• Tidak ada hasil yang ditemukan

Takziah Muhammadiyah untuk KH. A. Hasyim Muzadi Artikel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Takziah Muhammadiyah untuk KH. A. Hasyim Muzadi Artikel"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Mitsuo Nakamura,

et

al.

Prolog:

(2)

1\fnllaIUmadiyall 1\fenjelnput Pe"Ubailan

Tafshe

Baru Gcnlkall Sosial-Ekonolui-Politik

(3)

Mnhammadiyah Menjempnt Perubahan

Tafsir Barn Gerakan Sosial-Ekonomi-Politik

P3SE STIE

(4)

Muhanunadiyah Menjemput Perubahan

Tafsir Baru Gerakan Sosial-Ekonomi-Politik

HakCipta©P3SE STIE Ahmad DahlanJakarta

Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia

oleh PenerbitBukuKompas, Juni 2005

PTKompas Media Nusantara

Jl.PalmerahSelatan 26-28 Jakarta 10270

e-mail: buku@kompas.eom

KMN26005032

Editor: Mukhaer Pakkanna&Nur Achmad

Desain sampul:ANRahmawanta

Penata letak: Ratno

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atauウ・ャエlNセ isibukuini tanpa izin tertulis dati Penerbit

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) l\1:uhanunadiyah Mcnjcmput Pembahan

TafsirBaru Gerakan Sosial-Ekonomi-Politik, Cet. 1

Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005

xxvi+300 hlm.; 14 em x 21 em

isbセZYWYMWPYMQYXMX

lsieliluar tanggung jawab Percetakan Grafika M eli

(5)

Daftal

8

lsi

Daftar lsi v

Pengantar Penerbit viii

Pengantar Editor

Perlunya Tafsir Baru Gerakan Muhammadiyah x

Iftitah

Muhammac1iyah Menyongsong Perubahan Multidimensional

AzrulTanjung-Ketua STIE Ahmad Dahlan xvii

Prolog

Merajut Penilltiran, Melangkah untuk Aksi

Ahmad Syafii Maarif-Ketua PP Muhammac1iyah) xxi

Bagian Pertama

Tafsir Baru Gerakan Sosial-Budaya Muhammacliyah

1. Profetisme Pembaruan Gerakan Sosial-Budaya dalam Satu Abad Muhammadiyah

(Abdul Munir Mulkhan) 3

(6)

Muhammadiyah Menjemput Perubahan

2. Menggagas Muhammadiyah Masa Depan: Percikan Pemikiran Sosial-Budaya

(Nur Achmad& Rifma Ghulam Dz) ..

3. Sebuah Keharusan Sejarah:

Refonnulasi Gerakan Tajdid Muhammadiyah

(Maneger Nasution) .

4. Membangun Peradaban Islam: Menengok Peran Muhammadiyah

(Suhardi) .

5. Dati Reformasi Sosial-politik ke Trans-national Civil Society: Rekonstruksi "Network"

NU-Muhammadiyah

(PietHKhaidir) .

6. Muhammadiyah dan Islam Liberal

(Pramono U Thnthowi) .

39

55

74

88

95

Bagian Kedua

Tafsir Baru Gerakan Sosial-Ekonomi Muhammadiyah

1. Muhammadiyah dan Kegamangan Soal Bunga Bank

(FathurrahmanDjamil) .

2. Penguatan Ekonomi Muhammadiyah:

Melalui Kelembagaan Sistem Perbankan Syariah

(Achjar lljas) .

3. Obyektivikasi Gerakan Pemberdayaan Ekonomi: Reformulasi Peran Muhammadiyah

(AzrulThnjung) .

4. Membangun Gerakan Ekonomi Muhammadiyah: Dari Dekonstruksi Kasus Menuju Rekonstruksi Teologi

(MuklJ.aer Pakkanna) .

vi

105

136

166

(7)

Daftar lsi

Bagial1 Ketiga

Tafsir Barn Gerakan Sosial-Politik Muhammacliyah

1. Muhammacliyah Faces the Challenge of Democracy

(MitSlto Nakalnltra) . 215

Q

Memperbarui Pembaruan Muhammadiyah

D

Telaah Sosial Politik

(Sltdamoto Abdul IIakim) 230

3. Khittah Muhammacliyah Digugat

(Abd. Rolllm Ghazali) 245

4. Muhammacliyah dan Politik: Dilema Khittah Muhammadiyah

(Malyogi Jass) . 250

5. Pemutakhiran Intensi Politik Muhammacliyah

(Imam Addantqlttni) 258

Epilog

Independensi Kultural Muhammacliyah Sebagai Basis "Civil Islam" eliIndonesia

(SuJridi) 278

Indeks 285

Sekilas tentang Penulis 297

vII

(8)

Pengantar Penet-bit

S

emangat untuk menjadi pe1opor. Dalam perjalanan sejarah selama 93 tahun (1912-2005), Muhammacliyah merasa terpanggil untuk menjadi pelopor atau lokomotif-bukan tertinggal ataupun larut-dalam dinamika perubahan bangsa.

Buku berjudul Muhammadiyah Menjemput Perubahan

Tafsir Barn Gerakan SosiaZ Ekonomi PoZitik ini merangkum

gagasan-gagasan yang ingin dibawa oleh Muhammacliyah dalam percaturan sosial ekonomi politik Indonesia. Berbagai agenda sosial budaya menjadi fokus kajian dari beberapa penulis dalambukuini. Beberapa permasalahan ditawarkan pemecahannya. Bukan hanya menjadi kertas kerjayangtidak mampu mengaum, tetapi tampaknya para penulis mulai menyiapkan agenda aksi untuk siap diimplementasikan dalam tataran praksis.

Tim Editor buku ini telah menjalin persoalan demi per-soalanyang dihadapi Muhammadiyah dan berhasil merang-kainya menjacli satu bacaan yang pantas menjadi bahan acuan

(9)

Pengantar Penerbit

ketika orang berbicara soal Muhammadiyah. Ruang olah gagasan yang disecliakan oleh editor membawa sejumlah ,calrrawala pemikiran barn. Dengan jitu diuraikan satu persatu persoalan yang clihadapi institusi besar ini dan membawa satu

kesimpulan: Muhammadiyah perlu berubah jikainginmenjadi

pelopor:

Semangat untuk terus mengembangkan dan memajukan kehidupan sosial ekonomi dan politik bangsa itu sejalan

dengan visi yang diemban olehKompas. Karena itu, Penerbit

Buku Kompas menyambut baik tawaran kerja sarna

pener-bitan karya-karya yang berkualitas ini. Tujuannya tentu saja agar gagasan dan pemikiran ini bisa menjadi bahan per-menungan menuju kehidupan bangsa yang lebih baik.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung hadirnya buku ini ke hadapan

pem-baca. Semoga karya-karya ini bisa membawa pencerahan

dalam kehidupan bangsa.

Jakarta, Mei 2005 Penerbit

(10)

2

Mempe.-ballli Pemballlan

Muhammadiyah:

Telaall Sosial-Politik

230

Sudarnoto Abdul Hakim

M

uhammadiyah, sebagaimana ormas atau
(11)

Tatsir Baru Gerakan Sosial-Pofitik Muhammadiyah

セ・ャゥィ。エ

hal itu, partanyaan tentang keberpihakan

Muham-セ。、ゥy。ィ

penting kembali diajukan: memihak kepada apa dan

slapakah sebenarnya Muhammadiyah? Jika Muhammadiyah lllenriliki banyak kaum terpelajar, apa yang akan mereka lakukan dan apa ideologi mereka?l Perlukah mulai berpikir llntuk memperbarui kembali pembaruan yang telah dilakukan

oleh Muhammadiyah selama ini? Dalam rangka ini penulis

berusaha akan melakukan tracingkembali berbagai topik/isu

Yang berkaitan dengan modernisme Islam (pembaruan) seba-gaUnana yang selama ini menjadi perhatian Muhammadiyah.

Islam dan ModernHas

Topik tentang Islam dan modernitas antara lain

mem-berikan gambaran tentang respons umat terhadap berbagai

Perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.

Tuntutan respons ini muncul antara lain, di samping karena

セャ。ャャャ

mengandung muatan ajaran moral yang sangat bersifat

Ideal dan universal, juga karena realitas yang harns dihadapi

oleh Islam sangat bersifat lokal dan kontekstual.2Tidak jarang

terjadi ketegangan antara cita ideal Islam dengan

イ・。ャゥセウ

faktual. Ketegangan atau tensi ini bisa tampak, antara lam

dengan munculnya keraguan terhadap

ォ・ュ。ューオセ

セ。、。ィᆳ

Wadah sosial politik yang ada sebagai alat pelestanan Islam

セMョMエ。MョMァ

-hU-b-u-ng-a-n-id-e-Ol09;dan kaum

エ・イー・ャ。ェセイ

secara

エ・ッイ・エセ

セョエ。イセZセ[セセセセセ

、セセセZIセ

dalam T.B. Bootmore.Elites and SocietyHb。Gエャセッイ・MmセイセG。ョ .ーZセZョ ォ・ャッューセォ elite. Mer:ujuk kepada buku iniュ。ォセ kaumエ・イーセャ。j。イ ada a・ZZZ[セ nasional, Bootmore I(etlka menilai kaum terpelaJar Gョ、ッョセウL。 セイ。 ー・セセ h deals with the early phases

mengatakan "a study of the new IndonesIanelites,; GセG Is ideasamonguniversity

of anindependentmovement, notesエィセ .spread.o ra Zセセ・B・」エオ。ャウL and shows that

stUdents and the strong influenceセヲ セッBエL・。Bケ ュャセ、・、 artieipants in the anti-colonial

educated Indonesians formed amajorityof the、。セLカ・ PThe Opium of the Intellectuals

movements."Bandingkan juga dengan Raymon ron,

(London: Secker&Warburg, 1957). . .d lam Islam and the Cultural

2 Bandingkan misalnya dengan b。ウウ。セ Tlb,. セ Press,1991}:Seyyed Hossein

Accommodation of Sosial Change(Oxford..キ・ウセLZ Allen and Unwin, 1966); Wilfred

Nasr,Ideals and Realities of Islam.Hlッョ、ッセN gセo セPrincetonUniversity Press, 1957).

CantwellSimth,Islam in Modern HIstory (Princeon.

(12)

Muhammadiyah Menjemput Perubahan

murni" (pristine Islam).3 Dengan demikian dibutuhkan

per-sambungan(continuity) antara cita ideal Islam dengan realitas

faktual, sehingga Islam benar-benar mampu menyelesaikan problem keberislaman umat. Ketegangan ini terkadang juga didasarkan kepada satu premis bahwa apa yang clisebut dengan modemisasi misalnya, dalam beberapa hal, adalah proses sistematis pendangkalan dan penyisihan agama karena

sekularisasi telah menjadi bagian inheren dari modernisasi.

Berkaitan dengan watak hubungan agama dan modernisasi khususnya di Asia Tenggara, Fred R. Von Der Mehden, misalnya, mengatakan bahwa memang ada kecenderungan underestimasi terhadap agama. Hal ini, menurut Mehden, antara lain dipengaruhi oleh teori sejumlah ahli sosial Barat yang menegaskan bahwa agama adalah faktor penghambat

potensial bagi kemajuan.4 Sebagai contoh, August Cornte,

Herbert Spencer, Karl Marx, dan sejumlah intelektual terkenal

lainnya pada abad 19 memandang bahwa agama secaraumUffi

memang merupakan problem dan bahkan potensial sebagai "opposition to the modemity."5 Ini juga diperkuat oleh pan-dangan P Hausser yang menegaskan bahwa sistem nilai

budaya agama Hinduisme, Islam, dan Budhisme di Asia

Tenggara sesunggu.1mya bertentangan dengan aspirasi nasional

untuk membangun dan memajukan ekonomi.6

Respons keagamaan terhadap modemitas dengan segala bentuk dan implikasinya tampalmya bervariasi, antara lain:

per:amabercorakadaptasionisyaitu upaya untuk melakukan

adJustmen terhadap situasi-situasi yang cenderung berubah

3 Tentang tuntutan "p r I Islam

b' d" res Ine slam" sebagai salah satu kecenderungan gerakan

セセセ・セャセ。ォ antara lain dalam John Obert VolI,Islam, Continuity and Change inエセェセ I I (J korld(Colorado: Westview Press 1982)' Azyumardi Azra Pergolakan PaM

s am a arta: Paramadina, 1996), " ,

4 セイケセセcセセセセ セ・イ セ・ィ、・ョL Religion and Modernization in Southeast Asia(syracuse: mverslty Press, 1986) 6

5 Mehden,Religion,7. ' '

6 s;r;;,akセ・「ゥィ iセョェオエ pikiran P, Hausser dalam "Some Cultural and Personal CharacteristicS o e ess eveloped Areas,"Human Organization,18 (Summer 1959).

(13)

233

Tatsir.Baru Gerakan SosiaJ-Politik Muhammadiyah

dengan pendek t

ini sela' a an yang sangat pragmatis. Corak adaptasionis

tradi .

tampak dalam sikap realisme politik J·uga dalam

SI mtelektual kl . '

tradis' fil aSlk yang cendenmg adaptive terhadap

tradi

.safat Yunani ketika menjelaskan tentang Islam dan

81 8inkrit·

lsI

Isme agama yang muncul eli berbagai wilayah

am. Kemudi fl . . .

paka an ekslbe1ltas aJaran-ajaran sufi juga

meru-ya n contoh dari kecenderungan adaptasionis ini. Satu hal

ng penting eli· . .

a d ' gans bawahi lalah bahwa kecenderungan

aptaslO· . .

berada

1Dl memberikan peluang bagi muslim untuk

ptasl dengan berbagai realitas yang sangat beragam.

In Kedua, kecenderungan konservatif yaitu upaya untuk

y etnpertahankan nilai dan seluruh ajaran Islam sebagaimana

ーZセ

telah tegak pada periode klasik. Hal ini dinilai sangat

y n mg sehubungan dengan munculnya berbagai perubahan b : t :egitu cepat. Meskipun dernikian, pada perkembangan

had tnya kecendenmgan ini mendorong sikap toleran

ter-jika

。セ

keanekaan doktrin dan peri1aku agama massa karena

C

tIdak maka umat akan senantiasa berhadapan dengan

°nst .

ramyang justru akan sangat merugikaJ?-.

Ketiga, kecenderungan tundamentalis yang cenderung

me-nand kas an bahwa ajaran agama, yang merupak

an

wahyu,

b

Inenyediakan satu standard platform atau blue print yang

ersif t tuk nil· b

b .a pennanen yang bisa eligunakan un me al

er-agal konelisi yang ada. Dalam sistem kepercayaan Islam, AI

セオイ。ョ

adalah blue printyang telah diterimavaliditasnya oleh daum Muslimin. Di samping itu sunnah Rasul juga merupak

an

aSar untukmelakukan penilaian terhadap seluruh peri1aku

セ。エN

Jika kecenderungan konservatif kemudian mendorong

sikap toleran dan komprornis, maka tundam entalis

justru

cenderung mengambil jarak dan kritikal terhadap

セ・。、。。ョ

atau perkembang

anyang ada yang dinilai tidak sesUEU

、セァ。ョ

k:berislaman mereka. Kelompok ini menggunak

an

aJaran-a]aran literal AI Quran dan sunnah sebagaibahan pijak untuk

(14)

Muhammadiyah Menjemput Perubahan

ini terlibat dalam aktivitas politik dalam rangka memper-juangkan cita-cita keagamaan mereka.

Keempat, kecenderungan personal. Meskipun hampir

se-luruh umat Islam mengangga]? pentingnya implikasi wahyu terhadap tatanan maupun institusi sosial, penegasan terhadap kesalehan pribadi dan kepemimpinan kharismatik yang di-kontrol oleh individu-individu yang dianggap suci menjadi sangat penting. Kecenderungan ini, di samping bisa disaksikan antara lain dalam konsepsi Imamah Syi'ah, juga menonjol dalam tradisi Sufi di mana kesalehan dan petunjuk-petunjuk spiritual dihidupkan. Tidak seperti gerakan-gerakan Islam lainnya dengan berbagai kecenderungan di atas, spiritualitas

dan kesalehan personal yang antara lain mewarnaigilda-gilda

Tasawuf/Tarekat ini lebih complicated dicermati. Meskipun

demikian kecenderungan peningkatan kesalehan personal ini juga bisa dibaca sebagai salah satu bentuk respons penting terhadap realitas yang dalam banyak hal dinilai akan menjadi

faktor deteriorasi(deteriorating factors)terhadap agama.7

Dalam kaitannya dengan penghadapan Islam dengan rea-litas yang berkembang, Azra berpandangan bahwa gerakan

Islam diwarnai oleh dua bentuk kecenderungan yaitu

mo-dernisme (klasik, neo-modernisme dan post-modernisme) dan

revivalisme (klasik, neo-revivalisme atau revivalisme damai,

moderat dan radikal/fundamentalis).8 Yang jelas bahwa ber-bagai kategori kecenderungan dan gerakan Islam akan selalu muncul, antara lain tergantung kepada perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh sebab itu, dalam tingkat tertentu, aksep-tabilitas masyarakat secara umum terhadap Islam tidak saja tergantung kepada kemampuan para elit agama untuk men-jelaskan bagaimana respons yang musti diberikan terhadap berbagai realitas yang ada akan tetapi juga kepada ke-mampuannya untuk merumuskan dan menawarkan satu

7 Baca antaraiセゥョ Vol. I,Islam, 29-31.

8 Lebih lanjut simak Azra,Pergolakan.

(15)

1

1

TatsirBaru Gerakan Sosial·Politik Muhammadiyah 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 'I 1 I

tatananriil k hid

konteks" e upan masa depan yang menjanjikan. Dalam

. Illlrnaka ada gerakan atau tokohIslam tertentu yang

1llellliliki

Isl daya pikat besar dan pengaruh yang sangat luas.

b am dengan demikian terlembagakan sedemikian rupa dalam

eI1tuk

gerakan maupun kepemimpinan tokoh Islam yang

Sangat dipercayai kemampuannya untuk merancang dan r:nawarkan tatanan kehidupan. Jika dirumuskan maka

a eptabilitas masyarakat terhadap tokoh atau lembaga

ke-agamaan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1

R t·

·

. e mggIan moral. Tokoh atau lembaga agama adalah

mereka yang secara moral tidak invalid, senantiasa

ber-Upaya untuk menegakkan moralitas individu dan masya-rakat, sehingga tokoh atau kepemimpinan ini memang

layak diteladani. .

2. I{epiawaian intelektual. Thkoh atau kepem.impinan Islam itu adalah mereka yang secara intelektual tidak saja

diyakini mendalami ilmu-ilmu keislaman, akantetapi juga

ll1ampu untuk membangun tradisi intelektualisme Islam di :mana umat menjadi terbina.

3. I{eterarnpilan sebagaiproblem solverdan karena itu tokoh

cliyakini memiliki kepekaan dan daya respons yangtinggi

terhadap problem yang muncul eli tengah-tengah

masya-rakat sekaligus menawarkan solusi, tidak saja didasarkan kepada pendekatan-pendekatan keagamaan akan tetapi juga

pendekatan-pendekatan lain yang lebih rasional (ilmu

pe-ngetahuan, misalnya). Dalam beberapa hal mereka juga melakukan fungsi-fungsi advokasi dan bahkan menawarkan

program aksi yang secara langsung bisa dirasakan

man-faatnya oleh masyarakat.

(16)

Muhammadiyah Menjemput Perubahan

Dalam banyak hal, berbagai kemampuan atau watak eli atas

dimili.kioleh Ulama. Secara tradisional ulama memang eliyakini

sebagai pewaris nabi (waratsat al-anbiya'). Dunia akan gelap

dan tak bermalma tanpa kehacliran ulama karena ulama lah

yang akan menerangi kehidupan(al-ulama mashabih al-ardh).9

Penga..-ruh mereka dalam sejarah agama, sosial, politik Islam tidak bisa diabaikap.. Mereka tidak saja sebatas berhasil mem-bentuk corak dan perilaku keagamaan masyarakat dunia Islam sebagaimana yang kemudian tercermin dalam mazhab-mazhab

Islam yang hingga ki.ni masih terbina, akan tetapi juga

me-mainkan peran penting dalam pembentukan berbagai lembaga Islam (pendiclikan, hukum, agama, dan lain sebagainya), gerak-an keislamgerak-an maupun penciptagerak-an jaringgerak-an intelektual dunia

Islam.tO Artinya, selain lembaga-Iembaga keagamaan,

kepe-mirnpinan ulama diyakini ikut mewarnai sikap umat terhadap modernitas dan proyek-proyek modernisasi. Dengan demikian, para elit agama dan gerakan-gerakan keagamaanlah yang, antara lain, mengarahkan masyarakat untuk menolak (rejektif) atau menerima (akseptif) terhadap modernitas.

Modernisme Islam di Indonesia

Di antara lembaga atau gerakan Islam moderneliIndonesia

yang cukup berpengaruh karena eksposenya yang sangat mengesankan dalam rangka membangun umat ialah

Muham-madiyah. Secara keagamaan, dengan motto "kembali ke

A1

Quran dan Hadis Shahih", Muhammadiyah sesungguhnya menawarkan watak pemikiran dan kecenderungan perilaku keagamaan salaf Ibn Taimiyah yang telah didomestikasi dalam

9 Tentang watak Ulama ini bisa baca antara lain dalam Saletore "Ulama" dalam Sartono Kartodirdjo,. e.d.Elite Da!am. Perspektif Sejarah(Jakarta: LP3ES, 1981). . 10 Semua hallnl, antara lain blsa disimak dalam Azyumardi Azra "The TransmissIon of

Islamic Reformism to Indonesia: Networks of Middle Easternセョ、 Malay-Indonesian

Ulama'in the Seventeenth and Eighteenth Centuries,"Ph.D Dissertation, Columbia

University, 1992; Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan t。イ・ォ。セ

(Bandung: Mizan, 1995); KH. Sirajuddin Abbas,Ulama Syafii dan Kitab-kitabnya Dan

Abadke Abad(Jakarta: Pustaka Tarbiyah), dan lain sebagainya.

(17)

Tats;r Baru Gerakan Sos;al·Polifik MuhammadiYah

konteks lokal untuk menghindari cultural constraintU dalam

セ。ョァォ。

mengembangkan rnisi purifikasi keagamaannya.12

telalam waktu yang bersamaan, secara sosial Muhamrnadiyah

ahmenawarkan berbagai program aksi yang konkret dalam

sektor so ·al k .

81 , emanuslaan, maupun peneliclikan.

Program-program ks·· .

a 1In1sangat dirasakan manfaatnya karena mernang

Inerupakan kebutuhan mendesak masyarakat yang selamaini

banyak terabaikan.13 Dalam waktu yang tidak terlalu lama,

program aksi gerakan Islam ini telah berhasil melakukan

エイセヲッョョ。ウゥ

sosial keagamaan yang sangat penting dalam

seJarah Indonesia modern,diantaranya ialah:

1. 'Iransfonnasi fannat kepernimpinan Islam. Dalam waktu

yang cukup panjang, masyarakat Islam berada eli bawah

kepemimpinan personal-charismatic, baik yang berada eli

pusat-pusat kekuasaan traclisional Islam, eli pusat-pusat

gerakan Tarekat, maupun d.i pondok-pondok pesantren.

Muhammadiyah muncul dan kemudian mengintrodusir

kepemimpinan' Islam yang:」セャャ・ァゥ。ャL rational, dan

ega-litarian. Model ini ュ・ュ「・セ。ョ peluang bagi mobilitas vertikal mwiculnya tokoh/pernimpin yang reIatif bervariasi.

2. Transformasi Pendiclikan Islam. Muhammadiyah juga telah

berhasil mengembangkan lembaga pendielikan d.i

pusat-pusat perkotaan. Ini sekaligus juga merupakan

keber-hasilan Muhammadiyah membangunnewly urban muslim

society yang terdidik secara Islam dan dalam tingkat tertentu mengadopsi tradisi Barat. Merekalah nantinya

11 Kalau constraintini tidakdiberi perhatian,maka besarkemungkinanakan terjadi

benturan-benturan yang sangatseriusantara Islam dengan budaya dan realitas

setempatdimanaIslam diperkenalkandan dikembangkan.

12 Tentang mis; Muhammad;yah in; tentu bisa disimak antaralain dalam konstitusi(ADI

AAT)nya. Bandingkan dengan JamesL.Peacock,ーuイゥヲケセョァ thef。セエィ Hセィ・ 8enjam.in/

CUMMINGSpublishing Company, 1978),Altian,jjOsャ。ュOセL mセ、・ュャウZョ Iniョ、セョセウャ。ョ

Politics, the Muhammadiyah Movement During the Dutch, (DlsertaslPh.D,MIchIgan

University, 1969).

13 Memang adataldor-taktor struktural yaitubahwa sistem yangdiciptakanッャ・セ penguasa

kolonial tidak memberikemungkinan bagipribumipada umumnya untuk hldup layak.

Mereka sangattermarjinalkansecarasistematis.

(18)

BWBBセNッH NBNNセ ...._ ...セ ... ...

- Yr..セセBGセセセセセMMBBZGNZッiJMZセセjNNッ _ _... _ _セ _ _セ . _ セ ... -セN⦅ Mセ &

Muhammadiyah Menjemput Perubahan

yang diharapkan mampu untuk akses ke pelbagai pusat birokrasi, ekonomi, politik, serta kantong-kantong profesi lainnya.

3. Transformasi birokrasi Islam. Seiring dengan format ke-pemimpinan yang kolegial, rasional, dan egaliter yang elitawarkan, pada waktu yang bersamaan Muhammaeliyah juga mengintrodusir satu model birokrasi dalam sistem

kepemimpinannya. Penerapan birokrasi ini sekaligus

me-nunjukkan pentingnya penerapan idedistribution of power

secara proporsional. Oleh sebab itu terdapat institusi tertentu eli Muhammadiyah yang menangani sektor agama dan sektor-sektor lainnya yang dalam bagan institusi Muhammadiyah disebut dengan majelis dan lembaga. Pola

birokrasi yang dibangun ini memang menimbulkan kesan

bahwa Muhammaeliyah bukanlah gerakan Islam yang berada eli bawah kontrol kuat para ulama yang melan-jutkan tradisi kepemimpinan ulama terdahulu. Karena itu, tampak terjadi keterputusan terhadap khazanah keislaman yang telah dibangun oleh ulama terdahulu dalam sistem

atau tradisi kepemimpinan Muhammadiyah. Gambaranini

memang sangat berbeda dengan pola dan sistem atau tradisi kepemimpinan eli lingkungan NU yang benar-benar menjadi pelanjut tradisi Islam lama. Karena itu, tidak terlampau mengejutkan jika ada kalangan Islam tradisional yang berpandangan bahwa Muhammadiyah sebetulnya merupakan sebuah organisasi Islam yang tidak terlampau banyak memiliki ulama, tidak seperti NU. Yang banyak

dimiliki Muhammadiyah ialah da'i (yang pengetahuan

keislamannya belum tentu dalam karena kemampuan mereka untuk mengakses kitab-kitab rujukan klasik relatif terbatas), pekerja sosial, politisi, birokrat, kaum profes-sional. Merekalah para aktor; penggerak, dan pelanjut apa yang sering dikatakan oleh para pengamat sebagai

(19)

Tafsir Baru Gerakan Sosial-Politik Muhammadiyah

modernism l s I · .

d ' e am di IndonesIa. Dan inilah yang

diintro-USIrolehMuhammadiyah

4. Transfo. rmaSI penanganan masalah-masalah sosial. Problem.

sosIal antara lain kemiskinan, kesengsaraan akibat penyakit

セセョァ

melanda m asyarakat, yatim piatu dan sebagainya

セョァ。ョゥ

dengan cara dan metode-metode yang lebih

raslOnal dan sistematis dengan mendirikan berbagai panti,

rumah sakit dan lembaga-Iembaga lainnya. Langkah ini

sekaligus men]elaskan tentang bagaimana Muhammadiyah.

ュ・セ。ヲウゥイォ。ョ

sekaligus menerapkan AI Quran dalam

セッョエ・セ

realitas sosial yang ada. !{arena itu, tidak terlampau erlebihan untuk berpandangan bahwa Muhammailiyah telah mengembangkan tafsir kontekstual sejak periode

formatifnya.

5. Mobilisasi politik. Salah satu sumbangan (ijtihad) penting Muhammadiyah adalah bidang politik. Sejak periode

for-matifnya hingga saat ini, apa yang telah diberikan oleh

Muhammadiyah, termasuk melalui tokoh-tokoh utamanya, antara lain ialah: (a) mengintrodusir sekaligus

memper-kukuh

landasan-Iandasan etika keagamaan Islam dalam bUdaya politik di negeri ini. Hal ini tarnpak misalnya dari

apa yang dilakukan olehJ{HA.Dahlan baik ketika masih di

Boecli Oetomo maupun di syarikat Islam. Hal serupa juga

dilakukan oleh Ki Bagus HadikUSumo, tetapi usulan Ki

Bagus jauh lebih konkret ketirnbang

KfI.

A. Dahlan yaitu

Islam sebagai landasan konstitusi (Dasar Negara), bukan

ウセォ。、。イ

etika politik. '!'awaranini memang pada akhimya

tIdak bisa dijadikan sebagai gentlement agreement yang

diterima secara nasional akan tetapi kemudian semangat

"politik Islam" Muhamrnadiyah diwujudkan dalam partai

Pilihannya waktu itu yaitu Masyumi (kernudianparrn

usi ),

meskipun kemudian gagal karena dibungkarn. 'I\lntutan

terhadap etika politik yang didasarkan/bersumber

ォ・ー。、セ

ajaran Islam (AI Quran dan al-Hadits) kernbab

(20)

Muhammadiyah Menjemput Perubahan

dimunculkan misalnya melalui "high politics"nya

セゥAG

Rais. Agak berbeda dengan dua mantan Ketua

uュセAGゥ

'.

Muharnmadiyah sebelumnya yaitu KH. A. Dahlan ケセiLO[イL

U1;U;'i /

menawarkan etika Islam dalam bentulmya yang ウ。ョァセセセLイ|

ャッョァァセ

セ。ョ

Ki Bagus

hセ、ゥォオウセッ

ケ。ョセ

ュ・ョ。キ。イセゥZL[O

Konstltusl Islam, maka Amien RalS meneIJemahkan ・エゥォセL[LGZ[L

politik Islam ini dalam bentuk gerakan konkret melal;!

kendaraan "reformasi." Hasilnya sangat jelas yaitu roboh1

nya kekuasaan Orde Baru. Hemat penulis, cita-citaーッャゥエセ "

Islamnya Amien セ。ゥウ sebetulnya tidak surut, tetapi untuk\

mendapatkan dukungan yang jauh lebih luas (tidak saja \ . dari kelompok Islam) maka cligunakan konsep kunci "high \ politics" untuk langkah-langkah politiknya, meskipun

エセイョケ。エ。 ia gagal menjacli presiden. Hanya ada dua mantan

Ketua Dmumpセ Muhammacliyah dalam sejarah bangsa ini

yang "menghebohkan" panggung politik nasional mes-kipun belum tampak keberhasilannya secara utuh yaitu Ki Bagus Hadikusumo dan Amien Rais saja. Di era Pak AR memang ada peristiwa politik yang sangat penting yang sangat mempengaruhi hubungan Islam-penguasa yaitu penerimaan Pancasila sebagai satu-satunya asas. Tapi Pak AR tidak menciptakan "kehebohan" karena menerima asas Pancasila itu dengan catatan. Bahkan, karena watak sufis-tilmya yang sangat simbolik, Pak AR menggambarkan penerimaan Pancasila oleh Muhamrnadiyah sebagai satu-satunya asas itu dengan "penggunaan helm." Tentu saja tidak ada yang heboh dengan soal "helm Pancasila" itu karena helm itu clipakai oleh Muhammacliyah. Panggtmg politik nasional ketika itu akan menjadi heboh jika

Muham-mmadiyah menolak asas Pancasila (b). Membangun dan

mengembangkan demokrasi. Berdiri dan berkembangnya 81, PIT (Partai Islam Indonesia), Masyumi, Parmusi dan sejumlah partai lain yang muncul pada era Orba maupun era Reformasi serta keterlibatan partai-partai ini dalam

(21)

TafsirBaru Gerakan SosiaJ-PolitikMuhammadiYah

ーセイセオャ。ョ

tidak lepas dati peran tokoh maupun ozga-IUsaSI Muhammadiyah secara fonnal. Dengan ideologi, program-program maupun landasan-Iandasan keislaman-nya yang khas sebagaimana yang diuraikan di atas, Muhammadiyah telah ikut serta membesarkan proses demokrasi. Bahkan dalam rangka menyehatkan demokrasi Muhammadiyah, melalui tokoh-tokoh pentingnya dan dengan menjalin komunikasi dengan berbagai kekuatan sosial politik lain yang sepaham, telah mendorong untuk melakukan oposisi terhadap pemerintah yang telah dinilai kOIUptif-otOriter dan menetapkan kebijakan ataU

program-program yang sangat merugikan kepentingan umum.Tidak

sedikit fasilitas Muhammadiyah baik yang di ptisat maupun

di tingkat kepemimpinan di bawahnya, misalnya, yang

disediakan untuk keperluan politik (c). DaIam konteks

pengembangan demokrasi ini juga hemat penulis

keter-libatan Muhammadiyah dalam mengembangkan ataU mempennatang wacana, antara lain, tentang pluralisme,

civil society, HAM, Clean Government, dan Good

Govern-ance juga tidak sedikit. Banyak contoh yang bisa

ditampilkan tentang hal ini misalnya dialog peradaban

b。イセエMtゥュオイ[ dialog dan kerjasama lintas agama,

pen-canangan gerakan pernberantasan korupsi dan sebagainya. Hal yang sarna sebetulnya juga dilakukan oleh koleganya yaitu NU. Karena itu, tidak seclikit kalangan masyarakat yang memberikan harapan besar kepada Muhammadiyah

dan juga NU agar berada di garda depan untuk

me-WUjudkan cita-cita ini. Bahkan ada juga yang berharap

agar NU dan Muhammadiyah bergabung untuk mem-perkukuh satu partai atau kekuatan politik tertentu.

Ha-rapan ini tentu sajalebihdidasarkan kepada keinginan agar

ada satu fonnat kepemimpinan Islam di Indonesia yang

secara nasional bisa diterima, dan tidak ada lagi per-tentangan terutama antara NU dengan Muhammadiyah.

(22)

Muhammadiyah Menjemput Perubahan

Pembaruan Baru

Jika cliringkas, maka tidak berlebihan untuk clinyatakan

bahwa di sepanjang sejarahnya Muharnmadiyah telah

me-mainkan peran yang sangat kunci, yang menjadi ijtihad ormas

Islam ini, dalam bidang sosial politik di Indonesia. Pertama,

penegasan tentang watak pandangan doktrinal keagamaan

Muhammadiyah. Ini terkait dengan bagaimana pandangan

dasar Muhammadiyah tentang Islam, tafsir keislaman seperti apa yang diintrodusir Muhammadiyah dan keterkaitannya

dengan problem atau agendarill(sosial politik). Dalam konteks

ini ada tiga tawaran Muharnmadiyah tentang fungsi Islam dalam bidang sosial politik yaitu sebagai landasan etika, landasan konstitusi dan sumber inspirasi bagi gerakan

refor-masi. Kedua, penyiapan modal sosial atau cultural (sosial

capital) melalui program-program pemberdayaan (ekonomi dan pendidikan) dan bahkan penyiapan konsep tentang "ke-luarga dan masyarakat," yang dalam wacana lebih dikenal

sebagai civil society atau masyarakat madani. Ketiga,

keter-libatannya secara intens dalam menyiapkan landasan konsep

nation state (terutama menjelang kemerdekaan),

menum-buhkan dan mempermatang demokrasi, dan mengawal agar

dalam perjalanannya benar-benar tercipta clean government

dangood governance.

Artinya, Muhammadiyah, baik secara organisatoris mau-pun melalui tokoh maumau-pun aktivis-aktivisnya, telah terlibat begitu intens untuk mengarahkan dinamika dan perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun demi-kian, kemudian terkesan bahwa, terutama sejak reforrnasi, Muhamrnadiyah lebih banyak dimanfaatkan untuk kepen-tingan-kepentingan politik praktis, khususnya, untuk

mem-back up Amien Rais, baik dalam kapasitasnya sebagai Ketua

Umum PAN, Ketua lVIPR maupun sebagai "putra terbaik"

Muhamrnadiyah agar naik menjadi orang nomor satu eli

Republik ini. Fenomena Amien Rais memang mendorong

242

(23)

Tafsir Baru Gerakan Sosial·Politik Muhammadiyah

ウ・イョセァ。エ mobilitas politik para tokoh dan aktivis

Muham-:.a:

yah

オョエセL

paling tidak, menjadi anggota legislatif

me-ku

PAN sehingga diharapkan nantinya bisa menjadi

ke-atan yang 0gnifi°k

ta . SI an mendorong Amien Raisfor President,

pI nyatanya gagal. Dan kegagalan ini menimbulkan

keke-cewaan Bam s lOtik Muh 0

o b 4

ayap po1 ammadiyah kekecewaan

m i l l 'une karena kegagalan mereka menjadi anggota legislatif.

Sementara b. agI sayap non-pohtik (sayap. . 0 cultural)

rnadiyah, kekeeewaan ini lebih disebabkan karena

Muham-madiyah telah dikorbankan untuk kepentingan yang sangat0

praktis dalam bidang politik.

Penulis sendiri memandang bahwa ijtihad politik

Muham-rnadiyah era Reformasi memang sangat bersifat instant dan

セ。Nイ・ョ。

itu tidak cukup berhasil. Untuk tidak mengulangi l]tihad yang salah, perlu dicermati lagi tawaran pemuda

Muharnmadiyah yang kemudian tampaknya diback up oleh

sebagian angkatan muda Muharnmadiyah lainnya yang terke-eewakan oleh PAN untuk melahirkan lembaga atau partai baru

(Perhimpunan Amanat Muhammadiyah, PAM dideklarasikan

pada 9 Maret 2005). Melihat nama partai yang diusulkan tarnpak masih ada sedikit bayang-bayang pAN, misalnya, hernat penulis tidak akan banyak menolong. Nasibnya akan sarna dengan pAN meskipun sudah direkomendasikan melalui

Tanwir Muhammadiyah. Hal lain yang patut dipikirkanialah

bahwa langkah ini justru bisa menjebak Persyarikatan

Mu-hammadiyah dalam persoalan-persoalan politik yang sangat

praktis dan kehilangan spirit utamanya. Dengan sejuml

ah

pertimbangan, penulis berpandangan "forget partai

Muham-madiyah!"

Sehubung

an dengan itu memang perlu dimun

eulkan ide tentang pembaro

an yang baru atau pembaruan jilid kedua

atau, boleh juga disebut dengan pembaruan kembali terhadap pernbaruan yang telah dilakukan oleh Muharnm

adiyah selam

a

(24)

Muhammadiyah Menjemput Perubahan

ini dalam bidang sosial politik. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Muhammadiyah, antara lain:

1. Melakukan kajian, menafsirkan ulang, dan mengkritisi seluruh landasan, rumusan dan cita-cita ideologis madiyah dan bahkan seluruh cara pemahaman Muham-madiyah terhadap Islam yang selama ini berkembang. Ini

aspek pertama yang perlu diperbarui.

2. Berdasarkan kepada langkah pembaharuan terhadap ideo-logi dan seluruh sistem pemikiran keislaman Muham-madiyah ini, maka langkah berikutnya yang perlu dila-kukan ialah mengkaji dan mengkritisi pandangan ke-bangsaan Muhammadiyah yang selama ini dikembangkan sekaligus mengajukan visi barn kebangsaan. Dengan cara ini, maka akan tampak pola hubungan Muhammadiyah-politik seperti apa yang akan dibangun ke depan.Inimutlak dilakukan karena secara nyata kehidupan berbangsa ini sudah mengalami perubahan yang sangat fundamental. Jika Muhammacliyah tidak melakukan langkah strategis ini, maka bisa jadi akan digulung oleh sejarah.

Dua hal tersebut terangkum dalam rumusan utuh yang menegaskan pandangan teologis sekaligus rumusan-rumusan

fiqhiyah politik Muhammadiyah. Dan inilah point penting

yang ingin penulis usulkan dalam kaitannya dengan rancangan pembaruan kembali ijtihad Muhammadiyah ke depan yaitu merumuskanTeologi dan Fiqh Politik Muhammadiyah,14 yang nantinya menjadi blue print, pedoman Muhammadiyah dan (siapa tahu) ini bisa juga bermanfaat bagi semua orang sehingga kehidupan berbangsa, bemegara, berpolitik di negeri ini benar-benar bermartabat.•:.

14 Fiqh Politik untuk Muhammadiyah ini sebenarnya pernah diperbincangkan misalnya di forum Munas Tarjih dan Pemikiran Islam di Padang tentang Etika Pemerintahan pada tahun 2003.セ・セ・ャオュョセ。L hal yang sarna juga dilakukan oleh Majlis Tarjih、セセ Pemikiran Islam Plmplnan Wllayah Muhammadiyah OKI Jakarta, namun gagasan101

hingga sekarang belum ditindaklanjuti secara serius.

(25)

Now with the arrival of the era of democracy, the Muhammadiyah is

free as an actor. It canbepro-active rather than reactive in its basic stance. Now the most crucial questioniswhat course the Muhammadi-yahisgoingto choose in the new environment of democracy. Objec-tively speaking, there seemto beopentwoalternativestochoose for the Muhammadiyah. Oneis totake advantage ofthe political freedom and deepen its involvement in politics. The otheris to'return'toits original stance of social and religious movement.

Prof. Dr. Mitsuo Nakamura.

Karena itu, kini diperlukan sosok kepemimpinan yang bukan hanya inklusif atau eksklusif, liberal atau konservatif. berpartai ataukukuh

pada khittah sosial. tetapi yang berfungsi profetik. Sosok pemimpin profetis itu memiliki kekayaan spiritual di dalam kesediaan mendengar dan menghargai sesama, memiliki pergaulan luas dengan semua golongan. berempati kemanusiaan disertai kesadaran kritis pada tradisinya sendiri, selalu bersifat terbuka, dan dinamis serta mampu membangkitkan partisipasi publik.

Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan.

Dengan mendasarkan pada metodeqiyas.para ulama kemudian menentukan hukum bunga bank... kemudian dipahami oleh mayoritas ulama bahwa bunga bank merupakan sesuatu yang dilarang karena termasuk riba. Di sisi lain, Muhammadiyah masih agak gamang dalam memutuskan hukum bunga bank. Secara umum. pendapat resmi Muhammadiyah menyatakan bahwa bunga bank adalahmusytabihat.Sampai kapan Muhammadiyah ragu?

Prof. Dr. Fathurrahman Djamil.

Bilamana sebagai organisasi keagamaan, Muharnmadiyah telah sepakat bulat bahwa perbankan syariah itulah yang sesuai dengan akidah Islam, tentunya tidak ada alasan lagi bagi organisasi Muhamrnadiyah (dan keluarga besarnya) untuk tidak melakukan hijrah dari perbankan konvensional ke perbankan syariah.

Referensi

Dokumen terkait

toilet , kemampuan anak menyiram toilet setelah buang air kecil, dan kemampuan anak mencuci dan mengeringkan tangan setelah buang air kecil di toilet. Dari kesimpulan umum di

Pada produk jus atau minuman sari buah jambu biji merah yang terdapat di pasaran dilakukan pengujian ukuran partikel dengan tujuan sebagai pembanding dengan

Adapun tenaga kerja perempuan dan anak yang mana harus dilakukan dan dibuatkan aturan kusus yang bertujuan melindungi hak apabila perumpuan dan anak akan dipekerjakan sebagai

K-means clustering dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan untuk mengelompokkan mahasiswa pemohon beasiswa berprestasi ke dalam kelompok yang menerima, kelompok

gelombang suara dengan intensitas bunyi yang berbeda tidak berpengaruh nyata pada parameter pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai yang diukur dari jumlah daun dan

Bagian dari LibreOffice.Writer yang memiliki fungsi sebagai judul dan informasi nama file yang sedang aktif atau sedang digunakan adalah….. Lembar kerja pada program

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model interaktif, dimana model ini dirasa cocok untuk digunakan dalam model metode penelitian

Service excellence training adalah pelatihan yang bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan baru yang terfokus kepada upaya peningkatan kompetensi dan