ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengelompokan hasil analisis kedalam kelompok saham yang efisien dan yang tidak efisien sebagai salah satu alternatif untuk menentukan keputusan investasi berdasarkan hasil dari metode Capital
Asset Pricing Model. Hasil pengukuran dengan metode CAPM dapat digunakan
sebagai dasar pemilihan investasi dengan melihat tingkat efisiensi masing-masing saham yang sudah diteliti.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah: (a) Merupakan saham perusahaan dari Consumer Good Industry (b) Saham yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) minimal selama lima tahun (c) Tidak terkena suspensi oleh BEI selama periode penelitian. Berdasarkan kriteria, sampel yang dapat digunakan adalah sebanyak 26 saham perusahaan. Penelitian dilakukan pada periode 2013 hingga periode 2015.
Hasil dari penelitian ini berhasil menunjukan dari ke 26 sampel saham yang diteliti pada periode 2013 hingga periode 2015 terdapat 12 saham yang efisien dan 14 saham yang tidak efisien. 12 Saham yang efisien adalah ULTJ, SKLT, STTP, KAEF, HMSP, MYOR, UNVR, MLBI, TCID, KLBF, AISA, dan DVLA.
Kata Kunci: Investasi, Capital Asset Pricing Model, Return, Bursa Efek
ABSTRACT
The purpose of this research is to stratify the analyzed result into efficient and non efficient stock category as one of the alternatives to determine investment decisions based on the results of Capital Asset Pricing Mode (CAPM). The result shows that CAPM method can be used as basis for investment selection by determining the efficiency of each stock.
The sample are collected using purposive sampling techniques. The criterias used in this research are (a) Companies listed in consumer good industry (b) Companies listed on the Indonesian Stock Exchange for minimum five years (c) Not suspended by Indonesia Stock Exchange witinh in research period. Based on the criteria, the sample that can be used is 26 companies stock. The research was conducted for the 2013- 2015 period.
The result of this research shows that from 26 stocks sample analyzed, there are 12 efficient stocks and 14 inefficient stock. The 12 efficient stocks are ULTJ, SKLT, STTP, KAEF, HMSP, MYOR, UNVR, MLBI, TCID, KLBF, AISA, and DVLA.
Keywords: Investment, Capital Asset Pricing Model, Return, Indonesia Stock
DAFTAR ISI
COVER LUAR ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iii
KATA PENGANTAR ... iv 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 5
3.3 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 33
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.5 Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Pengembalian Saham Individu ... 36
4.4 Tingkat Risiko Sistematis Masing-Masing Saham... 39
4.5 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan ... 41
4.6 Penggolongan Saham ... 43
4.6.1 Security Market Line ... 43
4.6.2 Klasifikasi Saham Efisien Dan Saham Tidak Efisien ... 44
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 48
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 49
5.3 Implikasi Penelitian ... 49
5.4 Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN ... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Saham Individu (Ri) ... 36
Tabel 4.2 Tingkat Pengembalian Pasar (Rm) ... 38
Tabel 4.3 Tingkat Risiko Sistematis (βi) ... 40
DAFTAR GRAFIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Didalam perusahaan tentu terdapat bagian manajemen keuangan yang
mengatur segala sesuatu tentang fungsi keuangan. Semua fungsi keuangan terdiri
dari bagaimana perusahaan mengumpulkan dana dan menggunakan dana itu
sendiri. Fungsi keuangan menyangkut tiga keputusan yaitu keputusan investasi,
keputusan pembelanjaan, dan keputusan dividen (Erlina 2011:13).
Keputusan investasi adalah keputusan dimana manajer harus
menggunakan sejumlah dana ke dalam berbagai macam bentuk investasi yang
diharapkan dapat menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.
Keuntungan yang didapatkan tidak dapat diramalkan secara tepat dan akurat.
Tingkat keuntungan dipengaruhi oleh jenis dan juga besarnya suatu investasi.
Keputusan pembelanjaan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dana
perusahaan melalui pemilihan alternatif sumber modal yang dapat ditarik oleh
perusahaan. Modal yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu modal sendiri dan
modal asing. Modal sendiri adalah modal yang bersumber dari laba perusahaan
atau didapat dari saham saham perusahaan seperti saham biasa dan saham
preferen. Modal asing adalah modal yang berasal dari kreditur yang berbentuk
Keputusan dividen adalah keputusan pembagian keuntungan kepada
pemegang saham oleh perusahaan. Maka dari itu dividen adalah penghasilan yang
diinginkan oleh para investor atau pemegang saham. Nilai dividen yang
dibagiakan sangat menentukan pencapaian tujuan dalam hal kesejahteraan untuk
pemegang saham
Dalam prakteknya seorang manajer memiliki tugas yang menyangkut
penentuan jumlah aktiva yang dihasilkan dari hasil berinvestasi untuk keperluan
pembelanjaan perusahaan.
Sebuah tujuan diperlukan oleh seorang manajer keuangan sebagai dasar
dalam mengambil keputusan. Tujuan dapat tercapai dengan baik jika keputusan
yang diambil atau dilakukan manajer dapat berjalan secara lancar dan tepat. Pada
umumnya sebuah tujuan yang diterapkan manajer keuangan menyangkut tentang
bagaimana perusahaan dapat selalu meningkatkan nilai perusahaan mereka,
sehingga perusahaan mempunyai nilai jual tinggi.
Keputusan-keputusan yang diambil dalam manajemen keuangan antara
lain meliputi keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan
pembagian laba. Investasi merupakan kegiatan pembiayaan dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Keuntungan yang diharapkan
di masa yang akan datang merupakan hasil dari sebuah investasi yang telah
dilakukan sebelumnya.
Investasi di Indonesia cukup layak untuk dilakukan, menurut badan
koordinasi pasar modal (BKPM) banyak alasan untuk melakukan investasi di
3
daya yang melimpah, demografi, iklim investasi yang terus dikembangkan, dan
populasi Indonesia yang besar dapat memberikan peluang-peluang lebih untuk
dilihat oleh para investor maupun calon investor.
Investasi menarik bagi sebagian orang karena tingkat pengembalian yang
ditawarkan bisa berkali-kali lipat jumlahnya. Namun bukan berarti setiap investasi
akan menghasilkan keuntungan. Investasi yang dilakukan para investor tentu
memiliki risiko yang dihadapi, para investor mengharapkan return semaksimal
mungkin dengan mempertimbangkan risiko investasi tersebut. Dalam mengambil
keputusan untuk berinvestasi, para investor harus mengetahui seberapa besar
risiko yang akan dihadapi.
Investor membeli sahamnya melalui perusahaan terbuka. Terkadang para
investor sulit menentukan mana investasi yang dapat menghasilkan pengembalian
yang maksimal dengan risiko yang rendah. Untuk itulah terdapat tiga metode yang
tersedia untuk mengukur tingkat risiko suatu investasi yaitu Capital Asset Pricing
Model (CAPM), metode Markowitz dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Ketiga
model ini sampai saat ini masih menjadi perdebatan para ahli manajemen
keuangan tentang ketepatan model tersebut dalam memprediksi tingkat
pendapatan suatu saham (Madyan dan Premananto, 2004).
Investor dalam berinvestasi tentu mengharapkan tingkat pengembalian
yang maksimal, disamping pengembalian tersebut investor tidak boleh
mengabaikan risiko yang terkandung didalam sebuah investasi. Semakin besar
investasi, semakin besar risiko yang dihadapi. Risiko yang ada haruslah masih
bagaimana cara untuk menghitung tingkat efisiensi suatu saham dengan
menggunaan metode CAPM.
Untuk saat ini peneliti akan menghitung dengan menggunakan metode
CAPM karena peneliti tertarik dalam mengetahui bagaimana cara untuk
menghitung tingkat efisiensi menggunakan metode CAPM agar dapat memilih
investasi yang terbaik. Selain itu metode CAPM adalah sebuah metode hasil dari
pengembangan teori portofolio yang ditemukan oleh Markowitz. Bodie
(2014:291) mengatakan bahwa CAPM merupakan hasil utama dari ekonomi
keuangan modern. CAPM memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko
sebuah aset dan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return).
CAPM merupakan metode keseimbangan yang dapat menentukan
hubungan antara tingkat pengembalian dari suatu aset berisiko dengan risiko dari
aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang (Cherie, Darminto, dan Farah,
2014). CAPM adalah bentuk standar dari general equilibrium relationship bagi
return asset yang dikembangkan secara terpisah oleh Sharpe (1964), Lintner
(1965) dan Mossin (1969), sehingga model ini sering disebut dengan CAPM
bentuk Sharpe, Lintner, dan Mossin (Jogiyanto 2010 :487).
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data yang tersedia pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) terutama saham-saham yang masuk dalam sektor
consumer good industry selama periode 2013-2015. Sektor consumer good
industry dipilih karena berdasarkan data menurut kementrian perindustrian
republik Indonesia yang mengatakan bahwa sektor consumer good industry
5
lainnya adalah saham-saham pada sektor consumer good industry masih sangat
diminati oleh para investor.
Penelitian menggunakan metode CAPM untuk membantu menentukan
keputusan investasi masih sangat diperlukan mengingat masih banyaknya minat
dari para calon investor untuk berinvestasi di pasar modal. Penelitian ini juga
berguna untuk meminimalisir kesalahan dalam memilih sebuah investasi
mengingat banyaknya pilihan investasi yang tersedia.
Selain hal tersebut, peneliti ingin menguji saham-saham yang terdapat di
BEI pada sektor consumer good industry untuk melihat saham mana saja yang
termasuk dalam kelompok saham efisien dan saham yang tidak efisien.
Melalui penjelasan tersebut, penulis memutuskan untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Capital Asset Pricing Model
(CAPM) Dalam Mengelompokan Efisiensi Saham Untuk Menentukan Pilihan
Investasi” .
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah saham-saham pada sektor consumer goods industry yang terdaftar
di BEI merupakan saham-saham yang efisien jika dilihat dari segi risiko
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelompok saham-saham
yang efisien yang tidak efisien pada sektor consumer goods industry yang
terdaftar di BEI dilihat dari segi risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected return) berdasarkan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM).
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi:
a) Akademisi
Membantu para akademik sebagai perbandingan pada penelitian
selanjutnya dan sebagai wawasan untuk menambah referensi ilmu
manajemen serta untuk pengumpulan data riset dan mengembangkan
penelitian perhitungan risiko dalam investasi khususnya menggunakan
metode CAPM.
b) Manajemen Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan
investasi saham di pasar modal dan juga dapat membantu perusahaan go
public menyadari seberapa besar tingkat risiko saham mereka yang akan
ditawarkan kepada investor. Dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat membantu perusahaan dalam hal investasi yang akan dilakukan oleh
7
c) Investor
Dapat membantu memberikan gambaran tentang saham-saham mana yang
menguntungkan dengan risiko yang rendah. Membantu para investor
dalam menentukan pilihan investasi melalui perhitungan yang
menggunakan metode CAPM agar investor dapat memperkirakan investasi
mana yang akan menghasilkan laba maksimum dengan risiko yang masih
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Menurut Tandelilin (2010:187), Capital Asset Pricing Model (CAPM)
merupakan salah satu model keseimbangan yang dapat menentukan hubungan
antara tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu aset berisiko dengan
risiko dari aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang.
Tujuan utama dalam penggunaan metode CAPM ini adalah untuk
mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dari sebuah
investasi, sehingga dapat diketahui saham-saham yang tergolong efisien dan yang
tidak efisien.
Dalam penelitian yang dilakukan, terdapat 26 saham perusahaan yang
dijadikan sampel selama periode tahun 2013 hingga tahun 2015. Hasil analisis
menggunakan metode CAPM dalam penelitian ini berhasil menunjukan bahwa
dari 26 sampel saham yang diteliti, terdapat 12 saham yang tergolong efisien dan
14 saham yang tergolong tidak efisien.
12 Saham yang efisien adalah ULTJ, SKLT, STTP, KAEF, HMSP, MYOR,
UNVR, MLBI, TCID, KLBF, AISA, dan DVLA. Sementara 14 saham yang tidak
efisien adalah GGRM, MERK, DLTA, INDF, CEKA, KICI, INAF, PSDN,
50
Saham-saham yang efisien mengindikasikan bahwa kelompok saham-saham
tersebut layak untuk dibeli atau untuk dipertahankan. Sementara untuk kelompok
saham-saham yang tergolong tidak efisien disarankan untuk tidak membeli saham
tersebut atau segera menjual saham tersebut.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis menyadari bahwa masih ada keterbatasan
yang dihadapi. Penulis berharap keterbatasan ini dapat diatasi oleh peneliti
selanjutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:
o Periode analisis data penelitian yang dilakukan hanya selama 3 tahun
terakhir.
o Perusahaan dengan sektor consumer good industry yang menjadi
bahasan dalam penelitian ini
5.3 Implikasi Penelitian
Metode Capital Asset Pricing Model dapat digunakan untuk melihat
apakah saham-saham yang dijadikan sampel dalam penelitian termasuk ke
dalam saham yang efisien atau tidak efisien untuk dapat membantu dalam
pengambilan keputusan investasi oleh para investor.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham-saham
perusahaan consumer good industry selama 3 tahun. Selain perusahaan yang
termasuk dalam sektor consumer good industry, metode Capital Asset Pricing
Model ini juga dapat diaplikasikan untuk mengukur saham-saham perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat saham-saham yang tergolong
kedalam kelompok saham yang efisien dan yang tidak efisien, karena itu
keputusan pengambilan investasi dapat dilihat berdasarkan penggolongan
saham-saham perusahaan yang sudah diteliti. Kelompok saham yang efisien
menunjukan bahwa saham-saham tersebut layak dibeli atau dipertahankan,
sementara untuk saham-saham yang tergolong tidak efisien menandakan saham
tersebut sebaiknya jangan dibeli atau lebih baik saham tersebut dijual oleh
pemilik saham tersebut.
5.4 Saran
1) Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk para peneliti selanjutnya yang akan mengukur menggunakan
metode CAPM, diharapkan mengambil sampel yang lebih luas dan
memperpanjang periode pengambilan data sehingga data yang
dihasilkan lebih akurat.
2) Bagi Investor
Para investor dan calon investor yang akan melakukan investasi
haruslah selektif. Investor dan calon investor harus bisa untuk
menyeleksi mana investasi yang memungkinkan mendapatkan
keuntungan dan mana yang tidak. Analisa juga dapat dilakukan oleh
para investor dan calon investor dengan menggunakan metode Capital
Asset Pricing Model (CAPM) guna mengetahui return yang lebih besar
52
3) Bagi Emiten
Metode CAPM ini dapat digunakan untuk membantu mengukur kinerja
saham perusahaan sehingga dapat memudahkan emiten untuk
mengambil keputusan guna meningkatkan kinerja perusahaan agar
EFISIENSI SAHAM UNTUK MENENTUKAN
PILIHAN INVESTASI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh,
Sidang Sarjana Strata 1 (S-1)
Oleh
KRISNA ADITYA
1352092
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Penelitian ini yang memiliki judul “Penerapan Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) Dalam Mengelompokan Efisiensi Saham Untuk Menentukan Pilihan Investasi” bertujuan untuk mengetahui saham mana sajakah
yang masuk dalam kelompok saham efisien dan yang tidak efisien pada saham-saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor consumer good
industry selama periode penelitian 2013 hingga 2015 menggunakan metode capital asset pricing model.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan tidak sempurna. Penelitian yang dilakukan hanya dilakukan pada saham-saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor consumer good industry pada periode 2013 hingga 2015 saja, sehingga data yang dihasilkan masih sangat terbatas.
Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan akhir ini:
1. Kepada dosen pembimbing penulis yaitu Dr. Ir. Rosemarie Sutjiati Njotoprajitno, M.M yang telah dengan sabar membimbing penulis dari awal hingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.
2. Kepada kedua orang tua penulis yaitu Krisdiana Ginanti dan Hendra Yusuf yang selalu mendukung apa yang penulis lakukan selama berkuliah di Universitas Kristen Maranatha.
3. Kepada teman-teman terdekat yang telah membantu: Cindy, Levi, Bonar, Fazri, Steven, Yoel, Jerry dan Widy yang telah mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan oleh penulis yang telah membantu.
Akhir kata, semoga tugas akhir yang belum sempurna ini dapat berguna dan memberikan wawasan baru kepada para pembaca sekalian dan semoga kita semua selalu dalam naungan dan perlindungan Tuhan. Tuhan Memberkati.
Bandung, Desember 2016
DAFTAR PUSTAKA
Bodie, Kane, & Marcus. (2014). Investment. Tenth Edition. New York: McGraw-Hill Education.
Cherie, Darminto, & Farah. (2014). Penerapan Metode CAPM (Capital Asset Pricing Model) untuk menentukan pilihan investasi pada saham. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol.13 (No.2).
Darmadji & Fakhrudin. (2006). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Darmadji & Fakhrudin. (2012). Pasar Modal di Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Erlina. (2011). Metode Penelitian. Medan: USU Press.
Fahmi & Yovie Hadi. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta.
Gumanti & Tatang Ary. (2011). Manajemen Investasi. Bogor: Mitra Wacana Media.
Husnan, S. (2009). Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas (Edisi Keempat). Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi Kelima). Yogyakarta: BPFE.
Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi Ketujuh). Yogyakarta: BPFE.
54
Malinda M. & Martalena. (2011). Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Andi.
Moleong, Lexy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Premananto G.C dan Muhammad Madyan. (2004). Perbandingan CAPM dan APT Dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Industri Perbankan dan Lembaga Selain Bank Baik Sebelum dan Semasa Krisis Ekonomi Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol.5 (No.2), hal, 125-139.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, S. (2003). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Salemba Empat.
Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Usman, M. (1990). ABC Pasar Modal Indonesia. Jakarta: LPPI.