Pariwisata
ABNP 2015 vs APBN 2015
Lingkungan dan Iklim
Hari Kebangkitan Nasional ke-107
Papua Membangun
BUKU
INFOGRAFIS
Edisi III
2015
Direktorat PPI ditppi @ditppi
ne
top
nfo
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PENYEDIAAN INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Dit PPI IKP Kemenkominfo
BUKU INFOGRAFI
SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan \karunia-Nya, buku infografis ini bisa selesai dan hadir di tengah-tengah kita saat ini.
Buku yang berisi kumpulan infografis harian yang diproduksi oleh Direktorat Pengolahan dan Penyediaan Informasi (Dit PPI), Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP), Kementerian Komunikasi dan Informatika ini penting, karena menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan edukasi dan informasi yang benar kepada masyarakat.
Informasi yang benar dan akurat mengenai langkah strategis dan kebijakan pemerintah, termasuk isu-isu hangat yang berkembang, diperlukan sebagai penyeimbang dari besarnya terpaan informasi dari media massa dan media sosial pada saat ini. Oleh karena itu cross check data menjadi sangat penting, agar informasi yang disampaikan dalam setiap infografis benar-benar bisa mewakili kehadiran pemerintah dalam kehidupan bermasyarakat.
Buku ini juga menjadi bagian dari etalase ribuan data yang dimiliki oleh Dit PPI, Ditjen IKP. Data-data yang didapat dan dikumpulkan, dipilah, dikategosisasikan, dan diolah untuk kemudian sedikit bagian menariknya dijadikan infografis harian. Infografis dipilih karena dianggap lebih mampu menarik rasa keingintahuan masyarakat tentang informasi yang akan disampaikan.
Diharapkan seri buku infografis ini bisa mendukung pelaksanaan government
public relation (GPR) yang pada akhirnya
bisa dikumpulkan menjadi sebuah kaleidoskop mini tentang perjalanan bangsa Indonesia dalam setahun.
Menyadari bahwa buku kumpulan infografis ini masih jauh dari kata sempurna, saran dan kritik sangat kami harapkan. Selamat membaca.
Jakarta, Maret 2015
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik
Freddy H Tulung
Penanggung Jawab
Editor
Freddy H. Tulung
(Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik)
Nursodik Gunarjo Hariadhi
Siti Meiningsih
(Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi)
Dimas Aditya Nugraha Abdullah
Riana Riskiandini Nuniek Aprianti Wibowo Anastasya Simanjuntak Uji Agung Santosa Yusri Sinambela Titania Nurrahim
R.M Ksatria Bumi Persada Anggi Akhirta Muray Rokayah Sri Sukepti
Naskah
Desain Grafis
Rolip Saptamadji Tri SepdianKetua
Hendra Purnama
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Belanja pemerintah menjadi salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Penyerapan belanja pemerintah yang efektif, dibantu dengan konsumsi rumah tangga, realisasi investasi yang tinggi, dan kinerja perdagangan ekspor impor yang baik akan mendorong ekonomi ke arah lebih kuat. Oleh karena itu kebijakan anggaran pemerintah banyak ditunggu oleh pelaku ekonomi, untuk mengetahui gambaran ekonomi ke depan.
Dalam buku infografis bulan April 2015 ini, Direktorat Penyediaan dan Pengolahan Informasi (Dit PPI) akan menyajikan beberapa data infografis yang berhubungan dengan postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2015. Dari postur APBN 2015, beberapa hal menjadi fokus, seperti belanja infrastruktur, anggaran kementerian dan lembaga, dan pembagian dana desa.
Tiga belanja tersebut sangat penting karena memiliki multiplier effect yang besar terhadap perekonomian. Pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan dan pelabuhan akan meningkatkan akses transportasi dan mengurangi biaya logistik. Sedangkan dana desa menjadi stimulus bagi pengembangan ekonomi di daerah, sehingga pembangunan tidak hanya terpusat di kota-kota besar saja, namun lebih merata. Terkait
pemerataan kesejahteraan dan pembangunan di daerah tertinggal dan perbatasan, buku ini juga menampilkan sejumlah infografis mengenai anggaran pembangunan di Papua dan bagaimana potensi ekonomi di wilayah tersebut.
Selain pembahasan mengenai anggaran negara, buku kumpulan infografis bulan ini juga
menampilkan kenaikan devisa yang didapat dari sektor pariwisata, termasuk juga beberapa agenda wisata besar yang akan dilaksanakan. Juga menampilkan peringatan Hari Kebangkitan
Nasional ke-107 dan dampak perubahan iklim bagi Indonesia.
Jakarta, Mei 2015
Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi
Siti Meiningsih
Sambutan Direktur Jendral IKP i
Kata Pengantar Direktur ii
Daftar Isi iii
Pariwisata 2
Keindahan Tanpa Akhir 3
Pariwisata, Kini Lebih Bermakna 5
APBNP 2015 vs APBN 2015 8
Perubahan Menunjang Kinerja 9
Pembangunan yang Nyata untuk Kita Semua 11
Terbagi rata Sesuai Porsi 13
Mengejar Ketertinggalan dari Kota 15
Pemerataan Sesuai Kebutuhan 17
Lingkungan dan Iklim 20
Ancaman Sudah di Depan Mata! 21
Lestarikan Hutan, Selamatkan Peradaban 23
Bersiap Sebelum Terlambat 25
Dorongan Menuju Kebaikan 27
Hari Kebangkitan Nasional ke-107 30
Bangkit Bergerak Menuju Kemajuan 31
Gerakkan Bangsa Menuju Kemerdekaan Seutuhnya 33
Perjuangan dari Masa ke Masa 35
Sumber Daya Manusia, Aset Terbesar Bangsa 37
Papua Membangun 40
Papua Adalah Kita 41
Papua Harapan Kita Semua 43
Modal Papua untuk Maju dan Berbenah 45
http://download.antarafoto.com/search-result/dom-1440244812
INDONESIA MENYAMBUT
PERUBAHAN
Jika di masa lalu kita menganggap pariwisata adalah berkunjung ke tempat yang punya pemandangan bagus, maka di masa kini makna pariwisata telah jauh berkembang. Turis tidak hanya berharap mendapatkan pemandangan indah untuk berfoto, namun juga dikelola dengan profesional dan berkelanjutan sehingga menjadi sumber atraksi tanpa henti yang bisa dinikmati dalam waktu kunjungan yang cukup lama untuk bisa menghasilkan pendapatan yang signifikan bagi negara dan memiliki efek positif kepada perekonomian yang dinikmati langsung oleh masyarakat.
Lebih dari sekadar menyajikan keindahan alam saja, kini kita harus menciptakan sebuah kisah perjalanan yang bisa diceritakan kembali oleh turis kepada rekan-rekan senegaranya saat pulang nanti. Karena itu potensi alam, warisan budaya, dan industri kreatif harus
KEINDAHAN
TANPA AKHIR
Indonesia adalah tujuan wisata yang lengkap dan kaya. Namun pengelolaan sektor pariwisata masih dirasakan tertinggal karena belum memiliki rangkaian event lengkap yang bisa diikuti oleh para turis.
Karena itulah, belakangan mulai dipikirkan untuk menggarap kalender event secara lebih serius dan terorganisasi. Dalam kurun waktu April hingga Juli 2015 saja, turis dari mancanegara maupun dalam negeri bisa menikmati kekayaan alam, budaya, dan kreativitas dari Indonesia melalui rangkaian pameran, festival budaya, bahkan perlombaan di berbagai daerah, mulai dari Festival Budaya Isen Mulang di Palangkaraya, International MICE Destination & Corporate Travel Fair di Jakarta, hingga lomba triathlon di Bintan, Kepulauan Riau.
Dengan demikian, turis mendapat beragam
pengalaman dan pengetahuan mengenai Indonesia nyaris tanpa henti setiap harinya, bukan lagi sekedar berkelana tanpa konsep perjalanan yang jelas sehingga tak memiliki gambaran yang utuh mengenai kekayaan alam dan budaya Indonesia.
"Sudah ada survei yang
menunjukkan bahwa 65 persen
wisatawan asing datang ke
Indonesia karena budaya, 30
persen karena alam, dan 5
persen karena hal lain.
“
Arief Yahya, Menteri Pariwisata.
Sumber :
PARIWISATA, KINI
LEBIH BERMAKNA
Dengan usaha tanpa kenal lelah dan tak pernah berhenti mempromosikan pariwisata Indonesia, bisa terlihat bahwa dengan berjalannya waktu, kunjungan turis semakin meningkat. Bukan hanya memberikan pemasukan kepada negara, namun ini juga akan memberikan dampak positif dari segi ekonomi kepada masyarakat setempat. Dan lebih jauh lagi, pariwisata dapat bertahan dan
memberikan penghasilan bahkan di saat-saat kritis yang selama ini telah terjadi berulang kali.
Buktinya, pariwisata kini menempati posisi penghasil devisa terbesar setelah penjualan hasil bumi seperti minyak bumi, gas, batubara, dan minyak kelapa sawit.
Dengan kayanya Indonesia akan objek wisata, warisan budaya, dan kreativitas sumber daya manusia, maka pekerjaan rumah besar bagi kita adalah mengemasnya menjadi menarik, memiliki nilai jual tinggi, dan memiliki diferensiasi dengan konsep pariwisata yang ditawarkan oleh negeri tetangga.
"Pariwisata harus jadi sektor
unggulan untuk menjadi salah
satu penyumbang devisa
negara."
Indroyono Soesilo,
Menteri Koordinator Kemaritiman.
Sumber :
Kompas
http://download.antarafoto.com/search-result/dom-1440745207
APBN-P Vs APBN
Sejalan dengan perjalanan waktu, terjadi beberapa penyesuaian dalam
jalannya kehidupan bernegara. Beberapa asumsi yang diajukan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara berubah. Karena itu, pemerintah
pun mengajukan beberapa perubahan kepada lembaga legislatif agar
jalannya pemerintahan bisa menyesuaikan dengan kondisi terkini.
Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
(APBN-P) 2015 sangat penting karena memiliki peran sebagai instrumen
pendorong pertumbuhan ekonomi dan membantu pemerintahan baru dalam
mencapai tujuan pembangunan. Dengan adanya perubahan ini, efektivitas
APBN sebagai instrumen pendorong pertumbuhan dan percepatan
pencapaian tujuan pembangunan bisa lebih baik.
Perubahan-perubahan yang dilakukan antara lain dengan merealokasi
anggaran yang kurang produktif maupun kurang tepat sasaran kepada
sektor yang lebih produktif seperti dukungan sektor pendorong
pertumbuhan, pemenuhan kewajiban dasar dan pengurangan kesenjangan
PERUBAHAN
MENUNJANG KINERJA
Perkembangan yang terjadi tanpa henti, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional, membuat Indonesia mau tak mau harus merevisi APBN menjadi APBN Perubahan (APBN-P). Perubahan ini tentu tidak terjadi begitu saja, namun melalui penghitungan yang cermat dan atas
persetujuan wakil rakyat di DPR. Persetujuan diberikan dalam Sidang Paripurna DPR RI yang mengesahkan Rancangan Undang-undang APBN-P 2015.
Beberapa angka yang direvisi dalam APBN-P 2015 antara lain asumsi harga minyak mentah, jumlah lifting minyak bumi, penerimaan pajak, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, suku bunga, perkiraan inflasi, dan lainnya.
Dengan adanya APBN-P, pemerintah bisa lebih leluasa menghasilkan berbagai kebijakan dan program dengan secara fleksibel dan mengikuti realitas yang saat ini terjadi, dibandingkan jika harus mengikuti asumsi dari APBN 2015 yang disusun pada tahun sebelumnya.
“
APBN-P dilandasi
pertimbangan atas usulan
pemerintah untuk melakukan
beberapa perubahan kebijakan
fiskal, guna meningkatkan
efektifitas APBN sebagai
instrumen pendorong
pertumbuhan dan percepatan
pencapaian tujuan
pembangunan.
“
Bambang Brodjonegoro, Menteri
Keuangan Republik Indonesia.
Sumber ;
CNN Indonesia
PEMBANGUNAN YANG NYATA
UNTUK KITA SEMUA
Pembangunan yang pesat didorong oleh alokasi anggaran yang cukup di APBN. Setidaknya, sebesar 290,3 Triliun alokasi di APBNP 2015 adalah untuk pembangunan infrastruktur. Ini adalah sebuah peningkatan besar dibandingkan dengan alokasi di tahun-tahun sebelumnya. Tidak hanya hasil pembangunannya saja yang bisa dimanfaatkan, proses pengerjaannya pun akan membuka lapangan kerja baru dan menyerap keahlian khusus yang dimiliki oleh putera-puteri terbaik bangsa.
Ada banyak contoh infrastruktur besar yang akan dibangun, antara lain pembangkit dan jaringan listrik, jalan, jalan tol, rel kereta api, pelabuhan, bandara, hunian dan lainnya.
Dengan peran besar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam proyek pembangunan infrastruktur, maka baik hasil pembangunan, proses
pembangunan, maupun keuntungannya secara finansial akan bisa terasa manfaatnya oleh rakyat Indonesia. Selain membayar pajak, BUMN juga bisa mengembalikan sebagian keuntungannya dalam bentuk deviden kepada negara. Sehingga pembangunan infrastuktur ini akan memberikan keuntungan dari berbagai sisi.
"Kita harus mulai memikirkan
bagaimana memanfaatkan
BUMN untuk mengembangkan
perekonomian, sehingga BUMN
itu dapat digunakan
sebagai agent of
development."
Rini Soemarno, Menteri Badan Usaha
Milik Negara Republik Indonesia.
Sumber ;
TERBAGI RATA
SESUAI PORSI
Keseriusan dalam cita-cita pembangunan terlihat dari lima kementerian yang mendapat alokasi terbesar dalam APBNP 2015, antara lain Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Agama, dan Polri. Anggaran ini diwujudkan misalnya dalam bentuk pembangunan jalan.
Hal ini tercermin dari setidaknya 300,1-390,6 kilometer jalan yang akan dibangun di perbatasan serta 616,75 kilometer jalan baru, jalur kereta api baru turut mendukung distribusi komoditas yang lancar, seribu unit pasar rakyat juga akan mendapatkan revitalisasi dan pembangunan. Selain itu, juga dibangun akses kepada air bersih di daerah-daerah dan hunian yang layak dan terjangkau.
Semua usaha pembangunan ini bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh rakyat kecil sekalipun. Sehingga kemajuan ekonomi yang dicapai bukanlah kumpulan angka yang semu, namun menyentuh hingga lapis masyarakat paling bawah.
“
Tujuan penambahan anggaran
untuk pembangunan
infrastruktur itu untuk
meratakan pembangunan, juga
untuk mewujudkan
swasembada pangan.
”
Bambang Brodjonegoro, Menteri
Keuangan Republik Indonesia.
Sumber:
MENGEJAR KETERTINGGALAN
DARI KOTA
Jika sebelumnya pembangunan lebih sering menyentuh masyarakat di kota, maka Undang-Undang Desa No. 6 Th. 2014 kini mengamanatkan adanya Dana Desa, yang memungkinkan desa secara mandiri mengupayakan pembangunannya sendiri dengan memperhatikan aspirasi dan kekhasan karakter masing-masing desa.
Syaratnya, desa harus mengajukan rencana kerja pemerintahan yang selanjutkan akan diajukan dan dituangkan dalam Peraturan Bupati atau Peraturan Walikota hingga dana tersebut bisa dicairkan. Adanya dana desa membuat desa bisa membangun infrastruktur desa, sehingga bisa mengejar ketertinggalannya dari kota dan
menciptakan lapangan kerja baru bagi tenaga kerja yang ada di desa.
Tentu saja penyaluran dana desa dan
pewujudannya menjadi pembangunan desa harus diawasi bersama-sama oleh rakyat. Pemerintah sendiri, melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, telah mengirimkan 12.000 tenaga pendamping yang salah satu tugasnya adalah mengawal
penggunaan dana desa dan membantu menyusun pelaporan dana desa.
“Dana
desa harus dialokasikan
pada bidang kegiatan yang
sifatnya produktif, bisa
memberikan manfaat ekonomis
bagi desa, bisa memberikan
alternatif bagi masyarakat
untuk bekerja atau berusaha
dengan penghasilan yang
layak.
”
Marwan
Ja’far
, Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia.
Sumber:
Liputan6
PEMERATAAN SESUAI
KEBUTUHAN
Bukan hanya pembangunan yang pesat, pemerataan pembangunan juga dirasakan semakin penting, agar seluruh wilayah Indonesia merasa diperlakukan dengan adil dan setara. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pemerintah mengupayakan keadilan bagi masing-masing daerah melalui Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Selain itu masih ada Dana Alokasi Khusus Afirmasi sebesar Rp 2,8 Triliun yang diberikan kepada daerah yang masih tertinggal atau berada di perbatasan, yang antara lain diwujjudkan dalam bentuk pembangunan irigasi, sanitasi dan air minum, serta transportasi.
Dengan adanya dana ini, maka daerah yang masih tertinggal, bisa segera mengakselerasi
pembangunannya agar bisa setara dengan daerah lain yang sudah lebih dulu maju. Dengan demikian tujuan pemerataan yang mengurangi kesenjangan
pembangunan antar daerah bisa diwujudkan.
Namun rakyat tidak bisa diam saja berharap daerahnya maju dengan adanya dana perimbangan ini. Baik rencana peruntukannya maupun perwujudannya di lapangan harus diawasi bersama-sama.
“
Tujuannya adalah untuk
menyempitkan kesenjangan
fiskal antardaerah. Jadi, nanti
pemberian DAU sepenuhnya
akan didasarkan oleh
kebutuhan riil daerah
masing-masing. Perkiraan DAU akan
dibuat berdasarkan kebutuhan
menengah, sekitar tiga
tahunan
.”
Bambang Brodjonegoro, Menteri
Keuangan Republik Indonesia.
Sumber: bisnis.com
http://download.antarafoto.com/search-result/dom-1439909108
LINGKUNGAN DAN IKLIM
Tak hanya pembangunan dan eksploitasi kekayaan sumber daya alam untuk
kesejahteraan, Indonesia kini juga menghadapi tantangan pelestarian
lingkungan agar manfaat yang bisa didapat bisa terjadi secara
berkelanjutan. Mulai dari perubahan iklim, pemanasan global, hingga
kenaikan permukaan air laut, mulai mengancam lingkungan dan
kesejahteraan rakyat Indonesia.
Karena itu, kini pemerintah dan masyarakat harus lebih memperhatikan
kelestarian lingkungan, karena apapun dampaknya, akan dirasakan
langsung kepada kehidupan kita bersama.
Kesadaran ini bisa dilihat dari upaya menekan kebakaran lahan hutan,
menekan deforestrasi, pengurangan penggunaan gas freon dalam produk
pendingin, serta mengajak masyarakat agar bisa berperilaku lebih ramah
ANCAMAN SUDAH
DI DEPAN MATA!
Perubahan iklim bukan lagi wacana dan isapan jempol. Namun sebaliknya, sudah mulai
menampakkan gejala-gejalanya di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari dari bergesernya masa tanam, kekeringan ekstrim yang melanda beberapa daerah, dan sebaliknya banjir besar yang sebelumnya tak terjadi, kini menghancurkan banyak kota di Indonesia. Perilaku eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan tanpa memikirkan keberlangsungan, kini mengancam kehidupan kita sendiri.
Kerugian lain yang akan diderita oleh rakyat Indonesia dengan adanya perubahan iklim dan kenaikan muka air laut antara lain suhu udara yang semakin tak nyaman, memicu terjadinya
kebakaran hutan, dan hilangnya ribuan pulau akibat kenaikan muka air laut.
Karena itu, sudah saatnya bagi Indonesia untuk mulai aktif berperan serta dalam pengurangan emisi karbon dan mengelola kekayaan alamnya dengan lebih memikirkan keberlangsungan sumber daya hayati. Kita tidak bisa lagi hanya menikmati eksploitasi, namun juga harus berupaya
melakukan pelestarian.
“(
Dunia) Internasional telah
percaya ke Indonesia, maka
kita harus bekerja dengan baik,
transparan dan akuntabel.
”
Siti Nurbaya Bakar, Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia.
Sumber: Republika
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/01
LESTARIKAN HUTAN,
SELAMATKAN PERADABAN
Dengan laju perubahan iklim yang semakin cepat mengancam peradaban manusia, maka tak ada pilihan lain bagi Indonesia selain mengerem laju deforestrasi yang mengancam kekayaan hayati di negara ini. Hampir 10 persen hutan hujan dunia ada di Indonesia, sehingga kerusakannya juga akan mengancam kehidupan seluruh dunia. Kini upaya-upaya reforestrasi dan menekan kerusakan sudah mulai banyak dilakukan. Indonesia juga mulai dengan disiplin mengatur agar tak seluruh bagian hutan diolah untuk keuntungan ekonomis. Sebanyak 22 persennya, atau 28,86 juta hektar telah ditetapkan dan dipertahankan sebagai hutan lindung, dan 21 persen lainnya, atau 26,82 juta hektar menjadi hutan konservasi. Upaya ini tentunya
membutuhkan kepatuhan, kesadaran, dan pemikiran jangka panjang.
Dengan demikian, hutan tidak lagi hanya dianggap anugerah yang ada dengan begitu saja. Ia tidak boleh dipandang sebagai sasaran eksploitasi semata, namun juga harus dipelihara agar bisa memberi manfaat yang berkelanjutan hingga anak cucu kita.
“
Penyebab utama bencana
bersumber dari pengaruh
cuaca, perubahan iklim dan
kondisi lahan, serta akibat ulah
manusia."
Siti Nurbaya Bakar, Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia
Sumber:
Detik
BERSIAP SEBELUM
TERLAMBAT
Karena kebutuhan untuk mencegah dan
mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim semakin penting, maka berbagai upaya telah dan sedang dilakukan secara bersama-sama. Semua pihak harus menunjukkan upaya bertanggung jawab atas kerusakan yang telah kita sumbangkan kepada alam. Karena problem perubahan iklim tidak ditanggung secara perorangan saja, namun melibatkan seluruh penduduk yang ada di suatu wilayah atau negara.
Upaya ini bisa dilakukan melalui pengurangan konsumsi bahan perusak ozon yang selama ini banyak ditemukan di mesin-mesin pendingin. Hydrochlorofluorocarbon (HCFC) yang
berkontribusi besar dalam membesarnya lubang ozon mulai ditekan penggunaannya, digantikan bahan-bahan yang lebih bersahabat.
Di tingkat desa, kini mulai diperkenalkan Program Kampung Iklim (Proklim). Melalui pelaksanaan Proklim, pemerintah memberikan penghargaan terhadap masyarakat pada lokasi minimal setingkat RW/dusun/dukuh dan maksimal setingkat
kelurahan atau desa, yang telah melakukan aksi lokal terkait dengan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan.
“
Perubahan iklim merupakan
masalah penduduk bumi yang
dihadapi secara
bersama-sama. Sehingga, penanganan
perubahan iklim secara global
perlu dipahami bersama
supaya
optimal.”
Siti Nurbaya Bakar, Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia.
Sumber:
MetroTV News
DORONGAN MENUJU
KEBAIKAN
Dengan usaha tanpa henti dan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat, hingga kini mulai dirasakan adanya perubahan yang terlihat dari menurunnya beban emisi udara serta penurunan beban pencemaran air di 15 Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas.
Namun ini saja tentu belum cukup, sehingga berbagai upaya dan target terus ditetapkan agar kinerja dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup bisa terus diupayakan secara sistematis dan berkelanjutan. Target yang ditetapkan antara lain berhubungan dengan green transportation,
pemulihan lahan gambut, lahan terlantar, kawasan pesisir prioritas, hingga penurunan beban
pencemaran air.
Upaya ini tidak mengenal lelah dan henti, karena pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup akan menurunkan kualitas hidup, mendatangkan
penyakit pernapasan, menurunkan produksi hasil bumi, dan mempersulit akses air bersih yang vital bagi kelangsungan makhluk hidup.
“
Sejak 2001 saya memikirkan isu
lingkungan hidup seolah hanya
dikaitkan dengan pencemaran
dan perizinan, padahal isunya
evolutif. Jadi, setara dengan isu
politik dan pertumbuhan
ekonomi.
”
Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Republik Indonesia.
Sumber:
HARI KEBANGKITAN
NASIONAL
Bangkitnya Indonesia menuju negara kesatuan yang merdeka dan berdaulat
dimulai dari pemikiran bahwa perjuangan tidak bisa lagi dilakukan dengan
mengedepankan rasa kedaerahan. Bukan pula dengan mengandalkan
konfrontasi fisik. Untuk bisa mencapai kedaulatan penuh dalam mengatur
bangsa sendiri, Indonesia membutuhkan para pemikir, penggerak, dan
figur-figur yang bisa mempersatukan Indonesia.
Kini dengan telah terwujudnya ikrar Sumpah Pemuda menjadi Proklamasi
Kemerdekaan 70 tahun yang lalu, bukan berarti perjuangan tersebut telah
usai. Sebaliknya, cita-cita secara keseluruhan untuk mewujudkan bangsa
yang merdeka dan berdaulat, baru dimulai. Ada banyak tantangan yang
harus dipecahkan bersama sebagai sebuah bangsa yang berkesatuan.
Karena itu penting untuk terus mengenang dan memberi makna kepada Hari
Kebangkitan Nasional. Bukan hanya sebagai sebuah perayaan, namun
harus terus digali maknanya dan disesuaikan dengan perubahan zaman.
BANGKIT BERGERAK
MENUJU KEMAJUAN
Bangkitnya Bangsa Indonesia dari keterpurukan dimulai dari semangat para pemuda yang tidak lagi ingin dipecah belah berdasarkan suku, agama, ras, dan daerah. Dengan kesadaran untuk
menghilangkan batas-batas pergaulan dan perjuangan, maka pemuda Indonesia bisa
bekerjasama untuk mewujudkan tujuan yang lebih besar, Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar.
Dengan segera, organisasi-organisasi perjuangan dengan memperjuangkan harga diri sebagai Bangsa Indonesia bermunculan. Tokoh-tokoh penting Budi Utomo kemudian membentuk
berbagai organisasi yang semakin aktif dan agresif berjuang, seperti Indische Partij, Indonesische Studiclub, dan lainnya.
Setelah momen pendirian Budi Utomo, yang kemudian memicu Sumpah Pemuda, Bangsa Indonesia bukan lagi bangsa yang terpecah-pecah dan dicap malas. Kita mulai menyadari pentingnya organisasi, persatuan, dan perjuangan. Kini, kita bergerak dalam satu tujuan, menuju Indonesia yang lebih maju dengan kerja keras, kemandirian, dan kerjasama tanpa membeda-bedakan suku dan ras.
"Makna pahlawan, di kementerian
saya, ketika negara memastikan
semua kita, menjadikan tanah
perekat kebangsaan, perekat
kebersamaan bukan menjadi
sumber konflik."
Ferry M Baldan, Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional.
Sumber: Metro TV News
GERAKKAN BANGSA MENUJU
KEMERDEKAAN SEUTUHNYA
Seiring munculnya berbagai pergerakan yang memperjuangkan nasib Bangsa Indonesia, maka otomatis muncul pula tokoh-tokoh berpengaruh yang menjadi pejuang yang menggunakan kemampuan intelektualisnya. Kita semakin memahami bahwa untuk menjadi bangsa yang merdeka seutuhnya, Indonesia harus mampu menguasai dan mengelola berbagai bidang, seperti pendidikan, ekonomi, kemanusiaan, politik, agama, ideologi hingga kebudayaan.
Soetomo, HOS Tjokroaminoto, Muhammad Hatta, Sukarno, Ki Hajar Dewantara, Muhammad Yamin, Douwes Dekker, adalah beberapa dari sekian banyak tokoh intelektual yang berpengaruh dalam pergerakan Bangsa Indonesia pada masa-masa tersebut, dan pada saatnya pemikiran mereka diwujudkan dalam Sumpah Pemuda, persiapan kemerdekaan, hingga Proklamasi
Kemerderdekaan Republik Indonesia. Seluruh usaha tersebut tidak terhenti dengan kemerdekaan saja. Justru proklamasi pada 17 Agustus 1945 menjadi awal dari perjuangan Bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan yang sesungguhnya, bebas dari belenggu pendindasan, kemiskinan, dan ketertinggalan.
"Indonesia yang berdaulat
mandiri harus berlandaskan
semangat gotong royong. Oleh
karena itu dengan jalan Trisakti,
tiga norma dalam pembangunan
infrastruktur, pembangunan
pengawasan ketimpangan
kelompok masyarakat bawah,
pembangunan yang menjadi daya
dukung lingkungan tidak bisa
dipisahkan.
”
Puan Maharani, Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan .
Sumber :
jpnn
PERJUANGAN
DARI MASA KE MASA
Kemerdekaan Bangsa Indonesia adalah awal dari perjuangan menuju kemerdekaan sesungguhnya. Ada begitu banyak problem yang harus kita urai satu per satu. Selain penindasan, kemiskinan, dan ketertinggalan yang harus diatasi, kemerdekaan juga berarti kemandirian bangsa untuk bisa memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga kita tidak bergantung kepada bangsa lain, yang berarti membangun harga diri bangsa dengan berbagai upaya.
Masalah-masalah yang harus dipecahkan ini selalu berkembang, sehingga kita pun harus terus
beradaptasi agar tidak tertinggal dari negara-negara lain.
Karena itulah setiap tahun, tema perayaan hari kebangkitan nasional diperbaharui, menyesuaikan dengan tantangan yang dihadapi dan usaha kita untuk mengatasinya. Jika misalnya pada tahun 2012 tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional adalah “Dengan Semangat Kebangkitan Nasional, Kita Tingkatkan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara yang Berkarakter, Damai, dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Sejahtera,” maka pada tahun 2015, tema ini berganti dengan “Melalui Hari Kebangkitan Nasional, Kita Bangkitkan Semangat Kerja Keras Mewujudkan Indonesia Maju dan Sejahtera.”
"Kita akan menghadapi banyak
tantangan, karena itu patriotisme
itu penting bagi generasi muda
untuk menghadapinya.
Patriotisme itu pondasi bangsa.
“
Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia.
Sumber:
Tribun News
SUMBER DAYA MANUSIA,
ASET TERBESAR BANGSA
Dengan perkembangan zaman, maka kini semakin banyak pula bidang-bidang yang memungkinkan putera-puteri terbaik Indonesia berprestasi dan mengharumkan nama bangsa di pergaulan internasional. Selain prestasi, mereka juga ikut memecahkan berbagai permasalahan bangsa dengan bakat dan intelektualitas yang dimiliki.
Contohnya saja di bidang musik, olahraga, kemanusiaan, seni pertunjukan, animasi, bahkan komik. Generasi muda memiliki kebebasan luar biasa untuk aktualisasi dirinya, sekaligus membangun rasa bangga sebagai Bangsa Indonesia. Karena ternyata kita pun bisa berprestasi dan setara dengan bangsa-bangsa lainnya, bahkan dengan negara yang lebih maju.
Kesuksesan ini juga menjadi pemicu bagi anak-anak muda lainnya. Mereka membuktikan bahwa hanpir segala hal bisa diraih dengan dedikasi tinggi dan usaha yang tanpa henti.
“Kita
semua harus sadar bahwa
aset terbesar Indonesia bukan
tambang, bukan gas, bukan
minyak, bukan hutan, ataupun
segala hasil bumi; aset terbesar
bangsa ini adalah manusia
Indonesia.
”
Anies Baswedan, Menteri Pendidikan
Dasar dan Menengah dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Sumber:
Tribun News
PAPUA MEMBANGUN
Papua adalah bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Ia adalah bagian dari
perjuangan kemerdekaan kita yang diakui oleh dunia internasional.
Karena itu, proses pembangunan yang dilakukan dari waktu ke waktu pun
harus melibatkan dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat di Papua, tanpa
adanya pembedaan, diskriminasi, dan sudut pandang yang menganggap
mereka sebagai rakyat terbelakang dan sulit maju. Sebaliknya, rakyat di
Papua harus merasakan manfaat sebesar mungkin dari kebangkitan
Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia. Apapun
manfaat yang diambil dari tanah Papua harus dinikmati kembali semaksimal
mungkin oleh masyarakatnya.
Upaya mengangkat derajat Papua dengan semangat kesetaraan diwujudkan
antara lain dengan pembangunan yang memperhatikan karakter lokal dan
dana perimbangan yang termasuk salah satu yang terbesar jika
dibandingkan dengan daerah lain.
PAPUA ADALAH KITA
Papua sejak awal merupakan bagian dari
persaudaraan dengan Indonesia. Meskipun dalam sejarahnya Papua baru kembali ke pangkuan Indonesia pada tahun 1963, namun lihat dari rasa senasib sepenanggungan akibat penjajahan oleh Belanda, sebenarnya Papua sudah dari awal menjadi bagian dari kemerdekaan Indonesia. Sukarno sendiri menegaskan hal ini dalam pidatonya “Orang kadang-kadang berkata, memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah ibu pertiwi. Salah! Tidak! Irian Barat sejak daripada dulu sudah masuk kedalam wilayah Republik Indonesia.“
Belanda sendiri sebenarnya mengakui hal ini, dengan menjanjikan akan mengembalikan Irian Barat. Hanya saja tanggal penyerahannya ditunda dua tahun setelah Konferensi Meja Bundar, sebuah janji yang akhirnya diingkari. Belanda berusaha menjadikan Irian Barat sebagai negara boneka yang terpisah. Pengingkaran ini meningkatkan ketegangan
Indonesia dengan Belanda, sehingga akhirnya terjadi konfrontrasi dan Presiden Sukarno mengeluarkan perintah Trikora.
Upaya merebut kembali Papua tidaklah mudah dan murah. Beberapa prajurit terbaik kita gugur dalam beberapa insiden. Walaupun sejarah memperlihatkan naik dan turunnya kondisi di Papua, namun pada akhirnya sejarah berbalik dan hingga saat ini Papua masih jadi bagian Indonesia, tumbuh dan
membangun bersama-sama.
"
Ke depan kita akan ajak
sama-sama membangun Papua dengan
pendekatan kesejahteraan dan
meningkatkan pembangunan
.”
Joko Widodo, Presiden
Republik Indonesia.
Sumber: Viva News
PAPUA HARAPAN
KITA SEMUA
Papua, seperti wilayah lainnya di Indonesia, memiliki hak atas kesetaraan, kesejahteraan, dan
pembangunan. Memang di masa lalu terkesan ada pengabaian atas nasib rakyat di Papua. Namun kini pola pikir itu diperbaiki. Sudah saatnya Papua merasakan kesejahteraan dan diperlakukan dengan adil, sama seperti rakyat di pulau-pulau lainnya. Apalagi sebenarnya Papua adalah daerah yang begitu kaya, yang seharusnya bisa dinikmati oleh rakyatnya sendiri.
Presiden bahkan memberi perhatian khusus terkait masalah-masalah yang saat ini terjadi di Papua. Antara lain mengenai nasib guru dan tentara di perbatasan, mengurangi pengangguran,
mengentaskan konflik, memasukkan Papua ke dalam skema tol laut, hingga renegosiasi dengan
perusahaan-perusahaan asing yang kini beroperasi di Papua, agar mereka mau memberikan timbal balik yang semaksimal mungkin kepada masyarakat sekitar.
Papua hari ini adalah sebuah harapan yang kembali dihidupkan bersama-sama. Tidak seharusnya lagi ada ketimpangan dan penderitaan bagi Rakyat Indonesia, di mana pun berada.
"
Kemungkinan itu juga akan
disertai dengan pembangunan
perumahan. Kawasan industrinya
juga harus dikembangkan. Kita
bangun apa yang diperlukan
rakyat Papua."
Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan
Umum - Perumahan Rakyat.
Sumber:
Kompas
http://properti.kompas.com/read/2015/02/16/083000321/
MODAL PAPUA UNTUK
MAJU DAN BERBENAH
Papua, tidak seperti yang dicitrakan di masa lalu, bukanlah pulau terasing yang miskin dan terbelakang. Sebaliknya, Papua dipenuhi berbagai sumber daya, baik alam maupun manusianya yang harus diatur sebaik-baiknya agar memberikan kesejahteraan sebesar-besarnya bagi rakyat yang ada di Papua. Potensi yang cukup menonjol antara lain kebudayaan, kesenian, pertambangan, keanekaragaman hayati, industri, hingga berbagai produk kelautan dan
perikanan. Yang harus dipikirkan adalah penataannya sehingga bisa memberikan manfaat maksimal dengan pengolahan seefisien mungkin. Salah satunya dengan membangun infrastruktur dan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Upaya ini diharapkan cukup untuk mensejahterakan rakyat yang ada di Papua. Sehingga ke depan tidak ada lagi rasa cemburu, atau bahkan tertindas, hanya karena kurangnya perhatian dan sudut pandang yang masih menganggap Papua sebagai wilayah yang terbelakang. Indonesia harus melihat Papua seperti juga daerah lainnya yang ingin dan berpotensi untuk maju.
“Kami
memahami bahwa
masyarakat Papua sejak lama
ingin maju dan mandiri secara
ekonomi, oleh karena itu kami
siap memfasilitasi dan membekali
masyarakat Papua dengan
beragam pelatihan yang
diperlukan untuk merintis
wirausaha.
“
Anak Agung Gede Puspayoga, Menteri
Koperasi dan UMKM Republik Indonesia.
Sumber:
Antara
GIAT MEMBANGUN
PAPUA DAN PAPUA BARAT
Janji meningkatkan kesejahteraan Papua dan Papua Barat bukanlah retorika semata. Upaya ini
diwujudkan, salah satunya dengan alokasi anggaran untuk Papua yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini terlihat signifikan jika kita membandingkan Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus yang dinikmati di tahun 2013 hingga 2015, yang memperlihatkan kenaikan cukup
signifikan.
Fenomena ini juga bisa diperhatikan dari perbandingan dengan provinsi-provinsi lainnya. Papua termasuk daerah yang mendapatkan kucuran anggaran cukup besar dari pemerintah pusat, bersaing Dengan provinsi seperti Jawa Timur, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Adanya perhatian ini harus disyukuri dan terus ditingkatkan di masa depan, sehingga laju
pembangunan dan kesejahteraan rakyat di Papua bisa terus terpacu, seperti juga yang terjadi di daerah-daerah lainnya di Indonesia.
“
Jepang tidak punya apa-apa, tapi
mereka punya SDM yang unggul.
Karena itu, pembangunan di
Indonesia, termasuk Papua harus
bertumpu pada SDM."
Sofjan Djalil, Menteri Koordinator
Perkonomian Republik Indonesia.