• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan Mahasiswa Keturunan Tionghoa S1 Sastra China Universitas Kristen Maranatha terhadap Sembahyang Leluhur Ceng Beng.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pandangan Mahasiswa Keturunan Tionghoa S1 Sastra China Universitas Kristen Maranatha terhadap Sembahyang Leluhur Ceng Beng."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha China Universitas Kristen Maranatha terhadap Sembahyang Leluhur Ceng Beng

Penelitian ini mengambil tema budaya mengenai pandangan kaum muda etnis Tionghoa terhadap tradisi sembahyang hari raya Ceng Beng. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik survei kuantitatif dan studi kepustakaan. Peneliti akan mengumpulkan data-data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa/i S1 Sastra China Universitas Kristen Maranatha guna mendapatkan faktor penyebab yang mempengaruhi pandangan responden terhadap sembahyang leluhur Ceng Beng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai eksistensi sembahyang leluhur Ceng Beng.

Kata kunci:

pandangan, keturunan Tionghoa, S1 Sastra China Universitas Kristen Maranatha, Ceng Beng.

Abstract

Name : Celsa Nofiana

Study Program : S1 Chinese Literature

Title : The View of Chinese-Indonesian Students Majoring in Chinese Literature of Maranatha Christian University on Ceng Beng Ancestral Prayer Tradition

This research is culture-themed with the focus on Chinese-Indonesian youngsters’ perspective on Ceng Beng prayer tradition. The method used in this research are quantitative survey and literature study. Researcher collected the data by handing out questionnaires to Chinese Literature students in order to figure out the

respondents’ point of view on Ceng Beng tradition and the influential factors. The objective of this research is to get a clear depiction of the existence of Ceng Beng ancestral prayer tradition.

Keyword:

(2)

viI Universitas Kristen Maranatha 摘要

: Celsa Nofiana

专业 : 汉语本科

论文题目 : 玛拉拿达基督教大学华裔学生对清明祭祀的看法

本研究以中华文化 题,探讨了玛拉拿达基督教大学华裔大学生对清明祭

祀的看法,首先了解中文系的华裔学生对清明祭祀的知识,然 探讨影响中

文系华裔学生对清明祭祀的看法的一些因素。本研究应用了调查问卷以及文

献研究法,对中文系华裔学生分发了调查问卷,把调查问卷的答案当本论文

的 要研究资料和用了一些书籍作 参考资料。本研究的目的 了证明清明

祭祀的存在。

关键词:

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

........................... DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

摘要 ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 2

1.3Tujuan Penelitian ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 2

1.5Metode Penelitian ... 3

2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1Pengertian Pandangan ... 4

2.2Orang Tionghoa di Indonesia ... 4

2.3Tradisi Sembahyang ... 7

2.4Ceng Beng ... 9

3. PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA ... 15

3.1Gambaran Umum Responden ... 15

3.2Gambaran Hasil Penelitian... 21

4. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

4.1Kesimpulan ... 34

(4)

Universitas Kristen Maranatha

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

........................... DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1: Kuesioner

2. Lampiran 2: Tabel Pengolahan Kuesioner

(6)

1

Universitas Kristen Maranatha

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan catatan seorang pendeta Budha dari dinasti Tang yang

bernama I Ching (Yi Jing), dapat diketahui bahwa kaum Tionghoa sudah datang

dan menetap di wilayah Nusantara sekitar dua ribu tahun yang lalu. Datangnya

kaum Tionghoa bukan hanya berdagang, tetapi mereka juga membawa tradisi

budaya mereka ke Nusantara. Salah satu budaya yang masih dilaksanakan

sampai sekarang adalah tradisi sembahyang leluhur.Tradisi sembahyang leluhur

ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan bakti terhadap leluhur yang

sudah meninggal. Tradisi ini dijalankan berbeda-beda di masing-masing keluarga.

Penelitian ini akan meneliti mengenai salah satu tradisi sembahyang

leluhur, yaitu tradisi sembahyang Ceng Beng. Tradisi sembahyang Ceng Beng

dilaksanakan pada bulan ketiga kalendar lunar atau sekitar tanggal 5 April

kalendar internasional. Tradisi Ceng Beng yang berkembang dalam masyarakat

etnis Tionghoa ialah membersihkan rumput di makam leluhur terlebih dulu, lalu

dimulailah upacara peringatan dan penghormatan bagi leluhur dengan

mempersembahkan beberapa macam makanan dan membakar uang kertas bagi

para leluhur (Ren Qiliang, 2007, 44).

Menyadari eksistensi kaum etnis Tionghoa yang sudah lama berada di

Indonesia, maka etnis Tionghoa beserta budaya dan adat istiadatnya merupakan

salah satu bagian dari Indonesia. Banyaknya kebudayaan-kebudayaan baru yang

masuk ke Indonesia dapat memberikan pengaruh yang menyebabkan perbedaan

pandangan antara generasi tua dengan generasi muda etnis Tionghoa, namun

diluar dari hal tersebut ada juga faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh

pada pandangan kaum muda etnis Tionghoa, faktor yang sangat dimungkinkan

mempengaruhi adalah latar belakang keluarga. Faktor lingkungan sekitar,

kepercayaan yang dianut dan juga pembelajaran budaya yang diterima oleh kaum

muda etnis Tionghoa dapat termasuk dalam faktor-faktor lain.

Guna mendapatkan data yang aktual dan menunjang bagi penelitian ini,

(7)

2

Universitas Kristen Maranatha

menjadi objek penelitian adalah mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra

China Universitas Kristen Maranatha. Hasil dari penelitian ini sendiri

dilaksanakan guna mengetahui pandangan kaum muda etnis Tionghoa terhadap

tradisi Ceng Beng, faktor-faktor apa yang mempengaruhi pandangan mereka dan

pada akhirnya, adalah untuk memperkirakan apakah tradisi sembahyang Ceng

Beng akan berkembang, bergeser, memudar atau lenyap di masa mendatang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan

masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apa pandangan mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China

Universitas Kristen Maranatha terhadap tradisi Ceng Beng?

2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan mahasiswa/i etnis Tionghoa

jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha menerima

ataupun menolak untuk melakukan tradisi ini?

3. Bagaimana keberadaan tradisi Ceng Beng di masa mendatang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pandangan mahasiswa /i etnis

Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Maranatha terhadap

tradisi sembahyang Ceng Beng.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

seseorang masih atau sudah tidak lagi menjalankan tradisi

sembahyang Ceng Beng.

3. Untuk memperkirakan apakah budaya Ceng Beng akan tetap bertahan,

mengalami pergeseran atau hilang di masa mendatang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menemukan faktor-faktor pendukung atau penghambat dilakukannya

(8)

3

Universitas Kristen Maranatha

2. Dapat memberikan gambaran apakah tradisi ini selanjutnya akan

bertahan, memudar atau bahkan hilang.

3. Menambah wawasan bagi penulis-penulis lainnya maupun

masyarakat awam lainnya mengenai perkembangan tradisi

sembahyang Ceng Beng saat ini.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei pendekatan

kuantitatif.. Dalam metode survei, teknik pengumpulan data dilakukan dengan

cara membagikan kuesioner kepada objek penelitian. Pengolahan data kuantitatif

akan menghasilkan data berbentuk bilangan.

Ditinjau dari kaum muda etnis Tionghoa, objek dari penelitian adalah

mahasiswa/i jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Sedangkan ditinjau dari tradisi sembahyang Ceng Beng yang berkembang saat

ini, subjek dari penelitian ini adalah pandangan objek penelitian terhadap tradisi

sembahyang Ceng Beng.

Sumber data tertulis diperoleh dari kuesioner. Data lainnya yang berupa

teori dan data penunjang didapat dari kajian pustaka / studi pustaka.

Kuesioner bertujuan untuk mendapatkan hasil pandangan umum dari

kaum muda etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha

tentang tradisi sembahyang Ceng Beng. Kuesioner ini akan disebarkan kepada

mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha.

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 45 buah. Selanjutnya, mahasiswa/i etnis

Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha sebagai objek

penelitian akan disebut sebagai responden.

Penghitungan akhir hasil kuesioner menggunakan tabulasi silang.

Tabulasi silang merupakan teknik statistik korelasional yang digunakan untuk

menjelaskan hubungan antar variabel (minimal 2 variabel) kategori nominal atau

ordinal, sedangkan tinjauan pustaka berasal dari buku-buku referensi dan internet,

bertujuan untuk mendapatkan data-data yang bermanfaat dan dapat

(9)

34

Universitas Kristen Maranatha

Bab IV

Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Secara keseluruhan dengan menggunakan hasil akhir penelitian dan

pengolahan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa kaum muda etnis Tionghoa

S1 Sastra China Universitas Kristen Maranatha didominasi oleh responden yang

akan tetap mempertahankan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng

dibandingkan dengan responden yang tetap melanjutkan namun memutuskan

untuk menyederhanakan ataupun menghilangkan beberapa ritual dalam tradisi

tersebut dan responden yang tidak akan melanjutkan tradisi sembahyang leluhur.

Dengan menganalisa faktor-faktor internal dan eksternal yang terdapat

dalam kuesioner yang telah dijawab oleh responden, peneliti menemukan bahwa

dari faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap pandangan anak muda

terhadap tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng.

Setelah mengamati faktor-faktor internal dan eksternal yang ada, terdapat

faktor-faktor yang mempengaruhi pandangan responden terhadap tradisi

sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng. Faktor-faktor internal yang

mempengaruhi pandangan responden untuk tetap menjalankan tradisi

sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng yaitu pengenalan budaya yang

diberikan oleh keluarga; keberadaan tradisi sembahyang leluhur dalam keluarga

responden; adanya kesadaran dari responden bahwa tradisi sembahyang leluhur

memberikan manfaat. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

pandangan responden untuk tetap menjalankan tradisi sembahyang leluhur hari

raya Ceng Beng yaitu etnis yang mendominasi tinggal di sekitar tempat tinggal

responden; responden mendapatkan pengenalan budaya dari lingkungan luar

maupun orang luar; responden mendapatkan pengetahuan budaya etnis Tionghoa

melalui pendidikan formal di S1 Sastra China.

Mengenai pengetahuan kaum muda etnis Tionghoa mengenai budaya

Tionghoa pertama-tama dapat dilihat dari keadaan keluarganya, apakah

(10)

35

Universitas Kristen Maranatha

perasaan eksklusif atas budaya Tionghoa leluhurnya atau golongan orang

Tionghoa yang sudah lebih terbuka terhadap hal-hal baru. Perbedaan pada

masing-masing keluarga etnis Tionghoa dalam hal tradisi budaya sudah tidak

memiliki istilah penyebutan yang spesifik, seperti mengutip dari makalah Drs.

Siauphing Souphan Sanjaya, M.A., Ph.D. dalam Forum Ilmiah XI FPBS UPI

Bandung, bahwa etnis Tionghoa Indonesia adalah mereka yang berdarah

Tionghoa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Nilai-nilai ke-Tionghoa-an yang masih ada pada orang Tionghoa yang

masih memiliki perasaan eksklusif atas budaya leluhur umumnya terlihat dari

kebiasaan mereka menurunkan dialek bahasa Mandarin dan masih

menggunakannya dalam keseharian ataupun mereka masih melihat perayaan

hari-hari besar etnis Tionghoa sebagai sesuatu yang penting dan wajib

dilaksanakan bukan hanya generasi tua tapi juga oleh generasi mudanya, bahkan

mereka masih menentang pernikahan antar ras. Sedangkan orang Tionghoa yang

sudah lebih terbuka terhadap hal-hal baru lebih rentan terpengaruh oleh budaya

asing yang masuk ke Indonesia, umumnya mereka adalah etnis Tionghoa yang

menetap di pulau Jawa, hal ini dimungkinkan terjadi karena letak pulau Jawa

sebagai pusat pemerintahan menyebabkan arus pengaruh asing di pulau Jawa

sangat kuat. Dan hal lain yang membedakan mereka dengan orang Tionghoa

yang masih memiliki perasaan eksklusif atas budaya leluhur adalah mereka

membuka diri untuk berasimilasi dengan budaya setempat,sehingga lambat laun

generasi muda mereka tidak lagi mengenal budaya etnis Tionghoa.

4.2 Saran

Budaya merupakan proses dalam kehidupan seseorang. Mengenai budaya

yang terdapat dalam suatu etnis, untuk mengenalkan dan memberi pemahaman

bukanlah hal yang singkat, dibutuhkan waktu untuk menjadikan sesorang

mengenal dan paham terlebih lagi untuk membuat seseorang memiliki rasa

kecintaan akan budaya tersebut.

Jadi, berdasarkan kesimpulan yang didapat, peneliti dapat memberikan

masukan saran kepada generasi tua (kakek-nenek dan orangtua) untuk lebih

(11)

36

Universitas Kristen Maranatha

sedari dini dengan mengenalkan budaya etnis Tionghoa pada anak-anak mereka

agar mereka mengetahui jati diri mereka dan ada rasa memiliki terhadap budaya

tersebut. Sehingga walaupun etnis Tionghoa yang ada di Indonesia merupakan

etnis minoritas dan terlebih lagi Indonesia merupakan negara multikultural, kaum

muda etnis Tionghoa tidak merasa asing akan budayanya sendiri.

Namun keberadaan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng di

masa mendatang bukan hanya tanggung jawab generasi tua. Sehingga menurut

peneliti, untuk dapat terus mempertahankan tradisi sembahyang leluhur hari raya

Ceng Beng, generasi muda memiliki tanggung jawab yang sama besar seperti

generasi tua untuk melestarikan budaya leluhurnya ini. Akhir kata, generasi

muda diharapkan tetap menjaga kelestarian budaya leluhur, karena pada akhirnya

(12)

37

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR REFERENSI

I. BUKU

A.S., Marcus. (2002) Hari Hari Raya Tionghoa. Jakarta : Marwin.

C. TRIHENDRADI. (2011) Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Endraswara, Suwardi. (2003). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta : Gajahmada University Press.

Gondomono. (2013) Manusia dan Kebudayaan Han. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.

Jusuf, Tedy. (2000) Sekilas Budaya Tionghoa di Indonesia. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer.

Singarimbun, Masri. Effendi, Sofian.(1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.

Suryadinata, Leo. (2010) Etnis Tionghoa dan Nasionalisme Indonesia. Jakarta : Kompas.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). KBBI III. Jakarta : Balai Pustaka.

II. PUBLIKASI ELEKTRONIK

Drs. Siauphing Souphan Sanjaya, M.A., Ph.D. “Etnis Tionghoa Indonesia Bahasa Tionghoa Indonesia Perannya dalam Patriotisme dan Kebhinnekaan Bahasa Indonesia”. Forum Ilmiah XI FPBS UPI Bandung,18 November 2015

Modul Psikologi Universitas Gunadarma dalam artikel Muhammad Haidar Hanif. “Manusia dan Pandangan Hidup”. Blogspot, Maret 2014

Referensi

Dokumen terkait