• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Capital Asset Pricing Model (Capm) dalam Mengelompokan Efisiensi Saham untuk Menentukan Pilihan Investasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Metode Capital Asset Pricing Model (Capm) dalam Mengelompokan Efisiensi Saham untuk Menentukan Pilihan Investasi."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengelompokan hasil analisis kedalam kelompok saham yang efisien dan yang tidak efisien sebagai salah satu alternatif untuk menentukan keputusan investasi berdasarkan hasil dari metode Capital

Asset Pricing Model. Hasil pengukuran dengan metode CAPM dapat digunakan

sebagai dasar pemilihan investasi dengan melihat tingkat efisiensi masing-masing saham yang sudah diteliti.

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah: (a) Merupakan saham perusahaan dari Consumer Good Industry (b) Saham yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) minimal selama lima tahun (c) Tidak terkena suspensi oleh BEI selama periode penelitian. Berdasarkan kriteria, sampel yang dapat digunakan adalah sebanyak 26 saham perusahaan. Penelitian dilakukan pada periode 2013 hingga periode 2015.

Hasil dari penelitian ini berhasil menunjukan dari ke 26 sampel saham yang diteliti pada periode 2013 hingga periode 2015 terdapat 12 saham yang efisien dan 14 saham yang tidak efisien. 12 Saham yang efisien adalah ULTJ, SKLT, STTP, KAEF, HMSP, MYOR, UNVR, MLBI, TCID, KLBF, AISA, dan DVLA.

Kata Kunci: Investasi, Capital Asset Pricing Model, Return, Bursa Efek

(2)

ABSTRACT

The purpose of this research is to stratify the analyzed result into efficient and non efficient stock category as one of the alternatives to determine investment decisions based on the results of Capital Asset Pricing Mode (CAPM). The result shows that CAPM method can be used as basis for investment selection by determining the efficiency of each stock.

The sample are collected using purposive sampling techniques. The criterias used in this research are (a) Companies listed in consumer good industry (b) Companies listed on the Indonesian Stock Exchange for minimum five years (c) Not suspended by Indonesia Stock Exchange witinh in research period. Based on the criteria, the sample that can be used is 26 companies stock. The research was conducted for the 2013- 2015 period.

The result of this research shows that from 26 stocks sample analyzed, there are 12 efficient stocks and 14 inefficient stock. The 12 efficient stocks are ULTJ, SKLT, STTP, KAEF, HMSP, MYOR, UNVR, MLBI, TCID, KLBF, AISA, and DVLA.

Keywords: Investment, Capital Asset Pricing Model, Return, Indonesia Stock

(3)

DAFTAR ISI

COVER LUAR ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ... iv 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

3.3 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.5 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Pengembalian Saham Individu ... 36

(4)

4.4 Tingkat Risiko Sistematis Masing-Masing Saham... 39

4.5 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan ... 41

4.6 Penggolongan Saham ... 43

4.6.1 Security Market Line ... 43

4.6.2 Klasifikasi Saham Efisien Dan Saham Tidak Efisien ... 44

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 48

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 49

5.3 Implikasi Penelitian ... 49

5.4 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 55

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Saham Individu (Ri) ... 36

Tabel 4.2 Tingkat Pengembalian Pasar (Rm) ... 38

Tabel 4.3 Tingkat Risiko Sistematis (βi) ... 40

(6)

DAFTAR GRAFIK

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Didalam perusahaan tentu terdapat bagian manajemen keuangan yang

mengatur segala sesuatu tentang fungsi keuangan. Semua fungsi keuangan terdiri

dari bagaimana perusahaan mengumpulkan dana dan menggunakan dana itu

sendiri. Fungsi keuangan menyangkut tiga keputusan yaitu keputusan investasi,

keputusan pembelanjaan, dan keputusan dividen (Erlina 2011:13).

Keputusan investasi adalah keputusan dimana manajer harus

menggunakan sejumlah dana ke dalam berbagai macam bentuk investasi yang

diharapkan dapat menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.

Keuntungan yang didapatkan tidak dapat diramalkan secara tepat dan akurat.

Tingkat keuntungan dipengaruhi oleh jenis dan juga besarnya suatu investasi.

Keputusan pembelanjaan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dana

perusahaan melalui pemilihan alternatif sumber modal yang dapat ditarik oleh

perusahaan. Modal yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu modal sendiri dan

modal asing. Modal sendiri adalah modal yang bersumber dari laba perusahaan

atau didapat dari saham saham perusahaan seperti saham biasa dan saham

preferen. Modal asing adalah modal yang berasal dari kreditur yang berbentuk

(8)

Keputusan dividen adalah keputusan pembagian keuntungan kepada

pemegang saham oleh perusahaan. Maka dari itu dividen adalah penghasilan yang

diinginkan oleh para investor atau pemegang saham. Nilai dividen yang

dibagiakan sangat menentukan pencapaian tujuan dalam hal kesejahteraan untuk

pemegang saham

Dalam prakteknya seorang manajer memiliki tugas yang menyangkut

penentuan jumlah aktiva yang dihasilkan dari hasil berinvestasi untuk keperluan

pembelanjaan perusahaan.

Sebuah tujuan diperlukan oleh seorang manajer keuangan sebagai dasar

dalam mengambil keputusan. Tujuan dapat tercapai dengan baik jika keputusan

yang diambil atau dilakukan manajer dapat berjalan secara lancar dan tepat. Pada

umumnya sebuah tujuan yang diterapkan manajer keuangan menyangkut tentang

bagaimana perusahaan dapat selalu meningkatkan nilai perusahaan mereka,

sehingga perusahaan mempunyai nilai jual tinggi.

Keputusan-keputusan yang diambil dalam manajemen keuangan antara

lain meliputi keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan

pembagian laba. Investasi merupakan kegiatan pembiayaan dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Keuntungan yang diharapkan

di masa yang akan datang merupakan hasil dari sebuah investasi yang telah

dilakukan sebelumnya.

Investasi di Indonesia cukup layak untuk dilakukan, menurut badan

koordinasi pasar modal (BKPM) banyak alasan untuk melakukan investasi di

(9)

3

daya yang melimpah, demografi, iklim investasi yang terus dikembangkan, dan

populasi Indonesia yang besar dapat memberikan peluang-peluang lebih untuk

dilihat oleh para investor maupun calon investor.

Investasi menarik bagi sebagian orang karena tingkat pengembalian yang

ditawarkan bisa berkali-kali lipat jumlahnya. Namun bukan berarti setiap investasi

akan menghasilkan keuntungan. Investasi yang dilakukan para investor tentu

memiliki risiko yang dihadapi, para investor mengharapkan return semaksimal

mungkin dengan mempertimbangkan risiko investasi tersebut. Dalam mengambil

keputusan untuk berinvestasi, para investor harus mengetahui seberapa besar

risiko yang akan dihadapi.

Investor membeli sahamnya melalui perusahaan terbuka. Terkadang para

investor sulit menentukan mana investasi yang dapat menghasilkan pengembalian

yang maksimal dengan risiko yang rendah. Untuk itulah terdapat tiga metode yang

tersedia untuk mengukur tingkat risiko suatu investasi yaitu Capital Asset Pricing

Model (CAPM), metode Markowitz dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Ketiga

model ini sampai saat ini masih menjadi perdebatan para ahli manajemen

keuangan tentang ketepatan model tersebut dalam memprediksi tingkat

pendapatan suatu saham (Madyan dan Premananto, 2004).

Investor dalam berinvestasi tentu mengharapkan tingkat pengembalian

yang maksimal, disamping pengembalian tersebut investor tidak boleh

mengabaikan risiko yang terkandung didalam sebuah investasi. Semakin besar

investasi, semakin besar risiko yang dihadapi. Risiko yang ada haruslah masih

(10)

bagaimana cara untuk menghitung tingkat efisiensi suatu saham dengan

menggunaan metode CAPM.

Untuk saat ini peneliti akan menghitung dengan menggunakan metode

CAPM karena peneliti tertarik dalam mengetahui bagaimana cara untuk

menghitung tingkat efisiensi menggunakan metode CAPM agar dapat memilih

investasi yang terbaik. Selain itu metode CAPM adalah sebuah metode hasil dari

pengembangan teori portofolio yang ditemukan oleh Markowitz. Bodie

(2014:291) mengatakan bahwa CAPM merupakan hasil utama dari ekonomi

keuangan modern. CAPM memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko

sebuah aset dan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return).

CAPM merupakan metode keseimbangan yang dapat menentukan

hubungan antara tingkat pengembalian dari suatu aset berisiko dengan risiko dari

aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang (Cherie, Darminto, dan Farah,

2014). CAPM adalah bentuk standar dari general equilibrium relationship bagi

return asset yang dikembangkan secara terpisah oleh Sharpe (1964), Lintner

(1965) dan Mossin (1969), sehingga model ini sering disebut dengan CAPM

bentuk Sharpe, Lintner, dan Mossin (Jogiyanto 2010 :487).

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data yang tersedia pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) terutama saham-saham yang masuk dalam sektor

consumer good industry selama periode 2013-2015. Sektor consumer good

industry dipilih karena berdasarkan data menurut kementrian perindustrian

republik Indonesia yang mengatakan bahwa sektor consumer good industry

(11)

5

lainnya adalah saham-saham pada sektor consumer good industry masih sangat

diminati oleh para investor.

Penelitian menggunakan metode CAPM untuk membantu menentukan

keputusan investasi masih sangat diperlukan mengingat masih banyaknya minat

dari para calon investor untuk berinvestasi di pasar modal. Penelitian ini juga

berguna untuk meminimalisir kesalahan dalam memilih sebuah investasi

mengingat banyaknya pilihan investasi yang tersedia.

Selain hal tersebut, peneliti ingin menguji saham-saham yang terdapat di

BEI pada sektor consumer good industry untuk melihat saham mana saja yang

termasuk dalam kelompok saham efisien dan saham yang tidak efisien.

Melalui penjelasan tersebut, penulis memutuskan untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Capital Asset Pricing Model

(CAPM) Dalam Mengelompokan Efisiensi Saham Untuk Menentukan Pilihan

Investasi” .

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah saham-saham pada sektor consumer goods industry yang terdaftar

di BEI merupakan saham-saham yang efisien jika dilihat dari segi risiko

(12)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelompok saham-saham

yang efisien yang tidak efisien pada sektor consumer goods industry yang

terdaftar di BEI dilihat dari segi risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan

(expected return) berdasarkan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi:

a) Akademisi

Membantu para akademik sebagai perbandingan pada penelitian

selanjutnya dan sebagai wawasan untuk menambah referensi ilmu

manajemen serta untuk pengumpulan data riset dan mengembangkan

penelitian perhitungan risiko dalam investasi khususnya menggunakan

metode CAPM.

b) Manajemen Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan

investasi saham di pasar modal dan juga dapat membantu perusahaan go

public menyadari seberapa besar tingkat risiko saham mereka yang akan

ditawarkan kepada investor. Dengan adanya penelitian ini diharapkan

dapat membantu perusahaan dalam hal investasi yang akan dilakukan oleh

(13)

7

c) Investor

Dapat membantu memberikan gambaran tentang saham-saham mana yang

menguntungkan dengan risiko yang rendah. Membantu para investor

dalam menentukan pilihan investasi melalui perhitungan yang

menggunakan metode CAPM agar investor dapat memperkirakan investasi

mana yang akan menghasilkan laba maksimum dengan risiko yang masih

(14)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Menurut Tandelilin (2010:187), Capital Asset Pricing Model (CAPM)

merupakan salah satu model keseimbangan yang dapat menentukan hubungan

antara tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu aset berisiko dengan

risiko dari aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang.

Tujuan utama dalam penggunaan metode CAPM ini adalah untuk

mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dari sebuah

investasi, sehingga dapat diketahui saham-saham yang tergolong efisien dan yang

tidak efisien.

Dalam penelitian yang dilakukan, terdapat 26 saham perusahaan yang

dijadikan sampel selama periode tahun 2013 hingga tahun 2015. Hasil analisis

menggunakan metode CAPM dalam penelitian ini berhasil menunjukan bahwa

dari 26 sampel saham yang diteliti, terdapat 12 saham yang tergolong efisien dan

14 saham yang tergolong tidak efisien.

12 Saham yang efisien adalah ULTJ, SKLT, STTP, KAEF, HMSP, MYOR,

UNVR, MLBI, TCID, KLBF, AISA, dan DVLA. Sementara 14 saham yang tidak

efisien adalah GGRM, MERK, DLTA, INDF, CEKA, KICI, INAF, PSDN,

(15)

50

Saham-saham yang efisien mengindikasikan bahwa kelompok saham-saham

tersebut layak untuk dibeli atau untuk dipertahankan. Sementara untuk kelompok

saham-saham yang tergolong tidak efisien disarankan untuk tidak membeli saham

tersebut atau segera menjual saham tersebut.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis menyadari bahwa masih ada keterbatasan

yang dihadapi. Penulis berharap keterbatasan ini dapat diatasi oleh peneliti

selanjutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

o Periode analisis data penelitian yang dilakukan hanya selama 3 tahun

terakhir.

o Perusahaan dengan sektor consumer good industry yang menjadi

bahasan dalam penelitian ini

5.3 Implikasi Penelitian

Metode Capital Asset Pricing Model dapat digunakan untuk melihat

apakah saham-saham yang dijadikan sampel dalam penelitian termasuk ke

dalam saham yang efisien atau tidak efisien untuk dapat membantu dalam

pengambilan keputusan investasi oleh para investor.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham-saham

perusahaan consumer good industry selama 3 tahun. Selain perusahaan yang

termasuk dalam sektor consumer good industry, metode Capital Asset Pricing

Model ini juga dapat diaplikasikan untuk mengukur saham-saham perusahaan

(16)

Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat saham-saham yang tergolong

kedalam kelompok saham yang efisien dan yang tidak efisien, karena itu

keputusan pengambilan investasi dapat dilihat berdasarkan penggolongan

saham-saham perusahaan yang sudah diteliti. Kelompok saham yang efisien

menunjukan bahwa saham-saham tersebut layak dibeli atau dipertahankan,

sementara untuk saham-saham yang tergolong tidak efisien menandakan saham

tersebut sebaiknya jangan dibeli atau lebih baik saham tersebut dijual oleh

pemilik saham tersebut.

5.4 Saran

1) Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk para peneliti selanjutnya yang akan mengukur menggunakan

metode CAPM, diharapkan mengambil sampel yang lebih luas dan

memperpanjang periode pengambilan data sehingga data yang

dihasilkan lebih akurat.

2) Bagi Investor

Para investor dan calon investor yang akan melakukan investasi

haruslah selektif. Investor dan calon investor harus bisa untuk

menyeleksi mana investasi yang memungkinkan mendapatkan

keuntungan dan mana yang tidak. Analisa juga dapat dilakukan oleh

para investor dan calon investor dengan menggunakan metode Capital

Asset Pricing Model (CAPM) guna mengetahui return yang lebih besar

(17)

52

3) Bagi Emiten

Metode CAPM ini dapat digunakan untuk membantu mengukur kinerja

saham perusahaan sehingga dapat memudahkan emiten untuk

mengambil keputusan guna meningkatkan kinerja perusahaan agar

(18)

EFISIENSI SAHAM UNTUK MENENTUKAN

PILIHAN INVESTASI

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh,

Sidang Sarjana Strata 1 (S-1)

Oleh

KRISNA ADITYA

1352092

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(19)

KATA PENGANTAR

Penelitian ini yang memiliki judul “Penerapan Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) Dalam Mengelompokan Efisiensi Saham Untuk Menentukan Pilihan Investasi” bertujuan untuk mengetahui saham mana sajakah

yang masuk dalam kelompok saham efisien dan yang tidak efisien pada saham-saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor consumer good

industry selama periode penelitian 2013 hingga 2015 menggunakan metode capital asset pricing model.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan tidak sempurna. Penelitian yang dilakukan hanya dilakukan pada saham-saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor consumer good industry pada periode 2013 hingga 2015 saja, sehingga data yang dihasilkan masih sangat terbatas.

Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan akhir ini:

1. Kepada dosen pembimbing penulis yaitu Dr. Ir. Rosemarie Sutjiati Njotoprajitno, M.M yang telah dengan sabar membimbing penulis dari awal hingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

2. Kepada kedua orang tua penulis yaitu Krisdiana Ginanti dan Hendra Yusuf yang selalu mendukung apa yang penulis lakukan selama berkuliah di Universitas Kristen Maranatha.

3. Kepada teman-teman terdekat yang telah membantu: Cindy, Levi, Bonar, Fazri, Steven, Yoel, Jerry dan Widy yang telah mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan oleh penulis yang telah membantu.

Akhir kata, semoga tugas akhir yang belum sempurna ini dapat berguna dan memberikan wawasan baru kepada para pembaca sekalian dan semoga kita semua selalu dalam naungan dan perlindungan Tuhan. Tuhan Memberkati.

Bandung, Desember 2016

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Kane, & Marcus. (2014). Investment. Tenth Edition. New York: McGraw-Hill Education.

Cherie, Darminto, & Farah. (2014). Penerapan Metode CAPM (Capital Asset Pricing Model) untuk menentukan pilihan investasi pada saham. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol.13 (No.2).

Darmadji & Fakhrudin. (2006). Pasar Modal di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Darmadji & Fakhrudin. (2012). Pasar Modal di Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Erlina. (2011). Metode Penelitian. Medan: USU Press.

Fahmi & Yovie Hadi. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta.

Gumanti & Tatang Ary. (2011). Manajemen Investasi. Bogor: Mitra Wacana Media.

Husnan, S. (2009). Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas (Edisi Keempat). Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi Kelima). Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi Ketujuh). Yogyakarta: BPFE.

(21)

54

Malinda M. & Martalena. (2011). Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Andi.

Moleong, Lexy. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Premananto G.C dan Muhammad Madyan. (2004). Perbandingan CAPM dan APT Dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Industri Perbankan dan Lembaga Selain Bank Baik Sebelum dan Semasa Krisis Ekonomi Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol.5 (No.2), hal, 125-139.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, S. (2003). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Salemba Empat.

Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.

Usman, M. (1990). ABC Pasar Modal Indonesia. Jakarta: LPPI.

Gambar

Tabel 4.3   Tingkat Risiko Sistematis (βi) ...........................................................
Grafik 1   Security Market Line ...........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Pada Titik Sampling 1 paling banyak dijumpai anura yaitu dengan empat jenis, karena lokasi Titik Sampling 1 Tengah merupakan area dengan vegetasi riparian yang cukup

Faktor yang mempengaruhi p enerimaan diri orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus yaitu rasa syukur yang dimiliki subyek atas sesuatu yang diterima dari Allah,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika psychological well being pada anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif dan faktor-faktor yang mempengaruhi

Abstract: Students must be able to think at a high level in order to meet the requirements of the 21st century, including the ability to think critically. The mastery of

Hal ini dicerminkan dengan sikap responden yang mengatakan bahwa pemasangan bagan di perbatasan dapat menghambat masuknya nelayan luar ke wilayah yurisdiksi

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian suplemen dengan dosis yang berbeda pada pakan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bobot benih ikan lele dumbo dimana

Bahan Kimia Pengawalan Rapi Perubatan, Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan (Penggunaan dan Piawaian Pendedahan Bahan Kimia Berbahaya kepada Kesihatan) Peraturan 2000: Jadual 2.

SPPD ke Samarinda selama 3 hari pada tanggal 23-25 Juni 2020 dalam rangka Bimtek ADB Pemula Provinsi dan Kab/Kota se Kalimantan Timur (DAK Non Fisik Pelayanan Administrasi