• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Aspek Religius dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan Karya Agnes Davonar: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implikasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Aspek Religius dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan Karya Agnes Davonar: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implikasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Menurut Luxemburg (1989:5), sastra merupakan suatu ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah imitasi. Dalam penciptaan sebuah karya satra seniman tidak hanya menuangkan sebuah aspek keindahan saja, tetapi juga mengungkapkan pendapat dan pikirannya tentang sesuatu.

Karya sastra adalah hasil karya yang menggambarkan masalah kehidupan. Kehidupan yang ditampilkan lewat sebuah karya fiksi. Dalam mencerminkan kehidupan tersebut, pengarang juga mengungkapkan masalah sosial budaya dan agama. Sastra keagamaan menarik untuk dijadikan objek penelitian karena terdapat kaitan erat antara karya sastra dan agama. Bentuk sastra seperti itu merupakan hasil perpaduan antara budaya dan nilai-nilai ajaran agama yang telah dihayati oleh pengarangnya. Dalam karya sastra seperti itu, tergambarkan adanya reaksi aktif pengarang dalam menghayati makna kehadiran keagamaan yang dipeluknya secara teguh (Santosa dkk, 2004:1).

(2)

awal mulanya, segala sastra adalah religius (Nurgiyantoro, 2007:327). Seorang yang religius adalah seorang yang mencoba memahami dan menghayati hidup dan kehidupan ini lebih dari sekadar yang lahiriah saja.

Menurut Suyitno (1991:3), sastra dan nilai tata sosial kehidupan adalah dua fenomena yang saling melengkapi dalam kemandirian mereka sebagai suatu yang ekstensial. Kelahiran sastra bersumber dari kehidupan yang bertata nilai, dan pada gilirannya yang lain sastra juga memberikan bagian terbentuknya tata nilai. Sastra keagamaan adalah sastra yang mengandung nilai-nilai ajaran agama, moralitas dan unsur estetika. Karya sastra seperti itu menunjukkan bahwa pengarang merasa terpanggil untuk menghadirkan nilai-nilai keagamaan ke dalam karya sastra. Karya sastra menghadirkan pesan-pesan keagamaan yang isi ceritanya diambil dari kitab-kitab suci keagamaan.

(3)

Melalui karya sastra, dalam hal ini novel khususnya, diharapkan mampu menyadarkan masyarakat kembali kejalan yang benar.

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti ingin mengkaji novel yang berjudul Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar. Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2007:9) bahwa novel merupakan cerita pendek yang berbentuk prosa. Novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar merupakan sebuah novel spiritual pembangun iman. “Keke

adalah sosok gadis remaja yang luar biasa dalam menghadapi cobaan, kisah hidupnya adalah inspirasi bagi siapapun” Andi F Noya, Host Kick

Andy (Surat Kecil untuk Tuhan, 2011). “ Pribadi Keke yang kuat dan niat belajar dia yang tinggi adalah panutan dan tauladan yang harus dicontoh”

Harris Nizam, Sutradara Film Surat Kecil untuk Tuhan (Surat Kecil untuk

Tuhan, 2011).

(4)

Kelebihan yang kedua pada novel yang berjudul Surat Kecil untuk

Tuhan ini adalah kisah nyata yang sangat mengharukan sehingga

mengundang air mata para pembaca. Terlebih cara penulis menyampaikan kisah Keke tersebut dengan jelas menggambarkan kisah-kisah Keke yang penuh misteri, dari kebahagiaan, kesedihan, senyuman, dan air mata. Hal itu membuat pembaca akan dengan mudah mengerti hingga larut dalam cerita seperti benar-benar telah mengenal Keke yang tangguh dengan begitu dekat.

Agnes Davonar sebagai penulis novel Surat Kecil untuk Tuhan mampu menghipnotis pembaca ikut larut dalam kisah perjuangan seorang gadis berusia 13 tahun bernama Gitta Sessa Wanda Cantika atau Keke dalam melawan kanker ganas yang menggerogoti wajahnya sehingga pembaca dapat mengimajinasikan bagaimana karekter tokoh Keke. Novel

Surat Kecil untuk Tuhan termasuk novel yang ada jajaran best seller dan

telah dibaca lebih dari puluhan juta pembaca online. Banyak pembaca blognya yang memuji cerita tersebut. Alhasil, cerita itu dibuat dalam bentuk buku. Seperti halnya di blog yang mengundang banyak pembaca, novelnya pun laris di pasaran. Terlebih lagi, setelah tampil di sebuah acara

talkshow di salah satu televisi swasta. Saat menulis novel perdananya

tersebut.

(5)

cemerlang di dunia internet, berkat ketulusan dan kerja kerasnya, ia mampu berkarya dalam sebuah situs menempatkan blognya sebagai peringkat pertama dari 100 blog terbaik di Indonesia. Beberapa penghargaan yang pernah ia dapat adalah a) The best asian pasifik sony

ericsson blogger 2010, b) The finalist microsoft bloggership 2010, c) The

most influental blogger Indonesia bubu award 2009, d) The best writer

pesta blogger 2009, e) The best dsfl ford writing contest 2009, f) Finalist

writing jawaban 2009, g)The most inspirating olitopone detik.com 2009,

dan h) Kapan lagi blogger award 2009.

Karya Agnes Davonar, terutama yang berbentuk novel, banyak dikaji, mendapat tanggapan dari para sastrawan dan pengamat karya sastra, media masa, serta ada beberapa yang sudah diproduksi sebagai sebuah film layar lebar, salah satunya adalah novel Surat Kecil untuk Tuhan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan alasan-alasan yang mendorong dilakukannya penelitian ini, antara lain; sebagai berikut.

a. Novel Surat Kecil untuk Tuhan mempunyai banyak keistimewaan, salah satunya adalah mengajarkan tentang keagamaan yang mengedepankan aspek religius yang kompleks dan menarik untuk dikaji.

(6)

c. Analisis terhadap novel Surat Kecil untuk Tuhan diperlukan guna menentukan kontribusi pemikiran dalam memahami masalah-masalah aspek religius di masyarakat.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan struktural untuk mengkaji unsur intrinsik dalam novel. Pendekatan struktural adalah pendekatan dasar dalam mengkaji sebuah karya sastra seperti novel. Selain itu juga digunakan pendekatan sosiologi sastra untuk mengkaji unsur ekstrinsiknya, yaitu nilai sosial keagamaan yang tercermin pada diri tokoh dalam kehidupan di keluarga dan hubungan dengan orang-orang di sekelilingnya.

Berdasarkan isi cerita novel Surat Kecil untuk Tuhan, penelitian ini dilakukan dengan judul “Aspek Religius dalam Novel Surat Kecil untuk

Tuhan karya Agnes Davonar: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implikasinya

sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA”.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat mengarah serta mengenai sasaran yang diinginkan. Sebuah penelitian perlu dibatasi ruang lingkupnya agar wilayah kajiannya tidak terlalu luas, yang dapat berakibat penelitiannya menjadi tidak fokus.

(7)

Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah keterjalinan struktur yang membangun novel Surat

Kecil untukTuhan karya Agnes Davonar?

2. Bagaimanakah aspek religius yang terkandung dalam novel Surat

Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar?

3. Bagaimanakah implikasi novel Surat Kecil untuk Tuhan sebagai bahan ajar sastra di SMA?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. mendeskripsikan jalinan unsur-unsur yang membangun novel Surat

Kecil untukTuhan karya Agnes Davonar;

2. mendeskripsikan aspek religius yang terkandung dalam novel Surat

Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar dengan tinjauan sosiologi

sastra;

(8)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, seperti berikut.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai isi novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Penulis dapat memaparkan isi dan mendeskripsikan aspek religius novel SuratKecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar.

b. Bagi Pembaca

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui aspek religius yang terkandung dalam novel Surat Kecil

untuk Tuhan karya Agnes Davonar.

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian lain yang membahas aspek religius dalam karya sastra adalah Penelitian Akhmad Roni Sulaiman (UMS, 2006) dalam skripsinya yang berjudul “Aspek Religius Puisi-puisi dalam Kumpulan Puisi

Pembawa Matahari Karya Abdul Hadi W. M: Tinjauan Semiotik”.

Berdasarkan analisis aspek religius dalam Kumpulan Puisi Pembawa

(9)

Ketegaran menghadapi cobaan, (3) Tauhid (mengesakan Allah), (4) Perjalanan spiritual, (5) Hikmah (kematian selalu akrab dengan manusia).

Muhamad Pudjiono (USU, 2006) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Nilai-nilai Religius dalam Cerpen karya Mizawa Kenzi“

menyimpulkan bahwa (1) hubungan makhkluk hidup dengan Tuhan dengan alam rasa syukur tersebut diungkap melalui doa, (2) hubungan makhluk hidup dengan makhluk lain yang dalam hal ini sikap saling menyayangi, saling menolong dan berbuat baik, (3) hubungan makhluk hidup dengan lingkungan yang dalam hal ini sikap yang dilakukan ialah tidak mengotori lingkungan dan selalu menjaga serta merawatnya.

Endar Isdiyanto (UMS, 2007) dalam skripsinya yang berjudul

“Aspek Religius Tokoh Utama dalam Novel Ular Keempat karya Gus TF

Sakai: Tinjauan Semiotik” menyimpulkan bahwa (1) ketaatan menjalankan

ibadah agama Islam yang kelima naik haji, (2) Allah sandaran manusia dalam menyelesaikan masalah, (3) keyakinan kepada kematian ialah takdir Allah, (4) agama sebagai pembentukan moral yang baik, (5) keikhlasan dalam menerima rejeki Allah.

Penelitian Ima Karuniawati (UMS, 2007) dalam skripsinya yang berjudul “Aspek Sosial Keagamaan dalam Novel Genesis karya Ratih Kumala: Tinjauan Semiotik” menyimpulkan bahwa ada beberapa masalah

(10)

keluarga, penyerahan diri kepada Tuhan sebagai penyelesaian krisis keagamaan dan moralitas keluarga sebagai pemicu konflik dalam keluarga. Hariyani (UMS, 2008) dalam skripsinya yang berjudul “Aspek Religius dalam Novel Ayat-ayat Cinta karya Habbiburrahman El Shirazy: Tinjauan Semiotik” menyimpulkan bahwa aspek religius selalu berkaitan

dengan transendental. Transendental diperlukan karena manusia hanya mungkin diselamatkan dengan iman. Selain itu, transendental dalam arti spiritual akan membantu manusia menyelesaikan masalah-masalah modern, serta mendeskripsikan cinta manusia dengan Tuhan yang diwujudkan dengan diberikannya cobaan kehidupan berupa petunjuk ayat-ayat suci Al-Quran dan sunnah Nabi.

Penelitian Nurul Hidayah (UMS, 2011) dalam skripsinya yang

berjudul “Aspek Religius dalam Novel Syahadat Cinta karya

Taufiqurrahman Al-Azizy: Tinjauan Sosiologi Sastra“ menyimpulkan bahwa (1) Sikap ikhlas dalam menjalani hidup menjadi seorang yang kurang mampu (miskin), (2) Sikap pasrah dalam menjalani ujian demi ujian besar yang diberikan oleh Allah Swt.

Penelitian Meiranti (UMS, 2012) dalam skripsinya yang berjudul

“Aspek Religius dalam Novel Mahabbah Rindu karya Abidah El

(11)

iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada nabi dan rosul, iman kepada qadha atau takdir (3) syariah, ibadah dan muamalah.

Penelitian Uswatun Khasanah (UMS, 2012) dalam skripsinya yang berjudul “Konflik Batin dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agens Davonar: Tinjauan Psikologi Sastra” menyimpulkan bahwa (1)

konflik batin mendekat-mendekat terdapat dua konflik (2) konflik batin mendekat-menjauh terdapat empat konflik (3) konflik batin menjauh-menjauh terdapat dua konflik.

G. Landasan Teori

1. Novel dan Unsur-unsurnya

Dalam kesusastraan dikenal bermacam-macam jenis sastra (genre). Menurut Warren dan Wallek (1995: 298) bahwa genre sastra bukan sekadar nama, karena konvensi sastra yang berlaku pada suatu karya membentuk ciri karya tersebut. Menurutnya, teori genre adalah suatu prinsip keteraturan. Sastra dan sejarah sastra diklasifikasikan tidak berdasarkan waktu dan tempat, tetapi berdasarkan tipe struktur atau susunan sastra tertentu. Genre sastra yang umum dikenal adalah puisi, prosa dan drama.

Menurut Nurgiyantoro (1995:1) Dunia kesusastraan mengenal prosa (Inggris: prose) sebagai salah satu genre sastra di samping

genre-genre yang lain. Prosa dalam pengertian kesusastraan juga

(12)

(narrative discourse). Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan (disingkat: cerkan) atau cerita khayalan.

Bentuk karya fiksi yang berupa prosa adalah novel dan cerpen. Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dinia imajinatif, yang dibangun melalui sebagai unsur instrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain, yang kesemuannya tentu bersifat naratif.

Menurut Altenbernd dan Lewis (dalam Nurgiyantoro, 2007: 2-3) fiksi ialah prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan antarmanusia. Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan. Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Walau berupa khayalan, tidak benar jika puisi dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penghayatan dan perenungan secara intens, perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, perenungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Novel berasal dari bahasa italia novella, yang dalam bahasa jerman

Novelle, dan dalam bahasa Yunani novellus. Kemudian masuk ke

(13)

mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelette (Inggris: novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cakupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus (Nurgiyantoro, 1995:9).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1995:694) Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Dalam lingkup karya fiksi, Stanton (2007:20) mendiskripsikan unsur-unsur novel dibedakan menjadi tiga bagian, sebagai berikut: a. Fakta Cerita

Fakta dalam sebuah cerita meliputi karakter (penokohan), alur (plot), latar (setting).

1) Karakter (penokohan)

(14)

2) Alur

Merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dari sebuah cerita. Istilah alur merupakan peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya. Peristiwa kausal tidak terbatas pada hal-hal yang fisik saja, seperti ujaran atau tindakan, tetapi juga mencakup perubahan sikap, karakter, keputusannya dan semua yang menjadi variabel pengubah dalam dirinya (Stanton, 2007:26).

3) Latar (setting)

Merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita. Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar dapat berwujud tempat, waktu-waktu tertentu, cuaca atau satu periode sejarah ketika peristiwa berlangsung (Stanton, 2007:35).

b. Tema

(15)

c. Sarana Sastra

Sarana pengucapan sastra, sarana kesastraan (literary device) adalah teknik yang dipergunakan oleh pengarang untuk memilih dan menyusun detil-detil cerita (peristiwa dan kejadian) menjadi pola yang bermakna. Tujuan penggunaan sarana sastra adalah untuk memungkinkan pembaca melihat fakta sebagaimana dilihat pengarang, menafsirkan makna fakta sebagaimana ditafsirkan pengarang, dan merasakan pengalaman seperti yang dirasakan pengarang. Macam sarana kesastraan yang dimaksud antara lain berupa sudut pandang penceritaan, gaya (bahasa) dan nada, simbolisme, dan ironi.

Setiap novel akan memiliki tiga unsur pokok, sekaligus merupakan unsur terpenting, yaitu tokoh utama, konflik utama, dan tema utama. Ketiga unsur tersebut berkaitan erat dan membentuk satu kesatuan yang padu, kesatuan organisme cerita. Ketiga unsur inilah yang terutama membentuk dan menunjukkan sosok cerita dalam sebuah karya fiksi. Kesatuan organis (organic unity) menunjuk pada pengertian bahwa setiap bagian subkonflik, bersifat menopang, memperjelas, dan mempertegas eksistensi ketiga unsur utama cerita tersebut (Nurgiyantoro, 2007:25-26).

2. Pendekatan Strukturalisme

(16)

paham mengenai unsur-unsur, yaitu struktur itu sendiri dengan mekanisme antarhubungannya, hubungan unsur yang satu dengan yang lainnya dan hubungan antara unsur dengan totalitasnya. Strukturalisme sering digunakan oleh peneliti untuk menganalisis seluruh karya sastra yang menuntut agar kita harus memperhatikan unsur-unsur yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Struktur yang membangun sebuah karya sastra sebagai unsur estetika dalam dunia karya sastra antara lain alur, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, tema, dan amanat (Ratna, 2009:19-24).

Pendekatan strukturalisme dipelopori oleh kaum formalis Rusia dan strukturalisme praha. Sebuah karya sastra menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara kohesif oleh berbagai unsur pembangunnya (Nurgiyantoro, 2007:36).

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2007:36) struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah. Struktur adalah bagian yang menjadikan sebuah karya sastra menjadi indah.

Menurut Nurgiyanto (2007:37) bahwa langkah-langkah dalam menerapkan teori strukturalisme karya sastra adalah sebagai berikut:

(17)

b. menggali unsur-unsur yang telah diidentifikasi sehingga diketahui bagaimana tema,latar, tokoh dan alur;

c. mendeskripsikan fungsi masing-masing unsur sehingga diketahui bagaimana tema, latar, tokoh dan alur.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strukturalisme memberikan perhatian terhadap analisis unsur-unsur sastra. Karya sastra merupakan suatu struktur otonom yang dapat dipahami sebagai suatu satuan yang bulat dengan unsur-unsur pembangunnya yang saling berjalinan. Masing-masing unsur dalam karya sastra mempunyai kepaduan yang utuh yang tidak terpisahkan satu dengan lainnya sehingga membentuk satu kesatuan yang padu. 3. Pendekatan Sosiologi Sastra

Roucek dan Warren (dalam Abdulsyani, 1994:5) mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok. Sosiologi berusaha ingin mengetahui keadaan hidup masyarakat. Dengan demikian, kesusastraan dapat dipelajari berdasarkan disiplin ilmu sosial.

(18)

Tujuan sosiologi sastra adalah meningkatkan pemahaman-pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan. Karya sastra bukan semata-mata gejala individual, tetapi juga gejala sosial (Ratna, 2003:11). Sosiologi sastra memandang karya sastra sebagai hasil interaksi pengarang dengan masyarakat, sebagai kesadaran kolektif.

Sosiologi sastra merupakan suatu ilmu interdisipliner antara sosiologi dan sastra (Saraswati, 2003:1). Dalam penelitian ini sosiologi adalah pendekatan atau parameter pengukur yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis atau menginterpretasi karya sastra yang akan diteliti sehingga tidak lagi bebas berkeliaran dengan imajinasinya atau melangkah liar menuruti intuisinya semata. Pendekatan sosiologi dilakukan untuk menjabarkan pengaruh masyarakat terhadap sastra dan kedudukannya dalam masyarakat. Wellek & Warren (1994:111) mengatakan pendekatan ini bertolak dari suatu ungkapan bahwa sastra mencerminkan dan mengeskpresikan kehidupan.

Menurut Wellek & Warren (1994:111) ada tiga macam pendekatan penelitian yang berkaitan dengan sosiologi sastra, sebagai berikut.

(19)

sastra, latar belakang sosial, status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang di luar karya sastra.

b. Kedua adalah isi karya sastra, tujuan serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial.

c. Ketiga adalah permasalahan pembaca dan dampak sosial karya sastra.

Analisis novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang berhubungan dengan karya sastra itu sendiri, yaitu akan mengkaji isi karya sastra, tujuan serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra dan yang berkaiatan dengan aspek religius dan masalah sosial.

4. Pengertian Religiusitas

Pada awal mula, segala sastra adalah religius. Agama lebih menunjuk kepada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan atau kepada “Dunia Atas” dalam aspeknya yang resmi, yuridis, peraturan

-peraturan dan hukum-hukumnya, serta keseluruhan organisasi tafsir Alkitab dan sebagainya yang melingkupi segi-segi kemasyarakatan. Religiusitas lebih melihat aspek yang “di dalam lubuk hati”, riak

(20)

dan rasa manusiawi) kedalaman si pribadi manusia. Pada dasarnya religiositas mengatasi, atau lebih dalam dari yang tampak, formal, resmi (Mangunwijaya, 1982:11-12).

Mangunwijaya (Anggarasari:1997) membedakan antara istilah religi atau agama dengan istilah religiusitas. Agama atau religi menunjuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek yang dihayati oleh individu. Hal ini selaras dengan pendapat Dister (Anggasari, 1997:8), yang mengartikan religius sebagai keberagaman, yang berarti adanya unsur internalisasi agama itu dalam diri individu.

Jalaluddin (2000:212), mendefinisikan religiusitas sebagai suatu keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Selanjutnya (Wijanarko, 1997:48) mendefinisikan religiusitas sebagai keadaan yang ada di dalam diri manusia dalam merasakan dan mengakui adanya kekuasaan tertinggi yang menaungi kehidupan manusia dengan cara melaksanakan semua perintah Tuhan sesuai dengan kemampuannya dan meninggalkan semua larangan-Nya, sehingga hal ini akan membawa ketenteraman dan ketenangan pada dirinya.

(21)

a. Aqidah (Keyakinan)

Dimensi aqidah yaitu dimensi yang mengungkap sejauh mana hubungan manusia dengan keyakinannya terhadap rukun iman, yang diantaranya yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada nabi dan rasul, iman kepada kitab suci, iman kepada hari akhir, iman kepada qadha dan qadhar. Jadi inti dari dimensi aqidah (keyakinan) dalam ajaran agama adalah tauhid atau peng-Esaan Tuhan.

b. Ibadah (Ritual)

Ibadah atau ritual merupakan dimensi yang berhubungan dengan sejauh mana tingkat kepatuhan seseorang dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana yang diperintahkan ajaran agamanya. Dimensi ini berkaitan dengan tingkat frekuensi intensitas dan pelaksanaan ibadah seseorang. Ibadah mahdlah (ibadah khusus) dipahami sebagai ibadah yang aturan, tata cara, syarat, dan rukunnya telah diatur secara pasti oleh ajaran islam, yang termasuk dimensi ibadah adalah shalat, puasa, zakat, haji, doa, dzikir, membaca al-qur’an dan sebagainya.

c. Ihsan (Penghayatan)

(22)

kehadiran Tuhan dalam kehidupan, sehingga dalam hatinya timbul perasaan-perasaan tenang dan tenteram dalam hidupnya, takut melanggar larangan Tuhan, keyakinan menerima pembalasan, perasaan dekat dengan Tuhan dan dorongan untuk melaksanakan perintah agama.

Dimensi ihsan dalam religius islam mencakup perasaan-perasaan dekat dengan Allah, merasa bersyukur atas nikmat Allah, dan merasa tenang hatinya saat mendengar asma Allah.

d. Ilmu (Pengetahuan)

Ilmu atau pengetahuan merupakan dimensi yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap ajaran agamanya, terutama dalam kitab suci. Seseorang yang beragama harus mengetahui hal-hal yang pokok mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus serta kitab lainnya. Dimensi ini dalam islam menyangkut pengetahuan tentang isi al-qur’an, diantanya pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan.

e. Amal dan Akhlak

(23)

Manifestasi ini dalam Islam antara lain meliputi: menghormati dan menghargai orang lain, menjunjung tinggi etika Islam, menolong sesama, berkata jujur, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya serta menjaga dan memelihara lingkungan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa religius merupakan suatu keyakinan yang ada dalam diri seseorang berkaitan erat dengan emosi kepercayaan kepada Tuhan. Religius merupakan bagian dari kebudayaan dan sistem dalam suatu agama, antara agama satu dengan agama lain memiliki sistem religius yang berbeda. Religius merupakan wujud seseorang saat berdoa untuk yakin dan percaya kepada Tuhan sehingga keadaan emosi mengalami ketenangan dan kedamaian. Keterikatan manusia terhadap Tuhan merupakan sumber ketentraman dan kebahagiaan dengan melaksanakan ajaran agama.

5. Pembelajaran Sastra di Sekolah a) Pembelajaran Sastra di SMA

(24)

yang dirangkai sedemikian rupa menarik minat. Motivasi ini dapat ditimbulkan karena adanya unsur seni yang menyertai teks-teks sastra tersebut. Motivasi yang dimiliki oleh pembelajar akan semakin mendorong mereka untuk bergiat dalam belajar bahasa.

b) Fungsi Pembelajaran Sastra

Lazar (dalam Ali Imron, 2012) menjelaskan, bahwa fungsi sastra adalah: (1) sebagai alat untuk merangsang siswa dalam menggambarkan pengalaman, perasaan, dan pendapatnya; (2) sebagai alat untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya dalam mempelajari bahasa; dan (3) sebagai alat untuk memberi stimulus dalam pemerolehan kemampuan berbahasa. Dalam bahasa yang lebih sederhana pembelajaran sastra memiliki fungsi psikologis, ideologis, edukatif, moral, dan kultural.

Adapun fungsi pembelajaran sastra menurut Lazar (dalam Ali Imron, 2012) adalah: (1) memotivasi siswa dalam menyerap ekspresi bahasa; (2) alat simulatif dalam language acquisition; (3) media dalam memahami budaya masyarakat; (4) alat pengembangan kemampuan interpretatif; dan (5) sarana untuk mendidik manusia seutuhnya (educating the whole person).

(25)

tak terhingga. Sebagai contoh, melalui membaca roman, siswa dapat mengenali tema tertentu, bagaimana tema dicerminkan dalam plot, bagaimana karakter hadir dalam sikap atau nilai-nilai, dan bagaimana pengisahan menjadi bagian dari pandangan tertentu. Melalui teks drama, siswa juga dapat berlatih berpikir kritis dalam menyikapi kehidupan, sebab menurut Satoto (dalam Ali Imron, 2012), dalam drama (absurd) dapat ditemukan cara pengungkapan baru terhadap keresahan, keputusasaan, dan ketidakpuasan terhadap kehidupan sosial.

(26)

pekertinya, dan peka terhadap lingkungan sosial masyarakat dan bangsanya.

c) Kriteria Bahan Ajar

Menurut Sayuti (dalam Ali Imron, 2012) pembelajaran sastra yang apresiatif niscaya akan memberikan kontribusi yang bermakna bagi proses pendidikan secara komprehensif. Dalam bahasa positivisme terdapat korelasi positif antara pembelajaran sastra dengan pembelajaran bidang studi lain.

Untuk dapat mencapai korelasi positif tersebut paling tidak ada dua hal yang perlu diperhatikan:(1) Pembelajaran sastra harus dilakukan secara kreatif. Cara-cara tradisional yang lebih bersifat verbalistik dan inner ideas sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan cara inovatif yang lebih dinamis, kritis, dan kreatif. (2) Bahan-bahan (karya sastra) yang diberikan kepada siswa hendaknya merupakan karya-karya yang diprediksikan dapat membuat mereka lebih kritis, lebih peka terhadap nilai-nilai dan beragam situasi kehidupan.

H. Kerangka Berpikir

(27)

yang digunakan peneliti untuk mengkaji dan memahami permasalahan yang diteliti (Sutopo, 2002:141).

Langkah pertama yang dikaji dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar yaitu dengan menganalisis struktur novel tersebut yang di dalamnya akan ditemukan fakta, tema, dan sarana sastra. Langkah selanjutnya yaitu menganalisis dengan menggunakan analisis sosiologi sastra. Dalam analisis sosiologi sastra akan ditemukan berbagai aspek religius dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar. Langkah selanjutnya mengaitkan hasil analisis struktur dan analisis sosiologi sastra. Langkah terakhir yaitu menyimpulkan hasil analisis.

Kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Novel Surat Kecil untukTuhan Karya Agnes Davonar

Analisis Struktural Meliputi Tema, Alur, Penokohan dan Latar

Analisis Sosiologi Sastra Meliputi Aspek Religius

Simpulan

(28)

I. Metode Penelitian

1. Jenis dan Strategi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam mengkaji novel Surat

Kecil untuk Tuhan Karya Agnes Davonar adalah penelitian kualitatif

deskriptif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan untuk mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal, keadaan fenomena dan tidak terbatas pada pengumpulan data melainkan meliputi analisis dan interprestasi data tersebut (Sutopo, 2002:137).

Menurut Sutopo (2002:112) dalam penelitian kualitatif perlu dipahami bahwa tingkatan penelitian hanya dibedakan dalam penelitian studi kasus terpancang (embedded case study research) dan studi kasus tidak terpancang (groounded research/penelitian

penjelajahan). Studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara

rinci dan mendalam mengenai potret kondisi dalam suatu konteks, tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.

Penelitian ini mengarah pada jenis penelitian terpancang

(embedded case study research) karena penelitian ini terarah pada

(29)

dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar yang dianalisis dengan urutan sebagai berikut.

a. Struktur yang membangun novel Surat Kecil untuk Tuhan.

b. Analisis aspek religius yang terdapat dalam novel Surat Kecil

untuk Tuhan karya Agnes Davonar dengan menggunakan tinjauan

Sosiologi Sastra. 2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah pokok atau topik sastra (Sangidu, 2004:61). Setiap penelitian mempunyai objek yang akan diteliti. Adapun objek dalam penelitian ini adalah aspek religius dalam novel

Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar dengan tinjauan

sosiologi sastra dan implikasinya sebagai bahan ajar sastra di SMA. 3. Data dan Sumber Data

a. Data

(30)

diterbitkan oleh Inandra Publisher, Jakarta, Agustus tahun 2011, setebal 238 halaman.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

1) Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data utama penelitian yang diproses langsung dari sumbernya tanpa melalui perantara (Siswantoro, 2005:54). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar, penerbit Inandra Publisher pada bulan Agustus tahun 2011, cetakan XIII (cetakan pertama pada bulan Juli tahun 2008), jumlah 228 +10 halaman.

2) Sumber Data Sekunder

Menurut Imron (2009:11-12) bahwa sumber data skunder adalah sumber data yang diperoleh dari hasil penelitian atau telaah yang dilakukan oleh orang lain yang terdapat dari berbagai pustaka seperti a) Buku sastra seperti, Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. DR. Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi

Sastra. Yokyakarta: Pustaka Pelajar. Al-Ma’ruf, Ali Imron.

(31)

Modern. Solo: Smart Media. b) Internet, seperti, posted Ahmad dalam Macam-macam Sikap Ikhlas pada 14 Desember 2012(http:// notamazter. Blogspot.com). Posted Puspita dalam Trianggulasi pada 07 Oktober 2012 (http://triangulasi 3lox’s blog. Blogspot.com).

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pustaka dan teknik catat. Dalam hal ini sumber data penelitian diperoleh dengan menggunakan kepustakaan. Arikunto (dalam Sangidu, 2004) mengungkap bahwa metode kepustakaan sebuah metode yang memfokuskan sumber data dan jenis dokumen yang berupa transkrip, buku, majalah dan artikel-artikel lain.

a. Teknik Pustaka

Menurut Subroto (dalam Imron, 2009:12) teknik pustaka adalah teknik yang mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data dan konteks kesusastraan dengan dunia nyata secara mimetik untuk dianalisis. Konteks kesusastraan dapat dilengkapi dengan penjelasan dari kritikus dan pembaca sastra. b. Teknik Catat

(32)

5. Teknik Validitas Data

Untuk mengetahui keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik yang didasari pola fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya, untuk mencari simpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang (Sutopo, 2002:78).

Patton (dalam Sutopo, 2006:92) menyatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi sebagai berikut.

a. Trianggulasi sumber

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.

b. Trianggulasi peneliti

Diharapkan dengan adanya beberapa peneliti yang melakukan penelitan dengan menggunakan pendekatan yang sama, akan mendapatkan hasil yang sama.

c. Trianggulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi.

(33)

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.

Berdasarkan empat macam trianggulasi di atas, trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber. Trianggulasi sumber adalah trianggulasi yang memungkinkan kepastian kebenaran dengan memanfaatkan data yang sama atau sejenis yang digali dari berbagai sumber yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian terhadap novel Surat Kecil untuk Tuhan dengan menggunakan bermacam-macam sumber/dokumen untuk menguji data yang sejenis tentang “Aspek Religius dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan karya

Agnes Davonar: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implikasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA”.

Sumber sekundernya berupa artikel dari internet, buku-buku sastra, serta penelitian yang relevan untuk memperkuat argumentasi dan melengkapi hasil penelitian.

(34)

Buku-buku sastra yang mendukung dalam penelitian ini antara lain, yaitu Aminudin, Burhan Nurgiyantoro, Robert Stanton, Dr. Faruk, dan Mangunwijaya.

Hasil dari penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini untuk memperkuat argumentasi dan melengkapi hasil dari penelitian ini.

Dari beberapa sumber di atas, peneliti mengkaji permasalahan yang dikaji menggunakan sumber-sumber yang telah disebutkan sehingga memperoleh hasil yang memuaskan. Adapun langkah-langkah trianggulasi sumber data digambarkan sebagai berikut.

Sumber 1

Makna Sumber 2 Data

Sumber 3

6. Teknik Analisis Data

Moeleong (2007: 103) mengemukakan bahwa teknik analisis data adalah proses mengukur urutan data menggolongkannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Kegiatan analisis data yang dilakukan dalam suatu proses, proses berarti pelaksanaannya sudah mulai sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif.

Teknik yang digunakan untuk menganalisis novel Surat Kecil

untuk Tuhan karya Agnes Davonar dalam penelitian ini adalah teknik

(35)

novel Surat Kecil untuk Tuhan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data secara dialetik. Teknik dialektika merupakan metode yang menggabungkan unsur-unsur implisit menjadi keseluruhan atau kesatuan makna, yang akan dicapai dengan beberapa langkah yaitu menganalisis dan mengidentifikasi unsur-unsur yang ada dalam novel, Goldman (dalam Faruk, 1999: 20).

Adapun langkah yang digunakan untuk memahami, menganalisis, serta menentukan aspek religius dalam novel tersebut adalah, analisis dengan menggunakan analisis struktural dilakukan dengan membaca dan memehami kembali data yang sudah diperoleh, selanjutnya mengelompokkan teks-teks yang terdapat dalam novel Surat Kecil untuk

Tuhan yang mengandung unsur tema, alur, penokohan, dan latar.

Selanjutnya menganalisis novel tersebut dengan tinjauan sosiologi sastra yang dilakukan dengan membaca dan memahami kembali data yang diperoleh. Selanjutnya, mengelompokkan teks-teks yang mengandung aspek religius dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar.

J. Sistematika Penulisan

(36)

Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II biografi pengarang yang memuat riwayat hidup Agnes Davonar, latar belakang sosial budaya karya Agnes Davonar, ciri khas kesusastraan dan hasil karya Agnes Davonar.

Bab III analisis struktural novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar, yang akan dibahas antara lain fakta (fact), tema dan sarana cerita.

Bab IV merupakan bab inti penelitian yang akan membahas tentang aspek religius dalam novel Surat Kecil

untuk Tuhan karya Agnes Davonar.

Bab V merupakan bab terakhir yang memuat simpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan struktur yang membangun novel Cahaya Cinta Pesantren , (2) mengkaji aspek religi yang terdapat dalam novel

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar sosial adalah latar yang.. menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial. masyarakat

Dari hasil analisis pendekatan struktural dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral yang terdapat dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan dibagi menjadi empat

Selain itu, siswa juga diberi tugas membaca novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar, guna mengetahui unsur instrinsik, menggali nilai-nilai pendidikan karakter, dan

untuk irenyokong perjuangan yang dilakukan oleh Republik Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB dan berianji tidak akan mengakui suatu pemerintalutn apapun yang didirikan oleh Belanda di

Pada penelitian ini, penulis pen akan mengungkapkan kapkan nilai nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Surat kecil untuk Tuhan uhan Karya Agnes Davonar kemudian menafsirkan

Surat Kecil untuk Tuhan mengisahkan cerita Keke mengalami hidup berdampingan dengan penyakit kanker, dapat memberikan sebuah pelajaran hidup yang berharga bagi

Dengan patuh Pak Iyus melaksanakan tugas dari Pak Jody untuk menjaga Keke. Sifat Pak Iyus yang patuh digambarkan secara dramatik melalui tingkah lakunya yang