• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Etika dan Hukum TI. Resensi Bu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kebijakan Etika dan Hukum TI. Resensi Bu"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN, ETIKA DAN HUKUM TI

Resensi Buku “

Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online

Dosen Pengampu : Dr. Bambang Sutiyoso, S.H., M.Hum.

Oleh :

Yunizar Fahmi [NIM. 17917131]

Program Studi Magister Teknik Informatika

Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta

(2)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 2

BAB I

IDENTITAS BUKU

Judul : Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online

ISBN : 978-979-007-660-0

Penulis : Andika Wijaya, S.H.

Editor : Tarmizi

Penerbit : Sinar Grafika

Cetakan : 1, Mei 2016

Dimensi : xii, 248 hal., 23cm

Profil Penulis

Nama : Andika Wijaya, S.H. Pekerjaan : Advokat dan Penulis.

Pendidikan Formal : Fakultas Hukum Universitas Jember (S-1), 2003.

(3)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 3

BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 Bab 1 : Pendahuluan

Fenomena transportasi jalan online merupakan fenomena perkembangan dan transportasi dan komunikasi di seluruh dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. Perkembangan dunia transportasi dan komunikasi tidak terlepas pula dari perkembangan ilmu pengetahuan (science) dan teknlogi. Semakin maju ilmu pengetahuan (science) dan teknologi, yang dapat dilihat dari semakin berkembangnya inovasi, semakin maju dan canggih pula moda transportasi dan komunikasi yang ada dalam masyarakat.

Salah satu contoh inovasi terbaru dalam bidang transportasi darat di Indonesia adalah Go-Iek. Mengacu pada website resmi Go-Jek, kata Go-Jek didefiinisikan

sebagai perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi Ojek. Dalam menjalankan usahanya, Go-Iek bermitra dengan para pengendara Ojek

berpengalaman di jakarta meliputi area Jabodetabek. Bandung, Bali, dan Surabaya serta menjadi solusi utama dalam pengiriman barang, pesan antar makanan, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan. Seorang calon Pengguna menggunakan jasa Go-Jek melalui aplikasi yang bersifat online, di mana aplikasi Go-Jek untuk pengguna handphone dengan operating system iOS dan Android dapat diakses via go-jek.com/app. Inovasi transportasi yang demikian merupakan terobosan baru yang bersifat multikreatif, yang tidak hanya menjadi sumbangan bagi perkembangan transportasi Nasional, tetapi juga sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat signifikan bagi masyarakat Indonesia.

(4)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 4

Darwin yang memberi sumbangan berupa teori evolusi telah memancing kontroversi yang berbentuk kecaman dan bahkan berujung pada ancaman hukuman mati bagi ketiganya. Suatu hal yang tepat sekali adalah kalimat yang dimuat dalam website resmi Go-Jek bahwa Go-Jek merupakan pemimpin revolusi industri transportasi. Apabila saat ini moda transportasi berintegrasi dengan sistem teknologi dan informasi diterapkan dalam bentuk kendaraan bermotor berjenis sepeda motor (Go-jek dan lain-lain), tidak menutup kemungkinan di suatu hari nanti akan muncul pula moda transportasi online yang tidak hanya berlaku di darat, tetapi juga berlaku di air dan udara. Perkembangan demikian juga tidak menutup kemungkinan terjadinya kontroversi yang bahkan berujung kembali pada bentrokan fisik sebagaimana telah terjadi dalam kasus para pelaku bisnis transportasi jalan konvensional melawan para pelaku bisnis transportasi jalan online.

Ada obrolan dalam dunia akademisi maupun praktisi hukum bahwa “hukum selalu tertinggal dari perkembangan masyarakatnya” atau “perkembangan masyarakat selalu berada satu atau lebih langkah di depan hukum yang ada'i Kontroversi yang

muncul dalam kasus Go-Jek dkk., dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia merupakan bukti nyata. Benarlah jika dikatakan bahwa perkembangan masyarakat akan selalu menerbitkan benturan kepentingan, baik benturan kepentingan antar anggota masyarakat, antar kelompok masyarakat, hingga benturan kepentingan antar negara merupakan asal usul dari kelahiran hukum.

Sesuai dengan fungsinya, hukum menjadi katalisator atas berbagai benturan kepentingan yang ada dalam masyarakat. L. J. van Apeldoorn menyatakan dalam

Inleiding Tot De Studie Van Het Nederlandse Recht bahwa tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup secara damai. Mochtar Kusumaatmadja berpendapat bahwa tujuan hukum adalah ketertiban sebagai syarat pokok (fundamental) serta tujuan lain, yakni tercapainya keadilan yang berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat dan zamannya.

Hubungan-hubungan hukum yang muncul dari praktik transportasi online

(5)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 5

bersifat horizontal antara penyedia jasa/layanan transportasi jalan online dengan pengguna jasa, serta hubungan hukum yang bersifat vertikal dengan Pemerintah. Setiap kontroversi yang muncul dari setiap hubungan hukum harus diselesaikan melalui suatu pranata khusus yang didasarkan pada hukum yang berlaku.

Sesuai dengan bunyi ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (disingkat UUD N RI), secara konstitusional negara Indonesia adalah negara hukum. Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtsstaat). Paham negara hukum sebagaimana tercantum dalam ketentuan Pasal 1 ayat (3) UUD NR1 berkaitan erat dengan paham negara kesejahteraan (welfare state) atau paham negara hukum materiil sesuai dengan bunyi alinea keempat Pembukaan dan ketentuan Pasal 34 UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Penyelesaian atas kontroversi di dalam masyarakat, termasuk kontroversi di seputar transportasi online wajib diselesaikan sesuai dengan

hukum yang berlaku.

2.2 Bab 2 : Karakteristik Transportasi Jalan Online

Pengertian atas transportasi online dapat ditemukan dengan mencari pengertian atas kata pengangkutan jalan di satu sisi dan kata online di sisi lainnya. Kata “pengangkutan” berasal dari kata dalam bahasa Inggris yakni transportation.

Transportation diartikan oleh Black Law Dictionary sebagaiperpindahan barang atau orang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Pengertian kata

(6)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 6

Salah satu karakteristik transportasi jalan online, adalah adanya sintesis antara metode pengangkutan konvensional dengan metode transaksi yang bersifat elektronik. Karakteristik transportasi jalan online dapat dikatakan merupakan karakteristik yang unik, karena menggabungkan unsur pengangkutan yang diatur dalam UU No. 22 Tahun 2009 dan peraturan pelaksanaannya dengan unsur transaksi elektronik yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (disingkat UU No. 11 Tahun 2008) beserta peraturan pelaksanaannya.

Kegiatan usaha yang dilakukan perusahaan transportasi jalan online termasuk dalam kegiatan perdagangan atau perniagaan. Kata perdagangan berasal dari kata “dagang” di mana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan. Soekardono menjelaskan pengertian atas perdagangan atau perniagaan

sebagai seluruh usaha yang dilakukan untuk memudahkan atau melancarkan terwujudnya niat mendapatkan laba. Merujuk pada pengertian yang diberikan oleh

Soekardono tersebut, salah satu unsur terpenting dari perdagangan adalah adanya laba atau keuntungan (profit).

Mengacu pada bunyi Pasal 4 ayat (2) UU No. 7 Tahun 2014, bahwa jasa transportasi (termasuk transportasi/pengangkutan online) dikategorikan sebagai jasa yang dapat diperdagangkan. Jasa tersebut dapat diperdagangkan baik di dalam negeri maupun melampaui batas wilayah negara (Pasal 4 ayat (3) UU No. 7 Tahun 2014). Pasal 20 ayat (1) UU No. 7 Tahun 2014 menentukan bahwa penyedia jasa yang bergerak di bidang perdagangan jasa wajib didukung tenaga teknis yang kompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3 Bab 3 : Aspek Hukum Perusahaan

(7)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 7

hukum orang. Mengutip pendapat Subekti, hukum orang adalah peraturan tentang manusia sebagai subjek dalam hukum, peraturan perihal kecakapan untuk memiliki hak dan kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan haknya itu serta hal yang mempengaruhi kecakapan itu. Berdasarkan pendapat tersebut, yang dimaksud dengan subjek hukum adalah pembawa hak.

Secara garis besar, ilmu pengetahuan hukum perdata membagi subjek hukum atau pembawa hak menjadi 2 (dua) pihak, yakni manusia (natuurlijke persoon) dan badan hukum (rechts persoon). Badan hukum (rechts persoon) dapat memiliki hak dan bisa melakukan perbuatan hukum seperti seorang manusia, badan mana mempunyai kekayaan sendiri, serta ikut dalam lalu lintas hukum dengan perantaraan pengurusnya, dapat digugat dan dapat juga menggugat di muka hakim. Contoh dari badan hukum adalah Perseroan Terbatas dan Koperasi.

Realisasi usaha transportasi yang dilakukan oleh perusahaan transportasi jalan

online memunculkan suatu perikatan hukum dengan pelanggan (customer). Dalam hal ini, perusahaan transportasi jalan online mengadakan transaksi berupa perjanjian

pemberian jasa transportasi, transaksi mana dilakukan melalui metode elektronik, yang memunculkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak. Perusahaan transportasi jalan

online memberikan hak kepada pelanggan (customer) atas layanan atau jasa transportasi tertentu, dan di lain pihak memunculkan hak atas imbalan atau tarif bagi perusahaan pengangkutan jalan online. Perusahaan transportasi jalan online melakukan kewajibannya berupa pemberian jasa atau layanan transportasi, sedangkan kewajiban pihak pelanggan (customer) adalah membayar ongkos layanan (tadi) dengan nilai tertentu kepada perushaan transportasi jalan online.

(8)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 8

2.4 Bab 4 : Aspek Hukum Perjanjian

Dikaitkan dengan fenomena transportasi jalan yang dilakukan dengan menggunakan media internet secara online dalam konteks angkutan orang dan/atau barang, yang menjadi subjek perjanjian ada 2 (dua), yakni perusahaan angkutan umum dan konsumen. Perusahaan angkutan umum harus tunduk pada ketentuan Pasal 79 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 tentang Pengangkutan jalan (disingkat PP No. 74 Tahun 2014), di mana perusahaan angkutan umum harus merupakan badan hukum Indonesia yang antara lain berbentuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Perseroan Terbatas, atau Koperasi. Hal berbeda berlaku bagi konsumen, di mana siapapun orangnya (baik manusia maupun badan hukum) berhak untuk menggunakan jasa angkutan umum dengan menggunakan media internet secara online.

Objek perjanjian pada hubungan hukum yang didasarkan pada konteks pengangkutan jalan yang dilakukan dengan menggunakan media internet secara online

adalah hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak. Baik perusahaan angkutan umum maupun konsumen dapat bertindak sebagai kreditur maupun debitur. Perusahaan angkutan umum menjadi kreditur ketika memiliki hak atas ongkos atau tarif angkutan yang dijalankannya. Sebaliknya, perusahaan angkutan umum menjadi debitur ketika memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan jasa berupa kegiatan mengangkut orang dan/atau barang seperti diminta oleh konsumen. Konsumen menjadi kreditur ketika memiliki hak atas jasa atau layanan angkutan orang dan/ atau barang sebagaimana disepakati atau sebaliknya konsumen menjadi debitur ketika dia harus membayar ongkos, tarif jasa, atau layanan angkutan orang dan/ atau barang kepada perusahaan angkutan umum.

(9)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 9

adalah syarat sah perjanjian yang mengacu pada Buku III Staatsblad 1847 Nomor 23 tentang Burgerlijk Wetboek Voor Indonesie (disingkat BW) yang dikenal juga dengan nama Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (disingkat KUH Perdata). Syarat sah suatu perjanjian diatur dalam Pasal 1320 BW. Pasal ini merupakan pasal yang banyak dipakai baik oleh yurisprudensi maupun pendapat sarjana hukum dalam memberikan penilaian atas sah atau tidaknya suatu perjanjian.

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, Pasal 1320 BW menjadi tolok ukur dari sahnya suatu perjanjian, baik ditinjau dari syarat subjektif maupun syarat objektif. Suatu perjanjian yang sudah memenuhi syarat subjektif maupun syarat objektif berlaku mengikat bagi para pihak dalam perjanjian sebagaimana kekuatan mengikat undang-undang. Tidak terpenuhinya syarat subjektif dan/ atau objektif berpengaruh pada daya kekuatan mengikat suatu perjanjian. Subekti menerangkan bahwa suatu perjanjian yang tidak memenuhi syarat subjektif dapat dimintakan pembatalan (cancelling) oleh

salah satu pihak. Suatu perjanjian yang tidak memenuhi syarat objektif berakibat perjanjian yang dibuat batal demi hukum, di mana secara yuridis dipandang bahwa dari

semula tidak ada suatu perjanjian dan tidak ada pula suatu perikatan antara orang-orang yang bermaksud membuat perjanjian itu. Dengan demikian, pembuatan perjanjian seyogianya memperhatikan betul syarat subjektif dan objektif perjanjian, agar hak dan kewajiban para pihak yang tertuang dalam perjanjian memiliki kekuatan mengikat secara hukum.

2.5 Bab 5 : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen

(10)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 10

No. 8 Tahun 1999, perusahaan transportasi jalan online berkedudukan sebagai pelaku usaha, sedangkan pengguna jasa transportasi jalan online berkedudukan sebagai konsumen.

Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen akan haknya masih rendah, yang terutama disebabkan oleh rendahnya pendidikan konsumen. Sesuai dengan asas keamanan dan keselamatan konsumen, UU No. 8 Tahun 1999 memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. Untuk memberikan jaminan tersebut Pemerintah dibebani fungsi pembinaan dan pengawasan pada sektor perlinx dungan konsumen.

Pasal 29 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1999 menentukan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha serta dilaksa, nakannya

kewajiban konsumen dan pelaku usaha. Selain bertanggung jawah atas pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen, Pemerintah juga melakukan pengawasan

terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta penerapan ketentuan peraturan perundang-undangannya (Pasal 30 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1999). Hubungan hukum antara perusahaan pengangkutan umum online yang bers kedudukan sebagai pelaku usaha dengan pengguna jasa pengangkutan umum online berkedudukan sebagai konsumen dilaksanakan dengan mengacu pada asasasas umum perlindungan konsumen.

(11)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 11

dijalankannya, transportasi jalan online termasuk usaha perdagangan jasa, hal mana telah dibahas pada Bab 3 (Aspek Hukum Perusahaan).

Prosedur penyelesaian sengketa konsumen oleh BPSK diatur secara lebih rinci di dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (disingkat Kepmenperindag No. 350/MPP/Kep/12/2001). Berdasarkan pada ketentuan Pasal 52 huruf a UU No. 8 Tahun 1999, penyelesaian sengketa konsumen antara para pihak melalui BPSK hanya dapat dilakukan melalui konsiliasi, mediasi, atau arbitrase, sebagaimana pula ketentuan Pasal 3 huruf a Kepmenperindag No. 350/MPP/ Kep/12/2001). Dengan demikian, penyelesaian sengketa konsumen melalui BPSK tidak mengenal lagi istilah negosiasi dan penilaian ahli yang lazim dikenal dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

(disingkat UU No. 30 Tahun 1999). Dalam hal ini, Kepmenperindag No. 350/ MPP/ Kep/ 12/ 2001 yang merupakan peraturan pelaksanaan dari UU No. 8 Tahun 1999

merupakan suatu lex specialis terhadap UU No. 30 Tahun 1999 sebagai lex generalis. Mengacu pada Pasal 4 ayat (1) Kepmenperindag No. 350/MPP/Kep/12/ 2001, penyelesaian sengketa konsumen oleh BPSK melalui cara konsiliasi atau mediasi atau arbitrase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, dilakukan atas dasar pilihan dan persetujuan para pihak yang bersangkutan. Harus diperhatikan bahwa pilihan atas salah satu cara penyelesaian sengketa tersebut bukan merupakan proses penyelesaian sengketa secara berjenjang. Dengan demikian, apabila para pihak sepakat untuk memilih penyelesaian sengketa konsumen melalui mediasi, maka tertutuplah peluang untuk penyelesaian sengketa konsumen melalui konsiliasi atau arbitrase.

(12)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 12

keputusan BPSK. Produk yang dihasilkan dari penyelesaian sengketa konsumen berdasarkan pilihan pada arbitrase adalah putusan yang dikeluarkan oleh Majelis yang bertindak sebagai Arbiter. Mengacu pada Pasal 40 ayat (1) Kepmenperindag No. 350/MPP/Kep/ 12/2001, putusan BPSK dapat berupa perdamaian, gugatan ditolak, atau gugatan dikabulkan. Putusan BPSK merupakan putusan yang final dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Terhadap putusan BPSK tersebut dimintakan penetapan eksekusi oleh BPSK kepada Pengadilan Negeri di tempat konsumen yang dirugikan.

Penyelesaian sengketa konsumen secara litigasi tidak melibatkan lagi BPSK. Mengacu pada ketentuan Pasal 48 UU No. 8 Tahun 1999, penyelesaian Sengketa konsumen melalui pengadilan mengacu pada ketentuan tentang perv adilan umum yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 45 UU No. 8 Tahun 1999. Pengajuan gugatan atas sengketa konsumen melalui pengadilan dapat dilakukan dalam

dua cara berikut. (1) Secara langsung, di mana penggugat mengajukan gugatan terhadap tergugat ke pengadilan tanpa melakukan upaya penyelesaian di luar

pengadilan. (2) Secara tidak langsung, di mana pengajuan gugatan terhadap tergugat ke pengadilan baru dilakukan setelah upaya penyelesaian sengketa secara non litigasi dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang bersengketa. Penyelesaian sengketa secara non litigasi yang dimaksud pada poin b di atas hanya terbatas pada penyelesaian sengketa melalui mediasi dan konsiliasi, serta tidak termasuk pada penyelesaian sengketa melalui arbitrase di mana BPSK bertindak selaku arbiter. Sebagaimana telah diuraikan pada bahasan sebelumnya, penolakan terhadap putusan BPSK sesuai dengan Perma No. 1 Tahun 2006 hanya terbatas pada penyelesaian sengketa konsumen secara arbitrase. Dengan demikian, ketika para pihak yang bersengketa telah melakukan mediasi atau konsiliasi, dan hasil mediasi atau konsiliasi ternyata gagal, maka para pihak bisa mengajukan gugatan ke pengadilan.

(13)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 13

Peradilan Umum sebagaimana telah diubah dengan berulang kali terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum (selanjutnya disingkat Undang Peradilan Umum). Pengajuan gugatan menurut Undang-Undang Peradilan Umum terbagi menjadi 3 (tiga) tingkatan, yakni Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, dan berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai pengadilan negara tertinggi.

2.6 Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual

Perlindungan hukum atas hak kekayaan intelektual dalam rangka perda/ gangan yang dilakukan oleh Pemerintah merupakan pelaksanaan dari Undang/ Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan

Dunia) atau disingkat UU No. 7 Tahun 1994. Sebagaimana dijelaskan dalam memori penjelasan atas UU No. 7 Tahun 1994, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Republik Indonesia Nomor II/MPR/ 1993 tentang GBHN antara lain menegaskan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif yang makin mampu menunjang kepentingan nasional dan diarahkan untuk turut mewujudkan tatanan dunia baru berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, serta ditujukan untuk lebih meningkatkan kerja sama internasional. Garis-Garis Besar Haluan Negara juga menggariskan bahwa perkembangan dunia yang mengandung peluang yang menunjang dan mempercepat pelaksanaan pembangunan nasional perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan mendorong ekspor, khususnya komoditi non-migas, peningkatan daya saing dan penerobosan serta perluasan pasar luar negeri.

(14)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 14

tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, pada hak cipta melekat hak eksklusif.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan hak eksklusif adalah hak yang hanya diperuntukkan bagi pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pencipta. Pemegang hak cipta yang bukan pencipta hanya memiliki sebagian dari hak eksklusif berupa hak ekonomi. Menurut Rahmi Jened, hak eksklusif (exclusive right) merupakan monopoli yang bersifat terbatas (limited monopoly) dan penghalang masuk (barrier to entry) bagi pesaing (competitor) nya sehingga pemegang hak kekayaan intelektual dapat mengeksploitasi haknya dan menikmati manfaat finansial yang ada.

Hak cipta merupakan benda bergerak tidak berwujud (Pasal 16 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2014), di mana dengan demikian hak cipta masuk dalam kajian atas hukum benda. Hukum kebendaan (termasuk hukum harta kekayaan) merupakan objek hukum

dan setiap objek hukum pasti berkaitan dengan subjek hukum. Dalam ilmu hukum perdata, subjek hukum ada 2 (dua), yakni manusia (natuurlijke persoon) dan badan

hukum (rechts persoon). Subjek hukum utama yang berkaitan dengan hak cipta adalah pencipta dan/atau pemegang hak cipta. Jika dikaitkan dengan jenis subjek hukum, pencipta dan/atau pemegang hak cipta bisa merupakan orang (perorangan atau kelompok orang) dan/atau badan hukum.

Pasal 4 UU No. 28 Tahun 2014 menegaskan pula bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Menurut Rahmi Jened, hak moral merupakan pengakuan bahwa suatu ciptaan merupakan pengembangan kepribadian di pencipta dan bahwa keterkaitan antara pencipta dan ciptaannya harus dihargai. Adapun hak ekonomi menurut Bambang Kesowo adalah hak pemegang hak eksklusif untuk dalam waktu tertentu mengambil manfaat ekonomis, manfaat ekonomis mana dapat bersumber dari kegiatan mengumumkan termasuk mempertunjukkan (performing rights) dan memperbanyak serta menjual (mechanical rights).

(15)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 15

mencantumkan namanya pada salinan sehubungan dengan pemakaian ciptaannya untuk umum; menggunakan nama aliasnya atau samarannya; mengubah ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat; mengubah judul dan anak judul ciptaan; dan mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya. Salah satu kemungkinan yang bisa timbul dari hak cipta dan hak terkait dalam lalu lintas hukum teknologi informasi dan komunikasi adalah terjadinya pelanggaran atas hak cipta. Suatu program komputer yang digunakan oleh perusahaan pengangkutan online selalu terbuka pada serangan hacker atau peretas, atau pula pelaku pembajakan yang tentu akan merugikan hak-hak dari pencipta dan/atau pemegang hak cipta. Kemungkinan-kemungkinan akan terjadinya pelanggaran atas hak cipta, terutama yang berupa program komputer telah diantisipasi melalui pemberlakuan UU No. 28 Tahun 2014.

Pasal 54 UU No. 28 Tahun 2014 menentukan bahwa untuk mencegah pelanggaran hak cipta dan hak terkait melalui sarana berbasis teknologi informasi,

Pemerintah berwenang melakukan: (1) pengawasan terhadap pembuatan dan penyebarluasan konten pelanggaran hak cipta dan hak terkait; (2) kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri dalam pencegahan pembuatan dan penyebarluasan konten pelanggaran hak cipta dan hak terkait; dan (3) pengawasan terhadap tindakan perekaman dengan menggunakan media apa pun terhadap ciptaan dan produk hak terkait di tempat pertunjukan.

(16)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 16

Hal yang patut diperhatikan dari Peraturan Bersama tersebut adalah adanya peluang dari pemilik situs dan/atau pengguna hak akses yang berkeberatan dengan penutupan konten dan/atau hak akses pengguna atas situs oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang telekomunikasi dan informatika (yakni Menteri Komunikasi dan Informasi), untuk melakukan upaya hukum. Pasal 20 ayat (1) Peraturan Bersama menentukan bahwa keberatan terhadap penutupan konten dan/atau hak akses pengguna dapat diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika atas nama Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika membuka kembali penutupan konten dan/atau hak akses pengguna dalam jangka waktu paling lama 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam terhitung sejak tanggal diterimanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Putusan yang dimaksud di sini adalah putusan yang amar pokoknya mengabulkan gugatan tata usaha negara yang

diajukan oleh pemilik situs dan/atau pengguna hak akses dan tidak termasuk pada putusan yang amar pokoknya menolak gugatan tata usaha negara yang diajukan oleh

pemilik situs dan/atau pengguna hak akses.

2.7 Bab 7 : Aspek Hukum Pengangkutan Jalan

(17)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 17

Adapun tujuan dari UU No. 22 Tahun 2009 diuraikan dalam ketentuan Pasal 3, di mana penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan diselenggarakan dengan tujuan: (1) terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa; (2) terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan c. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

Transportasi jalan online yang berupa mobil merupakan fenomena yang bers kembang dewasa ini. Salah satu contoh dari transportasi jalan online yang berupa mobil adalah Uber Taxi dan Grab Taxi. Sebagaimana pengangkutan jalan lain yang bersifat

online yang akhir-akhir ini berkembang di Indonesia, angkutan jenis baru ini segera menuai kontroversi. Kontroversi ini muncul baik dari Pemerintah, organisasi angkutan

jalan raya, para pelaku bisnis angkutan jalan raya, serta masyarakat.

Sebagaimana berita yang dirilis Sindonews, Ketua Organda DKI Jakarta

Shafruhan Sinungan mengatakan bahwa hadirnya layanan angkutan umum taksi berbasis aplikasi, seperti Uber dan Grab saat ini sangat mengganggu aturan dan tatanan dalam suatu negara yang berkaitan dengan publik transf portasi, seperti Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009, PP No. 74 Tahun 2014, Permenhub, dan Perda. Pendapat yang didasarkan pada fakta di mana pebisnis aplikasi angkutan umum tersebut telah mengoperasikan kendaraan mobil pelat hitam layaknya taksi resmi, namun tanpa dilengkapi dengan aspek perizinan.

Tidak hanya mendapat protes dari Organda dan kritik dari BKPM, feno» mena transportasi online juga telah mendapat protes dari para drivers angkutan konvensional yang merasa dicurangi oleh praktik bisnis transportasi online tersebut. Kontroversi yang timbul dari fenomena bisnis transportasi online ini tentu harus dikaji dengan menggunakan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama serta tidak terbatas pada UU No. 22 Tahun 2009 dan PP No. 74 Tahun 2014.

(18)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 18

kendaraan berjenis taksi yang bernama Grab Taxi, sedangkan untuk kendaraan yang berjenis MPV dan Family Car termasuk dalam kategori Grab Car.17 Angkutan jalan

online untuk mengangkut orang bermerek Uber Taxi, selain menggunakan mobil berjenis taksi juga menggunakan mobil berjenis SUV.18 jika dilihat dari jenis mobil yang digunakan serta pelayanan yang diberikan, angkutan jalan online untuk mengangkut orang bermerek Grab Taxi dan Uber Taxi termasuk dalam angkutan orang dengan menggunakan taksi sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 41 huruf a PP No. 74 Tahun 2014. Secara garis besar, angkutan ini termasuk dalam pengangkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek.

Transportasi jalan online yang mengangkut orang dengan menggunakan kendaraan berjenis sepeda motor dewasa ini dilakukan oleh berbagai perusahaan, di antaranya Go-Jek, Grab Bike, Lady Jek, dan sebagainya. Pengangkutan orang dengan menggunakan sepeda motor sejak dahulu lazim dikenal dengan istilah ojek.

Pengangkutan orang demikian biasanya dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor roda 2 (dua) tanpa rumah-rumah dan tanpa kereta samping. Penggunaan

sepeda motor sebagai alat pengangkut diatur dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a PP No. 74 Tahun 2014. Pasal 4 ayat (1) PP No. 74 Tahun 2014 kemudian menyatakan bahwa angkutan orang dengan menggunakan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a PP No. 74 Tahun 2014 berupa sepeda motor, mobil penumpang, atau mobil bus. Dengan demikian, di samping mobil penumpang dan mobil bus, sepeda motor termasuk dalam kategori kendaraan bermotor, yang dapat digunakan untuk memindahkan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain di ruang lalu lintas jalan.

(19)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 19

Bike, Lady Jek, dan sebagainya yang menyelenggarakan usaha jasa angkutan jalan baik untuk orang atau barang dengan menarik bayaran atau uang jasa, termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor umum.

Pasal 21 No. 74 Tahun 2014 membagi pelayanan angkutan orang dengan ' umum menjadi 2 (dua) yakni: (1) angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek; 2) angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak dalam trayek. Berdasarkan jenis kendaraan bermotor yang digunakan, angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dapat dijelaskan melalui tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Jenis kendaraan motor umum No. Kendaraan

Bermotor Umum

Jenis

Pelayanan Jenis Kendaraan Dasar Hukum

1

(20)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 20

(21)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 21

BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

3.1 Kelebihan

Kelebihan buku “Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online” yaitu sudah memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang terkait dengan hukum terhadap bisnis transportasi jalan online seperti Go-Jek, Uber, Grab dan sebagainya. Buku ini memberikan gambaran yang komprehensif mengenai peraturan dan hukum yang mengatur kegiatan bisnis transportasi jalan online. Kajian atas bisnis transportasi jalan

online dalam buku ini didasarkan karakteristik dan aspek hukum yang relevan serta mampu menjawab segala kontroversi dan fenomena terhadap bisnis transportasi jalan

online.

3.2 Kekurangan

Kekurangan buku ini adalah bahasa yang digunakan cenderung cukup sulit

(22)

A s p e k H u k u m B i s n i s T r a n s p o r t a s i J a l a n O n l i n e 22

BAB IV KESIMPULAN

Salah satu karakteristik bisnis transportasi jalan online seperti GoJek, Uber, Grab, dan sebagainya, adalah karena adanya konvergensi antara metode transportasi secara konvensional dengan metode transaksi yang bersifat elektronik. Bisnis transportasi jalan online dapat dikatakan sebagai sebuah karakteristik yang unik, karena menggabungkan unsur pengangkutan yang diatur UU No. 22 Tahun 2009 dan peraturan pelaksanaannya dengan unsur transaksi elektronik yang diatur dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Inforrnasi dan Transaksi Elektronik beserta peraturan pelaksanaannya.

Kajian atas bisnis transportasi jalan online dalam buku ini didasarkan karakteristik dan aspek hukum yang relevan. Dalam hal ini ada beberapa aspek yang

penting yang patut diperhatikan, yakni aspek hukum perusahaan, aspek hukum perjanjian, aspek hukum perlindungan konsumen, aspek hukum hak kekayaan

intelektual, dan aspek hukum pengangkutan. Kajian ini dilakukan dengan sudut pandang praxis (kesatuan antara teori dan praktik), sehingga buku ini akan dipahami tidak hanya secara teoretis, melainkan bisa diaplikasikan secara praktis.

Gambar

Tabel 1. Jenis kendaraan motor umum

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan pasal 28 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan

Yang dimaksud dengan “Angkutan orang dengan tujuan tertentu” adalah Angkutan orang tidak dalam Trayek dengan menggunakan Mobil Penumpang umum atau Mobil Bus umum untuk

Dengan ini diberitahukan kepada jemaat GKI Gunung Sahari, bahwa pada hari Minggu, 3 Juni 2012 dalam kebaktian ke-III (pk.10:00) akan dilayankan Baptis Dewasa

Selain bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalam (PP Angkutan Jalan) dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan, pada pasal 41 disebutkan bahwa pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tidak

Kemudian, terbit peraturan pelaksanaan dari ketentuan yuridis tersebut, yaitu khususnya pada pasal 13 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999,

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 164 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 97 ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan