• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA KAMPANYE PROGRAM BIKE TO SCHOOL DI DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA KAMPANYE PROGRAM BIKE TO SCHOOL DI DENPASAR"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH STRATA 1 (S1)

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

SEBAGAI SARANA KAMPANYE PROGRAM BIKE TO SCHOOL DI DENPASAR

Oleh

Arie Wibisono NIM : 2008 06 045

Program Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Desain

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

2013

(2)

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

SEBAGAI SARANA KAMPANYE PROGRAM BIKE TO SCHOOL DI DENPASAR

Arie Wibisono NIM : 200806045

Program Studi/Jurusan : DKV/Desain

Abstrak

Denpasar adalah salah satu kota di Indonesia yang mempunyai perkembangan yang sangat pesat. Seiring perkembangan tersebut menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kota denpasar itu sendiri, antara lain masalah kemacetan, polusi, dan sebagainya. Dari dampak tersebut mengakibatkan situasi perkotaan menjadi lebih tidak teratur, sedangkan Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di provinsi bali yang merupakan sumber devisa negara dari segi pariwisata.

Sepeda merupakan alat transportasi yang multifungsi, selain ramah lingkungan juga dapat berguna bagi kesehatan. Bersepeda ke sekolah kepada siswa dan siswi SMP dan SMA merupakan salah satu cara yang tepat untuk menanamkan hidup sehat dan menghargai lingkungan. Membiasakan Bersepeda ke sekolah bagi anak siswa-siswi SMP dan SMA dapat memupuk rasa cinta akan lingkungan terutama untuk masa depan bumi kita yang sekarang ini sudah dirasakan mengalami pemanasan global. Maka dari itu dengan program Bike To School di Denpasar ini dapat mengembalikan bumi kita sehat dan mempunyai umur panjang. Namun untuk mengajak siswa-siswi SMP dan SMA untuk bersepeda tidak mudah dan perlu adanya media komunikasi visual untuk mengajak serta mengedukasi mereka.

Dengan adanya permasalahan ini, maka digunakanlah metode perancangan seperti pengumpulan data dan analisis data sehingga didapat sebuah konsep desain yaitu “Green Education” dimana dari konsep ini akan digunakan sebagai acuan dalam mendesain 10 media berupa Poster, T-Shirt, Tas kanvas, Stiker, Gantungan kunci, Katalog, Stationary, Flyer, Pin, dan Mural.

Kata Kunci : Denpasar, Polusi, Pariwisata, Bersepeda, Siswa dan Siswi, Komunikasi Visual, Konsep Desain, dan Media.

(3)

Abstract

Denpasar is one of the cities in Indonesia, which has a very rapid development. Along these developments pose a considerable impact for the city of Denpasar itself, among others, the problem of congestion, pollution, and so on.

The impact resulted in a situation of urban became more irregular, while Denpasar is one of the main cities in the province of Bali which is a source of foreign exchange in terms of tourism.

Bicycle transportation is a multifunctional tool, in addition to eco-friendly can also be useful for health. Cycling to school to students and junior and senior high school student is one right way to instill healthy living and respect for the environment. Familiarize children biking to school for students in middle and high school can foster a love of the environment, especially for the future of our planet is now experiencing global warming are already being felt. Therefore the Bike To School program in Denpasar can restore our earth healthy and have longevity. But to engage your students in junior high and high school for cycling is not easy and need for visual communication media to engage and educate them.

Given these problems, it is used as a design methodology of data collection and analysis of data in order to get a design concept of "Green Education" which of these concepts will be used as a reference in designing the 10 media in the form of posters, T-Shirts, Canvas Bags, Stickers, Hangers key, Catalogs, Stationary, Flyers, Pin, and Mural.

Keywords: Denpasar, Pollution, Tourism, Cycling, Students and Students, Visual Communications, Concept Design, and Media.

(4)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya.

Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Sejak awal abad ke-18 alat transportasi roda dua itu dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda tanpa menggunakan mesin atau yang sampai sekarang orang Indonesia menyebutnya sepeda.(www.wikipedia.com/ 28/04/2013 )

Sebagian besar masyarakat di Indonesia beranggapan bahwa menggunakan sepeda untuk aktivitas sehari-hari sudah ketinggalan jaman. Itulah yang terjadi dengan karakter masyarakat bangsa ini yang sudah benar-benar terlalu dimanjakan dengan kendaraan-kendaraan yang canggih. Seperti contohnya kendaraan bermotor, menjadi pilihan utama orang-orang untuk alat transportasi yang paling praktis dan murah.

Budaya bersepeda sangat baik apabila dipupuk sejak usia dini. Dengan bersepeda dapat membiasakan anak-anak untuk hidup sehat, menghargai lingkungan, dan juga dapat menghilangkan rasa gengsi. Kebiasaan anak remaja masa kini sudah sangat berbeda dari kebiasaan anak-anak zaman sebelumnya.

Anak remaja saat ini memiliki rasa gengsi yang tinggi. Seperti contohnya anak remaja masa kini lebih senang mengendarai kendaraan bermotor seperti mobil, dan sepeda motor. Pada usia yang masih dini sebenarnya belum pantas untuk mengendarai kendaraan bermotor. Pada akhirnya banyak permasalahan yang timbul akibat mengendarai kendaraan bermotor, seperti pada kasus tabrakan yang terjadi di Renon Bali yaitu seorang anak yang masih duduk di bangku SMP Negeri sudah mengendarai mobil, sehingga mengakibatkan kecelakaan fatal yang merenggut nyawa siswa SMP tersebut.(Bali Post, 29 Oktober 2011)

(5)

Melihat kondisi lalu lintas kota Denpasar(khususnya) yang semakin padat dengan kendaraan bermotor, polusi pun juga semakin meningkat. Seperti pada kawasan Denpasar saat ini beberapa daerah mengalami kemacetan yang sangat tinggi. Prediksi Bali Lumpuh 2016" dan "Kendaraan Tembus 1,9 Juta". Tentu miris rasanya mendengar berita ini, tapi benar faktanya bahwa di Denpasar dan Badung kini sudah mulai timbul tanda-tanda kelumpuhan itu akan terjadi, yaitu kemacetan.( Radar Bali-Rabu 23 Januari 2013)

Program Bike To School salah satu kegiatan yang cocok untuk mengajak usia dini untuk belajar menghargai lingkungan sekitar. Dengan mengajak siswa- siswi untuk bersepeda ke sekolah juga dapat membiasakan pelajar untuk hidup tidak boros dan menghilangkan rasa gengsi.

Dengan munculnya program Bike to School ini SAMAS tidak henti- hentinya melakukan kampanye ke sekolah-sekolah yang ada di Denpasar. Dalam melaksanakan program ini SAMAS juga ikut berkerja sama dengan instansi pemerintah seperti dinas perhubungan, pemkot dan pemprov serta memiliki rencana dalam penambahan jalur khusus sepeda yang menuju pada rute ke sekolah-sekolah yang ada di Denpasar. Pemerintah kota Denpasar sangat mendukung antusias program Bike to School ini karena juga turut mensukseskan progam Bali Green Province.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang timbul dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Media apa saja yang efektif dan komunikatif untuk mengkampanyekan program Bike To School Di Denpasar?

2. Bagaimana merancang media komunikasi visual yang sesuai dengan kriteria, konsep, dan prinsip-prinsip Desain Komunikasi Visual untuk mengkampanyekan program Bike To School di Denpasar?

(6)

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dibahas yaitu perumusan masalah, konsep yang akan dibuat, desain dan alternatifnya kemudian perwujudannya dengan prototipe dari beberapa media kampanye.

1.4 Tujuan dan Manfaat Desain

Tujuan dan manfaat dari desain ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.4.1 Tujuan

a. Mengetahui media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif untuk mengkampanyekan program Bike To School di Denpasar.

b. Untuk mengetahui konsep, dan prinsip-prinsip mendesain media komunikasi untuk mangkampanyekan program Bike To School sehingga dapat menarik minat dan memotivasi sasaran yaitu siswa dan siswi SMP dan SMA untuk melaksanakan program Bike To School di Denpasar.

c. Mewujudkan para siswa kembali berbudaya bersepeda ke sekolah.

d. Turut menyukseskan program pemerintah provinsi ( Bali Green Province) dan pemerintah Kota Denpasar ( Denpasar Green and Clean).

1.4.2 Manfaat

a. . Mahasiswa dapat menambah wawasannya didalam prosen perancangan media komunikasi visual.

b. Menambah referensi bagi akademis khususnya desain komunikasi visual mengenai kampanye program Bike To School, serta bebagai bahan masukan untuk penulis selanjutnya.

c. Membantu pemerintah kota Denpasar dalam mendukung progam stop global warming.

(7)

d. Dapat meningkatkan kesadaran pelajar(sasaran) akan keuntungan dan manfaat yang didapat dari bersepeda.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam hal desain terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data untuk memudahkan sistem kerja. Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk kasus desain ini kemudian dianalisa dan dicari sintesanya. Dalam proses desain ini, data-data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data Primer yang digunakan terdiri dari metode observasi dan metode wawancara sedangkan Data Sekunder yang digunakan terdiri dari metode kepustakaan dan dokumentasi.

1.6 Metode Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam laporan ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu penggambaran sifat suatu keadaan yang berjalan pada saat penelitian. Prinsip pokok metode ini adalah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data sistematis, teratur dan terstruktur, dan mempunyai makna (Sarwono dan Lubis, 2007: 110). Tahapan ini diperoleh dengan menganalisis data yang didapat dari metode yang sudah dijelaskan diatas, yakni observasi, interview, kepustakaan, dan dokumentasi. Dengan metode ini dapat diketahui karakter program yang dikampanyekan serta data-data lain yang diperlukan sebagai desain komunikasi visual kampanye program Bike To School di Denpasar.

1.7 Indikator serta Model Penilaian Desain

Indikator yang nantinya akan dipakai sebagai acuan didalam menilai desain ialah ilustrasi, teks, warna, teknik cetak. Dibuat alternatif desain dari

(8)

media yang dipilih. Desain yang terbaik dipilih dari tiga alternatif desain yang diukur berdasarkan kriteria desain. Kriteria yang dimaksud yakni dari segi fungsional, komunikatif, informatif, ergonomis, artistik, unity, simplycity, kreatif, surprise dan etis.

Menentukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian alternatif-alternatif desain menggunakan skala koordinat (skala yang menunjukkan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah dilakukan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip desain.

Setelah masing-masing desain dinilai berdasarkan prinsip-prinsip desain akan terlihat satu desain yang menduduki ranking teratas dan desain inilah yang nantinya sebagai desain terpilih (Nazir, 2003: 338).

(9)

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA

2.1 Data Teoritis / Aktual

Data aktual merupakan data yang diperoleh dari literatur mengenai teori tentang desain komunikasi visual yang berhubungan dengan konsep pengerjaan desain ini.

2.1.1 Pengertian Objek / Kasus

Pada Tugas Akhir ini judul kasus yang diangkat adalah “Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Kampanye Program Bike To School”.

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout (Widowati, 2007 : 27-28). Jadi media desain dapat dipakai sebagai alat didalam mencapai maksud dan tujuan serta dapat berupa alat atau sarana informasi. Judul tersebut dapat diartikan sebagai usaha untuk mengajak anak-anak sekolah untuk bersepeda ke sekolah melalui perencanaan kegiatan yang sistematis dengan media informasi yang dapat diterima oleh indra kita dengan jelas dan dimengerti.

Dengan semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor di Denpasar, maka dapat dipastikan semakin padat kondisi jalan raya sehingga dapat menimbulkan kemacetan yang apabila terus menerus terjadi akan semakin bertambah parah. Di samping itu polusi pun semakin memenuhi Denpasar seperti polusi udara dari pembuangan kendaraan bermotor, polusi suara yang ditimbulkan dari kebisingan dari kendaraan motor tersebut, dan juga pemakaian BBM yang dapat mempercepat terkikisnya minyak bumi.

Program Bike To School merupakan gaya hidup yang perlu dipupuk sejak usia dini. Dengan demikian, anak muda di kota bisa tumbuh sebagai generasi yang cinta lingkungan, sehat, dan peduli kepada pengembangan kotanya. Dalam Kampanye Program Bike To School ini diharapkan dapat tepat

(10)

mengenai sasaran. Sasaran yang dimaksud yaitu remaja, siswa dan siswi SMP dan SMA dengan hal ini generasi muda dapat membuat suatu hal perbedaan yang lebih baik untuk masa depan melalui Program Bike To School ini. Salah satu upaya untuk melakukan program ini yaitu dengan menambah media kampanye yang tepat dan maksimal sehingga dapat mengenai sasaran.

2.1.2 Aspek-Aspek Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout. Jadi media desain dapat dipakai sebagai alat didalam m encapai maksud dan tujuan serta dapat berupa alat atau sarana informasi yang tidak terlepas dari aspek-aspek desain komunikasi visual seperti media, ilustrasi, warna, teks dan huruf.

2.1.3 Prinsip Desain Komunikasi Visual

Prinsip desain merupakan suatu prinsip atau acuan yang harus diketahui untuk menghasilkan desain grafis yang baik untuk tampilan iklan.

Adapun prinsip-prinsipnya seperti prinsip keseimbangan dan prinsip hirarki visual.

2.1.4 Aspek Teknis Perwujudan

Aspek teknis perwujudan merupakan suatu aspek yang perlu diperhitungkan agar visual desain yang dibuat dapat menjadi satu kesatuan konsep dengan eksekusi perwujudan. Teknis perwujudan yang dimaksud yaitu tata letak dan kompisisi (layout), bahan dan teknik cetak.

2.1.5 Teori Sosial yang Mendukung Kasus

Dalam kasus ini penulis menggunakan teori informatif yaitu pesan yang disampaikan berisikan penjelasan yang dibutuhkan dengan jelas dan penulis menggunakan teori sosial yang sesuai dengan kasus yang diangkat.

(11)

Dalam perancangan desainnya, menggunakan teori sosial yang mendukung kasus yaitu: kajian desain berdasarkan pendekatan semiotika.

Semiotika berasal dari bahasa Yunani “semeion” yang berarti tanda.

Semiotika ialah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda (menciptakan dan menyampaikan makna melalui tanda, berkenaan dengan komunikasi). Seluruh teori yang berhubungan dengan semiotika atau semiologi mempertagas cara menata susunan tanda dan bagaimana orang menciptakan makna dari susunan tanda.

Seluruh tanda adalah segala sesuatu yang diambil dari kaidah sosial untuk mewakili sesuatu yang berbeda (Safanayong, Y. 2006: 46).

Salah satu teori semiotika dari Charles Sanders Pierce menyebutkan bahwa logika mengakar pada sesuatu yang menyangkut masyarakat, ia yakin bahwa manusia berpikir dalam tanda, baginya semiotik sinonim dengan logika. Ia mengatakan “Kita hanya berpikir dalam tanda”. Disamping itu ia juga melihat tanda sebagai unsur dalam komunikasi. Pierce membagi tanda- tanda berdasarkan sifat dasarnya (ground) (Safanayong, Y. 2006: 47).

a. Qualisigns

Adalah tanda-tanda yang merupakan tanda berdasarkan suatu sifat.

Contoh: sifat “merah” digunakan sebagai tanda : misalnya bagi sosialisme;

bahaya atau larangan. Tetapi warna itu harus berupa dalam satu bentuk, misalnya pada bendera, papan lalu-lintas.

b. Sinsigns

Adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu dasar tampilnya dalam kenyataan. Contoh: sebuah jeritan bisa berarti kesakitan, keheranan atau kegembiraan; kita dapat mengenal orang dari tertawanya, nada suaranya atau suara langkah kakinya. Tanda-tanda dalam praktek kehidupan sehari-hari banyak diantaranya merupakan sinsigns

(12)

c. Legisigns

Adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturan yang berlaku secara umum atau kesepakatan berdasarkan konvensi, sebuah kode. Contoh: tanda-tanda lalu –lintas; gerakan isyarat tradisional, seperti mengangguk „ya‟ , berjabat tangan. Semua tanda bahasa merupakan legisign , karena bahasa merupakan kode. Setiap legisign mengimplikasikan sebuah sinsign. Semua tanda yang ada dalam komunikasi yang penggunaannya dilambangkan merupakan legisign.

Menurut Charles Sanders Pierce (1839-1914) tanda (semiotika) dibagi menjadi tiga jenis yaitu icon,indeks, simbol. Media yang dibuat setidaknya akan mengandung tiga jenis tanda ini, berikur penjelasan mengenai jenis tanda yang akan ada pada media yang akan di rancang :

-Icon (tanda-tanda visual): gambar, ilustrasi, foto dan film.

-Index (indikasi): memberi kesan sebab akibat atau koneksi lain, suatu hal yang kita pikirkan.

-Symbol (lambang): bila objek dan referent ( apa yang digambarkan atau ditandakan) tidak ada hubungan intrinsik (hakiki), tetapi lebih berkaitan dengan yang bersifat kiasan (metafor) atau berubah-ubah.

Dan dari teori tersebut akan berkaitan erat dengan visualisasi desain yang dibuat. Dalam hal ini seorang desainer memerlukan pengetahuan semiotik yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan masalah-masalah desain dalam ruang lingkupnya sebagai proses pengantar desain.

2.2 Data Lapangan / Faktual

Data Faktual merupakan data-data yang diambil berdasar fakta yang ada dilapangan. Fakta artinya peristiwa, sesuatu yang terjadi sungguh-sungguh, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi (Anwar, 2003:137).

(13)

2.2.1 Nama Objek / Kasus

Pada pengantar karya Tugas Akhir ini, penulis mengangkat judul Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Kampanye Program Bike To School yang merupakan kegiatan bersepeda ke sekolah dalam tujuan untuk menanamkan rasa kepedulian terhadap lingkungan, sehingga Kota Denpasar terbebas dari kemacetan, polusi, dan sebagainya.

2.2.2 Pengelola

Pengelola Objek yang digunakan dalam perancangan ini adalah Organisasi SAMAS(Sekretariat Bersama Sepeda) Denpasar. SAMAS ini adalah suatu organisasi yang menggalakan program Bike To School.

Seseorang yang dilibatkan dalam tugas perancangan ini adalah Bapak Endradata selaku Sekretaris dari SAMAS ( Sekretariat Bersama Sepeda ) yang bertempat di Warung Rani di Jl. Teku Umar no 141, Denpasar.

2.2.3 Lokasi

Wilayah obyek perancangan difokuskan pada daerah sekitar SMP dan SMA negeri di denpasar yang melaksanakan program Bike To School ini.

2.2.4 Sarana Komunikasi yang Ada

.Sarana komunikasi visual yang telah ada sebelumnya yaitu berupa pin tentang kegiatan Bike to School.

2.2.5 Potensi Kasus

Semakin berkembangnya zaman, masyarakat denpasar mulai berkurang akan kesadaran tentang pelestarian lingkungan. Pemakaian jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat sehingga menimbulkan polusi akan berdampak sangat buruk, diantara lainnya yaitu timbul kemacetan, polusi udara, kebisingan, dan lain sebagainya.

(14)

Dari kasus yang diangkat ini merupakan kegiatan yang sangat mendukung Lingkungan yaitu bersepeda. Dengan bersepeda dapat dipastikan akan membuat lingkungan menjadi sedikit terhindar dari polusi kendaraan.

Dengan terhindar dari polusi tersebut kegiatan bersepeda ini juga dapat mendukung untuk stop Global Warming. Dengan Program Bike To School ini diharapkan dapat mewujudkan Kota Denpasar yang lebih baik, terhindar dari polusi, dapat mewujudkan Bali Green Province. Maka melalui program ini ditujukan kepada sasaran yaitu generasi muda untuk memupuk rasa kepedulian terhadap lingkungan agar mendapatkan masa depan yang baik terhadap pelestarian lingkungan.

2.3 Analisis & Sintesa

Dalam proses ini, penulis meneliti berbagai media promosi yang terdapat di Prima Medika Hospital. Dari analisis media-media tersebut penulis dapat menentukan kelemahan maupun kekuatan dari setiap media untuk diaplikasikan ke dalam desain yang akan dibuat melalui sintesa.

2.3.1 Analisis

Analisis adalah penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab musababnya, unsur-unsurnya dan prosesnya (Zain, 2001:46). Dalam desain media Tugas Akhir ini menggunakan analisis aktual dan faktual yang merupakan proses yang sangat diperlukan untuk memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang ada.

2.3.2 Sintesa

Sintesis sendiri merupakan paduan beberapa pengertian agar terbentuk kesatuan yang selaras (Zain, 2001:1332). Berdasarkan analisa yang telah dilakukan secara teori dan dari data-data yang didapat, maka diketahui bahwa media komunikasi visual yang digunakan sebagai sarana kampanye masih kurang, untuk itu guna mencapai tujuan yang diinginkan.

(15)

Adapun media yang dirancang yaitu berupa media lini atas (Poster, Stiker, Pin, Stationery (Block Note, Pencil & Eraser), T-Shirt, Mural, Gantungan Kunci, Tas Kanvas, Flyer, Katalog.). Teknik yang digunakan dominan menggunakan teknik ilustrasi gambar tangan sebagai penunjang ilustrasi utama dan teknik gabungan yang disesuaikan dengan media, agar media yang dibuat dapat terlihat lebih menarik. Kemudian dipadukan dengan warna-warna yang mencerminkan dan menjadi ciri khas atau brand dari Program Bike To School yaitu warna kuning dan Hijau yang bersifat monokrom serta ditambahkan warna yang memiliki nuansa hampir sama (analog) seperti warna kuning, oranye kekuningan dan sebagainya agar desain terlihat harmonis.

Teks berisi kalimat untuk dapat membujuk dan mempengaruhi sasaran secara singkat, jelas, informatif, komunikatif sehingga mudah dipahami dan dimengerti.

Menggunakan tipe huruf yang mudah di baca seperti Myriad Pro yang akan disesuaikan dengan bentuk media.

(16)

3. KONSEP DESAIN

3.1 Konsep Dasar Desain

Untuk mendapatkan rancangan media komunikasi yang tepat dan efektif sesuai dengan kriteria-kriteria desain yang ada, diperlukan konsep dasar perancangan yang digunakan sebagai landasan perancangan media komunikasi visual yang dapat memberikan informasi yang tepat dan informatif yang sekaligus mampu untuk mempengaruhi khalayak sasaran. Konsep dasar perancangan inilah yang akan diterapkan pada seluruh rancangan media-media komunikasi visual yang telah ditentukan untuk kasus ini.Supaya dapat menyajikan desain yang berkesan kreatif dan inovatif, serta memenuhi kriteria desain yang baik, dan nantinya mampu untuk mengkampanyekan Program Bike To School di Denpasar kepada para siswa-siswi SMP dan SMA, maka dibutuhkan konsep dasar perancangan dimana nantinya akan dijadikan landasan untuk membuat suatu desain yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Adapun sifat perancangan media komunikasi ini adalah edukatif dengan menggunakan konsep Green Education. Green berarti hijau (W.J.S Poerwadarminta,1991:74) identik dengan tumbuhan dan penghijauan, Kata Education berarti edukatif diartikan bersifat mendidik atau berkenaan dengan pendidikan(http://www.artikata.com/arti-325882-edukatif.html/24/04/2013).

Menggunakan konsep Green Education, karena penulis ingin menyampaikan secara maksimal kepada khalayak sasaran yaitu para siswa-siswi SMP dan SMA tentang bergaya hidup sehat untuk menuju lingkungan yang bersih dari polusi kendaraan, serta kemacetan akibat semakin bertambahnya volume kendaraan, dan juga memberikan rasa percaya diri dengan bersepeda ke sekolah.

Desainer berusaha merancang dan membuat suatu media komunikasi yang tidak hanya mampu menarik khalayak sasaran namun juga mampu membuat khalayak sasaran sadar akan manfaat bersepeda ke sekolah, dengan berpedoman

(17)

kepada dasar-dasar perancangan menyangkut bahan, ukuran, komposisi, proporsi, warna serta teknik cetak agar nanti terwujud sarana informasi yang maksimal dan tepat guna (tepat sasaran).

3.2 Skema Pola Pikir

Konsep pola pikir yang dimaksud adalah langkah-langkah pemikiran dalam desain media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna memastikan pesan yang disampaikan sesuai sasaran.

Dalam hal ini manusia sebagai mahluk yang mempunyai akal dan pikiran serta budi pekerti, secara ilmiah memiliki berbagai kebutuhan dan permasalahan dalam hidupnya. Termasuk kebutuhan atau permasalahan untuk menginformasikan sesuatu kepada khalayak sebagai usaha mengkampanyekan Program Bike To School di Denpasar. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, desainer berperan memvisualisasikan maksud dan tujuan dari komunikator (SAMAS Bali) kepada komunikan (siswa dan siswi SMP dan SMA) melalui desain yang dibuat. Pada prosesnya desain yang dibuat tentu harus berisikan informasi yang dibutuhkan oleh komunikan serta berisi informasi tentang Program Bike To School yang ingin disampaikan oleh komunikator yang mana tetap berpegang pada aturan/norma yang berlaku di masyarakat. Visualisasi desain yang dibutuhkan untuk kepentingan mengkampanyekan Program Bike ToSchool. Media-media tersebut pada akhirnya akan memberikan feed back yang diharapkan oleh manusia itu sendiri yaitu dapat memenuhi kebutuhan informasi.

3.3 Skema Proses Desain

Tema yang diangkat adalah mengenai Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Kampanye Program Bike To School Denpasar. Permasalahan yang dihadapi dalam tema ini adalah minimnya sarana komunikasi yang dimiliki SAMAS Bali untuk menyampaikan informasi kepada sasaran. Sehingga tujuan yang ingin dicapai adalah agar terciptanya sarana informasi, dan sasarannya adalah siswa-siswi SMP dan SMA. Agar tujuan dan sasaran dapat dicapai maka diperlukan adanya pengumpulan data baik data aktual maupun data faktual.

(18)

Kemudian data-data tersebut akan dianalisis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sementara atau sintesa. Dari sintesa diciptakanlah alternatif pra desain berupa Poster, Stiker, Pin, Stationery (Block Note, Pencil & Eraser), T- Shirt, Mural, Gantungan Kunci, Tas Kanvas, Flyer, Katalog. Alternatif pra desain tersebut akan dianalisis berdasarkan kriteria desain sehingga akan tercipta desain terpilih. Desain yang sudah terpilih akan diwujudkan. Dalam perwujudannya akan menggunakan teknik cetak, alat dan bahan yang disesuaikan dengan media.

Kemudian akan didistribusikan atau disalurkan kepada sasaran sehingga permasalahan di atas dapat diatasi. Sehingga adanya hubungan tak langsung dari permasalahan dan distribusi.

3.4 Strategi Media

Strategi media dibentuk untuk target sasaran (audience) dengan panduan media, yang terdiri dari pilihan media dan jadwal media, yang disusun dengan memperhitungkan media habit, yaitu kebiasaan target (audience) masing-masing pangsa pasar dalam penggunaan media. Target audience inilah yang menentukan saluran media mana yang paling efektif dan efisien. Efektif artinya cocok untuk mengiklankan produk yang dirancang, dan efisien artinya yang terjangkau (Sanyoto, 2006:66-67).

3.5 Program Tayangan Media

Program tayangan media hendaknya dilaksanakan pada saat-saat atau momen-momen tertentu sehingga media yang dipublikasikan dapat memberikan kesan mendalam bagi masyarakat. Aspek yang terkait diantaranya yaitu Kapan, Dimana, dan Frekuensi.

3.6 Strategi Kreatif

Strategi kreatif adalah upaya pendekatan media kampanye untuk memaksimalkan daya tarik visual melaui bentuk isi dan perwujudan media.

Adapun strategi kreatif yang dilakukan pada media komunikasi visual untuk

(19)

kampanye program Bike To School di Denpasar antara lain mempertimbangkan isi pesan, bentuk pesan, strategi visual, gaya visual dan material.

(20)

4. VISUALISASI DESAIN

4.1 Poster

Nama Media : Poster

Ukuran : A3 (29,7cmx 42 cm) Bahan : Art paper 210 gsm Huruf : Myriad Pro

Teknik : Digital Print

(21)

4.2 Flyer

Nama Media : Flyer

Ukuran : 14,85 cm x 10,5 cm) Bahan : Art paper 150 gsm Huruf : Myriad Pro

Teknik : Digital Print 4.3 T-Shirt

(22)

Nama Media : T-Shirt Ukuran : S, M, L, XL

Bahan : Combed 30s

Huruf : Myriad Pro Teknik : Sablon 4.4 Stiker

Nama Media : Stiker

Ukuran : 12 cm x 5 cm

Bahan : Vinyl

Huruf : Myriad Pro Teknik : Sablon

(23)

4.5 Tas Kanvas

Nama Media : Tas kanvas Ukuran : 30 cm x 40 cm

Bahan : kanvas

Huruf : Myriad Pro Teknik : Sablon

(24)

4.6 Pin

Nama Media : pin

Ukuran : diameter 6 cm Bahan : Plastik

Huruf : Myriad Pro Teknik : Digital Printing

(25)

4.7 Gantungan Kunci

Nama Media : Gantungan Kunci Ukuran : 5cm x 5 cm Bahan : Acrylic Huruf : Myriad Pro Teknik : Digital Printing

(26)

4.8 Stationary

Nama Media : Stationery

Ukuran : Blocknote, 14 cm x 10 cm.

Eraser, 5 cm x 1,2 cm x 2,3 cm (p x l x t).

Pencil, 17,5 cm

Bahan : Blocknote, art paper 210 gsm(cover) dan HVS 70 gsm (isi).

Eraser, art paper 210 gsm.

Penci, l stiker Vinyl.

Huruf : Myriad Pro Teknik : Digital Printing

(27)

4.9 Katalog

Nama Media : katalog

Ukuran : 21cm x 14,85 cm Bahan : Art Paper 260 gsm Huruf : Myriad Pro

Teknik : Digital Printing

4.10 Mural

(28)

Nama Media : Mural

Ukuran : 400 cm x 200 cm

Bahan : Cat Dinding dan Pigment warna Huruf : Myriad Pro

Teknik : Lukis

(29)

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan survey dan penelitian pada studi kasus Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Kampanye Program Bike To School di Denpasar, berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari SAMAS Denpasar dengan menerapkan metode-metode penelitian maka dapat ditarik suatu kesimpulan antara lain:

a. Dalam proses perancangan media yang ditujukan untuk menambah ketertarikan siswa dan siswi SMP dan SMA di Denpasar untuk melaksanakan Program Bike To School, yang diharapkan dapat memberikan informasi yang efektif dan komunikatif, maka media yang akan diwujudkan dalam upaya tersebut yakni Poster, Flyer, Tas kanvas, T- shirt, Gantungan kunci, Stiker, Mural, Stationary, Pin, dan Katalog.

b. Upaya perancangan media komunikasi visual untuk dapat menambah ketertarikan masyarakat, terutama para remaja siswa-siswi SMP dan SMA terhadap Program Bike To School harus mengacu pada konsep dasar yaitu

“Green Education” sehingga pesan yang terkandung pada media, tepat sasaran serta didukung unsur-unsur visual yang menarik sehingga mudah dimengerti oleh Audiens.

5.2 Saran

Saran-saran penulis sebagai bahan pertimbangan setelah mengetahui dan melakukan studi penelitian ini, antara lain:

a. Untuk mencapai hasil yang maksimal diharapkan dalam proses perancangan suatu media komunikasi visual dalam usaha menunjang kegiatan Kampanye oleh SAMAS (Sekretariat Bersama Sepeda) Denpasar menggunakan jasa atau tenaga seorang desainer agar pesan yang

(30)

disampaikan melalui pengadaan media kepada masyarakat dapat diterima dengan baik dan tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

b. Dalam pemilihan media komunikasi visual sebagai media penunjang kegiatan penyuluhan sebaiknya mengacu pada kebutuhan sasaran terhadap media dan efektifitas media dalam menjangkau sasaran.

c. Perlunya peran serta masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan cara-cara sederhana yaitu dengan bersepeda.

d. Kepedulian terhadap sesama juga mestinya ditingkatkan karena akan menjadi dasar seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan untuk kepentingan bersama.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka.

Anwar, Desy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya:

Amelia

Arikunto, Subarsimi. 1989. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kusmiati, A.R.1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Djambatan Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V.

ANDI OFFSET.

Moleong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosadakarya.

Nuradi, Wisaksono Noeradi, Harimurti Kridalaksana, Nani R. Indrati. 1996.

Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Poerwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta:

C.V. ANDI OFFSET

Rustan, Surianto, S.Sn. 2011. HURUFONTIPOGRAFI. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Scheder, Georg. 1977. Perihal Cetak Mencetak. Jakarta: Kanisius.

Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide book. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Sanyoto, Ebdi Sadjiman. 2006. Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan. Yogyakarta: Dimensi Press.

Sarwono, Jhonatan & Lubis, Hary. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi.

(32)

http://samasdenpasar.org/

http://blog.uad.ac.id/azhari/files/2010/05/Colorwheel.png http://uniqpost.com/10304/teori-warna-untuk-desainer/

http://jurusgrafis.com/artikel/psikologi-warna-desain-grafis/

http://bandung.olx.co.id/rovell-digital-printing-iid-167815116)

http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/.../fungsikomunikasimassa_17.html www.wikipedia.com/

Referensi

Dokumen terkait

Selain protein tersebut, pada microtube juga terdapat gel, dimana gel ini berfungsi sebagai filter atau saringan, apabila terjadi aglutinasi antara

Dari data diatas maka head loss pada instalasi perpipaan hidrolik penggerak pilot valve besarnya. Perhitungan

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa karakteristik scouring yang terjadi pada kaki model struktur terumbu buatan tipe

(3) KAP atau Cabang KAP yang dikenakan sanksi pembekuan izin, apabila masa pembekuan tersebut telah berakhir dan akan memberikan jasanya kembali, pemimpin atau pemimpin

Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas (merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum)... memperlihatkan

Tujuan penelitian ini untuk meneliti perkembangan ekspor batubara Indonesia, khususnya ke pasar Tiongkok, agar dapat menganalisis apa saja yang menjadi faktor pendukung

Dalam mewujudkan pola hubungan masa bangunan yang mencitrakan hubungan kebersamaan maka organisasi ruang yang diwujudkan adalah dengan menghubungkan ruang yang ada dengan