• Tidak ada hasil yang ditemukan

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN FOTOGRAFI ESAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN FOTOGRAFI ESAI."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK

GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI

SKRIPSI PENCIPTAAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa

Oleh:

SHOFIYAH RIGAN GANOFI

1100896

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK

GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI

Oleh :

Shofiyah Rigan Ganofi

1100896

Sebuah skripsi yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

©

Shofiyah Rigan Ganofi 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK

GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI

Disusun oleh:

Shofiyah Rigan Ganofi

1100896

Bandung, Oktober 2015

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Zakarias S. Soeteja, M.Sn.

NIP. 196707241907021001

Pembimbing II

Drs. Untung Suprianto, M. Pd.

NIP. 195210161986011001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Seni Rupa

Bandi Sobandi, M. Pd.

(4)

PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK

GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI

Disusun oleh:

Shofiyah Rigan Ganofi

1100896

Bandung, Oktober 2015

disetujui dan disahkan oleh penguji:

Penguji I,

Dra. Tity Soegiarty, M.Pd.

195509131985032001

Penguji II

Dr.Farid Abdullah, M.Sn.

19690220199421001

Penguji III,

Drs. Taswadi, M.Sn.

(5)

ABSTRAK

SHOFIYAH RIGAN GANOFI, 2015. “PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN FOTOGRAFI ESAI”

Fotografi adalah salah satu media untuk representasi sebuah penyampaian informasi atau pesan secara visual. Semua orang dapat merasakan dan melihat suatu peristiwa hanya dengan melihat sebuah foto. Salah satunya adalah foto pemandangan alam, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah terutama pada pegunungannya, diantara beberapa gunung yang spesifik, menarik dan indah yang berada di Jawa Barat, adalah Gunung Burangrang. Agar dapat menyampaikan informasi secara utuh tentang pesona alam Gunung Burangrang penulis membuat media foto ke dalam bentuk sebuah buku fotografi esai. Eksistensi sebuah buku akan berbeda dibandingkan hanya memajang sebuah karya foto saja. Terdapat rumusan masalah yaitu (1) Bagaimana visualisasi karya fotografi pesona alam Gunung Burangrang (2) Bagaimana desain buku foto esai pesona alam Gunung Burangrang. Proses penciptaan buku fotografi esai ini memiliki tahapan proses penciptaan yaitu, proses pengambilan gambar, proses seleksi foto, proses editing foto, proses pengolahan layout (tata letak) hingga proses pencetakan. Maka tujuan penciptaan ini adalah untuk memvisualisasi karya fotografi pesona alam Gunung Burangrang dan mendeskripsikan analisis desain buku foto esai pesona alam Gunung Burangrang. Penulis bermaksud membuat sebuah karya fotografi esai yang menggambarkan bagaimana pesona keindahan alam dari Gunung Burangrang. Hal ini dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran untuk meningkatkan apresiasi sekaligus sikap positif dalam meresponi alam di Indonesia. Hasil dari skripsi penciptaan ini secara umum visualisasi karya fotografi dan desain buku foto esai yang dihasilkan penulis memiliki foto dengan nuansa alam yang masih asri dan desain buku yang simple tetapi elegan, juga dapat menggambarkan serta menjelaskan pesona alam yang terdapat di kawasan Gunung Burangrang.

(6)

ABSTRACT

SHOFIYAH GANOFI RIGAN, 2015. "THE NATURAL CHARM OF MOUNT BURANGRANG AS OBJECT THE IDEA OF PHOTOGRAPHIC ESSAY"

Photography is one of the media for information or submission of a representation of the message visually. Everyone can feel and see an event just by looking at a photograph. One is the photo scenery, Indonesia has abundant visualization works photography nature charm mount Burangrang (2) how to design a photo book of essays the natural charm of Mount Burangrang. The process of the creation of this essay has a photography book the stages of creation process i.e., the process of filming, process selection photos, photo editing process, processing layout (layout) to the printing process. Then the purpose of the creation is to the natural charm of the photographic work visualization mount Burangrang and describe the design analysis of natural charm photo essay book mount Burangrang. The author intends to make a photographic work an essay describing how the charm of the natural beauty of Mount Burangrang. This is done so that communities have the awareness to increase appreciation of the positive attitudes at once to respond to nature in Indonesia. The result of the creation of this thesis in General visualization photographic work and the design of the resulting photo essay book writer has photos with natural shades of green and the book design simple but elegant, it can also describe and explain the natural charm located in the area of Mount Burangrang.

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK... v

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR BAGAN... ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Masalah Penciptaan... 1

B.Rumusan Masalah Penciptaan... 3

C.Tujuan Penciptaan... 4

D.Manfaat Penciptaan... 4

E. Sistematika Penulisan... 4

BAB II LANDASAN PENCIPTAAN... 6

A.Landasan Teoritik... 6

1. Fotografi... 6

2. Fotografi Esai (Essay Photography)... 18

3. Desain Komunikasi Visual... 20

B. Landasan Empirik... 33

1. Gunung Burangrang... 33

(8)

C.Konsep Penciptaan... 36

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN... 38

A. Ide Berkarya... 38

B. Kontemplasi... 41

C. Stimulasi Berkarya... 41

D. Pengolahan Konsep Berkarya... 42

E. Persiapan... 42

F. Perjalanan Pemotretan... 46

G. Proses Pengambilan Gambar... 48

H. Proses Seleksi Foto... 50

I. Proses Editing Foto/Gambar... 51

J. Proses Mendesain dan Pembuatan Layout Buku Foto Esai... 52

K. Proses Pencetakan Karya dan Finishing... 58

BAB IV ANALISIS VISUAL KARYA... 60

BAB V PENUTUP... 146

A. Simpulan... 146

B. Saran... ... 147

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISTILAH

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR BAGAN

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk kamera obscura... 8

Gambar 2.2 “View from the Window at Le Gras” foto pertama yang berhasil dicetak oleh Joseph Nicéphore Niépce... 8

Gambar 2.3 Kamera Analog... 10

Gambar 2.4 Kamera Polaroid... 10

Gambar 2.5 Kamera Saku... 11

Gambar 2.6 Kamera Prosumer... 12

Gambar 2.7 Kamera DSLR... 12

Gambar 2.8 Kamera Mirror Less... 13

Gambar 2.9 Kamera Handphone... 13

Gambar 2.10 Foto Potrait... 14

Gambar 2.11 Foto Human Interest... 14

Gambar 2.12 Foto Fashion... 15

Gambar 2.13 Foto Satwa... 15

Gambar 2.14 Foto Still Life... 16

Gambar 2.15 Foto Arsitektur... 16

Gambar 2.16 Foto Landscape... 17

Gambar 2.17 Foto Macro... 17

Gambar 2.18 Foto Jurnalisme... 18

Gambar 2.19 Contoh Garis... 23

(11)

Gambar 2.21 Lingkaran Warna... 25

Gambar 2.22 Ukuran buku yang proporsional... 30

Gambar 2.23 Keseimbangan Simetris dan Asimetris... 30

Gambar 2.24 Kontras pada foto... 31

Gambar 2.25 Irama pada layout... 32

Gambar 2.26 Contoh Layout yang baik... 33

Gambar 2.27 Contoh Layout yang baik terdapat 4 elemen utama... 33

Gambar 2.28 Gunung Burangrang... 34

Gambar 2.29 Peta Bandung Purba... 34

Gambar 3.1 Kamera Sony Alpha Nex-5T... 43

Gambar 3.2 Kartu Memori... 43

Gambar 3.3 Tas Kamera... 44

Gambar 3.4 Perjalanan pemotretan... 45

Gambar 3.5 Peralatan Makan... 45

Gambar 3.6 Tenda... 46

Gambar 3.7 Mendirikan tenda di hutan pinus... 46

Gambar 3.8 Air terjun kecil curug layung... 47

Gambar 3.9 Pendakian menuju puncak... 47

Gambar 3.10 Mencapai tugu puncak Gunung Burangrang... 48

Gambar 3.11 Proses pemilihan gambar... 51

Gambar 3.12 Aplikasi vscocam... 51

(12)

Gambar 3.14 Pengolahan gambar di vscocam... 52

Gambar 3.15 Pengolahan gambar di snapseed... 52

Gambar 3.16 Referensi Layout... 53

Gambar 3.17 Merancang layout... 53

Gambar 3.18 Proses menentukan foto... 54

Gambar 3.19 Adobe Illustrator CC... 54

Gambar 3.20 Art Board yang masih kosong... 55

Gambar 3.21 Drag foto ke dalam Adobe Illustrator CC... 55

Gambar 3.22 Menentukan jenis Font... 56

Gambar 3.23 Memasukan teks pada layout... 57

Gambar 3.24 Proses membuat layout buku... 57

Gambar 3.26 Proses finishing buku di percetakan... 58

Gambar 3.27 Buku Fotografi Esai... 58

Gambar 3.28 Hasil Cetak Buku Fotografi Esai... 59

Gambar 4.1 Cover dan Back Cover... 61

Gambar 4.2 Beberapa foto yang diseleksi... 61

Gambar 4.3 Foto cover dan back cover yang terpilih... 62

Gambar 4.5 Garis pada Foto cover dan back cover... 63

Gambar 4.6 Warna pada Foto cover dan back cover... 63

Gambar 4.7 Desain manual digital pada Foto cover dan back cover.... 64

Gambar 4.8 Tipografi pada Foto cover dan back cover... 64

(13)

Gambar 4.10 Gambar Halaman 1 dan 2... 65

Gambar 4.11 Penyeleksian Foto Halaman 1 dan 2... 66

Gambar 4.12 Foto Halaman 1 dan 2 yang telah diseleksi... 66

Gambar 4.13 Jalan Sebagai Center Pada Foto Halaman 1 dan 2... 67

Gambar 4.14 Garis Pada Foto Halaman 1 dan 2... 67

Gambar 4.15 Warna pada foto halaman 1 dan 2... 68

Gambar 4.16 Foto kedua pada halaman 2... 68

Gambar 4.17 Komposisi pada foto kedua halaman 2... 69

Gambar 4.18 Garis pada foto kedua halaman 2... 69

Gambar 4.19 Warna pada foto kedua halaman 2... 69

Gambar 4.20 Desain manual dan digital layout halaman 1 dan 2... 70

Gambar 4.21 Tipografi dan kolom teks pada halaman 1 dan 2... 70

Gambar 4.22 Gambar halaman 3 dan 4... 71

Gambar 4.23 Proses penyeleksian foto pada halaman 3 dan 4... 71

Gambar 4.24 Foto yang terpilih di halaman 3 dan 4... 72

Gambar 4.25 Foto Pertama Halaman 3 dan 4... 72

Gambar 4.26 Kompisis Pada foto pertama halaman 3 dan 4... 73

Gambar 4.27 Garis pada foto pertama halaman 3 dan 4... 73

Gambar 4.28 Warna pada foto pertama halaman 3 dan 4... 73

Gambar 4.29 Foto kedua pada halaman 3 dan 4... 74

Gambar 4.30 Komposisi pada foto kedua halaman 3 dan 4... 74

Gambar 4.31 Garis pada foto kedua halaman 3 dan 4... 75

Gambar 4.32 Warna pada foto kedua halaman 3 dan 4... 75

Gambar 4.33 Foto ketiga pada halaman 3 dan 4... 75

Gambar 4.34 Komposisi pada foto ketiga halaman 3 dan 4... 76

(14)

Gambar 4.36 Warna pada foto ketiga halaman 3 dan 4... 77

Gambar 4.37 Desain Layout pada halaman 3 dan 4... 77

Gambar 4.38 Keterangan layout pada halaman 3 dan 4... 78

Gambar 4.39 Layout Halaman 5 dan 6... 78

Gambar 4.40 Foto pada halaman 5 dan 6... 79

Gambar 4.41 Komposisi pada halaman 5 dan 6... 79

Gambar 4.42 Garis pada foto halaman 5 dan 6... 80

Gambar 4.43 Warna pada foto halaman 5 dan 6... 80

Gambar 4.44 Rancangan layout pada halaman 5 dan 6... 80

Gambar 4.45 Keterangan Layout Halaman 5 dan 6... 81

Gambar 4.46 Layout Halaman 7 dan 8... 81

Gambar 4.52 Komposisi pada foto halaman 8... 84

Gambar 4.53 Garis pada foto halaman 8... 84

Gambar 4.54 Warna pada foto halaman 8... 84

Gambar 4.55 Desain Layout Halaman 7 dan 8... 85

Gambar 4.56 Tata letak layout halaman 7 dan 8... 85

Gambar 4.57 Foto halaman 9 dan 10... 86

Gambar 4.58 Penyeleksian Foto Halaman 9 dan 10... 86

Gambar 4.59 Foto yang terpilih pada halaman 9 dan 10... 87

Gambar 4.60 Komposisi pada foto halaman 9 dan 10... 87

(15)

Gambar 4.62 Warna pada foto halaman 9 dan 10... 88

Gambar 4.63 Desain layout halaman 9 dan 10... 88

Gambar 4. 64 Layout Halaman 11 dan 12... 89

Gambar 4.65 Foto pada halaman 11 dan 12... 89

Gambar 4.66 Komposisi Foto pada foto halaman 11 dan 12... 90

Gambar 4.67 Garis pada foto halaman 11 dan 12... 90

Gambar 4.74 Komposisi pada foto pertama halaman 13 dan 14... 93

Gambar 4.75 Garis pada foto pertama halaman 13 dan 14... 94

Gambar 4.82 Komposisi pada foto ketiga halaman 13 dan 14... 97

Gambar 4.83 Garis pada foto ketiga halaman 13 dan 14... 97

Gambar 4.84 Warna pada foto ketiga halaman 13 dan 14... 97

Gambar 4.85 Desain Manual dan digital halaman 13 dan 14... 98

Gambar 4.86 Tata letak halaman 13 dan 14... 98

(16)

Gambar 4.88 Foto pertama pada halaman 15 dan 16... 99

Gambar 4.89 Komposisi pada foto pertama halaman 15 dan 16... 100

Gambar 4.90 Garis pada foto pertama halaman 15 dan 16... 100

Gambar 4.91 Warna pada foto pertama halaman 15 dan 16... 101

Gambar 4.92 Foto kedua pada halaman 15 dan 16... 101

Gambar 4.93 Foto ketiga pada halaman 15 dan 16... 102

Gambar 4.94 Desain manual dan digital halaman 15 dan 16... 103

Gambar 4.95 Tata letak halaman 15 dan 16... 103

Gambar 4.96 Layout halaman 17 dan 18... 104

Gambar 4.97 Foto pertama pada halaman 17 dan 18... 104

Gambar 4.98 Komposisi Foto pertama pada halaman 17 dan 18... 105

Gambar 4.99 Garis Foto pertama pada halaman 17 dan 18... 105

Gambar 4.100 Warna pada Foto pertama pada halaman 17 dan 18... 106

Gambar 4.101 Foto kedua pada halaman 17 dan 18... 106

Gambar 4.102 Foto ketiga pada halaman 17 dan 18... 107

Gambar 4.103 Garis pada Foto ketiga pada halaman 17 dan 18... 107

Gambar 4.104 Warna pada Foto ketiga pada halaman 17 dan 18... 108

Gambar 4.105 Desain manual dan digital halaman 17 dan 18... 108

Gambar 4.106 Tata letak pada halaman 17 dan 18... 108

Gambar 4.107 Layout Halaman 19 dan 20... 109

Gambar 4.108 Foto pertama pada Halaman 19 dan 20... 109

Gambar 4.109 Garis Vertikal Diagonal Pada Foto Halaman 19 dan 20 110 Gambar 4.110 Warna Pada Foto Halaman 19 dan 20... 110

Gambar 4.111 Foto kedua pada halaman 19 dan 20... 111

Gambar 4.112 Titik Fokus Pada Foto Halaman 19 dan 20... 112

(17)

Gambar 4.114 Foto ketiga pada halaman 19 dan 20... 112

Gambar 4.115 Garis Vertikal Pada Foto ketiga Halaman 19 dan 20... 113

Gambar 4.116 Warna pada foto ketiga halaman 19 dan 20... 113

Gambar 4.117 Desain layout manual dan digital... 113

Gambar 4.118 Layout Halaman 21 dan 22... 114

Gambar 4.119 Foto pada halaman 21... 114

Gambar 4.120 Garis Pada Foto Halaman 21... 115

Gambar 4.121 Warna Pada Foto Halaman 21... 115

Gambar 4.122 Foto pada halaman 22... 115

Gambar 4.123 Komposisi Pada Foto Halaman 22... 116

Gambar 4.124 Warna Pada Foto Halaman 22... 116

Gambar 4.125 Desain layout pada foto halaman 21 dan 22... 117

Gambar 4.126 Tata letak halaman 21 dan 22... 117

Gambar 4.127 Layout Halaman 23 dan 24... 118

Gambar 4.128 Foto Halaman 23... 118

Gambar 4.129 Komposisi pada foto halaman 23... 119

Gambar 4.130 Warna pada foto halaman 23... 119

Gambar 4.131 Foto kedua pada halaman 23... 119

Gambar 4.132 Garis Lengkung Pada Foto kedua Halaman 23... 120

Gambar 4.133 Warna Pada Foto Halaman 23... 120

Gambar 4.134 Foto pertama pada Halaman 24... 121

Gambar 4.135 Garis Pada Foto pertama halaman 24... 121

Gambar 4.136 Warna Pada Foto pertama halaman 24... 122

Gambar 4.137 Foto Kedua Halaman 24... 122

Gambar 4.138 Garis pada foto kedua halaman 24... 123

(18)

Gambar 4.140 Desain manual dan digital halaman 23 dan 24... 123

Gambar 4.141 Layout Halaman 25 dan 26... 124

Gambar 4.142 Foto pada halaman 25... 124

Gambar 4.143 Garis pada foto halaman 25... 125

Gambar 4.144 Warna pada foto halaman 25... 125

Gambar 4.145 Foto pada halaman 26... 126

Gambar 4.146 Desain manual dan digital halaman 25 dan 26... 127

Gambar 4.147 Tata letak halaman 25 dan 26... 127

Gambar 4.148 Layout halaman 27 dan 28... 128

Gambar 4.149 Foto pertama pada halaman 27... 128

Gambar 4.150 Garis pada Foto pertama halaman 27... 129

Gambar 4.151 Warna pada Foto pertama halaman 27... 129

Gambar 4.152 Foto kedua pada halaman 27... 129

Gambar 4.153 Foto pada halaman 28... 130

Gambar 4.154 Garis pada foto halaman 28... 131

Gambar 4.105 Warna Pada Foto Halaman 28... 131

Gambar 4.106 Layout pada halaman 27 dan 28... 132

Gambar 4.107 Peletakan kolom teks pada halaman 27 dan 28... 132

Gambar 4.108 Layout halaman 29 dan 30... 133

Gambar 4.109 Foto pertama pada halaman 29... 133

Gambar 4.110 Komposisi Foto pertama pada halaman 29... 134

Gambar 4.111 Warna pada Foto pertama halaman 29... 134

Gambar 4.112 Foto kedua pada halaman 29... 135

Gambar 4.113 Foto pada halaman 30... 136

Gambar 4.114 Garis Pada Foto Halaman 30... 136

(19)

Gambar 4.116 Desain manual dan digital pada halaman 29 dan 30... 137

Gambar 4.117 Keterangan pada foto halaman 29 dan 30... 137

Gambar 4.118 Layout pada halaman 31 dan 32... 138

Gambar 4.119 Foto pada halaman 31... 138

Gambar 4.120 Garis pada foto halaman 31... 139

Gambar 4.112 Warna Pada Foto Halaman 31... 139

Gambar 4.113 Foto pertama pada halaman 32... 140

Gambar 4.114 Garis pada foto pertama halaman 32... 140

Gambar 4.115 Warna pada foto pertama halaman 32... 141

Gambar 4.116 Foto kedua pada halaman 32... 141

Gambar 4.117 Layout pada halaman 31 dan 32... 142

Gambar 4.118 Layout pada Halaman 33 dan 34... 143

Gambar 4..119 Foto pada halaman 33 dan 34... 143

Gambar 4.120 Garis pada Halaman 33 dan 34... 144

Gambar 4.121 Warna pada Halaman 33 dan 34... 144

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penciptaan

Indonesia adalah negara yang tidak hanya subur dan indah, melainkan juga

kaya dengan berbagai sumber daya alam, baik di laut dan udara maupun darat.

Untuk itu, sebagai negara yang terkaya, terbesar dan terindah, Indonesia tidak

hanya menjadi incaran para investor, melainkan juga wisatawan.

Di samping alamnya yang kaya dan indah, dihampir semua wilayah

Indonesia terdapat berbagai dataran rendah dan tinggi. Deretan gunung dan bukit

yang menjulang tinggi ke angkasa telah membuat tekanan udara tidak terlalu

rendah dan tidak terlalu tinggi. Gunung-gunung berapi aktif yang telah

mengeluarkan lava telah menyebabkan alam Indonesia menjadi subur untuk lahan

pertanian dan perkebunan.

Keindahan alam yang berada dipermukaan gunung maupun lingkungan

sekitarnya membuat daerah ini menjadi incaran banyak orang untuk menikmati

pesona alam, sejuknya cuaca, asrinya lingkungan dan beragamnya tanaman

obat-obatan. Untuk itu, mendaki gunung menjadi kegiatan alternatif yang populer saat

ini, baik dikalangan orang tua maupun anak muda, baik bagi wisatawan maupun

selebriti. Walaupun kegiatan mendaki gunung merupakan kegiatan yang ekstrim

dan penuh resiko, namun tidak membuat orang-orang yang menggemari kegiatan

ini menyerah begitu saja. Keindahan alam, sejuknya cuaca serta beragamnya flora

dan fauna menjadi alasan mengapa orang sangat sulit untuk tidak melakukan

kegiatan mendaki gunung.

Karena keindahan, keunikan dan kekhasan beberapa hal yang ada di

daerah pergunungan, maka banyak fotografer berusaha untuk mencari angle

menarik tentang gunung. Bahkan objek pemotretan antara gunung yang satu

dengan gunung yang lainnya sungguh sangat berbeda, sehingga membuat para

(21)

2

Berbeda dengan laut dan pantai, pesona alam gunung mempunyai berbagai

keanekaragaman tempat, tanaman, angle, tantangan dan dinamika-dinamika

tertentu. Contohnya pada Gunung Papandayan yang berada di Garut, memiliki

pemandangan alam dari ketinggian kawah dan padang edelweis yang indah.

Sedangkan pada gunung Rinjani di Lombok terdapat danau yang eksotis bernama

Segara Anak. Keindahan dan keunikan alam yang berada diatas gunung inilah

yang membuat gunung memiliki nilai lebih dan spesifik bila dibandingkan dengan

laut dan pantai.

Diantara beberapa gunung yang spesifik, menarik, indah dan utuh yang

berada di Jawa Barat, adalah Gunung Burangrang. Gunung Burangrang termasuk

salah satu gunung api parasit tua, sehingga telah memiliki lembah-lembah dengan

sayatan dalam dan lereng yang curam. Pada deretan pergunungan Indonesia,

Burangrang masih satu rangkaian dengan Tangkuban Perahu dan merupakan hasil

letusan gunung sunda purba. Gunung Burangrang memiliki pesona alam yang

indah, rimbunnya hutan tropis, terdapat sungai dan danau. Juga memiliki tebing

dan medan pendakian yang terjal. Hal ini terjadi menjadi tantangan tersendiri bagi

para pendaki gunung Burangrang.

Di kaki Gunung Burangrang ditumbuhi hutan pinus yang lebat, dibasahi

oleh percikan air terjun yang kecil bernama curug layung. Pesona alam yang

indah, keanekaragaman hewan dan berbagai jenis tanaman ternyata telah

membuat Gunung Burangrang menarik untuk dijadikan sebagai objek untuk

membuat fotografi esai. Posisinya yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal

penulis tentu akan mempermudah proses pengamatan secara langsung, dan

penelitian secara objektif.

Foto esai merupakan salah satu metoda untuk menggambarkan,

menceritakan, mengedukasi dan menyampaikan pesan tentang Gunung

Burangrang kepada khalayak. Lewat pembuatan foto esai, orang akan mengerti

betapa indahnya, lestari, sejuk dan nyamannya Gunung Burangrang. Mengapa

penulis memilih fotografi, karena fotografi pada hakekatnya merupakan cara

dimana kita dengan mudahnya menjelaskan dan menggambarkan tentang sebuah

(22)

3

Berangkat dari hal tersebut, maka penulis bermaksud membuat sebuah

karya fotografi esai yang menggambarkan bagaimana pesona keindahan alam dari

Gunung Burangrang serta berbagai potensi alami yang terkandung didalamnya.

Hal ini dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran untuk meningkatkan

apresiasi sekaligus sikap positif dalam meresponi alam di Indonesia. Secara

perlahan hal ini tentu akan mampu membangun rasa cinta tanah air anak bangsa

terhadap keindahan alamnya sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak

bisa lepas dari alam seharusnya menyadari betapa pentingnya sikap peduli dengan

alam sekitarnya. Seharusnya manusia tidak hanya menikmati keindahan alam,

melainkan juga harus memiliki tanggung jawab untuk menjaganya.

Berkenaan dengan itu perlu adanya upaya untuk menjaga kelestarian dan

keastrian alam tersebut guna mencipatakan keamanan dan kenyamanan

lingkungan alam.

Penulis memilih membuat karya fotografi esai ini dalam bentuk buku

bermaksud agar bisa lebih leluasa menceritakan selengkap mungkin tentang

Gunung Burangrang. Eksistensi sebuah buku tentu akan berbeda dengan poster

yang akan memiliki lebih banyak ruang untuk menampilkan berbagai keindahan,

keasrian, kenyamanan dan keutuhan Gunung Burangrang dari aspek fotografi.

Setelah melihat skripsi di jurusan seni rupa UPI, penulis belum pernah

mendapatkan satu karya buku fotografipun yang menggambarkan tentang Gunung

Burangrang. Sedangkan di kampus lain memang sudah ada yang membuat buku

foto esai sebagai karya skripsi penciptaan, tentunya penulis akan membuat desain

buku yang berbeda dengan yang sudah pernah dibuat. Paling tidak kehadiran

karya fotografi esai tentang Gunung Burangrang ini akan menambah referensi

jurusan seni rupa UPI.

B. Rumusan Masalah Penciptaan

Berdasarkan latar belakang penciptaan tersebut maka rumusan masalah

penciptaan ini adalah:

1. Bagaimana visualisasi karya fotografi pesona alam Gunung Burangrang.

(23)

4

C. Tujuan Penciptaan

Sesuai dengan masalah penciptaan, maka tujuan penciptaan ini adalah:

1. Untuk memvisualisasi karya fotografi pesona alam Gunung Burangrang.

2. Mendeskripsikan analisis desain buku foto esai pesona alam Gunung

Burangrang.

D. Manfaat Penciptaan

1. Manfaat bagi penulis

a. Menambah wawasan dalam proses dan teknik berkarya fotografi.

b. Meningkatkan kemampuan berkarya seni rupa khususnya di bidang desain

komunikasi visual dan fotografi.

c. Sebagai media eskpresi penulis melalui pengungkapan kedalam sebuah karya

fotografi.

2. Manfaat bagi dunia dan pendidikan seni rupa

a. Sebagai wawasan dalam pendidikan seni rupa terhadap hal-hal baru dan

proses penciptaannya.

b. Dapat dijadikan referensi untuk pelajaran yang bersangkutan dengan seni

rupa, khusunya desain komunikasi visual dan fotografi.

3. Manfaat bagi masyarakat

a. Untuk menambah apresiasi dalam karya dua dimensi khususnya yang di

aplikasikan kedalam karya fotografi.

b. Sebagai media apresiasi dalam memberikan sikap, rasa, anggapan, tujuan dan

asa masyarakat.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan serta pembacaan skripsi penciptaan karya

seni fotografi yang berjudul “PESONA ALAM GUNUNG BURANGRANG SEBAGAI OBJEK GAGASAN BUKU FOTOGRAFI ESAI”, maka karya

(24)

5

1. BAB I PENDAHULUAN dalam bab ini terdiri atas Latar Belakang Masalah

Penciptaan, Rumusan Masalah Penciptaan, Tujuan Penciptaan, Manfaat

Penciptaan, Metode Penciptaan dan Sistematika Penulisan.

2. BAB II LANDASAN PENCIPTAAN dalam bab ini penulis akan

memaparkan beberapa kajian teori yang bersangkutan dengan materi

Fotografi, Desain Komunikasi Visual dan Gunung Burangrang.

3. BAB III METODE PENCIPTAAN dalam bab ini penulis memaparkan

lebih rinci mengenai metode penciptaan yang dipilih untuk proses penciptaan

yang dilakukan

4. BAB IV VISUAL ANALISIS KARYA dalam bab ini penulis menganalisis

visual karya penciptaan yang telah dilakukan penulis

5. BAB V PENUTUP dalam bab ini penulis memaparkan simpulan hasil

(25)

BAB III

METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

A. Ide Berkarya

Indonesia merupakan negara memiliki kekayaan bumi yang banyak dan

panorama alam yang indah. Kekayaan sumber daya alam tersebut tidak hanya

berada di wilayah lautan, melainkan juga di wilayah daratan. Memiliki berbagai

sumber daya alam baik di laut maupun daratan. Hampir semua daerah di

Indonesia terdapat dataran rendah dan dataran tinggi. Deretan gunung yang berada

di Indonesia menjadi salah satu pesona alam yang dapat dibanggakan,

dimanfaatkan dan dinikmati banyak orang.

Diantara beberapa deretan gunung yang menarik, indah, sejuk, hijau dan

utuh yang berada di Jawa Barat, adalah Gunung Burangrang. Gunung Burangrang

termasuk salah satu gunung api parasit tua, dan merupakan hasil letusan Gunung

Sunda Purba, sehingga telah memiliki lembah – lembah dengan sayatan dan

lereng yang curam. Gunung Burangrang memiliki pesona alam yang indah dan

asri, rimbunnya hutan tropis, serta terdapat sungai dan danau.

Pada bagian lain, Burangrang juga memiliki tebing dan medan pendakian

yang terjal sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk didaki dan dituruni. Di

kaki Gunung Burangrang ditumbuhi hutan pinus yang lebat, dibasahi oleh

percikan air terjun bernama Curug Layung sehingga membawa kesejukan buat

semua kehidupan. Pesona alam yang indah, keanekaragaman hayati yang ada di

Gunung Burangrang membuat Gunung ini menarik untuk dijadikan objek

fotografi.

Mengapresiasi kekayaan dan pesona alam di pegunungan dengan

membuat sebuah karya fotografi dalam bentuk buku foto esai adalah salah satu

cara untuk menanamkan rasa cinta tanah air. Kita sadari bersama bahwa fotografi

merupakan salah satu cara dimana kita dengan mudahnya menjelaskan tentang

sebuah objek alam secara visual. Karena kegiatan fotografi adalah merupakan

bagian dari seni dan komunikasi visual. Jika ia ditempatkan dalam bagian seni,

maka karya fotografi menuntut kekayaan ide dan kemampuan imajinasi dari

(26)

39

objek, disamping tidak mengabaikan aspek cita rasa seni untuk menghasilkan

foto yang bagus, menarik dan unik.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, maka pembuatan karya tugas akhir

yang berjudul “Pesona Alam Sebagai Objek Gagasan Buku Fotografi Esai” ini menggunakan metode penciptaan seni fotografi secara sistematis. Hal itu

dilakukan untuk menghasilkan penciptaan karya yang lebih baik, menarik dan

unik. Untuk menciptakan karya yang baik, menarik dan unik tersebut perlu

dilakukan beberapa tahapan dalam proses maupun produksi pembuatan karya ini

yang dimulai dari pengembangan ide atau gagasan yang didalamnya berupa

kontemplasi, stimulasi berkarya yang telah dilakukan dan pengolahan ide hingga

produksi karya seni fotografi ini siap untuk di apresiasi.

Proses tahapan pembuatan karya fotografi esai ini dilakukan beberapa

tahapan kegiatan yang dilakukan oleh penulis yaitu persiapan dan perbekalan

mendaki, peralatan fotografi, pemilihan gambar (foto hasil pemotretan),

pengolahan gambar, pembuatan layout buku foto esai, dan pencetakan buku

fotografi esai.

Tahapan – tahapan dalam proses dan teknik penciptaan, masing – masing

(27)
(28)

41

B. Kontemplasi

Suatu karya seni terlahir dalam sebuah ide atau gagasan yang didapatkan

dimulai dari proses perenungan dan pengkajian atau dikenal dengan istilah

kontemplasi. Kontemplasi menurut kamus besar bahasa Indonesia (edisi kedua)

adalah renungan dan sebagainya adalah kebulatan pikiran atau perhatian penuh.

Jadi kontemplasi, kata yang dikemas dan banyak digunakan dalam proses

penciptaan sebuah karya.

Perlu kita ketahui bersama, renungan merupakan langkah awal untuk

mewujudkan ide atau gagasan yang muncul dan dituangkan ke dalam bentuk

karya seni. Karya seni yang hendak penulis ciptakan dalam hal ini adalah berupa

karya buku fotografi esai. Dalam kegiatan kontemplasi ini penulis tidak hanya

fokus pada membayangkan sebuah objek fotografi, melainkan juga melihat

secara langsung lingkungan sekitar penulis. Kecintaan penulis pada kegiatan

menjelajahi kawasan gunung (kegiatan outdoor) juga mengabadikan setiap

momen dan objek penting di gunung ternyata telah menjadi motivasi tersendiri

bagi penulis untuk menciptakan karya fotografi. Proses tahapan kontemplasi ini

dilakukan melalui proses pendalaman ide atau gagasan dengan kegiatan berupa

perenungan dan penghayatan pada objek – objek disekitar penulis.

Perenungan, penghayatan dan pendalaman dalam karya fotografi ini

tentunya sudah memiliki objek yang akan ditangkap dengan konsep

menggambarkan dalam bentuk buku fotografi esai.

C. Stimulasi Berkarya

Kita sadari bersama bahwa dalam pembuatan karya fotografi terdapat

proses berupa stimulasi berkarya. Stimulasi atau rangsangan adalah sesuatu yang

mendorong seseorang dalam menciptakan karya seni atau penggugah yang

memacu kreativitas yang datang dari dalam diri manusia untuk menciptakan

sebuah karya. Pada tahapan ini penulis melakukan beberapa hal seperti :

penelitian terhadap objek dan mengamati lingkungan sekitar objek sebagai acuan

dalam menstimulasi karya – karya yang hendak dibuat.

Keanekaragaman dan keunikan alam yang berada di kawasan Gunung

(29)

42

ini mempunyai makna untuk memberikan rangsangan rasa cinta akan indahnya

alam Indonesia dan betapa pentingnya untuk menjaga kelestarian alam sehingga

tetap astri, lestari, indah, sejuk dan bermanfaat buat kehidupan. Untuk mendukung

hal tersebut penulis melakukan berbagai pendekatan dengan objek Gunung

Burangrang serta pengolahan teknik dan estetika dalam membuat layout buku

fotografi esai ini. Hal tersebut ditujukan untuk menimbulkan dan menumbuhkan

kesadaran masyarakat akan keindahan alam Indonesia dan pengembangan dari

karya fotografi.

D. Pengolahan Konsep Berkarya

Keberadaan sebuah konsep adalah sangat penting dan fundamental

(mendasar) dalam membuat sebuah karya. Pengolahan konsep yang ingin kita

wujudkan dalam karya seni fotografi ini dimulai dari cita rasa terhadap objek

yang akan di potret, memperhatikan objek, sampai pada penuangan penempatan

objek di media yang akan di buat yaitu buku fotografi esai. Konsep selanjutnya

adalah proses pengambilan gambar, proses seleksi foto, proses editing foto, proses

pengolahan layout (tata letak) foto untuk di kemas menjadi sebuah buku fotografi

esai hingga proses pencetakan.

E. Persiapan

Tahap persiapan adalah langkah pertama untuk proses pembuatan karya

fotografi. Dalam tahap ini penulis menyiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan dalam proses pemotretan termasuk dalam proses pengolahan foto yang

akan dijadikan buku foto esai. Yang tidak kalah pentinnya dalam proses persiapan

adalah aspek mental untuk memotret berbagai objek yang akan difoto.

1. Perlengkapan Pemotretan

a. Kamera

Kamera yang digunakan untuk membuat karya fotografi ini adalah kamera

jenis mirror less. Kamera ini memiliki sistem digital yang pada dasarnya sama

seperti kamera jenis DSLR (Digital Single Lens Reflection) namun tidak memakai

(30)

43

ringkas dan ringan untuk digunakan memotret kawasan Gunung Burangrang yang

membutuhkan waktu perjalanan yang terbilang tidak singkat dan tantangan alam

yang tidak begitu ringan. Jenis kamera yang digunakan dalam pembuatan buku

fotografi esai ini adalah kamera merk Sony Alpha NEX-5T dengan spesifikasi

yang dimiliki 16.1 megapixel.

.

Gambar 3.1 Kamera Sony Alpha Nex-5T (sumber : dokumentasi pribadi)

b. Kartu Memori

Kartu memori yang digunakan adalah jenis microda x-tra pro memiliki

kapasitas memori dengan ukuran 8GB ini terhitung cukup besar untuk memotret

banyak objek, penulis tidak perlu khawatir kehabisan memori karena kapasitas

sebesar ini cukup untuk memotret lebih dari 200 objek foto.

(31)

44

c. Tas Kamera

Tas kamera untuk mendukung kegiatan pemotretan ini adalah tas kamera

yang berukuran kecil. Hal ini penulis gunakan agar mudah dibawa dan lebih

ringkas bila hendak mengeluarkan kamera dari dalam tas pada saat jalan

mendatar, menurun , mendaki dan penggambilan gambar.

Gambar 3.3 Tas Kamera (sumber : dokumentasi pribadi)

2. Perlengkapan Perjalanan

Perlengkapan perjalanan merupakan perlengkapan yang paling

mendukung pada pelaksanaan kegiatan pemotretan. Adapun perlengkapan yang

di bawa sama seperti halnya mendaki gunung. Dalam hal ini yang perlu

disesuaikan adalah medan perjalanan dan lamanya waktu penjelajahan di

kawasan Gunung Burangrang.

Guna mendukung kegiatan pemotretan ini, maka perlengkapan yang

penulis bawah guna menunjang karya tugas akhir ini, diantaranya sebagai

berikut:

a. Peralatan Jalan

Peralatan jalan dalam pemotretan terbuka yaitu pakaian yang menyerap

keringat, celana, sepatu khusus mendaki gunung, ransel, jas hujan, pisau, tali, obat

(32)

45

Gambar 3.4 Perjalanan pemotretan (sumber : dokumentasi pribadi)

b. Peralatan Makan dan Minum

Perlengkapan makan dan minum merupakan hal penting untuk

dipersiapkan guna melakukan pemotretan yang diakui akan menguras energi dan

membutuhkan fisik yang prima selama dalam perjalanan menelusuri kawasan

Gunung Burangrang.

Gambar 3.5 Peralatan Makan (sumber : dokumentasi pribadi)

c. Peralatan Tidur

Kegiatan untuk memotret kawasan Gunung Burangrang membutuhkan

waktu perjalanan selama 2 hari. Hal tersebut dipertimbangkan karena penulis

ingin memotret dengan berbagai momen dan objek yang beragam dalam waktu

pemotretan yang berbeda, seperti pada pagi dan sore hari. Oleh karena itu

(33)

46

harus dibawa dalam perjalanan pengambilan foto di kawasan Gunung

Burangrang.

Gambar 3.6 Tenda (sumber : dokumentasi pribadi)

F. Perjalanan Pemotretan

Untuk mencapai kawasan Gunung Burangrang penulis melakukan

perjalanan awal dimulai dari daerah Cisarua Gerbang Komando, berlanjut

melewati Gerbang Lawang Angin. Dari situ terlihat petunjuk arah untuk menuju

wilayah Curug Layung dan kawasan Camping Ground yang di penuhi hutan

hutan pinus gunung Burangrang. Dalam rangka mendukung kegiatan pemotretan,

penulis mendirikan tenda di hutan pinus, sehingg lebih leluasa untuk mengambil

angle – angle foto yang ingin penulis dapatkan.

Gambar 3.7 Mendirikan tenda di hutan pinus (sumber : dokumentasi pribadi)

Dari tempat mendirikan kemah, untuk menuju Curug Layung penulis

(34)

47

menelusuri kawasan hutan pinus dan Curug Layung untuk diambil beberapa

objek yang dijadikan sebagai fokus pemotretan.

Gambar 3.8 Air terjun kecil curug layung (sumber : dokumentasi pribadi)

Pada hari kedua barulah penulis melakukan pendakian dan pemotretan

untuk mencapai puncak Gunung Burangrang. Medan pendakian gunung

Burangrang yang sedikit menanjak serta diselang-selingi oleh bebatuan yang

besar membuat penulis sedikit kesulitan menunju puncaknya. Untuk mencapai

puncak gunung Burangrang memakan waktu kurang lebih dari 4 jam perjalanan

yang dikiri kanannya masih dpenuhi hutan belantara.

(35)

48

Gambar 3.10 Mencapai tugu puncak Gunung Burangrang (sumber : dokumentasi pribadi)

Setelah mencapai puncak gunung Burangrang penulis tidak hanya

melakukan beberapa kali pemotretan terhadap beberapa objek, melainkan juga

memanfaatkannya untuk beristirahat, makan dan shalat. Dari atas puncak gunung

Burangrang kita bisa melihat birunya danau Situ Lembang dari kejauhan yang

pada saat ini tidak bisa sembarangan orang yang dapat diperbolehkan ke kawasan

tersebut.

G. Proses Pengambilan Gambar

1. Pengoperasian Kamera

Proses pengambilan gambar karya fotografi yang merupakan tugas akhir

ini, penulis lakukan dengan 2 teknik pemotretan, yaitu secara manual dan auto .

Teknik manual yang dimaksud dalam hal ini, yaitu: mengoperasikan atau

memainkan bukaan cahaya yang disebut dengan diafragma (f) dengan standar

ukuran f/4 sampai f/22 serta kecepatan cahaya yang disebut shutter speed (S) yang

menyesuaikan diafragma kearah normal. Sedangkan memakai teknik auto,

penulis lakukan saat penulis melakukan pendakian agar lebih cepat mengambil

gambar secara otomatis dengan menggunakan fasilitas yang disediakan oleh

kamera.

2. Komposisi dan Sudut Pengambilan Gambar (Angle)

Untuk melakukan pemotretan, penulis melakukan pengambilan gambar

dari sudut pandang yang beragam dan berbeda. Hal ini dilakukan untuk

mendapatkan berbagai macam angle foto yang menarik di kawasan Gunung

Burangrang. Disamping itu pengaturan komposisi dalam pemotretan juga penulis

(36)

49

estetika dalam karya fotografi. Komposisi adalah cara bagaimana gambar

membagi sebuah bidang gambar (Charpentier, 1993). Penentuan komposisi

dilakukan saat kita membidik objek foto.

Sama halnya dengan berkarya seni, untuk memotret menghasilkan foto

yang bagus diperlukan unsur – unsur seni (elements of art), seperti unsur garis,

bentuk, ruang, warna, tekstur dan cahaya yang paling berperan penting dalam

fotografi. Unsur – unsur yang paling menonjol untuk memotret pemandangan

alam di Gunung Burangrang ini diantaranya adalah :

a. Garis

Unsur garis dalam memotret pemandangan alam khususnya Gunung

Burangrang lebih memeperhatikan garis horizon, karena tidak seperti memotret

pemandangan alam pada pantai dan laut yang garis horizonnya hanya lurus saja.

Memotret pemandangan alam di kawasan gunung memiliki banyak unsur garis

seperti lurus, lengkung, miring dan patah – patah.

b. Warna

Warna adalah suatu konsep yang membantu kita mengenali sifat berbagai

objek dan mendefinisikannya dengan lebih cepat. Jika kita memikirkan warna

objek di sekeliling kita, segera kita dapat melihat betapa nuansa warna sangat

beraneka. (Yahya, 2002)

Warna dalam memotret pemandangan alam dapat ditimbulkan melalui

pilihan pencahayaan. Idealnya, sebuah foto mempunyai satu subjek utama dan

satu warna utama, sedang subjek dan warna lainnya merupakan pendukung.

Sebuah komposisi yang warnanya terdiri dari tingkat warna sejenis akan

menghasilkan foto yang tenang. Unsur-unsur pendukung warna ini sangat

dipengaruhi oleh sumber cahaya yang berupa cahaya seadanya, seperti cahaya

matahari. Warna pada karya foto pemandangan alam ini adalah warna asli yang

berada di alam, warna normal sesuai dengan kondisi alam dan keadaan. Seperti

mengandalkan cahaya dari objek yang tersinari oleh cahaya matahari.

c. Bentuk dan Ruang

Unsur bentuk dan ruang dalam foto pemandangan alam mengutamakan

tatanan yang memberikan kesan tiga dimensi. Ditunjukkan dengan gradasi cahaya

(37)

50

d. Cahaya atau Pencahayaan

Cahaya merupakan unsur yang paling utama dalam fotografi, karena

gambar yang terlihat adalah cahaya yang dipantulkan oleh objek sehingga

membentuk foto objek tersebut. Gambar foto yang menarik juga tercipta dengan

cara memainkan unsur cahaya.

Unsur cahaya dalam pemotretan karya fotografi ini penulis gunakan untuk

memperoleh warna alam yang natural dan kesan tekstur seperti pada objek

gunung, atau bayangan pada tanah, kilauan cahaya pada air dan lain sebagainya.

Penulis memotret menggunakan cahaya normal agar foto dapat mudah dilanjutkan

dengan proses retouching atau editing.

H. Proses Seleksi Foto

Seperti yang sudah penulis jabarkan sebelumnya, penulis memotret

dengan mengambil berbagai objek pesona alam yang ada di kawasan Gunung

Burangrang, sehingga mendapatkan jumlah foto yang banyak. Jumlah foto yang

telah didapatkan harus melalui proses penyeleksian gambar agar foto yang terbaik

lah yang bisa dimasukan ke dalam karya buku fotografi esai yang menampilkan

pesona keindahan alam di kawasan Gunung Burangrang. Pemilihan gambar

dilakukan dengan menggunakan komputer atau laptop, prosesnya berupa

pemindahan data dari memory card kamera yang di transfer melalui card reader

yang sudah terdapat didalam laptop dan disimpan di hardisk laptop. Setelah foto

telah tersimpan di laptop, maka penulis pun melakukan proses pemilihan foto.

Proses pemilihan foto dilakukan dengan berbagai pertimbangan sesuai unsur –

unsur fotografi yang telah dijelaskan penulis. Penulis memilih 42 foto dari sekian

(38)

51

Gambar 3.11 Proses pemilihan gambar (sumber : dokumentasi pribadi)

I. Proses Editing Foto/Gambar

Foto/Gambar yang telah dipilih dan diseleksi bukan bearti bisa langsung di

pakai ke dalam pembuatan layout buku fotografi esai, agar menghasilkan gambar

yang lebih baik lagi dan penambah nilai estetis dilakukan pengolahan retouching

dan editing foto.

Penulis melakukan pengolahan retouching foto menggunakan aplikasi

yang tersedia di smartphone, yaitu dengan menggunakan 2 aplikasi VSCOCAM

dan Snapseed. Aplikasi ini memiliki fungsi untuk mengedit menaikturunkan

warna dan cahaya serta memberi filter pada foto.

Gambar 3.12 Aplikasi vscocam (sumber:

(39)

52

Gambar 3.13 Aplikasi snapseed (sumber :

https://pbs.twimg.com/profile_images/2940715558/b700b88c5ae1f0b86b91e4512010acef_400x40 0.png)

Gambar 3.14 Pengolahan gambar di vscocam (sumber : dokumentasi pribadi)

Gambar 3.15 Pengolahan gambar di snapseed (sumber : dokumentasi pribadi)

J. Proses Mendesain dan Pembuatan Layout Buku Foto Esai

Konsep pembuatan buku foto esai ini adalah dirancang dengan

menampilkan dan menginformasikan secara jelas keindahan dari alam Gunung

(40)

53

menentukan tema layout yang akan dibuat, penulis memilih minimalist modern

yaitu adalah dengan layout yang terkesan bersih, elegan dan simpel. Tujuannya

adalah untuk memaksimalkan fungsi fotografi sebagai point of interest. Setelah

menentukan tema, penulis melakukan pencarian berbagai referensi layout – layout

buku yang ada di https://id.pinterest.com/ situs ini adalah aplikasi yang membantu

menemukan dan menyimpan ide – ide kreatif.

Gambar 3.16 Referensi Layout (sumber : karya sidney lim yx https://s-media-cache- ak0.pinimg.com/736x/be/8d/9a/be8d9a268e96ccd9cf3d4467c20fccdb.jpg)

Proses berikutnya adalah merancang dan mendesain layout secara manual

menentukan letak foto dan teks dalam buku.

(41)

54

Langkah selanjutnya adalah penulis menentukan foto yang akan

dimasukkan ke dalam layout.

Gambar 3.18 Proses menentukan foto (sumber : dokumentasi pribadi)

Setelah menentukan foto yang akan di layout, langkah berikutnya adalah

menulis teks yang akan dimasukan pada kolom teks pada layout. Selanjutnya

adalah proses membuat layout, menyesuaikan foto dan memasukan teks

menggunakan software Adobe Illustrator CC.

Gambar 3.19 Adobe Illustrator CC (sumber :

(42)

55

Langkah pertama menggunakan software ini untuk membuat layout adalah

dengan menentukan berapa halaman art board yang dipilih, penulis menggunakan

10 art board untuk membuat cover dan halaman pertama sampai dengan 8,

berikutnya akan di lanjut sampai dengan halaman terakhir.

Gambar 3.20 Art Board yang masih kosong (sumber : dokumentasi pribadi)

Selanjutnya adalah drag foto yang dipilih dan telah di retouch ke dalam

software adobe illustrator CC.

(43)

56

Langkah berikutnya yaitu menentukan font yang digunakan.

Gambar 3.22 Menentukan jenis Font (sumber : dokumentasi pribadi)

Tipografi yang digunakan dalam pembuatan karya ini ada 3 jenis font yaitu

diantaranya adalah :

COUTURE BOLD

(44)

57

Setelah menentukan font penulis memasukan teks pada layout.

Gambar 3.23 Memasukan teks pada layout. (sumber : dokumentasi pribadi)

Proses selanjutnya adalah penulis mendesain layout sesuai dengan rancangan

manual, total halaman artboard yang di buat adalah 36 halaman.

(45)

58

K. Proses Pencetakan Karya dan Finishing

Setelah semua layout diselesaikan dan di ubah ke dalam format PDF maka

file dipindahkan ke dalam flash disk. Penulis lalu mencetak desain buku di

percetakan dengan menggunakan print laser. Penulis memilih jenis kertas

“Mohawk Eggsheell” agar warna pada foto lebih terlihat tetap natural dan tajam serta menghasilkan foto yang bagus. Sedangkan pada pemilihan sampul cover

menggunakan kertas kalkir. Proses terakhir adalah proses cutting dan finishing

penyatuan kertas agar berbentuk buku.

Gambar 3.26 Proses finishing buku di percetakan (sumber : dokumentasi pribadi)

(46)

59

(47)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dalam merancang sebuah buku fotografi esai membutuhkan sebuah

kemampuan berkomunikasi dengan cara pendekatan secara visual yaitu fotografi

dan desain. Proses pengerjaannya pun tidak semudah kelihatannnya. Membuat

dan merancang sebuah buku fotografi esai harus dengan perancanaan yang

matang, mulai dari persiapan menuju lokasi foto, perlengkapan yang dibawa,

pengumpulan data sumber lokasi foto, dokumentasi dan pemotretan objek, hingga

merancang foto tersebut menjadi sebuah buku foto esai secara utuh. Dalam

menyelesaikan buku fotografi esai pesona alam Gunung Burangrang tidak hanya

kemampuan fotografi saja tetapi kemampuan menganalisa pesona alam yang ada

pada objek yaitu kawasan Gunung Burangrang.

Gunung Burangrang adalah salah satu gunung di Jawa Barat yang

memiliki pesona alam yang indah, rimbunnya hutan tropis, terdapat sungai dan

danau. Juga memiliki tebing dan medan pendakian yang terjal. Salah satu tempat

di Indonesia yang harus dijaga kelestarian dan keasliannya. Media berjenis buku

fotografi esai diharapkan mampu untuk memperlihatkan dengan nyata bagaimana

pesona keindahan alam dan kekayaan di kawasan ini, sehingga dapat

menimbulkan kecintaan akan tanah air dan lebih dekat dengan alam di Indonesia.

Dengan merancang karya buku fotografi esai ini tidak hanya kemampuan

fotografi yang dapat diperlihatkan pada karya ini, tetapi juga bagaimana

merancang sebuah media buku fotografi esai yang benar dengan tujuan untuk

menunjukan pesona alam di kawasan Gunung Burangrang. Dan pada akhirnya

masyarakat akan melihat dan menyadari menanamkan kembali nilai – nilai moral

dari alam dan dapat menikmati ataupun mengapresiasi hasil fotografi yang indah

(48)

146

Pada karya fotografi yang dikemas dalam buku foto esai, maka dapat

disimpulkan bahwa secara umum visualisasi karya fotografi dan desain buku foto

esai yang dihasilkan penulis memiliki foto dengan nuansa alam yang masih asri

dan desain buku yang simple tetapi elegan, juga dapat menggambarkan serta

menjelaskan pesona alam yang terdapat di kawasan Gunung Burangrang.

B. Saran

Dengan adanya pembuatan karya tugas akhir ini, yang berupa buku

fotografi esai ini, maka penulis mengemukakan saran – saran untuk rekomendasi

sebagai berikut :

1. Bagi pembaca penulis mengharapkan kritik dan saran untuk bisa

meningkatkan upaya yang berkenaan dengan pendidikan yang lebih baik.

2. Bagi masyarakat diharapkan menjadi sebuah gambaran tentang pesona alam

Gunung Burangrang yang harus kita jaga keaslian dan keasriannya.

3. Bagi fotografer untuk menghasilkan karya fotografi pemandangan alam butuh

persiapan dan peralatan yang memadai.

4. Karya buku fotografi esai ini semoga menjadikan sebuah stimulus bagi

pencipta karya fotografi lainnya.

5. Bagi dunia fotografi diharapkan menjadikan media pembelajaran bagaimana

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Y. (2012). Photography From My Eyes. Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia.

Devenport, Alma. (1991). The History of Photography. Boston : Focal Press

Edison, P. (2011). Buku Saku Fotografi. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Tjin, E. (2012). Membuat Foto Yang Bercerita. [Online]. Tersedia dalam

http://www.infofotografi.com/blog/2012/07/membuat-foto-yang-bercerita

photo-story-essay/. [Diakses 27 Juli 2015]

Kusrianto, Ari. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi

Kusuma, Yuliandi. (2013). Fotografi Lanskap Kreatif. Jakarta : PT. Grasindo

Masri, Andry. (2010). Strategi Visual. Yogyakarta : Jalasutra Anggota IKAPI

Rambey, Arbain. (2011). Apa Itu Esai Foto. [Online]. Tersedia dalam

http://dantospostcard.blogspot.com/2011/05/apa-itu-esai-foto.html.

[Diakses 27 Juli 2015]

Rambey, Arbain (2003). Sejarah Fotografi, Sejarah Teknologi. Jakarta : Kompas.

Rustan, S. (2008). Layout dan Dasar Penerapannya. Jakarta : Gramedia

Sachari, Agus. (2005). Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta : Erlangga

Sanyoto, Sudjiman Ebdi. (2010). Nirmana : Elemen – elemen Seni dan Desain.

Yogyakarta : Jalasutra Anggota IKAPI.

Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual (Edisi Revisi). Yogyakarta : Jalasutra Anggota IKAPI.

Gambar

Gambar 3.2 Kartu Memori (sumber : dokumentasi pribadi)
Gambar 3.3 Tas Kamera (sumber : dokumentasi pribadi)
Gambar 3.4 Perjalanan pemotretan (sumber : dokumentasi pribadi)
Gambar 3.7 Mendirikan tenda di hutan pinus (sumber : dokumentasi pribadi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

PEMBUATA BUKU ESAI FOTOGRAFI TARI PE DET SEBAGAI MEDIA PROMOSI WARISA BUDAYA BALI!.

Dengan visualisasi yang menarik dan informatif pada perancangan buku esai foto tentang ayam hias jenis onagadori ini, diharapkan dapat menyajikan cerita tentang ayam

Pemilihan media ini selain memiliki informasi yang mendalam, juga jarang ditemukan buku esai fotografi yang membahas tentang budaya tradisional Topeng dalang di

Maka untuk mengenalkan potensi tersebut dibuatlah perancangan desain komunikasi visual berupa buku esai fotografi yang memuat tentang makanan khas Kota Magelang. Buku ini

PERAHU SEBAGAI OBJEK UNTUK PENCIPTAAN KARYA FOTOGRAFI BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP

Oleh karena itu, dibuatlah perancangan dengan tujuan mendapatkan visualisasi konsep melalui media buku fotografi esai yang berisi informasi dan fakta menarik tempat wisata

Perancangan Buku Esai Foto Pande Andong Yogyakarta, Andong sebagai sebuah karya desain yang bertujuan mengenalkan warisan budaya yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh

Penciptaan tugas akhir ini mengambil tema landmark Yogyakarta sebagai objek penciptaan karya fotografi dengan penerapan teknik smallgantics pada aerial