ABSTRACT
Indirect Cost pool use in order to improvement in costing is defined as the ability of the costing system to more accurately reflect the cause-and-effect relationship between the cost object and the cost of the resources used by the cost object. Use of multiple indirect cost pools in organization intend to improve costing. However, it has some basic problem. The first problem is how to use costing using multiple cost pool. Second, how improvement in costing system using multiple cost pool. This research proposes to give analysis of costing using multiple cost pool. Textile manufacture firm FPT were used as sample. Analysis result show costing using multiple cost pool give better cost information compared with single cost pool.
ABSTRAK
Pengelompokan biaya tidak langsung (indirect cost pool) dilakukan untuk meningkatkan perhitungan biaya dengan cara merefleksikan hubungan sebab akibat antara objek biaya dan sumber daya yang digunakan objek biaya tersebut. Penggunaan multiple cost pool dalam sebuah organisasi bertujuan untuk meningkat perhitungan biaya ini. Namun, ada beberapa permasalahan yang mendasar. Permasalahan pertama adalah bagaimana cara perhitungan biaya menggunakan
multiple cost pool. Permasalahan kedua, seberapa besar peningkatan perhitungan
biaya menggunakan multiple cost pool. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisa mengenai penggunaan multiple cost pool dalam metode perhitungan biaya secara konvensional. Sample yang digunakan adalah perusahaan tekstil FPT. Berdasarkan hasil analisa, diketahui bahwa perhitungan biaya produk menggunakan
multiple cost pool menghasilkan informasi biaya yang lebih baik dibandingkan
dengan single cost pool.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... I
LEMBAR PENGESAHAN ...II
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... III
KATA PENGANTAR ... IV
ABSTRACT ... VI
ABSTRAK ... VII
DAFTAR ISI ... VIII
DAFTAR GAMBAR ... XI
DAFTAR TABEL ... XII
DAFTAR LAMPIRAN ... XIII
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Kegunaan Penelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
2.1.1. Pengertian Biaya ... 8
2.1.2. Pengertian Objek Biaya... 9
2.2. Sistem Manajemen Informasi Biaya ... 10
2.2.1. Metode Konvensional ... 10
2.2.2. Metode Aktivitas ... 13
2.3. Penetapan Biaya ... 16
2.3.1. Penetapan Biaya pada Objek Biaya (Assign Cost) ... 16
2.3.2. Hubungan Biaya dengan Objek Biaya ... 16
2.3.3. Metode Penetapan Biaya ... 18
2.3.4. Pengelompokan Biaya (Cost Pool) ... 20
2.3.5. Menggunakan Kapasitas Rencana dari Biaya (Planned Capacity Cost) 21 2.3.6. Tingakatan Unit Penggerak (Cost Driver Level) ... 22
2.4. Perusahaan Manufaktur Tenun ... 22
2.4.1. Perusahaan Manufaktur ... 22
2.4.2. Arus Biaya pada Perusahaan Manufaktur ... 23
2.4.3. Produksi Kain Tenun... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
3.1. Jenis Penelitian ... 25
3.2. Sumber Data yang Digunakan ... 25
3.3. Model Penelitian ... 26
3.4. Metode Penelitian... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1. Penentuan Objek Biaya (Cost Object) ... 31
4.2. Akumulasi Biaya (Cost Accumulation) ... 32
4.3. Pengukuran Biaya (Cost Measurement)... 33
4.3.1. Biaya Langsung (Direct Cost) ... 34
4.3.2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) ... 34
4.4. Penetapan Biaya Pada Objek Biaya (Cost Assignment) ... 35
4.4.2. Desain Kelompok Biaya Tidak Langsung ... 36
4.4.3. Pengelompokan Pertama Pada Departemen Produksi Dan Pembantu ... 38
4.4.4. Penggabungan Biaya Pada Departemen Produksi ... 41
4.4.5. Pengelompokan Kedua Pada Sub-Proses/Mesin ... 44
4.4.6. Penetapan Biaya Tidak Langsung Per Unit ... 52
4.4.7. Penetapan Biaya per Produk ... 53
4.5. Perbandingan perhitungan biaya produk ... 54
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 58
5.1. Simpulan ... 58
5.2. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
LAMPIRAN ... 61
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model pembiayaan produk konvensional ... 11
Gambar 2.2 Model pembiayaan produk berdasarkan aktivitas ... 14
Gambar 3.1 Model penelitian ... 27
Gambar 4.1 Diagram proses per departemen ... 36
Gambar 4.2 Model perhitungan single cost pool ... 54
Gambar 4.3 Model perhitungan multiple cost pool ... 55
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Metode penelitian ... 28
Tabel 4.1 Biaya produksi tahun 2012 ... 32
Tabel 4.2 Klasifikasi biaya langsung dan tidak langsung ... 35
Tabel 4.3 Rekapitulasi buku besar BTL per departemen ... 39
Tabel 4.4 Rekapitulasi dasar alokasi untuk BTL departemen pembantu ... 43
Tabel 4.5 Rekapitulasi alokasi BTL departemen pembantu kedalam departemen produksi ... 43
Tavel 4.6 Rekapitulasi BTL persiapan 2 ... 44
Tabel 4.7 Alokasi biaya bahan baku pembantu per sub proses (mesin) ... 47
Tabel 4.8 Alokasi biaya tenaga kerja harian per sub proses (mesin) ... 48
Tabel 4.9 Alokasi biaya listrik per sub proses (mesin) ... 48
Tabel 4.10 Alokasi biaya uap per sub proses (mesin) ... 48
Tabel 4.11 Alokasi biaya departemen pembantu pu per sub proses (mesin) ... 49
Tabel 4.12 Alokasi btl yang tidak material per sub proses (mesin) ... 49
Tabel 4.13 Rekapitulasi alokasi BTL per sub proses (mesin) ... 50
Tabel 4.14 Rekapitulasi biaya tidak langsung per unit ... 52
Tabel 4.15 Akumulasi proses warping ... 52
Tabel 4.16 Perhitungan biaya produk (multiple cost pool) ... 53
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada beberapa dekade terakhir informasi biaya produk menjadi kritis dalam lingkungan persaingan perusahaan tekstil yang semakin ketat. Kemampuan adaptasi beberapa perusahaan tekstil dengan lingkungan ditunjukan dengan perubahan dalam manajemen informasi biaya untuk menghasilkan informasi biaya produk yang lebih akurat melalui activity based costing. Layaknya adaptasi dituntut kemampuan sistem serta kemauan manajemen untuk melakukan perubahan, namun sering kali hal ini menjadi benteng penghalang aliran informasi yang lebih baik. Usaha, biaya dan manfaat menjadi salah satu faktor pertimbangan yang mempengaruhi perubahan tersebut. Dalam menjembatani penghalang ini dapat dilakukan dengan pendekatan terhadap model yang ideal (activity based costing) dengan sistem yang lama (traditional costing), diharapkan dapat memperlihatkan sudut pandang baru sebagai bahan pertimbangan dan menjadi sistem yang aplikatif.
Bab 1 Pendahuluan 2
lingkungan persaingan yang ‘memanas’, perhitungan biaya produk yang akurat telah menjadi komponen yang kritikal terhadap kelangsungan bisnis”
Pentingnya informasi biaya produk menjadi kritis dalam lingkungan persaingan perusahaan tekstil disebabkan beberapa hal, seperti : munculnya beberapa perusahaan tekstil yang menyebabkan semakin sempitnya pangsa pasar. Penyempitan pangsa pasar ini membuat perubahan kecil pada biaya produk akan berdampak signifikan terhadap kelangsungan sebuah perusahaan. Perubahan kecil pada biaya produk diakibatkan oleh meningkatnya penggunaan dari mesin-mesin otomatis dimana berdampak pada kenaikan biaya-biaya yang digunakan secara bersama oleh beberapa produk atau yang biasa disebut dengan biaya tidak langsung atau biaya overhead.
Biaya produk menurut Horngren (2012:28) dapat digolongkan menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead merupakan faktor-faktor yang membentuk biaya produk. Masalah keakuratan penghitungan biaya muncul ketika menghitung biaya tidak langsung, sedangkan untuk biaya langsung bukan merupakan masalah karena dapat dibebankan langsung kepada produk. Maka dari itu, biaya tidak langsung atau overhead yang akan menjadi fokus utama pembahasan.
Biaya tidak langsung atau biaya overhead menimbulkan perbedaan pada sistem informasi manajemen biaya. Secara umum sistem manajemen biaya terbagi atas dua metode, yaitu : berdasakan volume (konvensional) dan berdasarkan aktivitas (activity
based costing) (Hansen,2009:33). Perubahan dari metode konvensional menjadi
Bab 1 Pendahuluan 3
persaingan perusahaan yang semakin ketat serta peningkatan pada biaya tidak langsung akibat penggunaan mesin-mesin otomatis.
Sistem manajemen informasi biaya berdasarkan volume (konvensional) untuk menetapkan biaya tidak langsung kedalam objek biaya dilakukan berdasarkan volume produksi, didasarkan pada asumsi bahwa produk yang menyebabkan timbulnya biaya. Pada awalnya sistem manajemen informasi biaya konvensional di desain untuk perusahaan manufaktur yang hanya berfokus pada kegiatan produksi saja, dengan menggunakan satu unit penggerak seperti jam kerja langsung, atau jam mesin langsung. Metode yang dilakukan adalah dengan mengalokasi total biaya tidak langsung kedalam kelompok biaya (single cost pool) yang biasanya berupa departemen, kemudian biaya yang telah dialokasikan tersebut ditetapkan kedalam produk berdasarkan unit penggerak yang berhubungan dengan volume produksi.
Volume produksi sebagai unit penggerak dapat memberikan beberapa kelebihan dalam sistem manajemen biaya infomasi secara konvensional, yaitu : sistem ini mudah dipahami dan di aplikasikan, besarnya biaya pengukuran untuk menunjang sistem relatif tidak besar. Namun dengan sistem yang mudah ini sayangnya memiliki kekurang, yaitu : tingkat keakuratan dari penentapan biaya terhadap produk menjadi kurang akibat tidak seluruh biaya tidak langsung berkaitan dengan volume produksi (Hansen,2009:26).
Bab 1 Pendahuluan 4
yang tinggi. Metode yang dilakukan adalah dengan mengalokasikan biaya tidak langsung kedalam beberapa kelompok biaya (multiple cost pool) yang berupa aktivitas, kemudian biaya yang telah dialokasikan tersebut ditetapkan kedalam produk berdasarkan unit penggerak yang berhubungan dengan satuan aktivitas.
Pengelompokan serta penggunaan unit penggerak tidak hanya berdasarkan volume produksi dapat memberikan beberapa kelebihan pada sistem manajemen biaya berdasarkan aktivitas, yaitu : tingkat keakuratan dari penetapan biaya produk menjadi lebih baik. Namun terdapat beberapa kekurangan pada sistem ini, yaitu : untuk menghasilkan perhitungan yang lebih akurat dibutuhkan biaya tambahan yang relatif lebih besar untuk melakukan pengukuran secara lebih terperinci, kemudian pengaplikasian sistem ini membutuhkan komitmen serta pengertian dari manajemen sebagai dukungan terbentuknya sistem ini (Atkinson,2011:189).
Berdasarkan dua sistem manajemen informasi biaya diatas, saat ini perusahaan tekstil yang akan diteliti menggunakan sistem manajemen berdasarkan volume (konvensional). Setelah melakukan wawancara diawal dengan pihak perusahaan, kemungkinan aplikasi menggunakan metode aktivitas dapat dikatakan kecil akibat perusahaan tidak siap untuk berkomitmen bersama melakukan perubahan sistem, mengeluarkan biaya tambahan untuk melakukan pengukuran, dan ragu akan seberapa material perbedaan biaya yang akan didapat. Namun perbaikan akan sistem yang sekarang berjalan dibutuhkan perusahaan agar dapat memberikan informasi biaya yang lebih berguna untuk perhitungan harga jual produk, serta mengalokasikan sumber daya.
Bab 1 Pendahuluan 5
manfaat yang mendekati ideal (cost and benefit). Langkah awal untuk menggunakan beberapa perubahan pada sistem lama yaitu metode konvensional adalah salah satu cara ekonomis yang dapat ditempuh. Perubahan sistem lama dapat ditempuh dengan menambahkan beberapa kelompok biaya (cost pool) yang didasari dengan alur proses perusahaan, sehingga mendekati model dari metode berdasarkan aktivitas yang menggunakan beberapa kelompok biaya tidak langsung (multiple cost pool). Dengan hal ini maka biaya pengukuran dan usaha yang dikeluarkan dapat diminimalisasi, karena perusahaan telah memiliki beberapa laporan yang dapat digunakan untuk menunjang terbentuknya beberapa kelompok biaya tidak langsung. Namun penggunaan unit penggerak yang berkaitan dengan volume produksi sebagai dasar alokasi penentuan biaya tidak langsung akan tetap digunakan.
Dalam penelitian ini saya sebagai penulis akan memilih mengaplikasikan sistem perhitungan biaya dengan metode konvensional dengan beberapa kelompok biaya tidak langsung (multiple cost pool). Agar dapat memberikan informasi biaya produk yang lebih baik untuk mengambil keputusan mengenai harga jual, serta mengalokasikan sumber daya.
1.2. Identifikasi Masalah
Maka penulis mengambil beberapa rumusan masalah dalam penulisan ini, yaitu :
Bab 1 Pendahuluan 6
2. Berapa perbedaan biaya yang terjadi dalam kelima produk yang paling banyak diproduksi pada perusahaan tesktil FPT?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Penulisan ini bertujuan untuk :
1. Memberikan perhitungan biaya produk dengan menggunakan sistem manajemen biaya berdasarkan konvensional dengan beberapa kelompok biaya tidak langsung pada pabrik tenun.
2. Untuk menghitung perbedaan biaya yang terjadi dalam kelima produk yang paling banyak diproduksi pada perusahaan tekstil FPT
1.4. Kegunaan Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Gambaran mengenai perhitungan biaya produk dengan sistem manajemen berdasarkan konvensional dengan beberapa kelompok biaya tidak langsung. Juga memberikan contoh mengenai perbedaan dari biaya produk yang paling banyak diproduksi perusahaan tekstil FPT.
2. Bagi penulis
Bab 1 Pendahuluan 7
3. Bagi pembaca umumnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada perusahaan tekstil FPT, penulis dapat menarik kesimpulan untuk menjawab kedua pertanyaan diawal penelitian ini mengenai cara penerapan metode konvensional dengan menggunakan kelompok biaya tidak langsung (multiple cost pool) pada pabrik tenun dan perbedaan perhitungan menggunakan single cost pool dan multiple cost pool pada kain greige.
1. Perusahaan tekstil FPT melakukan menetapkan biaya produk menggunakan metode konvensional single cost pool.
2. Penerapan pengelompokan biaya multiple cost pool memberikan informasi biaya produk yang lebih baik dibandingkan dengan single cost pool.
3. Perbedaan biaya produk menggunakan single cost pool dan multiple cost pool pada kain greige cukup besar untuk beberapa produk. Berdasarkan sample kelima produk yang di uji, perbedaan tersebut berkisar antara - Rp. 89,9 sampai dengan Rp. 1.179,37. Dengan kata lain sebesar 50,49% undercosted dan sebesar 10,37% overcosted.
Bab 5 Simpulan dan Saran 59
(undercosted). Dengan kata lain penggunaan single cost pool gagal untuk menetapkan biaya tidak langsung produk sebesar nilai tersebut.
5. Penggunaan multiple cost pool dapat memberikan perhitungan biaya secara lebih mendetail dibandingkan dengan single cost pool.
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah penulis uraikan sebelumnya, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat. Adapun saran penulis adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sebaiknya segera mengkaji ulang mengenai pengelompokan biaya tidak langsung yang sekarang digunakan yaitu single cost pool.
2. Sistem manajemen biaya ini dapat digunakan perusahaan pada kondisi saat ini. Namun disarankan perusahaan mengkaji ulang setiap bentuk dari dasar alokasi yang digunakan. Dasar alokasi yang baik adalah yang memiliki hubungan sebab-akibat antara biaya dan objek biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, A.A., Robert S. Kaplan, Ella Mae Matsumura, dan S. Mark Young. (2011). Management Accounting. Edisi 6. New Jersey: Prentice-Hall,Inc.
Hansen, D. R., dan Maryanne M. Mowen. (2009). Cost Management : Accounting
and Control. Edisi 6e. Ohio: South-Western Publishing Co.
Hartono, Jogiyanto. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi 1. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM
Horngren, C. T., George Foster, dan Srikant M. Datar. (2002). Cost Accounting: A
Managerial Emphasis. Edisi 10. New Jersey: Prentice-Hall,Inc.
Horngren, C. T., Srikant M. Datar, dan Madhav Rajan. (2012). Cost Accounting: A
Managerial Emphasis. Edisi 14. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Lessner, John A. (1991). Traps to Avoid in Product Costing. Journal of Accountancy 172(1), july 1991. 87-ff
Mulyadi. (1999). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.