• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Cause Related Marketing terhadap Sikap Konsumen dengan Brand Conciousness sebagai Variabel Moderator.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Cause Related Marketing terhadap Sikap Konsumen dengan Brand Conciousness sebagai Variabel Moderator."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Cause Related Marketing terhadap Sikap Konsumen dengan Brand Conciousness sebagai Variabel Moderator

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana pada Program Studi S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas

Oleh

FADILLAH FAUZIA AKMAL 1010522010

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

2

No. Alumni Universitas

Fadillah Fauzia Akmal

No. Alumni Fakultas

a). Tempat/ Tgl Lahir: Padang/ 16 Agustus 1992, b). Nama Orang Tua: Akmal c). Fakultas: Ekonomi, d). Jurusan: Manajemen e). No. BP: 1010522010, f). Tanggal Lulus: 24 Januari 2014, g). IPK : 3,50 h). Prediksi Kelulusan: Sangat Memuaskan, i). Lama Studi: 3 Tahun 5 Bulan, j). Alamat Orang Tua: Komplek Cimpago Permai Blok D No 4 RT 1 RW 4 Kel. Koto Lua, Kec. Pauh, Padang, Sumatera Barat.

Pengaruh Cause Related Marketing terhadap Sikap Konsumen dengan Brand Conciousness sebagai Variabel Moderator

Skripsi oleh Fadillah Fauzia Akmal Pembimbing: Dr. Harif Amali Rivai, SE., M.Si

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh cause related marketing terhadap sikap konsumen dengan brand conciousness sebagai variabel moderator. Jumlah partisipan pada penelitian ini 128 orang dengan metode pengambilan convenience. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan ANOVA dan independent sample t test dengan program SPSS (Statistical Program for Social Science). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanpa memperhatikan tingkat kecocokan CRM, iklan yang menggunakan CRM lebih berpengaruh dibandingkan dengan iklan yang tidak menggunakan CRM pada sikap terhadap iklan dan perusahaan, sedangkan untuk sikap terhadap merek tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk sikap terhadap iklan, merek dan perusahaan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan jika membandingkan antara CRM dengan kecocokan yang tinggi dan CRM kecocokan rendah. Brand conciousness tidak memoderasi antara kecocokan CRM dengan sikap konsumen.

Kata Kunci : CRM, Sikap Konsumen, Kecocokan, Brand Conciousness

Skripsi ini telah dipertahankan di depan seminar hasil skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal 24 Januari 2014 dengan pembimbing dan penguji:

Tanda Tangan

Nama

Terang Dr. Harif Amali Rivai, SE. M.Si Dr. Rahmi Fahmi, SE., MBA Asmi Abbas, SE., MM Mengetahui :

Ketua Jurusan

Dr. Vera Pujani, SE., MM. Tech

NIP : 19661115 200003 2 001 Tanda

Tangan lumnus telah mendaftar ke Fakultas/ Universitas dan Mendapat Nomor Alumnus:

Petugas Fakultas/ Universitas

No. Alumni Fakultas Nama: Tanda Tangan

(3)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini konsumen semakin cerdas dalam memilih dan membeli barang.

Konsumen tidak hanya membeli untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi juga

mempertimbangkan apakah efek dari pembelian produk memberikan manfaat

untuk lingkungan sekitar. Kondisi ini yang membuat perusahaan termotivasi

untuk menunjukkan rasa tanggung jawab sosialnya (corporate social

responsibility) terhadap lingkungan dan stakesholders.

Corporate Social Responsibility (CSR) dapat didefinisikan sebagai

komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

praktek bisnis dan kontribusi dari sumber daya yang dimiliki perusahaan (Kotler,

2009). Dapat disimpulkan bahwa CSR adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menunjukkan bahwa perusahaan seharusnya tidak hanya mengejar keuntungan

semata, tetapi juga bertanggung jawab menyejahterakan masyarakat melalui

sumber daya yang dimiliki sehingga perusahaan dapat meningkatkan dampak

positif dan meminimalisir dampak negatif.

Peraturan mengenai CSR di Indonesia diatur pada pasal 74 nomor 40

tahun 2007. Pasal tersebut menjelaskan bahwa perusahaan yang diwajibkan untuk

melakukan CSR adalah perusahaan perseroan yang kegiatannya berkaitan dengan

sumber daya alam, seperti perusahaan pertambangan gas atau batu bara. Besar

dana yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebesar 2,5% dari total keuntungan

(4)

2

Dengan adanya pasal 74 tersebut, bukan berarti hanya perusahaan

perseroan saja yang harus melakukan CSR. Perusahaan non-perseroan juga

dianjurkan untuk melakukan CSR karena banyaknya keuntungan yang akan

diperoleh dari pengimplementasian CSR. Keuntungan dapat berupa peningkatan

penjualan dan pangsa pasar, kedudukan merek yang semakin kuat dan

meningkatnya citra perusahaan (Kotler dan Lee, 2005).

Kegiatan CSR terbagi dalam enam bentuk, yaitu corporate cause

promotion, cause related marketing, corporate social marketing, corporate

philanthropy, community volunteering dan socially responsibility business

practices (Kotler dan Lee, 2005). Perusahaan yang mengkomunikasikan kepada

konsumen bahwa sebagian dari keuntungan atau penjualan produknya akan

disumbangkan untuk kegiatan sosial tertentu, maka perusahaan tersebut dikatakan

melakukan cause related marketing.

Menurut Alifahmi (2008), Cause Related Marketing (CRM) adalah

program pemasaran yang menyertakan dimensi sosial, baik karena alasan

tanggung jawab moral, membangun citra positif, atau mendorong penjualan

produk. Inisiatif pemasaran berdimensi sosial ini melibatkan usaha persuasif

kepada konsumen untuk menggunakan produk atau jasa perusahaan, setelah itu

perusahaan menyisihkan sebagian keuntungan dari penjualan untuk

disumbangkan, guna membantu mengatasi masalah sosial seperi pendidikan,

kesehatan, seni budaya, olahraga dan berbagai kegiatan lainnya.

CRM awal mulanya dipopulerkan oleh perusahaan multinasional Amerika

Serikat yang bergerak di bidang jasa keuangan yaitu American Express. Pada

(5)

3

Mereka berkomitmen untuk menyumbangkan satu sen Dollar Amerika untuk

setiap transaksi yang terjadi dan sebesar satu dolar untuk setiap pembukaan

rekening baru. Program ini berhasil meningkatkan penggunaan kartu kredit

sebesar 28% dan menghasilkan 1,7 juta dollar untuk disumbangkan (Westberg,

2004). Semenjak itu CRM menjadi alat pemasaran yang banyak digunakan oleh

perusahaan di Amerika Serikat.

Saat ini penggunaan CRM sebagai strategi pemasaran mulai populer

digunakan oleh perusahaan di Indonesia. Salah satu contoh perusahaan di

Indonesia yang melakukan CRM adalah Danone dengan produk Aqua. Aqua

membuat program “1 untuk 10”. Dalam program ini setiap penjualan 1 liter Aqua,

akan diberikan 10 liter air bersih untuk desa-desa yang mengalami kesulitan air

bersih di daerah Nusa Tenggara Timur. Contoh lainnya adalah Unilever dengan

produk es krim Vienneta. Vienneta membuat program “Berbagi 1000 Kebaikan”.

Program ini menyumbangkan Rp 1000 untuk setiap penjualan es krim untuk

membantu anak-anak korban gempa di Sumatera dan dukungan pendidikan untuk

anak-anak berprestasi dari kalangan tidak mampu (Jalal, 2007).

Terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari program CRM.

Endacott (2004) menjelaskan bahwa penerapan CRM pada perusahaan akan

saling menguntungkan bagi bisnis, penerima bantuan dan konsumen. Keuntungan

bagi perusahaan yaitu publisitas yang dapat meningkatkan penjualan produk dan

respon positif konsumen terhadap perusahaan. Keuntungan bagi penerima bantuan

yaitu terbantunya penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, sedangkan bagi

(6)

4

Dengan banyaknya keuntungan yang diperoleh perusahaan ketika

menerapkan CRM, tidak berarti penerapan CRM akan selalu berhasil. CRM bisa

gagal jika tidak dikelola dengan baik. Menurut Lewis (2003), salah satu faktor

yang harus diperhatikan adalah kecocokan (fit) antara brand dan cause. Brand

dapat diartikan sebagai merek produk yang memberi bantuan, sedangkan cause

adalah kegiatan, organisasi atau isu sosial yang didukung atau dibantu.

Menurut Varadarajan dan Menon (1998), fit adalah kesesuaian hubungan

yang dirasakan antara suatu isu dengan lini produk, brand image, positioning atau

target pasar. Fit diartikan juga sebagai kecocokan antara perusahaan dan isu sosial

yang dapat diperoleh dari pasar, produk dan konsep merek (Becker et al., 2006).

Nan dan Heo (2007) membagi kecocokan dalam dua tingkat, yaitu

kecocokan yang tinggi dan kecocokan yang rendah. Sebuah merek dikatakan

mempunyai kecocokan yang tinggi jika antara merek dan kegiatan sosial yang

dibantu berbagi konsumen yang sama. Misalnya majalah Kartini yang

konsumennya wanita mensponsori kegiatan pencegahan kanker payudara untuk

wanita. Kecocokan yang tinggi juga bisa ditemukan jika merek dan kegiatan

sosial yang dibantu berbagi nilai yang sama. Misalnya Hansaplast dengan produk

P3K-nya mensponsori Palang Merah Indonesia (PMI) juga bergerak dibidang

pertolongan pertama pada kecelakaan. Jika merek dan kegiatan sosial yang

dibantu tidak berbagi konsumen atau nilai yang sama, maka kecocokan tergolong

pada kecocokan yang rendah. Misalnya merek sampo Sunsilk mensponsori

asosiasi keselamatan lalu lintas.

Pemilihan tingkat kecocokan yang akan diterapkan pada CRM merupakan

(7)

5

dan perusahaan (Nan dan Heo, 2007). Robbins dan Coulter (2005) mendefinisikan

sikap sebagai pernyataan evaluasi, baik yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan, mengenai objek yang bisa berupa benda, orang atau peristiwa.

Dengan kata lain, sikap konsumen tergantung bagaimana evaluasi konsumen

terhadap objek tersebut. Becker et al. (2006) menyatakan bahwa dalam CRM

evaluasi positif akan muncul jika terdapat kecocokan antara merek dan kegiatan

sosial yang dibantu. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap

konsumen terhadap merek, iklan dan perusahaan cenderung lebih positif jika

terdapat kecocokan antara merek dan kegiatan sosial yang dibantu.

Argumentasi di atas didukung oleh penelitian Nan dan Heo (2007) yang

menyatakan bahwa sikap konsumen pada perusahaan cenderung lebih positif

terhadap CRM dengan tingkat kecocokan yang tinggi dibandingkan dengan

tingkat kecocokan yang rendah. Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh

Westberg dan Pope (2005) bahwa kecocokan yang tinggi antara merek dan

kegiatan sosial yang dibantu meningkatkan sikap positif konsumen terhadap

merek.

Bagi sebagian konsumen, tingkat kecocokan antara merek dan kegiatan

sosial yang dibantu menjadi isu yang penting. Terutama untuk konsumen yang

memiliki brand conciousness yang tinggi. Menurut Belk (1988) kondisi ini

dikarenakan konsumen dengan brand conciousness yang tinggi menganggap

merek yang digunakan mencerminkan kepribadian dari pemakainya. Menurut

Shim dan Gehrt (1996), brand conciousness dapat juga diartikan sebagai sifat

individu yang ditandai dengan sejauh mana individu berorientasi membeli produk

(8)

6

Berdasarkan penelitian eksperimen yang dilakukan Nan dan Heo (2007),

rata-rata konsumen di Amerika Serikat memiliki tingkat brand conciousness yang

tinggi. Ini dikarenakan CRM telah lama berkembang di Amerika Serikat sehingga

masyarakatnya menyadari mengenai pentingnya CRM dan isu kecocokan dalam

CRM.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh kecocokan pada cause

related marketing sebagai variabel bebas, terhadap sikap konsumen sebagai

variabel terikat, yang dimoderasi oleh brand conciousness. Penelitian ini

merupakan replikasi dari penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Nan dan Heo

(2007). Penelitian eksperimen menghasilkan tingkat generalisasi yang rendah,

sehingga untuk melihat apakah hasil penelitian dari Nan dan Heo (2007) juga

berlaku di negara berkembang seperti Indonesia perlu dilakukan penelitian dengan

metode yang sama.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Apakah iklan yang menggunakan CRM dengan tingkat kecocokan yang

tinggi antara merek dan kegiatan sosial yang dibantu akan lebih

berpengaruh dibandingkan dengan iklan yang sama tetapi tidak

menggunakan CRM pada sikap konsumen terhadap iklan, merek dan

perusahaan?

2. Apakah iklan yang menggunakan CRM dengan tingkat kecocokan yang

(9)

7

menguntungkan dibandingkan dengan iklan yang sama tetapi tidak

menggunakan CRM pada sikap konsumen terhadap iklan, merek dan

perusahaan?

3. Apakah iklan yang menggunakan CRM dengan tingkat kecocokan yang

tinggi antara merek dan kegiatan sosial yang dibantu akan lebih

menguntungkan dibandingkan dengan iklan yang menggunakan CRM

dengan tingkat kecocokan yang rendah antara merek dan kegiatan sosial

yang dibantu pada sikap konsumen terhadap iklan, merek dan perusahaan?

4. Apakah tingkat kecocokan CRM akan berpengaruh pada sikap konsumen

terhadap iklan, merek dan perusahaan, untuk individu yang mempunyai

brand conciousness yang tinggi dibandingkan dengan individu yang

mempunyai brand conciousness yang rendah?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh iklan yang menggunakan CRM dengan tingkat

kecocokan yang tinggi antara merek dan kegiatan sosial yang dibantu

dibandingkan dengan iklan yang sama tetapi tidak menggunakan CRM

pada sikap konsumen terhadap iklan, merek dan perusahaan.

2. Mengetahui pengaruh iklan yang menggunakan CRM dengan tingkat

kecocokan yang rendah antara merek dan kegiatan sosial yang dibantu

dibandingkan dengan iklan yang sama tetapi tidak menggunakan CRM

(10)

8

3. Mengetahui pengaruh antara iklan yang menggunakan CRM dengan

tingkat kecocokan yang tinggi antara merek dan kegiatan sosial yang

dibantu dibandingkan dengan iklan yang menggunakan CRM dengan

tingkat kecocokan yang rendah antara merek dan kegiatan sosial yang

dibantu pada sikap konsumen terhadap iklan, merek dan perusahaan.

4. Mengetahui pengaruh tingkat kecocokan CRM pada sikap konsumen

terhadap iklan, merek dan perusahaan, untuk individu yang mempunyai

brand conciousness yang tinggi dibandingkan dengan individu yang

mempunyai brand conciousness yang rendah.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, diantaranya:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi

perusahaan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh CRM terhadap

sikap konsumen sehingga perusahaan dapat mengoptimisasikan CRM.

2. Peneliti dan Akademisi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan sumbangan

informasi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan CRM

dan sikap konsumen.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerapkan teori

(11)

9

serta untuk mengembangkan pemikiran mengenai CRM dan dampaknya

terhadap sikap konsumen.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya meneliti mengenai pengaruh kecocokan antara merek

dan kegiatan sosial yang dibantu terhadap sikap konsumen terhadap iklan, merek

dan perusahaan, dan melihat bagaimana pengaruh brand conciousness dalam

hubungan tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bab. Bab

pertama menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua menjelaskan tentang telaah pustaka yang menjadi dasar penelitian,

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan pengembangan hipotesis.

Selanjutnya, pada bab ketiga menjelaskan mengenai desain penelitian,

partisipan penelitian, desain eksperimen, data dan teknik pengumpulan data,

definisi operasional variabel, uji pre test, statistik deskriptif, uji instrumen, uji

manipulasi, uji variabel pengganggu dan pengujian hipotesis. Pada bab keempat

berisi hasil dan pembahasan penelitian berupa proses eksperimen, analisis

deskriptif, uji instrument, uji manipulasi, uji variabel pengganggu, uji hipotesis

dan permasalahan yang ada serta implikasi penelitian. Bab kelima merupakan

bagian penutupan yang berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan,

Referensi

Dokumen terkait

Robot pada Stage 1 bervariasi ada yang besar, kecil dengan kecepatan yang berbeda-beda maka dari itu Kapten Ena Burena harus waspada dan bergegas untuk membunuh

: Ok, dulu kamu pemah cerita kalau setelah karnu rnenerirna sakramen krisrna karnu rnulai rnerasa tidak nyarnan ke gereja terns kernudian saat ini setelah rnasuk Kristen

Hal ini dikarenakan, di Tahun 2016 seharusnya sudah terbentuk Peraturan Daerah mengenai LP2B, namun faktanya hingga saat ini belum mampu direalisasikan dan masih

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh

1) Membantu Kapolres dalam melaksanakan tugasnya dengan mengawasi, mengendalikan, mengkordinir pelaksanaan tugas seluruh satuan organisasi Polres. 2) Dalam batas

Optimasi parameter proses pengompakan dan sintering dilakukan dengan membandingkan hasil uji (densitas pelet mentah/sinter, besar butir, kekerasan dan rasio O/U)

Gambar 4.1 Hubungan antara Tegangan Jepit Transformator dengan Kecuraman Muka Gelombang untuk Jarak 4 meter

a. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pimpinan dan karyawan pada PT. Asrindo Citraseni Satria Kota Duri. Objek penelitian ini adalah Pengaruh Sturktur Gaji