• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Masyarakat Pada Program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karoa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Respon Masyarakat Pada Program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karoa"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON MASYARAKAT PADA PROGRAM DANA DESA DI DESA KUTAMBARU KECAMATAN MUNTE KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

AGIE KARUNIA ISA TARIGAN 130902073

DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

RESPON MASYARAKAT PADA PROGRAM DANA DESA DI DESA KUTAMBARU KECAMATAN MUNTE KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam Program Studi Kesejahteraan Sosial

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Oleh:

AGIE KARUNIA ISA TARIGAN 130902073

DEPARTEMEN KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(3)

Judul Skripsi :RESPON MASYARAKAT PADA PROGRAM DANA DESA DI DESA KUTAMBARU KECAMATAN MUNTE KABUPATEN KARO

Nama Mahasiswa :Agie Karunia Isa Tarigan

NIM :130902073

Departemen/Prodi :Kesejahteraan Sosial

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Agus Suriadi, S.Sos, M.si NIP.19670808 199403 1 004

KETUA DEPARTEMEN

Agus Suriadi, S.Sos, M.si NIP.19670808 199403 1 004

DEKAN FISIP USU

Dr.Muryanto Amin, S.Sos, M.si NIP. 19740930 200501 1 002

(4)

PERNYATAAN

Judul Skripsi

RESPON MASYARAKAT PADA PROGRAM DANA DESA DI DESA KUTAMBARU KECAMATAN MUNTE KABUPATEN KARO

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unuversitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan selutuh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulisnya sandang dan sanksi-sanksi lainnnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Juli 2017 Penulis

Agie Karunia Isa Tarigan Materai

6000

(5)

RESPON MASYARAKAT PADA PROGRAM DANA DESA DI DESA KUTAMBARU KECAMATAN MUNTE KABUPATEN KARO

ABSTRAK

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Program Dana Desa dilaksanakan diseluruh provinsi di Indonesia, salah satunya di Provinsi Sumatra Utara. Penyelenggaraan Program Dana Desa dimulai pada tahun 2015 yang sekitar 74.093 desa mengikuti program tersebut.

Salah satu desa yang mendapat program Dana Desa adalah Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo. Program Dana Desa memunculkan respon masyarakat, yang dapat dilihat dari tiga aspek, yakni persepsi, sikap dan partisipasi. Mengingat hal ini tentu saja masyarakat akan memberikan respon yang berbeda-beda terhadap program Dana Desa di Desa Kutambaru.Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif, yaitu membuat gambaran menyeluruh tentang bagaimana respon masyarakat pada program Dana Desa di Desa Kutambaru. Penelitian ini dilakukan di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo dengan jumlah 52 responden. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan kuesioner yang disebar kepada responden. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah deskriptif, memeriksa kuesioner dari responden kemudian mencari frekuensi dan persentasenya yang disusun dalam bentuk tabel tunggal yang dijelaskan secara kuantitatif dan menggunakan skala likert untuk mengukur variabel-variabelnya.Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa secara rata-rata program Dana Desa mendapat respon yang positif dari masyarakat Desa Kutambaru dengan nilai 0,54.

Terdiri dari persepsi yang bernilai 0,74, sikap dengan nilai 0,89 dan partisipasi dengan nilai 0,004.

Kata Kunci : respon masyarakat, program Dana Desa, pembangunan, pemberdayaan masyarakat

(6)

COMMUNITY RESPONSETOVILLAGE FUND

PROGRAMATKUTAMBARU VILLAGE, MUNTE SUB-DISTRICT, KARO DISTRICT

ABSTRACT

Government Regulation No.60 of 2014 on Village Funds sourced from the State Budget of Revenue and Expenditure designated for Villages used to finance the implementation of governance, development implementation, community development, and empowerment Community.Village Fund programs are implemented throughout the province in Indonesia, one of them is in North Sumatra Province. The implementation of the Village Fund Program begins in 2015 of which approximately 74,093 villages participated in the program. One village that got the Village Fund program is Kutambaru Village, Munte Sub- district, Karo Regency.The Village Fund program raises a community response, which can be seen from three aspects, namely perception, attitude and participation.Considering this, of course the community will give different responses to the Village Fund program in Kutambaru Village.The research method used descriptive research, which is to create a comprehensive picture of how the community response to the Village Fundprogram in Kutambaru Village.

This research was conducted in KutambaruVillage, Munte District, Karo Regency with 52 respondents. Data collection techniques through observation and questionnaires distributed to respondents. While the analytical method used is descriptive, check the questionnaire of the respondents then look for the frequency and percentage arranged in single table forms are described quantitatively and using scales Likert to measure the variables.Based on data that has been collected and analyzed it can be concluded that the average Village Fund program received a positive response from the people of Kutambaru Village with a value of 0.54.Consisting of perceptions of value 0.74, attitude with value 0,89 and participation with value 0,004.

Keywords:community response, Village Fund Program,development,community empowerment

(7)

Kata Pengantar

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esayang telah memberikan berkat-Nya yang melimpah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr.Muryanto Amin,S.sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Agus Suriadi, S.Sos,M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Agus Suriadi, S.Sos,M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu dosen di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU yang telah mengajari dari awal perkuliahan sampai membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi. Terima kasih untuk semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

6. Seluruh Staf Pegawai di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU,Bang Ria, Kak Debby dan Kak Betty.

(8)

7. Orang tua tercinta, Drs. Gembira Tarigan yang segalanya untukku

*pelukbapak*, you’re the best dad ever. Terima kasih ayah, tak mampu kuucapkan satu persatu segala pengorbananmu. Untuk ibuku tercinta Almh. Pinta Mulyana Br Kaban, mak terima kasih telah melahirkanku ke dunia ini, terima kasih untuk cintamu. Semoga kam tenang di surga.

Segala kebaikan dan kenangan indah akan selalu kuingat. Mom, no one can replace you.

8. Untuk abangku semata wayang, Simada Nahari Tarigan Sibero, terima kasih bang, untuk segala bantuannya. Semoga cepat bertemu jodoh. Amin 9. Untuk Nek Karo tercinta, terima kasih karo untuk segala motivasi, nasihat

dan kecerewetannya. Aku menyayangimu

10. Untuk Ibu Arihta br Ginting dan dek Putri Eka, terima kasih untuk pengertiannya dan kesabarannya. Lancar kuliahnya ya dek.

11. Untuk Sahabat Nomi, Winda, Sari, Noverita, semangat kena nake. Hehehe jangan suka ngeluh yo. Untuk Nomi dan Winda, jangan malas gak jelas dikos ya, eh untuk bapak kos juga, maaf aku jadi penumpang gelap. Hehe 12. Geng Gong (Serima “nene” dan Angel “ucing”) sooo, what gitu lohhh!!

Cepat selesaikan kuliah mu Ne, Cing! Biar dilamar abang itu kita.

Wkwkwk.Terima kasih untuk kegilaannya ya. Kalian berdua partner in crime saya. Hahaha. Please, jangan biarkan aku hidup dalam kewarasan.

13. Untuk bibi, paman, sepupu, keponakan dan cucu *hiks..aku malu mengatakannya* terima kasih atas doa dan motivasinya. Warbiyasahh kali bakar semangatnya.

(9)

14. Bapak Benyamin Sembiring,S.Pd selaku Kepala Desa Kutambaru dan perangkat desa serta seluruh masyarakat Desa Kutambaru. Terima kasih atas penerimaan yang baik dan informasinya.

15. KKN Desa Naman 2016, Mas Abul, Numi “Nom-nom gomez”, Sen Erika, Fadly “Pak Ketua”, Ribka Biring, Anne “Atut”, Widiya “Adekku”, Zia “Mak Epotku”, Rusni “Ruspak”, Nova, Mama Desi, Tami, Vero “Bik Jengok”. Terima kasih untuk segala motivasinya, elepyu umah all.

16. Bang Terangta Tarigan Sibero, abang ketemu besar, terimakasih untuk motivasi, dukungan, serta kegilaannya. Hehehe.

17. Teman-teman satu stambuk, Kak Yanta beserta kekasih , Frederich, Nikmah, Andres, Fernando, Stevani, serta masih banyak lagi tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

18. Untuk abang-abang alumni, David Siregar ’10, Asa Barus ’11, Agung Bangun ’05, terima kasih abang-abang untuk dukungannya. Selalu membantu 24 jam, terutama saat penulis sedang galau dan curhat gak jelas. Hehehe

19. IMKA Eguaninta FISIP USU, terima kasih untuk segala doa, dukungan dan persaudaraannya.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi dunia pendidikan.

Medan, Juli 2017 Penulis

Agie Karunia Isa Tarigan

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

1.4 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Respon ... 8

2.1.1 Persepsi ... 9

2.1.2 Sikap ... 9

2.1.3 Partisipasi ... 10

2.2 Masyarakat ... 10

2.2.1 Pengertian Masyarakat ... 10

2.2.2 Model-Model Pengembangan Masyarakat ... 11

2.2.3 Pemberdayaan Masyarakat... 12

2.3 Program ... 13

2.4 Desa ... 14

2.4.1 Pengertian Desa ... 14

2.4.2 Ciri-Ciri Desa ... 15

2.4.3 Karakteristik Masyarakat Desa ... 16

2.4.4 Ruang Lingkup Desa ... 17

2.5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ... 19

2.6 Dana Desa ... 21

2.6.1 Pengertian Dana Desa ... 21

2.6.2 Tujuan Dana Desa ... 23

2.6.3 Prinsip Dana Desa ... 25

2.6.4 Mekanisme Penyaluran Dana Desa ... 25

2.6.5 Pengawasan Dana Desa... 26

2.7 Penelitian Terdahulu ... 28

2.8 Kerangka Berpikir ... 29

2.9Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional ... 31

2.9.1 Defenisi Konsep ... 31

2.9.2 Defenisi Operasional ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Tipe Penelitian ... 33

3.2 Lokasi Penelitian ... 33

3.3 Populasi dan Sampel ... 34

3.3.1 Populasi ... 34

(11)

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN ... 38

4.1 Lokasi Penelitian ... 38

4.2 Sejarah Desa Kutambaru ... 38

4.3 Data Monografi ... 39

4.3.1 Batas wilayah ... 39

4.3.2 Pemerintahan Desa Kutambaru ... 39

4.3.3 Kependudukan Desa Kutambaru... 39

4.3.3.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

4.3.3.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 40

4.3.3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 41

4.4 Sarana dan Prasarana... 42

4.4.1 Sarana Jalan ... 42

4.4.2 Sarana Air Bersih ... 42

4.4.3 Sarana Kesehatan ... 42

4.4.4 Sarana Peribadatan ... 43

4.4.5 Sarana Pendidikan ... 43

4.5 Struktur Organisasi...44

BAB V ANALISIS DATA ... 45

5.1 Analisis Identitas Responden ... 45

5.2 Respon Masyarakat Pada Program Dana Desa di Desa Kutambaru ... 48

5.2.1 Persepsi Responden Terhadap Program Dana Desa di Desa Kutambaru ... 50

5.2.2 Sikap Responden Terhadap Program Dana Desa di Desa Kutambaru ... 60

5.2.3 Partisipasi Responden Terhadap Program Dana Desa di Desa Kutambaru ... 68

5.3 Analisis Data Kuantitatif Respon Masyarakat Pada Program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo ... 72

5.3.1 Analisis Persepsi Masyarakat pada Program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo ... 74

5.3.2 Analisis Sikap Masyarakat pada Program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo ... 75

5.3.3 Analisis Partisipasi Masyarakat pada Program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo ... 76

5.4 Hasil Analisis Respon Masyarakat pada Program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo ... 77

5.5 Hambatan Penelitian ... 77

BAB VI PENUTUP ... 79

6.1 Kesimpulan ... 79

6.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 81

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin ... 40

Tabel 4.2 Komposisi penduduk berdasarkanpendidikan ... ... 41

Tabel 4.3 Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian ... 41

Tabel 4.4 Sarana kesehatan ... ... 43

Tabel 4.5 Sarana ibadah ... ... 43

Tabel 4.6 Sarana pendidikan ... ... 44

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ... 45

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan usia ... ... 46

Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan agama ... ... 46

Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pendidikan .... ... 47

Tabel 5.5 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ... ... 47

Tabel 5.6Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang Dana Desa ... ... 49

Tabel 5.7 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan program Dana Desa ... ... 49

Tabel 5.8 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mengenai program pengerasan dengan tellford jalan juma Talinbabo ... 50

Tabel 5.9 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mengenai program pengecatan jambur yang bersumber dari Dana Desa ... 51

Tabel 5.10 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mengenai program pembangunan gudang desa yang bersumber dari Dana Desa ... 51

Tabel 5.11 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mengenai program perbaikan pipa air bersih yang bersumber dari Dana Desa ... 52

Tabel 5.12 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mengenai program pembangunan saluran air limbah yang bersumber dari Dana Desa ... ... 52

Tabel 5.13 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mengenai program penambahan gizi Balita, Lansia dan PAUD yang bersumber dari Dana Desa ... ... 53

Tabel 5.14 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mengenai program gotong royong yang bersumber dari Dana Desa ... 54

Tabel 5.15 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mengenai program sosialisasi bahaya narkoba yang bersumber dari Dana Desa ... 54

Tabel 5.16 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai program pengerasan dengan tellford jalan juma Talinbabo yang bersumber dari Dana Desa ... ... 55

Tabel 5.17 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai program pengecatan jambur yang bersumber dari Dana Desa ... 55

Tabel 5.18 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai program pembangunan gudang desa yang bersumber dari Dana Desa .... 56

Tabel 5.19 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai program perbaikan pipa air Bersihyang bersumber dari Dana Desa ... 57

Tabel 5.20 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai program pembangunan saluran air limbahyang bersumber dari Dana Desa ... ... 57

(13)

penambahan gizi Balita, Lansia, dan Paudyang bersumber dari Dana Desa ... ... 58 Tabel 5.22 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai program

gotong royong yang bersumber dari Dana Desa . ... 58 Tabel 5.23 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai program

sosialisasi bahaya narkoba yang bersumber dari Dana Desa ... 59 Tabel 5.24 Distribusi responden berdasarkan tanggapan pentingnya program

pengerasan dengan tellford jalan juma Talinbabo yang

bersumber dari Dana Desa ... ... 60 Tabel 5.25 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai manfaat

program pengerasan dengan tellford jalan juma Talinbabo

yang bersumber dari Dana Desa ... ... 60 Tabel 5.26 Distribusi responden berdasarkan tanggapan pentingnya program

pengecatan jambur yang bersumber dari Dana Desa ... 61 Tabel 5.27 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai manfaat

program pengecatan jambur yang bersumber dari Dana Desa... 61 Tabel 5.28 Distribusi responden berdasarkan tanggapan pentingnya

pembangunan gudang desa yang bersumber dari Dana Desa .... 62 Tabel 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Manfaat

Pembangunan Gudang Desa Yang Bersumber Dari

Dana Desa ... ... 62 Tabel 5.30 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Pentingnya Program

Perbaikan Pipa Air Bersih Yang Bersumber Dari Dana Desa ... 63 Tabel 5.31 Distribusi responden berdasarkan tanggapan manfaat program

perbaikan pipa air bersih yang bersumber dari Dana Desa ... 63 Tabel 5.32 Distribusi responden berdasarkan tanggapan pentingnya program

pembangunan saluran air limbah yang berasal dari

Dana Desa ... ... 64 Tabel 5.33 Distribusi responden berdasarkan tanggapan manfaat program

pembangunan saluran air limbah yang bersumber dari

Dana Desa ... ... 64 Tabel 5.34 Distribusi responden berdasarkan tanggapan pentingnya program penambahan gizi Balita, Lansia, dan Paud yang berasal dari Dana Desa ... ... 65 Ta

bel 5.35 Distribusi responden berdasarkan tanggapan manfaat program penambahan gizi Balita, Lansia, dan Paud yang berasal dari Dana Desa ... ... 65 Tabel 5.36 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai pentingnya

program gotong royong yang bersumber dari Dana Desa ... 66 Tabel 5.37 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai manfaat

program gotong royong yang bersumber dari Dana Desa ... 66 Tabel 5.38 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai pentingnya

program sosialisasi bahaya narkoba yang bersumber dari Dana Desa ... ... 67 Tabel 5.39 Distribusi responden berdasarkan tanggapan mengenai manfaat

program sosialisasi bahaya narkoba yang bersumber dari Dana

(14)

Tabel 5.40 Distribusi responden berdasarkan partisipasi dalam program pengerasan dengan tellford jalan juma Talinbabo yang

bersumber dari Dana Desa ... ... 68 Tabel 5.41 Distribusi responden berdasarkan partisipasi dalam program

pengecatan jambur yang bersumber dari Dana Desa ... 69 Tabel 5.42 Distribusi esponden berdasarkan partisipasi dalam program

pembangunan gudang desa yang bersumber dari Dana Desa .... 69 Tabel 5.43 Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Dalam Program

perbaikan pipa air bersih yang bersumber dari Dana Desa ... 70 Tabel 5.44 Distribusi responden berdasarkan partisipasi dalam pembangunan saluran air limbah yang bersumber dari Dana Desa... 70 Tabel 5.45 Distribusi responden berdasarkan partisipasi palam program

penambahan gizi Balita, Lansia dan Paud yang bersumber dari Dana Desa ... ... 71 Tabel 5.46 Distribusi responden berdasarkan partisipasi dalam program gotong

royong yang bersumber dari Dana Desa ... ... 71 Tabel 5.47 Distribusi responden berdasarkan partisipasi dalam program

sosialisasi bahaya narkoba yang bersumber dari Dana Desa ... 72

(15)

DAFTAR BAGAN/GAMBAR

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran... 30 Bagan 4.1 Struktur Organisasi ... 44

(16)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Kuesinoner 2. Dokumentasi Foto 3. Surat Pengajuan Judul 4. Surat Izin Penelitian

5. Berita Acara Seminar Proposal

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pembangunan nasional suatu bangsa yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan internasional akan menumbuhkan apa yang lazim disebut global governance. Keberhasilan pembangunan nasional akan sangat dipengaruhi oleh berhasil tidaknya menyingkirkan atau mengurangi permasalahan penting yang berkembang di pedesaan. Perjalanan pembangunan daerah selama ini masih didominasi oleh strategi yang menempatkan pembangunan pedesaan pada posisi yang terpisah dari pembangunan perkotaan. Pembangunan daerah mempunyai watak atau ciri tersendiri, serta memiliki pola dan spirit yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki itulah sebabnya pembangunan daerah sepatutnya dilihat sebagai sub-sistem di dalam sistem pembangunan nasional.

Sebagai suatu sub-sistem, pembangunan daerah memiliki kebulatan tersendiri yang bersifat fungsional bagi keseluruhan sistem pembangunan nasional.

Strategi pembangunan daerah yang menempatkan pembangunan pedesaan pada posisi yang terpisah dari pertumbuhan kota dalam jangka panjang kurang mendatangkan hasil maksimal. Strategi pembangunan semacam itu mengingkari eksistensi segi-segi krusial yang melekat pada keterkaitan desa-kota dan konsekuensinya melahirkan kebijaksanaan yang kurang tepat dalam menafsirkan dinamika pembangunan perdesaan. Peningkatan produksi pertanian di pedesaan misalnya tidak akan membuahkan hasil yang menetes kebawah dan menyentuh lapisan masyarakat miskin (trickle down effect) apabila kurang memperhitungkan eksistensi dan kemampuan pusat pasar diperkotaan. (Usman, 2004:17-18).

(18)

Pembangunan pedesaan seharusnya tidak semata-mata dicanangkan untuk mempertahankan swasembada pangan atau untuk meningkatkan pendapatan petani. Lebih dari itu, pembangunan pedesaan harus diwujudkan untuk memperkuat kota supaya fungsi kota sebagai penampung surplus tenaga kerja pedesaan dan sumber pemasok (supply dan input) kebutuhan pertanian menjadi lebih efektif. Desa memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan Pemerintahan Nasional secara luas.

Keberadaan desa secara yuridis formal diakui dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.Berdasarkan ketentuan ini desa diberikan pengertian sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat, prakarsa masyarakat, hak asal-usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Otonomi yang dimiliki desa adalah berdasarkan asal-usul dan adat istiadatnya.Otonomi desa merupakan otonomi asli, bulat,utuh, serta bukan merupakan pemberian dari pemerintah. Dengan diundangkannya Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang desa, desa merupakan sebuah kawasan yang otonom memang diberikan hak- hak istimewa, diantaranya adalah terkait pengelolaan keuangan dan alokasi dana desa, pemilihan kepala desa, serta proses pembangunan desa.

(19)

Dengan adanya otonomi desa, masyarakat desa sendiri dapat melakukan upaya untuk mencapai masyarakat desa yang sejahtera. Sebagai penunjang terwujud masyarakat desa yang sejahtera, pemerintah mengalokasikan Dana Desa yang bersumber dari (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Akan tetapi Dana Desa lebih diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat secara swakelola. Program-program pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat harus lebih melibatkan masyarakat di dalam proses agar hasilnya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Pemerintah desa mendapat alokasi anggaran dana desa sebesar 9,06 triliun rupiah dalam APBN 2015. Dana tersebut sejatinya bukan anggaran baru karena diambil dari jatah desa yang selama ini dikucurkan lewat nomenklatur lain seperti pada pos sosial berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang berada di Kementrian Dalam Negeri dan anggaran Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum.

Alokasi dana tersendiri memang langkah strategis untuk mewujudkan pembangunan desa. Dengan mengelola dana sendiri, desa telah ditempatkan sebagai subjek sesungguhnya dari pembangunan karena mendorong perangkat desa dan masyarakat aktif memegang peranan pembangunan karena merekalah yang memahami secara utuh persoalan dan kebutuhan desa. Namun pada kenyataannya apa yang diharapkan pemerintah sejatinya masyarakat Indonesia khususnya belum mampu untuk mengelola dana tersebut secara maksimal.

(20)

Banyak masyarakat belum mampu untuk menjadi objek sekaligus subjek pembangunan. Masyarakat terkadang tidak merespon atau bahkan tidak perduli dengan program pemerintah.

Desa di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 74.994 desa. Pada tahun 2015, jumlah desa yang mendapat dana desa 74.093 desa dan tahun 2016 meningkat menjadi 74.753 desa. Dana desa pada tahun 2016 sebesar 46,6 triliun dikucurkan oleh Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi. Pada tahun 2015 dana desa berjumlah Rp 20,7 triliun. Pada tahun 2016 meningkat dua kali lipat menjadi sebesar Rp. 64,9 triliun. Artinya, setiap desa mengelola uang secara mandiri Rp.500-800juta.

(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Indonesia (diakses pada 5 Maret 2017 pukul 10.25)

Tahun 2013 desa di Sumatera Utara berjumlah 5323 desa yang tesebar di 78 kabupaten/kota. Kabupaten Karo adalah salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara yang memiliki 17 kecamatan, 10 kelurahan dan 259 desa. Desa Kutambaru merupakan desa yang berada di kecamatan Munte Kabupaten karo yang mendapat Program Dana Desa.

(http://sumut.bps.go.id/frontend/linkTabelStatis/view/id/ (diakses pada tanggal 25 April 2017 pukul 09.20)

Pada Tahun 2015 Desa Kutambaru mendapat Dana Desa sebesar Rp.250.075.500,- yang digunakan untuk pembangunan seperti gudang desa, perbaikan pipa air bersih, perbaikan bak penampungan air, pembangunan saluran air limbah. Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat belum ada. Tahun 2016, Desa Kutambaru mendapat Dana Desa sebesar Rp.600.892.000, yang digunakan

(21)

untuk membangun infrastruktur desa seperti pengerasan dengan tellford jalan juma Talinbabo dan pengecatan jambur. Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat kegiatan yang dilakukan berupa penambahan gizi balita, lansia dan paud, gotong royong, sosialisasi bahaya narkoba, dan pembentukan/pembuatan BumDes.

Kepala Desa Kutambaru menyatakan bahwa begitu banyak program dari danadesa yang dilakukan namun dilihat masyarakat setempat kurang memiliki sambutan yang baik terhadap program yang dilaksanakan. Masyarakat setempat kurang menyadari bahwa mereka lah sebagai objek dan subjek pembangunan padahal pemerintah berharap dengan adanya Dana Desa maka pembangunan dan pemberdayaan antara kota dan desa akan merata. Sehingga masyarakat desa dapat menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki di daerahnya masing- masing. Dana Desa dalam pengelolaannya harus dilaksanakan secara tertib, taat pada ketentuan peraturan Perundangan-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2015 tentang Dana Desa.

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui respon masyarakat terhadap program Dana Desa yang dibuat kedalam skripsi “respon masyarakat pada program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte”.

(22)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut

“Bagaimana respon masyarakat terhadap program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat terhadap program dana desa di Desa Kutambaru Kecamaan Munte Kabupaten Karo.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini dapat digunakan dalam rangka:

a. Pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat membandingkan teori dan kenyataan dilapangan khususnya dibidang dana desa.

b. Pengembangan referensi pelaksanaan dana desa dan dapat dimanfaatkan lebih baik lagi sesuai dengan tujuannya.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian dalam penelitian ini disajikan dalam 6 bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan

(23)

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang teori yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, bagan pemikiran dan definisi konsep.

BAB III :METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian,lokasi penelitian,informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB IV :DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian dimana penulis mengadakan penelitian.

BAB V :ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta analisisnya

BAB VI :PENUTUPAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaat dengan penelitian yang dilakukan.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon

Respon berasal dari kata response yang berarti balasan atau tanggapan (reaction). Dalam istilah psikologi, respon dikenal dengan proses memunculkan dan membayangkan kembali gambaran hasil pengamatan. Respon pada proses yang didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak untuk bereaksi terhadap rangsangan.(Hudaniah,2009).

Pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interaksi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport yaitu ada tiga, yaitu:

1. Komponen Kognitif

Komponen kognitif adalah komponen atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikap tersebut.

2. Komponen Afektif

Komponen afektif adalah komponen yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.

3. Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya.

(25)

Sehingga dapat disimpulkan respon terjadi bermula dari adanya suatu tindakan pengamatan yang menghasilkan suatu kesan yang menjadikan kesadaran yang dapat dikembangkan pada masa sekarang. Ataupun menjadi antisipasi pada masa yang akan datang. Jadi jelas bahwa pengamatan dan sikap terjadi sebelum respon. Pengamatan merupakan modal dasar dari respon sedangkan, modal dari pengamatan adalah alat indera yang meliputi penglihatan dan penginderaan

2.1.1 Persepsi

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan suatu objek yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya rangsang oleh alat indra, kemudian individu memiliki perhatian, selanjutnya diteruskan ke otak, lalu individu menyadari tentang sesuatu yang diamati. Menurut Morgan, King dan Robinson (dalam Adi,1994) persepsi menunjuk pada bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia disekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia.

2.1.2 Sikap

Sikap adalah reaksi atau respons yang masih tertutup dari individu, selalu diarahkan terhadap suatu hal atau objek tertentu dan sifatnya tertutup. Oleh sebab itu, manifestasi sikap tidak langsung dapat dilihat, namun hanya dapat ditafsirkan dari tingkah laku yang tertutup tersebut. Disamping sikap yang bersifat tertutup, sikap juga bersikap sosial,dalam arti bahwa kita hendaknya dapat beradaptasi dengan orang lain. Sikap menuntut tingkah laku sehingga akan bertindak sesuai dengan sikap yang diekspresikan. Kesadaran individu untuk menentukan tingkah laku nyata dan tingkah laku yang mungkin terjadi itulah yang dinamakan sikap

(26)

(Sunaryo,2005:95).

Sikap dapat bersifat negatif dan dapat pula bersifat positif. Sikap negatif memunculkan kecenderungan untuk menjauhi, membenci, menghindari ataupun tidak menyukai keberadaan suatu objek. Sedangkan sikap positif memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati, menerima atau bahkan meng

harapkan objek tertentu (Adi,1994:178&179).

2.1.3 Partisipasi

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation adalah pengambilan bagian atau keikutsertaan. Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, keterlibatan masyarakatdalam mengevaluasi perubahan yang terjadi.

2.2 Masyarakat

2.2.1 Pengertian Masyarakat

Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang berarti ikut serta, berpartisipasi. Menurut Gillin & Gillin(dalam Basrowi, 2005) masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan,sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat meliputi kelompok manusia yang kecil sampai dengan kelompok manusia dalam suatu masyarakat yang sangat besar, seperti suatu negara. Dimana suatu negara juga memiliki kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama dan keteraturan.

(27)

2.2.2 Model-model Pengembangan Masyarakat

Menurut Jack Rothman(dalam Suharto,2005) ada tiga macam model yang berguna dalam memahami pengembangan masyarakat, yaitu:

1. Pengembangan Masyarakat Total

Pengembangan masyarakat total adalah proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta inisiatif masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat bukan dipandang sebagai sistem klien yang melainkan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan. Pengembangan kepemimpinan lokal, peningkatan strategi kemandirian, peningkatan informasi, komunikasi, relasi dan keterlibatan anggota masyarakat merupakan inti dari proses pengembangan masyarakat lokal.

2. Perencanaan sosial

Perencanaan sosial disini menunjukkan pada proses pragmatis untuk menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan, kesehatan masyarakat yang buruk, dan lain-lain.

Berbeda dengan pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial lebih berorientasi pada tujuan tugas.

3. Aksi sosial

Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan danstruktur masyarakat melalui proses pendistribusian kekuasaan, sumber dan pengambilan pendekatan aksi

(28)

sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang seringkali menjadi korban ketidakadilan struktur. Mereka miskin karena dimiskinkan, mereka lemah karena dilemahkan, dan tidak percaya karena tidak diberdayakan oleh kelompok elit masyarakat yang menguasai sumber-sumber ekonomi, politik, dan kemasyarakatan. Aksi sosial berorientasi pada tujuan proses dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui proses penyadaran, pemberdayaan dan tindakan-tindakan aktual untuk mengubah struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokrasi, kemerataan dan keadilan.

2.2.3 Pemberdayaan Masyarakat.

Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan mempengaruhi kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.

Pemberdayaan menekankan orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parsons dalam Suharto,2005). Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan dimana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bila warganya ikut berpartisipasi.

Pemberdayaan secara konseptual pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.Prinsip ini mendorong masyarakat untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitannya dengan upaya mengatasi permasalahan

(29)

yang dihadapi, sehingga masyarakat mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh untuk membentuk hari kedepannya.

Secara garis besar, proses pemberdayaan ini melihat pentingnya mengalirkan daya (kuasa) dari subjek ke objek. Pemberian kuasa, kebebasan, dan pengakuan dari subjek ke objek dengan memberinya kesempatan untuk meningkatkan hidupnya dengan memakai sumber daya yang ada merupakan salah satu manifestasi dari mengalirnya daya tersebut. Pada akhirnya, kemampuan individu miskin untuk dapat mewujudkan harapannya dengan diberinya pengakuan oleh subjek merupakan bukti bahwa individu dan kelompok memiliki daya.

Mengalirnya daya ini merupakan upaya atau cita-cita untuk mensinergikan masyarakat miskin kedalam aspek kehidupan yang lebih luas. Hasil akhir dari pemberdayaan adalah beralihnya fungsi individu atau kelompok yang semula sebagai objek menjadi subjek (subjek baru), sehingga relasi sosial yang ada nantinya hanya akan dicirikan dengan relasi antara subjek dengan subjek yang lain. Dengan demikian, proses pemberdayaan mengubah pola relasi lama subjek- objek menjadi subjek-subjek. (Nasdian,2015:90-93)

2.3 Program

Program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Dengan adanya program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan pelaksanaan.

Dalam program terdapat beberapa aspek, antara lain:

(30)

1. adanya tujuan yang ingin dicapai

2. adanya kebijakan-kebijakan yang harus diambil dalam pencapaian tujuan 3. adanya aturan-aturan yang dipegang dan prosedur yang dilalui

4. adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan 5. adanya strategi dalam pelaksanaan

Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan program ialah adanya kelompok orang yang menguji sasaran program sehingga kelompok orang tersebut merasa ikut dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya perubahan serta peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa ada manfaat, dapat dikatakan bahawa program tersebut gagal dilaksanakan. Berhasil tidaknya suatu program tergantung dari unsur pelaksananya. Unsur pelaksana merupakan unsur ketiga yang memiliki tanggung jawab mengolah dan mengawasi pelaksanaan program, baik organisasi maupun perorangan.

2.4 Desa

2.4.1 Pengertian Desa

Menurut UU No 6 Tahun 2014, desa adalah desa dan desa adat atau disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat, hak asal usuk, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia.Desa dapat diartikan sebagai suatu kesatuan hukum, dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan tersendiri. Di daerah suku Karo desa diberi istilah dengan Kuta.

(31)

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Pemusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa.

Pengakuan desa dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 18B ayat 1 dan 2, serta dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah nomor 32 tahun 2004, dimana desa atau yang disebut dengan nama lain(selanjutnya disebut desa) adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki bata-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini kemudian ditegaskan lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 tentang Desa dan Undang-undang Republik Indonesia nomor 6 tahun 2014.

2.4.2 Ciri-ciri Desa

Desa-desa di Indonesia pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tepi desa ada pintu dari kayu yang merupakan pintu gerbang untuk masuk ke desa.

b. Tepi desa biasanya dikelilingi dengan tanaman bambu c. Terdapat makam dengan tanaman kamboja

d. Terdapat Balai Desa, tempat mengantor seorang kepala desa beserta perangkatnya

(32)

e. Ditandai adanya lumbung desa

f. Ditandai dengan kehidupan yang tenang dan damai serta keakraban diantara penduduknya

g. Biasanya ditandai dengan model perkampungan yang memanjang sepanjang jalan-jalan yang ada di desa dan pola perkampungan yang saling berhadapan satu sama lain. Pola perkampungan yang terakhir ini biasanya dihuni oleh beberapa rumah tangga/keluarga yang masih memiliki hubungan kerabat.

h. Dipimpin oleh seorang kepala desa dengan beberapa perangkat desa

i. Masyarakat sebagian besar hidup dari tanah pertanian dan pemeliharaan ternak. (Wisadirana,2004:21).

2.4.3 Karakteristik Masyarakat Desa

Redfield dalam Wisadirana 2004 menyatakan masyarakat desa adalah masyarakat tradisional dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Jumlahnya kecil, dengan tempat tinggal yang terpencil jauh dari keramaian kota

b. Relatif bersifat homogen dengan rasa persatuan yang kuat

c. Memiliki sistem sosial yang teratur dengan perilaku tradisionalnya d. Rasa persaudaraan yang sangat kuat

e. Taat pada ajaran-ajaran agama dan menurut kepada pemuka masyarakat f. Masyarakat desa merupakan masyarakat yang dapat diartikan:

g. Sebagai satu organisasi dan sistem sosial, yakni suatu masyarakat yang menunjukkan keteraturan pada kelompok-kelompok sosial

(33)

h. Sebagai suatu masyarakat keluarga, artinya masyarakat tersebut ditandai oleh adanya saling kenal mengenal diantara anggotanya, adanya keinginan, memiliki rasa persaudaraan yang tinggi, memiliki jalinan emosional yang kuat dan saling membantu serta tolong menolong.

i. Sebagai masyarakat peternalistik yaitu suatu masyarakat dimana anggota- anggotanya mempunyai sifat pasrah diri terhadap atasan atau orang yang dianggap kedudukan lebih tinggi( pemuka adat/masyarakat dan atau pamong desa). Mereka dianggap sebagai bapak yang dapat melindungi dan harus menghormati serta dipatuhi. Jadi masyarakat ini sifatnya membapakkan pada atasan dan biasanya pada desa yang semakin terpencil, maka sifat tersebut akan semakin nyata (Wisadirana,2004:49&50).

2.4.4 Ruang Lingkup Desa

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup:

1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;

2. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota diserahkan pengaturannya kepada desa;

3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa.

Urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa adalah urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.

(34)

Penyelenggaraan Pemerintah Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan BPD.

Pemerintah desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa. Perangkat desa terdiri dari Sekertaris Desa dan Perangkat Desa lainnya. Perangkat desa lainnya terdiri atas:

a. Sekertaris Desa

b. Pelaksana teknis lapangan c. Unsur kewilayahan.

Badan Permusyawarahan Desa (BPD) berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Badan Permusyawaratan Desa(BPD) memiliki hak untuk meminta keterangan kepada Pemerintah Desa dan menyatakan Pendapat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.

BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mempunyai wewenang:

a) membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa

b) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaaan peraturan desa dan peraturan kepala desa

c) mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa d) membentuk panitia pemilihan kepala desa

e) menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat, danmenyusun tata tertib BPD.

(35)

2.5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran ( 1 Januari-31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan oleh undang-undang.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terdiri atas:

A. Anggaran Pendapatan, terdiri atas : 1. Penerimaan perpajakan

2. Penerimaan negara bukan pajak, yang selanjutnya disingkat PNBP.

3.Penerimaan hibah

B. Anggaran Belanja, terdiri atas :

1)Belanja Pemerintah Pusat menurut organisasi 2)Belanja Pemerintah Pusat Menurut fungsi 3) Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis

4) Transfer ke daerah, adalah pengeluaran negara dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan, dana otonomi khusus, dan dana penyesuaian.

a. Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus, dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

(36)

a) Dana bagi hasil, yang selanjutnya disingkat DBH, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

b) Dana alokasi umum, yang selanjutnya disingkat DAU, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dihitung dari Pendapatan Dalam Negeri (PDN) neto.

c) Dana alokasi khusus, yang selanjutnya disingkat DAK, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

(37)

b. Dana otonomi khusus adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan otonomi khusus suatu daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

c. Dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah

dalam rangka melaksanakan kebijakan tertentu Pemerintah dan DPR sesuai peraturan perundangan, yang terdiri atas dana insentif daerah, Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD), dana-dana yang dialihkan dari Kementerian Pendidikan Nasional ke Transfer ke Daerah, berupa Tunjangan Profesi Guru dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah, serta Kurang Bayar Dana Sarana dan Prasarana Infrastruktur Provinsi Papua Barat.

2.6 Dana Desa

2.6.1 Pengertian Dana Desa

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.60 Tahun 2014, Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

(38)

Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung kedesa ditentukan 10% dari dan luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap. Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan,luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan dihitung dengan bobot:

1. 30% untuk jumlah penduduk kabupaten/kota 2. 20% untuk luas wilayah kabupaten/kota 3. 50% untuk angka kemiskinan kabupaten/kota

Sedangkan tingkat kesulitan geografis ditunjukkan oleh indeks kemahalan konstruksi. Berdasarkan besaran Dana Desa setiap kabupaten/kota, walikota/bupati menetapkan besaran Dana Desa untuk setiap desa di wilayahnya.

Tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa setiap desa ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota. Kabupaten/kota menghitung besaran dana desa untuk setiap desa berdasarkan jumlah penduduk desa, luas wilayah desa, angka kemiskinan desa, dan tingkat kesulitan geografis, dengan bobot:

a. 30% untuk jumlah penduduk desa b. 20% untuk luas wilayah desa c. 50% untuk angka kemiskinan desa

Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa dana desa digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Namun, dana desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

(39)

2.6.2 Tujuan Dana Desa

1. Bidang Pembangunan Desa

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan desa meliputi:

a. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrastruktur atau sarana dan prasarana fisik untuk penghidupan, termasuk ketahanan pangan dan pemukiman;

b. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat;

c. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana dan prasaran pendidikan, sosial, dan kebudayaan;

d. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana produksi dan distribusi; atau

e. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana energi terbarukan serta kegiatan pelestarian lingkungan hidup.

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Prioritas penggunaan dana desa untuk program dan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat desa, dialokasikan untuk mendanai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas warga atau masyarakat desa dalam pengembangan wirausaha, penignkatan pendapatan, serta perluasan skala ekonomi individu warga atau kelompok masyarakat desa yang meliputi:

(40)

a) Peningkatan investasi ekonomi desa melalui pengadaan, pengembangan atau bantuan alat-alat produksi, permodalan, dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan pemagangan;

b) Dukungan kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM Desa ataupun BUM Des bersama, maupun oleh kelompok atau lembaga ekonomi masyarakat desa lainnya;

c) Bantuan peningkatan kapasitas untuk program dan kegiatan pertahanan pangan Desa;

d) Pengorganisasian masyarakat, fasilitas dan pelatihan paralegal dan bantuan hukum masyarakat desa, termasuk pembentukan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan pengembangan kapasitas Ruang Belajar Masyarakat di Desa (Community Center);

e) Promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta gerakan hidup bersih dan sehat, termasuk peningkatan kapasitas pengelolaan Posyandu, Poskesdes, Polindes dan ketersediaan atau keberfungsian tenaga medis/swamedikasi di Desa;

f) Dukungan terhadap kegiatan pengelolaan hutan/pantai desa dan hutan/pantai kemasyarakatan;

g) Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat untuk energi terbarukan dan pelestarian lingkungan hidup;

h) Bidang kegiatan pemberdayaan ekonomi lainnya yang sesuai dengan analisa kebutuhan desa dan telah ditetapkan dalam Musyawarah Desa.

(41)

2.6.3 Prinsip Dana Desa

Adapun prinsip prioritas penggunaan dana desa adalah:

a. Keadilan, dengan mengutamakan hak atau kepentingan seluruh warga desa tanpa membeda-bedakan;

b. Kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan kepentingan desa yang lenih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan sebagian besar masyarakat desa; dan

c. Tipologi desa, Dengan mempertimbangkan keadaan dan kenyataan karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologis desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan kemajuan desa.

2.6.4 Mekanisme Penyaluran Dana Desa

Didalam PP Nomor 8 tahun 2016 pasal 16 bahwa Dana Desa tahun 2016 disalurkan secara bertahap oleh pemerintah melalui Rekening Kas Umum Negara (RKUN) kepada pemerintah daerah kabupaten/kota melalui Rekening Kas Umum Daerah(RKUD). Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RUKD dapat dilaksanakan apabila pemerintah daerah kabupaten/kota telah menyampaikan dokumen- dokumen sebagai berikut:

1. Perda tentang APBD tahun 2016;

2. Peraturan bupati/walikota tentang tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa; dan

3. Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa tahun 2016

(42)

Penyaluran Dana Desa pada tahun 2015 dilakukan secara bertahap, penyaluran Dana Desa tahap I dilakukan pada bulan April, sebesar 40%. Tahap II dilakukan pada bulan Agustus sebesar 40%. Pada Tahap III dilakukan pada bulan Oktober, sebesar 20%. Paling lambat dilakukan minggu kedua bulan tersebut dan disalurkan ke desa melalui RKUD ke Rekening Kas Desa paling lambat 7 hari setelahnya.Sedangkan penyaluran Dana Desa pada tahun 2016 dilakukan dengan 2 tahap. Tahap I dilakukan pada bulan Maret sebesar 60% dan tahap II dilakukan pada bulan Agustus sebesar 40%.

2.6.5 Pengawasan Dana Desa

Pemerintah Pusat melakukan pemantauan dan evaluasi atas pengalokasian, penyaluran,penggunaan dan pelaporan Dana Desa. Pemantauan dilakukan terhadap:

1. Penerbitan peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa;

2. Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD;

3. Penyampaian laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan Dana Desa;

4. Sisa Dana Desa.

Sedangkan evaluasi dilakukan terhadap:

a. Penghitungan pembagian besaran Dana Desa setiap Desa oleh kabupaten/kota; dan

b. Realisasi penggunaan dana desa.

(43)

Hal tersebut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 49 tahun 2016 bahwa Menteri Keuangan, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan bersama dengan Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Desa,Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melakukan pemantauan atas pengalokasian, penyaluran, dan penggunaan Dana Desa. Pemantauan ini dilakukan terhadap :

1) penerbitan peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa,penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD 2) penyampaian laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan

Dana Desa; dan

3) sisa Dana Desa di RKUD

Pemantauan terhadap penyaluran Dana Desa RKUD ke RKD yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perimbangan memberikan teguran kepada bupati/walikota. Ketidaksesuaian penyaluran tersebut, dapat berupa :

a) keterlambatan penyaluran; dan/atau b) tidak tepat jumlah penyaluran

Dana Desa yang terlambat disalurkan dan/atau tidak tepat jumlah penyalurannya harus segera disalurkan ke RKD oleh bupati/walikota paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima teguran dari Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan.

(44)

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat sebuah penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu dengan jurnal yang terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Siti Aisyah (2016), melakukan penelitian dengan judul “Respon Masyarakat Terhadap Program-Program Pembangunan yang Bersumber Dari Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Johar Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang”. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana respon masyarakat terhadap program-program pembangunan yang bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif yang dari hasil penelitian ini diketahui bahwa respon masyarakat terhadap program-program pembangunan yang bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Johar Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang adalah berkategori positif.

Adapun perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah Aisyah lebih memfokuskan mengenai program pembangunan yang berasal dari Alokasi Dana Desa, sedangkan peneliti fokus pada program Dana Desa yaitu pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

(45)

2.8 Kerangka Berpikir

Pembangunan di wilayah pedesaan seharusnya bukan dilihat sebagai objek melainkan subjek pembangunan. Dengan dikeluarkan dan diberlakukannya UU No 6 tahun 2014 disusul dengan UU No 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang menekankan pembangunan dan pemberdayaan di wilayah desa. Kebijakan Dana desa difokuskan pada pembangunan sarana dan prasarana, pemeliharaan sarana dan prasarana dan pemberdayaan masyarakat.

Masyarakat desa kurang menyadari bahwa mereka lah sebagai objek dan subjek pembangunan padahal pemerintah berharap dengan adanya Dana Desa maka pembangunan dan pemberdayaan antara kota dan desa akan merata.

Sehingga masyarakat desa dapat menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki di daerahnya masing-masing.

Pelaksanaan program dana desa yang bersumber dari APBN langsung dikelola utuh oleh pemerintah desa. Pemerintah desa memiliki kewenangan untuk mengelola danmembiayai pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat.

Selain itu masyarakat juga berpartisipasi dan berperan aktif dalam program dana tersebut melalui musyawarah desa.

Adapun respon masyarakat meliputi tiga hal, yaitu persepsi masyarakat, sikap masyarakat, dan partisipasi masyarakt terhadap program Dana Desa.

Skematisasi kerangka pemikiran adalah proses transformasi narasi yang menerangkan hubungan atau konsep-konsep atau variabel-variabel penelitian menjadi suatu skema (Siagian, 2011).

Maka skematisasi kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

(46)

Bagan Alur Pikir

Masyarakat Desa Kutambaru

Program Dana Desa 1. Pembangunan desa

2. Pemberdayaan Masyarakat Desa

Respon Masyarakat Desa Kutambaru

Persepsi, meliputi:

1. Pengetahuan masyarakat terhadap program Dana Desa dalam pembangunan desa dan

pemberdayaan masyarakat

2. Atensi masyarakat dalam pemanfaatan program tersebut.

Sikap, meliputi:

1. Penilaian masyarakat tentang pemanfaatan Dana Desa

2. Apakah masyarakat menerima atau menolak Dana Desa

3. Apakah masyarakat mengharapkan

pemanfaatan Dana Desa

Partisipasi, meliputi:

1. Peran masyarakat dalam kegiatan penyelenggaraan program Dana Desa 2. Keikutsertaan masyarakt dalam

menikmati pemanfaatan Dana Desa

3.Mengikuti ketentuan pemanfaatan Dana Desa sesuai kesepatan

masyarakat yang telah ditetapkan.

Negatif Netral Positif

(47)

2.9 Defenisi Konsep dan Definisi Operasional 2.9.1 Defenisi Konsep

Perumusan definisi konsep dalam suatu penelitian ilmiah menunjukkan bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang diteliti. Peneliti berupaya menggiring para pembaca hasil penelitian itu memaknai konsep sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh si peneliti. Jadi definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian(Siagian,2011:136-138).

Memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti akan membatasi konsep yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Respon adalah reaksi ataupun tanggapan dimana tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.

2. Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan,sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama yang meliputi kelompok manusia yang kecil sampai dengan kelompok manusia yang besar.

3. Program adalah suatu kebijakan yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai penyelesaian masalah.

4. Dana Desa adalah anggaran yang dikucurkan dari pemerintah untuk pembangunan desa. Dana ini bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara.

(48)

5. Desa Kutambaru adalah desa yang berada di Kecamatan Munte yang berbatasan dengan Desa Gunung Saribu dan Desa Sarimunte.

2.9.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Adapun respon masyarakat terhadap program Dana Desa diukur dari :

1. Persepsi masyarakat terhadap program Dana Desa.

a. Pengetahuan masyarakat tentang program Dana Desa b. Pengetahuan masyarakat tentang tujuan program Dana Desa c. Sumber informasi adanya program Dana Desa

d. Pemahaman masyarakat terhadap sosialisasi program Dana Desa 2. Sikap masyarakat mengenai Dana Desa

a. Setuju tidak masyarakat terhadap adanya program Dana Desa

b.Membantu tidaknya program Dana Desa terhadap kesejahteraan masyarakatDesa Kutambaru.

3. Partisipasi masyarakat dalam sosialisasi dan kegiatan program Dana Desa.

a. Kesiapan dalam keterlibatan program pembangunan dan pemberdayaan yang bersumber dari Dana Desa.

b. Keikutsertaan masyarakat dalam menikmati manfaat program- programpembangunan dan pemberdayaan yang bersumber dari Dana Desa.

c. Mengikuti ketentuan yang sesuai dengan kesepakatan dalam program- program pembangunan dan pemberdayaan yang bersumber dari Dana Desa.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Tipe Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti.

Termasuk didalamnya bagian unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian,2011:52).Penelitian deskriptif menggambarkan dan melukiskan sesuatu hal yang di dapat dari lapangan dan kemudian dijelaskan dalam kata-kata. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggambarkan secara menyeluruh mengenai respon masyarakat terhadap program Dana Desa di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kutambaru Kecamatan Munte Kabupaten Karo. Adapun alasan melakukan penelitian di Desa Kutambaru ini karena peneliti melihat masyarakat di desa tersebut belum sepenuhnya mengartikan tentang dana desa sehingga membuat peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian di desa tersebut.

(50)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa ataupun individu yang akan di kaji dalam suatu penelitian (Siagian,2011:155). Populasi masyarakat di Desa Kutambaru adalah 520 kepala keluarga.

3.3.2 Sampel

Roscoe (dalam Siagian, 2011)mendefinisikan bahwa sampel sebagai bagian dari objek, kejadian atau individu yang terpilih dari populasi yang akan diambil datanya atau yang akan diteliti. Secara teoritis dalam penelitian kuantitatif, pada dasarnya sangat menyarankan metode penarikan sampel dengan metode penarikan sampel bertipe probabilitas. Akan tetapi dalam penelitian ini, mengingat masih rendahnya informasi mengenai program-program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang bersumber dari Dana Desa yang tersebar pada populasi, maka peneliti memilih menggunakan metode Purposive samplingyang tidak termasuk dalam bagian metode penarikan bertipe probabilitas.

Purposive sampling adalah sampel non acak yang penelitinya menggunakan berbagai metode untuk mencari semua kemungkinan kasus yang begitu spesifik dan populasinya sulit dijangkau. Sampling ini menggunakan penilaian seorang ahli dalam memilih kasus.

(51)

Berdasarkan hal diatas, dengan bantuan rekomendasi dari Kepala Desa serta Perangkat Desa, peneliti menentukan sampel sebagai responden dengan persyaratan, bahwa responden yang diminta kebersediaannya menjadi responden merupakan masyarakat di Desa Kutambaru Kecamatan Munte yang mengetahui informasi tentang Dana Desa sebagai sumber pendanaan pada program

pembangunan dan perberdayaaan masyarakat desa. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini lebih dari 100 maka dianjurkan sampel yang diambil 10-15%

atau 20-25%, maka sampel yang diambil adalah 10% dari jumlah populasi 52 kepala keluarga.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti melalui penelaah buku, jurnal, majalah, surat kabar dan karya tulis lainnya.

2. Studi Lapangan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Adapun alat-alat yang digunakan dalam rangka studi lapangan ,yaitu:

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b. Kuesioner, yaitu kegiatan pengumpulan data dengan cara menyebar daftar pertanyaan untuk dijawab responden sehingga peneliti memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian (Siagian,2011).

(52)

Analisis data adalah proses menjadikan data memberikan pesan kepada pembaca. Analisis data menjadikan data tersebut mengeluarkan maknanya sehingga para pembaca tidak hanya mengetahui data itu, melainkan juga mengetahui apa yang ada dibalik itu (Siagian, 2011).Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu cara memeriksa data dari responden, kemudian dicari frekuensi dan persentasenya untuk disusun dalam bentuk tabel tunggal serta selanjutnya dijelaskan secara kuantitatif. Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah:

a. Pengkodingan, yaitu mengklarifikasi jawaban-jawaban menurut macamnya.

b. Membuat kategori untuk mengklarifikasi jawaban sehingga mudah dianalisa serta disimpulkankan untuk menjawab masalah yang dikemukakan dalam penelitian.

c. Tabulasi, yaitu dengan menggunakan tabel tunggal untuk mengetahui jawaban dan skor dari masalah yang diteliti.

Dalam merumuskan kesimpulan maka digunakan skala likert untuk mengukur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Subyek penelitian dihadapkan pada pernyataan positif dan jumlah yang berimbang dan mereka diminta untuk menyatakan apakah sangat setuju, setuju, kurang setuju atau tidak setuju (Faisal,2005:143).

Adapun pemberian skor data yang dilakukan melalui respon yang negatif menuju respon yang positif, yaitu:

1. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1 2. Skor tidak perpendapat (netral) adalah 0

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bapak Ibu Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi prodi Akuntansi Universitas Muria Kudus yang telah memberikan bekal berbagai ilmu pengetahuan sehingga

At the second meeting, learning activities that are some class activities that are included into kinesthetic domain of multiple intelligences in the whilst

[r]

BERBAGAI JENIS PUPUK KANDANG SEBAGAI PENUNJANG PERTUMBUHAN BIBIT SIRSAK ( Annona muricata Linn).. (Various Types Of Fertilizers As Supporting The Growth Of Sirsak (Annona

Aqil Ibnu ,(2010), Analisis Fluid Viscous Damper Pada Bangunan Dua Belas Lantai Akibat Gaya Gempa, Universitas Sumatera Utara, Indonesia. Naurah Nazifa, (2015), Analisis

[r]

Respons spektrum dari gempa Aceh akan dihitung berdasarkan pada SNI 03-1726-2012.. Kategori Resiko

Simbol yang terdapat pada ornamen yang ada pada rumah adat melayu Kampar,.. diantaranya tercipta dan diciptakan atas dorongan pengaruh lingkungan seperti