• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluh Indu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluh Indu"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

M O D U L

PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PENYULUHAN

INDUSTRI KECIL MENENGAH OLEH TPL IKM

PROGRAM BEASISWA DEPARTEMEN

PERINDUSTRIAN

Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI

(2)

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

B. Maksud dan Tujuan C. Dasar Hukum

D. Pengertian-pengertian Ruang Lingkup

BAB II. Instansi Terkait Pemberdayaan TPL - IKM A. Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah B. Dinas Perindag Provinsi

C. Dinas Perindag Kabupaten/Kota D. Unit Pendampingan Langsung IKM Daerah (UPL IKM Daerah)

BAB III.Penempatan dan Penugasan TPL IKM

A. Peranan, Tugas Pokok, Fungsi TPL IKM dan Tahapan Proses Penyuluhan B. Penempatan dan Kontrak Kerja C Mekanisme Penugasan dan Pelaporan Pelaksanaan Tugas

BAB IV.Penganggaran

A. Struktur Pembiayaan B. Pertanggungjawaban Anggaran

BAB V. Pembekalan, Supervisi, Penilaian dan Evaluasi Hasil Penyuluhan

A. Pembekalan

B. Penilaian Kinerja TPL-IKM C. Evaluasi Hasil Penyuluhan

BAB VII. Penutup

Lampiran-lampiran

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian Indonesia akan memiliki fundamental yang kuat jika ekonomi kerakyatan telah menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya saing tinggi. Salah satu sektor pembangunan ekonomi kerakyatan yang memegang peranan penting dan strategis adalah pengembangan Industri Kecil dan Menengah.

Pengalaman menunjukkan bahwa Industri Kecil dan Menengah memiliki ketangguhan terhadap goncangan perekonomian global. Disamping itu industri kecil dan menengah juga memiliki kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, membuka peluang berusaha dan dapat mewujudkan peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat. Dengan IKM yang kuat maka struktur ekonomi akan menjadi kokoh, yang berperan besar dalam peningkatan ekspor dan pengendalian impor, serta tumbuh dan berkembang pada basis kemampuan diri sendiri.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengembangan IKM dilakukan secara terus menerus dengan selalu memperhatikan aspek pendidikan, permodalan, produktivitas, sarana/prasarana, pemasaran dan pemanfaatan lembaga pemerintah dan swasta secara maksimal, menuju kepada terwujudnya IKM yang modern.

(4)

Perindustrian dalam rangka memperkuat dan melakukan regenerasi TPL-IKM menyelenggarakan program beasiswa bagi tenaga-tenaga muda calon tenaga penyuluh lapangan lulusan Sekolah Menengah Tingkat Atas yang berprestasi dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Tenaga muda lulusan Sekolah Menengah Atas yang berprestasi tersebut direkrut untuk mengikuti program pendididikan setingkat D3 pada Unit Pendidikan di lingkungan Departemen Perindustrian. Berbagai unit pendidikan yang ditunjuk sebagai penyelenggara pendidikan meliputi Akademi Teknik Industri Padang di Padang, Pendidikan Teknologi Kimia Industri di Medan, Akademi Pimpinan Perusahaan di Jakarta, Sekolah Tinggi Manajemen Industri di Jakarta, Akademi Kimia Analisis di Bogor, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil di Bandung, Akademi Teknologi Kulit di Yogyakarta dan Akademi Teknik Industri di Makasar.

Setelah selesai menjalani pendidikan para alumni tersebut ditempatkan sebagai Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) Industri Kecil Menengah dengan sistem kontrak selama 2 (dua) tahun di seluruh Provinsi, Kabupaten/Kota tempat berasal yang bersangkutan. Setelah selesai kontrak dalam 2 (dua) tahun tersebut diharapkan TPL yang bersangkutan dapat menjadi konsultan industri kecil dan menengah atau pengusaha industri kecil/menengah.

Rekrutmen dan pendidikan telah dimulai pada tahun 2007, yaitu telah direkrut dan dididik sebanyak ± 500 orang Calon TPL-IKM Program Beasiswa, dan akan berlangsung selama 3 (tiga) tahun/(tiga) angkatan yang hingga kini telah dididik dua angkatan dan rekrutmen tahun 2009 (angkatan terakhir) sedang berjalan.

Dengan demikian Peserta Program Beasiswa TPL-IKM Angkatan I (Pertama) yang direkrut pada tahun 2007 sudah akan berakhir masa pendidikannya pada tahun 2010 yang akan menghasilkan Calon TPL-IKM lulusan program tersebut sebanyak 500 orang dan harus segera ditempatkan sebagai TPL-IKM untuk dapat melaksanakan tugas penyuluhan di daerah asal masing-masing.

(5)

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Pedoman Teknis Pelaksanaan Tugas Penyuluhan IKM oleh TPL-IKM Program Beasiswa ini dimaksudkan sebagai Pedoman bagi TPL-IKM Program Beasiswa, Pejabat Struktural pada Satuan Kerja serta Kepala UPL-IKM baik pada tingkat Pusat maupun tingkat Daerah, agar memiliki kesamaan bahasa, pengertian, dan pemahaman terhadap Tugas, Fungsi dan Peranan TPL-IKM Program Beasiswa serta dalam penyelenggaraan penempatan, penugasan dan pemberdayaan TPL-IKM Program Beasiswa di lingkungan satuan kerja masing-masing.

2. Tujuan

Sesuai maksud di atas Pedoman Teknis ini disusun dengan tujuan:

a. Agar penyelenggaraan Program Beasiswa Pendidikan TPL-IKM khususnya tahap Paska Pendidikan dapat terlaksana secara optimal; b. Agar TPL-IKM Program Beasiswa dapat melaksanakan tugas

penyuluhan industri kecil dan menengah secara optimal sesuai dengan program dan mekanisme yang ditetapkan di wilayah tugasnya masing-masing; dan

c. Tumbuhnya wirausaha ikm baru yang terampil, mempunyai wawasan dan jiwa wirausaha yang tinggi dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

C. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

(6)

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional

5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

7. Peratruan Menteri Perindustrian Nomor: 01/M-IND/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian;

8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 37/M-IND/PER/6/2006 tentang Pengembangan Jasa Konsultansi Industri Kecil dan Menengah (IKM);

9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 19/M-IND/PER/2/2007 tentang Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah; dan

10. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 55/IKM/PER/8/ 2007 tentang Pedoman Pembentukan dan pengelolaan Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan Menengah (UPL-IKM).

D. Pengertian-pengertian

1. Industri

Menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 2005 tentang perindustrian, yang dimaksud dengan Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

2. Industri Mikro, Kecil dan Menengah

(7)

a. Perusahaan Industri Mikro/Rumah Tangga adalah kegiatan industri dengan nilai aset sampai dengan Rp. 50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)

b. Perusahaan Industri Kecil adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi paling banyak Rp.500 juta tidak termasuk nilai tanah dan bangunan tempat usaha.

c. Perusahaan Industri Menengah adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi lebih besar dari Rp.500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

3. Sentra IKM

Sentra IKM adalah kelompok perusahaan IKM sejenis yang berada dalam suatu wilayah tertentu berdasarkan produk yang dihasilkan, jenis bahan baku yang digunakan atau proses pengerjaannya yang sama.

4. Kelompok Usaha Bersama

Kelompok Usaha Bersama adalah kelompok yang dibentuk oleh beberapa orang anggota masyarakat untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan

5. Pendampingan langsung

Pendampingan langsung adalah kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh tenaga penyuluh industri kepada perusahaan IKM secara menyeluruh dan berkesinambungan.

6. Tenaga Penyuluh Industri

Tenaga penyuluh industri terdiri dari :

a. Pejabat Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan (PFPP), yaitu PNS yang diangkat sebagai Pejabat Fungsional Penyuluh Perindag berdasarkan KepMenPan No: 129/2002 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perindag;

b. Tenaga Penyuluh Lapangan Industri yaitu PNS yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan Shindan, CEFE, AMT, GKM yang bertugas sebagai tenaga penyuluh lapangan non PFPP;

(8)

Program Beasiswa TPL-IKM Departemen Perindustrian berdasarkan PerMenPerind No: 19/M-IND/PER/2/2007; dan

d. Konsultan IKM yaitu konsultan perorangan atau perusahaan konsultan yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi Konsultan Industri Kecil dan Menengah yang diterbitkan oleh Ditjen Industri Kecil dan Menengah.

7. Unit Pendampingan Langsung

Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan Menengah (UPL-IKM) terdiri dari: UPL-IKM Pusat dan UPL-IKM Daerah, yaitu:

a. UPL-IKM Pusat adalah unit kerja di bawah dan bertanggungjawab lang- sung kepada Direktur Jenderal IKM yang berfungsi mengarahkan, mengkoordinasikan, mengadministrasikan dan melaksanakan peman- tauan terhadap kegiatan UPL-IKM Daerah.

b. UPL-IKM Daerah adalah unit kerja di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas yang menangani bidang industri di Provinsi dan Kab/kota yang berfungsi mengkoordinasikan, mengadministrasikan dan melaksanakan proses kegiatan pendampingan langsung kepada perusahaan industri kecil dan menengah (IKM).

8. Diagnosis

Diagnosis adalah proses tinjauan lapangan dan identifikasi kepada perusahaan IKM untuk megetahui permasalahan yang dihadapi dan memberikan rekomendasi pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan IKM.

9. Konsultan Diagnosis IKM

Konsultan Diagnosis IKM adalah konsultan IKM yang memberikan jasa konsultansi dengan melakukan diagnosis dan analisis menyeluruh terhadap permasalahan perusahaan IKM dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan IKM.

10. Konsultan Spesialis IKM

(9)

diagnosis dalam rangka melakukan pemecahan masalah spesifik yang dihadapi perusahaan IKM.

11. Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan IKM

Adalah program beasiswa yang diberikan kepada lulusan SLTA terbaik dari berbagai daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) di seluruh Indonesia yang lulus seleksi untuk mengikuti program pendidikan Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM) setingkat D3 di berbagai Unit Pendidikan di lingkungan Departemen Perindustrian.

12. Kontrak Kerja Penyuluhan

Adalah suatu perjanjian kerja (sama) tertulis dan bermaterai cukup yang mengikat dan berkekuatan hukum sama antara kedua belah pihak, yaitu Dirjen. Industri Kecil dan Menengah atau Pejabat yang ditunjuk/diberi kewenangan dengan Tenaga Penyuluh Lapangan IKM Program Beasiswa untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pendampingan industri kecil dan menengah dalam rangka pembinaan dan pengembangan industri kecil di daerah.

E. Ruang Lingkup

Pedoman Teknis Pelaksanaan Tugas Penyuluhan IKM oleh TPL-IKM Program Beasiswa ini terdiri dari 5 (lima) bab yang mencakup Pendahuluan, Instansi terkait Pemberdayaan TPL-IKM, Penempatan dan Penugasan TPL-IKM Program Beasiswa, Penganggaran, Pembekalan, Penilaian, Evaluasi Hasil Penyuluhan.

Pedoman Teknis ini disusun/ditulis dengan sistimatika penulisan sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan, mencakup uraian tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Dasar Hukum, Pengertian-pengertian serta Ruang Lingkup.

(10)

Kabupaten/Kota yang menangani bidang industri, dan Unit Pendampingan Langsung

Bab III. Penempatan dan Penugasan TPL-IKM Program Beasiswa, mencakup uraian tentang Peranan, Tugas Pokok, Fungsi TPL-IKM Program Beasiswa serta Tahapan Proses Penyuluhan, Penempatan dan Kontrak Kerja, Mekanisme Penugasan dan Pelaporan Pelaksanaan Tugas

Bab IV. Penganggaran, mencakup uraian tentang Struktur Pembiayaan, dan Pertanggungjawaban anggaran.

Bab V. Pembekalan, Supervisi, Penilaian dan Evaluasi Hasil Penyuluhan dan Pelaporan, meliputi uraian tentang Pembekalan, Supervisi, Penilaian Kinerja TPL-IKM Program Beasiswa dan Evaluasi hasil Penyuluhan.

(11)

BAB II

PERAN INSTANSI TERKAIT DALAM PEMBERDAYAAN TPL-IKM

PROGRAM BEASISWA

A. Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah

1. Tugas Pokok

Dalam Peraturan Menteri Perindustrian No: 19/M-IND/ PER/2/2007 tentang Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) Industri Kecil dan Menengah, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah bertanggungjawab atas penyelenggaraan tahap kegiatan paska pendidikan TPL-IKM Program Beasiswa. Berdasarkan amanat tanggungjawab tersebut, Direktorat Jenderal IKM mempunyai tugas pokok membuat dan melaksanakan kontrak kerja, menempatkan dan menugaskan, menyusun anggaran pembiayaan selama masa kontrak 2 (dua) tahun, menyelenggarakan peningkatan kemampuan dan keterampilan, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan.

2. Fungsi

Untuk dapat menjalankan tugas pokok tersebut di atas, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah mempunyai fungsi :

a. koordinasi/kerjasama dengan Satuan Kerja Pembina Industri di tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota dalam rangka penempatan dan penugasan TPL-IKM Program Beasiswa;

b. pembuatan kontrak kerja penyuluhan IKM dan penempatan TPL-IKM Program Beasiswa pada Satuan Kerja Pembina Industri di tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota yang memberikan rekomendasi pada saat rekrutmen;

(12)

d. peningkatan kemampuan dan keterampilan TPL-IKM Program Beasiswa;

e. penyeliaan (Supervisi) penyelenggaraan penyuluhan industri kecil dan menengah oleh TPL-IKM Program Beasiswa; dan

f. koordinasi pemantauan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas penyuluhan industri kecil dan menengah yang dilakukan oleh TPL-IKM Program Beasiswa selama masa kontrak berlangsung.

B. Dinas Perindag Provinsi

1. Tugas Pokok

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi merupakan Satuan Kerja Pemerintah Daerah tingkat Provinsi yang membidangi Perindustrian di daerah tingkat Provinsi berdasarkan tugas desentralisasi dan dekonsentrasi bidang industri dan perdagangan, berwenang untuk memberdayakan TPL-IKM Program Beasiswa yang ditempatkan di wilayah kerjanya, dan oleh karenanya Dinas Perindag Provinsi mempunyai tugas melakukan koordinasi/kerjasama, penempatan dan penugasan, menyiapkan Program Pembinaan dan Pengembangan IKM di Provinsi, melakukan pembinaan personil, memfasilitasi pengajuan anggaran biaya, pemantauan dan evaluasi.

2. Fungsi

Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, Dinas Perindag Provinsi mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. koordinasi/kerjasama dalam penempatan dan penugasan TPL-IKM Program Beasiswa di Satuan Kerjanya di tingkat Provinsi;

b. penyiapan Program Pembinaan dan Pengembangan IKM di tingkat Provinsi sebagai bahan acuan penyusunan rencana kegiatan TPL-IKM Program Beasiswa yang ditempatkan di wilayah kerjanya (Kabupaten/Kota);

(13)

d. pemberian fasilitasi baik administrasi maupun teknis untuk kelancaran pelaksanaan tugas TPL-IKM Program Beasiswa termasuk yang penempatannya di Kabupaten/Kota;

e. penetapan komoditi/sentra IKM yang akan dibina oleh TPL-IKM Program Beasiswa sesuai dengan kompetensi inti/industri daerah antara 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) komoditi/sentra per TPL-IKM per tahun Kabupaten/Kota;

f. pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan penilaian pelaksanaan tugas TPL-IKM;

g. penyusunan laporan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan TPL-IKM Program Beasiswa yang ditempatkan di provinsi; dan

h. penyusunan rekapitulasi hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan oleh TPL-IKM Program Beasiswa Kabupaten/Kota di provinsi yang bersangkutan.

C. Dinas Perindag Kabupaten/Kota

1. Tugas Pokok

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota merupakan Satuan Kerja Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten/Kota yang membidangi Perindustrian di daerah tingkat Kabupaten/Kota berdasarkan kewenangan tugas pembantuan bidang industri dan perdagangan, berwenang untuk memberdayakan TPL-IKM Program Beasiswa yang ditempatkan di wilayah kerjanya, dan oleh karenanya Dinas Perindag Kabupaten/Kota mempunyai tugas melakukan koordinasi/kerjasama, penempatan dan penugasan, menyiapkan Program Pembinaan dan Pengembangan IKM di Kabupaten/ Kota, melakukan pembinaan personil, memfasilitasi pengajuan anggaran biaya, pemantauan dan evaluasi.

2. Fungsi

(14)

a. koordinasi dalam penempatan dan penugasan TPL-IKM Program Beasiswa di satuan kerjanya/wilayah kerjanya di tingkat Kabupaten/ Kota;

b. penyiapan Program Pembinaan dan Pengembangan IKM di tingkat Kabupaten/Kota sebagai bahan acuan penyusunan rencana kegiatan TPL-IKM Program Beasiswa yang ditempatkan di wilayah kerjanya (Kabupaten/Kota);

c. pemberian pengarahan, pemberdayaan, dan penugasan TPL-IKM Program Beasiswa;

d. pemberian fasilitasi baik administrasi maupun teknis untuk kelancaran pelaksanaan tugas TPL-IKM Program Beasiswa;

e. penetapan komoditi/sentra IKM yang akan dibina oleh TPL-IKM Program Beasiswa sesuai dengan kompetensi inti industri daerah antara 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) komoditi/sentra per TPL-IKM per tahun di Kabupaten/Kota;

f. pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan penilaian pelaksanaan tugas TPL-IKM; dan

g. penyusunan laporan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan TPL-IKM Program Beasiswa yang ditempatkan di Kabupaten/Kota untuk disampaikan ke Provinsi.

D. Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan Menengah (UPL-IKM) Daerah (Tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota)

1. Tugas Pokok

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor 55/IKM/ PER/8/2007 tentang Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan Unit Pendampingan Langsung Industri Kecil dan Menengah (IKM), UPL-IKM Daerah (Tingkat Provinsi dan Tingkat Kabupaten/Kota) mempunyai tugas menyusun program, kerjasama/koordinasi, melakukan pembinaan SDM UPL–IKM, pemantauan dan evaluasi, membuat dan menyampaikan laporan serta mengadministrasikan kegiatan UPL-IKM di daerah masing-masing.

(15)

Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, UPL-IKM Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. penyiapan program kegiatan UPL-IKM Daerah di wilayah kerja masing-masing;

b. koordinasi/kerjasama antar UPL-IKM Daerah dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pendampingan langsung ke perusahaan ikm di daerah masing-masing;

c. koordinasi/kerjasama dengan berbagai instansi/satuan kerja lainnya sesuai bidang yang akan dikembangkan, yang meliputi teknologi, sumber daya manusia dan permodalan dalam rangka kegiatan pengembangan perusahaan ikm;

d. pembinaan SDM UPL-IKM Daerah dalam rangka peningkatan kompetensi tenaga penyuluh ikm dan tenaga konsultan ikm di daerah masing-masing;

e. pemantauan, evaluasi, penilaian dan pelaporan pelaksanaan kegiatan penyuluhan ikm oleh TPL-IKM Program Beasiswa; dan

(16)

BAB III

PENEMPATAN DAN PENUGASAN TPL-IKM

PROGRAM BEASISWA

A. Peranan , Tugas Pokok, Fungsi TPL-IKM Program Beasiswa dan Tahapan Proses Penyuluhan

1. Peranan TPL-IKM Program Beasiswa

Sebagai bagian dari Tenaga Penyuluh Industri, TPL-IKM Program Beasiswa mempunyai peran sebagai berikut :

a. Fasilitator, yaitu memberikan layanan teknis atau non teknis kepada pengusaha industri kecil dan menengah sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki;

b. Komunikator, yaitu menyampaikan berbagai informasi teknis, non teknis maupun informasi bisnis secara timbal balik antara pengusaha industri kecil dan menengah (termasuk pengrajin) dengan unsur-unsur Pembina ikm baik Pemerintah maupun Swasta serta berbagai sumber informasi lainnya termasuk masyarakat konsumen;

c. Motivator, yaitu memberikan dorongan dan motivasi kepada para pengusaha (termasuk pengrajin) industri kecil dan menengah agar memiliki motivasi untuk melakukan perubahan terus menerus ke arah yang lebih baik dalam mengembangkan usahanya;

d. Dinamisator, yaitu mewujudkan perilaku yang dinamis kepada pengusaha IKM termasuk para pengrajin IKM dalam menjalankan usahanya sehingga mampu mengikuti tuntutan perkembangan dunia usaha di berbagai tingkat; dan

(17)

2. Tugas Pokok TPL-IKM Program Beasiswa

Sebagai bagian dari Tenaga Penyuluh Industri dan untuk dapat melaksanakan peranannya tersebut, TPL-IKM Program Beasiswa mempunyai tugas pokok menyusun rencana kegiatan penyuluhan/ pendampingan, melakukan kegiatan penyuluhan, melakukan pendampingan/konsultansi, memantau dan mengevaluasi kemajuan ikm serta menyampaikan laporan kegiatan penyuluhan/pendampingan dan hasilnya.

3. Fungsi TPL-IKM Program Beasiswa

Berdasarkan tugas pokok tersebut, TPL-IKM mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana kerja penyuluhan/pendampingan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. pelaksanaan penyuluhan industri kecil dan menengah melalui kunjungan tatap muka baik secara individu maupun kelompok, temu lapangan, temu wicara dan temu bisnis;

c. pembimbingan/pendampingan usaha industri kecil dan menengah dalam penerapan sistem manajemen mutu, manajemen lingkungan, manajemen usaha dan menyusun rencana pengembangan usahanya (business plan);

d. penumbuhan usaha industri kecil dan menengah melalui pencarian peluang pasar, akses permodalan, peluang usaha, pemasok bahan baku, dan pelaksanaan informasi teknologi;

e. pembinaan usaha industri kecil dan menengah melalui pengembangan desain, kemasan, pengembangan tenaga kerja ikm dan organisasi usaha IKM;

(18)

g. pemberian fasilitasi kepada pengusaha industri kecil dan menengah di wilayah tugasnya melalui akses informasi usaha (skema kredit, perijinan, HKI, pemberian penghargaan, dll) dan penyebarluasan kebijakan pengembangan IKM;

h. apabila dalam melakukan bimbingan/pendampingan mengalami kesulitan yang bersifat teknis (substansi penyuluhan), maka TPL-IKM Program Beasiswa dapat berkonsultasi dengan Unit Pendidikan Departemen Perindustrian.

i. menyusun program dan kegiatan dalam bentuk proposal untuk pengembangan IKM; dan

j. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap IKM yang dibina.

4. Tahapan Proses Penyuluhan IKM

a. Tahap Perkenalan

Pada tahap ini memungkinkan kedua belah pihak untuk menciptakan hubungan. Sementara perusahaan IKM tersebut menilai kemampuan atau potensi TPL-IKM program beasiswa untuk memecahkan masalah nya, TPL-IKM program beasiswa memutuskan apakah dia harus mem- berikan penyuluhan atau tidak. Dalam proses pemutusannya TPL-IKM program beasiswa perlu mempertimbangkan hal sebagai berikut:

1) Sikap dan attitude pengusaha IKM terhadap perubahan dan terhadap orang yang datang dari luar;

2) Tujuan-tujuan pengusaha IKM; 3) Kebutuhan untuk pengembangan;

4) Struktur organisasi yang tidak tertulis atau alur wewenang dari organisasi tersebut; dan

5) Pemahaman terhadap masalah.

b. Tahap Memulai

(19)

Setelah proses ini berjalan, informasi baru yang dikumpulkan perlu dibicarakan kembali, kesepakatan mungkin harus ditingkatkan atau dikurangi, dan kemampuan TPL-IKM Program Beasiswa mungkin jadi lebih relevan atau kurang relevan lagi.

c. Tahap Diagnosa

Pada tahap ini kedua belah pihak memilih pendekatan problem khusus perusahaan IKM secara keseluruhan. Diagnosa problem khusus ialah problem khusus yang telah jelas dirumuskan atau diidentifikasikan, misalnya pengurangan biaya operasional, permodalan, teknologi, dan sebagainya. Sedangkan diagnosa untuk perusahaan IKM secara keseluruhan ialah bagi perusahaan IKM yang tidak jelas masalah khususnya, misalnya meningkatkan secara keseluruhan keuntungan yang didapat, meningkatkan produktivitas dan sebagainya. Untuk mengetahui masalah/problem tersebut dapat dilakukan melalui cara dengan membuat daftar pertanyaan, observasi, wawancara dan sebagainya. Diagnosa berakhir dengan satu daftar masalah dan kemungkinan-kemungkinan penyebabnya.

d. Tahap Merencanakan

Dalam melakukan perencanaan pertama-tama yang harus dilihat apa yang diprioritaskan oleh perusahaan IKM tersebut, apa tujuan dia dan kesepakatan berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi, kemudian TPL-IKM Program Beasiswa dengan pengusaha IKM bersama-sama menetapkan problem mana yang harus ditangani lebih dahulu.

e. Tahap Melaksanakan

(20)

f. Tahap Evaluasi

Evaluasi adalah tahap TPL-IKM Program Beasiswa mengukur keberhasilan kegiatan dengan membandingkan antara sasaran yang harus dicapai dengan mengindentifikasi apa yang telah dikerjakan bersama-sama dengan pengusaha IKM, mempelajari/meneliti dan memberikan penilaian seberapa jauh hasil yang dicapai berdasarkan prosedur dan pengendalian yang telah ditentukan.

g. Tahap Mengakhiri

TPL-IKM Program Beasiswa secara formal tetapi bersifat sementara menghentikan hubungan antara dirinya dengan pengusaha IKM. Dalam beberapa hal tahap ini memerlukan waktu karena rasa ketergantungan yang timbul antara pengusaha dengan TPL-IKM Program Beasiswa. Pada saat tahap mengakhiri ini TPL-IKM Program Beasiswa harus meyakinkan perusahaan IKM akan kesediaannya untuk tetap membantu pada masa yang akan datang.

B. Penempatan dan Kontrak Kerja

1. Penempatan TPL-IKM Program Beasiswa

Pada dasarnya peserta program beasiswa yang telah lulus dari Pendidikan setara D3 Calon Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) IKM, akan ditempatkan sebagai Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) IKM di daerah asalnya, sesuai dengan Satuan Kerja Daerah yang memberikan rekomendasi pada saat rekrutmen.

Berdasarkan hal tersebut maka penempatan TPL-IKM Program Beasiswa secara administratif di bawah Dinas Perindag Provinsi atau Dinas Perindag Kabupaten/Kota, tempat TPL-IKM Program Beasiswa memperoleh rekomendasi.

(21)

Menengah (UPL-IKM), dimana TPL-IKM Program Beasiswa merupakan anggota Unit Pendampingan Langsung (UPL) IKM. Namun demikian, mengingat belum semua Dinas Perindag Provinsi atau Dinas Perindag Kabupaten/Kota memiliki Unit Pendampingan Langsung (UPL) IKM, maka secara operasional penempatan TPL-IKM Program Beasiswa diatur sebagai berikut:

a. Penempatan pada Dinas Perindag Tingkat Provinsi yang menangani bidang industri

1). Pada Unit Pendampingan Langsung (UPL) IKM Provinsi

Bagi Dinas Perindag Provinsi yang telah memiliki Unit Pendampingan Langsung (UPL) IKM, TPL-IKM Program Beasiswa secara operasional ditempatkan sebagai anggota Unit Pendampingan Langsung (UPL) IKM di wilayah tugasnya; dan

2). Pada Sub Dinas Perindustrian Provinsi

Sesuai dengan Struktur Organisasi Dinas Perindag Provinsi, pembinaan dan pengembangan sektor industri di Provinsi secara operasional ditangani oleh Sub Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota. Berdasarkan hal tersebut, maka untuk Dinas Perindag Provinsi yang belum memiliki Unit Pendampingan Langsung (UPL) IKM, TPL-IKM Program Beasiswa secara operasional ditempatkan pada Sub Dinas Perindustrian Provinsi bersama-sama dengan Tenaga Penyuluh Industri lainnya.

b. Penempatan pada Dinas Perindag Tingkat Kabupaten/Kota yang menangani bidang industri

1). Pada Unit Pendampingan Langsung (UPL) IKM Kabupaten/Kota

Bagi Dinas Perindag Kabupaten/Kota yang telah memiliki Unit Pendampingan Langsung (UPL) IKM, TPL-IKM Program Beasiswa secara operasional ditempatkan sebagai anggota Unit Pendampingan Langsung (UPL) IKM di wilayah tugasnya; dan

(22)

Sesuai dengan Struktur Organisasi Dinas Perindag Kabupaten/Kota, pembinaan dan pengembangan sektor industri di Kabupaten/Kota secara operasional ditangani oleh Sub Dinas Perindustrian Kabupaten/ Kota.

Berdasarkan hal tersebut, maka untuk Dinas Perindag Kabupaten/ Kota yang belum memiliki Unit Pendampingan Langsung (UPL) IKM, TPL-IKM Program Beasiswa secara operasional ditempatkan pada Sub Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota bersama-sama dengan Tenaga Penyuluh Industri lainnya.

2. Kontrak Kerja, Sanksi, dan Pasca Kontrak Kerja

a. Kontrak Kerja

Dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19/M-IND/PER/2/2007 tentang Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) Indusri Kecil dan Menengah, penempatan Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) IKM Program Beasiswa dilakukan dengan Sistim Kontrak selama 2 (dua) tahun.

Dalam hal ini Kontrak Kerja dilakukan antara Ditjen. Industri Kecil dan Menengah (Pejabat Yang Berwenang/Ditunjuk) yang bertindak atas nama Menteri Perindustrian dengan masing-masing TPL-IKM Program Beasiswa, dan diketahui oleh Pimpinan Dinas Perindag Provinsi atau Kabupaten/Kota (Pejabat yang berwenang/ditunjuk) tempat TPL-IKM Program Beasiswa ditempatkan.

Bentuk/sistimatika penulisan Naskah Kontrak Kerja (sama) sebagai mana dimaksud pada (Lampiran 1.) Pedoman ini.

b. Sanksi

Beberapa sanksi yang akan dijatuhkan kepada TPL-IKM Program Beasiswa antara lain:

(23)

2). Apabila selama dua semester berturur-turut hasil evaluasi memperoleh nilai sukup maka akan dikenakan sanksi berupa ijazah asli yang bersangkutan tidak dikembalikan

3). Apabila TPL-IKM Program Beasiswa mengundurkan diri sebelum masa kontrak berakhir tanpa alasan yang tidak dapat diterima, maka dikenakan sanksi berupa keharusan mengembalikan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemberian program beasiswa kepada yang bersangkutan.

c. Pasca Kontrak Kerja

1). TPL-IKM Program Beasiswa dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bekerja baik di instansi Pemerintah atau Swasta setelah berakhir masa kontrak kerja.

2). Selama TPL-IKM Program Beasiswa menjalani masa kontrak kerja, ijazah asli yang bersangkutan disimpan oleh Unit Pendidikan yang bersangkutan dan akan diserahkan ijazah tersebut setelah masa kontrak kerja berakhir.

C. Mekanisme Penugasan dan Pelaporan Pelaksanaan Tugas

Untuk kelancaran dan pengendalian pelaksanaan tugas penyuluhan maka mekanisme penugasan dan pelaporan pelaksanaan tugas diatur sebagai berikut:

1. Mekanisme Penugasan

Sesuai dengan penempatan Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) IKM Program Beasiswa baik di UPL-IKM maupun Sub Dinas Perindustrian Provinsi/Kabupaten/Kota, mekanisme penugasan diatur sebagai berikut : a. Pengarahan Program Pembinaan dan Pengembangan IKM oleh Kepala

Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota;

b. Kepala UPL-IKM atau Kepala Sub Dinas Perindustrian Provinsi/ Kabupaten/Kota melakukan Koordinasi dan Pembagian Tugas Penyuluhan kepada TPL-IKM Program Beasiswa;

(24)

sesuai penempatannya dengan menggunakan format Rencana Kerja Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada Lampiran 2 Pedoman ini; d. Berdasarkan Rencana Kerja Kegiatan Penyuluhan, TPL-IKM Program

Beasiswa melaksanakan tugas-tugas penyuluhan pada perusahaan/ sentra industri kecil dan menengah di wilayah tugasnya; dan

e. Kepala UPL-IKM atau Kepala Sub Dinas Perindustrian Provinsi/ Kabupaten/Kota melakukan evaluasi sebagai bahan umpan balik dalam rangka penyusunan program penugasan TPL-IKM.

2. Pelaporan Pelaksanaan Tugas

Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas penyuluhan yang dilakukan oleh TPL-IKM Program Beasiswa wajib membuat Laporan.

Pelaporan Pelaksanaan Tugas dilakukan dengan berpedoman pada ketentuan berikut :

a. Laporan rutin, dibuat oleh TPL-IKM Program Beasiswa setiap selesai melakukan satu rangkaian/paket tugas penyuluhan dan disampaikan sesuai dengan tempat penempatannya, yaitu kepada Kepala UPL-IKM atau Kepala Sub Din Perindustrian Provinsi/Kabupaten /Kota;

b. Laporan Triwulan, memuat kemajuan perusahaan/sentra industri kecil dan menengah yang dibina berdasarkan laporan rutin yang dibuat oleh TPL-IKM Program Beasiswa setiap tiga bulan sekali disampaikan sesuai penempatannya yaitu kepada Kepala Dinas Perindag Provinsi/ Kabupaten/Kota tembusan kepada Kepala UPL-IKM atau Kepala Sub Din Perindustrian Provinsi/Kabupaten/Kota;

c. Laporan Semester, memuat kemajuan perusahaan/sentra industri kecil dan menengah yang dibina berdasarkan laporan Triwulan yang dibuat oleh TPL-IKM Program Beasiswa setiap enam bulan sekali disampaikan sesuai penempatannya yaitu kepada Kepala Dinas Perindag Provinsi/Kabupaten/Kota tembusan kepada Dirjen Industri Kecil dan Menengah, Kepala UPL-IKM atau Kepala Sub Din Perindustrian Provinsi/Kabupaten/Kota;

(25)

kepada Dirjen Industri Kecil dan Menengah tembusan kepada Kepala Dinas Perindag Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kepala UPL-IKM;

(26)

BAB IV

PENGANGGARAN

Berdasarkan kontrak kerja yang berlangsung selama 2 (dua) tahun antara Dirjen IKM dengan Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) IKM Program Beasiswa maka segala biaya yang berkaitan dengan tugas-tugas penyuluhan industri kecil dan menengah menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal IKM melalui Dana Dekonsentrasi atau Tugas Pembantuan Dinas Perindag Provinsi/Kabupaten/Kota.

A. Struktur Pembiayaan

Struktur/Jenis pembiayaan yang tersedia pada anggaran biaya bagi TPL-IKM Program Beasiswa selama berlangsungnya masa kontrak meliputi :

1. Biaya Operasional

Yaitu biaya yang disediakan untuk pelaksanaan tugas-tugas operasional penyuluhan yang dilakukan oleh TPL-IKM Program Beasiswa meliputi : Alat Tulis Kantor, penggandaan, penyusunan laporan, dan lain-lain.

2. Honorarium

Sebagai imbalan jasa dalam pelaksanaan tugas penyuluhan setiap TPL-IKM Program Beasiswa diberikan Honorarium per bulan sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Biaya Transportasi Penyuluhan

Untuk kelancaran pelaksanaan penyuluhan di lapangan, diberikan bantuan transportasi yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. Pertanggungjawaban Anggaran

(27)

2. TPL-IKM Program Beasiswa membuat pertanggungjawaban setiap anggaran yang telah dikeluarkan sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Menyampaikan pertanggungjawaban keuangan yang telah dibuat oleh TPL- IKM Program Beasiswa kepada Bendahara.

(28)

BAB V

PEMBEKALAN, SUPERVISI, PENILAIAN DAN

EVALUASI HASIL PENYULUHAN

A. Pembekalan

Pembekalan TPL-IKM Program Beasiswa baik administrasi maupun teknis sangat penting artinya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas penyuluhan di lapangan. Pembekalan dilakukan secara bertahap yaitu menjelang TPL-IKM Program Beasiswa menyelesaikan pendidikannya, tahap berikutnya yaitu pembekalan teknis diselenggarakan sesuai kebutuhan dalam masa kontrak berlangsung dan pembekalan menjelang berakhirnya masa kontrak untuk mempersiapkan TPL-IKM Program Beasiswa terjun ke dunia usaha atau konsultan.

Materi pembekalan sesuai dengan tahapan sebagai berikut :

1. Pembekalan Menjelang Berakhirnya Pendidikan

Pembekalan ini dimaksudkan untuk memberikan kompetensi dan pemahaman yang sama bagi TPL-IKM Program Beasiswa terhadap tugas-tugas ataupun kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi/dilaksanakan serta hak-hak yang dapat diperoleh selama menjalankan kontrak kerja penyuluhan.

Ruang lingkup materi pembekalan meliputi penjelasan tentang : a. Kebijakan Umum Pembinaan dan Pengembangan IKM;

b. Pedoman Teknis Pelaksanaan Tugas Penyuluhan IKM oleh TPL-IKM Program Beasiswa;

c. Kontrak Kerja (sama) TPL-IKM Program Beasiswa; dan

(29)

Tempat penyelenggaraan pembekalan di masing-masing unit tempat penyelenggaraan pendidikan TPL-IKM Program Beasiswa.

2. Pembekalan Selama Masa Kontrak

Pembekalan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan TPL-IKM Program Beasiswa dalam rangka peningkatan kualitas penyuluhan industri kecil dan menengah oleh Direktorat Jenderal IKM atau Dinas yang menangani bidang industri (Provinsi/Kabupaten/Kota) setempat.

Jenis dan materi pembekalan disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan selama masa kontrak.

3. Pembekalan Akhir Kontrak

Pembekalan ini dimaksudkan untuk menyiapkan TPL-IKM Program Beasiswa pada masa akhir kontrak menjadi wirausaha industri kecil dan menengah atau sebagai tenaga konsultan IKM oleh Direktorat Jenderal IKM.

Materi pembekalan antara lain meliputi : a. Paket Kewirausahaan (CEFE) full course;

b. Paket Konsultan Industri Kecil dan Menengah/penyelesaian masalah; dan

c. Pengetahuan tentang HKI.

B. Penilaian Kinerja TPL-IKM Program Beasiswa

Kegiatan penilaian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang

“prestasi” TPL-IKM Program Beasiswa dalam menjalankan tugasnya sesuai kontrak yang telah disepakati.

Penilaian meliputi antara lain tentang kedisiplinan dan kejujuran, inisiatif, cara/metode kerja (perencanaan/persiapan, pelaksanaan, kontrol), pencarian dan penggunaan informasi, hubungan kerja dengan pihak-pihak yang terkait, hubungan kerja dengan pengusaha dan pengrajin (yang dibina).

(30)

Pelaksanaan penilaian dilakukan secara periodik minimal 6 (enam) bulan sekali dan hasil penilaian disampaikan kepada Kepala Dinas Perindag setempat dan Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Departemen Perindustrian.

Untuk keseragaman dalam penilaian, format penilaian menggunakan Form Penilaian sebagaimana dimaksud pada Lampiran 4 Pedoman ini.

C. Evaluasi Hasil Penyuluhan

Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Penyuluhan IKM sangat penting artinya. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan oleh TPL-IKM Program Beasiswa. Evaluasi diharapkan dapat memberikan gambaran yang benar tentang tercapainya penyelenggaraan penyuluhan kepada IKM sebagai masukan untuk pemimpin dalam pengambilan kebijakan.

Evaluasi tersebut dilakukan oleh Kepala Dinas Perindag Provinsi/ Kabupaten/Kota setiap semester dan tahunan, berdasarkan Laporan Triwulan, Semester dan Tahunan. Selanjutnya laporan hasil evaluasi disampaikan kepada Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah.

Laporan hasil evaluasi dari masing-masing Dinas Perindag Provinsi/ Kabupaten/Kota selanjutnya diolah dan ditindaklanjuti oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah.

Secara garis besar Pelaporan Evaluasi memuat antara lain Latar Belakang, Kondisi Awal, Masalah yang dihadapi/akan dipecahkan, Sasaran Penyuluhan yang akan dicapai, Penyuluhan/Pendampingan yang dilakukan dan hasil yang dicapai, Kesimpulan Evaluasi dan Saran Tindak Lanjut, dengan sistimatika penulisan pelaporan evaluasi sebagaimana disajikan dalam Lampiran 6 Pedoman ini.

(31)

BAB VI

PENUTUP

Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL-IKM) Program Beasiswa merupakan Tenaga Industrial Profesional yang memiliki bidang keahlian spesifik sesuai pendidikan yang telah dijalaninya pada Unit Pendidikan setingkat D3 – Ahli Madya.

Sebagai tenaga industrial profesional TPL-IKM Program Beasiswa mempunyai peran strategis dalam pembinaan dan pengembangan Industri Kecil dan Menengah di daerah, guna mendorong perusahaan industri kecil dan menengah tradisional menjadi industri kecil dan menengah yang modern, sehingga produktifitas berkembang secara efektif dan efisien.

Oleh karenanya Pemberdayaan TPL-IKM Program Beasiswa agar dapat melaksanakan tugas penyuluhan dan pendampingan industri kecil dan menengah sangatlah memerlukan perhatian dan kepedulian semua pihak baik di tingkat Pusat maupun Daerah yang terkait/berkepentingan dengan pembinaan dan pengembangan industri kecil dan menengah.

(32)
(33)

Lampiran 1. Pedoman Teknis

KONTRAK KERJA

PELAKSANAAN PENYULUHAN KEPADA IKM OLEH TPL-IKM PENERIMA

BEASISWA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN TAHUN ...

Pada hari…….…...… tanggal……….bulan………..tahun……….. bertempat di Jakarta yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : ... NIP. ... atas nama Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (Direktur Jenderal IKM) Departemen Perindustrian, yang selanjutnya disebut

PIHAK PERTAMA;

2. ………, Selaku Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil Dan Menengah (TPL-IKM) Program Beasiswa D3 pada Unit Pendidikan dilingkungan Departemen Perindustrian, dari daerah asal Provinsi ...Kabupaten/Kota...

yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Dalam kedudukan dan kewenangannya masing-masing, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutmya secara bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan kontrak kerja yang mengikat dn berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan jasa kegiatan penyuluhan perindustrian dengan ketentuan dan persyaratan sebagai berikut ::

DASAR PELAKSANAAN

1. Peraturan Menteri Perindutrian Nomor 19/M-IND/PER/2/2007 tentang Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) Industri Kecil dan Menengah; 2. Peraturan Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian Nomor 05/SJ-IND/PER/3/2007

tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan Industri Kecil dan Menengah;

3. Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil Nomor 77/IKM/PER/10/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyuluhan IKM oleh Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL IKM ) Program Beasiswa Departemen Perindustrian

Pasal 1

LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberikan pekejaan kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan

Kegiatan jasa Penyuluhan kepada IKM sesuai dengan Pedoman Teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal IKM Departemen Perindustrian;

2. PIHAK KEDUA bersedia ditempatkan di Wilayah Kerja Dinas yang menangani bidang

(34)

dalam wilayah tugasnya untuk mengembangkan IKM sesuai kondisi setempat dan

melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan industri kecil dan menengah di Wilayah Tugasnya kepada Kepala Dinas Perindag setempat dan Direktur Jenderal IKM.

4. PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut kepada PIHAK PERTAMA untuk diangkat menjadi

Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Pasal 2

SUMBER DAN JUMLAH DANA

Sumber dan jumlah dana jasa kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada IKM yang diterima oleh PIHAK KEDUA yaitu ;

a. tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Departemen Perindustrian; dan

b. jumlah dana yang diterima sebagai berikut :

- Biaya honor PIHAK KEDUA sebagai TPL-IKM per/bulan.

- Biaya Operasional untuk kegiatan penyuluhan akan ditentukan kemudian berdasarkan peraturan yang berlaku.

- Biaya transportasi penyuluhan/pendampingan.

Pasal 3

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Kontrak kerja berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung mulai tanggal…bulan… tahun …..sampai dengan tanggal…bulan… tahun …..

Pasal 4

PEMBAYARAN

1. Pembayaran kegiatan penyuluhan lapangan kepada IKM dimaksud pada Pasal 2 huruf b akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA melalui melalui anggaran dana dekonsentrasi dinas yang menangani bidang industri.

2. Pembayaran jasa kegiatan penyuluhan/pendampingan IKM kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak-pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut jasa kegiatan penyuluhan/pendampingan kepada

IKM atau biaya lain melebihi biaya yang sudah dianggarkan;

Pasal 5

SANKSI

1. PIHAK PERTAMA dapat memutuskan hubungan kerja apabila PIHAK KEDUA tidak

mematuhi ketentuan dalam kontrak kerja ini.

2. PIHAK KEDUA akan dikenakan sanksi apabila tidak melaksanakan kewajiban sesuai

dengan Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor :

(35)

Pasal 6

PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan kontrak kerja ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

2. Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri setempat.

Pasal 7

FORCE MAJEURE

1. Jika timbul keadaan memaksa (force majeure), yaitu hal-hal yang diluar kekuasaan PIHAK

PERTAMA sehingga tertundanya pembayaran jasa kegiatan penyuluhan industri maka PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut PIHAK PERTAMA.

2. Keadaan yang memaksa (force majeure) yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, adalah perubahan kebijakan moneter berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8

LAIN-LAIN

1. Bea materai yang timbul karena pembuatan kontrak kerjaini menjadi beban PIHAK

KEDUA.

2. Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup perjanjian kerja sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

3. Segala lampiran yang melengkapi Surat Kontrak Kerja ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Pasal 9

PENUTUP

(36)
(37)

Lampiran 2. Pedoman Teknis

RENCANA KERJA PELAKSANAAN PENYULUHAN IKM

Oleh TPL IKM PROGRAM BEASISWA

Periode Pelaksanaan :Triwulan ke …….. .Tahun ... Satuan Kerja :……...

Lokasi Kegiatan : Perusahaan/Sentra IKM ... ...

…………...,………..

Diketahui Oleh Dibuat Oleh

Ka.Sub Dinas/ Bidang Industri

Ka.UPL IKM TPL IKM Prog Beasiswa

No. Rencana Kegiatan Sasaran

Waktu Pelaksanaan

(38)

Lampiran 3. Pedoman Teknis

LAPORAN RUTIN PELAKSANAAN PENYULUHAN IKM

Oleh TPL IKM PROGRAM BEASISWA

1. Periode Pelaksanaan :Tanggal ………...s/d... 2. Identitas Perusahaan/Sentra IKM yang dibina ( hanya dilaporkan pada Laporan rutin yang pertama kali)

No Nama & Alamat UU/Sentra

Nama Pemilik

Jenis Prod.

Kap. Prod

Omset Pasar

Wilayah Pasar

Jumlah TK

Nilai Investasi

3. Pelaksanaan Penyuluhan

No.U Tanggal U U/Sentra Permasalahan Kegiatan Penyuluhan

…….

…………...,…………

Diketahui Oleh Dibuat Oleh

Ka.Sub Dinas/ Bidang Industri

(39)
(40)

Lampiran 4. Pedoman Teknis

Dinas Perindag Propinsi/Kabupaten/Kota ...

PENILAIAN KINERJA TPL IKM PROGRAM BEASISWA

1. Nama TPL IKM Program Beasiswa : ... 2. Satuan Kerja tempat bertugas : ... 3. Periode penilaian : Semester ...Tahun...

PENILAIAN KINERJA

4. Persiapan/Perencanaan 10 5. Hasil Penyuluhan 50

Nilai Kinerja

Yang Menilai

Ka. Sub Dinas /Bidang Perindustrian

( ... )

Keterangan :

1. *) = Tentukan nilai angka misal Baik = 75

2. Nilai Bobot = Jumlah nilai masing-masing unsur dikali dengan bobot.

3. Nilai Kinerja TPL IKM Program Beasiswa = Jumlah Nilai Bobot dari seluruh unsur.

4. Apabila Nilai Kinerja TPL-IKM memperoleh :  86 – 100 = Sangat Baik

 71 – 85 = baik

(41)

Lampiran 5. Pedoman Teknis

LAPORAN BERKALA (TRIWULAN/SEMESTER/TAHUNAN)

HASIL PENYULUHAN PERUSAHAAN/SENTRA IKM

OLEH TPL IKM PROGRAM BEASISWA

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan

C. Ruang Lingkup dan Sistimatika Penyajian

D. Periode Pelaksanaan Penyuluhan (Triwulan/Semester/Tahunan)

BAB II

DATA UMUM PERUSAHAAN/SENTRA IKM YANG DIBINA

A. Data Umum

No Nama & Alamat UU/Sentra Nama Pemilik Jenis Prod. Wilayah Pasar

B. Kondisi Awal IKM yang dibina

(42)

BAB III

PERMASALAHAN

No Nama UU/Sentra Masalah yang dihadapi

BAB IV

KEGIATAN PENYULUHAN

A. Pelaksanaan Penyuluhan

No Nama UU/Sentra Masalah yang dihadapi Kegiatan Penyuluhan

(43)

BAB V

HASIL YANG DICAPAI

No Nama

UU/Sentra

Kemajuan/Peningkatan yang dicapai

Produksi Pemasaran Teknologi Manaj. Permod.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

(44)

Lampiran 6. Pedoman Teknis

LAPORAN HASIL EVALUASI

PENYULUHAN PERUSAHAAN/SENTRA IKM

OLEH DINAS YANG MENANGANI BIDANG INDUSTRI

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan

C. Ruang Lingkup dan Sistimatika Penyajian D. Periode Pelaksanaan Evaluasi

BAB II

PERMASALAHAN

No Jenis Industri Masalah yang dihadapi

BAB III KEGIATAN PENYULUHAN & HAMBATAN

(45)

BAB V

HASIL YANG DICAPAI

No Jenis Industri

Kemajuan/Peningkatan yang dicapai

Produksi Pemasaran Teknologi Manaj. Permod.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran Tindak Lanjut Lampiran – Lampiran

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian bahwa ada hubungan yang bermakna antara hubungan kualitas supervisi terhadap kepuasan kerja pada tenaga medis. Tidak adanya hubungan yang bermakna

Hal ini karena adanya perbedaan perlakuan dari masing-masing stik nugget ikan yang dihasilkan dimana pada perlakuan P2 dengan proporsi ikan patin dan wortel

Anshori, Abdul Ghofur, 2007, Payung Hukum Perbankan Syariah (UU di bidang Perbankan, Fatwa DSN-MUI dan Peraturan Bank Indonesia), UII Press, Yogyakarta.. Antonio,

Pernyataan tersebut diperkuat dengan dalil bahwa keadilan informasional menekankan kepada akurasi dan kualitas penjelasan yang individu terima (Lewis, 2013). Oleh karena

Penelitian foklor pada permainan rakyat dipilih di wilayah kebudayaan Sunda dengan lokasi kampung Cikondang Pangalengan Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena secara

Tetapi program kerja P4TK yang berbasis mata pelajaran hanya membentuk Tim Pengembang Materi Pem- belajaran, bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, dan tugasnya

Vuonna 1995 naisten välisen yhteisyyden teemat ovat väistyneet HALUN kehyksestä sekä Suomessa että Ranskassa. Muilta osin kehys eriytyy suomalaisessa ja ranskalaisessa

Dalam Pasal 34 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, ditetapkan bahwa Bank umum termasuk