• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juknis Bantuan Pemerintah dan Spesidikasi Teknis Fasilitasi Laboratorium Seni Budaya Tahun 2017 di Satuan Pendidikan untuk SMA dan SMK Spek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Juknis Bantuan Pemerintah dan Spesidikasi Teknis Fasilitasi Laboratorium Seni Budaya Tahun 2017 di Satuan Pendidikan untuk SMA dan SMK Spek"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK SPESIFIKASI TEKNIS

FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA

DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

(2)
(3)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH i FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

PETUNJUK SPESIFIKASI TEKNIS

FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA

DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN

DIREKTORAT KESENIAN

DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
(4)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH i FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

DAFTAR ISI

BAB I PEMAHAMAN TEKNIS 1

A. Pemahaman Tentang Gambar Teknis Pekerjaan Pembangunan Gedung... 1

B. Pemahaman Tentang Bahan Bangunan ... 2

C. Pemahaman Tentang Jenis Pekerjaan Pembangunan... 5

D. Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)... 8

E. Menyusun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan... 9

BAB II RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 12 A. Uraian Umum ... 12

B. Syarat-Syarat Pelaksanaan Teknis Bahan ... 13

C. Pekerjaan Galian dan Urugan... 15

D. Pekerjaan Pondasi dan Beton... 16

E. Pekerjaan Dinding... 18

F. Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela... 20

G. Pekerjaan Atap... 22

H. Pekerjaan Plafond... 23

I. Pekerjaan Lantai... 24

J. Pekerjaan Penggantung, Pengunci dan Kaca... 26

K. Pekerjaan Installasi Listrik... 27

L. Pekerjaan Plumbing... 30

M. Pekerjaan Panggung... 33

N. Pekerjaan Penyejuk Ruangan (AC)... 34

O. Pekerjaan Akustik... 35

P. Pekerjaan Furniture... 36

Q. Pekerjaan Sistem Rekaman... 37

R. Pekerjaan Sound Sistem... 44

S. Pekerjaan Multimedia ... 49

(5)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 1 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

BAB I

PEMAHAMAN TEKNIS

A. Pemahaman Tentang Gambar Teknis Pekerjaan Pembangunan Gedung

Pe aha an engenai Ga ar Teknis sangat penting. Hal ini di aksudkan agar Panitia Pembangunan Sekolah dapat mengetahui komponen bangunan apa saja yang akan dikonstruksikan dan bahan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk setiap komponen bangunan. Dengan demikian selain bisa mambaca gambar teknis, diharapkan Panitia Pembangunan Sekolah mampu pula melakukan kontrol terhadap realisasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan termasuk kontrol penggunaan bahan maupun pemakaian biayanya.

Tabel 1

Pemahaman Terhadap Gambar Teknis

No. Keterangan Gambar Penjelasan

1. Denah Lokasi (Site)

Gambar lokasi keberadaan tanah milik sekolah yang bersangkutan.

2. Rencana Tapak

(Site Plan)

Tata letak bangunan-bangunan yang ada dalam lokasi bidang tanah sekolah.

3. Gambar Denah

Gambar yang menunjukkan bagian-bagian ruangan pada bangunan yang akan dikerjakan dilengkapi dengan berbagai keterangan antara lain ukuran ruang, nama-nama ruangan ketinggian lantai, tata leta pintu dan jendela dll.

4. Tampak Depan/Belakang

Gambar yang menunjukkan bentuk bangunan dilihat dari arah depan dan belakang.

5. Tampak Samping (Kiri/Kanan)

Gambar yang menunjukkan bentuk bangunan dilihat dari arah sebelah kiri dan kanan denah bangunan.

6. Gambar Potongan

Gambar yang menunjukkan bentuk dan bagian-bagian bangunan pada posisi potongan, pada gambar denah umumnya ditunjukkan dengan tanda:

A

A

Arah panah menunjukkan arah pandang bidang potongan

7. Gambar Detail

(6)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 2 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

8. Petunjuk Arah

Gambar/simbul yang menunjukkan posisi bangunan terhadap arah mata angin (Utara), misalnya:

U

B. Pemahaman Tentang Bahan Bangunan

Pemahaman meliputi bagaimana melihat dan mengetahui kualitas dan manfaat bahan bangunan tersebut. Untuk lebih jelasnya secara ringkas disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2

Pemahaman Terhadap Bahan Bangunan

No. Jenis Bahan Penjelasan

1. Pasir Urug atau Timbunan

Kegunaan:

 Pasir urug digunakan sebagai bahan pengisi dan dudukan suatu komponen struktur bangunan, antara lain: pasangan pondasi batu kali, bahan penutup lantai, dan buis beton untuk saluran air.  Berfungsi sebagai bahan pengering/pematus (drainase).  Sebagai bahan penambah kestabilan konstruksi. Jenis pasir yang digunakan:

 Pasir berkualitas sedang atau pasir oplosan.

2. Pasir Pasang

Kegunaan:

 Digunakan untuk bahan campuran spesi/adukan pasangan, baik pasangan pondasi batu kali maupun dinding bata, dan plesteran dinding.

Jenis pasir yang digunakan:

 Pasir sungai, yaitu pasir yang diambil dari dasar sungai. Memiliki ciri-ciri butiran keras dan bersisi tajam. Jenis pasir ini sangat baik terutama untuk bahan campuran spesi/adukan untuk pekerjaan pasangan.

 Pasir gunung, yang diperoleh dari hasil galian. Memiliki ciri-ciri butiran kasar dan tidak terlalu keras, sisi-sisinya tidak terlalu tajam. Jenis pasir ini sangat baik terutama untuk pekrejaan plesteran.  Untuk dipergunakan pasir pasang harus diayak dahulu.

Disarankan pasir harus bersih dari butiran tanah liat maupun kotoran organik lain yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan.

3. Pasir Beton / Cor

Kegunaan:

 Digunakan untuk bahan campuran pembuatan struktur beton. Jenis pasir yang digunakan:

 Pasir yang memiliki butiran keras dan bersisi tajam. Butirannya lebih besar dari butiran pasir pasang.

 Apabila digenggam dalam keadaan basah tidak lengket di tangan karena jenis pasir ini memiliki kadar lumpur sangat kecil.  Umumnya berwarna lebih hitam dibandingkan jenis pasir yang

(7)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 3 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

 Digunakan sebagai bahan utama pondasi, baik aanstamping (pasangan batu kosong) maupun pasangan pondasi batu dengan pengikat spesi..

Jenis batu yang digunakan:

 Batu kali yang dibelah dengan ukuran sesuai kebutuhan (berdiamater ± 25 cm). Jenis batu ini paling baik digunakan untuk pekerjaan pondasi karena apabila tertanam dalam tanah kekuatannya relative tidak berubah.

 Dipersyaratkan batu yang akan digunakan tidak berbentuk bundar (bersisi tumpul). Oleh karena itu harus dibelah.

 Disarankan batu kali yang akan digunakan harus bersih dari kotoran yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan.

5. Kerikil/split

Kegunaan:

 Digunakan untuk bahan campuran pembuatan struktur beton  Untuk membantu meningkatkan kekuatan tanah.

Jenis kerikil/split yang digunakan:

 Kerikil/split berasal dari batu alam dipecah (manual/masinal).  Untuk bahan campuran pekerjaan beton (sloof, kolom, dan balok)

digunakan kerikil ø 0,5 cm s/d 2 cm

 Untuk pekerjaan beton yang lain (plat, rabat) dapat digunakan kerikil/split dengan butiran lebih besar, yaitu ø 3 cm s/d 5 cm. Dipersyaratkan kandungan Lumpur sesedikit mungkin.

6. Batu Bata

Kegunaan:

 Digunakan bahan utama pasangan dinding bata.

 Bisa digunakan untuk pondasi pada konstruksi yang bersifat ringan. Jenis bata yang digunakan:

 Terbuat dari tanah liat dicetak dan dibakar cukup matang (berwarna merah kehitaman).

 Terbuat dari batuan putih (alam).  Terbuat dari tanah padas/keras (alam).

 Berbentuk prisma segi empat panjang dengan ukuran standar setempat.

 Cukup padat dan tidak banyak porous (berpori besar).  Memiliki rusuk-rusuk yang siku-siku dan tajam.

 Memiliki bidang datar dengan permukaan kasar dan tidak menunjukkan tanda-tanda retak dan mudah patah.

 Bata cetak (batako) hanya digunakan untuk pekerjaan dinding yang berfungsi sebagai partisi (bukan pemikul beban).

7. Semen Portland (PC)

Kegunaan:

 Sebagai bahan perekat spesi maupun adonan beton). Jenis semen yang digunakan:

 Semen produksi pabrik dengan tipe sesuai kebutuhan.

 Jika menggunakan semen curah, harus memiliki tempat dan alat penyimpan standar sehingga semen tidak mengeras sebelum digunakan.

8. Air

Kegunaan:

 Sebagai bahan utama pelarut campuran/adukan spesi dan beton. Jenis air yang digunakan:

(8)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 4 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

 Air laut, air selokan, dan air limbah industri tidak diperkenankan dipergunakan untuk pekerjaan beton.

9. Kayu

Kegunaan:

 Digunakan sebagai bahan konstruksi (Kap: kuda-kuda, nok, gording, usuk dan reng, balok tembok).

 Digunakan sebagai bahan kusen dan daun pintu/jendela.  Digunakan sebagai bahan perabot.

 Digunakan untuk pondasi tiang pancang.

 Digunakan untuk struktur dan dinding bangunan kayu.  Digunakan untuk lantai bangunan kayu.

 Digunakan untuk cetakan/acuan atau bekisting. Jenis kayu yang digunakan:

 Untuk pondasi tiang pancang, minimal jenis kayu besi atau yang setara (kelas kuat I, kelas awet I).

 Untuk struktur bangunan atau struktur kap, minimal kayu kelas kuat II, seperti kamper, keruing yang berasal dari Kalimantan atau kayu lokal dengan kualitas setara.

 Memiliki tingkat kekeringan yang cukup sehingga tidak mudah berubah bentuk yang dapat mengakibatkan menurunya kualitas pekerjaan.

 Seyogyanya digunakan kayu mutu A (lurus, tidak banyak memiliki cacat kayu seperti: mata kayu, retak, dsb).

 Untuk pekerjaan bekisting dapat digunkan kayu papan lunak (kayu kelas III) atau multiplek.

10. Besi beton

Kegunaan:

 Digunakan untuk tulangan pada pekerjaan beton bertulang.  Digunakan sebagai angkur pada pemasangan kusen.. Jenis besi yang digunakan:

 Besi standar untuk beton bertulang (SII), ukuran diameter penuh/tepat (tidak banci) dan tidak berkarat.

11. Cat Dinding

Jenis cat yang digunakan:

 Halus, rata dan tidak luntur apabila terkena air (dapat dilap dengan lap basah).

 Untuk bagian luar yang langsung berhubungan dengan cuaca (matahari dan hujan), digunakan jenis cat yang tahan terhadap perubahan cuaca (weathershield).

Disarankan sebelum pengecatan, dinding dilapisi plamir dengan kualitas baik sehingga cat tidak mudah mengelupas atau luntur.

12. Cat Kayu/Besi

Jenis cat yang digunakan:

 Halus, rata dan berwarna cerah (tidak kusam).

 Tahan terhadap perubahan cuaca (tidak mudah mengelupas akibat perubahan cuaca).

 Cepat kering dan tidak luntur.

Disarankan permukaan bidang yang akan dicat dilapisi plamir berkualitas baik sehingga cat tidak mudah mengelupas atau kusam

13. Politur Kayu

Jenis politur yang digunakan:

 Halus, rata, cepat kering dan tidak mudah luntur atau warna pudar.  Sebelum dipolitur, permukaan kayu harus diratakan dengan

(9)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 5 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

14. Vernis Digunakan sebagai bahan finishing setelah dipolitur sehingga lebih mengkilat dan tahan terhadap cuaca ataupun goresan.

15.

Penutup atap

Jenis penutup atap yang digunakan:

 Genteng, seng gelombang, asbes gelombang , atau jenis penutup atap yang lain.

 Masing-masing jenis penutup atap harus memiliki ukuran yang sama, tidak retak yang menyebabkan bocor atau rembesan air, tidak mudah pecah dan cukup kuat menahan injakan kaki pada saat dikerjakan/dipasang, dan tidak mudah berjamur/lumut.

16. Penutup Lantai

Jenis penutup lantai yang digunakan:

 Keramik, tegel, atau jenis penutup lantai lainnya yang memiliki kualitas setara, papan kayu.

 Dipakai kualitas No. 1/kw-1/kw-A (memiliki ukuran yang seragam/sama, sudut-sudutnya siku/presisi, permukaan bidang datar/tidak baling).

17. Kaca

Jenis kaca yang digunakan:

 Kaca dengan ketebalan 5 mm, berwarna bening atau jenis reyband (maks 40%) satu sisi, permukaan bidang rata/tidak bergelombang).

18. Kualitas Beton

 Untuk beton struktur (sloof, kolom, balok, dan ringbalk) dingunakan perbandingan campuran 1 bagian semen : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil dengan mutu beton minimal K.175.

 Untuk beton non struktur atau beton rabat, digunakan perbandingan campuran 1 bagian semen : 3 bagian pasir : 3 5 bagian kerikil dengan mutu beton minimal K.125.

 Untuk mempercepat proses dan meningkatkan kualitas pekerjaan, dimungkinkan pemakaian bahan aditif.

C. Pemahaman Tentang Jenis Pekerjaan Pembangunan

Dalam pembangunan konstruksi gedung/ruang dikenal istilah jenis pekerjaan pembangunan, jenis pekerjaan pembangunan ini adalah pengelompokan kegiatan yang diklasifikasikan sesuai komponen-komponen yang ada didalam konstruksi bangunan. Pemahaman terhadap jenis pekerjaan akan mempermudah Panitia Pembangunan Sekolah dalam menyusun RAB dan menyusun rencana kerja. Jenis-jenis pekerjaan tersebut antara lain adalah :

1). Pekerjaan Persiapan

Pada tahap persiapan ini kegiatan yang dilaksanakan adalah: (1).Mempersiapkan Gambar dan Jadwal Kerja

(2).Pembersihan lokasi (site clearing).

(3).Pembuatan bedeng kerja (direksi keet) untuk gudang bahan dan los kerja untuk melakukan pembuatan dan perakitan komponen-komponen bangunan.

(4).Membuat papan informasi untuk penempelan informasi proses pelaksanaan pembangunan dll yang dipasang di depan direksi keet dan terlindung dari hujan.

(10)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 6 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

(7).Pemasangan bouwplank atau patok (tanda) titik-titik luar bangunan yang dihasilkan setelah pengukuran.

(8).Mendatangkan bahan dan alat bantu yang akan dipakai untuk pemasangan fondasi dan sloof.

2). Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah

Pekerjaan galian dan urugan (untuk pemasangan fondasi) dilaksanakan setelah pengukuran dan pemasangan bouwplank atau patok (tanda) selesai. Kedalaman galian tanah untuk pondasi tergantung struktur kekerasan tanah. Pekerjaan galian dan urugan tanah ini biasanya dilakukan dengan tenaga manusia dan dilaksanakan mengikuti tanda/bouwplank yang sudah dipasang. Detail pekerjaan galian dan urugan tanah dapat dilihat pada bagian Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

3). Pekerjaan Pondasi

Setelah pekerjaan galian selesai pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan fondasi. Pekerjaan Pondasi memakan biaya antara 8-12% dari total biaya pembangunan, namun setelah selesai tidak terlihat karena tertimbun didalam tanah. Jenis fondasi bermacam-macam tergantung dari kondisi tanah dimana pondasi tersebut akan dibuat. Jenis pondasi yang paling umum dipakai adalah fondasi batu kali atau tiang pancang kayu atau tongkat untuk daerah-daerah tertentu yang kondisi tanahnya berlumpur atau berair. Detail-detail pekerjaan pondasi dapat dilihat dalam RKS.

4). Pekerjaan Beton

Bagian-bagian bangunan/ruang yang akan dibangun yang merupakan pekerjaan beton terutama adalah sloof, kolom, balok dan ringbalk harus dilaksanakan secara hati-hati sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku. Campuran yang dipakai untuk pembuatan beton yaitu Semen, Pasir dan kerikil dengan perbandingan 1:2:3. Ukuran besi tulangan sesuai dengan gambar pelaksanaan. Detail pekerjaan beton dapat dilihat pada RKS.

5). Pekerjaan Pemasangan Dinding

Dinding pada umumnya terbuat dari pasangan batu bata, namun pada daerah-daerah tertentu dinding bangunan dapat dibuat dari bahan lain yang terdapat disekitar lokasi proyek, misalnya papan kayu, ferosemen/dinding simpai atau bahan yang lainnya.

Pada dasarnya apapun bahan / material yang digunakan untuk pembuatan dinding, semaksimal mungkin harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna ruangan tersebut.

(11)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 7 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

suara sehingga aktivitas pada masing-masing ruangan tidak saling mengganggu.

6). Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela

Pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela merupakan bagian bangunan yang dipasang bersama-sama atau paralel dengan pemasangan dinding, namun demikian karena sifatnya yang peka terhadap goresan dan air, maka dalam pemasangannya memerlukan alat-alat bantu dan alat-alat pelindung. Pada saat pekerjaan fondasi dimulai, sebaiknya kusen pintu dan jendela sudah mulai dipesan atau diproduksi. Dengan demikian pada saat dinding mulai dikerjakan, kusen pintu dan jendela sudah siap untuk dipasang.

Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir terlebih dahulu. Pengecatan dilakukan dengan pelapisan lebih dari satu kali sehinga diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan rata.

7). Pekerjaan Atap

Penutup atap yang biasa dipakai adalah genteng, dipasang diatas reng, sedangkan atap metal (seng gelombang, atap multi roof dll) dipasang diatas gording. Bentuk atap jika masyarakat menghendaki, dapat disesuaikan dengan budaya daerah masing-masing lokasi sekolah.

8). Pekerjaan Langit-Langit /Plafond

Plafond atau langit-langit adalah bidang penutup konstruksi atap, sehingga ruang akan terlihat rapih dan terasa lebih segar karena plafond juga berfungsi sebagai isolator radiasi panas matahari dari penutup atap. Ketinggian plafond minimum adalah 3,40 m atau menyesuaikan dengan fungsi ruangan agar memenuhi kecukupan penghawaan bagi pengguna ruang yang bersangkutan dan disarankan untuk dicat dengan warna terang.

Pemasangan plafond hendaknya dilakukan setelah penutup atap selesai dipasang.

9). Pekerjaan Lantai

Lantai pada umumnya berupa permukaan tanah yang dilapisi penutup lantai, baik beton rabat (beton tanpa tulangan), plester semen PC, tegel abu-abu, keramik, papan kayu atau bahan lainnya.

Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan pakerjaan lantai antara lain: Pekerjaan lantai dilaksanakan setelah pekerjaan atap, plafond, plesteran dan acian dinding selesai.

10). Pekerjaan Penggantung dan Pengunci

(12)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 8 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat kekuatan dan awet sehingga dapat menahan beban dan berfungsi dalam waktu cukup lama. Setiap daun pintu/jendela minimal dipasang dua buah engsel dan untuk daun pintu dipasang 3 buah engsel. Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap dengan handelnya, sedangkan pada daun jendela dipasang grendel dan hak angin. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan rapi sehingga pintu dan jendela dapat berfungsi dengan sempurna.

11). Pekerjaan Instalasi Listrik

Pekerjaan instalasi listrik adalah seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan pemasangan kabel-kabel, lampu-lampu, switch/ skaklar dan stop kontak serta sistim pemutus arus termasuk pentanahannya.

Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus benar-benar memenuhi persyaratan teknis, dan semua bahan yang digunakan hendaknya berkualitas cukup sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu cukup lama.

12). Pekerjaan Plambing dan Drainasi

Pekerjaan plumbing dan drainasi disini dimaksudkan adalah seluruh pekerjaan pamasangan pipa air bersih dan air kotor dari wastafel atau zink/bak cuci yang ada di ruang laboratorium IPA, pemasangan kran-kran dan wastafel/ zink termasuk dalam hal ini adalah penyaluran air hujan secara sistematis sehingga tidak mengganggu kenyamanan pemakai atau merusak konstruksi bangunan.

13). Pekerjaan Finishing dan Perapihan

Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain: pengecatan dinding, pengecatan plafond, pengecatan pintu dan Jendela, pengecatan Listplang, sedangkan pekerjaan perapihan pada dasarnya merupakan penyempurnaan atau perapihan pekerjaan yang pada hakekatnya telah selesai namun masih diperlukan penyempurnaan. Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang tidak dapat dibuka/tutup dengan sempurna; jika terdapat cat yang masih kurang rata, plesteran retak-retak, plafond melendut dan sebagainya.

D. Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Untuk menghitung perkiraan biaya konstruksi arau Rencana Anggaran Biaya (RAB), Panitia Pembangunan Sekolah harus mempunyai data-data sebagai berikut:

(13)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 9 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

Tahap pekerjaan yang ditempuh untuk mendapatkan volume pekerjaan adalah sebagai berikut:

(1). Merinci seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan gambar dan spesifikasi teknis/RKS.

(2). Mengelompokkan jenis pekerjaan berdasarkan kelompok pekerjaan sejenis, dimulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah dan galian pondasi, pekerjaan struktur, pekerjaan finishing (lantai, dinding, kusen dan plafond), pekerjaan atap, pekerjaan M/E dan lain-lain (lihat Bab III)

(3). Memulai perhitungan jenis pekerjaan di atas dengan satuan m, m2, m3, kg, buah, unit dan lumpsum yang didasarkan jenis pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.

2). Daftar harga bahan/material yang dipakai dalam setiap item pekerjaan yang berlaku disekitar wilayah dimana pekerjaan dilaksanakan.

3). Rumus perhitungan harga satuan item pekerjaan, disajikan pada Tabel

Analisa Harga “atuan Pekerjaan .

Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan harga satuan setiap jenis pekerjaan dalam satuan tertentu (m, m2, m3, kg, buah).

Analisis harga satuan ini terdiri dari analisis harga bahan bangunan, harga upah dan harga alat bantu yang disesuaikan dengan banyaknya kebutuhan dalam satu satuan pekerjaan tersebut. Banyaknya keperluan bahan, upah dan alat dihitung berdasarkan pada formula BOW yaitu indeks atau faktor pengali pada masing-masing jenis satuan pekerjaan.

Tabel analisa harga satuan pekerjaan ini juga disediakan di Bab II. Panitia Pembangunan Sekolah bisa menambahkan jenis analisa di sesuaikan dengan kondisi dan bahan-bahan yang dipakai dimasing-masing lokasi pembangunan. Perhitungan anggaran biaya adalah hasil perkalian antara volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan dari masing-masing jenis pekerjaan. Untuk lebih jelas, pengertian di atas dapat dijabarkan dalam rumus berikut :

Dengan format yang disediakan pada Bab III dan data-data diatas, Panitia dapat menyusun perkiraan biaya dalam format Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan.

E. Menyusun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Penjadwalan merupakan penerjemahan tahapan-tahapan pekerjaan konstruksi yang digambarkan dalam skala waktu. Dalam penyusunan jadwal perlu ditentukan kapan masing-masing kegiatan dimulai dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumberdaya dapat diatur waktunya sesuai keperluannya. Selain itu penjadwalan ini dapat digunakan untuk pengendalian atau pengawasan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

(14)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 10 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

Dari beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengontrol dan memonitor kemajuan pekerjaan di lapangan, salah satu cara yang sederhana dan cukup dikenal adalah diagram balok (Bar Chart) seperti dicontohkan berikut.

Tabel 3

JADWAL PELAKSANAN PEMBANGUNAN LABORATORIUM SENI

Nama Sekolah : ... Desa : ... Kecamatan : ... Kabupaten/Kota : ... Provinsi : ...

NO URAIAN

PEKERJAAN

BULAN

I II III IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 I Pek. Persiapan

II Pek. Galian dan Urugan III Pek. Pondasi

IV Pek Dinding

V Pek. Kusen Pintu dan Jendela VI Pek. Atap

VII Pek. Plafond

VIII Pek Lantai dan Panggung IX Pek.

Penggantung dan Pengunci

X Pek. Instalasi Listrik XI Pek. Instalasi

Plumbing dan Drainase XII Pek. Finishing

(15)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 11 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

(16)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 12 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

BAB II

RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

A. URAIAN UMUM

1). Pengelolaan Pekerjaan

Pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Panitia Pembangunan Sekolah (P2S), meliputi antara lain mendatangkan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu dan sebagainya. Mekanisme pengadaannya langsung atau tidak langsung termasuk dalam usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap. Termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam persyaratan teknis dan gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan panduan pelaksanaan kegiatan perluasan akses, Direktorat Pembinaan SMP, Dirjen Dikdas, Kemdikbud.

2). Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya diserahkan sebagai tanggung jawab Panitia Pembangunan Sekolah (P2S). 3). P2S harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam keadaan

selesai, termasuk pembersihan lokasi pekerjaan.

4). Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) secara swakelola tidak boleh diborongkan kepada pihak ketiga (pemborong/rekanan) meliputi pekerjaan :

(1). Pekerjaan Persiapan. (2). Pekerjaan Pelaksanaan.

(3). Pekerjaan Administrasi dan Pelaporan.

(4). Pekerjaan Perawatan, termasuk pembersihkan lokasi sebelum penyerahan pekerjaan antara lain pembersihan bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah, kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan P2S.

(5). Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam Juklak, gambar-gambar dan spesifikasi teknis.

5). Ukuran-Ukuran.

(1). Ukuran-ukuran telah ditetapkan seperti dalam gambar.

(2). Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar utama dengan ukuran yang terdapat didalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang berada didalam gambar detail.

(3). Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru dan tidak sesuai dengan gambar perencanaan baik sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab P2S sepenuhnya.

(17)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 13 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

(5). Ukuran tinggi yang tetap terhadap ukuran pokok (± 0.00) ditentukan oleh patok yang sudah ada diatas lahan proyek, dan tanda patokan ini harus terlindung dan jangan sampai berubah.

B. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN TEKNIS BAHAN 1). Air.

Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3 pasal 10.

2). Pasir Urug.

Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras atau memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3 pasir laut untuk maksud-maksud tersebut tidak dapat digunakan.

3). Pasir Pasang.

Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PBI-1971/ NI-2. Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak boleh digunakan.

4). Portland Cement (PC).

(1). Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan masih dalam kantong utuh atau baru serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI – 71/NI-2.

(2). Bila mengunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.

(3). Dalam pengankutan Portland Cement (PC). ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi lembab, dan penempatannya harus ditempat yang kering.

(4). Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai.

5). Pasir Beton.

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik lumpur dan sebagainya. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.

6). Koral Beton/Split.

(18)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 14 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

(2). Butiran-butiran split harus dapat melelaui ayakan berlubang persegi 76mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang 20mm.

(3). Koral/split hitam mengkilap keabu-abuan.

7). Kayu.

(1). Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PPKKI-1961.

(2). Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.

(3). Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai berikut:

 Harus kering udara (kadar lengas 5%).

 Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm.

 Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar dari 1/10 dari tinggi balok..

 Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.  Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/10.

(4). Yang dimaksud dengan kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk dalam mutu A, tetapi memenuhi syarat-syarat Pelaksanaan sebagai berikut :

 Kadar lengas kayu 30%.

 Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 5 cm.

 Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu radial kayu yang lebih besar 1/10 dari tinggi balok.

 Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkaran tidak melebihi ¼ tebal kayu.  Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.

8). Beton Non Struktural.

(1). Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom praktis, beton ring balok untuk pekerjaan beton bukan struktur, seperti yang ditunjukan dalam gambar.

(2). Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan non struktur/ struktur pendukung menggunakan campuran1 Pc ; 2 Psr : 3 Split. hingga setara dengan mutu beton K-175 dan harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971.

(3). Campuran beton menggunakan perbandingan volume.

(19)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 15 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

(1). Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang penting harus dinyatakan oleh test laboratorium resmi dan sah.

(2). Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari dari cacat seperti serpi-serpi. Penampung besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2(PBI-1971).

10). Batu Bata Merah.

Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

(1). Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.

(2). Ukuran yang digunakan :

 Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5,2 cm atau.  Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5 cm.

(3). Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah panjang maksimal 3%, lebar maksimal 4% tebal maksimal 5% dengan selisih maksimal ukuran antara bata terkecil.

(4). Warna, satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama merata kemerah-merahan.

(5). Bentuk, bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90 derajat. Bidangnya tidak boleh retak-retak. (6). Suara apabila dipukul oleh benda keras suaranya nyaring.

(7). Pemasangan batu bata setiap maksimal 12 m2 = (3m x 4m) luas bidang harus diberi kolom praktis.

11).Multipleks.

Kayu lapis tebal 18 mm, ukuran 120x240 cm, potongan tepi multipleks rapih tidak ada yang retak. Permukaan tidak cacat dan bekas dempulan.

12).Keramik.

Ukuran 30 x 30 cm untuk lantai,

Ketebalan minimum 8 mm, Kuat tekan minimu 900 kg/cm, produk Roman, Diamond, Asia Tile atau yang setara

13).Kaca

Kaca bening dan kaca cermin jenis float glass, tebal 5 mm, produk Sinar Rasa, Asahi Glass atau setara

C. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

Meliputi penggalian tanah untuk pondasi dan pekerjaan lainnya yang memerlukan penggalian tanah, kemudian mengurug kembali galian disisi kanan-kiri pondasi atau bagian lain dari bangunan.

(20)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 16 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

tidak terjadi penurunan tanah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pondasi, seperti pondasi patah/putus, pondasi menggantung, ataupun kerusakan pada lantai bangunan.

D. PEKERJAAN FONDASI DAN BETON

1). Lingkup Pekerjaan.

(1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapih.

(2). Pengadaan dan pemasangan fondasi batu kali, pelat fondasi beton beton bertulan, sloof, rollag, stek besi untuk kolom, dibawah pasangan dinding batu bata dan selasar.

(3). Pengadaan besi beton dan merakit tulangan untuk sloof, pelat fondasi beton, kolom dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar antara lain wastafel, meja laboratorium, dan lain-lain

2). Syarat-syarat Bahan (lihat syarat-syarat pelaksanaan teknis bahan).

3). Syarat-syarat Pelaksanaan.

(1). Pondasi Batu Kali

 Sebelum memasang pondasi, Kondisi tanah dibawah fondasi perlu mendapat perhatian, bila kurang baik/ berlumpur/berair, tanah didasar fondasi diperbaiki dengan urugan sirtu (pasir batu)

 Agar pondasi benar-benar stabil, maka galian tanah untuk pondasi harus mencapai tanah keras dan sekurang-kurangnya sesuai dengan gambar teknis.

 Pada bagian bawah galian diberi lapisan pasir setebal ± 10 cm, kemudian dihampar aanstamping (pasangan batu kosong), baru diatasnya dipasang pondasi batu dengan menggunakan spesi sebagai perekat.

(2). Beton

 Kualitas beton yang digunakan adalah dengan campuran /perbandingan 1Pc: 2 Psr : 3 Split hingga mempunyai kekuatan tekan setara dengan mutu beton K. 175 dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang’ PBI-1971) dan SK. SNI. T-15. 1991-03

(21)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 17 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

 Pemasangan tulangan besi beton harus sesuai dengan gambar konstruksi. Tulangan besi beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut tidak berubah anyamannya selama pengecoran, dan tebal selimut beton ± 2cm.

 Pengecoran Beton.

Cara pengadukan bisa menggunakan mesin molen atau diaduk dengan cara manual.

Sebelum pengecoran, cetakan harus bersih dari kotoran baik sampah bekas bekisting maupun kotoran.

Ukuran-ukuran dan ketinggian, penulangan dan penempatan penahanan jarak harus selalu diperiksa sebelum pengecoran dilaksanakan.

Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos yang dapat memperlemah konstruksi.

 Pekerjaan Bekisting.

Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar.

Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran. Bekisting harus rapat dan tidak bocor permukaanya, bebas dari kotoran seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, agar mudah pada saat dibongkar tanpa merusak permukaan beton.

Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan dalam PBI-1971 dan SNI.T-15-1991-01.yaitu kurang lebih 21 hari.

4). Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan

(1). Bahan didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.

(2). Bahan harus disimpan ditempat terlindung, kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik.

(3). Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.

(4). Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan, bila ada kerusakan P2S wajib mengganti atas biaya P2S.

5). Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan

(22)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 18 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

(2). Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.

(3). Bila terjadi kerusakan, P2S diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.

(4). Bagian-bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 mingu atau lebih sesuai ketentuan dalam peraturan beton bertulang, PBI-1971 dan SK.T-15.1991-03.

E. PEKERJAAN DINDING 1). Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat bantu untuk:

(1). Pekerjaan pasangan batu bata dinding bangunan dan didinding didalam ruangan,

(2). Pekerjaan pemasangan kolom dan ring balk beton dan kolom beton praktis dan balok latai,

(3). Plesteran dibagian luar dan dalam ruang serta nat, acian dan sekonengan di seluruh bagian dinding ruang/bangunan,

(4). Peralatan yang diperlukan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekeerjaan ini sesuai dengan yang ditentukan.

(5). Sesuai dengan gambar yang telah disepakati untuk dilaksanakan.

2). Persyaratan Bahan (lihat syarat-syarat pelaksanaan teknis bahan).

3). Syarat-syarat Pelaksanaan. (1). Pasangan Bata

 Sebagian besar dinding dari batu bata merah, dengan menggunakan adukan campuran 1 pc : 4 pasir.

 Untuk semua dinding luar maupun dalam, dilantai dasar maupun lantai tingkat, mulai dari permukaan sloof/balok sampai ketinggian 30 cm, diatas permukaan lantai dan daerah basah digunakan adukan kedap air dengan campuran 1 pc : 3 pasir.  Sebelum digunakan batu bata merah harus direndam dalam

bak air atau drum hingga basah merata.

 Setelah batu bata merah terpasang dengan adukan, nat/siar-siar harus dikorek sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.

 Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar telah dikorek serta dibersihkan dari aduk yang tersisa.

(23)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 19 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

 Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar 9 m2 = (3m x 3m) maksimal 12 m2 = (3m x 4m) harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15x15 cm dengan tulangan pokok 4 Ø– 12 m begel Ø 8 – 12 mm, jarak antara kolom 3-3,5 m.

 Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton Ø – 8 mm, jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm.

 Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finis setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finis adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat rapi dan benar-benar tegak lurus.

(2). Pekerjaan Plesteran

 Bersihkan permukaan sampai benar-benar siap menerima adukan plesteran, singkirkan semua hal yang dapat merusak atau mengganggu pekerjaan.

 Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plesteran.

 Dinding disikat sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran lapis pertama dapat dikerjakan.

 Plesteran kedua berupa acian semen (PC).

 Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2 cm, kecuali ditetapkan lain.

 Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar, dan tegak lurus.

 Untuk bidang yang kedap air/pasangan dinding batu bata yang dekat dengan tanah (diatas slof), semua pasangan dinding batu bata diberi trasram dengan adukan 1 pc : 3 dengan ketinggian 40 cm dari permukaan lantai.

 Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak tegak lurus, bengkok adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki.

 P2S bertanggung jawab atas penentuan prosedur/cara perbaikan dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, seperti plesteran retak, rusak selama waktu pelaksanaan.

4). Syarat-syarat Pelaksanaan Pengiriman dan Penyimpanan Barang.

(24)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 20 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

Bahan harus diletakan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. terlindung, bersih. P2S bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum dan selama pelaksanaan. Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak P2S harus mengganti dengan persetujuan Pimpro atau wakil yang ditunjuk.

5). Syarat-syarat Pelaksanaan Pengamanan Pekerjaan.

Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan. Apabila terjadi kerusakan pada ruang/gedung tersebut, P2S diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.

F. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA 1). Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan ini meliputi:

(1). Kusen pintu dan jendela termasuk alat-alat Bantu dalam pemasangannya di lapangan.

(2). Daun pintu (panel pintu) solid dan panel teakwood dan jendela. (3). Setel pintu dan jendela berikut asesorisnya.

2). Persyaratan Bahan.

(1). Jenis kayu yang dipakai adalah Kayu Kamper Samarinda atau Kayu kelas II kering (diawetkan), mutu A digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan diatas.

(2). Dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putik kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang, basah dan lapuk.

(3). Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PPKI. Untuk kayu kelas II kering setempat kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12%.

(4). Jenis kayu yang dipakai harus sesuai dengan pekerjaan kayu yang disebutkan diatas, terkecuali untuk seluruh jenis kayu lain seperti dinyatakan dalam gambar.

(5). Daun pintu dengan konstruksi lapis teakwood, ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar detail, tidak diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh untuk dilapis formika, tebal rangka kayu daun pintu minimum 3.20 cm.

(6). Bahan Perekat :

 Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.

 Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku.

(25)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 21 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

3). Syarat-syarat Pelaksanaan.

(1). Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sesudah diserut dan difinishing) dan harus lurus tanpa cacat, tidak bengkah dan lain-lain, yang dapat menurunkan kualitas kayu serta kualitas pekerjaan.

(2). Untuk semua kayu seperti diuraikan diatas, dipotong dan diserut dengan kualitas terbaik, halus dan licin.

(3). Pelaksanaan pekerjaan harus ditempat yg baik, ruang yang kering dan terjaga agar tidak terkena cuaca langsung dan rusak yang diakibatkan oleh benturan.

(4). Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya, dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang yang tampak, tidak boleh ada lubang-lubang atau bekas penyetelan.

(5). Setelah dipasang, Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) wajib memberikan perhatian sepenuhnya dan memberikan perlindungan terhadap benturan benda-benda lain.

(6). Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara dipaku.

(7). Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus didempul atau sejenisnya sehingga permukaan menjadi rata kembali.

(8). Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka kayu adalah dengan cara dilem, permukaan jika diperlukan harus menggunakan sekrup galvanized tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak. Khususnya untuk pintu yang dilapis formica, tata cara merekatkan digunakan lem pada permukaan bidang dan di press.

(9). Pada bagian daun pintu lapis teakwood harus dipasang rata tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna

(10). Semua pekerjaan kayu harus memenuhi syarat, jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka P2S harus mengganti atas tanggung jawabnya.

4). Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang.

Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat/rusak. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dari cuaca, benturan-benturan dan bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup luas, bahan ditimbun dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.

(26)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 22 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

5). Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.

Bahan-bahan kayu di hindarkan/dilindungi dari hujan dan terik matahari juga terhadap penggunaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

Kayu yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, P2S diwajibkan memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.

G. PEKERJAAN ATAP

Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kuda-kuda, nok, gording, usuk dan reng, balok tembok (murplat) dan plisir (lisplank), serta pemasangan penutup atap (genteng/seng gelombang/atap metal lainnya, dsb).

Oleh karena lebar ruangan 9 m sedangkan kayu yang ada di pasaran pada umumnya ukuran panjang 4 m, maka diperlukan sambungan pada rangka kuda, balok bubungan/nok, maupun gording. Untuk penyambungan rangka kuda-kuda kayu, yang harus diperhatikan adalah arah gaya yang terjadi pada masing-masing batang pada rangka tersebut. Gaya yang terjadi berupa gaya tekan dan gaya tarik. Pada batang yang menerima gaya tekan, dapat dibuat sambungan lubang dan pen. Apabila batang menerima gaya tarik, sambungan dapat berbentuk sambungan miring berkait atau menggunakan alat penyambung baut. Untuk perkuatan pada sambungan kayu disarankan dipasang plat besi (beugel)

dan dibaut.

Ukuran kayu yang digunakan untuk kuda-kuda umumnya 8/12 cm atau 8/15 cm dan atau disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk usuk umumnya digunakan kayu berukuran 5/7 cm, dan untuk reng dapat digunakan kayu ukuran 2/3 cm atau 3/5 cm. Pemasangan usuk dan reng hendaknya dipasang pada jarak sesuai dengan kebutuhan. Masing-masing jenis penutup atap memiliki ukuran yang berbeda sehingga penggunaan ukuran kayu, baik untuk kunda-kuda, nok dan gording serta jarak usuk dan reng harus menyesuaikan. Apabila menggunakan penutup atap standar pabrik/pabrikan, disarankan untuk memeriksa ketentuan pemasangan usuk dan reng yang tertera pada brosur.

Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan pakerjaan atap antara lain:

1). Perakitan kuda-kuda harus sudah selesai pada saat balok ring selesai dicor.

2). Pemasangan rangka atap dilakukan setelah beton balok ring mengering. Pekerjaan pemasangan atap ini dilakukan secara berurutan yang dimulai dari pemasangan kuda-kuda, gording, usuk dan yang terakhir adalah reng. Untuk jenis atap seng atau metal sheet yang lain tidak menggunakan usuk dan reng.

(27)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 23 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

4). Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara bertahap setelah reng terpasang (untuk penutup atap genteng), untuk penutup atap jenis seng atau metal sheet, pemasangan bisa dilakukan setelah gording terpasang.

H. PEKERJAAN PLAFOND 1). Lingkup Pekerjaan.

(1). Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaaan pekerjaan ini, sehingga pekerjan langit-langit multiplek dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.

(2). Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah seluruh ruangan. (3). Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon multipleks

dengan seluruh detail seperti yang disebutkan/disyaratkan dalam dokumen gambar.

(4). Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar dan RAB.

(5). Kecuali ditentukan lain, dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun tambahan-tambahan bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi P2S.

2). Persyaratan Bahan.

(1). Bahan yang digunakan adalah multiplek/kayu lapis dengan ketebalan 4 mm. Bahan-bahan yang digunakan harus benar-benar halus, bebas dari cacat kayu yang ada seperti sobek serat, lubang bekas paku, dll.

(2). Ukuran multiplek yang digunakan adalah modul 60 x 120 cm. (3). Spesifikasi bahan lain yang digunakan seperti tercantum dalam

syarat-syarat teknis bahan tentang kayu.

(4). Bahan rangka penggantung panel multiplek, dari kayu kelas II mutu A (setempat) kering, lurus, tidak cacat, bersih dari retakan lubang. (5). Rangka langit-langit yang digunakan adalah kayu 5/7 untuk balok

pembagi dan balok induk sebagai balok utama adalah 6/12. Dan rangka ini dicat dengan meni kayu sebanyak 2 x laburan.

(6). Semua penggunaan kayu rangka langit-langit ini harus diberi bahan anti rayap.

3). Syarat-syarat Pelaksanaan.

(1). Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang secara sempurna.

(28)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 24 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

pemasngan atap dll, diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang baik antara semua unsur Pelaksana Lapangan.

(3). Tepi, sudut tiap potongan multiplek setelah pemotongan adalah harus rapi dan halus.

(4). Jarak antara tiap panel plafon adalah 0,5 cm (Nat).

(5). Sisi bawah dari tiap rangka langit-langit tersebut harus halus (diserut), agar pemasangan panel multiplek menjadi rata.

(6). Rangka langit-langit yang digunakan adalah kayu 5/7 untuk balok pembagi dan balok induk sebagai balok utama adalah 6/12. Dan rangka ini dicat dengan meni kayu sebanyak 2 x laburan.

I. PEKERJAAN LANTAI

1). Pekerjaan Dibawah Lantai

(1).Lingkup Pekerjaan.

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik.

 Pekerjaan bawah lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar sebagai dasar dari lantai finishing karpet dan keramik.

(2). Persyaratan Bahan.

 Sub-base lantai menggunakan lantai kerja rabat beton dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.

 Bahan-bahan yang dipakai, harus sesuai dengan persyaratan bahan.

 Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar diatas akan tetapi dibutuhkan untuk menyelesaikan/penggantian dalam pekerjaan ini harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya.

(3). Syarat-syarat Pelaksanaan.

 Tanah yang akan dijadikan dasar lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk memperoleh daya dukung tanah yang maksimal, dengan menggunakan alat timbris.

 Pasir urug dibawah lantai disyaratkan harus keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya.

 Tebal yang diisyaratkan 5 cm atau setebal sesuai dengan gambar dan disiram dengan air kemudian ditimbris untuk memperoleh kepadatan yang maksimal.

(29)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 25 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

 Untuk pasangan diatas plat beton (lantai tingkat) diberi lapisan plester (screed) campuran 1 pc: 3 psr setebal 5 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai.

 Jenis lantai pada ruang pertunjukkan menggunakan lantai trap sesuai dengan gambar.

 Setiap trap pada lantai lebih tinggi 15 CM dari trap lantai sebelumnya sesuai dengan gambar.

(4). Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan Bahan.

 Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan harus berkualitas baik dan tidak cacat.

 Beberapa bahan tertentu masih dalam kantong/kemasan aslinya yang masih disegel dan berlabel pabrik.

 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup kering tidak lembab dan bersih, sesuai persyaratan yang telah ditentukan.

(5). Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.

 Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, tempat pelaksanaan pekerjaan harus dilindungi dari lalu lintas orang dan barang.

 P2S diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan yang lain.

 Bila terjadi kerusakan, P2S diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.

2). Lantai Karpet

(1). Lingkup Pekerjaan.

 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan ini, serta mencapai hasil yang baik.

 Pekerjaan karpet pada lantai dilakukan diseluruh ruangan.  Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada gambar dan detill

yang disebutkan/ditunjukkan dalam daftar finishing bahan. (2). Persyaratan Bahan.

 Karpet yang digunakan memiliki tebal minimal 9MM  Karpet tidak mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. (3). Syarat-syarat Pelaksanaan.

(30)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 26 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

 Alas dari lantai karpet adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan sesuai dengan gambar.

 Karpet yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang melekat, sehingga benar-benar bersih. (4). Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.

 Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan bersih.

 P2S bertangggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan baik sebelum maupun selama pelaksanaan.

 Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak dan hilang, P2S harus menggantinya.

J. PEKERJAAN PENGGANTUNG PENGUNCI DAN KACA 1). Lingkup Pekerjaan.

(1). Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan, sehingga pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci ini dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.

(2). Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan penggantung dan pengunci untuk pintu-pintu, jendela dan tempat lain yang disyaratkan dalam gambar.

(3). Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar dan RAB.

(4). Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, maka semua pekerjaan maupun tambahan-tambahan bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab P2S.

2). Persyaratan Bahan.

(1). Produksi pabrik kualitas baik setara Logo atau Solid.

(2). Kunci 2 (dua) slaag dan berkotak baja, baut-baut dan ungkitnya terbuat dari stainless steel.

(3). Tipe kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya.

(4). Pegangan (handle) dari bahan stainless steel dan solid nylon, engsel-engsel stainless steel dengan memakai ring nylon ukuran 3x4 inch. (5). Engsel pintu dipakai engsel kupu-kupu, dipasang sekurang-kurangnya

3 (tiga) buah untuk setiap daun pintu dan 2 untuk daun jendela dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban dan berat daun pintu, setiap engsel memikul beban maximum 20 kg.

3). Syarat-syarat Pelaksanaan.

(31)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 27 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

(2). Pelaksana Lapangan harus memberikan contoh terlebih dahulu untuk disetujui bersama oleh P2S.

(3). Semua kunci, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah di coba, pemasangannya dilakukan setelah bangunan selesai di cat.

(4). Sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup, cara menyocokkan hanya diputar sampai ujung, sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti.

(5). Engsel untuk pintu kayu dipasang 30cm dari tepi atas dan bawah sedang untuk engsel ke 3 (tiga) dipasangan ditengah.

(6). Semua kunci tanam haru terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.

K. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 1). Lingkup Pekerjaan Listrik.

(1). Pekerjaan yang termasuk pekerjaan instalasi ini merupakan pekerjaan seluruh sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.

(2). Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan.

(3). P2S dengan di bantu oleh Kepala Pelaksanan harus mengurus penyambungan daya listrik ke PLN termasuk pengurusan administrasinya, semua biaya resmi akan dibayar oleh P2S.

2). Kabel Daya.

(1). Instalasi dan pemasangan kabel. a. Bahan.

Semua kabel yang akan dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan SII dan SPLN. Semua kabel harus baru dan harus jelas ukuran, jenis kabel, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan penampang 6 mm2 keatas harus jenis pilin (stranded) dan instalasi tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih lecil dari 2,5 mm2.

Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari tipe:

(i). Untuk instalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa PVC.

(32)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 28 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

Semua kabel NYA yang ditanam di dalam perkerasan (tembok, jalan, beton dll) harus berada didalam conduit PVC kelas AW yang disesuaikan dengan ukurannya, dan harus diklem.

b. Splice/pencabangan.

(i). Tidak diperkenankan adan a splice penca angan ataupun

sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung yang bisa dipakai.

(ii). Semua sambungan kabel baik didalam junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari lembaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelit ataupun PVC, yang diameternya di sesuaikan dengan diameter kabel.

c. Bahan isolasi.

Semua bahan isolasi untuk pencabangan, conection dan lain-lain seperti karet, PVC asbes tape sintetis, resin, splice case, composit dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain nya harus dipasang memakai cara yang disetujui oleh pabrik atau menurut anjuran yang ada.

d. Penyambungan kabel.

(i). Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang sudah ditentukan (misalnya junction box).

(ii). Kabel-kabel disambung sesuai dengan warna atau nama masing-masing, serta sebelum dan sesudah penyambungan harus dilakukan pengetesan tahanan isolasi

(iii). Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan dan dilapisi dengan timah putih dan kuat.

(iv). Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/protolen yang khusus untuk listrik.

3). Penerangan dan Stop Kontak.

(1). Lampu dan Armatur.

 Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).

 Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal box harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsung kerja dan unsur teknis komponen lampu itu sendiri.

(33)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 29 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

 Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 cm, dicat dasar tahan karat, kemudian di cat oven warna putih.

 Ballast harus dari jenis lo loss allast dan harus dapat dipergunakan single lampu balast (satu lampu flourentscent). (2). Stop Kontak Biasa.

Stop kontak biasa yang dipakai untuk pemasangan di dinding adalah stop kontak satu phasa, ranting 250 volt, 13 ampere,.

(3). Stop Kontak Khusus (SKK).

Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, untuk pemasangan rata dinding dengan ketinggian 120 cm diatas lantai, SKK harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan. (4). Saklar Dinding.

Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe in bouw dengan rating 250 volt, 10 ampere, single gang, double gang.

(5). Junction Box Untuk Saklar dan Stop Kontak.

 Junction box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.

 Kontak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan.  Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada juction box

dengan menggunakan baut atau ditanamkan dalam dinding. (6). Kabel Instalasi.

 Pada umumnya kabel untuk instalasi penerangan dari instalasi stop kontak harus dari kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (kabel jenis NYM).

 Kabel harus mempunyai penampang minimal 2,5 mm2.

 Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :

(i). Fasa 1 : Merah (ii). Fasa 2 : Kuning (iii). Fasa 3 : Hitam (iv). Netral : Biru

(v). Tanah (ground) : hijau-kuning (7). Pipa Instalasi Pelindung Kabel.

 Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas AW atau GIP.

 Pipa, elbow, socket, junction box, klem dan accessories lainnya harus sesuai antara satu dengan yang lainnya, yaitu dengan dia eter ini al ¾ .

 Pipa fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kontak sambung (junction box) dan armatur lampu.

(34)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 30 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

Pengujian (testing) dilakukan dan disyahkan oleh lembaga yang berwenang, pengujian tersebut meliputi :

 Test ketahanan isolasi.

 Test kekuatan tegangan impuls.  Test kenaikan temperature.  Test kontinuitas.

L. PEKERJAAN PLUMBING 1). Lingkup Pekerjaan

(1). Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Bersih.

 Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih yaitu instalasi pipa beserta alat bantunya.

 Pengadaan dan pemasangan kran-kran air terdapat di washtafel dan meja laboratorium.

 Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan sanitasi dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar.  Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.

 Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plambing air bersih secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem berjalan baik sesuai dikehendaki yaitu suatu sistem instalasi yang sempurna dan terpadu.

 Sebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini dipakai harus dilakukan cara pengurasan yaitu air yang ada dalam sistem dibuang lebih dahulu.

(2). Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Kotor.

 Pengadaan dan pemasangan pipa beserta perlengkapannya yang diperlukan dalam sistem pembuangan, dan semua alat sanitasi yang ada sampai penyaluran akhir.

 Pengadaan dan pemasangan pipa dari alat sanitasi sampai keseluruh jaringan air buangan (riol).

 Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh adanya bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.

 Pengujian sistem perpipaan terhadap kebocoran sistem plambing air kotor secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja baik.

 Pengadaan dan pemasangan instalasi drainasi dari talang atap sampai kepada saluran pembuangan diluar lokasi.

(35)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 31 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lain yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia selama pelaksanaan, kontrak harus betul-betul ditaati.

Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan pernyataan dalam pasal pekerjaan plumbing.

Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui maksud dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.

(1). Persyaratan Instalasi Air Bersih.

 Pipa air bersih harus menggunakan pipa dari bahan PVC tipe D, kualitas bik, setara dengan produk Rucika atau Paralon,

 Fiting harus dari bahan yang sama dengana pipa diatas (dengan kualitas baik.

 Gantungan-gantungan, klem-klem dan lain-lain, harus terbuat dari bahan yang sama.

 Valve/ Stop Kran untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu yang terbaik / kualitas no 1 atau setara Produk San-Ei.

 Kran-kran harus dipakai yang terbaik, setara dengan produk San-Ei.

 Bak kontrol untuk Valve/ Stop Kran dibuat dari pasangan bata dengan adukan kuat dan ditutup beton

(2). Untuk Pekerjaan Instalasi Air Kotor.

 Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/Cm2 standar JIS k 674/ kualitas baik, setara dengan produk Rucika atau Paralon.

 fiting-fiting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama.

 Avur dan leher angsa dari bahan stinless steel kualitas no 1 atau setara dengan produk San-Ei.

(3). Sistem Pemipaan Air Bersih dan Air Kotor. Sistem penyambungan pipa.

 Sambungan pipa PVC untuk air bersih dengan sambungan lem PVC Sol ent untuk pipa dia eter ke a ah.

 Untuk katup/Val e/ Stop Kran ang e pun ai ke a ah mengunakan katup penutup dengan sistem penyambungan pakai ulir/screwed.

 Selanjutn a untuk katup / ke a ah dipakai katup tipe ola (global).

 Yang le ih esar dari / dipakai katup pintu Gate Val e/Stop Kran) yang berkualitas baik.

(36)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 32 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

 Untuk fiting-fiting sambungan harus dari jenis standar yang dikeluarkan oleh pabrik dan disetujui oleh Pimbagpro dan Konsultan Lapangan.

 Sistem sambungan bisa memakai Ring Gaskets/ Rubbert Ring Join, untuk di ensi digunakan le /sol ent se en.

Pemasangan fixtures, fiting dan sebagainya.

 Semua Fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotorang yang akan menggangu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang dengan kokoh (rigit) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.

 Semua fixtures fiting, pipa-pipa air pemasangannya harus rapih, kuat dalam kedudukannya dan tidak mengganggu pada waktu pemasangan dinding keramik dan sebagainya. P2S bertanggung jawab untuk melengkapi jaringan instalasi.

Penggantungan/penumpu pipa/klem-klem.

 Semua pipa harus diikat kuat dengan penggantung atau angker yang kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap. Untuk mencegah timbulnya getaran, penggantung, penumpu /klem-klem harus bahan produksi pabrik (bukan buatan sendiri).

 Penggantung atau penumpu pipa diskrup terikat pada bagian bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset dari fisher.Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pipa dan tidak merusak/meyebabkan turunnya pipa yang terpasang.

Pipa tegak dalam tembok dan diluar tembok.

Pipa tegak yang menuju ke fixtures harus dimasukan dalam tembok. Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) harus membuat alur-alur atau lubang yang diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan pasangan pipa dan diklem, harus ditutup kembali sehinga pipa tidak kelihatan dari luar. Cara-cara penutupan kembali harus seperti semula dengan penyelesaian yang rapi sehingga tidak terlihat bekas pasangan.

Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum finising dinding /plesteran dan langit-langit dilaksanakan.

(37)

SPESIFIKASI TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH 33 FASILITASI LABORATORIUM SENI BUDAYA DI SATUAN PENDIDIKAN TAHUN 2017

 Semua pipa dari besi yang tidak tertanam didalam tanah/tembok dilapisi dengan cat anti karat dan tanda arah aliran dipakai warna biru.

 Semua Valve/ Stop Kran harus diberi tanda yang menyebutkan nomor identifikasi sesuai dengan fungsinya.

Pengujian.

 Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan hidrostatik selama 24 jam terus menurus tanpa terjadi penurunan tekanan.

 Peralatan pengu

Gambar

Gambar/simbul yang menunjukkan posisi bangunan terhadap
Tabel 3
Grafik EQ Bh

Referensi

Dokumen terkait