SKRIPSI
Diajukan kepada Instritut Agama Islam Negeri Jember Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Program studi perbankan Syariah
Oleh:
Intan Pandini E20151075
Dosen Pembimbing Aminatus Zahriyah, SE.,M.Si.
NUP. 201603139
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
2019
“jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya,dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”1
1 Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta : Maktabah Al Fatih Rasyid Media, 2015), H.49
yang terdalam, penulisan skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua yang saya cintai dan saya sayangi Ayah H. Imam Zahrony Sugiono dan Hj. Siti Nur Imamah, yang semangat langkahnya tak pernah letih dalam memperjuangkan kebahagiaan masa depan anaknya, yang selalu menyemangati ketika saya mulai letih, tempat berkeluh kesah dan yang paling berharga dalam hidup saya serta senantiasa mendoakan saya agar selalu ada dalam kebaikan. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT dan keberkahan dalam setiap langkahnya.
2. Kedua mertua yang saya cintai dan saya sayangi Bapak H. Imam Malik dan Hj. Lailatul Hidayah yang selalu nyemangati saya dan senantiasa mendoakan saya agar selalu ada dalam kebaikan dan semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.
3. Suami saya Mochammad Ishaq yang paling berharga dalam hidup dan masa depan saya, terimakasih yang telah mendukung serta menyemangati dalam memperjuangkan masa depan saya, serta selalu mendoakan kebaikan saya.
4. Saudara/i yang saya banggakan keluarga besar PS2 yang menjadi inspirasi dan penyemangat bagi saya. Serta seluruh kerabat keluarga berkat dukungan dan do’a-Nya mampu menyelesaiakan skripsi ini dengan baik.
5. Almamaterku tercinta tempatku menimba ilmu-ilmu yang Rabbani, Institut Agama Islam Negeri Jember.
Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan dan petunjuk, sehingga skripsi ini dengan judul Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Rahn dan Harga Emas Terhadap Jumlah Pendapatan Pada PT. Pegadaian Syariah Periode 2003-2017 dapat diselesaikan. Shalawat beriring salam disampaikan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikut-pengikutnya yang setia.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada program Starta Satu (S1) Prodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Jember guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E).
Atas bantuan semua pihak dalam proses menyelesaikan skripsi ini, tak lupa dihaturkan terimakasih sedalam-dalamnya. Secara rinci ucapan terimakasih itu disampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suhartono, SE., MM. selaku Rektor IAIN Jember yang telah mengayomi kami mahasiswa IAIN Jember.
2. Bapak Dr. Khamdan Rifa’i, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang senantiasa tanggap terhadap kesulitan mahasiswa.
3. Ibu Nurul Setianingrum, SE, MM selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah sekaligus Dosen Penasehat Akademik.
4. Ibu Aminatus Zahriyah, SE., M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dan pemikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan agar tersusunnya skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan dan amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapat pahala dan balasan dari Allah SWT, kami ucapkan “jazaakumullahu Khoirul Jaza”.
Jember, 4 Maret 2019
Penulis
Pendapatan PT. Pegadaian Di Indonesia Periode 2013-2017”
Lembaga keuangan yang sedang berkembang saat ini adalah pegadaian.
Seperti teori Antonio, menjelaskan bahwa gadai adalah suatu hak yang diperoleh oleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Pegadaian juga merupakan satu-satunya perusahaan yang menyediakan pembiayaan yang cepat dan mudah dibandingkan dengan penyedia pembiayaan lainnya.
Dalam penelitian ini ada tiga rumusan masalah, pertama apakah Penyaluran pembiayaan gadai berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia, kedua apakah harga emas berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia, ketiga apakah penyaluran pembiayaan gadai dan harga emas berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017.
Dalam tujuan penelitian ini juga terdapat tiga tujuan yaitu, pertama untuk mengetahui pengaruh signifikan penyaluran pembiayaan gadai terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia, kedua untuk mengetahui pengaruh signifikan harga emas terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia, ketiga untuk mengetahui pengaruh signifikan penyaluran pembiayaan gadai dan harga emas terhadap jumlah pendapatan pada pegadaian di Indonesia tahun 2003-2017.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan pegadaian di Indonesia tahun 2003-2017. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pegadaian di Indonesia tahun 2003-2017. Variabel dependen dari penelitian ini adalah pendapatan pegadaian. Variabel independen meliputi pembiayaan gadai dan harga emas. Untuk metode analisis data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyaluran pembiayaan gadai dan harga emas berpengaruh terhadap pendapatan pada pegadaian di Indonesia tahun 2003-2017 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 dan 0,155.
Katakunci: pendapatan, penyaluran pembiayaan rahn, dan harga emas.
Amount of Pawn Financing and Gold Prices on the Total Revenue of PT.
Pegadaian in Indonesia for the period 2013-2017
Financial institutions that are cerrently developing are pawnshops. Like Antonio theory, explain that mortgage is a right obtained by a person who has receivables on a movable property. Pawnshops are also the only company that provides financing that is fast and easy compared to other financing providers.
In this study there were three formulations of the problem, first is there a significant influence between the distribution of mortgage financing to the amount of income at PT. Pawnshop in Indonesia, second is there a significant the price of gold against the amount of income at PT. Pawnshop in Indonesia, third is there a significant influence between the distribution of mortagage and the price of gold against the amount of income at PT. Pawnshop in Indonesia in 2003-2017.
In the purpose of this study there are also three objectives namely, first to find out the significant effect of mortgage financing distribution on the amount of income at PT. Pawnshop in Indonesia, second to find out the significant effect of gold prices on the amount of income at PT. Pawnshop in Indonesia, third to find out the significant effect of mortgage financing distribution and of gold price on the amount of income at PT. Pawnshop in Indonesia in 2003-2017.
The method used is secunder research method. The population in this study is the entire financial report of pawnshops in Indonesia in 2003-2017. The sample in this study is the financial report of pawnshops in Indonesia in 2003- 2017. The dependent variable of this study is pawnshop income. Independent variables include rahn financing and gold prices. For the analysis method using multiple linear regression analiysis.
The results of the study indicate that rahn financing and gold prices affect the income of pawnshops in Indonesia in 2003-2017 with a significance value of 0,002 and 0,155.
Keywords: income, rahn financing, and gold prices.
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Ruang lingkup Penelitian ... 8
F. Definisi Operasional ... 10
G. Asumsi Penelitian ... 12
H. Kerangka Konsep ... 12
I. Hipotesis ... 14
J. Metode Penelitian ... 15
K. Sistematika Pembahasan ... 20
B. Kajian Teori ... 26
BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian ... 43
B. Penyajian dan Analisis Data ... 50
C. Pengujian Hipotesis ... 55
D. Pembahasan ... 58
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 61
B. Saran-saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi saat ini, pertumbuhan masyarakat yang berpenghasilan rendah semakin tinggi dan para pengusaha kecil sangat membutuhkan lembaga pembiayaan yang mempunyai kantor yang tersebar di berbagai tempat dan dapat memberikan pembiayaan dengan cara sederhana dan sesuai dengan tingkat ekonomi dan pengetahuan mereka. Dalam menjalankan usahanya masyarakat menengah kebawah banyak mengalami masalah terutama di segi permodalan. Berbagai bidang perekonomian yang bersangkutan dengan keuangan menjadi suatu kebutuhan yang tidak terelakkan. Lembaga keuangan yang lebih berkaitan dengan pemenuhan dana yang digunakan untuk melakukan aktivitas produksi, merupakan sumber perekonomian di dunia modern saat ini.
Salah satu lembaga keuangan yang sedang berkembang saat ini adalah pegadaian. Seperti teori Antonio, menjelaskan bahwa gadai adalah suatu hak yang diperoleh oleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Pegadaian juga merupakan satu-satunya perusahaan yang menyediakan pembiayaan yang cepat dan mudah dibandingkan dengan penyedia pembiayaan lainnya. Sesuai dengan hukum gadai bahwa calon peminjam mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang bergerak miliknya sebagai agunan kepada perusahaan pegadaian, disertai dengan pemberian hak kepada pegadaian untuk melakukan penjualan secara lelang.
Pegadaian sendiri memiliki dua unit usaha yaitu unit berbasis konvensional dan unit pegadaian berbasis syariah, namun tetap dalam naungan operasional pegadaian itu sendiri. Konsep pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi modern yaitu asas rasionalitas, efesiensi, dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam.1
Pegadaian pada dasarnya sebagai bagian dari sistem keuangan yang merupakan tatanan dalam perekonomian suatu negara yang memiliki peran terutama dalam menyediakan jasa dibidang keuangan. Karena pengadaian ini bagian dari lembaga non perbankan yang dalam usahanya tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maka gadai hanya diberikan wewenang untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat atau nasabah.
Pegadaian konvensional mempunyai beberapa produk jasa antara lain, Kredit Cepat Aman (KCA) yaitu pemberian pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan prosedur pelayanan yang mudah, cepat dan aman. Barang pinjaman yang menjadi agunan meliputi perhiasan emas atau permata, logam mulia, kendaraan bermotor, elektronik, kain, dan alat rumah tangga lainnya.
Selain itu, bisnis kredit mikro fudisia yaitu pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro-kecil dan kelompok mikro untuk pengembangan usaha dan dikhususkan kepada karyawan tetap maupun karyawan outsourcing guna pemenuhan keperluan investasi maupun serba guna.2
1 Muhammad Sholikul Hadi. Pegadaian syariah (Jakarta Salemba Diniyah, 2003),61
2 Annual Report PT Pegadaian, 2017,67
Pengadaian syariah mempunyai beberapa produk jasa antara lain, Ar Rahn yaitu skim pinjaman (pembiayaan) untuk memenuhi kebutuhan dana bagi masyarakat dengan sistem gadai yang sesuai syariah Islam dengan agunan berupa perhiasan emas, berlian, elektronik, dan kendaraan bermotor.
Selain itu, Arrum (Ar rahn untuk usaha mikro) merupakan produk pegadaian yang melayani skema pinjaman berprinsip syariah bagi para pengusaha mikro dan kecil untuk keperluan pengembangan usaha melalui sistem pengembalian secara angsuran. Jaminan berupa BPKP kendaraan sehingga fisik kendaraan tetap berada di tangan nasabah untuk kebutuhan operasional usaha. Mulia adalah penjualan emas yang dilakukan pegadaian kepada masyarakat secara tunai ataupun angsuran dalam jangka waktu tertentu.3
Berikut adalah table penyaluran pembiayaan pegadaian di Indonesia tahun 2003-2017:
Tabel 1.1
Penyaluran Pembiayaan Pegadaian di Indonesia Tahun 2003-2017 (Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun KCA Rahn Arrum Mulia
2003 863,149 405 - -
2004 923,829 6,815 - -
2005 1,174,426 15,031 - -
2006 1,611,015 33,363 - -
2007 1,859,655 60,467 - -
2008 2,342,171 121,212 7,290 754 2009 3,213,453 183,447 45,453 47,546 2010 4,180,515 296,571 92,210 176,498 2011 5,077,240 484,758 102,900 986,596 2012 6,094,804 697,401 87,840 998,768 2013 6,224,227 745,679 133,837 1,289,693
3 Annual Report PT Pegadaian, 2013,60
2014 6,142,511 724,240 200,333 837,546 2015 6,846,885 840,037 339,403 594,007 2016 7,273,653 921,769 536,107 819,516 2017 7,635,212 1,013,231 784,131 850,180 Sumber: Laporan tahunan pegadaian, diolah
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, menunjukkan bahwa penyaluran pembiayaan Arum dan Mulia peningkatannya tidak lebih besar jika dibandingkan dengan KCA dan Rahn. Hal ini dikarenakan produk Arrum dan Mulia merupakan produk yang masih tergolong baru bagi masyarakat.
Sehingga, masyarakat lebih banyak menggunakan produk gadai yang mengacu pada tarif ijarah dan biaya administrasi dan produk yang terlebih dahulu dikenal masyarakat. Oleh karena itu, produk pembiayaan KCA dan Rahn yang paling banyak digunakan pelaku usaha dan masyarakat.
Pegadaian akan dipengaruhi oleh kondisi internal dan kondisi eksternal dalam menentukan jumlah penyaluran pembiayaan gadai syariah.
Faktor internal yang dimaksud yaitu bagaimana perusahaan dapat mengelola dengan baik seperti manajemen asset perusahaan, faktor 5C (character, capacity, capital, collateral, dan condition of economy) manajemen gadai.
Termasuk di dalam faktor internal yaitu perkembangan pendapatan usaha pegadaian. Sedangkan kondisi eksternal yaitu tingkat harga emas yang setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Tingkat harga emas mempengaruhi jumlah kredit yang disalurkan karena barang yang paling sering digadaikan adalah emas. Oleh karena itu tingkat harga emas sangat mempengaruhi jumlah taksiran barang gadai lainnya.
Table 1.2
Perkembangan Pembiayaan Gadai , Harga Emas, dan Pendapatan PT Pegadaian di Indonesia
Sumber : Badan Statistik dan Annual Report Pegadaian, diolah
Berdasarkan data pada Tabel 1.2 di atas dapat dilihat perkembangan naik turunnya jumlah penyaluran pembiayaan dan harga emas setiap tahunnya. Pegadaian di Indonesia memberikan kemudahan dalam penyaluran pembiayaannya sehingga masyarakat yang tadinya tidak dapat dilayani oleh perbankan dan memanfaatkan penyaluran kredit ilegal mulai beralih ke Pegadaian di Indonesia. Banyaknya nasabah juga memungkinkan peningkatan jumlah pendapatan pegadaian syariah di Indonesia sehingga akan mempengaruhi jumlah pembiayaan yang akan disalurkan.
Perkembangan harga emas di Indonesia dari tahun 2003 sampai tahun 2017 sangat fluktuatif. Perkembangan penyaluran pembiayaan gadai terus beranjak naik, pada tahun 2003 kredit yang disalurkan sebesar Rp Tahun
Penyaluran
Pembiayaan Gadai Harga Emas Pendapatan 2003 8.770.196.000.000 96.250 951.319.000.000 2004 10.220.255.000.000 97.500 1.034.054.000.000 2005 13.435.144.000.000 147.257 1.410.869.000.000 2006 17.885.572.000.000 182.500 1.939.786.000.000 2007 21.955.114.000.000 200.046 2.253.453.000.000 2008 32.222.683.000.000 280.046 2.930.594.000.000 2009 46.177.225.000.000 296.534 4.017.103.000.000 2010 59.285.940.000.000 350.000 5.378.293.000.000 2011 79.091.189.000.000 400.000 6.600.928.000.000 2012 100.029.811.000.000 532.000 7.724.570.000.000 2013 99.760.026.000.000 524.000 7.864.767.000.000 2014 100.042.197.000.000 483.000 7.800.894.000.000 2015 109.147.217.000.000 545.000 8.933.336.000.000 2016 116.349.120.000.000 588.000 9.708.058.000.000 2017 119.901.032.000.000 632.000 10.522.797.000.000
8.770.196.000.000, sedangkan kenaikan pendapatan pegadaian setiap tahunnya mampu meningkatkan jumlah kredit gadai yang disalurkan.
Penyaluran pembiayaan gadai dan harga emas adalah indikator yang tepat untuk menganalisis perkembangan pendapatan pegadaian. Hal ini karena penyaluran pembiayaan dapat menggambarkan profitabilitas pegadaian dan perperan penting dalam pendapatan pegadaian.
Hasil penelitian Vika Anggun Ratna Pratiwi (2017), menunjukkan bahwa pendapatan pegadaian dan harga emas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan rahn, sedangkan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan rahn.
Hasil penelitian Danny Febrian (2015), menunjukkan bahwa secara parsial tingkat inflasi berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit rahn, sedangkan pendapatan pegadaian berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit rahn. Secara bersama-sama variabel tingkat inflasi, pendapatan pegadaian, dan harga emas berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit rahn karena berdasarkan tabel diperoleh hasil F-statistik.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu peneliti menggunakan pegadaian di Indonesia sebagai objek penelitian.peneliti juga menggunakan metode pengamatan dari laporan tahunan pegadaian 2003- 2017.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Gadai
dan Harga Emas Terhadap Jumlah Pendapatan PT. Pegadaian Di Indonesia Periode 2003-2017”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyaluran pembiayaan gadai berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017?
2. Apakah harga emas berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017?
3. Apakah penyaluran pembiayaan gadai dan harga emas berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penyaluran pembiayaan gadai berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-20017.
2. Mengetahui harga emas berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017.
3. Mengetahui penyaluran pembiayaan gadai dan harga emas berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017.
D. Manfaat Penelitian
Dapat dijadikan referensi selanjutnya dan memberikan informasi serta pengetahuan kepada pihak peneliti dan pihak akademisi mengenai pengaruh penyaluran pembiayaan gadai dan harga emas terhadap jumlah pendapatan
pada PT. Pegadaian di Indonesia, dan mana yang lebih pengaruh antara pembiayaan gadai dan harga emas terhadap jumlah pendapatan pegadaian.
E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian
a. Variabel Independen (X)
Variabel independen dalam bahasa Indonesia disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam hal ini variabel bebasnya adalah Penyaluran Pembiayaan Gadai (X1), Harga Emas (X2) dan Penyaluran Pembiayaan Gadai dan Harga Emas (X3).
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam bahasa Indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dalam penelitian ini adalah Pendapatan pegadaian (Y).
Variabel Definisi masing–masing variabel dalam penelitian ini adalah:
1) Pendapatan Pegadaian
Pendapatan gadai adalah jumlah pendapatan dari produk gadai syariah seperti Rahn, Arrum, Mulia yang diterima pegadaian syariah dalam jangka periode tertentu, misalnya 1 tahun dalam bentuk rupiah.
2) Penyaluran Pembiayaan
Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.
3) Harga Emas
Harga emas adalah sejumlah uang yang dikorbankan atau dibayarkan untuk memperoleh komoditi atau produk berupa emas.
2. Indikator Variabel
Tabel 1.3 Indikator Variabel
Variabel Deskripsi Indikator Sumber
Pembiayaan Gadai (X1)
Gadai menurut Antonio adalah suatu hak yang diperoleh oleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang.
Menurut syariat islam, gadai meliputi barang yang
mempunyai nilai harta dan tidak dipersoalkan apakah termasuk benda bergerak atau tidak bergerak
1. Tolong
menolong (jasa pemeliharaan barang jaminan) 2. Barang
bergerak dan tidak bergerak 3. Biaya
pemeliharaan
Antonio, Muhammad Syafi’i, bank syariah dari teori ke praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001),128
Harga Emas (X2)
Harga emas adalah sejumlah uang yang dikorbankan atau dibayarkan untuk memperoleh komoditi atau
produk berupa emas.
Menurut Adam Smith tinggi rendahnya harga pasar itu akan naik
1. Ketika harga emas naik 2. Ketika harga
emas turun 3. Ketika harga
emas stabil 4. Penetapan
kompensasi yang diberikan pegadaian syariah kepada
Kaslan A. Tohir, ekonomi modern (Jakarta: Pradnya Paramita, 1975), 281
turun menurut suatu hukum, yang disebut dengan hukum penawaran dan permintaan.
nasabah gadai emas
5. Perubahan harga emas pasca transaksi nasabah di pegadaian syriah Pendapatan
Pegadaian (Y)
Pendapatan pegadaian adalah jumlah uang yang diterima perusahaan dari produk gadai syariah seperti Rahn, Arrum, Mulia yang diterima pegadaian syariah dalam jangka periode tertentu, misalnya 1 tahun dalam bentuk rupiah.
1. Pendapatan operasional 2. Pendapatan
non
operasional 3. Pendapatan
luar biasa
Irawan, Yeni.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan gadai pada perum pegadaian syariah cabang Banda Aceh. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Volume 11, No. 2 Agst 2011.
ISSN 1693- 8852.h.40 Sumber: Muhammad Syafi’I Antonio, Kaslan A. Tohir, dan jurnal ekonomi F. Definisi Operasional
Adapun devinisi operasional yang ditegaskan dari judul ini adalah:
1. Pengaruh
Pengaruh dalam istilah penelitian disebut dengan akibat asosiatif yaitu suatu penelitian yang mencari atau pertautan nilai antara satu variabel dengan variabel yang lain.4
2. Jumlah
Jumlah adalah tentang banyaknya bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu.
4 Sugiyono, Penelitian Administratif, (Bandung, Alfa Beta, 2007),7
3. Penyaluran Pembiayaan
Penyaluran pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.5
4. Gadai
Gadai adalah menahan salah satu harta milik nasabah (rahin) sebagai barang jaminan (marhun) atas hutang atau pinjaman yang diterimanya. Marhun tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikin, pihak yang menahan atau menerima gadai (murtahin) memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.6
5. Harga
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.7
6. Emas
Emas dalah jenis logam yang memiliki nilai berharga yang banyak digunakan sebagai cadangan devisa, standart keuangan suatu negara, bahan dasar perhiasan maupun bahan elektronik.8
5 Muhammad. Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah,(Yogyakarta: UII Press.2002),17
6 Muhammad Syafi’I Antonio,Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001),128
7 Staton William J, Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 1999),208
8Desriani, Icha Puspita dan Rahayu, Sri. Analisis Pengaruh Pendapatan, Harga Emas, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit (studi kasus pada Perum Pegadaian Cabang Jombang, Tangerang Periode Maret 2009- September 2011). Jurnal akuntansi dan Keuangan, FE Universitas Budi Luhur, vol. 2 No. 2 Oktober 2013.
7. Pendapatan
Pendapatan adalah uang yang diterima seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, laba, dan sebagainya, bersama-sama dengan uang tunjangan pengangguran, uang pensiun, dan lain sebagainya.9 8. Pegadaian
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh oleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Pegadaian juga merupakan satu-satunya perusahaan yang menyediakan pembiayaan yang cepat dan mudah dibandingkan dengan penyedia pembiayaan lainnya.
G. Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian ini merupakan anggapan dasar atau postulat, yaitu sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti.
Anggapan dasar harus dirumuskan secara jelas sebelum peneliti melangkah mengumpulkan data. Jadi asumsi penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara penyaluran pembiayaan Gadai dan harga emas terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia.
H. Kerangka Konsep
Kerangka pemikiran dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian lainnya membahas senuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.10
9Amalia, Linda. Pengaruh pendapatan murabahah terhadap total pendapatan bank BNI Syariah (studi kasus pada PT Bank BNI Syariah, Bandung).
10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta, 2012),60
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Data diolah Permasalahan
Pembiayaan Gadai X1
Harga Emas X2
Pendapatan Pegadaian Y
Uji Asumsi Klasik 1. Normalitas 2. Multikolinearitas 3. Autokorelasi
Uji Hipotesis
1. Uji parameter (uji T) 2. Uji simultsn (uji F)
Kesimpulan
Apabila terdapat asumsi klasik
Tidak terkena
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric.
Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis yang akan dikembangkan yaitu:
1. Ho : tidak ada pengaruh signifikan penyaluran pembiayaan gadai terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017.
H1 : penyaluran pembiayaan gadai berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017.
2. Ho : tidak ada pengaruh signifikan harga emas terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017.
H2 : harga emas berpengaruh signifikan terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017.
3. Ho : tidak ada pengaruh signifikan penyaluran pembiayaan gadai dan harga emas terhadap jumlah pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017.
H3 : penyaluran pembiayaan gadai dan harga emas berpengaruh signifikan terhadap jumlah Pendapatan pada PT. Pegadaian di Indonesia periode 2003-2017.
J. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder karena peneliti tidak mengumpulkan sendiri data yang diperoleh melainkan data yang telah dikumpulkan dan diolah oleh pihak tertentu,11 yaitu PT.Pegadaian (Persero). Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau sebagainya. Data sekunder ini merupakan data penyaluran pembiayaan gadai dan harga emas serta data jumlah pendapatan pegadaian periode 2003-2017.
2. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data.12 Dalam penelitian ini menggunakan data time series yaitu laporan keuangan Pegadaian dari tahun 2003-2017.
3. Analisis Data
Dalam pengelolaan data, digunakan penerapan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square atau OLS) Untuk model regresi
11M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik I,(Jakarta: Bumi aksara, 2013),33
12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009.137
linier berganda dengan didukung oleh analisis kuantitatif dengan menggunakan ekonometrika untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan antara variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat bantu ekonometrika (Software) yaitu SPSS. Dalam penelitian kuantitatif, analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau dari sumber terkumpul. Analisis kuantitatif yang digunakan uji asumsi klasik regresi berganda dan Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Pemilihan alat analisa OLS ini digunakan untuk mencapai penyimpanan atau error yang minimum.
a. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji grafik. Pengambilan kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data mengikuti distribusi normal atau tidak adalah dengan menilai nilai signifikannya. Jika signifikasi>0,1 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan<0,1 maka variabel tidak berdistribusi normal.
2) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau
sempurna antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model persamaan penelitian ini, penulis menggunakan tolerance (TOL) dan variance inflation factor (VIF), indikasi awal adanya masalah multikolinieritas dalam model adalah mempunyai standar error besar dan statistik t yang rendah. Karena melibatkan beberapa variabel independen. Masalah multikolinieritas timbul karena kita hanya mempunyai jumlah observasi yang sedikit. Cara menghilangkan multikolinieritas yaitu dengan cara menghilangkan salah satu variabel independen yang mempunyai hubungan linier kuat, mentransformasi variabel dan menambahkan jumlah data.13
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji ada tidaknya masalah autokorelasi dari model impiris yang diestimasi. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series).
Hipotesis: H0 = tidak ada autokorelasi.
H1 = ada autokorelasi.
13 Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistik Dengan Eviews Edisi 3,(Jakarta:
YKPN,2011),105
4) Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda dimaksudkan untuk melihat seberapa besar pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.14 Formulasi regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y=a + b1 X1 + b2 X2 + e Y : Pendapatan X1 : Pembiayaan Rahn X2 : Harga Emas A : Konstanta
b1 : Koefisien regresi X1 b2 : Koefisien regresi X2 e : Standar Eror
5) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Adjusted (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel yang terkait. Unruk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.
Adjusted R2 adalah nilai R Square (R2) yang telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R Square (R2) dan angka ini bisa memiliki harga negatif. Interpretasinya sama dengan R2 akan tetapi nilai Adjusted R2 dapat naik turun dengan adanya penambahan
14 Freddy Rangkuti, Riset Pemasaran, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012),23
variabel baru, tergantung dari kolerasi antara variabel bebas tambahan tersebut dengan variabel terikatnya. Nilai Adjusted R2 dapat bernilai negatif, sehingga jika nilainya negatif, maka nilai tersebut dianggap nol (0), atau variabel bebas tidak mampu menjelaskan varians dari variabel terikatnya.
b. Uji Hipotesis
1) Uji Signifikansi parameter (Uji T)
Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel dependen secara individual dalam menerangkan variasi independen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,1.
Kriteria:
a) Jika t hitung > t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Artinya : jika variabel X1 (Penyaluran pembiayaan) t hitung >
t tabel, maka variabel X1 (Penyaluran Pembiayaan) mempengaruhi variabel Y (Jumlah Pendapatan) atau Ho diterima dan Ha ditolak.
b) Jika t tabel < t hitung maka H0 ditolak dan Ha diterima
Artinya : jika variabel X2 (Harga Emas) t tabel < t hitung, maka variabel X2 (Harga Emas) mempengaruhi variabel Y (Jumlah Pendapatan) atau Ho ditolak dan Ha diterima.
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama- sama (simultan) koefisien variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut:
a) Jika Fhitung< Ftabel pada tingkat (a=0,1), maka dinyatakan bahwa kedua variabel penyaluran pembiayaan dan harga emas secara simultan tidak mempengaruhi jumlah pendapatan pegadaian.
Dengan demikian alternativ (Ha) ditolak dan (Ho) diterima.
b) Jika Fhitung> Ftabel pada tingkat (a=0,1), maka terbukti bahwa kedua variabel penyaluran pembiayaan dan harga emas secara simultan mempengaruhi pendapatan pegadaian. Dengan demikian alternativ (Ha) diterima dan (Ho) ditolak.
K. Sistematika Pembahasan
Bagian ini berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar skripsi. Secara global sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I : pendahuluan, bab ini merupakan dasar dalam penelitian, yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional, asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II : bab ini membahas kajian kepustakaan yang meliputi penelitian terdahulu, dan kajian teori.
BAB III : bab ini membahas tentang penyajian data dan analisis yang meliputi: gambaran obyek penelitian, penyajian data, analisis dan pengujian hipotesis, dan pembahasan.
BAB IV : bab ini membahas tentang penutup yang meliputi: kesimpulan, dan saran-saran.
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul Peneliti, Metode, dan
Sampel Hasil Penelitian
1 Pengaruh pendapatan pegadaian, harga emas, dan tingkat inflasi terhadap penyaluran pembiayaan rahn (studi pada PT.
pegadaian Syariah di Indonesia tahun 2005-2015)
Vika Anggun Ratna Pratiwi (2017), peneliti ini menggunakan data sekunder dari bahan pusat statistic dan buku kerja perum pegadaian syariah dan analisis yang digunakan adalah
analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan pegadaian dan harga emas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran pembiayaan rahn, sedangkan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan rahn.
2 Analisis pengaruh tingkat inflasi, pendapatan pegadaian, dan harga emas terhadap
penyaluran kredit rahn pada PT.
pegadaian Syariah di Indonesia (periode 2005- 2013)
Danny Febrian (2015), peneliti menggunakan data sekunder dari bahan pusat statistik dengan alat analisis berupa analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa secara parsial tingkat inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit rahn, sedangkan pendapatan pegadaian berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit rahn, harga emas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit rahn.
Secara bersama-sama variabel tingkat inflasi, pendapatan pegadaian, dan harga emas berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran kredit rahn karena berdasarkan tabel diperoleh hasil F-statistik.
3 Pengaruh jumlah nasabah,
pendapatan
pegadaian syariah, dan inflasi
terhadap tingkat penyaluran gadai syariah (rahn) pada PT.
Pegadaian periode 2012-2016
Rosalia (2017), peneliti menggunakan data sekunder dari bahan pusat statistik dengan alat analisis berupa analisis regresi berganda.
Secara parsial jumlah nasabah dan inflasi berpengaruh signifikan dengan arah konstanta negatif terhadap penyaluran gadai syariah, sedangkan pendapatan pegadaian syariah secara parsial berpengaruh signifikan dengan arah konstanta positif terhadap penyaluran gadai syariah. Berdasarkan uji F jumlah nasabah, pendapatan pegadaian syariah, dan inflasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap penyaluran gadai syariah (rahn).
4 Analisis pengaruh tingkat sewa modal, jumlah nasabah, harga emas, dan tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit gadai golongan C (studi pada PT.
Pegadaian cabang Probolinggo)
Muklish Arifin Aziz (2013), metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode documenter dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini adalah tingkat sewa modal dan inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit gadai golongan C. Jumlah nasabah dan harga emas mempengaruhi jumlah penyaluran kredit di PT.
Pegadaian cabang
Probolinggo. Berdasarkan keempat variabel bebas diketahui bahwa yang paling dominan pengaruhnya terhadap jumlah kredit gadai yang disalurkan adalah variabel harga emas karena memiliki nilai koefisien beta dan t hitung yang paling besar 5 Analisis
perlindungan konsumen Leasing terhadap kredit kendaraan di PT.
Pegadaian UPC Kalisat
Khoirul Anwar (2018), metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumen dan wawancara.
Hasil penelitian ini adalah perlindungan konsumen leasing terhadap kredit kendaraan harus sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
sebelumnya. Jika gagal
bayar pihak pegadaian memperbaiki angsuran yang mengalami permasalahan dan menerbitkan surat keterangan lunas bagi konsumen yang sudah lunas sekaligus menyerahkan jaminan BPKB.
6 Analisis perbandingan perhitungan penetapan biaya jasa simpan pada pegadaian syariah dengan biaya sewa modal pada
pegadaian konvensional
Afrila Mu’arrofah (2017), metode yang digunakan oleh penelitian ini metode dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini adalah biaya yang harus
ditanggung nasabah ketika melakukan pinjaman di pegadaian, baik di pegadaian konvensional maupun pegadaian syariah menunjukkan pegadaian syariah lebih meringankan dari segi biaya yang harus ditanggung oleh nasabah jika dibandingkan dengan biaya yang ada di pegadaian konvensional.
7 Analisis perhitungan besaran ujrah di pegadaian syariah A. Yani cabang Jember
Sri Wahyuni (2018), metode yang digunakan oleh penelitian ini metode dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini adalah besaran ujrah dihitung dari taksiran. Dalam menentukan besaran ujrah pada
pembiayaan rahn didasarkan pada nilai taksiran marhun.
Untuk menghitung besaran ujrah tariff ujrah semua golongan tidak sama, tergantung besar atau kecil nilai barang yang
digadaikan.
8 Analisis
pelayanan nasabah mengenai
transaksi gadai di pegadaian syariah Jember
Ahmad Zulvan (2018), metode yang digunakan oleh penelitian ini metode dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini adalah keryawan dalam
memberikan pelayanan kepada nasabah juga sudah memperhatikan dan
menerapkan cirri pelayanan yang baik dimana
professional dalam berhadapan langsung dengan
pelanggan,mempunyai prasarana yang baik,
15 Desriani Icha Puspita dan Sri Rahayu. Analisis Pengaruh pendapatan, Harga emas dan tingkat Inflasi terhadap Penyaluran Kredit (studi kasus pada perum Pegadaian cabang Jombang, Tangerang Periode Maret 2009 – September 2011). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, FE Universitas Budi Luhur, Vol.2 Oktober 2013.
bertanggung jawab, mampu melayani dengan cepat dan tepat, mampu menangkap keinginan dan kebutuhan pelanggan, memiliki pengetahuan yang baik mengenai produk,
memberikan jaminan dan mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah.
9 Pengaruh pendapatan, jumlah nasabah dan tingkat inflasi terhadap
penyaluran kredit pada perum pegadaian cabang Batam periode 2008-2012
Widiarti dan Sunarti (2013), peneliti menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik Kota Batam dan data laporan bulanan perum
pegadaian cabang Batam tahun 2008-2012 dengan alat analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa secara parsial
pendapatan perum pegadaian cabang Batam dan jumlah nasabah mempunyai pengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit perum pegadaian cabang Batam, sedangkan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit perum pegadaian cabang Batam. Namun secara simultan seluruh variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit perum pegadaian cabang Batam.
10 Analisis pengaruh pendapatan, harga emas dan tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit (studi kasus pada perum pegadaian cabang Jombang, Tangerang periode maret 2009 – September 2011)
Desriani dan Rahayu (2013), peneliti menggunakan metode studi kasus, populasi, dalam penelitian ini adalah pegadaian yang ada di seluruh wilayah Indonesia, sampel dalam penelitian ini adalah perum pegadaian cabang Jombang, Tangerang dengan alat analisis
Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara simultan pendapatan, harga emas dan tingkat inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit. Secara parsial yang berpengaruh terhadap penyaluran kredit adalah pendapatan dan harga emas.15
Sumber: data diolah
Perbedaan-perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah peneliti menggunakan variabel jumlah pendapatan pegadaian sebagai variabel dependen, peneliti juga menggunakan variabel penyaluran pembiayaan gadai dan harga emas sebagai variabel independen. Peneliti meneliti pada pegadaian tahun 2003-2017. Objek penelitian dilakukan di pegadaian. Populasi dalam penelitian adalah laporan keuangan tahunan dari pegadaian tahun 2003-2017.
B. Kajian Teori 1. Pegadaian
a. Definisi Pegadaian
Pegadaian merupakan kegiatan menjaminkan barang-barang berharhga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Dan dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki cirri-ciri yaitu terdapat barang-barang berharga yang digadaikan, nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan, barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.
b. Sejarah Pegadaian di Indonesia
Sejarah pegadaian di Indonesia tidak dapat dicerai-pisahkan dari kemauan warga masyarakat Islam untuk melaksanakan transaksi akad
berupa analisis regresi berganda.
gadai berdasarkan prinsip syariah dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan praktik ekonomi dan lembaga keuangan yang sesuai dengan nilai dan prinsip hukum Islam. Selain itu, semakin populernya praktik bisnis ekonomi syariah dan mempunyai peluang yang cerah untuk dikembangkan. Berdasarkan hal diatas, pihak pemerintah bersama DPR merumuskan rancangan peraturan perundang-undangan yang kemudian disahkan pada bulai Mei menjadi UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-undang tersebut, memberi peluang untuk diterapkan praktik perekonomian sesuai syariah dibawah perlindungan hukum positif. Dibawah undang-undang tersebut maka terwujud Lembagalembaga Keuangan Syariah (LKS).
Pada awalnya, muncul lembaga perbankan syariah, yaitu Bank Muamalat menjadi pionirnya, dan seterusnya bermunculan lembaga keuangan syariah lainnya, seperti lembaga asuransi syariah, lembaga pegadaian syariah, dan lain-lainnya. Usaha lembaga keuangan syariah dimulai oleh PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), beraliansi dengan Perum Pegadaian. Bentuk kerja sama kedua pihak, yaitu Perum Pegadaian bertindak sebagai kontributor sistem gadai dan BMI sebagai pihak kontributor muatan sistem syariah dan dananya. Aliansi kedua pihak melahirkan Unit Layanan Gadai Syariah (kini Cabang Pegadaian Syariah). Selain aliansi kedua lembaga tersebut, gadai syariah juga dilakukan oleh bank-bank umum lainnya yang membuka unit usaha syariah (UUS).
Melihat adanya peluang dalam mengimplementasikan praktik gadai berdasarkan prinsip syariah, Perum Pegadaian berinisiatif mengadakan kerja sama dengan PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) dalam mengusahakan praktik gadai syariah sebagai diversifikasi usaha gadai yang sudah dilakukannya sehingga pada bulan Mei tahun 2002, ditandatangani sebuah kerja sama antara keduanya untuk meluncurkan gadai syariah, yaitu BMI sebagai penyandang dana. Untuk megelola kegiatan ini, dibentuklah Unit Layanan Gadai Syariah sebagai gerai layanan tersendiri namun masih dalam satu atap pada cabang-cabang Perum Pegadaian. Cabang pertama yang terpilih 25 ketika itu adalah Perum Pegadaian Cabang Dewi Sartika, yang menerima pembiayaan modal dari BMI sebesar Rp. 1.550.000.000 dan sejumlah uang sebesar Rp. 24.435.000.000 yang diperuntukkan bagi perluasan jaringan Unit Layanan Gadai Syariah (kini Cabang Pegadaian Syariah).
Kerja sama ini menggunakan skim musyarakah (kerja sama investasi bagi hasil). Nisbah bagi hasil yang disepakati oleh BMI dengan Perum Pegadaian adalah 50-50, yang ditinjau setiap 6 bulan sekali dengan cara pembayaran bulanan. Realisasi kerja sama strategis tersebut, sebenarnya sudah pernah dirancangkan sejak awal tahun 1998 ketika beberapa General Manager (GM) Perum Pegadaian melakukan studi banding ke Malaysia, yang selanjutnya diadakan penggodokkan rencana pendirian pegadaian syariah. Hanya saja dalam proses
selanjutnya, hasil studi banding yang didapatkan hanya ditumpuk dan dibiarkan, karena terhambat oleh permasalahan internal perusahaan.
Pegadaian syariah merupakan sebuah lembaga yang relatif baru di Indonesia. Konsep operasi pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi modern yaitu asas rasionalitas, efisiensi, dan efektivitas yang diselaraskan dengan nilai Islam. Fungsi operasional pegadaian syariah dijalankan oleh kantor-kantor cabang Pegadaian Syariah atau Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain PT. Pegadaian. ULGS ini merupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai konvensional. Pegadaian syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) cabang Dewi Sartika di bulan Januari tahun 2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makassar, Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga September 2003. Masih di tahun yang sama pula, 4 kantor cabang Pegadaian di Aceh dikonversi menjadi Pegadaian.
Pada akhir Februari 2009 jumlah pembiayaan Pegadaian Syariah mencapai Rp 1,6 triliyun dengan jumlah nasabah 600 ribu orang dan jumlah kantor cabang berjumlah 120 buah. Jumlah tersebut masih lebih kecil dibanding dengan kantor cabang pegadaian konvensional yang berjumlah 3.000 buah. Pembiayaan pegadaian syariah untuk usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar Rp 8,2 milyar, yang berarti lebih besar
jumlahnya dari target awal, sebesar Rp 7,5 milyar. Peningkatan bisnis gadai syariah meningkat hingga 158 persen pada akhir tahun 2010. Hal tersebut meningkat tajam dari tahun sebelumnya sebesar 90 persen..
Secara umum, perkembangan pegadaian syariah mengalami peningkatan yang pesat dari tahun-ketahun.16
c. Operasional Pegadaian
Salah satu bentuk jasa layanan lembaga keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pembayaran dengan menggadaikan barang sebagai jaminan. Landasan akad yang digunakan dalam operasional perusahaan pegadaian syariah adalah Rahn. Berlakunya rahn adalah bersifat (tabi’iyah) terhadap akad tertentu yang dijalankan secara tidak tunai sebagai jaminan untuk mendapatkan kepercayan.
Adapun secara teknis implementasi akad rahn dalam pegadaian syariah adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Skema Akad Rahn
Pencairan
1. Akad Rahn 2. Utang dan jasa
16 Angie cyntia,2013,Perkembangan Pegadaian Syariah di Indonesia,
http://duniaangie.blogspot.co.id/2013/10/perkembangan-pegadaian-syariah-di.html, diakses pada 25 Maret 2018
Marhun Bih
Murtahin Rahin
Marhun
Keterangan gambar :
: Berhubungan : Saling Berhubungan
Sumber: Muhammad Syafi’i Antonio. Bank syariah dari teori ke praktek (Jakarta: Gema Insani Press,2001),1
2. Penyaluran Pembiayaan
Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,17 baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Pembiayaan juga dapat diartikan dengan penyediaan dana atau tagihan.18 Kegiatan pendanaan diadakan berdasar kesepakatan antara lembaga keuangan dengan pihak peminjam untuk mengembalikan utangnya setelah jatuh tempo dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembiayaan berasal dari kata biaya yang artinya uang yang dikeluarkan untuk mengadakan atau melakukan sesuatu. Sedangkan kata pembiayaan artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya. Secara umum fungsi pembiayaan yaitu meningkatkan daya guna uang, meningkatkan daya guna barang, meningkatkan peredaran uang, menimbulkan semangat berusaha, stabilitas ekonomi, sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
Tujuan pembiayaan terdiri dari dua yaitu secara makro dan mikro.
Secara mikro adalah peningkatan ekonomi, tersedianya dana bagi peningkatan usaha, meningkatkan produktifitas, membuka lapangan kerja baru, dan terjadi distribusi pendapatan. Sedangkan secara makro adalah upaya memaksimalkan laba, upaya meminimalkan resiko, pendayagunaan
17 Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank syariah, (Jakarta: Tazkia institute, 2011), 7
18 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum,2012), 78
sumber ekonomi, penyaluran kelebihan dana. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pihak lembaga keuangan syariah dalam menilai pengajuan pembiayaan didasarkan pada rumus 5 C, yaitu Character artinya sifat pribadi atau karakter anggota pengambil pinjaman, Capacity artinya kemampuan anggota untuk menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil, Capital (modal) artinya penilaian besarnya modal yang diperlukan peminjam atau nasabah, Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam kepada pihak lembaga keuangan, Condition (kondisi ekonomi) artinya pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah.
Dalam memberikan pembiayaan juga perlu menerapkan fungsi pengawasan secara menyeluruh, dengan menggunakan tiga prinsip utama, yaitu:
a. Prinsip pencegahan dini (early warning system) yaitu tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal yang dapat merugikan bank dalam hal pembiayaan atau terjadinya praktekpraktek pembiayaan yang tidak sehat.
b. Prinsip pengawasan melekat (built in control), di mana para pejabat pembiayaan melakukan supervisi sehari-hari untuk memastikan bahwa kegiatan pembiayaan telah berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dalam pembiayaan.
c. Prinsip pemeriksaan internal (internal audit) merupakan upaya lanjutan dalam pengawasan pembiayaan, yang bertujuan untuk memastikan bahwa pembiayaan dilakukan dengan benar sesuai dengan kebijakan pembiayaan serta dapat memenuhi prinsip-prinsip pembiayaan yang sehat.19
3. Rahn (Gadai)
a. Definisi Rahn(Gadai)
Dalam fiqh muamalah dikenal dengan kata pinjaman dengan barang jaminan yang disebut ar-rahn yaitu menyimpan suatu barang sebagai tanggungan utang.20 Gadai menurut bahasa arab adalah Rahn yang artinya tetap dan lestari dan dinamakan juga al-habsu artinya penahanan. Seperti dikatakan “Ni,matun Rahinah” yang artinya karunia yang tetap dan lestari. Secara bahasa ar-rahn berarti “menjadikan sesutau barang yang bersifat materi sebagai pengikat utang” dan ada pula yang menjelaskan bahwa rahn adalah terkurung atau terjerat.21 Gadai menurut antonio adalah suatu hak yang diperoleh oleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang. Menurut syari’at islam, gadai meliputi barang yang mempunyai nilai harta dan tidak dipersoalkan apakah termasuk bendak bergerak atau tidak bergerak.22
19 Arifin dan zainul,Dasar-dasar manajemen bank syariah.(Jakarta: Alvabet Anggota IKAPI.
2009), 257-259
20 Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Grafika, 2016),1
21 Hendi Suhendi, Fikih Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002),105
22 Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah, (Jakarta: Tazkia Institute, 2011),93
Pengertian gadai (Ar-Rahn) juga dikemukakan oleh para ahli hukum Islam sebagai berikut:23
1) Ulama Syafi’iyah mendefinisikan gadai berarti menjadikan suatu barang yang bisa dijual sebagai jaminan hutang dipenuhi dari harganya, bila yang berhutang tidak sanggup membayar hutangnya.
2) Ulama Hanabilah mengungkapkan arti gadai yaitu suatu benda yang dijadikan kepercayaan suatu hutang, untuk dipenuhi dari harganya, bila yang berhutang tidak sanggup membayar hutangnya.
3) Ulama Malikiyah mendefinisikan gadai adalah sesuatu yang bernilai harta (mutamawwal) yang di ambil dari pemiliknya untuk di jadikan pengikat atas hutang yang tetap (mengikat).
4) Ahmad Azhar Basyir mengartikan Ar-Rahn adalah perjanjian menahan suatu barang sebagai tanggungan hutang, atau menjadikan sesuatu benda bernilai menurut pandangan syara’ sebagai tanggungan marhun bih, sehingga dengan adanya tanggungan hutang itu seluruh atau sebagian hutang dapat diterima.
Secara umum pengertian gadai didefinisikan oleh Sasli bahwa kegiatan menjaminkan “barang-barang berharga” kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang, di mana sejumlah uang barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian nasabah dengan lembaga gadai.
23 Sasli Rais, Pegadaian Syariah; Konsep dan Sistem Kontemporer. (Jakarta: UI Prees,2005),125
b. Rukun Gadai
1) Adanya ijab dan qabul,
2) Adanya pihak yang berakad yaitu pihak yang mengadaikan (rahn) dan pihak yang menerima gadai (Murtahin),
3) Adanya jaminan (marhun) yang berupa barang atau harta, 4) Adanya nutang (marhun bih).
c. Syarat Sah Gadai
1) Shigat Syarat shigat adalah shigat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan dengan masa yang akan datang. Misalnya, rahin mensyaratkan apabila tenggang waktu marhun bih habis dan marhun bih belum terbayar, maka rahn dapat diperpanjang satu bulan. Kecuali jika syarat tersebut mendukung kelancaran akad maka diperbolehkan seperti pihak murtahin minta agar akad disaksikan oleh dua orang.24
2) Orang yang berakad Rahin maupun marhun harus cakap dalam melakukan tindakan hukum, baligh dan berakal sehat, serta mampu melakukan akad. Bahkan menurut ulama Hanafiyyah, anak kecil yang mumayyiz dapat melakukan akad, karena ia dapat membedakan yang baik dan yang buruk.
3) Marhun bih
a) Harus merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahin.
24 Muhammad Firdaus NH, et al,. Fatwa-fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer, (Jakarta: Renaisan Anggota IKAPI 2005),70-71
b) Merupakan barang yang dapat dimanfaatkan, jika tidak dapat dimanfaatkan, maka tidak sah.
c) Barang tersebut dapat dihitung jumlahnya.
4) Marhun
a) Harus berupa harta yang dapat dijual dan nilainya seimbang dengan marhun bih
b) Marhun harus mempunyai nilai dan dapat dimanfaatkan.
c) Harus jelas dan spesifik.
d) Marhun itu secara sah dimiliki oleh rahin.
e) Merupakan harta yang utuh, tidak bertebaran dalam beberapa tempat.
d. Status Barang Gadai
Status barang gadai terbentuk saat terjadinya akad atau kontrak hutang-piutang yang dibarengi dengan penyerahan jaminan. Misalnya, ketika seorang penjual meminta pembeli menyerahkan jaminan seharga tertentu untuk pembelian suatu barang dengan kredit. Para ulama menilai hal ini sah karena hutang tetap (lazim), memang menuntut pengembalian jaminan, karena dibolehkan mengambil jaminan. Tetapi gadai juga bisa terbentuk (terjadi dan sah) sebelum muncul hutang.
Misalnya, seseorang berkata “saya gadaikan barang ini dengan uang pinjaman dari anda sebesar 10 juta rupiah”. Maka gadai tersebut sah, setidaknya demikian pendapat mazhab Maliki dan Hanafi, karena barang tersebut merupakan jaminan bagi hak tertentu. Mayoritas ulama
berpendapat bahwa gadai itu berkaitan dengan keseluruhan hak barang yang digadaikan dan bagian lainnya. Ini berarti jika seseorang menggadaikan sejumlah barang tertentu, kemudian ia melunasi sebagiannya, maka keseluruhan barang gadai masih tetap berada ditangan penerima gadai sampai orang yang menggadaikan (rahin) melunasi seluruh hutangnya.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa gadai itu berkaitan dengan keseluruhan hak barang yang digadaikan dan bagian lainnya. Ini berarti jika seseorang menggadaikan sejumlah barang tertentu, kemudian ia melunasi sebagiannya, maka keseluruhan barang gadai masih tetap berada ditangan penerima gadai sampai orang yang menggadaikan (rahin) melunasi seluruh hutangnya. Fuqaha berpendapat sebagian bahwa barang yang masih tetap berada ditangan peneima gadai(murtahin) hanya sebagiannya saja, yaitu sebesar hak yang belum dilunasi.
e. Perbedaan antara Gadai Syariah dengan Gadai Konvensional Tabel 2.2
Perbedaan Gadai Syariah dan Gadai Konvensional No Pegadaianj Syariah Pegadaian Konvensional 1 Biaya administrasi
berdasarkan barang
Biaya administrasi berupa persentase yang didasarkan pada golongan barang 2 1 hari dihitung 5 hari 1 hari dihitung 15 hari 3 Jasa simpanan berdasarkan
simpanan
Sewa modal berdasarkan uang pinjaman
4 Apabila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan akan dijual kepada masyarakat
Apabila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan di lelang kepada masyarakat
5 Uang pinjaman 90% dari taksiran
Uang pinjaman untuk golongan A 92% sedangkan untuk golongan BCD 88%- 86%
6 Jasa simpanan dihitung dengan konstanta x taksiran
Sewa modal dihitung dengan persentase x uang pinjaman 7 Maksimal jangka waktu 3
bulan
Maksimal jangka waktu 4 bulan
Sumber: jurnal ekonomi dan bisnis islam Vol. 1, No. 2,102-103 4. Pendapatan Pegadaian
a. Definisi Pendapatan Pegadaian
Pendapatan adalah uang yang diterima seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, laba dan sebagainya, bersama-sama dengan uang tunjangan penggangguran, uang pension dan lain sebagainnya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia (1998), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang bertransaksi atas penjualan produk yang dapat dianggap sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi mengkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama perusahaan.
b. Produk dan kegiatan Utama perusahan
Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai
macam produk atau baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.
c. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau rugi yang terjadi baru akan diketahui setelah pendapatan dan beban dibandingkan setelah biaya yang dibebankan secara layak dibandingkan dengan pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah laba ataupun pendapatan neto. Sumber- sumber pendapatan dapat dikelompokkan menjadi dua sumber pendapatan yaitu:25
1) Pendapatan operasional yaitu pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan sesuai dengan jenis usahanya yang berlangsung secara berulangulang dan berkesinambungan tiap periode.
2) Pendapatan bukan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari transaksi penjualan yang tidak berulang-ulang dan insidentil, yang secara tidak langsung berhubungan dengan aktivitas perusahaan misalnya penjualan aktiva tetap perusahaan kepada pihak lain.
Pendapatan gadai adalah jumlah pendapatan dari produk gadai syariah seperti Rahn, Arrum dan Mulia yang diterima pegadaian syariah
25 Widiarti, Tri dan Sinarti. Pengaruh Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Tingkat Inflasi terhadap Penyaluran Kredit pada Perum Pegadaian Cabang Batam Periode 2008-2012. Jurnal Manajemen Bisnis, Politeknik Negeri Batam, batam.2013,2