• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2.a.10. Aksi Nyata 2.2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2.2.a.10. Aksi Nyata 2.2"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

2.2.a.10. Aksi Nyata 2.2

RENCANA PELAKSANAAN PELAJARAN

(RPP) Berdifferensiasi dengan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) dan Penerapan Sosial Emosional (PSE)

Mata Pelajaran : IPA

Materi Pokok :

Keberlangsungan Kehidupan dan

Teknologi Ramah Lingkungan

Kelas / Smt : IX / Genap

NAMA : ANITA NUR SHOLEKHA, S.Pd.

NIP : 198008072014092003 UNIT KERJA : SMP N 2 TEGOWANU

SUREL : [email protected]

(2)

Identitas Sekolah : SMP Negeri 2 Tegowanu Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Materi Pokok : Keberlangsungan Kehidupan dan Teknologi Ramah Lingkungan Kelas / Semester : IX / Genap

Alokasi Waktu : 55 menut

A. KOMPETENSI DASAR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN Kompetensi Dasar

3.10 Menganalisis proses dan produk teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjuran kehidupan

4.10 Menyajikan karya tentang proses produk teknologi sederhana yang ramah lingkungan Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan serangkaian kegiatan,

1. Peserta didik dapat menganalisis proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan dengan tepat dan benar

2. Peserta didik dapat menganalisis produk teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan dengan tepat dan benar

3. Peserta didik dapat menyajikan karya tentang proses produk teknologi sederhana yang ramah lingkungan dengan tepat dan benar

Kegiatan Pembelajaran Luring Pendahuluan - 10 menit

1. Guru dan peserta didik memulai pembelajaran dengan melakukan doa sebelum belajar 2. Guru mengabsent kehadiran peserta didik

3. Guru memeriksa kesiapan peserta didik untuk pembelajaran

4. Guru menyiapkan peserta didik untuk pembelajaran dengan teknik STOP, yaitu meminta peserta didik duduk membentuk lingkaran besar, kemudian meminta peserta didik menghentikan semua aktivitasnya (Stop) sambil memejamkan mata, kemudian meminta peserta didik untuk menarik nafas dalam sambil mengatakan kepada peserta didik untuk merasakan hangatnya udara yang masuk, selanjutnya mengamati apa yang dirasakan di dalam tubuh (observi),dan terakhir melanjutkan kembali aktivitas dengan perasaan tenang dan sikap yang positif (proceed)

Guru mengetakan kepada peserta didik bahwa langkah STOP merupakan pengelolaan stress dan emosi dengan kesadaran penuh (mindfulness) yang dapat mendatanngkan kebahagiaan dan kesejahteraan

5. Refleksi singkat dengan menanyakan materi sebelumnya yaitu : Apa yang kalian pahami tentang bagaimana cara mengolah tanah supaya subur?

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

(3)

Kegiatan Inti – 35 menit

6. Peserta didik membaca melalui buku modul pengayaan/ buku paket yang dimiliki oleh peserta didik yang telah dibagikan (literasi) mengenai materi

7. Guru menjelaskan tentang proses dan produk ramah lingkungan untuk keberlangsungan kehidupan dengan PPT melalui LCD

8. Peserta didik mengamati video mengenai ketersediaan energi fosil di Indonesia yang diberikan oleh guru melalui LCD dengan link youtube atau literasi berita tentang kelangkaan bahan fosil

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=mFGTcsmvaZA

(Guru mengatakan bahwa dengan melihat video kerusakan lingkungan tersebut, diharapkan meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan)

Ancaman Nyata Kelangkaan Energi Fosil

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Presiden Joko Widodo menyaksikan pengisian bahan bakar dengan menggunakan biodiesel 30 persen (B30) dalam peresmian implementasi energi baru terbarukan B30 di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Desember 2019.

Berdasarkan Outlook Energi Indonesia 2017, BPPT, jika tidak ada penemuan ladang baru untuk komoditas minyak dan gas bumi, cadangan dua jenis energi ini akan menipis dalam waktu dekat. Pada 2030, diperkirakan Indonesia akan mengimpor minyak secara neto sekitar 540 juta barel per tahun atau 1,5 juta barel per hari.

Indonesia juga akan mengalami penurunan produksi gas dan diprediksi menjadi importir gas sepenuhnya pada 2025. Komoditas batubara yang diperkirakan masih akan bertahan hingga lebih dari 60 tahun pun terindikasi akan berkurang cepat seiring perkembangan Indonesia.

Produksi batubara akan mencapai puncaknya pada 2034 dan selanjutnya mengalami penurunan produksi.

Pada 2049, diperkirakan ekspor batubara Indonesia terhenti.Indonesia juga akan mengalami penurunan produksi gas dan diprediksi menjadi importir gas sepenuhnya pada 2025.

Kondisi tersebut sangat membahayakan ketahanan energi Indonesia. Salah satu alasannya, tingkat ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil sangat besar. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2016, kebutuhan energi Indonesia mencapai 794 juta setara barel minyak bumi dan 75 persen di antaranya bersumber dari energi fosil.

Wujud konsumsinya berupa bahan bakar minyak, gas (gas pipa dan elpiji), serta batubara. Sebanyak 25 persen energi sisanya dipasok oleh energi terbarukan, seperti biomassa, bahan bakar nabati, dan listrik.

(4)

Namun, energi terbarukan ini sejatinya masih sangat minim, terutama energi listrik yang merupakan bentuk energi terbesar dalam kelompok energi baru terbarukan.

gi terbarukan di Indonesia masih sekitar 9 persen. Mayoritas masih bersumber dari sumber energi fosil dengan proporsi minyak bumi 32 persen, gas 28 persen, dan batubara 32 persen. Menemukan ladang-ladang minyak dan gas baru mungkin dapat diupayakan guna memenuhi permintaan dalam negeri. Namun, langkah ini tak mudah dan berbiaya mahal.

Di sisi lainnya, negeri ini sejatinya memiliki sumber daya alam yang berpotensi menghasilkan energi yang tak pernah habis. Energi baru terbarukan bersumber dari alam dan tumbuhan.

Energi baru dari alam antara lain tenaga angin (bayu), matahari, tenaga air, gelombang laut, dan panas bumi.

Energi yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan terdiri dari bahan bakar nabati yang diolah menjadi bioetanol sebagai pengganti bensin dan biodiesel sebagai pengganti solar.

https://www.kompas.id/baca/riset/2020/08/01/ancaman-nyata-kelangkaan-energi-fosil 9. Peserta didik menganalisis proses dan produk teknologi ramah lingkungan untuk

keberlanjutan kehidupan dari permasalahan yang dilihat dari video

10. Guru membagi murid menjadi 6 kelompok kerja dengan mengelompokkan murid berdasarkan pemetaan kebutuhan. murid yang perlu mendapatkan lebih banyak bantuan berada dalam satu kelompok. Kelompok ini akan berdiskusi dengan difasilitasi oleh guru.

11. Guru bersama dengan murid membuat kesepakatan peraturan diskusi (Dengan kesepakatan bersama, siswa dapat terlatih menghargai perbedaan pendapat)

12. Peserta didik bersama dengan guru melakukan diskusi penerapan teknologi ramah lingkungan yang dapat diaplikasikan di lingkungan (Collecting information and Problem solving)

13. Peserta didik dibagikan LKPD untuk memandu diskusi dan studi literasi.

14. Peserta didik saling bekerja sama melakukan diskusi dengan dipandu oleh guru (communication)

15. Guru memberikan pertanyaan pemandu :

- Analisislah tentang proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan !

- Analisislah tentang produk yang ramah lingkungan yang bermanfaat untuk keberlanjutan kehidupan berdasarkan permasalahan yang ada di dalam video ? 16. Peserta didik dan guru membuat kesimpulan tentang penerapan teknologi ramah

lingkungan (collaboration)

17. Peserta didik mencatat point-point penting dari pengamatan video, hasil literasi pada handout dan diskusi yang telah dilakukan.

18. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas, masing-masing anggota kelompok mendapat tugas sendiri-sendiri, ada moderator, presenter, penjawab, penanya dan notulen.

19. Peserta didik akan bekerja mandiri untuk menyelesaikan soal-soal tentang proses dan produk ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan.

PENUTUP - 10 menit

Sebagai penutup pembelajaran, guru meminta murid melakukan refleksi, yaitu :

1. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang dirsakan saat pembelajaran hari ini?

(boleh dengan emo gambar perasaan)

2. Guru menanyakan kepada peserta didik,” berdasarkan apa yang telah kalian pelajari, hal baru apakah yang sudah kalian dapatkan?”

(5)

3. Guru menanyakan kepada peserta didik upaya apa yang dapat dilakukan murid untuk lebih memahami materi tersebut

4. Tantangan apa yang kalian temui saat belajar materi ini?

5. Apa yang akan kalian lakukan agar hasil belajarmu lebih memuaskan di masa mendatang?

6. Guru mengingatkan kegiatan selanjutnya yaitu tentang teknologi tidak ramah lingkungan.

7. Guru meminta peserta didik mengembalikan meja dan kursi pada tempat semula 8. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah dan

memberi salam penutup Penilaian

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Guru mengamati sikap peserta didik dalam hal:

 Religius (Berdoa bersama sebelum pembelajaran, disiplin waktu )

 Gotong royong (bekerja sama dengan cara aktif berdiskusi selama pembelajaran berlangsung).

 Kritis (bertanggung jawab dalam menyelesaikan dan melaporkan hasil

pembelajaran)

Peserta didik dapat

menganalisis tentang proses dan produk ramah lingkungan untuk keberlangsungan kehidupan

Peserta didik secara berkelompok menyajikan karya tentang proses produk teknologi sederhana yang ramah lingkungan (bebas, boleh berupa artikel, video ataupun produk ramah lingkungan dan lain-lain sesuai bakat dan minta peserta didik)

Tegowanu, Maret 2022 Mengetahui

Kepala SMP N 2 Tegowanu Guru Mata Pelajaran

Mukhaelani, S.Pd.,M . Pd.I Anita Nur Sholekha, S.Pd NIP. 19650519 199802 1 002 NIP 198008072014092003

(6)

Lampiran

PENILAIAN A. Penilaian Sikap

Nama :

Kelas :

Mata Pelajaran : Hari/Tanggal :

No. Aspek

Penilaian

Skor Kurang

(1)

Cukup (2)

Baik (3)

Amat Baik (4) 1 Religius (Berdoa sebelum

melaksanakan pekerjaan) 2 Kritis (Kecermatan dan ketelitian

dalam mengerjakan tugas)

3 Gotong royong (aktif tanggung jawab dalam brdiskusi kelompok)

Jumlah Skor Skor Maksimal B. Penilaian Pengetahuan

 Kisi-kisi tes tertulis No

Soa l

Indikator Kelas

/ Smt Materi Soal Bentuk

Tes

Bentang Skor

1.

Disajikan berita tentang kelangkaan bahan bakar fosil di Indonesia, peserta didik dapat menganalisis proses teknologi ramah lingkungan untuk

kebrlangsungan kehidupan

IX/2

Keberlangsung an Kehidupan dan Teknologi

Ramah

Bacalah berita tentang kelangkaan bahan bakar fosil di Indonesia tersebut

!. Analisislah teknologi ramah lingkungan apa yang dapat digunakan.

Jelaskan prosesnya !

Uraian 0 – 50

2

Disajikan berita tentang kelangkaan bahan bakar fosil di Indonesia, peserta didik dapat menganalisis produk teknologi ramah lingkungan untuk keberlangsungan kehidupan

IX/2

Keberlangsung an Kehidupan dan Teknologi

Ramah

Bacalah berita tentang kelangkaan bahan bakar fosil di Indonesia tersebut

!. Analisislah apa produk teknologi ramah lingkungan apa yang dapat digunakan.

Uraian 0 – 50

Jumlah Skor 100

a. Instrumen Penilaian Pengetahuan Teknik Penilaian : Tes tertulis Indikator Esansial:

3.10.1 menganalisis proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan 3.10.2 menganalisis produk teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan INSTRUMEN PENILAIAN

(7)

Nama/kelompok: ...

Kelas : IX ...

No. Absen : ... Hari, tanggal : ………..

Baca dan pahamilah berita berikut ini atau lihtlah video dengan alamat : https://www.youtube.com/watch?v=mFGTcsmvaZA !

Ancaman Nyata Kelangkaan Energi Fosil

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Presiden Joko Widodo menyaksikan pengisian bahan bakar dengan menggunakan biodiesel 30 persen (B30) dalam peresmian implementasi energi baru terbarukan B30 di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, Desember 2019.

Berdasarkan Outlook Energi Indonesia 2017, BPPT, jika tidak ada penemuan ladang baru untuk komoditas minyak dan gas bumi, cadangan dua jenis energi ini akan menipis dalam waktu dekat. Pada 2030, diperkirakan Indonesia akan mengimpor minyak secara neto sekitar 540 juta barel per tahun atau 1,5 juta barel per hari.

Indonesia juga akan mengalami penurunan produksi gas dan diprediksi menjadi importir gas sepenuhnya pada 2025. Komoditas batubara yang diperkirakan masih akan bertahan hingga lebih dari 60 tahun pun terindikasi akan berkurang cepat seiring perkembangan Indonesia.

Produksi batubara akan mencapai puncaknya pada 2034 dan selanjutnya mengalami penurunan produksi.

Pada 2049, diperkirakan ekspor batubara Indonesia terhenti.Indonesia juga akan mengalami penurunan produksi gas dan diprediksi menjadi importir gas sepenuhnya pada 2025.

Kondisi tersebut sangat membahayakan ketahanan energi Indonesia. Salah satu alasannya, tingkat ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil sangat besar. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2016, kebutuhan energi Indonesia mencapai 794 juta setara barel minyak bumi dan 75 persen di antaranya bersumber dari energi fosil.

Wujud konsumsinya berupa bahan bakar minyak, gas (gas pipa dan elpiji), serta batubara. Sebanyak 25 persen energi sisanya dipasok oleh energi terbarukan, seperti biomassa, bahan bakar nabati, dan listrik.

Namun, energi terbarukan ini sejatinya masih sangat minim, terutama energi listrik yang merupakan bentuk energi terbesar dalam kelompok energi baru terbarukan.

Menjawab tantangan

Mau tak mau, negara harus segera menjawab tantangan ancaman kelangkaan energi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemerintah merencanakan bauran energi baru dan terbarukan di Indonesia tahun 2025 paling sedikit 23 persen dan pada 2050 sebesar 31 persen.

Target itu tidah mudah diraih karena saat ini pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih sekitar 9 persen. Mayoritas masih bersumber dari sumber energi fosil dengan proporsi minyak bumi 32 persen, gas 28 persen, dan batubara 32 persen. Menemukan ladang-ladang minyak dan gas baru mungkin dapat diupayakan guna memenuhi permintaan dalam negeri. Namun, langkah ini tak mudah dan berbiaya mahal.

Di sisi lainnya, negeri ini sejatinya memiliki sumber daya alam yang berpotensi menghasilkan energi yang tak pernah habis. Energi baru terbarukan bersumber dari alam dan tumbuhan.

Energi baru dari alam antara lain tenaga angin (bayu), matahari, tenaga air, gelombang laut, dan panas bumi. Energi yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan terdiri dari bahan bakar nabati yang diolah menjadi bioetanol sebagai pengganti bensin dan biodiesel sebagai pengganti solar.

https://www.kompas.id/baca/riset/2020/08/01/ancaman-nyata-kelangkaan-energi-fosil

(8)

Cadangan Minyak Indonesia Akan Habis dalam Waktu 9,5 Tahun, jika...

Kompas.com - 19/01/2021, 13:40 WIB

Jakarta, Rabu (15/7/2020 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebutkan, cadangan minyak bumi akan habis dalam kurun waktu 9,5 tahun lagi. Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI Arifin melaporkan, cadangan minyak bumi nasional saat ini sebesar 4,17 miliar barrel, dengan cadangan yang sudah terbukti keberadaanya sebesar 2,44 miliar barrel. “Umur cadangan minyak bumi diperkirakan akan habis sekitar 9,5 tahun,” katanya, Selasa (19/1/2021). Baca juga: Pertamina Heran Minyak Tanah di Papua dan Maluku Selalu Langka Setiap Awal Tahun Sementara itu, untuk gas bumi saat ini cadangannya mencapai 62,4 triliun kaki kubik, dengan cadangan yang sudah terbukti sebesar 43,6 triliun kaki kubik. “Gas bumi akan habis 19,5 tahun,” ujar Arifin. Menurut dia, kedua hal tersebut akan terjadi apabila stake holders terkait tidak berhasil menemukan cadangan baru. “Dan tingkat produksi minyak bumi pada level 700.000 barrel oil per day dan gas sebesar 6 bscfd,” katanya. Sebagai informasi, pada tahun ini pemerintah menargetkan lifting minyak sebesar 705.000 barrel per hari dan gas sebesar 5.638 MMSCFD. Baca juga: SKK Migas Tancap Gas Kejar Target Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari di 2030 Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram

"Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

baca: https://money.kompas.com/read/2021/01/19/134000826/cadangan-minyak-indonesia-akan- habis-dalam-waktu-95-tahun-jika.

SOAL :

Setelah membaca dan memahami berita tersebut, jawablah soal berikut!

1. Analisislah teknologi ramah lingkungan apa yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis bahan bakar fosil/minyak bumi di Indonesai! Jelaskan !

2. Analisislah produk teknologi ramah lingkungan apa yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis bahan bakar fosil/minyak bumi di indonesia !

Diskusikan bersama kelompok kalian, kemudian presentasikan ke depan kelas. (boleh dengan gambar ataupun tulisan)

(9)

 KUNCI

1. Teknologi ramah lingkungan merupakan bentuk aplikasi teknologi dengan tujuan memberi kemudahan bagi aktivitas dan pemenuhan kebutuhan manusia dengan memperhatikan prinsip- prinsip pelestarian lingkungan. Beberapa prinsip teknologi ini di antaranya adalah tidak menghasilkan limbah yang berbahaya serta menggunakan energi yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui. Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam berita tersebut, terjadi krisi energi yang berasal dari foril. Teknologi ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis bahan bakar fosil di Indonesai dapat teratasi dengan menggali sumber energi baru yang ramah lingkungan.

2. Produk teknologi ramah lingkungan yang dapat mengtasi krisis bahan bakar fosil di Indonesia diantaranya :

a. Biogas

Kotoran hewan dikenal bisa menghasilkan energi biogas yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Biogas ini merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas fermentasi dari bahan-bahan organik yang tidak hanya berupa kotoran hewan, tetapi juga kotoran manusia dan limbah domestik. Karbon dioksida dan metana merupakan kandungan utama biogas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik. Biogas ini mampu menghasilkan bahan bakar sekaligus bisa mengurangi limbah buangan.

b. Biofuel

Biofuel, secara umum adalah bahan bakar dari biomassa (materi yang berasal dari tumbuhan dan hewan). Ada dua jenis biofuel yaitu dalam bentuk etanol dan biodiesel. Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang dapat dibuat dengan fermentasi karbohidrat atau reaksi kimia gas alam.

c. Sel Surya (Solar Cell)

Sel surya atau solar cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip efek Photovoltaic , yitu suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat medapatkan energi cahaya.

d. Pembangkit Listrik Tenaga Air (Hydropower)

Tenaga air atau hydropower menggunakan energi gerak dari aliran air untuk menghasilkan listrik. Cara yang paling umum untuk memanfaatkan hydropower ini yaitu dengan membangun bendungan untuk membentuk tempat penampungan air. Air yang dibendung dialirkan melalui suatu pipa besar dengan debit atau laju tertentu untuk memutar turbin yang akan menghasilkan listrik.

e. Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Air Laut dan Ombak (Ocean Power) Energi listrik dapat dihasilkan dari aliran air yang berasal dari pasang surut air laut dan ombak. Saat ini masih sedikit negara yang menerapkan teknologi ini.

Salah satu negara yang sudah menerapkan yaitu di kota La Rance, Prancis. Hal ini disebabkan pembangunan teknologi ini membutuhkan biaya yang sangat besar, alat mudah rusak akibat korosi oleh air laut dan badai, serta di dunia hanya sedikit daerah yang cocok untuk dibangun teknologi ini.

f. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (Wind Power)

Kita dapat menangkap bentuk tidak langsung dari energi matahari ini dengan turbin angin yang dapat mengubahnya menjadi energi listrik. Ada dua jenis

(10)

pembangkit listrik tenaga angin yang saat ini dikembangkan, yaitu: pembangkit listrik tenaga angin yang dibangun di daratan dan di daerah pantai. Pembangkit listrik tenaga angin yang dibangun di daratan harus terletak di daerah yang jauh dan sedikit populasi penduduk. Meskipun pembangkit yang dibangun di pantai membutuhkan biaya yang lebih besar, tetapi pembangkit ini memiliki potensi yang besar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan pembangkit listrik jenis ini adalah keberadaan angin yang harus cukup besar dan stabil.

g. Geotermal

Energi geotermal merupakan panas yang tersimpan dalam tanah, lapisan dasar bumi, dan cairan dalam kerak bumi. Kita dapat menggunakan energi yang tersimpan ini untuk memanaskan dan mendinginkan bangunan serta menghasilkan listrik. Salah satu cara untuk mengambil energi geotermal ini dengan menggunakan sistem pompa panas geotermal "geothermal heat pump system”.

Sistem ini dapat memanaskan dan mendinginkan sebuah rumah dengan memanfaatkan perbedaan temperatur. Kita juga dapat mengambil energi dari lapisan bumi yang lebih dalam dengan sistem yang disebut hydrothermal reservoir.

h. Fuel Cell dan Hydrogen Power

Matahari menghasilkan energi yang menjaga keberlangsungan hidup di bumi melalui penggabungan inti (fusi) atom-atom hidrogen. Hidrogen merupakan unsur kimia paling sederhana dan paling banyak di alam semesta.

RUBRIK PENILAIAN

a. Menganalisis proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan

Unsur penilaian Skor

1. Analisis proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan lengkap tepat dan jelass

50 2. Analisis proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan

kurang lengkap tetapi tetap dan jelas

40 3. Analisis proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan

lengkap tetapi kurang tepat

30 4. Analisis proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan kurang

lengkap dan kurang tepat

10

5. Tidak menganalisis 0

b. Menganalisis produk teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan

Unsur penilaian Skor

1. Analisis proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan lengkap tepat dan jelass

50 2. Analisis proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan

kurang lengkap tetapi tetap dan jelas

40 3. Analisis proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan

lengkap tetapi kurang tepat

30

(11)

4. Analisis proses teknologi ramah lingkungan untuk keberlanjutan kehidupan kurang lengkap dan kurang tepat

10

5. Tidak menganalisis 0

Nilai : Skor a + b

Nilai maksimal : 100

C. Penilaian Keterampilan Indikator Esensial:

 . KISI_KISI : No

Soal Indikator Kelas /

Smt Materi Soal Bentuk

Tes

Bentang Skor

1.

Menyajikan karya tentang proses

produk teknologi sederhana yang ramah lingkungan

IX/2

Teknologi ramah lingkungan

Buatlah satu buah produk ramah lingkungan secara berkelompok !

praktik 100

Jumlah skor 100

 Instrument penilaian keterampilan

4.10 Menyajikan karya tentang proses produk teknologi sederhana yang ramah lingkungan

1.

JUDUL :

Membuat karya alat penjernihan air

(boleh menggunakan alat dari bahan bekas apa saja)

(12)

2. ALAT DAN BAHAN : Alat :

- botol bekas atau alat apa saja yang sejenis - Cutter / pisau / gunting

Bahan :

- Air lumpur / air apa saja yang ingin dijernihkan - Kerikil

- Sabut kelapa - Arang - Ijuk - spons 3,LANGKAH KERJA

- Susunlah bahan yang telah disiapkan seperti pada gambar berikut ini !

- Tuang perlahan-lahan air kotor ke dalam wadah - Tampung hassilnya

 RUBRIK PENILAIAN

Unsur penilaian Skor

1. Ketepatan waktu 25

2. Kelangkapan alat dan bahan 25

3. Ketepatan pembuatan alat ramah lingkungan 25

4. Kejernihan air 25

100

Nilai maksimal : 100

(13)

MATERI

A. Proses Teknologi Ramah Lingkungan

Teknologi ramah lingkungan merupakan bentuk aplikasi teknologi dengan tujuan memberi kemudahan bagi aktivitas dan pemenuhan kebutuhan manusia dengan memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan. Beberapa prinsip teknologi ini di antaranya adalah tidak menghasilkan limbah yang berbahaya serta menggunakan energi yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui.

B. Produk Teknologi Ramah Lingkungan 1. Di bidang energi

a. Biogas

Kotoran hewan dikenal bisa menghasilkan energi biogas yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Biogas ini merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas fermentasi dari bahan-bahan organik yang tidak hanya berupa kotoran hewan, tetapi juga kotoran manusia dan limbah domestik.

b. Biofuel

Biofuel, secara umum adalah bahan bakar dari biomassa (materi yang berasal dari tumbuhan dan hewan). Ada dua jenis biofuel yaitu dalam bentuk etanol dan biodiesel. Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang dapat dibuat dengan fermentasi karbohidrat atau reaksi kimia gas alam. Beberapa tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti jagung, sorgum, atau singkong biasanya digunakan untuk menghasilkan etanol. Sedangkan biodiesel merupakan bahan bakar alami yang biasanya diperoleh dari lemak nabati.

c. Sel Surya (Solar Cell)

Sel surya atau solar cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip efek Photovoltaic , yitu suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat medapatkan energi cahaya.

d. Pembangkit Listrik Tenaga Air (Hydropower)

Tenaga air atau hydropower menggunakan energi gerak dari aliran air untuk menghasilkan listrik. Cara yang paling umum untuk memanfaatkan hydropower ini yaitu dengan membangun bendungan untuk membentuk tempat penampungan air. Air yang dibendung dialirkan melalui suatu pipa besar dengan debit atau laju tertentu untuk memutar turbin yang akan menghasilkan listrik. Cara kerja pembangkit listrik tenaga air ini mengubah energi gerak dari turbin menjadi energi listrik yang dihasilkan melalui generator. Teknologi ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain; dapat menghasilkan energi yang besar, membutuhkan biaya yang sedikit, dan sedikit menghasilkan emisi CO2. Namun, teknologi hydropower ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain banyaknya tanah yang terganggu dan pengalihan tempat tinggal penduduk, menyumbang emisi metana (CH4) yang dilepaskan di udara akibat terurainya organisme yang mati dalam air, dan mengganggu ekosistem air di daerah muara.

e. Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Air Laut dan Ombak (Ocean Power) Energi listrik dapat dihasilkan dari aliran air yang berasal dari pasang surut air laut dan ombak. Saat ini masih sedikit negara yang menerapkan teknologi ini.

Salah satu negara yang sudah menerapkan yaitu di kota La Rance, Prancis. Hal ini disebabkan pembangunan teknologi ini membutuhkan biaya yang sangat besar,

(14)

alat mudah rusak akibat korosi oleh air laut dan badai, serta di dunia hanya sedikit daerah yang cocok untuk dibangun teknologi ini.

f. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (Wind Power)

Kita dapat menangkap bentuk tidak langsung dari energi matahari ini dengan turbin angin yang dapat mengubahnya menjadi energi listrik. Ada dua jenis pembangkit listrik tenaga angin yang saat ini dikembangkan, yaitu: pembangkit listrik tenaga angin yang dibangun di daratan dan di daerah pantai. Pembangkit listrik tenaga angin yang dibangun di daratan harus terletak di daerah yang jauh dan sedikit populasi penduduk. Meskipun pembangkit yang dibangun di pantai membutuhkan biaya yang lebih besar, tetapi pembangkit ini memiliki potensi yang besar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan pembangkit listrik jenis ini adalah keberadaan angin yang harus cukup besar dan stabil.

g. Geotermal

Energi geotermal merupakan panas yang tersimpan dalam tanah, lapisan dasar bumi, dan cairan dalam kerak bumi. Kita dapat menggunakan energi yang tersimpan ini untuk memanaskan dan mendinginkan bangunan serta menghasilkan listrik. Salah satu cara untuk mengambil energi geotermal ini dengan menggunakan sistem pompa panas geotermal "geothermal heat pump system”.

Sistem ini dapat memanaskan dan mendinginkan sebuah rumah dengan memanfaatkan perbedaan temperatur. Kita juga dapat mengambil energi dari lapisan bumi yang lebih dalam dengan sistem yang disebut hydrothermal reservoir.

h. Fuel Cell dan Hydrogen Power

Matahari menghasilkan energi yang menjaga keberlangsungan hidup di bumi melalui penggabungan inti (fusi) atom-atom hidrogen. Hidrogen merupakan unsur kimia paling sederhana dan paling banyak di alam semesta. Para ilmuwan menyatakan bahwa gas hidrogen (H2) akan menjadi bahan bakar di masa depan.

Agar hal itu dapat terwujud, ilmuwan saat ini fokus untuk mengembangkan sel bahan bakar “fuel cell” yang menggabungkan gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Reaksi antara gas H2 dengan O2menghasilkan energi panas yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai sumber listrik. Reaksi antara keduanya dapat dituliskan sebagai berikut: 2 H2 + O2 --> 2 H2O + energi.

2. Di bidang Transportasi a. Kendaraan hidrogen

Kendaraan hidrogen merupakan kendaraan yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar penggerak mesin. Di dalam mobil ini terdapat alat yang mampu mengubah enegi kimia dari hidrogen menjadi energi mekanik dengan cara membakar hidrogen dalam mesin pembakaran internal atau dengan mereaksikan hidrogen dengan oksigen dalam fell cell untuk menggerakan motor listrik. Beberapa contoh mobil berbahan bakar hidrogen adalah Chevrolet Equinox Fuell Cell, Honda FCX Clarity, Hyundai ix35 Fuell Cell, dan Mercedes Benz B- Class F-Cell

b. Mobil surya

Mobil surya merupakan mobil yang energi utamanya berasal dari sinar matahari.

Salah satu contoh mobil surya adalah bus surya. Bus ini menggunakan sinar matahari untuk memberikan energi pada alat-alat listrik dalam bus dan energi yang digunakan sebagai penggerak pada mesin bus. Bus surya yang saat ini ada merupakan kendaraan yang menggunakan baterai sebagai tempat penyimpanan listrik yang diperoleh dari cahaya matahari atau sumber yang lain. Salah satu contoh bus surya adalah Solar Battery-Charged

(15)

Bus buatan Australia. Pengenalan bus ini sebagai alat transportasi umum bertujuan untuk mengembangkan alat transportasi yang ramah lingkungan.

c. Mobil listrik

Mobil listrik merupakan mobil yang didorong oleh satu atau lebih motor listrik, menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai atau alat penyimpanan energi yang lain. Mobil listrik ini pertama kali dibuat pada tahun 1884 oleh seorang berkebangsaan Inggris, Thomas Parker. Keuntungan dari penggunaan mobil listrik ini antara lain mengurangi polusi udara, karena mobil ini tidak menghasilkan polutan dan mengurangi efek rumah kaca. Namun, penggunaan teknologi ini secara besar-besaran masih menjumpai beberapa hambatan, antara lain: masih tingginya biaya produksi, minimnya infrastruktur isi ulang bahan bakar listrik, dan masih takutnya pengemudi akan kehabisan listrik sebelum sampai di tujuan.

3. Di bidang lingkungan.

a. Biopori

Biopori dikenal dengan istilah Teknologi Lubang Resapan (TLR), merupakan teknik untuk membuat wilayah resapan air hujan. Teknik biopori memiliki prinsip yang sama dengan sumur resapan, namun teknik ini diterapkan dengan menyediakan area yang dibuat berlubang-lubang kecil (berpori) yang nantinya akan menyerap air hujan dan kemudian disalurkan ke dalam tempat penampungan air. Biopori sangat bermanfaat bagi pelestarian keseimbangan lingkungan. Selain dapat mencegah banjir di musim hujan, biopori juga dapat menjamin ketersediaan air pada musim kemarau.

b. Fitoremediasi

Fitoremediasi merupakan salah satu bentuk bioremediasi. Fitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa penyebab polusi) seperti logam berat, pestisida, minyak, dan zat lain yang mengotori tanah, air, atau udara dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Fitoremediasi baru berkembang pada awal tahun 1990, yaitu dimulai dari kesuksesan dalam memperbaiki daerah tercemar oleh zat radioaktif sesium (Cs), stronsium (Sr), dan uranium (U) di Chernobyl, Rusia dengan menggunakan tumbuhan bunga matahari.

c. Toilet Pengompos (Composting Toilet)

Composting toilet merupakan toilet kering yang menggunakan proses secara aerob untuk menghancurkan atau mendekomposisi feses yang dihasilkan manusia. Toilet pengompos dapat digunakan sebagai pengganti toilet air pada umumnya. Toilet ini biasanya ditambah dengan campuran serbuk gergaji, sabut kelapa, atau lumut tertentu untuk membantu proses aerob, menyerap air, dan mengurangi bau. Proses dekomposisi ini umumnya lebih cepat dari proses dekomposisi secara anaerob yang digunakan pada septic tank.

d. Teknologi Pemurnian Air (Water Purification)

Pemurnian air merupakan suatu proses penghilangan zat-zat kimia, kontaminan biologis, partikel-partikel padat, dan gas-gas dari air yang terkontaminasi atau kotor. Tujuan dari proses ini yaitu untuk menghasilkan air yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu.

Secara fisika pada proses pemurnian air ada proses penyaringan, sedimentasi/pengendapan, dan destilasi atau penyulingan.

e. Teknologi Osmosis Balik

Osmosis balik merupakan teknologi pemurnian air yang menggunakan prinsip kebalikan dengan prinsip osmosis. Osmosis balik menggunakan prinsip tekanan untuk mengatasi tekanan osmotik yang terjadi secara alami. Pada proses osmosis, pelarut (misalnya air) secara alami berpindah dari daerah yang memiliki konsentrasi zat terlarut (misalnya garam) rendah (encer) melalui suatu membran menuju daerah yang memiliki konsentrasi zat

(16)

terlarut tinggi (pekat). Pergerakan alami pelarut ini bertujuan untuk menyamakan konsentrasi zat terlarut pada kedua sisi bagian membran. Sebaliknya, pada osmosis balik, pelarut seperti air akan bergerak dari larutan yang pekat ke larutan yang encer. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya tekanan dari luar sehingga dapat membalik aliran alami.

4. Bidang Industri

Dalam bidang industri dikenal teknologi ramah lingkungan yang dikenal dengan Biopulping. Biopulping adalah teknologi yang terinspirasi dari pelapukan kayu dan sampah tanaman oleh mikroorganisme dan jamur. Para ahli telah mulai mengembangkan proses pelapukan kayu dengan menggunakan mikroorganisme yang mampu mengolah limbah kayu secara alami. Contoh mikroorganisme yang digunakan adalah jamur Phlebia subserialis dan Ceriporiopsis subvernispora.

(17)

Tabel 1. PEMBELAJARAN BERDIFFERENSIASI YANG ADA DALAM RPP

KONTEN PROSES PRODUK

- Memfasilitasi siswa dengan audio visual dan literasi

bergambar

- Membagi kelompok berdasarkan

kemampuan

menganalisis masalah

- Memberikan beberapa pilihan artikel kepada siswa untuk menganalisis masalah

- Memberikan beberapa pilihan siswa untuk menganalisis hasil diskusinya sesuai dengan bakatnya (gambar, artikel ataupun peta konsep)

Siswa membuat karya salah satu produk teknologi

sederhana ramah lingkungan.

Hasil dikirim boleh berupa foto atau video. Langkah kerja boleh sesuai dengan petunjuk yang telah guru berikan atau dari sumber referensi yang lainnya

Tabel 2. PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL YANG ADA DALAM RPP

KSE yang dikembangkan

Cara Penerapan

Bentuk Pembelajaran Sosial Emosional

Yang dilakukan guru

Hal penting yang disampaikan kepada

murid Pengelolaan diri Terintegrasi

dengan kegiatan pembelajaran

Mampu mengelola diri dan menerapkan dengan kesadaran penuh (mindfullness) dalam setiap tindakan

Guru mengelola emosional peserta

didik dengan

tindakan STOP untuk mengatur emosi diri

Dengan diam sejenak, maka pikiran kita akan menjadi tenang, sehingga bisa berpikir jernih dan dapat

menerima pembelajaran dengan baik

Kesadaran sosial / empati

Terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran

Menonton video tentang ketersediaan energi fosil di Indonesia yang menipis

Guru

menayangkan video tentang ketersediaan energi fosil di Indonesia yang menipis / siswa dapat membaca

Dengan menonton video tentang ketersediaan energi fosil yang menipis, diharapkan siswa dapat peduli untuk hemat energi dan

(18)

berita tentang kelangkaan bahan fosil

-

menggunakan energi alternatif

Kesadaran sosial

Terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran

Kesepakatan diskusi Guru bersama dengan murid membuat kesepakatan peraturan diskusi

Dengan kesepakatan bersama, siswa dapat terlatih menghargai perbedaan pendapat

Kemampuan berelasi

Terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran

Diskusi kelompok menganalisis masalah ketersediaan energi fosil

Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok untuk berdiskusi

Dengan bekerja secara kelompok akan terwujud sikap tolong menolong

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab

Terintegra si dengan kegiatan pembelaja ran

Kesepakatan kelas Guru meminta peserta didik mengembalikan meja dan kursi pada tempat semula sesui dengan

kesepakatan kelas

Dengan mematuhi kesepakatan kelas, peserta didik akan menjadi sosok pribadi yang bertanggung jawab

(19)

Tabel 3. LEMBAR REFLEKSI DIRI PESERTA DIDIK DENGAN TEKNIK PENERAPAN KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE)

NAMA SISWA : KELAS : NO ABSENT :

NO REFLEKSI DIRI PENILAIAN

a. Pengelolaan diri YA TIDAK

1) Saya dapat mengikuti instruksi guru untuk melakukan pengelolaan diri dengan teknik STOP dengan mudah 2) Saya mengetahui manfaat melakukan pengelolaan diri

dengan teknik STOP

b. Kesadaran bersosial/berempati

1) Saya berempati dengan semakin menipisnya bahan bakar fosil di Indonesia

2) Saya memahami apa saja produk hemat energi 3) Saya mematuhi kesepakatan kelas

c. Kemampuan berelasi

1) Saya mau membantu memecahkan masalah saat diskusi kelompok

2) Saya menghargai perbedaan pendapat saat berdiskusi kelompok

d. Pengambiilan keputusan yang bertanggung jawab 1) Saya mengembalikan meja dan kursi sesuai kesepakatan

kelas

2) Saya berpartisipasi saat maju presentasi kelompok

(20)

Tabel 4. LEMBAR OBSERVASI

PENERAPAN KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) PESRTA DIDIK Deskripsi Penilaian :

ѴѴѴ : Cakap ѴѴ : Berkembang Ѵ : Awal

N0 Nama murid

kriteria Pengelolaan diri Kesadaran

bersosial Kemampuan

berelasi Pengambiilan keputusan yang

bertanggung jawab Tgl

observasi

Hasil observasi

Tgl observasi

Hasil observasi

Tgl observasi

Hasil observasi

Tgl observasi

Hasil observasi

(21)

Tabel 5. TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama : ANITA NUR SHOLEKHA, S.Pd.

Tema/Sub tema : Keberlangsungan Kehidupan dan Teknologi Ramah Lingkungan Pembelajaran ke : 1

No.

Komponen Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

Hasil Penelaahan dan Skor Catatan

1 2 3

A Identitas Mata Pelajaran Tidak Ada

Kurang Lengkap

Sudah Lengkap 1. Terdapat : Satuan pendidikan,kelas,

semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema

pelajaran/subtema, jumlah pertemuan.

Ѵ

B. Perumusan Tujuan Pembelajaran

Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya 1. Kesesuaian dengan Kompetensi

Dasar Ѵ

2. Kesesuaian perumusan dengan aspek Audience, Behaviour, Condition, dan Degree.

Ѵ

C. Pemilihan Materi Ajar Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya 1. Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran Ѵ

2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

Ѵ

3. Keruntutan uraian materi ajar Ѵ

D. Pemilihan Sumber Belajar Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya 1. Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran. Ѵ

2. Kesesuaian dengan materi

pembelajaran Ѵ

3. Kesesuaian dengan pendekatansaintifik.

Ѵ

4. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

Ѵ

E. Pemilihan Media Belajar Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya 1. Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran. Ѵ

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran

Ѵ

(22)

No.

Komponen Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

Hasil Penelaahan dan Skor Catatan

1 2 3

3. Kesesuaian dengan

pendekatansaintifik. Ѵ

4. Kesesuaian dengan karakteristik

peserta didik. Ѵ

F. Metode Pembelajaran Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya 1. Kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran.

Ѵ

2. Kesesuaian dengan pendekatan

saintifik. Ѵ

3. Kesesuaian dengan karakteristik

peserta didik. Ѵ

G. Skenario Pembelajaran Tidak Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya 1. Menampilkan kegiatan

pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas.

Ѵ

2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan informasi, mengkomunikasikan.

Ѵ

3. Kesesuaian dengan metode

pembelajaran Ѵ

4. Kesesuaian kegiatan dengan sistematika/keruntutan materi

Ѵ

4. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan cakupan materi.

Ѵ

. Penilaian Tidak

Sesuai

Sesuai Sebagian

Sesuai Seluruhnya 1. Kesesuaian bentuk, teknik, dan

instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi.

Ѵ

2. Kesesuaian bentuk, teknik, dan

instrumen penilaian sikap Ѵ

3. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen penilaian pengetahuan

Ѵ

4. Kesesuaian bentuk, teknik, dan instrumen penilaian keterampilan

Ѵ

Jumlah skor

(23)

Gambar

Tabel 1. PEMBELAJARAN BERDIFFERENSIASI YANG ADA DALAM RPP
Tabel 3.  LEMBAR REFLEKSI DIRI PESERTA DIDIK DENGAN TEKNIK     PENERAPAN KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE)
Tabel 4 .  LEMBAR OBSERVASI
Tabel 5. TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Referensi

Dokumen terkait