• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG 2014 KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG 2014 KATA PENGANTAR"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

i

BUPATI TULANG BAWANG,

Ir. HANAN A. ROZAK, M.Si.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT / Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang telah dapat diselesaikan penyusunannya. Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang merupakan tindak lanjut dari keikutsertaan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), serta komitmen Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam rangka meningkatkan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Tulang Bawang yang terintegrasi dan komprehensif. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang merupakan dokumen rencana strategis sanitasi yang dibuat khusus sebagai percepatan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten Tulang Bawang berjangka menengah 5 (lima) tahun kedepan (2015-2019). Strategi ini untuk mensinergikan upaya-upaya yang akan dilakukan pemerintah (pusat, provinsi, kota), sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun kelompok masyarakat. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang disusun sebagai rencana pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang mulai Tahun 2015 hingga Tahun 2019. Dengan tersusunnya Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang diharapkan dapat menjadi dokumen perencanaan yang legal untuk perbaikan pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang. Melalui kata pengantar ini, kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak terutama Kelompok Kerja (Pokja) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Kabupaten Tulang Bawang yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang. Strategi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ini dirasakan masih jauh dari sempurna, namun kami berharap substansi dalam Strategi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ini dapat dijadikan masukan dan pelajaran bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menjawab tantangan dan peningkatan akses masyarakat Kabupaten Tulang Bawang terhadap lanyanan sanitasi yang lebih baik.

(3)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan sanitasi jangka menengah (5 tahunan) yang komprehensif dan bersifat strategis. Dengan tetap memperhatikan skala prioritas sesuai dengan kemampuan daerah. Sebagai dokumen perencanaan, SSK tidak boleh bertentangan dengan dokumen perencanaan lainnya yang ada di Kabupaten Tulang Bawang. Oleh sebab itu, dalam penyusunannya SSK harus mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tulang Bawang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung dan Nasional, Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya. Selain itu juga perlu mengacu kepada target-target Millinium Development Goals (MDGs) maupun peraturan dan perundangan yang berlaku di tingkat nasional maupun provinsi.

SSK Kabupaten Tulang Bawang ini merupakan Buku Induk terhadap rencana teknis pengembangan pembangunan di bidang sanitasi dan menjadi dasar serta acuan terhadap semua pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi dan terpadu secara berkesinambungan, SSK merupakan hasil kerja berbagai komponen Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan lembaga lain yang terkait dengan sanitasi serta stakeholder yang memiliki kepentingan terhadap masalah ini. Dengan demikian, diharapkan SSK menjadi acuan dan dasar hukum bagi Pokja Kabupaten Tulang Bawang dalam mengimplementasikan dengan memperhatikan empat ciri pendekatan yang dikembangkan, yaitu dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten sendiri secara terintegrasi, skala kabupaten, top-down meets bottom-up dan didasarkan bukti material (evidence-based). Sedangkan Tujuan Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu : tujuan umum, Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini disusun sebagai rencana pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang mulai Tahun 2015 hingga Tahun 2019, dan tujuan khusus, (1) Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini dapat memberikan gambaran tentang arah kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang selama 5 tahun; (2) Dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-langkah pelaksanaan kebijakan, serta penyusunan program jangka menengah dan tahunan sektor sanitasi; dan (3) Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi.

Berpijak pada kondisi dan potensi daerah eksisting dengan memperhitungkan potensi, tantangan, dan peluang ke depan, disamping mengenali berbagai isu-isu strategis, baik di

(4)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

iii

lingkungan daerah sendiri (internal) maupun pengaruh dari luar daerah (eksternal) serta memperhatikan Visi Pembangunan Nasional 2005-2025, maka Visi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang adalah :

“Terwujudnya Kabupaten Tulang Bawang yang Bersih, Sehat dan Ramah Lingkungan Tahun 2019”.

dengan mengemban misi, yaitu :

1. Meningkatkan Cakupan dan Kualitas layanan dalam sistem pengelolaan persampahan melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.

2. Meningkatkan Cakupan dan Kualitas pengelolaan Air Limbah Domestik melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.

3. Meningkatkan Cakupan layanan Drainase melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.

Meningkatkan Pengetahuan, Kesadaran dan Peran Serta Masyarakat dalam Penerapan PHBS Sejak Usia Dini.

Dari hasil kajian dan pemetaan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang yang telah dilakukan, ditemukan masih banyak permasalahan sanitasi yang ada di Kabupaten Tulang Bawang. Dari berbagai permasalahantersebut, telah disimpulkan bahwa permasalahan utama sektor sanitasi d Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut :

a. Permasalahan Sanitai Bidang Persampahan

 Pengelolaan sampah belum memadai, 98,15% penduduk di Kabupaten Tulang Bawang sampahnya belum terangkut dan terolah (TPA baru melayani sampah di 2 (dua) kecamatan, kapasitas TPA saat ini sudah mencapai 70%).

 Minimnya dana pemeliharaan dan operasional pengelolaan sampah (anggaran pemda di bawah kebutuhan dan penarikan retribusi belum maksimal).

 Masih kurangnya kesadaran masarakat dalam mengelola sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce and Recycle)

 Belum maksimalnya pihak swasta dalam membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah untuk masyarakat.

b. Permasalahan Sanitai Bidang Air Limbah Domestik

 Sarana dan prasarana air limbah belum memadai, 53,86 % penduduk di Kabupaten Tulang Bawang belum memiliki jamban bertangki septik aman (belum tersedianya IPLT, masih kurangnya jumlah tangki septik komunal/ MCK komunal).

(5)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

iv

 Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik (baru sekedar perda IMB yang digunakan untuk mengendalikan penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik on-site / setempat).

 Belum adanya lembaga yang mengelola air limbah domestik.

 Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban bertangki septik aman, dan belum adanya kegiatan penyuluhan atau sosialisasi terkait air limbah secara berkelanjutan.

 Kurangnya keterlibatan pihak swasta dalam mengurangi permasalahan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang.

c. Permasalahan Sanitai Bidang Drainase

 30,73% pemukiman di Kabupaten Tulang Bawang mengalami banjir secara rutin tiap tahun (sistem drainase belum terkoneksi secara baik, saluran tersier dan sekunder belum terkoneksi/terintegrasi dengan baik.

Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah hilir dari sungai Way Tulang Bawang, dimana pada saat musim hujan debit air meningkat sehingga tidak tertampung dan menggenangi sebagian daerah di sekitar sungai.

 Belum adanya peraturan, kebijakan dan perencanaan terpadu dalam pengelolaan drainase.

 Masih rendahnya kesadaraan masyarakat dalam menjaga kebersihaan drainase yang terbangun (banyaknya sampah yang berserakan di drainase, bahkan digunakan sebagai tempat sampah)

 Kurangnya peran serta masyarakat dalam membentuk lembaga yang peduli terhadap drainase serta unya dukungan dari pihak swasta dalam mendukung pemerintah daerah terkait drainase.

Dengan melihat permasalahan sanitasi yang ada serta memperimbangkan berbagai kondisi yang ada di Kabupaten Tulang Bawang, kerangka pengembangan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang di bagi dalam zona-zona pengembangan untuk masing-masing sub sektor sanitasi yaitu sebagai berikut :

a. Sektor air limbah domestik

Zona 1, merupakan zona pengembangan pengelolaan air limbah dengan sistim pengolahan setempat (on site) individual. Zona I merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang kurang padat dengan wilayah yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut. Meliputi Kecamatan Gedung Meneng, Kecamatan Dente Teladas, Kecamatan Gedung Aji dan Kecamatan Meraksa Aji.

(6)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

v

Zona 2, merupakan zona pengembangan pengolaan air limbah dengan STBM dan menyediakan MCK++ bagi masyarakat yang belum memiliki jamban pribadi. Zona 2 merupakan daerah dataran rendah yang di pengaruhi oleh pasang surut air laut. Meliputi Kecamatan Rawa Pitu, Kecamatan Rawa Jitu Selatan dan Kecamatan Rawa Jitu Timur. Zona 3, merupakan zona pengembangan pengelolaan air limbah dengan sistem off site. Zona 3 ini merupakan daerah yang bependuduk relatif padat karena merupakan wilayah pusat pemerintahan dan pusat bisnis di Kabupaten Tulang Bawang. Meliputi Kecamatan Menggala, Kecamatan Menggala Timur, Kecamatan Banjar Baru dan Kecamatan Banjar Agung.

b. Sektor Persampahan

Zona 1, merupakan zona peningkatan cakupan layanan hingga 100% (Rumah Tangga – Tempat Pembuangan Sementara – Tempat Pembuangan Akhir) +penyapuan jalan jangka pendek ke menengah (2015-2019). Meliputi Kecamatan Menggala dan Kecamatan Menggala Timur.

Zona 2, Peningkatan cakupan layanan hingga min 70% (TPS,TPA) +penyapuan jalan Jangka pendek ke menengah. Meliputi Kecamatan Banjar Baru, Kecamatan Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kecamatan Gedung Aji, Kecamatan Meraksa Aji, Kecamatan Penawar Aji, Kecamatan Gedung Aji Baru, Kecamatan Rawapitu, Kecamatan Rawajitu Selatan dan Kecamatan Rawajitu Timur.

Zona 3, Pengembangan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat +pemilahan dan pengolahan sampah berbasis RT, pengangkutan secukupnya (TPS – TPA) Jangka menengah ke panjang. Meliputi Kecamatan Gedung Meneng dan Kecamatan Dente Teladas.

c. Sektor Drainase

Zona 1, Merupakan zona penanganan jangka menengah terhadap genangan. Meliputi Kecamatan Menggala dan Kecamatan Menggala Timur.

Zona 2, Merupakan zona penanganan jangka menengah ke panjang terhadap genangan. Meliputi Kecamatan Dente Teladas, Kecamatan Rawapitu, Kecamatan Penawar Aji, Kematan Rawajitu Selatan dan Kecamatan Rawajitu Timur.

Zona 3, Merupakan zona penanganan jangka panjang terhadap genangan (berbasis masyarakat). Meliputi Kecamatan Banjar Baru, Kecamatan Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kedung Aji dan Kecamatan Meraksa Aji.

(7)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

vi

Program dan kegiatan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang disusun berdasarkan prioritas kebutuhan, dana yang tersedia untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang. Dokumen SSK Kabupaten Tulang Bawang yang disusun telah mempertimbangkan kemampuan dari segi aspek teknis, biaya dan waktu yang dilengkapi dengan komitmen pendanaan untuk sektor sanitasi. Ringkasan program dan kegiatan sektor sanitasi Kabupaten Tulang Bawang untuk jangka menengah (2015-2019) adalah sebagai berikut :

a. Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik

1. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup;

2. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup;

3. Program Pembinaan dan Pemantauan Kualitas Lingkungan;

4. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah; 5. Program Lingkungan Sehat Perumahan;

6. Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah;

7. Pengembangan Kerangka Peraturan Operasionalisasi Sistem Pengelolaan Air Limbah; 8. Pengembangan Kinerja Kerjasama Pengelolaan Air Limbah; dan

9. OM Sarana Eksisting .

b. Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan;

2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakkan Ligkungan Hidup; 3. Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman; 4. Program Infrastruktur TPST 3R;

5. Pengadaan Fasilitas Operasional TPA; dan 6. OM Fasilitas Eksisting.

c. Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan 1. Pengaturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman; 2. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong;

3. Program Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh; dan 4. OM Drainase Eksisting.

(8)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

vii

d. Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS terkait Sanitasi 1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; 2. Program Lingkungan Sehat;

3. Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam PHBS dan Higiene; dan 4. Program Sanitasi Terpadu Berbasisi Masyarakat (STBM).

(9)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR PETA ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Maksud dan Tujuan ... I-2 1.3. Metodologi ... I-2 1.3.1. Metode Penyusunan SSK ... I-2 1.3.2. Jenis Data yang digunakan dalam penyusunan SSK ... I-3 1.3.3. Proses Penulisan SSK ... I-3 1.3.4. Proses Penyepakatan SSK ... I-4 1.4. Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain ... I-4 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI ... II-1

2.1. Visi Misi Sanitasi ... II-1 2.2. Tahap Pengembangan Sanitasi ... II-4 2.2.1. Sub Sektor Air Limbah Domestik ... II-4 2.2.2. Sub Sektor Persampahan ... II-8 2.2.3. Sub Sektor Drainase ... II-12 2.3. Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi ... II-16 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI ... III-1 3.1. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik ... III-1 3.2. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan ... III-5 3.3. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan ... III-8 3.4. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

(10)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

ix

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI ... IV-1 4.1. Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi ... IV-1 4.2. Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik ... IV-3 4.3. Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan ... IV-7 4.4. Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan ... IV-11 4.5. Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS terkait Sanitasi ... IV-14 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI ... V-1

5.1. Gambaran Umum Strategi Monev ... V-1 5.2. Pemantauan SSK ... V-2 5.3. Pendokumentasian ... V-11 5.4. Evaluasi SSK ... V-12 5.5. Pelaporan ... V-12 LAMPIRAN

LAMPIRAN I Hasil Analisis SWOT LAMPIRAN II Tabel KKL

LAMPIRAN III Tabel Program dan Kegiatan Rinci

(11)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Visi Misi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ... II-2 2.2. Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten ... II-8 2.3. Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten ... II-12 2.4. Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten ... II-15 2.5. Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten untuk Sanitasi ... II-17 2.6. Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Kabupaten ke depan ... II-18 2.7. Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten untuk

Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi ... II-18 2.8. Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten untuk Kebutuhan

Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2019 ... II-19 2.9. Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Tulang Bawang

dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK ... II-20 3.1. Tujuan Sasaran dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik ... III-4 3.2. Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan ... III-7 3.3. Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan ... III-10 3.4. Tujuan Sasaran dan Strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

terkait sanitasi (tatanan rumah tangga) ... III-14 3.5. Tujuan Sasaran dan Strategi Pengelolaan PHBS terkait sanitasi

(tatanan sekolah) ... III-17 4.1. Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau

Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun ... IV-2 4.2. Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik ... IV-4 4.3. Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan ... IV-8 4.4. Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan ... IV-12 4.5. Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS terkait sanitasi ... IV-15 5.1. Matriks Monev Implementasi ... V-3

(12)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

xi

DAFTAR PETA

Halaman

Peta 2.1a. Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik ... II-7 Peta 2.1b. Peta Pengembangan Bertahap Jangka Panjang Sistem Off-site ... II-8 Peta 2.2. Peta Tahapan Pengembangan Persampahan ... II-11 Peta 2.3. Peta Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan ... II-14

(13)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB I | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada masalah kesehatan lingkungan. Sanitasi lingkungan pada gilirannya akan menentukan taraf produktivitas penduduk. Situasi ini memberikan tantangan signifikan dimana pemerintah daerah masih dihadapkan pada persoalan belum tertanganinya tingkat kemiskinan dan permasalahan lain. Hal ini masih menjadi persoalan pembangunan nasional dan daerah, tidak terkecuali Kabupaten Tulang Bawang.

Kondisi sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan hasil pemetaan kondisi eksisting Buku Putih Sanitasi (BPS) tahun 2014 dari total 15 kecamatan dengan 151 desa/kelurahan memiliki tingkat layanan sanitasi yang masih sangat rendah. Dengan melihat buruknya kondisi sanitasi saat ini maka pemerintah Kabupaten Tulang Bawang memandang perlu untuk menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) sebagai dokumen rencana strategis berjangka menengah untuk percepatan penyelesaian masalah sektor sanitasi tersebut, yang berisi tentang rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah.

Kondisi sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang ini dapat dipastikan juga berdampak pada kondisi sanitasi secara nasional untuk itu pembangunan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang harus dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu, terintegrasi, dan berkelanjutan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Kondisi tersebut mendorong Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang untuk ikut serta dalam program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) pada tahun 2014 yang telah dicanangkan pemerintah pusat sebagai upaya penyelesaian masalah sanitasi secara nasional.

Adapun karakteristik penulisan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) di Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut :

1. Disusun oleh, dari dan untuk Kabupaten; 2. Komprehensif, multisektor & terintegrasi; 3. Berdasarkan data empiris (aktual);

(14)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB I | 2

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Tulang Bawang ini, yaitu tersusunnya dokumen perencanaan Strategis Sanitasi Kabupaten/Kota yang dapat dijadikan rujukan perencanaan pembangunan sanitasi dalam jangka menengah (5 tahunan).

Tujuan dari penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang ini adalah :

1) Tujuan Umum

Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini disusun sebagai rencana pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang mulai Tahun 2015 hingga Tahun 2019.

2) Tujuan Khusus

a. Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini dapat memberikan gambaran tentang arah kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang selama 5 tahun.

b. Dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-langkah pelaksanaan kebijakan, serta penyusunan program jangka menengah dan tahunan sektor sanitasi.

c. Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi

.

1.3. Metodologi

1.3.1. Metode Penyusunan SSK

Metode yang digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu yang secara bertahap untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap.

Metode penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten ini, terdiri dari tahapan berikut : 1. Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi kaabupaten saat ini (dari

Buku Putih Sanitasi), untuk belajar dari fakta sanitasi guna menetapkan kondisi sanitasi yang tidak diinginkan. Pada tahap ini mengkaji kembali Buku Putih Sanitasi Kota untuk memastikan kondisi yang ada saat ini khususnya kondisi yang tidak diinginkan atau permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengelolaan sanitasi Kota. Kondisi semua sektor layanan sanitasi yang terdiri;

(15)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB I | 3

sektor air limbah, sektor persampahan, sektor drainase lingkungan dan sektor air bersih serta aspek pendukung. Metode yang digunakan adalah kajian data sekunder dan kunjungan lapangan untuk melakukan verifikasi informasi. 2. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan

kedalam visi, misi sanitasi kota, dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi kota. Dalam perumusan bagian ini tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di kabupaten/kota.

3. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. Analisis kesenjangan digunakan untuk mendiskripsikan isu strategis dan kendala yang mungkin akan dihadapi dalam mencapai tujuan.

4. Merumuskan strategi sanitasi kabupaten/kota yang menjadi basis penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi kota jangka menengah (5 tahunan).

1.3.2. Jenis Data yang digunakan dalam penyusunan SSK

Jenis Data yang digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang adalah data sekunder yang terdapat di dalam : a. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang;

b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD);

c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); d. Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD);

e. Rencana Pembangunan Infestasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM). 1.3.3. Proses Penulisan SSK

Proses Penulisan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

Millestone Penulisan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) a) Penyiapan Kerangka pengembangan Sanitasi; b) Penetapan Strategi percepatan Pembangunan; c) Penyusunan Program dan Kegiatan;

(16)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB I | 4

Sistematika Penulisan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK)

a) Bab I : Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, metodologi, serta posisi SSK terhadap dokumen perencanaan lain.

b) Bab II : Kerangka Pengembangan Sanitasi memberikan penjelasan tentang arah pengembangan sektor sanitasi kabupaten, menjelaskan visi dan misi, kebijakan umum, tujuan dan sasaran pembangunan sektor sanitasi kabupaten, tahapan pengembangan sanitasi dan perkiraan pendanaan sanitasi.

c) Bab III : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi menjelaskan tentang tujuan, sasaran, indikator sasaran dan strategi pembangunan sanitasi per sub sektor.

d) Bab IV : Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi menjelaskan tentang ringkasan program dan kegiatan sanitasi per sub sektor, program dan kegiatan yang akan dilakukan secara terintegrasi antar sub sektor dan aspek pendukung layanan sanitasi. e) Bab V : Strategi Monitoring dan Evaluasi menjelaskan tentang strategi

monitoring dan evaluasi implementasi program sanitasi kabupaten. 1.3.4. Proses Penyepakatan SSK

Penyepakatan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang dilakukan pada setiap tahapan millestone SSK dan di akhiri dengan penyepakatan dokumen SSK secara keseluruhan melalui pleno di tingkat POKJA. Penyepakatan dilakukan dengan cara diskusi, koordinasi POKJA, dan rapat pleno Pokja serta Konsultasi Publik.

1.4. Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang. Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2014 ini, diposisikan sebagai acuan dalam penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Tulang Bawang. Rencana pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang dikembangkan atas dasar paparan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ini. Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten ini tidak dapat dilepaskan dan harus berintegrasi dengan keberadaan dokumen perencanaan pembangunan lainnya sebagai dasar penyelenggaraan Pemerintah, antara lain :

(17)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB I | 5

a. SSK dengan RPI2JM

SSK menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2017 sebagai referensi untuk memperoleh data isu-isu strategis dan permasalahan mendesak terkait program sanitasi yang harus ditangani segera dan sebagai pedoman untuk menentukan visi dan misi serta kebijakan sanitasi kedepan.

b. SSK dan RTRW serta RPI2JM

Dalam pelaksanaan penyusunan SSK memperhatikan dan mempedomani tujuan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Tulang Bawang, dimana kebijakan penataan ruang, struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Tulang Bawang menjadi acuan dalam penentuan wilayah kajian dalam penyusunan SSK. Demikian juga halnya dengan penentuan rencana pembangunan infrastruktur yang tertuang dalam RPI2JM.

c. SSK dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)

SSK menggambarkan rencana program dan kegiatan setiap SKPD yang menangani sanitasi sebagaimana tertuang dalam Renstra SKPD tersebut dan setelah SSK Final akan menjadi pedoman bagi setiap satuan kerja perangkat daerah dalam penyesuaian program terhadap Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berlaku sekarang

.

(18)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 1

BAB II

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1

Visi Misi Sanitasi

Konsep awal penyusunan kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dicantumkan dalam visi dan misi sanitasi Kabupaten Tulang Bawang yang diturunkan dari visi dan misi Kabupaten Tulang Bawang, diharapkan visi dari sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, yaitu :

“Terwujudnya Kabupaten Tulang Bawang yang Bersih, Sehat dan Ramah Lingkungan Tahun 2019”.

dengan mengemban misi, yaitu :

1. Meningkatkan Cakupan dan Kualitas layanan dalam sistem pengelolaan persampahan melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.

2. Meningkatkan Cakupan dan Kualitas pengelolaan Air Limbah Domestik melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.

3. Meningkatkan Cakupan layanan Drainase melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.

4. Meningkatkan Pengetahuan, Kesadaran dan Peran Serta Masyarakat dalam Penerapan PHBS Sejak Usia Dini.

Untuk melihat keterpaduan visi misi sanitasi dengan visi misi Kabupaten Tulang Bawang, seperti terlihat pada tabel berikut ini :

(19)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 2

Tabel 2.1 Visi Misi Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang

Visi

Kabupaten Tulang Bawang

Misi

Kabupaten Tulang Bawang

Visi Sanitasi

Kabupaten Tulang Bawang

Misi Sanitasi

Kabupaten Tulang Bawang Terwujudnya Kabupaten Tulang

Bawang sebagai Kawasan Agribisnis yang “ Bermartabat, Aman, Ragam, Unggul (BARU) , Sejahtera, serta Berwawasan Lingkungan sesuai Potensi Sumber Daya dan Kearifan Sosial Budaya”

1. Meningkatkan Kondisi Lingkungan Masyarakat yang Aman, Harmonis, Religius, dan Berbudaya serta Penguatan Kearifan Sosial Budaya

Terwujudnya Kabupaten Tulang Bawang yang Bersih, Sehat dan Ramah Lingkungan Tahun 2019

1. Meningkatkan Cakupan dan Kualitas layanan dalam sistem pengelolaan persampahan melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.

2. Meningkatkan Pemenuhan Kebutuhan Dasar dengan Optimalisasi Pembangunan Wilayah secara Sistematis, Terpadu, dan Merata, serta Mendukung Efektifitas Tata Kelola Sumber Daya Strategis

2. Meningkatkan Cakupan dan Kualitas pengelolaan Air Limbah Domestik melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan.

3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Daerah Tulang Bawang

3. Meningkatkan Cakupan layanan Drainase melalui Pembangunan Sarana dan Prasarana yang berwawasan Lingkungan

4. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Agribisnis dan Potensi Ekonomi Secara Dinamis, Produktif, dan Berdaya Saing yang didukung oleh dunia

4. Meningkatkan Pengetahuan, Kesadaran dan Peran Serta Masyarakat dalam Penerapan PHBS Sejak Usia Dini.

(20)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 3

usaha secara Berkelanjutan 5. Meningkatkan Kreatifitas,

Prakarsa, dan Profesionalisme SDM Aparatur dalam peningkatan Pengelolaan

Keuangan Daerah,

Penyelenggaraan Pemerintahan, Kualitas Perencanaan, Kualitas Pelayanan Publik, serta Pemberdayaan Masyarakat 6. Mewujudkan Penataan Ruang

dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan

(21)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 4

Visi tersebut mengandung makna terjalinnya sinergi dinamis antara masyarakat, pemerintah kabupaten dan seluruh pemangku kepentingan dalam merealisasikan pembangunan Kabupaten Tulang Bawang secara terpadu. visi di atas merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai secara mandiri melalui kegiatan–kegiatan yang dilakukan secara sinergis antar pemangku kepentingan yang terkait secara langsung atau tidak langsung dalam pengelolaan sanitasi. Visi ini selanjutnya dirumuskan dalam beberapa misi sebagai terjemahan lebih lanjut arti visi yang telah ditetapkan untuk dapat mengidentifikasi arah kerangka kerja SSK.

2.2. Tahapan Pengembangan Sanitasi

Dalam merumuskan pengembangan pengelolaan sanitasi, pentahapan dibagi ke dalam tahap jangka pendek (1-2 tahun), menengah (5 tahun), jangka panjang (10-15 tahun), maupun kombinasi antara 2 tahapan.

Penentuan tahapan dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang meliputi :

1. Kepadatan Penduduk adalah Jumlah jiwa yang mendiami Desa/ Kelurahan per hektar;

2. Kondisi ekstrem adalah Desa/ Kelurahan yang didefinisikan sebagai daerah genangan yang diakibatkan oleh pengaruh pasang surut air laut;

3. Wilayah Komersil (CBD) merupakan wilayah yang berfungsi sebagai wilayah perdagangan dan jasa baik untuk saat ini maupun yang akan datang berdasarkan dokumen RTRW;

4. Resiko Kesehatan adalah hasil dari analisa area beresiko, yang mempunyai skor 3 dan 4.

Indikator yang digunakan dalam tahapan pengembangan dokumen strategi sanitasi ini adalah presentase penduduk terlayani. Diharapkan dalam jangka panjang, semua penduduk akan dapat terlayani oleh program dan kegiatan sanitasi yang dirumuskan dalam dokumen ini.

2.2.1. Sub sektor Air Limbah Domestik

Sampai dengan saat ini, Kabupaten Tulang Bawang belum memiliki Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT). Sehingga pengolahan lumpur tinja yang ada baru sebatas pada penampungan di septik tank dan belum ada penyedotan terhadap lumpur tinja tersebut baik oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta. Pembangunan Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) masuk dalam rencana program jangka panjang Kabupaten Tulang Bawang.

(22)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 5

Adapun peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem sangat diperlukan. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi Kota dalam merencanakan pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang.

Maksud dan tujuan mengolah limbah cair sendiri adalah memberikan pelayanan pengolahan limbah cair sehingga aman untuk dibuang ke badan air penerima dan juga untuk memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan sejalan dengan pertumbuhan dan pengembangan kota baik prasarana maupun sarananya.

Arahan rencana peningkatan pengelolaan limbah cair adalah memberikan pelayanan pengolahan limbah cair sehingga aman untuk dibuang ke badan air penerima dan juga untuk memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan. Sejalan dengan pertumbuhan dan pengembangannya, arahan rencana di sektor air limbah domestik kabupaten baik prasarana maupun sarananya, antara lain:

1. Pengembangan prasarana pengolahan limbah industri, limbah medis, dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) secara mandiri pada fasilitas tertentu maupun secara terpadu untuk pelayanan pada skala kabupaten;

2. Pemenuhan fasilitas septic tank pada masing-masing Kepala Keluarga (KK) pada wilayah perkotaan dan perdesaan;

3. Pengembangan jamban komunal di kawasan permukiman padat masyarakat yang berpenghasilan rendah dan pada area-area fasilitas umum;

4. Pengembangan instalasi pengolah limbah domestik dan lumpur tinja dengan sistem perpipaan pada kawasan perkotaan;

5. Mewajibkan pengembang pemukiman baru untuk menyediakan jaringan sanitasi yang terpadu dengan sistem jaringan wilayah;

6. Penampungan air limbah Kabupaten Tulang Bawang direncanakan menggunakan suatu sistem jaringan air limbah; dan

7. Rencana program pengelolaan air limbah yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Kabupaten Tulang Bawang adalah hingga berakhirnya Renstra SKPD. Pengolahan Air Limbah Domestik ditentukan berdasarkan wilayah pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat desa, maka disusun prioritas untuk pengolahan Air Limbah Domestik. Penentuan daerah prioritas ini berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu :

(23)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 6

Kepadatan penduduk, tata guna lahan (Perdagangan, jasa maupun permukiman), daerah genangan air hujan serta tingkat resiko kesehatan.

Berdasarkan kriteria tersebut maka perencanaan penanganan Air Limbah Domestik ke depan dapat digambarkan sebagai berikut :

Zona 1, merupakan zona pengembangan pengelolaan air limbah dengan sistim pengolahan setempat (on site) individual. Zona I merupakan daerah dengan kepadatan penduduk yang kurang padat dengan wilayah yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut. Meliputi Kecamatan Gedung Meneng, Kecamatan Dente Teladas, Kecamatan Gedung Aji dan Kecamatan Meraksa Aji.

Zona 2, merupakan zona pengembangan pengolaan air limbah dengan STBM dan menyediakan MCK++ bagi masyarakat yang belum memiliki jamban pribadi. Zona 2 merupakan daerah dataran rendah yang di pengaruhi oleh pasang surut air laut. Meliputi Kecamatan Rawa Pitu, Kecamatan Rawa Jitu Selatan dan Kecamatan Rawa Jitu Timur.

Zona 3, merupakan zona pengembangan pengelolaan air limbah dengan sistem off site. Zona 3 ini merupakan daerah yang bependuduk relatif padat karena merupakan wilayah pusat pemerintahan dan pusat bisnis di Kabupaten Tulang Bawang. Meliputi Kecamatan Menggala, Kecamatan Menggala Timur, Kecamatan Banjar Baru dan Kecamatan Banjar Agung.

Berdasarkan zonasi air limbah dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten Tulang Bawang dan kemampuan daerah di dalam Grand Strategy indikator sasaran seluruh sentra ekonomi memiliki sarana listrik, air bersih, akses transportasi yang lancar, irigasi, sanitasi, persampahan dan drainase yang handal di Dinas Pekerjaan Umum. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian zona pengembangan sanitasi sub sektor air limbah dapat dilihat pada peta 2.1a.

(24)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 7

(25)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 8

(26)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 9

a b c d e f

A Buang Air Besar Sembangan (BABS)** 14,66 10 3 0

B Sistem On-site (setempat)

1 Cubluk dan sejenisnya 45,81 40 17 0

2 Individual (tangki septik) 37,38 40 55 60

C Sistem Komunal

1 MCK/MCK++ 1,82 4 8 12

2 IPAL Komunal 0,2 2 6 10

3 Tangki Septik Komunal 0,13 2 6 10

D Sistem Off -site (terpusat) 0 2 5 8

100 100 100 100

No Cakupan Layanan

Existing *(%) Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Target Cakupan Layanan* (%)

TOTAL Sistem

Untuk cakupan layanan eksisting air limbah domestik Kabupaten Tulang Bawang baru biasa mencakup secara system on-site layak sekitar 83,19 %, sedangkan untuk

system off-site baik skala kota maupun skala wilayah secara eksisting belum ada

layanan. Dalam tahapan pengembangan untuk cakupan layanan baik system on-site maupun off-site ada beberapa target yang mesti tercapai dari target cakupan layanan secara jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan pengembangan air limbah domestic yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada table 2.2.

Tabel 2.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Tulang Bawang

Keterangan :

*)

Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk

**)

Buang air besar di kebun, kolam, sawah, sungai dll.

2.2.2. Sub Sektor Persampahan

Seiring dengan tingkat perkembangan penduduk kecamatan maka jumlah volume timbulan sampah yang dihasilkan juga akan semakin besar sehingga diperlukan adanya peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan sarana dan prasarana persampahan. Dari segi kuantitas jumlah sarana pengumpulan perlu disediakan disetiap komponen kegiatan perkotaan di wilayah kecamatan, seperti tong sampah, gerobak sampah, dan container. Demikian pula dengan armada pengangkutan perlu ditambahkan dan ditingkatkan pelayanannya. Hal yang terpenting adalah dengan mengembangkan unit-unit pengelolaan sampah lingkungan permukiman sehingga

(27)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 10

dapat mendukung terciptanya lingkungan permukiman yang sehat, bersih dan berkualitas.

Berikut arahan rencana sistem jaringan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang, yaitu :

1. Pengembangan tempat pengumpulan dan pemilahan sampah sementara dikembangkan di setiap Kecamatan;

2. Pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS) berada di sekitar pusat-pusat lingkungan yang strategis;

3. Pengembangan tong sampah berada di setiap rumah dan bangunan lainnya pada kawasan perkotaan dan sepanjang jalan utama kawasan perkotaan;

4. Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yaitu dengan sistem

Sanitary Landfill minimal Controlled Landfill;

5. Pengembangan tempat pengumpulan dan pemilahan sampah sementara yang dikembangkan di setiap kecamatan;

6. Pengembangan Tempat Penampungan Sementara (TPS), berada di sekitar pusat-pusat lingkungan yang strategis;

7. Pengembangan tong sampah berada di setiap rumah dan bangunan lainnya pada kawasan perkotaan dan sepanjang jalan utama kawasan perkotaan;

8. Pengembangan teknologi pengelolaan sampah dengan sistem 3R + 1R (Reuse,

Reduce, Recycle, dan Revalue); dan

9. Peningkatan jaringan pelayanan sampah berada di seluruh kawasan perkotaan. Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasikan. Ada 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu; 1). Tata guna lahan/klasifikasi wilayah : komersial/ Central of Business Development (CBD), pemukiman, fasilitas umum, terminal, dsb; 2). Kepadatan penduduk. Berdasarkan kriteria penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Tulang Bawang tedapat 3 zona Kecamatan yang dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Zona 1, merupakan zona peningkatan cakupan layanan hingga 100% (Rumah Tangga – Tempat Pembuangan Sementara – Tempat Pembuangan Akhir) +penyapuan jalan jangka pendek ke menengah (2015-2019). Meliputi Kecamatan Menggala dan Kecamatan Menggala Timur.

Zona 2, Peningkatan cakupan layanan hingga min 70% (TPS,TPA) +penyapuan jalan Jangka pendek ke menengah. Meliputi Kecamatan Banjar Baru, Kecamatan

(28)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 11

Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kecamatan Gedung Aji, Kecamatan Meraksa Aji, Kecamatan Penawar Aji, Kecamatan Gedung Aji Baru, Kecamatan Rawapitu, Kecamatan Rawajitu Selatan dan Kecamatan Rawajitu Timur.

Zona 3, Pengembangan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat +pemilahan dan pengolahan sampah berbasis RT, pengangkutan secukupnya (TPS – TPA) Jangka menengah ke panjang. Meliputi Kecamatan Gedung Meneng dan Kecamatan Dente Teladas.

Berdasarkan zonasi persampahan dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten Tulang Bawang dan kemampuan daerah di dalam Grand Strategy indikator sasaran seluruh sentra ekonomi memiliki sarana listrik, air bersih, akses transportasi yang lancar, irigasi, sanitasi, persampahan dan drainase yang handal di Dinas Pekerjaan Umum untuk persampahan adalah sebagai berikut. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian zona pengembangan sanitasi sub sektor persampahan dapat dilihat pada peta 2.2.

(29)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 12

(30)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 13

Cakupan layanan eksisting persampahan Kabupaten Tulang Bawang untuk sistem penanganan langsung (Direct) sebanyak 1,85%, sedangkan untuk sistem penanganan tidak langsung (Indirect) sebanyak 0 %. Dalam tahapan pengembangan untuk cakupan layanan baik system Direct maupun Indirect ada beberapa target yang mesti tercapai dari target cakupan layanan secara jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan pengembangan persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada table 2.3.

Tabel 2.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Tulang Bawang

Keterangan :

1) Cakupan layanan dapat didekati dengan prosentase sampah yang terkumpul dan terangkut atau jumlah penduduk yang mendapatkan layanan dibagi total penduduk administratif

2) Penanganan langsung adalah pelayanan sampah berdasarkan sistem pengangkutan menggunakan truk langsung dari rumah ke rumah kemudian dibuang ke TPA

3) Penanganan tidak langsung adalah pelayanan sampah dimana sampah diangkut menuju TPS kemudian dari TPS akan diangkut ke TPA dengan truk.

4) Apabila data terkait penanganan langsung dan penanganan langsung tidak tersedia.

5) Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani adalah wilayah yang belum mendapatkan pelayanan sampah yang terlembaga sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan sendiri oleh masyarakat (dikubur, dibakar dll) maupun dikelola oleh KSM atau kelurahan.

2.2.3. Sub Sektor Drainase

Arahan pengembangan sistem jaringan drainase di Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan sistem drainase secara terpadu pada kawasan perkotaan; 2. Normalisasi jaringan drainase yang ada;

3. Pengembangan sumur resapan pada tiap bangunan; 4. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang drainase;

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

A Prosentase sampah yang terangkut 1,85 21 64 100

1 Penanganan langsung (direct)(2) 1,85 7 20 48

2 Penanganan tidak langsung (indirect)(3) 0 14 44 52

B Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum

terlayani(5) 98,15 79 36 0

100 100 100 100

Jangka

Menengah Jangka Panjang

TOTAL

Target Cakupan Layanan*(%) Sistem

No

Cakupan Layanan

Existing *(%) Jangka Pendek

Keterangan :

1) Cakupan layanan dapat didekati dengan prosentase sampah yang terkumpul dan terangkut atau jumlah penduduk yang mendapatkanlayanan dibagi total penduduk administratif

2) Penanganan langsung adalah pelayanan sampah berdasarkan sistem pengangkutan menggunakan truk langsung dari rumah ke rumah kemudian dibuang ke TPA

3) Penanganan tidak langsung adalah pelayanan sampah dimana sampah diangkut menuju TPS kemudian dari TPS akan diangkut ke TPA dengan truk.

4) Apabila data terkait penanganan langsung dan penanganan langsung tidak tersedia.

5) Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani adalah wilayah yang belum mendapatkan pelayanan sampah yang terlembaga sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan sendiri oleh masyarakat (dikubur, dibakar dll) maupun dikelola oleh KSM atau kelurahan.

(31)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 14

5. Pembangunan saluran drainase memperhatikan kontur dan daerah tangkapan air;

6. Pembuatan saluran drainase tersendiri pada setiap kawasan fungsional; dan 7. Pengoptimalan daya serap air ke dalam tanah.

Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat desa, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu : Kepadatan penduduk, tata guna lahan (Perdagangan, jasa maupun permukiman), daerah genangan air hujan serta tingkat resiko kesehatan. Berdasarkan kriteria tersebut maka perencanaan penanganan drainase ke depan dapat digambarkan sebagai berikut:

Zona 1, Merupakan zona penanganan jangka menengah terhadap genangan. Meliputi Kecamatan Menggala dan Kecamatan Menggala Timur.

Zona 2, Merupakan zona penanganan jangka menengah ke panjang terhadap genangan. Meliputi Kecamatan Dente Teladas, Kecamatan Rawapitu, Kecamatan Penawar Aji, Kematan Rawajitu Selatan dan Kecamatan Rawajitu Timur.

Zona 3, Merupakan zona penanganan jangka panjang terhadap genangan (berbasis masyarakat). Meliputi Kecamatan Banjar Baru, Kecamatan Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kedung Aji dan Kecamatan Meraksa Aji.

Berdasarkan zonasi drainase dengan memperhatikan RPJMD Kabupaten Tulang Bawang dan kemampuan daerah di dalam Grand Strategy indikator sasaran seluruh sentra ekonomi memiliki sarana listrik, air bersih, akses transportasi yang lancar, irigasi, sanitasi, persampahan dan drainase yang handal di Dinas Pekerjaan Umum. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian zona pengembangan sanitasi subsektor drainase dapat dilihat pada peta 2.3.

(32)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 15

(33)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 16

1 Banjar Agung 75 80,00 53,33 0,00 2 Banjar Margo 82 74,39 54,88 0,00 3 Banjar Baru 78 73,08 48,72 0,00 4 Gedung Aji 123 71,54 56,10 0,00 5 Penawar Aji 188 83,51 51,06 11,17 6 Meraksa Aji 99 78,79 45,45 0,00 7 Menggala 930 95,05 70,97 19,89 8 Penawar Tama 0 0,00 0,00 0,00 9 Rawajitu Selatan 207 89,86 59,42 15,46 10 Gedung Meneng 30 73,33 23,33 0,00 11 Rawajitu Timur 28 53,57 17,86 0,00 12 Rawa Pitu 651 88,48 72,35 39,63

13 Gedung Aji Baru 7 100,00 0,00 0,00

14 Dente Teladas 700 93,71 62,00 29,29 15 Menggala Timur 1 100,00 0,00 0,00 3199 77,02 41,03 7,70 No. Kecamatan Luas genangan eksisting (Ha) Target genangan *(%) TOTAL

Jangka Pendek Jangka

Menengah

Jangka Panjang

Cakupan layanan eksisting drainase Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 0,92 %. Dalam tahapan pengembangan untuk cakupan layanan baik sistem terbuka maupun tertutup ada beberapa target yang mesti tercapai dari target cakupan layanan secara jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan pengembangan drainase yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada table 2.4 berikut :

(34)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 17

2.3. Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi

Sumber-sumber pembiayaan pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang didukung oleh banyak sumber baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang melalui APBD di dalam mendukung peningkatan perekonomian dan pembangunan. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi masih sangat dibutuhkan terutama program/ kegiatan strategis. Diharapkan dengan dukungan ini, pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang menjadi terpacu dan mampu meningkatkan masyarakatnya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.

Berdasarkan data pada beberapa dokumen strategis daerah seperti APBD 5 tahun terakhir, LKPJ Bupati, RPJMD, dan RPIJM Kabupaten Tulang Bawang, maka Pokja PPSP Kabupaten Tulang Bawang melakukan proyeksi dan perhitungan tentang pendanaan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang 5 tahun ke depan. Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran jelas mengenai kemampuan daerah dalam pendanaan sanitasi sebagaimana diidentifikasikan di dalam dokumen SSK ini.

Untuk mendapatkan gambaran ini, maka analisis difokuskan pada aspek belanja dalam APBD Kabupaten Tulang Bawang. Dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, tergambar beberapa sumber pendanaan dan besaran nilainya. Hasil analisis pendanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang secara berturut-turut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(35)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 18

Tabel 2.5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Tulang Bawang untuk Sanitasi

Sumber : Data diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, 2014

Berdasarkan tabel 2.5 dapat dilihat bahwa selama 5 tahun telah terjadi peningkatan pembiayaan belanja sanitasi secara keseluruhan dengan rata-rata pertumbuhan 0,46 % per tahun. Sementara belanja sanitasi dari APBD murni relatif mengalami kenaikan salam 5 tahun terakhir sebesar 0,41 % per tahun. Berdasarkan kebutuhan untuk mempercepat pembangunan sanitasi permukiman dan kemampuan daerah maka Kabupaten Tulang Bawang berkomitmen untuk pendanan sanitasi dari APBD sebesar 0,50 % per tahun.

2010 2011 2012 2013 2014

1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 1.830.852.388,00 2.314.727.998,00 2.731.803.193,00 3.705.981.868,00 4.090.394.246,00 0,41 1.1 Air Limbah Domestik 564.400.768,00 644.387.006,00 776.533.245,00 1.128.254.598,00 1.378.150.191,00 0,29 1.2 Sampah rumah tangga 354.342.175,00 487.566.434,00 564.233.107,00 645.323.220,00 564.322.012,00 0,12 1.3 Drainase perkotaan 700.765.875,00 954.231.004,00 1.103.432.408,00 1.602.818.050,00 1.904.477.689,00 0,34 1.4 PHBS 211.343.570,00 228.543.554,00 287.604.433,00 329.586.000,00 243.444.354,00 0,03 2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 1.687.537.963,00 1.882.057.801,00 2.183.553.400,00 3.021.853.635,00 3.199.922.606,00 0,23 2.1 DAK Sanitasi 850.237.762,00 956.755.667,00 1.073.228.750,00 1.318.677.087,00 1.387.654.088,00 0,13 2.2 DAK Lingkungan Hidup 837.300.201,00 925.302.134,00 1.110.324.650,00 1.228.545.328,00 1.268.750.000,00 0,10 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - 474.631.220,00 543.518.518,00 - 3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi - - - - - - 4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi - - - - - - 143.314.425,00 432.670.197,00 548.249.793,00 684.128.233,00 890.471.640,00 1,04 236.332.901.644,00 373.123.036.304,00 373.863.166.479,00 380.071.240.850,00 445.668.927.024,00 0,18

0,06 0,12 0,15 0,18 0,20 0,46

0,50 Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut)

% APBD murni terhadap Belanja Langsung

No URAIAN

BELANJA SANITASI (Rp) Rata-rata

Pertumbuhan

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung

(36)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 19

2015 2016 2017 2018 2019

1 Perkiraan Belanja Langsung 524.620.745.555,90 527.243.849.283,68 529.880.068.530,10 532.529.468.872,75 535.192.116.217,11 2.649.466.248.459,54 -

2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 2.623.103.727,00 3.107.530.797,00 3.657.037.216,00 4.476.623.419,00 5.276.289.847,00 19.140.585.006,00 -

3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 2.623.103.727,78 2.636.219.246,42 2.649.400.342,65 2.662.647.344,36 2.675.960.581,09 13.247.331.242,30

No Uraian

Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.)

Total Pendanaan

Perkiraan besaran pendanaan APBD murni dan besaran komitmen pendanaan untuk sanitasi yang disepakati oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2015 s/d 2019 selengkapnya dijabarkan pada Tabel 2.6 berikut :

Tabel 2.6 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Ke Depan

Sumber : Data diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, 2014

Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Tulang Bawang untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 terdapat pada Tabel 2.7 sebagai berikut

:

Tabel 2.7 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kab. Tulang Bawang untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi

Sumber : Data diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, 2014

2010 2011 2012 2013 2014

1 Belanja Sanitasi 1.830.852.388,00 2.314.727.998,00 2.731.803.193,00 3.705.981.868,00 4.180.394.246,00 27,61 1.1 Air Limbah Domestik 564.400.768,00 644.387.006,00 776.533.245,00 1.128.254.598,00 1.378.150.191,00 0,29

1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) - - - -

1.2 Sampah Rumah Tangga 354.342.175,00 487.566.434,00 564.233.107,00 645.323.220,00 564.322.012,00 0,12

1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 13.987.600,00 15.987.600,00 25.876.564,00 20.876.996,00 25.875.983,00 0,17

1.3 Drainase lingkungan 13.987.600,00 954.231.004,00 1.103.432.408,00 1.602.818.050,00 1.904.477.689,00 27,03

1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) - - - -

No Uraian

Belanja Sanitasi (Rp.)

(37)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 20

2015 2016 2017 2018 2019

1 Belanja Sanitasi 8.679.000.000,00 7.149.000.000,00 7.327.000.000,00 7.984.000.000,00 9.898.000.000,00 0,03

1.1 Air Limbah Domestik 2.608.000.000,00 2.610.000.000,00 2.919.000.000,00 3.038.000.000,00 3.047.000.000,00 0,03 1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) 11.000.000,00 11.000.000,00 11.000.000,00 21.000.000,00 21.000.000,00 0,18

1.2 Sampah Rumah Tangga 992.000.000,00 1.869.000.000,00 2.238.000.000,00 2.576.000.000,00 4.181.000.000,00 0,64 1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 243.000.000,00 323.000.000,00 323.000.000,00 378.000.000,00 538.000.000,00 0,24

1.3 Drainase Lingkungan 5.079.000.000,00 2.670.000.000,00 2.170.000.000,00 2.370.000.000,00 2.670.000.000,00 (0,09) 1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 200.000.000,00 200.000.000,00 200.000.000,00 200.000.000,00 200.000.000,00 -

No Uraian

Belanja Sanitasi (Rp.)

Pertumbuhan rata-rata

Dari tabel diatas diketahui bahwa selama lima tahun terakhir 2010 s/d 2014 belum ada pelayanan operasional/pemeliharaan baik air limbah domestik, sampah rumah tangga maupun drainase lingkungan di Kabupaten Tulang Bawang.

Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Tulang Bawang untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun kedepan hingga Tahun 2019, dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 tertera pada Tabel 2.8 sebagai berikut :

Tabel 2.8 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Tulang Bawang untuk Kebutuhan Operasional/ Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2019.

Sumber : Data diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, 2014

Dari uraian tabel 2.8 di atas, terlihat bahwa untuk perkiraan besaran pendanaan APBD untuk Operasional dan Pemeliharaan Aset Sanitasi terbangun hingga tahun 2019 secara umum mengalami peningkatan. Perkiraan Operasional dan Pemeliharaan terbesar terjadi pada sub sektor Sampah rumah tangga.

(38)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB II | 21

2015 2016 2017 2018 2019

1 Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan 454.000.000,00 534.000.000,00 534.000.000,00 599.000.000,00 759.000.000,00 2.880.000.000,00 - 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 2.623.103.727,00 3.107.530.797,00 3.657.037.216,00 4.476.623.419,00 5.276.289.847,00 19.140.585.006,00

- 3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 2.623.103.727,78 2.636.219.246,42 2.649.400.342,65 2.662.647.344,36 2.675.960.581,09 13.247.331.242,30

- 4 Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1) 2.169.103.727,00 2.573.530.797,00 3.123.037.216,00 3.877.623.419,00 4.517.289.847,00 16.260.585.006,00

- 5 Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1) 2.169.103.727,78 2.102.219.246,42 2.115.400.342,65 2.063.647.344,36 1.916.960.581,09 10.367.331.242,30

No Uraian

Pendanaan (Rp.)

Total Pendanaan

Tabel 2.9 Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Tulang Bawang dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK

Sumber : Data diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, 2014

Dari uraian tabel 2.9 di atas dapat dijelaskan bahwa Perkiraan Komitmen Pendanaan Kabupaten Tulang Bawang dalam Mendanai Program/kegiatan Sanitasi mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar 0,50 %.

(39)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB III | 1

BAB III

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai tujuan, sasaran dan strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang untuk perencanaan jangka menengah hingga tahun 2019. Tujuan, sasaran dan strategi yang dipaparkan pada bab ini, ditetapkan berdasarkan pertimbangan hasil analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oportunity and Weakness) yang telah dilakukan sebelumnya pada tahap penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang. Secara detail strategi percepatan pembangunan sanitasi persubsektor sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang dipaparkan pada Subbab 3.1, Subbab 3.2, Subbab 3.3 dan Subbab 3.4.

3.1. Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Ditinjau dari segi internal, selama ini Kabupaten Tulang Bawang memiliki tiga kelemahan utama dalam pengelolaan air limbah domestik. Kelemahan pertama yaitu terkait teknis dan operasional berupa belum optimalnya pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan air limbah domestik. Beberapa faktor penyebab hal tersebut antara lain akibat belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah domestik serta belum optimalnya ketersediaan infrastruktur pendukung. Kelemahan kedua dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang yaitu terletak pada sistem kelembagaan. Hingga saat ini belum ada UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) khusus yang mengelola air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang.. Kelemahan ketiga dalam pengelolaan air limbah domestik yaitu dalam hal keuangan, dimana Proporsi alokasi anggaran air limbah untuk penyediaan sarana (dan pemeliharaan sarana) belum memadai.

Pada dasarnya jika ditinjau dari segi internal, Kabupaten Tulang Bawang juga memiliki beberapa kekuatan (strength). Salah satunya dalam bidang kelembagaan yaitu adanya SKPD yang memiliki tupoksi terkait pengelolaaan air limbah domestik, meskipun untuk saat ini UPTD khusus yang membidangi air limbah domestik belum terbentuk, tetapi keberadaan SKPD dalam hal ini Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) sebagai lembaga utama yang mengorganisir perencanaan dan penyelenggaraan pengelolaan air limbah domestik berpotensi menciptakan kondisi pengelolaan air limbah domestik yang lebih baik dengan syarat peran dan fungsi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) berjalan secara optimal.

(40)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB III | 2

Ditinjau dari segi eksternal, Kabupaten Tulang Bawang juga memiliki beberapa peluang yang dapat dioptimalkan dalam rangka mendukung pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang. Beberapa peluang tersebut antara lain dalam aspek teknis dan operasional, dimana saat ini sebetulnya telah ada IPAL Komunal di Perumahan PNS Tiuh Tohou yang dapat dimanfaatkan sebagai percontohan, kemudian program pusat dan donor terkait air limbah domestik yang belum diakses secara maksimal oleh pemerintah daerah, baik itu untuk pengembangan pengelolaan air limbah domestik dengan sistem on site maupun sistem off site. Peluang lainnya yaitu dalam aspek keuangan. Saat ini, sebetulnya peluang pendanaan CSR (Corporate Social

Responsibility) yang bersumber dari BUMN dan sektor swasta tergolong banyak, hanya

saja belum termanfaatkan dengan baik. Selain dalam hal teknis operasional dan keuangan, peluang Kabupaten Tulang Bawang lain dalam pengelolaan air limbah domestik yaitu dalam aspek pelibatan masyarakat/ PMJK (Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan) dan pelibatan sektor swasta. Ketersediaan kader, LSM dan kelompok masyarakat peduli lingkungan yang saat ini telah ada di Kabupaten Tulang Bawang merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan air limbah domestik.

Meskipun dari segi eksternal, pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang cenderung memilki beberapa peluang, tetapi tetap perlu diwaspadai akan adanya ancaman (threats) yang saat ini telah teridentifikasi. Beberapa tantangan tersebut antara lain dalam aspek kelembagaan, dimana saat ini kontrol terhadap limbah-limbah dari perusahaan besar maupun dari industri rumah tangga belum optimal. Selain dari pada itu, dalam aspek PMJK dan pelibatan sektor swasta perlunya peningkatan Perilaku Hidup Bersih Sehat masyarakat yang masih rendah.

Meninjau keunggulan dan kelemahan pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Tulang Bawang dari segi internal dan segi eksternal di atas, maka untuk pengembangan air limbah domestik Kabupaten Tulang Bawang hingga tahun 2019 ditetapkan tujuan berupa tercapainya standar pelayanan minimal untuk pengelolaan air limbah domestik dengan sistem on-site serta meningkatnya cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik dengan sistem off-site. Terkait tujuan tersebut, sasaran yang ditetapkan dalam pengelolaan air limbah domestik hingga tahun 2019 yaitu meningkatnya cakupan pelayanan pengelolaan air limbah domestik dengan sistem on-site (setempat), cubluk dan sejenisnynya dari 45,81 % pada tahun 2014 menjadi 17 % pada tahun 2019, individual (tangki septik) dari 37,38 % pada tahun 2014 menjadi 55 % pada tahun 2019, serta meningkatnya cakupan pelayanan pengelolaan air limbah domestik

(41)

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG

2014

BAB III | 3

dengan sistem off-site (terpusat) dari 0 % pada tahun 2014 menjadi 5 % pada tahun 2019. Untuk pengelolaan air limbah domestik dengan sistem off-site, target sasaran ditetapkan lebih rendah dari standar pelayanan minimal yang disyaratkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14 PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Penetapan target yang berada di bawah standar tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan daerah dalam pendanaan sanitasi sistem off-site. Secara detail, tujuan, sasaran dan strategi pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Tulang Bawang ditunjukkan pada tabel 3.1.

Gambar

Tabel 2.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Tulang Bawang
Tabel 2.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Tulang Bawang
Tabel 2.4 Tahapan Pengembangan Drainase Kabupaten Tulang Bawang
Tabel 2.5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Tulang Bawang untuk Sanitasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

NO STRATEGIS SASARAN RISIKO KEMUNGKINAN RISIKO TERJADI DAMPAK RISIKO TINGKAT RISIKO WARNA MITIGASI RISIKO RENCANAN PENANGGUNG JAWAB untuk pelayanan divisi paru

4 Peneliti dalam hal ini mengamati manajemen pengelolaan pembelajaran bagi siswa berlatar belakang Ponpes Tahfidz (studi kasus di Mts. Peneliti kualitatif memiliki

Perlakuan berikutnya adalah perendaman dengan HCl, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam memotong tudung akar bawang merah (Allium cepa), karena dengan pemberian HCl

Karena tidak tersedianya data statistik resmi mengenai jumlah kasus Hikikomori, maka data demografi yang dihasilkan dari penelitian para ahli dan LSM sangat

Sebagaimana telah dikemukakan pada pendahuluan, mesin empat langkah memerlukan 2 putaran poros engkol (4 gerakan piston) untuk menyelesaikan 1 siklus di

Mengingat usaha pertanian menuntut dipenuhinya berbagai persyaratan operasional teknis, agar diperoleh efisiensi produksi yang tinggi, mutu produk yang baik, keuntungan yang

Keluarga akan mendapatkan uang dari böwö (jujuran) dari pernikahan anak perempuan, dan juga dari anak laki – laki yang membantu dalam mencari nafkah sebagai ‘fangalibörösisi’

Permasalahan yang muncul saat ini adalah diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan Performance Fully Automatic Steer By Wire System (steer serba otomatis), salah satu