• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ANTICIPATORY GRIEF DENGAN HOPE DAN SOCIAL SUPPORT PADA ORANGTUA DARI ANAK DENGAN DIAGNOSIS LEUKEMIA: studi korelasi terhadap orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA ANTICIPATORY GRIEF DENGAN HOPE DAN SOCIAL SUPPORT PADA ORANGTUA DARI ANAK DENGAN DIAGNOSIS LEUKEMIA: studi korelasi terhadap orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

No. Skripsi: 545/SKRIPSI/PSI/FIP/UPI.10.2015

HUBUNGAN ANTARA ANTICIPATORY GRIEF DENGAN HOPE DAN SOCIAL SUPPORT PADA ORANGTUA DARI ANAK DENGAN

DIAGNOSIS LEUKEMIA

(Studi korelasi terhadap orangtua dari anak dengan diagnosis Leukemia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Departemen Psikologi

Oleh:

Ratih Rahmahkemala (1000227)

DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HUBUNGAN ANTARA ANTICIPATORY GRIEF DENGAN HOPE DAN SOCIAL SUPPORT PADA ORANGTUA DARI ANAK DENGAN

DIAGNOSIS LEUKEMIA

(Studi korelasi terhadap orangtua dari anak dengan diagnosis Leukemia)

Oleh

Ratih Rahmahkemala

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

©Ratih Rahmahkemala Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)
(6)

HUBUNGAN ANTARA ANTICIPATORY GRIEF DENGAN HOPE DAN SOCIAL SUPPORT PADA ORANGTUA DARI ANAK DENGAN DIAGNOSIS LEUKEMIA

Oleh:

Ratih Rahmahkemala1 Sri Maslihah2 Euis Heryati3 Email : ratihrahmahkemala@gmail.com

Departemen Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Ratih Rahmahkemala (1000227). Hubungan antara Anticipatory Grief dengan Hope

dan Social Support pada Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia. Skripsi.

Departemen Psikologi. Universitas Pendidikan Indonesia (2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anticipatory grief dengan

hope dan social support pada orangtua dari anak dengan diagnosis Leukemia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mixed methods) yakni menerapkan kombinasi dua pendekatan sekaligus (kuantitatif dan kualitatif) dengan strategi triangulasi konkuren. Penentuan subjek pada penelitian menggunakan teknik accidental sampling

dengan jumlah sampel 23 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada metode kuantitatif adalah kuesioner yang terdiri dari tiga jenis skala, yaitu skala anticipatory

grief, hope, dan social support, serta pada metode kualitatif peneliti menggunakan

melakukan wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara antcipatory grief dengan hope dan social support dapat memoderatori kedua variabel tersebut pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia. Rekomendasi dalam penelitian ini bagi peneliti berikutnya disarankan untuk mengkaji berbagai faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi anticipatory grief, seperti hubungan personal antar orangtua pasien, kemampuan finansial, dan kepribadian orangtua pasien.

(7)

iii

CORRELATION BETWEEN ANTICIPATORY GRIEF WITH HOPE AND SOCIAL SUPPORT AMONG PARENTS OF CHILDREN WITH

LEUKEMIA DIAGNOSIS

by:

Ratih Rahmahkemala1 Sri Maslihah2 Euis Heryati3 Email : ratihrahmahkemala@gmail.com

Psychology Departement, Faculty of Educational Science, Indonesia University of Education

ABSTRACT

Ratih Rahmahkemala 1000227. Correlation between Anticipatory Grief with Hope and

Social Support among Parents of Children With Leukemia Diagnosis. Unpublished

research paper. Psychology Departement, Indonesia University of Education (2015).

This aim of the study was to investigate correlation between anticipatory grief with hope and social support among parents of children with a diagnosis of leukemia. Mix method research employed both of quantitative and qualitative method with concurrent triangulation, used accidental sampling technique, with 23 subjects. Three different scales were used in this study, anticipatory grief scale, hope, and social support. And semi-structure interview was used to intake qualitative data. The result of the study revealed that there is a relationship between antcipatory grief with hope and social support was predicted moderate both of them. Recommendations in this study for the researcher to be was advised to examine various external factors would beeffect to anticipatory grief, such as personal relationships between parents of patients, financial ability, and personality of the patient's parents.

Keywords: anticipatory grief, hope, social support, parents of children with leukemia

(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.2Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

1.5.1 BAB I: Pendahuluan ... Error! Bookmark not defined.

1.5.2 BAB II: Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

1.5.3 BAB III: Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.5.4 BAB IV: Hasil dan Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

1.5.5 BAB V: Kesimpulan dan Saran ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(9)

viii

2.1.3 Klasifikasi Leukemia ... Error! Bookmark not defined.

2.2Tinjauan Tentang Anticipatory Grief... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Definisi Anticipatory Grief ... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Gejala Anticipatory Grief ... Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Dampak Anticipatory Grief ... Error! Bookmark not defined.

2.3Tinjauan Tentang Harapan (Hope) ... Error! Bookmark not defined.

2.3.1 Definisi Harapan ... Error! Bookmark not defined.

2.3.2 Komponen Harapan ... Error! Bookmark not defined.

2.3.3 Karakteristik Individu yang Memiliki Harapan TinggiError! Bookmark not defined.

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi HarapanError! Bookmark not defined.

2.4Tinjauan Tentang Dukungan Sosial (Social Support)Error! Bookmark not defined.

2.4.1 Definisi Dukungan Sosial ... Error! Bookmark not defined.

2.4.2 Tipe-tipe Dukungan Sosial ... Error! Bookmark not defined.

2.4.3 Sumber Dukungan Sosial ... Error! Bookmark not defined.

2.4.4 Pengaruh Dukungan Sosial ... Error! Bookmark not defined.

2.5Keluarga dari Pasien Penyakit Kronis ... Error! Bookmark not defined.

2.6Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined.

2.7Asumsi ... Error! Bookmark not defined.

2.8Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2Pendekatan Kuantitatif... Error! Bookmark not defined.

3.2.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(10)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.2.5 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2.6 Proses Pengembangan Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.2.7 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.3Pendekatan Kualitatif... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.3 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.3.5 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4.1 Tahap Persiapan ... Error! Bookmark not defined.

3.4.2 Tahap Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4.3 Tahap Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.4.4 Tahap Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1Deskripsi Umum Karakteristik Subjek PenelitianError! Bookmark not defined.

4.1.1 Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark not defined.

4.1.2 Karakteristik Subjek Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Karakterisktik Subjek Berdasarkan Pendidikan TerakhirError! Bookmark not defined.

4.1.4 Karakteristik Subjek Berdasarkan PekerjaanError! Bookmark not defined.

4.1.5 Karakteristik Subjek Berdasarkan Urutan Kelahiran Anak yang

Didiagnosis Leukemia ... Error! Bookmark not defined.

(11)

x

4.2.1 Penelitian Kuantitatif ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Penelitian Kualitatif ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2Saran ... Error! Bookmark not defined.

5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya ... Error! Bookmark not defined.

5.2.2 Bagi Orang terdekat Orangtua dari Anak dengan Diagnosis LeukemiaError! Bookmark n

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proposisi Daya Kehendak ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.2 Proposisi Strategi... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.2 Strategi Triangulasi Konkuren ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.3 Komponen dalam Analisis Data Kualitatif (Sugiyono, 2001) ... Error! Bookmark not defined.

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penyekoran Kuesioner Anticipatory Grief ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Anticipatory Grief .. Error! Bookmark not defined. Tabel 3.3 Penyekoran Kuesioner Hope ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Hope ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Social Support ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.6 Penyekoran Kuesioner Social Support ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.7 Hasil Analisis Item Instrumen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.8 Koefisien Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.9 Nilai Reliabilitas Instrumen Anticipatory Grief ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.10 Nilai Reliabilitas Hope ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.11 Nilai Reliabilitas Instrumen Social Support ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Deskripsi Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Deskripsi Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Deskripsi Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Deskripsi Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia Berdasarkan Pekerjaan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Deskripsi Berdasarkan Urutan Kelahiran Anak yang Didiagnosis

Leukemia ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Deskripsi Lama Waktu Sejak Anak Didiagnosis Leukemia ... Error! Bookmark not defined.

(14)

Tabel 4.8 Deskripsi Kategori Anticipatory Grief Perdimensi pada Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Deskripsi Hope pada Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Deskripsi Kategori Hope Perdimensi pada Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.11 Deskripsi Social Support pada Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.12 Deskripsi Kategori Social Support Perdimensi pada Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi AnticipatoryGrief, Hope dan SocialSupport ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Koefisien: Anticipatory Grief, Hope, dan SocialSupport ... Error! Bookmark not defined.

(15)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Presentase Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia

Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined. Grafik 4.2 Gambaran Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia

Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not defined. Grafik 4.3 Presentase Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia

Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error! Bookmark not defined. Grafik 4.4 Presentase Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia

Berdasarkan Pekerjaan ... Error! Bookmark not defined. Grafik 4.5 Gambaran Berdasarkan Urutan Kelahiran Anak yang Didiagnosis ... Error! Bookmark not defined. Grafik 4.6 Presentase Lama Waktu Sejak Anak Didiagnosis Leukemia ... Error! Bookmark not defined.

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Surat Keterangan Expert Judgement LAMPIRAN 2: Kisi-Kisi Instrumen

LAMPIRAN 3: Kuesioner Penelitian

LAMPIRAN 4: Data dan Skor Kategorisasi pada Setiap Variabel LAMPIRAN 5: Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

LAMPIRAN 6: Analisis Item LAMPIRAN 7: Hasil Uji Regresi

LAMPIRAN 8: Hasil Pengujian Faktor Demografis Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam setiap keluarga, anak merupakan suatu anugerah yang tidak ternilai. Kehadiran anak mampu menimbulkan kebahagiaan dan sukacita serta pelengkap bagi keluarga. Setiap orangtua tentu mendambakan anak yang sehat dan juga dapat tumbuh dewasa sebagai penerus keluarga, namun harapan tersebut berubah menjadi kekecewaan manakala mengetahui bahwa buah hatinya didiagnosis mengidap kanker yang merupakan salah satu penyakit ganas.

Kanker pada umumnya merupakan penyakit orang dewasa, namun kanker juga dapat terjadi pada anak-anak antara umur 3 sampai 14 tahun dan bisa mengakibatkan kematian (Rodgers, 1990). Umumnya kanker yang terjadi pada anak-anak, yaitu kanker darah atau sering disebut Leukemia. Leukemia adalah jenis kanker yang menyerang sel darah. Menurut Luxner, 2005 (dalam Doloksaribu, 2011), leukemia adalah penyakit hemopoietik ganas yang ditandai dengan proliferasi limfosit tidak terbatas, terjadi perubahan yang sangat cepat dimana sel-sel tersebut menggantikan elemen sumsum darah normal.

(18)

2

dalam American Joint Committee on Cancer (AJCC) dan Union Internationale Contre le Cancer (UICC; International Union Against Cancer), stadium didasarkan pada ukuran tumor dan seberapa jauh tumor tersebut telah menyebar dari tempat asalnya di dalam tubuh. Oleh karena itu para ahli menggunakan klasifikasi sistem sel untuk menentukan tipe dan subtipe leukemia (Swierzewski, 2011).

Salah satu penanganan utama dalam leukemia adalah kemoterapi. Kemoterapi merupakan suatu bentuk terapi kanker dengan penggunaan obat-obatan sitotoksik (Gruendemann & Fernsebner, 2006). Dalam kemoterapi, terdapat efek samping yang ditimbulkan. Efek samping kemoterapi kepada fisik anak bervariasi, namun pada umumnya pasien akan mengalami rasa lelah yang hebat, mual dan muntah, kerontokan rambut, bahkan munculnya gangguan organ lainnya (Jong, 2005: 164-168). Meskipun kemoterapi telah dijalani, tidak ada kepastian akan terjadinya kesembuhan mengingat leukemia adalah penyakit kronis, dimana penyakit ini sulit untuk disembuhkan secara total dan belum ditemukan obatnya sehingga dapat mengalami kematian.

Kondisi seperti itu tentu akan berdampak pada orangtua yang notabene adalah pengasuh serta orang terdekat anak. Menurut Glaser & Strauss (1964, dalam Rando, 1984), sebuah kerugian terbesar bagi orangtua adalah kematian anak, hal ini karena orangtua merasa tidak adil, di sisi lain mereka yang sudah tua

masih memiliki kesempatan untuk hidup, sedangkan anaknya tidak. O’Brien &

Librach (2011) pun mengemukakan bahwa peristiwa kematian anak merupakan pelajaran yang paling sulit bagi orangtua dimana mereka menganggap tidak dapat melindungi anaknya dari kematian.

(19)

3

(Reynolds & Botha, 2006: 15). Menurut Margolis, Kutscher, Marcus, Raether, Pine, Seeland & Cherico, 1988; Zilberfein, 1999 (dalam Reynolds & Botha, 2006: 16), diperkirakan bahwa kematian yang terjadi dengan tidak terduga dan tiba-tiba mengakibatkan rasa sedih yang lebih parah dibandingkan dengan individu yang sebelumnya memiliki peringatan tentang kematian yang akan datang, dan

anticipatory grief tersebut mampu meringankan reaksi kesedihan keluarga setelah kematian yang sebenarnya terjadi.

Pasien yang menyandang penyakit akut dan kronis maupun keluarganya pasti akan mengalami masa ini, dimana mereka akan menguatkan diri atas peristiwa kematian atau berduka yang akan terjadi, supaya saat peristiwa tersebut terjadi rasa berduka yang muncul akan lebih mudah diatasi. Selain itu, orang terdekat yang akan ditinggalkan pun dapat menyelesaikan urusan yang belum selesai, seperti menunjukkan kasih sayang yang lebih dari sebelumnya dan merawat penderita penyakit kronis tersebut dengan sebaik-baiknya. Seperti halnya penelitian Parkes dan Weiss (1983, dalam Rando, 1984: 40), masa anticipatory grief mampu membuat hubungan pengasuh dan pasien menjadi lebih dekat dan menumbuhkan hubungan yang lebih intim. Hal ini dapat menghalangi rasa berkabung yang parah pada saat kematian. Namun, selain efek positif,

anticipatory grief mempunyai efek negatif. Ancaman yang ditimbulkan dari

anticipatory grief, yaitu jika anticipatorygrief terlalu banyak berpengaruh pada pengasuh, hal tersebut akan mengakibatkan rasa berkabung terjadi terlalu dini dan akhirnya pengasuh melepaskan diri dari pasien (Rando, 1984: 38).

Anticipatory grief juga merupakan proses normal yang dapat membuat orang lebih beradaptasi dengan kematian sebenarnya. Orang yang sudah mengantisipasi rasa sedih akibat berduka dan yang belum mengantisipasi sebenarnya mengalami rasa sedih yang sama, namun persiapan saat masa

(20)

4

ini tercapai selama fase perawatan, dan rasa berduka selesai ketika kematian benar-benar terjadi (Meuser & Marwit, 2001).

Meskipun begitu, anticipatory grief tidak dapat berjalan mulus begitu saja, akan terdapat orangtua yang mampu mengatasi rasa berduka dengan baik sebelum kematian itu terjadi, namun ada juga yang tidak. Seringkali orang yang sedang dalam situasi menghadapi kematian yang akan terjadi pada orang tercinta akan mengalami putus asa atau putus harapan. Rando (1984: 268) mengemukakan bahwa harapan muncul sebagai salah satu isu yang memiliki kaitan dengan

anticipatory grief. Jika dijelaskan lebih lanjut mengenai harapan, menurut Rando (1984: 270), harapan selalu berubah seiring waktu dari bentuk kecil berupa perasaan hingga akhirnya menjadi perilaku positif, dimana individu melakukan usaha-usaha dalam mengatasi masalahnya. Secara harfiah, harapan merupakan proses antisipasi yang meliputi interaksi dari berpikir, bertindak, merasakan dan berhubungan, dan menunjuk kepada pemenuhan di masa depan yang berarti bagi individu tersebut. Jika harapan tidak ada, maka individu akan menyerah, kehilangan spirit, dan merasakan sakit yang seperti berlangsung secara cepat (Stephenson, 1991 dalam Kozier, et al., 2007).

(21)

5

menggunakan jalan tersebut sehingga tujuan dapat tercapai. Lebih lanjut, agar harapan lebih kuat, tujuan yang dimiliki individu haruslah yang bernilai dan mungkin untuk dicapai, bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Dalam kasus ini, yaitu kesembuhan anak dengan melakukan pengobatan terus menerus, mencari tenaga ahli yang profesional, dan sebagainya meskipun hanya sebuah kemungkinan anaknya tetap bisa hidup. Dengan demikian, pada masa anticipatory grief, diharapkan harapan merupakan dorongan dan usaha bagi orangtua dalam mencari jalan keluar permasalahan yang dihadapi dan dapat membantu tercapainya anticipatory grief.

Snyder (1984) mengatakan individu yang memiliki harapan cenderung mempersepsikan situasi menekan dari masalah yang mereka alami akan berlalu dengan memanfaatkan dukungan sosial yang dimiliki (teman atau keluarga) untuk mendukungnya menghadapi masalah, sehingga mereka dapat mengatasi masalah dengan baik. Ia pun menambahkan bahwa hal itulah yang membedakan antara orang yang memiliki harapan tinggi dan rendah. Orang yang memiliki harapan tinggi akan menggunakan dukungan sosial dalam situasi yang menekan, sedangkan orang yang memiliki harapan rendah cenderung menciptakan isolasi sosial. Adapun menurut Sarafino (2011), interaksi sosial cukup penting pada kondisi yang penuh tekanan. Dukungan sosial yang didapatkan dari kerabat lainnya mampu mengurangi stres dan membantu pengasuh dalam bertindak.

Selanjutnya Rando (1984) berpendapat bahwa orangtua yang tidak mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari lingkungannya akan mengalami kesulitan untuk menangani kesedihannya. Individu yang sedang mengalami proses adaptasi terhadap kesedihan yang mendalam (berduka) terhadap kematian yang akan terjadi memerlukan arahan, empati, dan hal yang diperoleh dari hubungan positif. Kurangnya dukungan sosial biasanya menyebabkan kesulitan dalam tercapainya anticipatory grief, dimana orangtua tidak mampu mengatasi rasa berduka sebelum kematian sebenarnya terjadi.

(22)

6

terus menerus setelah kematian anak. Apabila kondisi ini tidak teratasi dengan baik, dikhawatirkan akan menjadi masalah tersendiri bagi kerabat lainnya. Bagaimana orangtua menghadapi masa anticipatory grief dengan harapan dan dukungan sosial yang dipersepsikan orangtua adalah dasar dari penelitian yang

dilakukan peneliti dengan judul “Hubungan Antara Anticipatory Grief dengan

Hope dan Social Support pada Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia.” Penelitian ini pun menjadi penting untuk dilakukan karena masih jarang penelitian dengan tema serupa khususnya di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah pada penelitian ini berpusat pada pengkajian mengenai anticipatory grief orangtua dari anak dengan diagnosis Leukemia dengan hope dan social support. Adapun yang menjadi pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut, “Apakah terdapat hubungan antara anticipatory grief dengan hope dan social support pada orangtua dari anak

dengan diagnosis leukemia?”

1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data empiris mengenai hubungan antara

anticipatory grief dengan hope dan social support pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dilakukan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana anticipatory grief orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia.

(23)

7

d. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara anticipatory grief

dengan hope dan social support pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini, secara teoritis dan praktis, diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Manfaat dari penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data empiris mengenai hubungan antara anticipatory grief dengan hope dan social support

pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia, yang diharapkan dapat memperkaya pengetahuan psikologi, khususnya dalam bidang Psikologi Klinis.

b. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menumbuhkan minat maupun sumbangan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lanjutan.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi ahli psikologi dalam memberikan pelayanan dan merancang penanganan psikologis bagi orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia yang mengalami kesulitan dalam menghadapi kemungkinan kematian anak.

b. Diharapkan hasil penelitian ini juga dapat memberikan gambaran kepada orangtua yang memiliki anak dengan diagnosis penyakit kronis khususnya leukemia, tentang bagaimana sebaiknya mereka menghadapi situasi yang dialami.

(24)

8

1.5 Sistematika Penulisan

1.5.1 BAB I: PENDAHULUAN

Bab Pendahuluan berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah yang menimbulkan ketertarikan peneliti untuk meneliti mengenai judul yang diusung. Selain itu, dalam Bab Pendahuluan ini peneliti mencantumkan rumusan masalah, tujuan penelian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

1.5.2 BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Bab Kajian Pustaka berisi landasan teori yang digunakan dalam melakukan penelitian mengenai hubungan antara anticipatory grief dengan

hope dan social support pada orangtua dari anak dengan diagnosis Leukemia. Selain itu terdapat juga sub bab kerangka berpikir penelitian,asusmsi dan hipotesis.

1.5.3 BAB III: METODE PENELITIAN

Bab Metode Penelitian berisi penjabaran mengenai metode penelitian termasuk beberapa kompenen lainnya, yaitu desain penelitian, metode penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, analisis data dan prosedur penelitian.

1.5.4 BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

(25)

9

1.5.5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (mixed methods). Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian campuran adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif. Metode penelitian campuran dapat digunakan untuk mengkaji masalah yang memang sulit atau kompleks dan kurang efektif jika dilakukan dengan salah satu metode, serta membutuhkan sekaligus penjelasan teoritis dan pemanfaatan praktis.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan strategi metode campuran konkuren, terutama strategi triangulasi konkuren yang menerapkan sistem pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif kemudian membandingkan hasil dari dua penelitian tersebut. Secara jelas, metode ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

KUALITATIF KUANTITATIF

Pengumpulan data Pengumpulan data

Analisis Analisis

Hasil Hasil

(27)

33

Kombinasi ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang tidak sepenuhnya dapat dijawab dengan pendekatan kuantitatif atau kualitatif yang dalam realisasi secara praktek, sering dan sulit untuk membedakan secara sempurna antara kedua pendekatan tersebut.

3.2 Pendekatan Kuantitatif 3.2.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel utama, yaitu anticipatory grief sebagai variabel dependen (Y) dan hope (harapan) sebagai variabel independen (X). Selain itu, terdapat satu variabel moderator (Z) yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel X dan variabel Y, yaitu dukungan sosial (social support). Hubungan antara ketiga variabel tersebut masing-masing akan diteliti dan variabel mederator, yakni social support akan diuji sejauh mana mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen. Berikut adalah bagan desain penelitian:

Gambar 3.2 Desain Penelitian

3.2.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.2.1 Populasi

Menurut Gravetter & Forzano (2009), populasi merupakan keseluruhan individu yang menarik untuk diteliti. Meskipun tidak semua individu dalam populasi akan diteliti, tetapi hasil penelitiannya akan digeneralisasikan untuk keseluruhan individu tersebut. Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh orangtua yang memiliki anak dengan

Social Support (Z)

(28)

34

penyakit leukemia yang menjalani rawat inap maupun rawat jalan serta sedang menjalani terapi di kota Bandung.

3.2.2.2 Sampel

Sampel merupakan satu set individu yang dipilih dari populasi dan biasanya dimaksudkan untuk mewakili populasi dalam penelitian. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif (mewakili), sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan secara akurat kepada populasi (Gravetter & Forzano, 2009).

Gay (2000) menyatakan bahwa untuk penelitian korelasi jumlah minimal sampel adalah 30 subjek. Penentuan subjek pada penelitian ini akan menggunakan non-probability sampling dengan teknik accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik pemilihan yang didasarkan pada faktor kebetulan, sampel terpilih karena berada pada waktu, situasi, dan tempat yang tepat, namun tetap memperhatikan karakteristik yang telah ditentukan (Sugiyono, 2001). Pilihan atas teknik accidental sampling karena peneliti memiliki pertimbangan-pertimbangan mengenai keterbatasan jumlah partisipan di Kota Bandung.

(29)

35

3.2.3 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 3.2.3.1 Anticipatory Grief

Menurut Meuser & Marwit (2001), anticipatory grief merupakan proses adaptasi terhadap kesedihan yang mendalam (berduka) terhadap kematian yang akan terjadi, dimana berduka terjadi selama fase perawatan dan rasa berduka tersebut akan selesai ketika kematian benar-benar terjadi.

Secara operasional, anticipatory grief dalam penelitian ini adalah penilaian positif atau penilaian negatif orangtua dalam menghadapi anak dengan diagnosis leukemia yang peluang keberlangsungan hidupnya singkat. Anticipatory grief dapat dilihat melalui hasil pengukuran ketiga dimensi yang dipaparkan Marwit & Meuser (2002), yaitu personal sacrifice burde, heartfelt sadness and longing, dan worry and felt isolation. Dengan kata lain pernyataan yang tercantum dalam kuesioner dibuat berdasarkan ketiga dimensi tersebut. Jawaban yang diberikan responden merupakan acuan untuk memperolah skor tinggi-rendahnya

anticipatory grief yang dimiliki orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia. Skor tersebut dapat dijadikan satu skor total yang menggambarkan anticipatory grief seseorang dengan menjumlahkan semua skor. Jika skor rendah artinya subjek dapat menghadapi masa

anticipatory grief dan menunjukkan adaptasi positif, sebaliknya jika skor tinggi artinya subjek tidak dapat menghadapi masa anticipatory grief.

3.2.3.2 Harapan (Hope)

Menurut Snyder (1994), harapan adalah keseluruhan daya kehendak (willpower/agency) dan strategi (waypower/pathway) yang dimiliki individu untuk mencapai sasaran (goal). Bila seseorang tidak memiliki ketiga komponen tersebut, hal itu tidak bisa disebut sebagai harapan.

(30)

36

mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan kemampuan sendiri. Hal ini dapat dilihat dari total skor yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran pada skala hope dengan berpacu pada tiga komponen harapan, yaitu daya kehendak (willpower/agency), strategi (waypower/pathways) dan goal

yang merupakan subskala yang mengukur ada tidaknya tujuan dari harapan tersebut. Dalam kuesioner, subskala ini sebagai distractor.

Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner dibuat berdasarkan tiga komponen diatas. Jawaban yang diberikan responden merupakan acuan untuk memperolah skor tinggi-rendahnya hope yang dimiliki orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia. Semakin tinggi skor total yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat hope yang dimiliki orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh maka hope yang dimiliki orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia adalah rendah.

3.2.3.3 Dukungan Sosial (Social Support)

Sarafino (2011) mendefinisikan dukungan sosial bukan hanya mengacu pada tindakan yang dilakukan orang lain baik pasangan, keluarga, teman, dokter, atau suatu organisasi sebagai pemberi dukungan, tetapi juga mengacu pada pemahaman atau persepsi seseorang bahwa kenyamanan, kepedulian dan bantuan yang didapatkan ada ketika dibutuhkan, inilah yang dirasakan sebagai dukungan.

(31)

37

Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner dibuat berdasarkan empat aspek diatas. Jawaban yang diberikan responden merupakan acuan untuk memperolah skor tinggi-rendahnya social support yang dimiliki orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia. Semakin tinggi skor total yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat social support yang dimiliki orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh maka social support yang dimiliki orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia adalah rendah.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data primer, yaitu kuesioner. Bentuk kuesioner yang diberikan adalah pertanyaan tertutup yang harus dijawab oleh subjek dimana jawabannya terdiri dari beberapa alternatif pilihan dan subjek diharuskkan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan dirinya. Kuesioner diberikan secara langsung kepada subjek penelitian, yakni orangtua dari anak dengan diagnosis. Kuesioner tersebut berisi identitas subjek penelitian yang berupa nama, usia, pendidikan terakhir, agama, usia anak yang mengidap leukemia, dan lamanya mengetahui anak mengidap leukemia, serta satu set pernyataan mengenai anticipatory grief, hope, dan

social support. Sebelum pemberian kuesioner, peneliti akan menjelaskan tentang kerahasiaan data subjek dan instruksi atau tata cara pengisian kuesioner.

3.2.5 Instrumen Penelitian

(32)

38

3.2.5.1 Instrumen Anticipatory Grief

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur Marwit-Meuser Caregiver Grief Inventory (short-form) dari Marwit & Meuser (2002). Alat ukur ini terdiri 18 pernyataan yang dapat mewakili perasaan sedih yang mendalam pada orangtua yang memiliki anak dengan diagnosis.

Pengisian kuesioner anticipatory grief, yaitu dengan cara memilih salah satu dari lima alternatif pilihan yang tersedia. Penentuan jawaban dilakukan dengan memberikan tanda ceklis () pada kolom jawaban,

sesuai dengan pilihan jawabannya. Alternatif pilihan jawaban terdiri enam kategori, yaitu mulai dari 1 sampai 6 (1= Sangat tidak sesuai, 2= Tidak sesuai, 3= Agak tidak sesuai, 4= Cukup sesuai, 5= Sesuai, 6= Sangat sesuai). Instrumen ini terdiri dari pernyataan favorable. Berikut skor pernyataan instrumen anticipatory grief:

Tabel 3.1

Penyekoran Kuesioner Anticipatory Grief

Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan Favorable

Sangat sesuai 6

Sesuai 5

Cukup sesuai 4

Agak tidak sesuai 3

Tidak sesuai 2

(33)

39

Berikut kisi-kisi instrumen anticipatory grief dari alat ukur

[image:33.595.164.525.183.402.2]

Marwit-Meuser Caregiver Grief Inventory (short-form) dari Marwit & Meuser (2002):

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Anticipatory Grief

No. Dimensi Nomor

Item

Jumlah Item 1. Personal

sacriefice burden

Perasaan terkait pengorbanan yang telah dilakukan

orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia

1, 2, 10, 16, 17, 18

6

2. Heartfelt sadness and longing

Perasaan sedih yang mendalam dan kerinduan pada masa ketika anaknya masih sehat

4, 8, 9, 11, 12, 15

6

3. Worry and felt isolation

Perasaan terkait kecemasan dan perasaan terisolasi pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia

3, 5, 6, 7, 13, 14

6

Total 18 3.2.5.2 Instrumen Hope

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Adult’s Dispositional

Hope Scale (ADHS) dari Snyder (1994). Instrumen ini terdiri dari 12 pertanyaan. Secara khusus skala dibagi menjadi dua subskala yang terdiri dari model kognitif harapan dari Snyder (1994): (1) Agency (yaitu, energi diarahkan pada tujuan) dan (2) Pathways (yaitu, rencana untuk mencapai tujuan). Dari 12 item, 4 item membentuk subskala agency dan 4 membentuk subskala pathways. Sisanya 4 item pengisi (distractor).

Setiap item dalam kuesioner dijawab responden dengan cara memilih atau menentukan salah satu dari enam alternatif pilihan yang tersedia, yaitu 1= Sangat tidak sesuai, 2= Tidak sesuai, 3= Agak tidak sesuai, 4= Cukup sesuai, 5= Sesuai, dan 6= Sangat sesuai. Penentuan jawaban dicantumkan dengan memberikan tanda ceklis () pada kolom

pilihan jawaban yang tersedia. Instrumen ini terdiri dari pernyataan

(34)

40

Tabel 3.3

Penyekoran Kuesioner Hope

Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat sesuai 6 1

Sesuai 5 2

Cukup sesuai 4 3

Agak tidak sesuai 3 4

Tidak sesuai 2 5

Sangat tidak sesuai 1 6

Berikut kisi-kisi instrumen hope dari alat ukur Adult’s

Dispositional Hope Scale (Snyder, 1994): Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Hope

No. Dimensi Nomor

Item

Jumlah Item 1. Agency Individu memiliki keinginan

yang sangat kuat untuk mencapai tujuan

2, 9, 10, 12

4

2. Pathways Individu dapat menemukan berbagai cara/jalan dalam menyelesaikan permasalahan

1, 4, 6, 8

4

3. Subskala pengisi (distractor)

Individu tidak memiliki gairah didalam hidup dan cenderung menunjukan sikap hidup yang pesimistis

3, 5, 7, 11

4

Total 12 3.2.5.3 Instrumen Social Support

(35)

41

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Social Support

No. Dimensi Indikator Jumlah

1. Dukungan emosional

Menerima ungkapan perhatian dan kepedulian

2

Menerima ungkapan empati 3

Menerima ungkapan penghargaan positif 1 Menerima ungkapan dorongan positif 3 2. Dukungan

instrumental

Menerima bantuan berupa uang 2 Menerima bantuan berupa barang 2 Menerima bantuan berupa waktu atau

jasa

3

3. Dukungan informasi

Menerima dukungan berupa nasihat atau saran

4

Menerima dukungan berupa arahan atau petunjuk

3

4. Dukungan kelompok

Menerima bantuan berupa kebersediaan menggunakan waktu bersama

3

Total 26 Kuesioner disusun berdasarkan skala likert dengan alternatif empat pilihan, mulai dari 1 sampai 6 (1= Sangat tidak setuju, 2= Tidak setuju, 3= Cenderung tidak setuju, 4= Cenderung setuju, 5= Setuju, dan 6= Sangat setuju). Sehingga responden harus memilih salah satu dari enam alternatif pilihan jawaban tersebut yang sesuai dengan dirinya. Penentuan jawaban dilakukan dengan memberi tanda ceklis () pada

[image:35.595.164.525.109.371.2]

kolom pilihan yang tersedia. Berikut skor pernyataan instrumen social support:

Tabel 3.6

Penyekoran Kuesioner Social Support

Pilihan Jawaban Nilai Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat setuju 6 1

Setuju 5 2

Cenderung setuju 4 3

Cenderung tidak setuju 3 4

Tidak setuju 2 5

(36)

42

3.2.6 Proses Pengembangan Instrumen

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui sejauh mana instrumen penelitian dapat mengukur gejala-gejala dengan tepat dan cermat serta menunjukkan dengan sebenarnya gejala yang akan diukur, maka peneliti melakukan uji coba terhadap instrumen anticipatory grief, hope dan social support. Khusus instrumen anticipatory grief dan hope, peneliti menggunakan instrumen yang sudah ada karena relibialitas dan validitas instrumen tersebut berada pada kategori tinggi, sedangkan instrumen social support, peneliti melakukan modifikasi agar sesuai dengan konteks yang diteliti peneliti, yaitu penelitian pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia. Adapun uji coba instrumen social support dalam penelitian ini bersifat uji coba terpakai. Hal ini berarti pengambilan data dilakukan satu kali, setelah data terkumpul dilakukan uji validitas dan reliabelitas instrumen. Setelah itu data yang telah diuji coba digunakan kembali dalam tahap pengolahan data yang selanjutnya menghilangkan item-item yang tidak valid ataupun reliabel. Hal ini dilakukan mengingat populasi dan waktu penelitian yang terbatas. Berikut beberapa tahapan pengembangan instrumen yang peneliti lakukan:

3.2.6.1 Uji Konten (Expert Judgement)

Uji konten dilakukan melalui expert judgement, yakni penilaian item instrumen yang dilakukan oleh ahli. Uji konten yang dilakukan adalah uji konten terhadap alat ukur anticipatory grief, alat ukur hope, dan alat ukur social support. Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji konten terhadap dr. Riksma Nurahmi R. A. dan Ifa H. Misbach, S. Psi., Psikolog.

3.2.6.2 Uji Keterbacaan Instrumen

(37)

43

kesalahan persepsi dengan apa maksud yang ingin dinilai peneliti. Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji keterbacaan terhadap orangtua yang berada pada rentang usia 20 sampai 50 tahun.

3.2.6.3 Uji Validitas Instrumen

Menurut Azwar (2010), validitas merupakan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur atau instrumen dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila dapat memberikan hasil ukur yang tepat sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran, serta akurat dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang terdapat dalam atribut yang diukur. Uji validitas yang akan dilakukan adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang dinilai lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment.

Untuk melakukan validitas isi, peneliti meminta bantuan kepada dua professional judgement, yaitu Ifa H. Misbach, S. Psi., Psikolog dan dr. Riksma Nurahmi R. A.. Beradasarkan hasil penilaian para ahli, secara keseluruhan item-item pada setiap instrumen sudah representatif dan relevan dengan fungsi pengukurannya. Pada alat ukur anticipatory grief, hope, dan social support terdapat beberapa item yang diperbaiki struktur kalimatnya.

3.2.6.4 Pemilihan Item

(38)

44

[image:38.595.156.508.160.366.2]

(Ihsan, 2013). Berkut ini adalah tabel hasil analisis item dari masing-masing instrumen.

Tabel 3.7

Hasil Analisis Item Instrumen

Nama Instrumen Item Valid Jumlah Item tidak Valid

Jumlah

Marwit-Meuser Caregiver Grief Inventory (short

-form)

1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17

13 6, 8, 9, 16, 18

5

Hope 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12

9 2, 8, 11 3

Social Support 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24,

25, 26

20 2, 5, 11, 12, 16, 22

6

3.2.6.5 Reliabilitas Istrumen

Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan dari suatu alat ukur dalam mengukur suatu gejala. Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil pengukuran bila dilakukan pengukuran data beberapa kali pada gejala yang sama. Hasilnya ditunjukan oleh sebuah indeks yang menunjukan seberapa jauh suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji ini juga diterapkan untuk mengetahui apakah responden telah menjawab pertanyaan-pertanyaan secara konsisten atau tidak, sehingga kesungguhan jawabannya dapat dipercaya. Semakin tinggi koefisien reliabilitas, semakin reliabel jawaban yang diperoleh dari responden (kemungkinan kesalahan pengukuran semakin kecil) (Ihsan, 2009).

(39)

45

[image:39.595.204.451.166.264.2]

reliabelitasnya, dan semakin rendah koefisien reliabelitas, yakni mendekati angka 0, maka semakin rendah reliabelitasnya.

Tabel 3.8

Koefisien Reliabilitas Instrumen Kriteria Koefisien Reliabilitas α Sangat tinggi >0,9

Tinggi 0,7 - 0,9

Sedang 0,4 - 0,7

Rendah 0,2 - 0,4

Sangat rendah <0,2

(Ihsan, 2009)

3.2.6.5.1 Reliabilitas Anticipatory Grief Tabel 3.9

Nilai Reliabilitas Instrumen Anticipatory Grief

Dari perhitungan reliabilitas yang menggunakan Alpha Cronbach seperti terlihat pada tabel diatas, didapatkan hasil uji reliabilitas instrumen anticipatory grief pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia, menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,730. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen ini bersifat reliabel.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(40)

46

[image:40.595.272.407.160.232.2]

3.2.6.5.2 Reliabilitas Hope

Tabel 3.10 Nilai Reliabilitas Hope

Berdasarkan perhitungan reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach yang terlihat pada tabel diatas didapatkan bahwa koefisien reliabilitas harapan pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia sebesar 0,666. Hasil tersebut menandakan bahwa instrumen harapan yang digunakan cukup reliabel.

3.2.6.5.3 Reliabilitas Social Support Tabel 3.11

Nilai Reliabilitas Instrumen Social Support

Dari hasil uji reliabilitas instrumen social support pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia dengan menggunakan

Alpha Cronbach, menunjukkan koefisien reliabilitas social support

sebesar 0,775. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini bersifat reliabel.

3.2.6.6 Kategorisasi Skala

Kategorisasi skala dilakukan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang berdasarkan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.666 12

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

[image:40.595.267.402.429.503.2]
(41)

47

3.2.7 Analisis Data

Teknik analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan melakukan Multiple Regression Analysis (MRA). Untuk menghitung teknik analisis tersebut peneliti menggunakan software SPSS 16.00. Multiple Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut (Liana, 2009):

Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X1X2 + 

Keterangan:

Y = Nilai yang diramalkan a = Konstansta

b1 = Koefesien regresi untuk X1

b2 = Koefesien regresi untuk X2

b3 = Koefesien variabel moderasi

X1 = Variabel anticipatory grief

X2 = Variabel social support

X1X2 = Anticipatory grief dimoderasi social support

 = Nilai Residu

Uji regresi dilakukan untuk memprediksi skor hubungan anticipatory grief dengan harapan sebagai variabel independen, dan social support sebagai variabel moderator. Sementara itu, untuk mengetahui kontribusi variabel bebas terhadap harapan, maka peneliti melakukan uji koefisien determinasi. Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel terikat terhadap variabel bebas. Hasil dari uji ini biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (%). Untuk mengetahui koefisien determinasi maka digunakan rumus sebagai berikut:

(42)

48

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi

R = Koefisien korelasi atau r square

3.3 Pendekatan Kualitatif 3.3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian dengan pendekatan kualitatif yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Creswell (2009), penelitian kualitatif merupakan sarana untuk mengeksplorasi dan memahami masalah sosial atau manusia secara individu atau kelompok. Proses penelitian melibatkan pertanyaan yang terus berkembang untuk membuat gambaran secara holistik, menganalisis dan mengiterpretasi data, serta melaporkan pandangan informan secara rinci pada situasi kompleks yang terjadi.

Oleh karena itu, metode studi kasus ini dipilih agar peneliti dapat melakukan eksplorasi dan memahami kasus anticipatory grief pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia secara mendalam. Sehingga, peneliti dapat membuat gambaran holistik mengenai kasus tersebut.

3.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Teknik yang digunakan dalam menentukan subjek pada penelitian kualitatif ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik tersebut digunakan berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki subjek dan sesuai dengan tujuan penelitian. Subjek dalam penelitian ini berjumlah dua orang yang merupakan orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia, dengan karakteristik leukemia yang diidap anak adalah Leukemia Limfostik Akut, berusia dibawah 16 tahun dan menjalani rawat inap ataupun rawat jalan serta sedang menjalani terapi.

3.3.3 Instrumen Penelitian

(43)

49

kualitas data, menganalisis data, menafsirkan dan menyimpulkan data yang diperoleh selama proses penelitian. Dalam penelitian kualitatif juga, peneliti menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara merupakan alat berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal yang dianggap dapat memberikan penjelasan secara deskriptif mengenai anticipatory grief,

hope, dan social support beserta hubungan ketiga variabel tersebut pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan keadaannya secara dekriptif.

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data kualitatif, peneliti melakukan wawancara langsung kepada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia. Data yang diperoleh melalui wawancara direkam dan hasilnya dicatat ke dalam transkip wawancara. Untuk memudahkan proses tanya jawab dengan subjek, pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara tidak terstruktur yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan (Arikunto, 2009).

3.3.5 Teknik Analisis Data

(44)

50

[image:44.595.146.485.152.319.2]

hubungan kausan atau interaktif, hipotesis atau teori. Secara jelas, langkah-langkah dalam menganalisis data kualitatif tersebut dapat lihat pada bagan berikut:

Gambar 3.1

Komponen dalam Analisis Data Kualitatif (Sugiyono, 2001)

3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Tahap Persiapan

1. Perumusan masalah penelitian. 2. Menentukan variabel penelitian

3. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan landasan teoritis yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian.

4. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini.

5. Menentukan populasi dan sampel serta lokasi penelitian.

3.4.2 Tahap Pengumpulan Data

1. Memohon kesediaan partisipan yang telah menjadi sampel penelitian untuk menjadi responden dalam penelitian.

2. Memberikan penjelasan mengenai tujuan dan maksud penelitian. 3. Memberikan informasi tentang kerahasiaan data partisipan.

Penyajian data

Reduksi data Kumpulan data

(45)

51

a. Memberikan kuesioner yang telah disiapkan peneliti kepada responden penelitian dan menjelaskan petunjuk mengenai pengisian kuesioner.

b. Pengisian kuesioner.

5. Melaksanakan pengambilan data kualitatif dengan cara melakukan wawancara pada partisipan.

6. Memberikan reward kepada partisipan yang telah bersedia menjadi responden penelitian.

3.4.3 Tahap Pengolahan Data

1. Melakukan skoring terhadap data yang telah diisi oleh responden, 2. Melakukan analisis data dengan menggunakan bantuan SPSS 16.00

untuk menguji hipotesis penelitian dan analisis regresi pada penelitian.

3. Dari hasil wawancara dilakukan reduksi dan display data. 4. Melakukan analisis data kualitaif.

3.4.4 Tahap Pembahasan

1. Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah diolah.

2. Menginterpretasian dan membahas hasil analisis statistik dan display data wawancara berdasarkan teori.

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berrdasarkan hasil penelitian dari data kuantitatif dan kualitatif yang kemudian dianalisis pada Bab 4, didapatkan bahwa variabel antcipatory grief dan

hope memiliki hubungan yang signifikan dan social support dapat memoderasi kedua variabel tersebut. Hal ini berarti telah menjawab rumusan masalah yang ditanyakan. Selanjutnya, dari hasil penelitian didapatkan juga bahwa terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi anticipatory grief pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia, yaitu hubungan yang harmonis antar orangtua dan kemampuan finansial. Dari hasil analisis wawancara kepada dua subjek, faktor tersebut adalah faktor yang dapat meringankan maupun memperburuk

anticipatory grief. Selain itu, kepribadian orangtua pun ikut menentukan harapan yang dimiliki orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia.

Kesimpulan dari penelitian ini, diantaranya yaitu:

1. Anticipatory grief memiliki hubungan yang signifikan dengan hope secara positif.

2. Hope dan social support jika disandingkan, maka hasilnya tidak signifikan.

3. Social support adalah variabel yang memoderasi hubungan antara

anticipatory grief dengan hope.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya

(47)

88

tidak terlalu banyak agar responden tidak merasa bosan dan juga bahasa yang digunakan diharapkan dapat dimengerti juga oleh subjek yang berpendidikan rendah.

3. Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk mengkaji berbagai faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi anticipatory grief, seperti hubungan personal antar orangtua pasien, kemampuan finansial, dan kepribadian orangtua pasien. Hal ini dikarenakan banyak faktor eksternal yang belum dikaji dalam penelitian ini. Selain itu, hal ini dapat memperkaya penelitian mengenai anticipatory grief di Indonesia.

5.2.2 Bagi Orang terdekat Orangtua dari Anak dengan Diagnosis Leukemia

1. Pasangan orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia diharapkan dapat lebih saling memperhatikan satu sama lain dan menciptakan komunikasi yang baik, sehingga mereka dapat saling berbagi tugas dan mengurangi beban dalam merawat anak yang sakit. Hal tersebut dapat meringankan

anticipatory grief pada orangtua dari anak dengan diagnosis leukemia. 2. Keluarga dan teman dari orangtua yang memiliki anak dengan diagnosis

(48)

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. (2014). Surviving Childhood Cancer. [Online]. Diakses dari http://www.cancer.org/cancer/cancerinchildren/detailedguide/cancer-

in-children-treating-survival-rates?docSelected=cancer-in-children-treating-how-are-childhood-cancers-treated.

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2010). Reliabelitas dan Validitas. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Chapman, K. J. & Pepler, C. (1998). Coping, Hope, and Anticipatory Grief in Family Members in Palliative Home Care. [online]. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9691503.

Creswell, J. W. (2009). Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches 3th. United States of America: Sage Publications.

Creswell, J. W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif, dan Mixed, 3th. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cutrona, C. E., et. al. (1994). Perceived parental social support & academic achievement. An Attachment Theory Perspective. Journal Of Personality and Social Psychology.

Doloksaribu, T. M. (2011). Koping dan Respon Anak Penderita Leukemia Limfoblastik Akut dalam Menjalani Terapi: Studi Grounded Theory.

Jurnal Darma Agung.

Duggleby, dkk. (2007). Living With Hope: Initial Evaluation of a Psychococial Hope Intervention for Older Palliative Home Care Patients. Journal of Pain and Symptom Management. 33. (3).

Everall, R. (2006). Creating a Future: A Study of Resilience in Suicidal Female Adolescent. Journal of Counseling and Development. 84. (8).

Farran, C. J., Herth, K. A., & Popovich, J. M. (1995). Hope and hopelessness: Critical clinical constructs. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.

(49)

90

Gay, L. R., et. al. (2000). Educational Research: Competencies for Analysis and Applications 8th Edition. Merril Publishing Company.

Gravetter, F. J & Forzano, L. A. B. (2009). Research Methods for the Behavioral Sciences edition 4th. Canada: Wadsworth.

Gruendemann, B. J. & Fernsebner, B. (2006). Keperawatan Perioperatif Vol. 2 Praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hidayat, A. A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Hillman, K. A. (1997). Comparing child-rearing practices in parents of children with cancer and parents of healthy children. Journal of Paediatric Oncology Nursing.

Herth, K. A. (1990). Fostering Hope in Terminally Ill People. Journal of Advanced Nursing.

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung: Tidak diterbikan.

Jong, W. (2005). Kanker Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan Keluarga. Jakarta: Arcan.

Kemenkes. (2012). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012: Health Statistics. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI, P3L, & PTM. (2011). Pedoman Penemuan Dini Kanker pada Anak. Jakarta.

Kerlinger, F. N. & Lee, H. B. (2000). Foundations of Behavioral Research Edition 4th. Canada: Wadsworth.

Kozier, dkk. (2007). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and Practice 8th Edition. USA. Pearson Education, inc.

Liana, Lie. (2009). Penggunaan MRA dengan SPSS untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen. Universitas Stikubank Semarang: Fakultas Ekonomi.

Louisa, C. & Partasari, W. K.. (2008). Gambaran Anticipatory Grief pada Ibu yang Memiliki Anak Menderita Gagal Ginjal Terminal. Universitas Katolik Atma Jaya: Fakultas Psikologi.

(50)

91

Marwit, S. J., & Meuser, T. M. (2002). Development and Initial Validation of an Inventory to Assess Grief in Caregivers of Persons With Alzheimer’s Disease. The Gerontologist. 42, (6).

Meuser, T. M., & Marwit, S. J. (2001). “A Comprehensive, Stage-Sensitive Model of Grief in Dementia Caregiving”. The Gerontologist. 41, (5).

Pramita, A. (2008). Harapan (Hope) pada Remaja Penyandang Thalassaemia Mayor. Skripsi: Universitas Indonesia.

O’Brien, H., & Librach, S. L. (2011). “Supporting Children’s Grief within an Adult and Pediatric Palliative Care Program.” Journal Of Medicine National Institute of Health. 9, (4).

Orford, J. (1992). Community Psychology: Theory & Practice. Journal of Community and Applied Social Psychology. USA: John Wiley & Sons., Inc. 10.

Rando, T. A. (1984). Grief, dying, and death: Clinical interventions for caregivers. Champaign: Research Press Company.

Reynolds, L., & Botha, D. (2006). “Anticipatory grief: Its nature, impact, and

reasons for contradictory findings.” Journal of Counselling,

Psychotherapy, and Health. 2, (2).

Rodgers, J. E. (1990). The Encychopdia of Health. Medical Disorder and Their Treatment: Cancer. USA; Chelsea House Publisher.

Sarafino, E. P. (2002). Health Psychology: Biopsichology Interactions edition 4th. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Sarafino, E. P. (2011). Health Psychology: Biopsichology Interactions edition 7th. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Sidabutar, F. M. (2008). Harapan serta Konsep Tuhan pada Anak Usia Sekolah yang menderita Kanker. Skripsi: Universitas Indonesia.

Simanjorang, C., Adisasmita, A. C., & Tehuteru E. S. (2009). “Gambaran Epidemiologi Kasus Leukemia Anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais 2004-2005”. Indonesian Journal of Cancer. 1, (4), 15.

(51)

92

Smith, S. H. (2005). Anticipatory grief and psychological adjustment to grieving in middle-aged children. American Journal of Hospice & Palliative Medicine. 22, (4).

Snyder, C. R. (1994). The Psychology of Hope: You Can Get There From Here. New York: The Free Press.

Snyder, C. R. (2000). The Psychology of Hope: You Can Get There From Here. New York: The Free Press.

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo, I. (2015). YKKI: Peduli Kanker pada Anak. [online]. Tersedia: http://www.rscm.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id= 182:ykaki-news&catid=85&Itemid=704&lang=id.

Swierzewski, S. J. (2011). Staging of Leukemia. [Online]. Diakses dari http://www.healthcommunities.com/leukemia/staging.shtml.

Gambar

Gambar 3.1 Strategi Triangulasi Konkuren
Gambar 3.2
Tabel 3.2
Tabel 3.6
+5

Referensi

Dokumen terkait