• Tidak ada hasil yang ditemukan

Representasi sapta pesona dalam industri pariwisata di objek wisata Candi Cetho Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Representasi sapta pesona dalam industri pariwisata di objek wisata Candi Cetho Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar JURNAL"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

Representasi Sapta Pesona Dalam Indutri Pariwisata di Objek Wisata Candi Cetho Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar

Sosiologi, FISIP, UNS

Jl. Ir Sutami No 36-A Kentingan Surakarta. 57126. Ran17pomegranade@gmail.com

ABSTRAK

Rani Asmasari. D0311056. 2015. “Representasi Sapta Pesona Dalam Indutri

Pariwisata di Objek Wisata Candi Cetho Kecamatan Jenawi Kabupaten

Karanganyar”. Skripsi. Program Studi Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sapta Pesona merupakan kebijakan yang dicanangkan pemerintah yang terdiri dari 7 unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan dengan cara promosi digencarkan, aksesibilitas diperluas, mutu pelayanan dan produk pariwisata ditingkatkan, dan yang terpenting pemberdayaan manusia yang sadar wisata berdasarkan Sapta Pesona dibudayakan. penelitian dilakukan di ODTW Candi Cetho Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar dan menggunakan teori AGIL dari Talcott Parsons. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan data adalah purposive sampling. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, dokumentasi dan observasi. Untuk validitas data digunakan teknik triangulasi.

Hasil Penelitian yang di peroleh adalah bahwa keberlangsungan Sapta Pesona tidak lepas dari seluruh usaha pelaku pariwisata di dalamnya. Satu sistem dengan sistem lain akan saling berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang berjalan harmonis. Jika satu saja sistem tidak berjalan sesuai fungsi maka tidak akan ada keberlangsungan seperti yang diharapkan.

(2)

commit to user

1. Pendahuluan

Pariwisata merupakan industri terbesar abad ini, hal ini bisa dilihat dari sumbangannya terhadap pendapatan dunia serta penyerapan tenaga kerja yang menjadikan pariwisata menjadi andalan dalam berbagai negara dan teritori. Berdasarkan berbagai indikator perkembangan dunia, ditahun-tahun mendatang peranan pariwisata diprediksi akan semakin meningkat, salah satunya di Indonesia.

Di Indonesia sendiri pariwisata juga disebut sebagai penghasil devisa terbesar. Pariwisata di Negara ini mulai berkembang sejak tahun 1969. Bahkan, pada tahun 2009 pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa yang menjadikan industri pariwisata menjadi sektor ekonomi mutlak di Indonesia, hal ini memang tidak mengherankan karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan pesona wisata. Banyak tempat-tempat indah di Indonesia yang layak untuk dijadikan tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara hal ini didasari kekayaan yang alam dan keanekaragaman budaya di Indonesia.

Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam kepariwisataan di Indonesia, keadaan alamnya yang indah terdiri dari pulau-pulau, gunung, danau, laut, hutan dengan aneka flora dan fauna yang dimilikinya serta peninggalan sejarah yang menawan dan unik. Serta keanekaragaman yang ditawarkan oleh pariwisata di Indonesia seperti wisata bahari/wisata alam, agrowisata, wisata ziarah, wisata taman hiburan, dan lain lain. Tidak lepas juga dari keramah tamahan masyarakat Indonesia sebagai salah satu aset terpenting.

(3)

commit to user

berkembang dinamis yang berperan sebagai subyek bukan hanya sebagai objek, masyarakat lokal perlu diajak untuk ikut andil dalam kegiatan kepariwisataan karena masyarakat lokal lah yang lebih mengerti kondisi sosial budaya setempat, maka dibutuhkannya keaktifan masyarakat lokal untuk ikut terlibat didalamnya atau dengan kata lain diperlukannya pemberdayaan dalam masyarakat.

Ketika disadari bahwa industri pariwisata merupakan usaha yang dapat memberikan keuntungan baik untuk pemerintah, masyarakat lokal maupun stakeholder lainnya jika industri ini dikelola dengan baik dan benar. Oleh karena itu, Menparpostel Soesilo Soedarman memprogramkan Tujuh Kebijaksanaan atau Sapta Kebijaksanaan Pariwisata (Sapta Pesona) yang terdiri dari 7 unsur yaitu Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan kenangan dengan cara promosi digencarkan, aksesibilitas diperluas, mutu pelayanan dan produk pariwisata ditingkatkan, dan yang terpenting pemberdayaan manusia yang sadar wisata berdasarkan Sapta Pesona dibudayakan.

Sapta Pesona sendiri merupakan program dari pemerintah yang bertujuan untuk memajukan industri pariwisata. Tetapi, keberlangsungan dari program ini tergantung dari masyarakat itu sendiri sebagai pelaku wisata. konsep antara Sapta Pesona dengan masyarakat dan industri pariwisata saling terkait satu sama lain, dimana Sapta Pesona merupakan alat dari masyarakat untuk memajukan industri pariwisata di daerahnya, dengan terealisasikannya program ini maka secara otomatis industri pariwisatanya akan maju dan masyarakatnya bisa sejahtera. Sedangkan sadar wisata merupakan suatu keadaan yang di inginkan (ideal) terjadi ditengah-tengah masyarakat melalui penerapan unsur-unsur Sapta Pesona.

(4)

commit to user

Hal ini bisa didapat dengan melalui terbukanya lapangan usaha yang di isi oleh masyarakat sekitar dengan berpegang pada unsur Sapta Pesona. Dengan adanya lapangan usaha tersebut, maka tenaga kerja juga akan diserap dan selanjutnya pendapatan anggota masyarakat juga akan bertambah. Oleh karena itu, sadar wisata dan Sapta Pesona perlu diterapkan di dalam aktivitas kehidupan sehari-hari agar kondisi yang ideal selalu dapat dipelihara ditengah-tengah masyarakat.

Kebijakan ini di harapkan dapat menyuburkan industri pariwisata di Indonesia. Upaya dalam menjalankan program ini ialah melalui sosialisasi pariwisata oleh pemerintah maupun lembaga terkait, sasaran utama dalam sosialisasi ini adalah masyarakat itu sendiri sebagai pelaku pariwisata untuk ikut turut serta dalam memajukan industri pariwisata Indonesia dan membentuk masyarakat sebagai masyarakat yang sadar wisata.

2. Metode Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah Objek Wisata Candi Cetho di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Pemilihan Candi Cetho adalah dikarenakan Candi Cetho mempunyai unsur unsur yang bisa disebut sebagai tempat pariwisata dan juga Candi Cetho merupakan salah satu Objek Wisata yang menjadi sasaran kegiatan dari Sapta Pesona.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suartu fenomena social dan masalah manusia (Creswell, 1998:15).

Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengertian purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

(5)

commit to user

diambil berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan, selanjutnya dibagi oleh perannya dalam kegiatan kepariwisataan yaitu aktor lokal dan wisatawan yang kemudian dibagi lagi lebih spesifik. Untuk aktor lokalnya dibagi menjadi dua yaitu masyarakat yang bermata perncaharian di ODTW dengan Dinas Pariwisata sedangkan wisatawannya dibagi menjadi wisatawan yang berdomisili di Jawa Tengah dan Wisatawan di Luar Jawa Tengah

3. Hasil Penelitian

A. Candi Cetho

Candi Cetho (dalam ejaan bahasa Jawa: cetha) candi yang berlokasi di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit pada abad ke-15. Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Dilihat berdasarkan penelitian mengenai reruntuhannya, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh (candi yang berlokasi kurang lebih 7 km dari Candi Cetho). Candi Cetho merupakan objek wisata yang unik karena memadukan unsur alam, sejarah serta keagamaan dalam menarik wisatawan.

Candi Cetho di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu tempat yang bisa disebut sebagai destinasi wisata karena memiliki syarat-syarat yang sudah dipenuhi untuk menjadi Daya tarik daerah tujuan wisata (ODTW). Suatu daya tarik daerah tujuan wisata, bisa menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan ketika bisa memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya seperti What to see (apa yang bisa dilihat), What to do (kegiatan/aktivitas yang dapat dilakukan), What to buy (barang yang dapat dibeli), What to arrived (aksesbilitas) dan What to stay (tempat tinggal sementara).

(6)

commit to user 1. What To see (Apa yang Bisa di Lihat)

Di Objek Wisata Candi Cetho, pengunjung akan di tawarkan oleh pemandangan yang indah karena letak Candi Cetho berada di atas lereng gunung sehingga wisatawan dapat melihat pemandangan dari atas berupa hamparan hutan dan desa-desa yang terlihat kecil dari atas. Wisatawan juga dapat melihat relief Candi-Candi yang berada disana seperti Candi Kethek dan Patung Dewi Saraswati, sejarah serta budaya masyarakat setempat salah satunya cara beribadah dan kepercayaan masyarakatnya. Selain itu, selama perjalanan menuju ODTW wisatawan dapat melihat pemandangan kebun teh yang luas dan asri.

2. What To Do (Kegiatan Apa Yang Bisa Dilakukan)

Di Candi Cetho, wisatawan dapat melakukan banyak kegiatan kepariwisataan seperti berfoto, berkumpul bersama keluarga, refreshing, serta menambah pengetahuan. Jika wisatawan mau, mereka pun dapat melakukan pendakian melalui Candi Cetho menuju puncak Gunung Lawu.

3. What to buy (Apa Yang Bisa Dibeli)

Tempat tujuan wisata harus ada beberapa fasilitas penunjang untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat serta makanan khas daerah yang dibuat oleh masyarakat disekitar sana, tentunya dengan kualitas yang bersih dan dengan harga terjangkau.yang bisa berfungsi sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ketempat asal wisatawan tersebut, oleh oleh yang di beli oleh wisatawan akan menimbulkan kesan dan kenangan tersendiri dikemudian hari.

(7)

commit to user

standar dan tidak mungkin di mahalkan karena sudah ada peraturan tentang penetapan harga dari Dinas Perhutani, tidak hanya menetapkan harga, Dinas Perhutani juga yang menentukan menu apa yang di jual di Kantin Candi Cetho.

4. What to arrived (Aksesbilitas)

Akses transportasi menuju Candi Cetho bisa menggunakan kendaraan pribadi roda empat dan roda dua ataupun angkutan umum sampai terminal Desa Kemuning seperti Bus mikro antar kecamatan yang beroperasi dari pagi hingga sore hari lalu melanjutkan menggunakan carteran atau ojek menuju Candi.

5. What to stay (Tempat Tinggal Sementara)

Di Candi Cetho terdapat homestay milik pribadi masyarakat sekitar Candi Cetho yang disewakan dengan harga sewa mulai Rp 50.000-150.000. dan Rp. 200.000 ribu pada hari sabtu dan minggu. Homestay ini aman dan sudah memili izin usaha dari perkumpulan pengusaha Karanganyar.

B. Perkembangan Candi Cetho

(8)

commit to user

Dalam Perkembangan jumlah wisatawannya, Candi Cetho mengalami peningkatan jumlah wisatawan yang signifikan dari tahun ke tahun. pada tahun 2013 Candi Cetho dikunjungi oleh 28.213 pengunjung yang terdiri dari 25.284 wisatawan domestik dan 2.929 wisawatan mancanegara. Kemudian pada tahun 2014 Candi Cetho mengalami kenaikan pengunjung menjadi 48.290 wisawatawan yang terdiri dari 43.602 wisatawan domestik dan 4.688 wisatawan mancanegara. Maka objek wisata Candi Cetho telah mengalami kenaikan sebanyak 20.077 wisawatan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, hampir 2 kali lipatnya.

Perkembangan kepariwisataan di Candi Cetho terkait oleh Sapta Pesona serta pemberdayaan masyarakat sekitar menjadi masyarakat yang sadar wisata. Sapta Pesona sendiri merupakan kebijakan dalam dunia pariwisata tanah air. program atau kebijakan dari pemerintah ini meliputi Tujuh unsur mencangkup Aman, Tertib, Bersih, Bejuk, Indah, Ramah dan Kenangan. Pada program Visit Indonesia Year 1991 dahulu pernah di kampanyekan program Sapta Pesona dan membuahkan hasil yang memuaskan terbukti dengan terlampuinya target kunjungan wisata dengan Badak Bercula Satu sebagai maskotnya. Ini merupakan kampanye promosi pariwisata Indonesia ke seluruh dunia oleh Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata) dan program Sapta Pesona ini masih berlangsung hingga sekarang.

Sapta Pesona merupakan jabaran konsep sadar wisata yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata melalui tujuh unsur dalam Sapta Pesona tersebut. Melalui Sapta Pesona, diharapkan terwujudkan suasana kebersamaan semua pihak untuk terciptanya lingkungan alam dan budaya luhur bangsa.

(9)

commit to user

kapan saja. Khususnya ditempat-tempat yang banyak dikunjungi wisatawan dan pada waktu melayani wisatawan.

Berikut adalah unsur-unsur Sapta Pesona dan perwujudannya di pariwisata Candi Cetho adalah sebagai berikut;

a. Aman

Aman adalah suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata (ODTW) yang memberikan rasa tenang, bebas dari rasa takut dan kecemasan bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan kedaerah tersebut. Dengan menciptakan, mengkondisikan, memelihara dan masyarakatkan rasa aman maka akan terwujud rasa aman yang sesungguhnya dengan cara yang tidak melanggar aturan, norma, nilai, adat dan budaya kita sebagai bangsa yang besar dan beradab.

Rasa Aman sendiri di Candi Cetho sudah terlihat baik, terdapat beberapa pos penjagaan di kanan dan kiri teras candi yang anggota keamanan merupakan masyarakat dari desa Jenawi sendiri serta perwakilan dari pemerintah kabapaten yang ikut mengawasi kegiatan kepariwisataan disana. Posko Keamanan tidak hanya disediakan untuk wisatawan khusus Candi Cetho tapi juga untuk wisatawan yang sedang melakukan pendakian menuju puncak lawu melalui Candi Cetho. Tidak hanya menyediakan Posko untuk pendakian, Perhutani juga menyediakan papan informasi berupa peta perjalanan disamping posko sehingga mengantisipasi pendaki tersesat.

(10)

commit to user

menjadi tempat parkir merupakan lahan pribadi milik masyarakat yang dikelola oleh keluarga pemilik lahan melalui izin dari Dishub (Dinas Perhubungan)

Hanya saja, dalam keamanan hal ini kurang sempurna melihat akses jalan menuju Candi Cetho yang curam dan licin terutama musim hujan ditambah dengan beberapa kerusakan jalan sehingga terlihat banyak lubang hal ini mengakibatkan kurangnya keamanan di bagian aksesbilitas. Dan hal ini makin diperparah ketika kabut turun sehingga mengurangi jarak pandang pengendara baik yang sedang menuju ODTW maupun sebaliknya.

b. Tertib

Suatu kondisi lingkungan dan pelayanan di destinasi pariwisata/ ODTW yang mencerminkan sikap disiplin yang tinggi serta kualitas fisik dan layanan yang konsisten dan teratur serta efisien sehingga memberikan rasa nyaman dan kepastian bagi wisatawan dalam melakukakn perjalanan atau kunjungan kedaerah tersebut.

Ketertiban di Candi Cetho dari hasil observasi yang dilakukan sudah berjalan baik hal ini dilihat dari para pekerja kepariwisataan baik itu pengelola, penjaga kain kampuh, penjual tiket yang terlihat memakai seragam yang sama, termasuk tukang parkir yang juga memakai baju berwarna orange khas baju penjaga parkir. Disana juga terdapat rambu-rambu peraturan yang harus dipatuhi oleh wisatawan.

(11)

commit to user

juga bertindak sesuai seperti tata aturan yang berlaku seperti tidak mencoret-coret relief dan membuat keributan.

Sebenarnya dalam hal ketertiban Candi Cetho sudah dikatakan baik dalam hal sumber daya manusianya hanya saja ada faktor penghambat seperti keterbatasan tempat, seperti lahan parkir yang sudah tertib bisa lebih rapi lagi jika lahan parkirnya diperluas dan juga pintu masuk yang walaupun wisatawannya sudah mengantri dengan tertib bisa lebih baik lagi jika akses jalan diperlebar sehingga tidak membuat antrian yang panjang dan penuh disatu tempat.

c. Bersih

Suatu kondisi lingkungan serta kualitas produk dan pelayanan di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaaan yang sehat sehingga memberikan rasa nyaman dan senang bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan kedaerah tersebut.

Di Candi Cetho sudah terdapat tempat pembuangan sampah yang cukup dan juga terdapat 7 petugas kebersihan yang secara rutin membersihkan objek wisata setiap harinya.

(12)

commit to user

dari sumbangan wisatawan dengan sukarela sebagai jasa penggunaan toilet itulah yang nantinya di jadikan sebagai upah penjagaan toilet serta pembayaran uang sewa kepada Dinas Perhutani.

Walaupun kebersihan di candi cetho sudah baik karena terdapat tempat sampah yang cukup banyak dan tersebar di beberapa spot atau tempat di area Candi tetapi masih saja ditemukan sampah yang berada di tempat yang tidak semestinya. Hal ini terkait kesadaran wisatawan, peneliti mendapati beberapa sampah yang berserakan dan di buang disembarang tempat oleh wisatawan sehingga kebersihannya di ODTW belum maksimal.

d. Sejuk

Kondisi alam yang segar, enak dipandang mata, segar udaranya, dan mampu membawa pikiran kita ke dalam nuansa ketenangan merupakan kondisi yang dicari para wisatawan dalam perjalanan wisatanya. Sejuk merupakan suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata/ODTW yang mencerminkan keadaan yang sejuk dan teduh yang akan memberikan perasaan nyaman dan damai bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan kedaerah tersebut.

Kesejukan objek wisata Candi Cetho sudah tidak diragukan lagi, hal ini karena letak geografisnya yang berada dipuncak gunung dan terdapat banyak pepohonan rimbun maupun perkebunan disekitanya. Di sepanjang teras menuju kepuncak terdapat beberapa taman buatan yang terdapat di kanan dan kiri teras candi. Selain taman-taman buatan, disana juga masih terdapat biota alami berupa hutan yang masih asri dan ketika hari mulai sore atau saat penghujan maka akan turun embun yang akan membuat suasana semakin dingin dan sejuk.

(13)

commit to user

jawab dari petugas ODTW tetapi juga segenap lapisan masyarakat dan pelaku pariwisata di dalamnya.

e. Indah

Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata/ODTW yang mencerminkan keadaan yang indah dan menarik yang akan memberikan rasa kagum dan kesan yang mendalam bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut, sehingga mewujudkan potensi kunjungan ulang serta mendorong promosi ke pasar wisatawan yang lebih luas.

ODTW Candi Cetho tidak hanya menawarkan wisata sejarah tapi juga wisata alamnya yang indah, letaknya yang terdapat di daerah pegunungan memungkinkan wisatawan untuk melihat pemandangan alam dibawahnya. Selain itu tempatnya yang bersih, tertata rapi dan juga terdapat vegetasi alam berupa taman-taman yang ada disekitar baik itu taman buatan maupun alami yang terdiri dari pohon-pohon besar serta bunga dan rumput yang memang sengaja di tanam agar ODTW terlihat lebih hijau dan indah dipandang mata sehingga menambah keindahan alam yang ada. Taman-taman tersebut dirawat dengan baik dengan penyiraman rutin agar menjaga rumput dan tanaman tetap hijau. Hanya saja yang disayangkan adalah tidak adanya peraturan dari Objek Wisata untuk memberikan larangan kepada wisatawan untuk tidak memetik tanaman dan menginjak rumput sehingga banyak wisatawan yang menginjak, duduk dan bersantai diatas taman, hal tersebut bisa membuat tanaman yang ada layu bahkan mati.

(14)

commit to user

yang tidak semestinya berada dikantin seperti kandang ayam, kendaraan bermotor, sampah bungkus makanan yang berserakan sehingga hal-hal tersebut mengurangi keindahan yang sudah ada.

f. Ramah

Keramahan menjadi ciri masyarakat Indonesia sejak dahulu di mata dunia. Keramahan tersebut tentunya harus dipertahankan untuk membesarkan nama Indonesia. Dengan keramahan inilah diharapkan akan mengembalikan kejayaan pariwisata Indonesia. Ramah dalam ODTW merupakan suatu kondisi lingkungan yang bersumber dari sikap masyarakat di destinasi pariwisata/daerah tujuan wisata yang mencerminkan suasana yang akrab, terbuka dan penerimaan yang tinggi yang akan memberikan perasaan nyaman, perasaan diterima bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan kedaerah tersebut.

(15)

commit to user g. Kenangan

Suatu bentuk pengalaman yang berkesan di destinasi pariwisata/ ODTW yang akan memberikan rasa senang dan kenangan menyangkut 6 (enam) unsur, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, dan ramah yang membekas bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan kedaerah tersebut di samping ada produk yang dibawa sebagai oleh-oleh.

Kenangan merupakan kesan yang akan selalu diingat baik yang indah dan menyenangkan maupun sebaliknya. Jika 6 unsur sapta pesona sebelumnya sudah terealisasikan dengan baik maka sendirinya akan menimbulkan kenangan yang menyenangkan bagi wisatawannya.

Selain kenangan tersebut terdapat juga kenangan berupa barang yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh khas daerah tersebut sehingga ketika wisatwan yang membeli barang tersebut bisa mengingatkan kembali akan kenangan selama berwisata di ODTW. Mengenai kenangan berupa barang, di Candi Cetho sendiri dijual beberapa barang yang menarik untuk di beli seperti patung replika candi yang terbuat dari gypsum, teh khas kemuning, udeng (ikat kepala khas laki-laki pulau Dewata) kaos bertuliskan Candi Cetho, dan kerajinan kayu bertuah.

(16)

commit to user

4. Pembahasan

Sapta Pesona di Objek Candi Cetho sudah berjalan dengan baik hal itu bisa dilihat observasi yang dilakukan menyangkut dari 7 unsur Sapta Pesona. Walaupun sudah mendapat respon yang sangat positif baik itu menyangkut peningkatan yang signifikan mengenai jumlah wisatawan serta realisasi Sapta Pesona yang bisa dikatakan sukses dan baik, Candi Cetho masih memiliki beberapa kekurangan yang tidak bisa begitu saja diabaikan oleh orang orang yang terlibat langsung didalamnya seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar dan masyarakat sekitar yaitu mengenai komunikasi antar dua pihak yang ditemukan oleh peneliti terdapat sebuah miss komunikasi yang cukup terlihat jelas.

Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh informasi bahwa masyarakat merasa kemajuan Sapta Pesona saat ini lebih kepada usaha yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. masyarakat merasa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar memandang sebelah mata objek wisata Candi Cetho, salah satu yang mereka akui sudah sering mereka keluhkan adalah mengenai akses jalan serta lahan parkir yang sudah pernah dikeluhkan sebelumnya oleh salah satu perwakilan dari Candi Cetho tetapi belum mendapatkan respon yang diharapkan.

Selain masalah diatas, terdapat juga masalah mengenai kurangnya sosialisasi, disana memang sudah pernah diadakan sosialisasi tapi dirasa kurang dan tidak efektif. Pemerintah Kabupaten setempat khususnya Dinas Pariwisata sendiri mengaku sudah memaksimalkan sosialisasi dari Sapta Pesona dijalankan tetapi hanya perwakilan dari masing masing objek sedangkan dari perwakilan objek kepada sosialisasi kemasyarakatnya langsung masih dipertanyakan keefektifannya.

(17)

commit to user

Sapta Pesona sudah mengalami keberlangsungan. keberlangsungan ini dikarenakan masyarakat tanggap serta ikut andil dalam keberlangsungan kegiatan kepariwisataan disini, Hampir 70% masyarakat lokal yang berdiam di Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar bermata pencaharian di Candi Cetho, masyarakat sekitar di berdayakan oleh sebuah kemunitas informal yang berkumpul membahas mengenai perencanaan kegiatan yang akan dilakukan serta hal-hal mengenai keberlangsungan dan kemajuan mengenai Objek Wisata Candi Cetho seperti mengadakan upacara adat tradisi, pelestarian kebudayaan serta susunan kalender event yang akan dilaksanakan.

Sedangkan khusus untuk para remajanya terdapat komunitas di karang taruna yang diadakan dua kali perbulan dimana perkumpulannya mencangkup remaja-remaja untuk diberdayakan dengan bekerja paruh waktu di Candi Cetho. Saat siang, mereka bersekolah selesai bersekolah mereka bekerja di Objek Wisata tersebut hingga saat ini, total remaja yang bekerja saat ini di Candi Cetho terdapat 40 orang. Remaja-remaja ini mendapatkan sosialisasi oleh karang taruna bersama remaja lain dengan upah yang didapat sukarela dari pengunjung, salah satu pekerjaan tersebut adalah pemasangan kain kampuh (kain yang pakai-kan ke pengunjung dengan tujuan untuk kesakralan di Candi) kegiatan pemasangan kain kampuh berlangsung selama kurang lebih setahun dan kain kampuh ini juga dirasa menjadi salah faktor dari peningkatan jumlah pengunjung.

5. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh hasil dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

(18)

commit to user

Indonesia merupakan negara yang kaya akan pesona wisata sehingga menarik untuk di kunjungi.

Pentingnya peran kepariwisataan di Indonesia maka pemerintah mencanangkan program Sapta Pesona yaitu menyelenggarakan kegiatan kepariwisataan berdasarkan 7 unsur yaitu Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan Kenangan dengan cara meningkatkan kesadaran serta rasa tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat baik itu pemerintah, swasta maupun masyarakat luas untuk mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara adalah dengan adanya sosialisasi ke masyarakat yang berperan sebagai pelaku pariwisata baik itu penjual souvenir, pemilik homestay, bagian keamanan, penjual tiket, pengelola, guide dll dan masyarakat tersebut diberdayakan sehingga menjadi masyarakat sadar wisata.

Masyarakat sadar wisata adalah masyarakat yang ikut berpartisipasi mendukung dalam usaha ikut mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya kepariwisataan di suatu destinasi wilayah dan memiliki kesadaran dengan ikut berperan didalamnya.

Candi Cetho sudah bisa disebut sebagai objek wisata yang berjalan baik dan sudah menerapkan Sapta Pesona terbukti dari wisawatawannya yang meningkat setiap tahunnya. Tapi disini peneliti mendapati adanya komunikasi yang kurang kondusif antara masyarakat setempat dengan pemerintah dikabupaten. Masyarakat berpendapat bahwa berjalan nya kegiatan kepariwisataan yang terdapat di Candi Cetho kurang mendapat respon dari Pemerintah Kabupaten terutama mengenai sosialisasi, penempatan penjaja souvenir, maupun akses jalan.

(19)

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Sutopo, HB. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press. Gamal, Suwantoro. Dasar-Dasar Pariwisata, 2004, Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Panduan Pelaksanaan Sadar Wisata

Buku Saku Sadar Wisata dan Sapta Pesona 2008 Oleh: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia

Buku Profil Kepariwisataan Kabupaten Karanganyar “Karanganyar the Sprit of Idea”

Dermatoto, Argyo. Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat. 2013, Surakarta: UNS Press.

I Gde Pitana, Putu G Gayatri, Sosiologi Pariwisata, 2005, Yogyakarta :Penerbit Andi,

Soemanto, RB, Sosiologi Pariwisata, 2011 Surakarta : UNS Press Tourism in South-East Asia. 1993 pp. 48-70

Dwi Susilo,Rachmad K.. 20 Tokoh Sosiologi Modern, 2008, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori sosiologi. 2008, Yogyakarta : Kreasi Wacana.

M.Poloma,Margaret. Sosiologi Kontemporer. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Prof.Dr.Wardi Bachtiar, MS. Sosiologi Klasik, Dari Comte hingga Parsons. 2006. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta. Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.

(20)

commit to user Sumber Internet:

http://penalaran-unm.org/artikel/penelitian/132-metode-penelitian-kualitatif.html

http://wisatakandi.blogspot.com/2010/02/konsep-sadar-wisata-dan-sapta-pesona.html

http://hpijogja.wordpress.com/2009/06/29/sapta-pesona-citra-destinasi/ http://ariesaksono.wordpress.com/2008/11/12/sapta-pesona-pariwisata-indonesia/

http://mascengkuek.blogspot.com/2014/08/sadar-wisata-dan-pelaksanaan-sapta.html

www.sandywarman.com

http://konsulatlaros.blogspot.com/2012/10/pengertian-implementasi-menurut.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Obyek_wisata

http://www.scribd.com/doc/Metode-Penelitian-Kuantitatif http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Ceto

http://digilib.uin-suka.ac.id/15552/

http://dilihatya.com/1597/pengertian-implementasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasilnya; sistem ini dapat berjalan memainkan suara walet yang disimpan dalam sebuah IC Suara berdasarkan waktu yang sudah diset sebelumnya, sehingga

Radang tenggorokan yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak  Radang tenggorokan yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak  disertai nyeri

Oleh sebab itu untuk mengatasi faktor penghambat keterbatasan anggaran yang ada kaitannya dengan faktor politis, yaitu para anggota DPRD Kabupaten Mojokerto yang lebih

Perusahaan juga harus menunjukkan keseriusannya dalam menangani masalah konflik pekerjaan dan konflik keluarga yang dialami karyawannya karena selain penting bagi

Morfologi Point Bar adalah bentuk bentangalam yang berada pada kelokan sungai bagian dalam yang merupakan hasil pengendapan sungai pada bagian dalam dari suatu kelokan

Pembahasan tentang pengendalian laju korosi pada logam menggunakan anoda tumbal paduan aluminium dan paduan seng dengan media yang digunakan adalah air laut dari

Ilustrasi cover ini terdiri dari pesan visual dan pesan verbal, dimana pesan visual ini berupa lima orang laki – laki yang dilihat dari kontur mereka adalah sebagai tokoh

Proses pengambilan data dengan cara membagikan kuesioner (angket) yang terdiri dari berbagai pertanyaan secara online kepada para responden. Data yang telah