pengelolaan adaptif
diaplikasikan di CB.
CB, Pemerintah Nasional dan Provinsi/Daerah.
2016- 2025.
Jumlah CB yang mengaplikasikan prinsip pengelolaan adaptif, yang dibuktikan dalam pelaporan periodik.
Capaian Aksi Luaran Penanggungjawab* Periode Indikator Kinerja
Waktu A7. CB diakui
sebagai sumber, pendukung dan pengelola jasa
lingkungan.
A.7.1. Identifikasi jasa lingkungan dan memfasilitasi ketersediannya dalam jangka waktu yang panjang, termasuk jasa dan kontribusinya dalam kesehatan dan kesejahteraan.
Implementasi aksi- aksi yang dapat memfasilitasi penyediaan jasa lingkungan dari CB.
Anggota Negara, Pemerintah Nasional dan Provinsi/Daerah, CB.
2016- 2025.
Kualitas dan kuantitas jasa lingkungan yang disediakan oleh CB, yang dibuktikan dalam laporan periodik.
A.7.2. Implementasi mekanisme untuk pembayaran yang pantas/layak bagi jasa lingkungan (Equitable Payment for Ecosystem Services/PES)
Implementasi mekanisme PES yang layak di dalam CB.
Anggota Negara, Pemerintah Nasional dan Provinsi/Daerah, CB.
2016- 2025.
Jumlah CB yang mengimplementasi- kan skema PES.
A.7.3. Implementasi program untuk menjaga,
mempertahankan dan
mempromosikan spesies dan varietas yang memiliki nilai ekonomi dan kultural yang mendukung penyediaan jasa lingkungan.
Implementasi inisiatif yang mengedepankan atau
mempertimbangkan tujuan-tujuan tersebut.
CB, Anggota Negara, Pemerintah Nasional dan Provinsi/Daerah, dan pemangku kebijakan lainnya.
2016- 2025.
Jumlah inisiatif per CB yang
ditargetkan untuk memperbaiki status spesies yang memiliki nilai ekonomi dan kultural.
Bidang Aksi Strategis B. Kolaborasi dan jaringan yang inklusif, dinamis dan berorientasi pada hasil dalam Program MAB dan Jaringan Cagar Biosfer Dunia (WNBR).
B1.
Pengelola/
Koordinator CB yang efektif dengan keterlibatan para
pemangku kebijakan CB.
B.1.1.
Mengorganisasi program pendidikan, pengembangan kapasitas dan pelatihan dalam skala global.
Dibentuknya dan beroperasinya program pendidikan, pengembangan kapasitas dan pelatihan skala global.
Sekretariat MAB, Jaringan Tematis dan Regional MAB.
2016- 2025.
Jumlah program yang dilaksanakan.
Jumlah kegiatan dan partisipan yang terlibat.
Capaian Aksi Luaran Penanggungjawab* Periode Waktu
Indikator Kinerja B.1.2. Menyusun
program pendidikan, pengembangan kapasitas dan
pelatihan dalam skala regional.
Dibentuknya dan beroperasinya program pendidikan, pengembangan kapasitas dan pelatihan skala regional, termasuk di dalamnya mata kuliah perguruan tinggi.
Sekretariat MAB, UNESCO field offices, Jaringan Regional dan Tematik, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO, dan perguruan tinggi.
2016- 2025.
Jumlah program yang
dilaksanakan.
Jumlah kegiatan dan partisipan yang terlibat, dan
keikutsertaan CB.
B2. Jaringan regional dan tematik yang inklusif.
B.2.1. Memastikan adanya partisipasi dari seluruh pemangku kebijakan terkait, di wilayah jaringan regional dan tematik.
Pertemuan jaringan regional dan tematik telah melakukan langkah/upaya dalam memastikan keikutsertaan pemangku kebijakan secara lebih luas.
Jaringan regional dan tematik.
2016- 2015.
Jumlah dan diversitas partisipan di dalam jaringan.
B3. Jaringan regional dan tematik yang memiliki sumber daya memadai.
Mengembangkan rencana bisnis bagi setiap jaringan.
Dikembangkannya rencana bisnis bagi jaringan .
Jaringan regional dan tematik.
Sampai dengan akhir 2018.
Jumlah jaringan yang memiliki rencana bisnis.
B4. Kolaborasi tingkat regional dan tematik yang berjalan secara efektif.
B.4.1. Membuat peluang untuk kerjasama penelitian, implementasi dan pemantauan.
Dibentuknya Kelompok Kerja untuk
mengembangkan kerjasama proyek dan kegiatan penelitian.
Jaringan regional dan tematik.
2016- 2025.
Jumlah
Kelompok Kerja yang dibentuk.
Jumlah kegiatan kerjasama.
B5.
Menonjolnya jaringan regional dan tematik, beserta dengan aktivitasnya.
B.5.1. Diseminasi hasil aktivitas jaringan, baik secara internal maupun eksternal, termasuk contoh- contoh good practices di dalam CB.
Dibuatnya laporan jaringan, dibuatnya web dan media sosial yang memuat informasi jaringan.
Jaringan regional dan tematik.
2016- 2025.
Frekuensi dan karakteristik dari aktivitas komunikasi pada setiap jaringan.
Capaian Aksi Luaran Penanggungjawab* Periode Waktu
Indikator Kinerja B6. Kerjasama
lintas-nasional (trans-national) dan lintas-batas negara
(transboundary) antar CB.
B.6.1. Membuat dan implementasi program
“kembar” (twinning) CB-CB dari berbagai negara.
Terbentuknya program “twinning”
antar CB.
Anggota Negara, Pemerintah Nasional, CB, dan Komite Nasional MAB.
Sampai dengan akhir 2018.
Jumlah ikatan yang terbentuk.
B.6.2. Merancang dan mengimplementasikan CB lintas-batas negara (TBRs).
Dirancangnya dan diimplementasikan- nya CB lintas-batas negara (TBRs).
Anggota Negara, Pemerintah Nasional, CB, dan Komite Nasional MAB.
Sampai dengan akhir 2020.
Jumlah CB lintas-batas negara (TBRs).
B7. Adanya jaringan para peneliti /pakar (knowledge holder) lintas- bidang yang aktif dan terbuka, serta memiliki visi dan misi yang serupa dengan MAB.
B.7.1. Membentuk jaringan internasional yang terdiri dari para peneliti/pakar yang bekerja di- dan dengan CB, yang menggandeng jaringan internasional peneliti/pakar yang lain.
Terbentuknya jaringan
internasional yang terdiri dari para peneliti/pakar yang bekerja di- dan dengan CB.
Peneliti/pakar dalam Komite Nasional MAB, Jaringan regional dan tematik.
Peneliti lainnya yang bekerja di- dan dengan CB.
Sampai dengan akhir 2017.
Jumlah dan profil dari jaringan. Tautan formal antara jaringan dan peneliti/pakar nasional dan internasional lainnya.
B.7.2.
Mengembangkan kerjasama penelitian dan agenda
pertukaran ilmu untuk jaringan internasional.
Dikembangkannya kerjasama
penelitan dan agenda pertukaran ilmu.
Peneliti dalam Komite Nasional MAB, CB, jaringan regional dan tematik.
Sampai dengan akhir 2019.
Kualitas dan si dari agenda kerjasama penelitian.
Jumlah dan aktivitas yang dilaksanakan oleh jaringan.
Capaian Aksi Luaran Penanggung- jawab*
Periode Waktu
Indikator Kinerja
Bidang Aksi Strategis C. Kemitraan eksternal yang efektif, dan pendanaan bagi Program MAB dan Jaringan Cagar Biosfer Dunia (WNBR) yang cukup dan berkelanjutan.
C1. Sumber daya yang memadai bagi Program MAB dan WNBR.
C.1.1. Menyiapkan rencana bisnis dan pemasaran untuk dipromosikan oleh ICC.
Dipresentasikannya rancangan/draft rencana bisnis dan pemasaran kepada ICC untuk
kemudian diadopsi.
Sekretariat MAB. Sebelu m MAB ICC tahun 2018.
Rencana dipromosikan oleh ICC.
C.1.2.
Implementasi rencana bisnis dan pemasaran.
Diimplementasikan nya rencana bisnis dan pemasaran.
Seluruh pemangku kebijakan MAB.
Mulai 2018.
Mobilisasi sumber pendanaan.
C2.
Diakuinya Program MAB sebagai mitra utama dalam UNESCO dan pada
organisasi dan konvensi internasional lainnya yang terkait.
C.2.1. Membuat dan merealisasikan kesempatan untuk kolaborasi dan kerjasama dalam UNESCO.
Kemitraan antara MAB dan program UNESCO lainnya beserta
didirikannya, dijaganya dan/atau dikuatkannya badan-badan terkait. Program MAB dan CB dirujuk dalam dokumen UNESCO C/4 dan C/5.
Sekretariat MAB, Jaringan dan Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO.
2016- 2025.
Jumlah kerjasama dan kemitraan dalam UNESCO.
C.2.2. Membuat kesempatan untuk kerjasama dan kemitraan dengan program
internasional dan konvensi
international lainnya yang terkait.
Dikembangkan-nya dan
didiskusikannya proposal kerjasama dan kemitraan bersama dengan program-program dan konvensi- konvensi internasional.
Sekretariat MAB, jaringan dan Komite Nasional MAB, dan Komite Nasional untuk UNESCO.
Sampai dengan akhir 2017.
Jumlah kerjasama dan kemitraan dengan program internasional.
Capaian Aksi Luaran Penanggung-
jawab*
Periode Waktu
Indikator Kinerja C3.
Diperoleh- nya
pendapatan oleh CB dan
C.3.1. Dukungan terhadap pengembangan kapasitas dalam memperoleh
Pengorganisasian aktivitas
pengembangan kapasitas untuk memperoleh
Sekretariat MAB, jaringan regional, Badan-badan nasional.
2016- 2025.
Jumlah kegiatan yang
diorganisasi.
Jumlah partisipan.
jaringan regional.
pendapatan. pendapatan.
C.3.2.
Mempromosikan kemitraan untuk menggali pendanaan dari badan-badan eksternal, dengan tujuan yang terkait dengan Program MAB.
Terbentuknya kemitraan dan termobilisasinya pendanaan untuk proyek yang menargetkan aplikasi kebijakan atau program eksternal di CB.
CB, kelompok CB, Komite Nasional MAB, Jaringan Regional.
2016- 2025.
Jumlah CB dan jaringan regional yang memiliki aktivitas yang didanai melalui kemitraan.
C4.
Diakuinya Program MAB sebagai mitra utama oleh sektor swasta.
C.4.1.
Mengembangkan panduan dalam kemitraan bersama sektor swasta untuk komite nasional dan CB.
Dikembangkannya panduan
operasional.
Sekretariat MAB, Komite Nasional MAB.
Sebelu m MAB ICC tahun 2018.
Adopsi panduan oleh ICC pada tahun 2018.
C.4.2. Membuat kesempatan untuk kolaborasi dan kemitraan dengan sektor swasta, yang bersifat terbuka, dapat
dipertanggung- jawabkan, dan berkelanjutan.
Dibentuknya, dijaganya dan/atau diperkuatnya kemitraan dengan sektor swasta.
Selutuh pemangku kebijakan MAB.
2018- 2025.
Jumlah
kolaborasi dan kemitraan dengan sektor swasta.
Capaian Aksi Luaran Penanggung-
jawab*
Periode Waktu
Indikator Kinerja C5.
Diakuinya bahwa Program MAB telah berkontribu- si dalam tercapainya program pendanaan nasional dan
C.5.1. Membuat kesempatan untuk proyek dan aktivitas yang didanai oleh badan-badan nasional dan regional.
Disiapkannya proposal proyek yang mentargetkan pendanaan badan- badan nasional dan regional yang sesuai dengan tujuan bersama.
Angota Negara, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO, dan CB.
2016- 2025.
Jumlah proyek yang didanai oleh
badan/mekanis me nasional dan regional.
regional.
C6.
Kontribusi pengusaha dan wirausaha sosial terhadap aktivitas CB.
C.6.1. Memberikan panduan dan pelatihan untuk pengusaha dan wirausaha sosial dalam
keterlibatannya dengan CB.
Diberikannya panduan dan pelatihan kepada pengusaha dan wirausaha sosial.
Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO,
Sekretariat MAB, badan-badan nasional, Sektor bisnis, perguruan tinggi, dan institusi penelitian.
2016- 2025.
Jumlah negara yang
memberikan panduan.
Jumlah pengusaha/
wirausahawan yang dihubungi.
C.6.2. Membuat kesempatan bagi pengusaha dan wirausaha sosial di dalam CB,
termasuk untuk pelatihan,
pemberian insentif dan pengadaan barang publik.
Pengusaha dan wirausaha sosial diberikan ide, kemitraan dan mekanisme untuk terlibat dengan CB.
CB, wirausaha sosial, pengusaha dan akademisi.
2016- 2025.
Jumlah bisnis dan wirausaha yang terlibat dengan CB.
Jumlah mekanisme yang dibentuk untuk
menghubungka n pengusaha kepada CB.
Kurangnya proposi pendanaan publik di dalam anggaran CB.
Capaian Aksi Luaran Penanggung-
jawab*
Periode Waktu
Indikator Kinerja C7.
Pengakuan CB dalam tingkat nasional dan internasional
C.7.1.
Melaksanakan analisa dalam penguatan brand global CB, dan membentuk hal tersebut sesuai dengan panduan nasional.
Dibentuknya brand global CB dengan panduan nasional yang terkait.
Sekretariat MAB, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO.
Sampai dengan akhir 2018.
Peluncuran secara resmi mengenai brand dan panduan.
C.7.2. Penggunaan brand dalam produk dan jasa sesuai dengan
Brand CB
digunakan dalam pemasaraan produk dan jasa,
CB, Sekretariat MAB, Pemerintah Nasional, Komite Nasional MAB,
2019- 2025.
Jumlah produk dan jasa yang menggunakan brand CB.
panduan nasional. sesuai dengan panduan nasional.
sektor bisnis, wirausaha sosial.
C8.
Penguatan sinergi antar CB.
C.8.1. Mendorong kerjasama promosi dan pemasaran priduk dan jasa CB yang dilakukan tidak terbatas hanya pada CB saja.
Pertukaran informasi mengenai
ketersedian produk dan jasa antar CB, dan implementasi skema kerjasama.
Pemerintah Nasiona, CB, dan sektor bisnis.
2016- 2025.
Jumlah skema pemasaran yang dibentuk.
Jumlah produk dan jasa yang terdapat dalam kerangka skema yang dibentuk.
Bidang Aksi Strategis D. Komunikasi dan berbagi informasi dan data secara komprehensif, modern dan terbuka.
D1.
Ketersediaan dokumen, data, informasi dan materi lainnya mengenai MAB.
D.1.1.
Mengimplementasi kan kebijakan akses terbuka (open access) yang diadopsi oleh ICC pada tahun 2014.
Dibentuknya akses yang terbuka terhadap dokumen, data, informasi dan material lainnya mengenai MAB.
Sekretariat MAB, Jaringan, Anggota Negara,
Pemerintah Nasional, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO, dan CB.
Sampai dengan akhir 2016.
Ketersediaan secara online untuk seluruh dokumen, data dan material lainnya. Jumlah negara yang mengimplement asikan kebijakan akses terbuka.
Capaian Aksi Luaran Penanggung-
jawab*
Periode Waktu
Indikator Kinerja D2.
Peningkatan kesadaran dari seluruh aspek Program MAB.
D.2.1. Membuat strategi dan rencana aksi komunikasi.
Dibuatnya strategi dan rencana aksi komunikasi.
Sekretariat MAB, Pemerintah Nasional dan Provinsi/Daerah, Komite Nasional MAB.
Sampai dengan akhir 2018.
Promosi strategi dan rencana aksi komunikasi oleh ICC.
D.2.2.
Implementasi rencana aksi komunikasi.
Diimplementasikan nya komunikasi dan rencana aksi.
Sekretariat MAB, Pemerintah Nasional, Komite Nasional MAB, CB dan jaringan regional.
2019- 2025.
Menonjolnya MAB, yang diukur dari:
Jumlah pengunjung website CB, Jumlah pengunduhan dokumen MAB dan dokumen lainnya yang
terkait. Jumlah referensi terkait MAB dalam media
internasional.
D.2.3.
Implementasi publikasi program secara
terkoordinasi untuk memfasilitasi proses berbagi data dan pengetahuan.
Diimplementasikan nya publikasi program secara terkoordinasi.
Sekretariat MAB. 2016- 2025.
Jumlah publikasi yang dihasilkan.
D.2.4.
Implementasi website MAB (MABNet) secara efektif.
Dibentuknya dan beroperasinya MABNet sebagai pusat komunikasi, data dan informasi mengenai MAB, yang memiliki kebijakan data yang jelas.
Sekretariat MAB. 2016- 2025.
Pembaharuan secara periodik dan kontinyu mengenai konten MABNet. Jumlah pengunjung MABNet. Jumlah dokumen terkait MAB yang diunduh.
Capaian Aksi Luaran Penanggung-
jawab*
Periode Waktu
Indikator Kinerja D3.
Keterlibatan dan
jangkauan yang lebih luas.
D.3.1. Penggunaan media sosial dan metode informasi dan teknologi baru lainnya.
Tersedianya dan beroperasinya media sosial dan teknologi informasi dan komunikasi yang baru.
Pemerintah nasional, seluruh pemangku kebijakan MAB.
2016- 2025.
Jumlah pemangku kebijakan MAB yang
menggunakan media sosial dan teknologi lainnya.
Jumlah rata-rata posting, blog, dokumen dan aktivitas lainnya.
Bidang Aksi Strategis E. Pengelolaan Program MAB dan Jaringan Cagar Biosfer Dunia (WNBR) yang efektif.
E1.
Dukungan yang kuat bagi
E.1.1. Memastikan partisipasi yang aktif dari
setidaknya seorang
Sesi ICC yang demokratis dan efektif.
Anggota negara, Pemerintahan nasional, Komite Nasional MAB,
2016- 2025.
Jumlah Anggota Negara yang hadir dalam setiap ICC.
implementas i program MAB dari pemerintah Anggota Negara.
perwakilan masing- masing Anggota Negara ICC dalam setiap sesi MAB ICC.
Komite Nasional untuk UNESCO.
E.1.2. Memberikan dukungan dan sumberdaya dari institusi untuk memastikan masing-masing komite MAB dan jaringan nasional CB dapat
melaksanakan misinya.
Tersedianya sumber daya bagi Komite Nasional MAB dan jaringan CB nasional untuk dapat menjalankan fungsinya.
Anggota negara, Pemerintahan Nasionak, Komite Nasional untuk UNESCO.
2016- 2025.
Jumlah Komite MAB dan jaringan CB nasional dengan pendanaan yang memadai.
E2. Adanya keanggotaan lintas-bidang dalam Komite Nasional MAB.
E.2.1. Memastikan bahwa setiap Komite Nasional MAB memiliki komposisi lintas- bidang yang representatif.
Komite Nasional MAB yang terdiri dari keanggotaan yang seimbang dan merefleksikan sifat MAB yang lintas- bidang, serta memastikan partisipasi CB.
Komite Nasional MAB, Anggota Negara, Pemerintahan Nasional, Komite Nasional untuk UNESCO.
2016- 2025.
Jumlah sektor, badan dan bidang dalam masing-masing komite MAB.
Capaian Aksi Luaran Penanggung-
jawab*
Periode Waktu
Indikator Kinerja E3.
Pelaporan kemajuan secara teratur oleh anggota negara, serta pemantauan rencana aksi.
E.3.1.
Pengumpulan laporan setiap dua tahun sekali kepada ICC, yang meliputi progres yang dilakukan oleh masing- masing anggota negara, dengan menggunakan format pelaporan sesuai dengan yang disediakan oleh sekretariat MAB.
Dikumpulkannya laporan setiap dua tahun sekali
kepada ICC, dengan menggunakan format yang didasari oleh indikator kinerja yang disediakan oleh sekretariat MAB. Dibuatnya laporan
pemantauan oleh sekretariat MAB berdasarkan laporan nasional.
Anggota Negara, Pemerintahan Nasional, Komite Nasional MAB, Komite Nasional untuk UNESCO, Sekretariat MAB.
2016- 2025.
Jumlah negara anggota yang mengumpulakan laporan nasional.
Tersedianya laporan per 2 tahun dan laporan pemantauan dalam MABNet.
E.3.2. Evaluasi Evaluasi tengah- Sekretariat MAB, 2020. Tersedianya
tengah-termin mengenai
implementasi dari rencana aksi.
termin dievaluasi dan didiskusikan diantara pemangku kebijakan MAB, dengan tujuan memberikan dasar bagi implementasi pada tengah- termin berikutnya.
dengan berkonsultasi kepada UNESCO IOS.
laporan evaluasi tengah-termin.
Laporan evaluasi dipresentasikan dan didiskusikan dalam ICC.
E4.
Berfungsinya jaringan regional dan tematik secara efektif.
E.4.1.
Mengembangkan rencana berisikan mekanisme penilaian kinerja dan periode waktu untuk setiap jaringan regional dan tematik.
Dikembangkannya rencana berisikan tujuan dan mekanisme penilaian kinerja oleh jaringan regional dan tematik.
Jaringan regional dan tematik.
Sampai dengan akhir 2017.
Jumlah jaringan dengan rencana yang memadai.
E.4.2.
Mengumpulkan laporan kepada ICC mengenai kinerja jaringan regional dan tematik.
Dikumpulkannya laporan kinerja tahunan oleh jaringan regional dan tematik kepada ICC.
Jaringan regional dan tematik.
2017- 2025.
Proporsi jaringan yang
mengumpulkan laporan kinerja.
Proporsi laporan tahunan jaringan regional dan tematik yang tersedia di MABNet.