BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Persepsi mahasiswa UKSW terhadap makna Indonesia dalam iklan Perindo
versi “Siapakah Indonesia?” dapat dikategorikan ke dalam empat konsep
kunci:
a. Nasionalisme
Nasionalisme dalam persepsi mahasiswa adalah rasa kebangsaan yang
terwujud dalam upaya untuk memajukan Indonesia. Nasionalisme
Indonesia tidak membedakan suku, agama, maupun kelas sosial. Iklan
“siapakah Indonesia?” dianggap sebagai cerminan semboyan bhinneka
tunggal ika.
b. Bhinneka tunggal ika
Bhinneka tunggal ika merupakan sikap menerima perbedaan dalam
kesatuan, tidak membeda-bedakan suku, agama, maupun kelas sosial.
c. Mayoritas-minoritas
Dalam persepsi mahasiswa ditampilkannya konsep Indonesia yang
sedemikian dalam iklan “Siapakah Indonesia?” dianggap berkaitan
dengan dikotomi mayoritas-minoritas yang berkembang di masyarakat.
Menurut persepsi mahasiswa, iklan “Siapakah Indonesia?” merupakan
upaya untuk menghapus dikotomi tersebut. Para informan mengkaitkan
upaya tersebut dengan latar belakang etnis dan agama Ketum DPP
d. Kepemimpinan
Para informan mempertimbangkan latar belakang Ketum DPP Perindo
dan keinginan HT untuk menjadi seorang pemimpin sebagai alasan
dirumuskannya konsep Indonesia dalam iklan tersebut. Mahasiswa
mengkaitkan konsep Indonesia dalam iklan tersebut dengan konsep
kepemimpinan, bahwa menjadi seorang pemimpin bukan soal etnis,
agama, ataupun golongan, namun yang lebih penting adalah memiliki
jiwa nasionalisme.
2. Masing-masing informan mahasiswa dapat memiliki penekanan yang
berbeda dalam mempersepsi makna Indonesia dalam iklan “Siapakah
Indonesia?”, namun secara umum persepsi para informan mengarah pada
respon yang sama. Informan mahasiswa melihat adanya keterkaitan antara
konsep Indonesia yang ditampilkan dengan latar belakang HT sebagai
ketum DPP Perindo. Namun terlepas dari itu, mahasiswa sendiri setuju
dengan konsep Indonesia yang ditampilkan. Konsep yang dimaksud adalah
Indonesia yang bhinneka tunggal ika, bahwa dikotomi mayoritas-minoritas
itu seharusnya tidak ada karena semuanya sama-sama Indonesia. Bagi para
mahasiswa pun terkait dengan kepemimpinan, mereka mempersepsikan
bahwa yang lebih penting untuk menjadi seorang pemimpin adalah
memiliki jiwa nasionalisme atau rasa kebangsaan, tanpa ada batasan
golongan tertentu. Adanya kesamaan persepsi informan sejalan dengan
teori Kategori Sosial di mana audiens dari kategori sosial yang sama
cenderung memberikan respon yang kurang lebih sama terhadap suatu
informasi.
3. Jika dikaitkan dengan pandangan partai, secara umum persepsi mahasiswa
sesuai dengan pandangan partai. Sehingga dapat dikatakan sebenarnya
iklan ini cukup informatif dalam menyampaikan pandangan-pandangan
partai. Namun demikian ada kecenderungan persepsi mahasiswa mengarah
pada representasi aktor (HT). Representasi aktor maksudnya adalah konsep
Indonesia yang ditampilkan dalam iklan “Siapakah Indonesia?” dianggap
mewakili sosok HT terkait dengan latar belakang HT dan keinginannya
untuk menjadi seorang pemimpin di Indonesia.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut.
• Saran Untuk Partai Maupun Politisi
Iklan partai dapat menyampaikan visi-misi maupun
pandangan-pandangan partai. Namun hendaknya partai maupun politisi dapat
mengimbangi apa yang ditayangkan di televisi atau media manapun dengan
aksi yang sebanding. Audiens sebagai pemilih ingin lebih banyak melihat
tindakan nyata dari partai atau politisi.
• Saran Untuk Masyarakat
Dari penelitian ini, peneliti melihat bahwa meskipun mahasiswa
kebanyakan tidak tertarik dengan partai politik, namun mahasiswa cukup
peka dan kritis dalam menanggapi isu-isu politik khususnya berkaitan
dengan iklan yang ditayangkan partai. Hendaknya masyarakat pun dapat
mengembangkan sikap kritis dalam menanggapi iklan-iklan politik.
• Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
Untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
persepsi iklan, untuk memperkaya hasil penelitian sebaiknya peneliti
menambahkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
audiens terhadap informasi.