• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI Hubungan Asupan Lemak Total Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause Di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI Hubungan Asupan Lemak Total Dan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause Di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA KUWIRAN

KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

Disusun Oleh :

WINA IRIANI

J 310 100 082

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

2 HALAMAN PERSETUJUAN

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Judul Penelitian : Hubungan Asupan Lemak Total dan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali

Nama Mahasiswa : Wina Iriani Nomor Induk Mahasiswa : J310 100 082

Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Fakuktas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal, Desember 2014

dan layak untuk dipublikasikan

Surakarta, Desember 2014

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Siti Zulaekah, A., M.Si Rusjiyanto, SKM., M.Si NIK. 751 NIP. 196702171989021002 NIDN. 06-0612-7501

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes, PhD

NIK. 744

(3)

1 HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN

TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA KUWIRAN KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

Wina Iriani *

*Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammmadiyah Surakarta; Email : winairiani@yahoo.com

ABSTRACT

Introduction: The risk of factors can increase the blood pressure of menopause woman is decrease of estrogen hormone, high total fat intake and less of physic activities. Based on the data of health centers health profile of Banyudono II prevalence of the high blood pressure in Kuwiran is 35.6%. Objective: to know the relation between total fat intake and physical activity with blood pressure in menopause woman at Kuwiran. Research Method: This type of research is observational with cross sectional design. The research sample are 73 menopause woman at the age of 50 – 65 year. Simple random sampling was used take the sample. The total fat intake got from food recall of 24 hours food consuming and physical activity got from interview and 1x24 hours physical activity in 7 days. The blood pressure got by using tension meter tool. Pearson Product Moment was used to analyze the data. Research Result: almost two-third (61,6%) samples comsumed high fat intake. 94,5% have low physical activity and 72,0% have high systolic blood pressure while 65,8% have normal diastolic blood pressure. The correlation test result between total fat intake with systolic blood pressure is p = 0,019 and the correlation test result between total fat intake with diastolic is p = 0,194. The correlation between physical activity and systolic blood pressure is p = 0,304 and the correlation between physical activity and diastolic blood pressure is p = 0,693. Conclusion: There is significant relationship between total fat intakes and systolic blood pressure in menopause woman. There is not relationship between total fat intakes and diastolic blood pressure in menopause woman. There is not relationship between physical activity and systolic blood pressure in menopause woman. There is not relationship between physical activity and diastolic blood pressure in menopause woman.

Keywords: Menopause, Total Fat Intake, Physical Activity, Blood Pressure Bibliography: 67: 1999-2014

PENDAHULUAN

Menopause merupakan suatu proses alamiah yang dihadapi dalam kehidupan wanita seiring dengan bertambahnya usia. Kejadian menopause ini dapat mempengaruhi kesehatan wanita. Berhentinya fungsi hormon tersebut dapat menyebabkan

penyempitan pembuluh darah yang berakibat meningkatkan tekanan darah (Sase, 2013).

(4)

2 dapat dikontrol yaitu pola makan dan

gaya hidup. Perubahan pola makan tersebut adalah perubahan pola makan modern yang mengandung tinggi lemak (seperti fast food dan junk food) dan perubahan gaya hidup yang

serba otomatis sehingga

menyebabkan kurangnya aktivitas fisik (Andarini, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Fathina (2007), menunjukan adanya hubungan asupan lemak total dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Hasil penelitian Khomsan (2003), juga menunjukan bahwa mekanisme terjadinya tekanan darah tinggi ada kaitannya dengan konsumsi zat gizi salah satunya adalah asupan lemak yang tinggi dalam menu sehari-hari. Asupan lemak yang tinggi dapat meningkatkan kadar lemak di dalam darah dan mengakibatkan terbentuknya plak. Plak tersebut akan berkembang menjadi arterosklerosis yang mengakibatkan tidak elastisitas pembuluh darah sehingga terjadinya penyempitan pada tahanan aliran darah koroner yang menyebabkan

naiknya tekanan darah

(Widyaningrum, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Muliyati (2011), menunjukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah. Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung, sehingga menyebabkan jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah yang pada akhirnya mengakibatkan naiknya tekanan darah (Anggara dan Prayitno, 2012).

Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi penyakit tidak menular terutama tekanan darah tinggi terjadi penurunan dari 31,7%

pada tahun 2007 menjadi 25,8% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2013). Pada tingkat provinsi Jawa Tengah (2012), bahwa prevalensi tekanan darah tinggi cukup tinggi sebesar 26,4%. Data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali 2012, kasus penyakit tidak menular yang tertinggi adalah penyakit tekanan darah tinggi dengan prosentase 50,8%. Data profil Puskesmas Banyudono II tahun 2013, mempunyai 131 kasus tekanan darah tinggi essensial dan desa kuwiran mempunyai prevalensi kasus tekanan darah tinggi sebesar 35,6%.

Hasil survei pendahuluan, pada wanita menopause di Desa Kuwiran bulan maret 2014 dari 31 wanita menopause yang datang ke posyandu ditemukan 15 wanita menopause mengalami tekanan darah tinggi, 5 wanita menopause mengalami pre-hipertensi dan 11 wanita menopause mempuyai tekanan darah normal. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui hubungan asupan lemak total dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.

METODE PENELITIAN

(5)

3 data aktivitas fisik diperoleh dari hasil

wawancara dan pencatatan aktivitas fisik selama 7 hari berturut-turut. Hasil uji kenormalan data menggunakan uji

kolmogorof smirnov, menujukan

semua data berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik pearson product moment.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum

Desa Kuwiran merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Luas wilayah Desa Kuwiran yaitu 1.920.900 Ha dan jumlah penduduk desa kuwiran tercatat pada tahun 2010 adalah 4685 jiwa, terdiri dari laki-laki 2048 jiwa dan perempuan 2637 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga 1304 KK (Profil Desa Kuwiran, 2010).

B. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Karakteristik Subjek berdasarkan

Usia

Subjek dalam penelitian ini adalah wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah subjek penelitian ini adalah 73 orang. Karakteristik subjek berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7

Distribusi karakteristik subjek menurut usia/umur

Kategori Usia Frekuensi (n)

Persentase (%) Lansia usia

pertengahan (45-59) Lansia (60-74)

44

29

60,3

39,7

Jumlah 73 100

Tabel 7 menunjukkan usia wanita menopause yang terbayak dalam penelitian ini yaitu kategori lasia usia pertengahan sebesar 60,3%. Rata-rata usia wanita menopause dalam penelitian ini adalah 57,79 tahun ± 4,969, sedangkan usia minimal subjek penelitian yaitu 50 tahun dan usia maksimal 65 tahun. 2. Tingkat Pendidikan

Distribusi karakteristik subjek berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8

Distribusi Karateristik Subjek menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 8 menunjukkan tingkat pendidikan subjek yang terbanyak yaitu pendidikan SD (37,0%).

3. Jenis Pekerjaan

Distribusi karakteristik subjek berdasarkan jenis pekerjaan, dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Distribusi Karakteristik Subjek

menurut Jenis Pekerjaan Jenis

Pekerjaan

Frekuensi (n)

Persentase (%) IRT

Buruh Petani Wiraswasta PNS

44 10 6 12

1

60,3 13,7 8,2 16,4

1,4

Jumlah 73 100

Tingkat Pendidikan

Frekuensi (n)

Persentase (%) Tidak

Tamat SD

26 35,6

SD 27 37,0

SMP 11 15,1

SMA 7 9,6

PT 2 2,7

(6)

4 Tabel 9 menunjukkan jenis

pekerjaan subjek yang terbanyak adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) dengan presentase sebesar 60,3%, sedangkan jenis pekerjaan wiraswasta 16,4%, jenis pekerjaan buruh 13,7%, petani 8,2% dan jumlah pekerjaan responden terkecil adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil) 1,4%.

4. Status Gizi

Distribusi karakteristik subjek berdasarkan status gizi dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10

Distribusi Status Gizi Subjek Status Gizi Frekuensi

(n)

Persentase (%) Normal

Overweight Obesitas

17 14 42

23,3 19,2 57,5

Jumlah 73 100

Tabel 10 menunjukkan distribusi status gizi subjek yang terbanyak adalah kategori status gizi obesitas sebesar 57,5%.

C. Asupan Lemak Total Subjek Distribusi frekuensi subjek penelitian menurut asupan lemak total dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11

Distribusi Asupan Lemak Total Subjek Kategori

Asupan Lemak Total

Frekuensi (n)

Persentase (%) Baik

Tinggi

28 45

38,4 61,6

Jumlah 73 100

Tabel 11 menunjukkan distribusi asupan lemak total subjek, sebagian besar subjek mempunyai asupan lemak total yang tinggi yaitu 61,6%. Rata-rata asupan lemak total

subjek yaitu 31,27% dari total kebutuhan energi ± 4,647, sedangkan asupan lemak total minimal subjek yaitu 19% dari total kebutuhan energi dan asupan lemak total maksimal subjek yaitu 39% dari total kebutuhan energi. Pada penelitian ini subjek yang mempunyai asupan lemak yang tinggi lebih sering mengkonsumsi makanan yang bersantan, makanan instan dan makanan yang digoreng setiap harinya, selain itu subjek juga lebih sering mengkonsumsi makanan bersantan yang dipanasi berkali-kali dan makanan tersebut dikonsumsi lebih dari 1 hari (seperti : gudeg, sambal goreng dan tumpang).

D. Aktivitas Fisik Subjek

Distribusi frekuensi subjek penelitian menurut aktivitas fisik dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12

Distribusi Aktivitas Fisik Subjek Kategori

Aktivitas Fisik

Frekuensi (n)

Persentase (%) Ringan

Sedang

69 4

95,5 5,5

Jumlah 73 100

(7)

5 fisik ringan dalam penelitiaan ini

memiliki status pekerjaan sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) dan untuk subjek yaang memiliki aktivitas fisik sedang memiliki pekerjaan atau status pekerjaan yang setiap hari rutin dilakukan, seperti berdagang, menjahit, berkebun dan rutin olahraga setiap harinya.

E. Tekanan Darah Subjek

Berdasarkan hasil

pengumpulan data yang telah dilakukan maka diperoleh distribusi tekanan darah pada wanita menopause di Desa Kuwiran, dapat dilihat pada Tabel 13 dan 14. Tekanan darah pada penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik.

Tabel 13

Distribusi Tekanan Darah Sistolik Subjek

Kategori Tekanan Darah Sistolik

Frekuensi (n)

Persentase (%) Normal

Tinggi

20 53

27,4 72,6

Jumlah 73 100

Tabel 13 menunjukkan distribusi tekanan darah sistolik subjek yang terbanyak yaitu kategori tekanan darah sistolik tinggi sebesar 72,6%. Rata-rata tekanan darah sistolik pada penelitian ini yaitu 156,9 mmHg ± 29,323, sedangkan tekanan darah sistolik minimal adalah 103 mmHg dan

tekanan darah sistolik maksimal adalah 231 mmHg.

Tabel 14

Distribusi Tekanan Darah Diastolik Subjek

Kategori Tekanan Darah Diastolik

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Normal Tinggi

48 25

65,8 34,2

Jumlah 73 100

Tabel 14 menunjukkan distribusi tekanan darah diastolik subjek yang terbanyak yaitu kategori tekanan darah diastolik normal sebesar 65,8%. Rata-rata tekanan darah diastolik pada penelitian ini adalah 82,49 mmHg ± 14,246, sedangkan tekanan darah diastolik minimal adalah 49 mmHg dan tekanan darah diastolik maksimal adalah 107 mmHg.

Tekanan darah merupakan faktor yang berperan penting di dalam sistem sirkulasi tubuh. Naik atau turunnya tekanan darah dapat mempengaruhi keseimbangan di dalam tubuh. Tekanan darah sangat bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan denyut jantung. Tekanan darah tinggi yang terus menerus dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada pembuluh darah ginjal, jantung, otak dan mata. Penyakit tekanan darah tinggi juga menjadi penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Herlambang, 2013).

F. Hubungan Asupan Lemak Total dengan Tekanan Darah

(8)

6 Tabel 15

Hubungan Asupan Lemak Total dengan Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah Sistolik

Asupan Lemak Total

Jumlah P Baik Tinggi

n % n % n %

Normal Tinggi

12 60 8 40 20 100 0,019 16 30,2 37 69,8 53 100

* Uji Korelasi Pearson Product Moment

Tabel 15 menunjukkan bahwa dari 20 subjek yang mempunyai tekanan darah sistolik normal sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total baik sebesar 60%, selebihnya subjek memiliki asupan lemak total tinggi sebesar 40%, sedangkan dari 53 subjek yang mempunyai tekanan darah sistolik tinggi sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total tinggi sebesar 69,8%, selebihnya subjek memiliki asupan lemak total baik sebesar 30,2%.

Berdasarkan hasil uji statistik analisis kenormalan data, data asupan lemak total berdistribusi normal p = 0,696 (p≥0,05) dan data tekanan darah sistolik berdistribusi normal p = 0,239 (p≥0,05), maka uji korelasi bivariat menggunakan uji korelasi

product moment,mhasil uji

menunjukkan nilai p value sebesar 0,019 (p≤0,05) Ho ditolak, berarti menunjukkan adanya hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah sitolik pada wanita menopause.

Pada penelitian ini adanya hubungan antara asupan lemak total dengan tekanan darah sistolik pada wanita menopause di desa Kuwiran, dikarenakan sebagian besar subjek memiliki asupan lemak yang tinggi yaitu sering mengkonsumsi makanan yang bersantan dan makanan tersebut

sering dipanaskan berkali-kali dikonsumsi lebih dari 1 hari, subjek sering mengkonsumsi makanan yang digoreng dan subjek juga sering mengkonsumsi makanan siap saji. Pada penelitian ini adanya hubungan juga dikarenakan posisi desa Kuwiran dekat dengan pasar ngancar dan kondisi geografis desa Kuwiran sebelah timur yang berbatasan dengan kertonatan/Kab.Sukoharjo yang tidak jauh dari pusat pertokoan atau swalayan yang ada di wilayah Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

(9)

7 menembus plak berkurang (Khomsan,

2003).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fathina (2007), menunjukkan adanya hubungan asupan lemak total dengan tekanan darah. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Inggita (2008), juga

menunjukkan adanya hubungan antara asupan lemak dengan tekanan darah dan hasil penelitian khomsan (2003), juga menunjukkan bahwa mekanisme terjadinya tekanan darah tinggi ada kaitannya dengan konsumsi zat gizi salah satunya adalah asupan lemak yang tinggi dalam menu sehari-hari.

Tabel 16 Distribusi Tekanan Darah Diastolik menurut Asupan Lemak Total Pada Wanita

Menopause

Tekanan Darah Diastolik

Asupan Lemak Total

Jumlah P Baik Tinggi

n % n % n %

Normal Tinggi

21 43,8 27 56,3 48 100 0,194 7 28,0 18 72,0 25 100

* Uji Korelasi Pearson Product Moment

Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 48 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik normal sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total tinggi sebesar 56,3%, selebihnya subjek memiliki asupan lemak total baik sebesar 43,8%, sedangkan dari 25 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik tinggi sebagian besar subjek memiliki asupan lemak total tinggi sebesar 72,0%, selebihnya subjek memiliki asupan lemak total baik sebesar 28,0%.

Berdasarkan analisis kenormalan data, data asupan lemak total berdistribusi normal p = 0,696 (p≥0,05) dan tekanan darah diastolik berdistribusi data normal p = 0,896 (p≥0,05), maka uji korelasi bivariat menggunakan uji korelasi product moment, hasil uji menunjukkan nilai p sebesar 0,194 (p≥0,05) Ho diterima, berarti menunjukkan tidak ada hubungan asupan lemak total dengan

tekanan darah diastolik pada wanita menopause.

(10)

8 2007). Selain itu tidak adanya

hubungan ini mungkin dikarenakan adanya faktor lain yang secara langsung mempengaruhi tekanan darah, seperti kekuatan jantung saat memompa darah, kepekatan (viskositas) darah, elastisitas pembuluh darah, tahanan tepi dan banyaknya darah (Marvyn, 2009).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitiaan yang

dilakukan oleh fathina (2007) dan Inggita (2008), yang menunjukkan adanya keterkaitan asupan lemak dengan tekanan darah. Tingginya asupan lemak dapat meningkatkan kadar lemak darah dalam lipoprotein (kolesterol dan trigleserida) yang menyebabkan naiknya tekanan darah sistolik dan diastolik.

G. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah

Hasil penelitian aktivitas fisik subjek dengan tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 17 dan 18.

Tabel 17

Distribusi Tekanan Darah Sistolik menurut aktivitas fisik Pada Wanita Menopause Tekanan Darah

Sistolik

Aktivitas Fisik

Jumlah p Ringan Sedang

n % n % n %

Normal Tinggi

18 90,0 2 10,0 20 100 0,304 51 96,2 2 3,8 53 100

* Uji Korelasi Pearson Product Moment

Tabel 17 menunjukkan bahwa dari 20 subjek yang mempunyai tekanan darah sistolik normal sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan sebesar 90,0%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 10,0%, sedangkan dari 53 subjek yang mempunyai tekanan darah sistolik tinggi sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik sebesar 96,2%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 3,8%.

(11)

9

Tabel 18 Distribusi Tekanan Darah Diastolik menurut aktivitas fisik Pada Wanita Menopause

Tekanan Darah Diatolik

Aktivitas Fisik

Jumlah p Ringan Sedang

n % n % N %

Normal Tinggi

45 93,8 3 6,3 48 100 0,693 24 96,0 1 4,0 25 100

* Uji Korelasi Pearson Product Moment

Tabel 18 menunjukkan bahwa dari 48 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik normal sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan sebesar 93,8%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 6,3%, sedangkan dari 25 subjek yang mempunyai tekanan darah diastolik tinggi sebagian besar subjek memiliki aktivitas fisik ringan sebesar 96,0%, selebihnya subjek memiliki aktivitas fisik sedang sebesar 4,0%.

Berdasarkan analisis kenormalan data, data aktivitas fisik berdistribusi data normal p = 0,760 (p≥0,05) dan data tekanan darah diastolik berdistribusi data normal p = 0,896 (p≥0,05), maka uji korelasi bivariat menggunakan uji korelsi pearson product moment, hasil uji menunjukkan p sebesar 0,693 (p≥0,05) Ho diterima, berarti menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah diastolik pada wanita menopause.

Pada penelitian ini tidak adanya hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada wanita menopause di desa Kuwiran, dikarenakan dari hasil wawancara aktivitas fisik masih ada sebagian subjek yang tidak terbuka jujur waktu diwawancarai, adanya perbedaan jumlah sampel, tempat penelitian dan karakteristik sampel dengan penelitian

lainnya. Selain itu juga dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah, seperti status gizi dan menurunnya hormon estrogen pada wanita menopause

yang dapat menyebabkan

menurunnya sensitifitas hormon leptin dan meningkatnya asupan makan, dimana hormon leptin dapat mempengaruhi tekanan darah melalui aktivitas syaraf simpatetik di hipotalamus (Pramono, 2013).

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliyati (2011), yang menunjukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah. Hasil penelitian Ridjab (2007), juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik selama 30-60 menit dapat menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada penderita tekanan darah tinggi stadium I. Penurunan tekanan darah sistolik lebih nyata pada kelompok dengan durasi aktivitas fisik 61-90 menit per minggu.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik, maka peneliti dapat merumuskan kesimpulan sebagai berikut :

(12)

10 2. Berdasarkan kategori aktivitas fisik

sebagian subjek memiliki aktivitas fisik ringan yaitu 94,5%.

3. Berdasarkan kategori tekanan darah sistolik sebagian besar subjek memiliki tekanan darah sistolik tinggi yaitu 72,6%, berdasarkan kategori tekanan darah diastolik sebagian besar subjek memiliki tekanan darah diastolik normal yaitu 65,8%. 4. Ada hubungan antara asupan

lemak total dengan tekanan darah sistolik pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. 5. Tidak ada hubungan antara asupan

lemak total dengan tekanan darah diastolik pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. 6. Tidak ada hubungan antara

aktivitas fisik dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita menopause di Desa Kuwiran Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Banyudono Pihak puskesmas diharapkan lebih intensif lagi dalam memberikan informasi atau edukasi tentang tekanan darah pada wanita menopause, misalnya dengan rutin memberikan penyuluhan tentang menjaga pola asupan makan dengan baik, aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi tekanan darah dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah pada wanita menopause.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Peneliti yang akan datang hendaknya menambah jumlah variabel bebas yang dapat

mempengaruhi tekanan darah pada wanita menopause, sehingga dapat diketahui faktor-faktir risiko yang lain, seperti tingkat stres, umur, genetik, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lamanya menopause, penggunaan obat, riwayat penyakit, obesitas dan zat gizi mikro maupun zat gizi makro (karbohidrat dan protein).

DAFTAR PUSTAKA

1. Abikusno, N. 2010. Pedoman Promosi Kesehatan dan Rasa Sehat Bagi Lanjut Usia. Komisi Nasional Lanjut Usia Republik Indonesia. Jakarta.

2. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

3. Anggraini, AD., Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., Siahaan, SS. 2009. Faktor-Faktor

Yang berhubungan dengan

Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bekinang. Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Riau.

4. Andarini. 2012. Terapi Nutrisi Pasien Usia Lanjut yang Dirawat di

Rumah Sakit. Di dalam:

Harjodisastro D, Syam AF, Sukrisman L, editor. Dukungan Nutrisi pada Kasus Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI.

5. Anggara dan Prayitno. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Tekanan Darah Di

Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5(1) : 20-25

(13)

11

Natrium, Serat dan IMT dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di RSUD Tugurejo Semarang. Skripsi. Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

7. Ariny, R. 2013. Hubungan Asupan Kalium dan Konseling Gizi dengan

Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi. Program Studi S1 Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 8. Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur

Kehidupan. Kedokteran EGC.

Jakarta.

9. Astawan. 2005. Gizi dan kesehatan manula (manusia lanjut usia). Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

10. Baliwati, Khomsan dan Dwiriani. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta.

11. Baziad. 2003. Menopause dan Andropause. Terjemahan oleh Sarwono Prawirodiharjo.

Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. 12. Dahlan, MS. 2008. Statistik Untuk

Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta. 13. Darmojo dan Martono. 2006.

Geriatri. Yudistira. Jakarta.

14. Depkes, RI. 2006. Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan

dan Penanggulangan

Penyakit Tidak Menular. Jakarta. 15. Desa Kuwiran. 2010. Profil Desa

Kuwiran. Boyolali.

16. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2008. Laporan Hasil Pemeriksaan Penyakit Tidak

Menular Di Puskesmas.

Semarang

17. Dinas Kesehatan Boyolali. 2012. Profil Kesehatan 2012. Boyolali.

18. Dharmeizer. 2012. Hypertension.

Scientific Journal of

Pharnaceutical Development and Medical Application. Vol 25, No. 1.

19. Fathina, UA. 2007. Hubungan Asupan Sumber Lemak Dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

20. Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga. Jakarta.

21. Fauziah, NY. 2013. Hubungan Asupan Bahan Makanan Sumber Serat, Asupan Natrium,

Asupan Lemak dan IMT dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang. Skripsi. Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

22. FAO/WHO/UNO. 2001. Human Energy Requirement Report of a Joint FAO/WHO/UNO Expert Consultation. Food and Nutrionist Technical Report Series.

23. Gunawan, L. 2005. Hipertensi. Kansius. Jakarta.

24. Gibney, Margetts, Kearney dan Arab. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Terjemahan oleh Andry, Erita, Palupi dan Hardiyanti. EGC. Jakarta.

25. Herlambang. 2013. Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes. Tugu Publisher: Yogyakarta. 26. Hull, A. 2001. Penyakit Jantung

Hipertensi dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.

(14)

12

Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam

RSUD. Prof. DR. Margono

Soekardjo Purwokerto. Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi FKUB.

28. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI.

29. Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

30. Kokkinos, PF., Giannelou, A., Manolis, A and Pittaras, A. 2009. Physical Activity in The Prevention and Management of High Blood Pressure. Hellenic J Cardiol. 50 : 52-59.

31. Kowalski, R. 2010. Terapi Hipertensi. Terjemahan oleh Rani S. Qanita. Bandung.

32. Krummel, DA. 2004. Medical Nutrition Therapy in Hypertention. Di dlm : Mahan UK dan Escott – Stump S.Editor. 2004. Food, Nutrition and Diet Therapy. USA : Saunders co. hlm.900 – 918.

33. Kuswardhani. 2007.

Penatalaksanaan Hipertensi Pada Usia Lanjut. Jurnal Penyakit Dalam. Vol 7, No 2.

34. Lestary, D. 2010. Seluk Beluk

Menopause. Gara Ilmu .

Yogyakarta.

35. Manampiring, AE. 2008. Hubungan Status Gizi dan

Tekanan Darah Pada

Penduduk Usia 45 Tahun ke atas di Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea Kota Manado. Laporan Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

36. Manuaba. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.

Jakarta : Arcan.

37. Mangoenprasodjo, SA dan Hidayanti, NS. 2005. Mengisi Hari

Tua dengan Bahagia.

Pradipta Publishing. Jakarta. 38. Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta

Kedokteran Jilid I. Media Aesculapius FKUI. Jakarta. 39. Muchtadi, D. 2009. Gizi Anti

Penuaan Dini. ALFABETA.

Bandung : 79-81.

40. Marvyn, L. 2009. Hipertensi. Terjemahan oleh Budiyanto. Arcan. Jakarta.

41. Morrel. 2005. Kolesterol. Erlangga. Jakarta.

42. Murti, B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Gajah Mada University Press. Jakarta.

43. Muliyati, H. 2011. Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium Serta Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien

Rawat Jalan di RSUP DR.

Wahidin Sudiro Husodo. Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.

44. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT.Rineka Cipta. Jakarta.

45. Nurkhalida. 2003. Warta Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Depkes RI : 19.

46. Nugroho, H.W. 2009. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Kedokteran EGC. Jakarta.

47. Nurmalina, R. 2011. Pencegahan dan Management Obesitas. PT. Gramedia. Jakarta.

(15)

13 EGC. Jakarta : 75-111

49. Pramono, A. 2013. Hubungan Asupan Monosakarida, PUFA, Arginin, Asam Glutamat dan

Massa Lemak Tubuh Pada

Wanita Post Menopause.

Artikel Penelitian. Progam Studi Ilmu Gizi Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro.

50. Proverawati, A. 2011. Ilmu Gizi. Nuha Medika. Yogyakarta.

51. Ridjab DA. 2007. Pengaruh Aktifitas Fisik Terhadap Tekanan Darah. Majalah Kedokteran Atmajaya, Volume 4, Nomor 2. hal.73.

52. Santosa, AP. 2013. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Asupan

Magnesium dengan

Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSUD

Dr. Moewardi Surakarta.

Skripsi. Program Studi S1 Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

53. Saraswati, NM. 2008.

Faktor yang Berhubungan

Dengan kejadian Hipertensi pada Masyarakat Kelompok Usia 30 Tahun Keatas di Kelurahan Grogol Kecamatan Limo Kodya Depok. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas pembangunan “Veteran” Jakarta. 54. Sase, FA. 2013. Hubungan

Durasi Aktivitas Fisik dan Asupan Natrium dengan Tekanan Darah Pada Wanita Menopause. Skripsi.

Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro. Semarang.

55. Sheps, SG. 2005. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. PT Intisari Mediatama. Jakarta : 26,158.

56. Spencer and Brown. 2007. Menopause. Terjemahan oleh

Juwalita dan Anna.

Erlangga. Jakarta.

57. Sugiarto, A. 2007. Faktor-Faktor

Risiko Hipertensi Pada

Masyarakat. Skripsi. Fakultas

Kesehatan Masyarakat

Universitas Muhammadiyah Semarang.

58. Suparto. 2010. Sehat Menjelang

Usia Senja. PT.Remaja

Resdakarya. Jakarta.

59. Sutanto. 2010. Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol dan Diabetes. CV. Andi. Yogyakarta.

60. Sutomo, B. 2009. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Demedia Pustaka. Jakarta.

61. Suyono, S. 2001. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II. Balai Pustaka. Jakarta.

62. Sutrasni. 2004. Hipertensi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

63. Vita Health. 2004. Hipertensi. PT Gramedia Pustaka. Jakarta. 64. Widyaningrum, S. 2012.

Hubungan antara Konsumsi

Makanan dengan Kejadian

Hipertensi Pada Lansia. Skripsi. Progam Studi Gizi Masyarakat Universitas Jember.

65. Yatim, F. 2001. Haid Tidak Wajar dan Menopause. Pustaka Populer Obor. Jakarta : 51-54.

66. Yogiantoro, M. 2009. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo dkk (ed). Buku Ajar Ilmu Peyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : FKUI, pp: 610-14.

67. Yuniastuti, A. 2007. Gizi dan

Kesehatan. Graha Ilmu.

Gambar

Tabel 8 Distribusi Karateristik Subjek menurut
Tabel 10 Distribusi Status Gizi Subjek
Tabel 13 distribusi tekanan darah sistolik subjek yang terbanyak yaitu kategori tekanan darah sistolik tinggi sebesar 72,6%
Tabel 17 menunjukkan bahwa dari 20 subjek yang mempunyai

Referensi

Dokumen terkait

The race ends at the moment when all three skaters again come together to the same point on the oval (which may differ from the starting point.) Find how many different choices for.

Penelitian ini bisa mengetahui secara jelas dan akurat sifat-sifat fisis, mekanis serta unsur-unsyr kimia yang terkandung dari poros reduser sebelum dan sesudah di heat

(4) Show that there exists a positive integer N such that for all integers a > N , there exists a contiguous substring of the decimal expansion of a that is divisible

return on asset Bank Sumsel Babel periode 2008-2015 adalah tinggi tapi jika dibandingkan dengan return on asset perbankan secara nasional adalah rendah, (2)inflasi

penggunaan media pembelajaran belum memadai, belum bervariasi, monoton, cenderung kaku bahkan masih ada yang menggunakan LKS, pada aspek pelatihan, belum ada

Upaya pembinaan akhlak mulia terhadap siswa dilakukan guru melalui. disiplin waktu dengan mencontohkan datang ke sekolah tepat waktu

Sanitasi sebagai sesuatu hal yang baru dan hubungan antara pengetahuan dan penerimaan/penolakan terhadap stimulus (dalam hal ini stimulus adalah informasi tentang program

Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Sosiologi Universitas Sumatera Utara yang telah.. memberikan bekal ilmu pengetahuan