• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I : Pembentukan Internasional Pertama (1864-1876) Bab II : Kebangkitan Kaum Buruh dan Sosialis Internasional (1889-1904) Bab III : Menjangkitnya Oportunisme dalam Sosialis Internasional (1904-1914) Bab IV : Perang Dunia Pertama dan Keruntuhan Internas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bab I : Pembentukan Internasional Pertama (1864-1876) Bab II : Kebangkitan Kaum Buruh dan Sosialis Internasional (1889-1904) Bab III : Menjangkitnya Oportunisme dalam Sosialis Internasional (1904-1914) Bab IV : Perang Dunia Pertama dan Keruntuhan Internas"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

GEORGE NOVACK

SEJARAH INTERNASIONAL

PERTAMA DAN INTERNASIONAL

KEDUA

Terjemahan Indonesia : Abdul Syukri, Agustus 1999. Versi Online : [Indomarxist.Net]

[http://come.to/indomarxist], Nov 2002

Keterangan : Ijin publikasi online ini adalah untuk tujuan non-komersil.

SEJARAH INTERNASIONAL PERTAMA DAN INTERNASIONAL KEDUA

Oleh: George Novack

Daftar Isi

Bab I : Pembentukan Internasional Pertama (1864-1876)

Bab II : Kebangkitan Kaum Buruh dan Sosialis Internasional (1889-1904)

Bab III : Menjangkitnya Oportunisme dalam Sosialis Internasional (1904-1914)

Bab IV : Perang Dunia Pertama dan Keruntuhan Internasional

* * *

Bab I: Pembentukan Internasional Pertama (1864-1876)

Internasional pertama dilahirkan di Inggris. Kelahirannya di Ingris ini bukanlah merupakan suatu kebetulan belaka. Inggris --yang merupakan tempat kelahiran kapitalisme industrial -- adalah negeri yang paling maju secara ekonomi pada abad 19.

(2)

politik pertama dari proletariat sebagai sebuah klas. Di Inggris, pulalah klas buruh pertama kalinya mengorganisir dirinya ke dalam serikat-serikat buruh. Adalah pimpinan-pimpinan klas buruh

Inggris -- yang berani dan berwawasan jauh kedepan-- yang pada mulanya sampai kepada pemahaman jernih tentang perjuangan klas; baik sebagai faktor historis maupun sebagai prinsip dalam merumuskan taktik. Di Ingggris juga proletariat pertama kali memproleh wawasan yang mendalam (tentang solidaritas kaum buruh secara internasional), dan melihat adanya keharusan bagi aksi terpadu dalam perjuangan melawan kaum kapitalis,

berlandaskan solidaritas.

Internasional Pertama tidaklah jatuh begitu saja dari langit, dalam bentuknya yang sudah matang/sempurna. Internasional Pertama juga bukanlah hasil buah pikiran Marx yang jenius semata.

Internasinal Pertama merupakan produk sejati dari pergerakan klas buruh, buah dari inisiatif keras yang di hasilkan oleh pelopor-pelopornya. Internasional tumbuh dalam rangkaian panjang

perjuangan klas, yang di semai dengan benih-benih

internasionalisme. Kehadirannya juga telah dipersiapkan oleh sejumlah perintis yang telah menyebarkan gagasan dan sentimen-sentimen solidaritas proletarian; yang tumbuh dan berkembang dalam lingkaran-lingkaran kecil kaum buruh yang paling sadar. Hal ini tetap berlangsung, bahkan dibawah kondisi yang paling keras dan menindas.

Terhitung sejak tahun 1854 sampai dengan 1864, telah berlangung serangkaian usaha yang dilaksanakan oleh organisasi-organisasi klas buruh; yang berpuncak pada pendirian Internasional Pertama. Kami akan mengedepankan tiga organisasi yang paing signifkan pada masa-masa itu. Yang pertama adalah Masyarakat Fraternal Demokrat ( Society of Fraternal Democrats). Organisasi ini di bangun pada tahun 1845 oleh Julian Harney di London; dimana pelarian -pelarian politik dari seantero benua Eropa datang

berkumpul. Inilah juga organisasi klas pekerja yang pertama. Yang kedua adalah Liga Komunis (Communist League). Lewat liga inilah untuk pertama kalinya karya-karya Marx dan Engels -- dalam

(3)

akbarnya, organisiasi ini tetap mempertahankan tradisi internasionalisme selama tahun -tahun reaksioner 1850-an.

Demikianlah setelah kondisi-kondisi bagi pembentukannya telah matang, Internasional Pertama didirikan berpondasikan kerja-kerja keras yang di hasilkan oleh para perintisnya. Setelah kekalahan revolusi 1848 -- dan perkembangan kapitalis yang melonjak selama tahun 1850-an gerakan buruh menjadi sangat tertekan. Banyak orang mengira bahwa gerakan buruh tidak akan pernah berhasil memulihkan api revolusionernya'; sebagaimana yang pernah

ditampilkan pada masa-masa puncak Revolusi 1848. Walau gagasan internasionalisme sementara memudar, ia tidak pernah

benar-benar lenyap. Gagasan ini tetap dipelihara dalam

keloimpok-kelompok kecil di berbagai tempat yang terpencar, oleh pimpinan klas-klas buruh yang teruji. Mereka yang pernah mengalami sendiri periode-periode reaksi yang pasang surut sepanjang abad 19; dapat di mengerti suasana macam apa yang berkecamuk saat ini .

Kemudian pada tahun-tahun akhir 1850-an terjadilah serangkaian peristiwa yang mengubah situasi internasional. Peristiwa ini

membangkitkan kembali gerakan buruh, dan mengobarkan

semangat internasionalisme. Peristiwa-peristiwa penting tersebut diantaranya adalah krisis ekonomi di tahun 1857 (tercatat sebagai krisis yang sangat parah dan menyebar paling luas selama abad 19), yang lainnya adalah perang kemerdekaan Italia di tahun 1859, dan pecahnya perang saudara di Amerika Srerikat sejak tahun 1860-1861.

Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut membawa

konsekuensi-konsekuensi yang sangat besar secara ekonomi politik -- di Perancis dan Inggris -- dua negeri industrial yang paling maju di Eropa saat itu, peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan melemahnya

(4)

perbolehkan memilih dalam pemilu. Sementara itu perkembangan kapitalis di benua Eropa, telah melahirkan persaingan yang

mengancam buruh-buruh di Inggris. Ketika kaum buruh di Inggris berjuang untuk upah yang lebih tinggi dan jam kerja yang lebih singkat ; kaum pemilik modal di Inggris mengancam untuk

mendatangkan tenaga-tenaga buruh murah dari Prancis, Belgia, Jerman dan negeri-negeri lainnya. Pecahnya perang di Amerika dan embargo atas produk-produk ekspor, menyebabkan krisis

persediaan kapas; yang akibatnya sangat memberatkan buruh-buruh pabrik tekstil di Inggris.

Kondisi-kondisi ini mengguncang serikat-serikat buruh Ingggris dan mendesak mereka untuk mengembangkan apa yang kemudian di kenal dengan "Unionisme Baru"; yang dikepalai oleh sejumlah pimpinan berpengalaman dari kalangan buruh permesinan, buruh bangunan, buruh pabrik sepatu, dan serikat-serikat buruh lainnya. Orang-orang tersebut di atas mulai menyadari arti pentingnya perjuangan politik bagi serikat buruh, dan mereka mulai menaruh perhatian besar pada urusan-urusan politik dalam dan luar negeri. Mereka juga mulai menyelenggarakan rapat-rapat akbar raksasa, menuntut Perdana Menteri Palmerston, atas konspirasinya yang mengintervensi "pihak utrara" dalam perang saudara Amerika. Pada saat yang sama, mereka menyelenggarakan resepsi

penyambutan atas Mazzini -- seorang pejuang kebebasan dari Italia -- ketika ia mengunjungi London di tahun 1864.

Kebangkitan klas buruh di Inggris dan Perancsis juga

membangkitkan kembali gagasan Internasionalisme. Kunjungan delegasi buruh Perancis ke pameran dunia di London pada tahun 1864. Terlebih lagi dengan konspirasi bersama antara negeri Perancis, Inggris dan Rusia untuk memukul usaha Polandia untuk memisahkan diri di tahun 1863… telah mendorong terjadinnya kontak, korespondensi, pertukaran hubungan yang timbal balik ---antar kaum buruh di negeri-negeri tersebut untuk membicarakan dan berusaha memecahkan persoalan kaum buruh secara bersama-sama pula. Ini semua bermuara pada kesepakatan untuk

menyelenggarakan pertemuan bersama secara resmi, dari

(5)

AD/ART Pperhimpunan klas pekerja internasional - untuk di timbang-terimakan/di sahkan dalam kongres Internasional yang akan diselenggarakan di Belgia tahun depan.

Pemberitaan-pemberitaan surat kabar meliputi tentang pembentukan komite tersebut, yang terdiri dari perwakilan barbagai serikat buruh yang berasal dari berbagai negeri. Sedikit disinggung juga tentang Karl Marx. Sungguhpun kita semua tahu betapa besar sumbangan yang diberikannya bagi organisasi tersebut.

PERANAN KARL MARX

Kegagalan revolusi tahun 1848, mengakibatkan terguncangnya Liga Komunis, yang tidak lama kemudian diikuti pembubarannya. Dalam tahun-tahun terakhir reaksi yang panjang ini -- walaupun masih mengikuti perkembangan berbagai peristiwa dengan cermat-- Marx dan Engels dalam pengasingannya, mencurahkan perhatian pada kerja-kerja ilmiah mereka. Memaklumi bahwa "untuk segala sesuatu ada musim/masanya sendiri-sendiri". -- Mereka menanti-- kan saat yang tepat bagi arus balik gelombang sejarah -- yang dapat mengembalikan mereka pada

aktiftas-aktiftas praktis keorganisasian gerakan buruh. Masa-masa dimana gerakan revolusioner dan kaum buruh menampilkan semangat baru, saat-saat dimana para pejuang sejati mengenakan perisai dan perlengkapan perangnya, maju ke medan laga . Pada 13 februari 1863, Marx menulis surat kepada Engels, " era revolusi telah kembali terbentan di Eropa " (Marx - Engels, Korespondensi Terseleksi New York, halaman 144) . Ketika Komite Buruh Internasional telah terbentuk, Marx menuliskan

kepadakawan-kawannya di Amerika, " walau selama bertahun-tahun aku menolak secara sistimatis segala keterlibatanku dalam organisasi manapun juga kali ini aku menerimanya, karena benart-benar ada peluang untuk melakukan kerja-kerja yang berubah" (Mehring, Halaman 323)

Tidak lama kemudian Marx tampil kemuka sebagai pemimpin imtelektual komite tersebut, yang beranggotakan 50 orang,

setengah daripadanya adalah buruh-buruh Inggris. Setelah yang lainnya menyatakan tidak sanggup, Marx mengambil alih tugas penyusunan draft/rancangan program dan statuta Internasional Pertama. Secara antusias dan suara bulat, komite tersebut

(6)

Aturan-aturan Peralihan" yang disusun oleh Marx. Hanya ada sedikit tambahan permintaan tentang penambahan beberapa ungkapan abstrak, perihal hak dan kewajiban, kebenaran, moralitas, dan keadilan". Marx kemudian menceritakan kepada Engels bahwa --Ia menyisipkan ungkapan-ungkapan tersebut sedemikian rupa --

sehingga ia tidak menyinggung harapan para peserta lainnya.

"Amanat Pelantikan Bagi Asosiasi Klas Pekerja Internasional" tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan publik di gedung St. Martin, London, pada 28 september 1864. Bersama-sama

dengan Manifesto Komunis, "Amanat" tersebut merupakan sebuah dakwaan yang keras dan berat terhadap kapitalisme yang sekaligus juga memaparkan tujuan-tujuan klas buruh. Amanat itu di buka dengan rangkaian catatan tentang sebuah fakta yang tajam --bahwa selama tahun-tahun 1848 sampai dengan 1864, penderitaan dan penindasan atas klas buruh tidak kunjung berkurang -- walau dalam periode ini terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam lapangan industrial dan perdagangan. Hal ini di buktikan dengan menunjukan angka-angka statistik yang diterbitkan dalam "buku-buku" resmi (yang mencatrat penderitaan/penindasan klas buruh Inggris). Angka-angka tersebut diperbandingkan dengan catatan resmi yang di buat oleh ketua bendahara, Gladstone, dalam laporan keuangannya. Hal ini sekali lagi menunjukan bahwa " penumpukan kekayaan dan pemebesaran kekuasaan yang menjijikan " (yang terjadi selama periode tersebut); hanya terpusat seluruhnya pada klas-klas penindas/penghisap. Kalaupun ada pengecualian, maka hal ini hanya berlaku pada segelintir buruh aristokrat yang

(7)

Amanat di atas tersebut juga mencatat bahkan dalam tahun-tahun reaksioner 1850-an, setidaknya kaum buruh telah mencapai dua kemajuan yang berarti. Pertama, adalah pengakuan dan

pemberlakuan 10 jam kerja secara legal; yang merupakan buah dari perjuangan keras klas buruh Inggris. 'Undang-undang sepuluh jam kerja (the ten hourse'bill) bukan hanya merupakan sebuah keberhasilan praktis yang besar, itu juga merupakan kemenangan secara prinsip. Hal ini merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah; di mana secara ekonomi politik klas menengah, tunduk pada ekonomi politik klas buruh" (Karya-Karya Terseleksi , Volume 1 Halaman 345-346). Kemenangan lainnya adalah pendirian

gerakan koperasi dan pabrik-pabrik kooperatif (pabrik yang dikelola bersama-sama). Ini membukrtikan bahwa dalam prakteknya kaum buruh sanggup dan mampu mengorganisir sendiri produksi dan distribusi, tanpa bantuan apapun dari kaum penghisap.

Namun lanjutnya, "Tuan-tuan tanah dan tuan pemilik modal akan tetap bertahan dengan menggunakan segala hak istimewa mereka, demi perlindungan dan kelanggengan monopoli mereka (atas alat-alat produksi) ". Itulah sebabnya, sudah menjadi kewajiban besar klas buruh untuk merebut kekuasaan politik. Kaum buruh

nampaknya sudah mulai menangkap keharusan semacam ini. Sebagaimana yang di buktikan dengan menjalarnya kesadaran pergerakan klas buruh Inggris, Perancis, Jerman, Italia … dengan segala usahanya mengorganisir buruh secara politis. Kaum buruh setidaknya "memiliki satu elemen untuk keberhasilan yakni

keunggulannya dengan jumlah yang sangat besar. Namun jumlah tadi hanya memiliki bobot dan arti , jika mereka di persatukan dalam organisasi dan berderap maju kearah tujuannya secara sadar" (halaman 347) . Pengalaman-pengalaman lalu telah

menunjukan kepada kita: bila kita mengabaikan solidaritas yang seharusnya terjalin di antara kaum buruh sedunia … atau bila kita gagal dalam menggalang kaum buruh untuk berjuang bersama -- bahu membahu-- maka segala usaha kita hanya akan bermuara pada kegagalan. Pertimbangan-pertimbangan inilah dan juga pertimbangan-pertimbangan yang menytangkut kebijakan luar negeri (sebagaimana yang telah di uraikan di depan) … yang telah mendorong rapat-rapat di (gedung) St. Martins Hall, untuk

(8)

Mehring, halaman 327). Amanat tersebut di tutup dengan seruan perang yang tak tergoyahkan, "kaum buruh sedunia… bersatulah!".

Dalam "aturan-aturan peralihan" termaktubkan pula prinsip-prinsip dasar Marxisme. Tugas pembebasan klas buruh bukanlah semata-mata untuk mengakkan hak-hak istimewa bagi klas yang baru berkuasa, namun untuk menghapuskan keberadaan klas-klas itu sendiri. Penundukan kaum buruh secara ekonomis kepada pihak-pihak yang memiliki, menguasai peralatan/alat-alat produksi (yang merupakan sumber penghidupan): menghasilkan segala bentuk perhambaan: kemelaratan sosial pengkerdilan intelektuan dan ketergantungan secara [politik karenanya segenap gerakan politik haruslah juga merupakan sarana bagi pembebaan klas buruh

secara ekonomis. Pembebasan klas buruh bukanlah sebuah tugas di tingkat lokal ataupun nasional belaka, namun harus meliputi

tingkat dunia. Mencakup juga seluruh negeri yang masyarakat modern. Dengan demikian tugas ini hanya di capai lewat kerja sama dari perwaklan-perwakilan negeri-negeri tersebut. Aturan-aturan yang dirumuskan, menetapkan tugas dan kewenangan

Dewan umum; yang terdriri atas buruh-buruh dari berbagai negeri yang terwakilkan dalam asosiasi.

Amanat inugerasi yang dicetuskan, memang berbeda dalam bentuknya, di bandingkan dengan yang terdapat di dalam

Manifesto Komunis. "Di butuhkan waktu yang wajar " tulis Marx kepada Engels, sbelum pergerakan yang baru bangkit ini, kembali dengan semangat yang setara sebagaimana yang setara

sebagaimana yang pernah kita capai dulu. Kebutuhan saat ini adalah bagaimana agar kita tetap setia pada prinsip, namun tetap luwes pada saat yang sama" (Mehring, halaman 329). Karenanya, dokumen-dokumen yang di hasilkan di London tersebut memiliki beberapa perbedaan juga, dari segi isinya … sebab tujuan

pokoknya adalah untuk merangkul buruh-buruh dari berbagai level perkembangan politik -- dalam satu kerangka kerja yang sama. Namun walaupun secara implisit (tak langsung),

(9)

PENCAPAIAN-PENCAPAIAN INTERNASIONAL PERTAMA

Internasional pertama berlangsung seama 14 tahun, terhitung sejak tahun 1864 sampai dengan 1878. Karena tidak mungkin untuk membentangkan semua hasil-hasil kerja, maupun

perdebatan/pertimbangan-pertimbangan yang di hasilkan lewat kongres-kongresnya… maka hanya pencapaian dan

aktiftas-aktiftas organisasional yang paling signifkan sajalah, yang akan kami kedepankan dalam kesempatan ini.

Internasional mencatat tanda-tanda sukses pertamanya dalam perjuangan anggota-anggotanya, yang menghasilkan perombakan franchise di Inggris. Pada 7 juli 1866, dengan bersemangat Marx menulis surat kepada Engels, " Demonstrasi buruh yang

berlangsung di Inggris cukup dahsyat, di bandingkan dengan apa yang pernah kita saksikan di Inggris, sejak tahun 1849. Semua ini sepenuhnya merupakan kerja-kerja Internasional. Lucraft,

contohnya seorang pemimpin demonstrasi di Trafalgar Square lapangan/alun-alun Trafalgar; ia juga adalah anggota dewan kami. Dalam akbar di Trafalgar Square tersebut, Lucraft menyerukan agar massa melakukan aksi yang sama di whitehall Gardeens, 'dimana suatu ketika kita pernah memenggal kepala seorang raja'. Tak lama kemudian di galang pula aksi di taman Hyde (Hyde

Park) , yang melibatkan tidak kurang dari 60.000 massa. Aksi

tersebut hampir saja berkembang menjadi sebuah pemberontakan" (Mehring, halaman 349-350) .

Anggota-anggota Internasional melancarkan kampanye yang bersemangat untuk peraturan kerja yang progresif. Mereka

menuntut hari kerja yang lebih pendek, mengutuk kerja malam dan semua bentuk kerja yang beresiko bagi perempuan dan anak-anak. Kongres Internasional di Jenewa 1866 menyerukan, bahwa

pemaksaan pemberlakuan peraturan/undang-undang semacam itu …klas buruh bukanlah mengkonsolidasikan kekuatan klas yang berkuasa, malahan sebaliknya; klas buruh akan memanfaatkan instrumen-instrumen klas yang berkuasa untuk menghantam 'majikannya' sendiri" (Mehring, halaman 354).

Internasional mendorong tumbuhnya organisasi-organisasi serikat buruh di berbagai negeri. Internasional juga berusaha untuk

(10)

anggota-anggotanya sadar akan misi/tugas historisnya,

"Menegakkan perang gerilya yang tak putus-putusnya -- dalam kehidupan sehari-hari -- antara buruh dengan modal serikat-serikat buruh akan menjadi jauh lebih penting lagi, sebagai pendorong utama bagi penghapusan kerja upahan secara terorganisir. Pada masa yang lalu, serikat-serikat buruh terlalu mengkonsentrasikan aktiftasnya bagi perjuangan yang segera dan frontal melawan modal. Namun di masa-masa yang akan datang serikat buruh

tersebut tidak boleh pasif --dalam mengantisipasi pergerakan sosial politik secara umum-- dari klas buruh itu sendiri. Serikat-serikat itu juga harus sanggup memandu massa buruh yang luas, agar massa tersadarkan akan tujuan-tujuan mereka yang lebih tinggi. Sehingga dengan tidak mementingkan diri sendiri, seorang buruh telah

berpartisipasi dalam pembebasan kaumnya yang jutaan jumlahnya (Mehring, halaman 355). Segaris dengan pandangan di atas,

Internasional mendokong aksi-aksi pemogokkan buruh yang

melanda berbagai negeri; menyusul terjadinya krisis ekonomi yang parah di tahun 1866. Dimanapun terjadinya, Internasional

meyerukan agar kaum Buruh menggalang dukungan bagii

perjuangan kawqan-kawannya di negeri lain ( demi kepentingan mereka sendiri). Para kapitalis yang merasakan betul

akibat-akibatnya, dengan murka menyebiutkan bahwa aksi-aksi buruh itu 'di beli' , di danai, atau di 'tunggangi' oleh Internasional Pertama. Tudingan-tudingan mereka ini (persis seperti yang biasa dilakukan oleh kaum mapan dewasa ini) terhadap aktiftas-aktiftas gerakan, dengan sebutan-sebutan "kaum kiri", "orang-orang merah" ataupun "kaum Trotskys" , dan lain-lain . Beberapa pemilik modal dari swiss, bahkan mengirimkan utusan ke Londaon , untuk menginvestigasi dan mencari tahu sumber-sumber keuangan Internasional.

Ternyata di luar dugaan mereka sumber-sumber kkeuangan

tersebut hanyalah sedikit saja, dan jauh dari cukup untuk "membeli " atau menyogok kaum buruh. Marx menggambarkan kekonyolan mereka dengan kalimat sebagai berikut;" Kalau mereka-- orang-orang kristen kolot dan ortodoks itu -- sudah lahir pada abad-abad pertama penyebaran agama kristen … mungkin mereka sudah mentogok orang-orang untuk membocorkan nomor rekening bank yang di pakai St. Paulus di Roma." (Mehring, halaman 395).

Internasional menyatakan solidaritas aktifnya kapan saja

(11)

Internasional mengirimkan empat amanat yang di tujukkan kepada rakyat Amerika Serikat. Yang pertama di kirim kepada Presiden Lincol, untuk mendukung perlaanan pemerintahnya terhadap kekuasaan perbudakaan. Yang kedua kepada Presiden Johnson , sehubungan dengan peristiwa pembunuhan terhadap Lincoln. Yang ketiga di tujukan kepada rakyat atas kemengannya melawan

perbudakan. Yang keempat keempat kepada William Sylvis, Presiden serikat buruh nasional (National Labour Union). Di tujukan sebagai bentuk protes terhadap usaha-usaha klas yang berkuaa di Eropa, agar dapat menggiring Amerika Serikat ke dalam kancah peperangan.

Internasional membangkitkan kegeraman segenap borjuasi dan orang-orang murtad yang mau saja tunduk menghamba kepada mereka. Dalam dua amanat yang ditulis oleh Marx, Internasional menyatakan salut dan dukungan kaum buruh Perancis … ketika mereka bangkit pada akhir perang Perancis-Prussia di tahun 1871 untuk mendirikan Komune Paris. Sementara pasukan tentara

musuh telah begitu dekat mengepung pintu gerbang Paris (dan penguasa Perancis tidak bisa berbuat banyak untuk mencegahnya) … Kaum buruh beraninya bergerak maju, menggalang kekuatan untuk membentuk Republik Kaum Buruh. Melihat hal ini, borjuasi Perancis malah menikam pergerakan rakyat tersebut dari

belakang; justru dengan kekuatan/senjata yang mereka pinjam dari musuh (yakni tentara Bismarck). Pembantaian atas kaum buruh ini begitu keji dan berdarah. Seperti halnya ketika Jendral Badoglio menjagal dan memadamkan revolusi Italia (1943-1945), yang didukung oleh kekuatan Anglo-Amerika dan kaum Stalinis.

Pencapaian nyata Internasional antara lain pada keberhasilannya dalam menyatukan perjuangan kaum buruh secara internasional. Sungguhpun di tingkat internalnya masih terbelakang, namun Internasional Pertama telah menyediakan model/percontohan bagi semua Organisasi prolewtar berskala internasional. Betapapun istilah "Internasionalisme" telah tercantuim dalam kamus-kamusb umum, dan lagu "Internationale" di tulis berkat tegakannya

Internasional Pertama.

(12)

Bersamaan dengan semakin gencarnya unjuk kekuatan solidaritas klas buruh, Internasional telah menampilkan diri sebagai sarana dan ajang bagi penyebaran gagasan-gagasan Marxisme.

Sungguhpun Marx di akaui sebagai pemanduy teoritis dan

inspirator bagi Internasional; namun doktrin-doktrinnya perlu di perdebatkan terlebih dahulu, sebelum dapat terima secara

dominan… di dalam tubuh organisasi maupun jajaraan kaum buruh yang berkesadaran klaas. Sejak semula Marx harus menghadapi arus idiologi borjuis liberal, dan juga menangkal tekanan-tekanan yang dilancarkan oleh pemimpin serikat-serikat buruh Inggrisyang duduk di Dewan Umum.

Namun saingan yang paling keras terhadap sosialisme ilmiah (yang berusaha mempengaruhi kaumn buruh yang maju) datang dari berbagai macam sosialisme burjuis kecil --anarkisme, berbagai bentuk sektarianismedan oportunisme-- sehubungan dengan

persoalan-persoialan yang di hadapi pergerakan buruh. Tulis Marx dalam suratnya kepada Bolte (23 Nonember 1871) , "sejarah

internasoiponal mewrupakan perjuangan berkelanjutan dari Dewan umum dalam menangkal/menghadapi --kelompok-kelompok kecil (sects) , para petualang amatiran -- yanjg berusaha menonjolkan dirinya didalam tubuh Internasional. Merekalah yang melawan gerakk maju pergerakan sejati klas buruh. Ajang pertarungan itu sendiri resminya memang terselenggara di kongres-kongres. Namun telah terlebih dahulu berlangsung dalam perundingan-perundingan perorangan di Dewan Umum, juga dalam sesi-sesi individual "( Korespondensi, Terseleksi Karl Marx-Engels, Moscow, hlm 326)..

Marx juga harus bergulat dengan ide-ide yang di ajarkan oleh

Prodhoun (Prodhounisme). Memang dewasa ini ide-ide semacam itu sudah tak terdengar lagi, namun pada pada massanya, merupakan sosialismew borjuis kecil yang paling populer. Kedua menantu lelaki Marx sendiri -- Paul Lapargue dan Charles Longuet -- sempat menjadi penganjur setia ajaran Proudhon yang merepotkan

sebelum menjadi Marxis.

Berbeda dengan sosialisme ilmiah, Proudhonisme memang menghendaki penghapusan kepemilikan perorangan, namun

(13)

mereformasi masyarakat borjuis adalah dengan membentuk suatu masyarakat koperasi. Sementara itu, tanpa kapasitas/pengetahuan yang memadai, mereka hendak ,merombak begitu saja sistim

moneter yang ada. Kaum sosialis borjuis kecil ini tidak sepakat dengan metode dan bentuk-bentuk pokok perjuanbgan proletarian. Proudhon sendiri menentang tpembentukan serikat-serikat buruh, bahkan ia menyayangkan aksi-aksi pemogokan buruh. Singkatnya ia menolak segala bentuk partisipasi langsung dalam politik. Para pengikutnya beranggapan bahwa sebuah bangsa seharusnya di pecah-pecah menjadi kelompok-kelompok kecil; yang kemudian akan membentuk semacam perhimpunan sukarela sebagai

penggantinya .

Marx dan kawan-kawan harus bergelut secara terus menerus melawan kecenndrungan semacam itu. Kecendrungan tersebut memang sangat kuat di kalangan buruh-buruh dari Perancis dan Swiss. Mereka sendiri kebanyakanlah buruh-buruh pabrik , namun para perajin tukang kecil yang masih begitu di liputi dengan cara pandang borjui kecil.

Betapapun, pertarungan teoritik dan organisasional paling keras yang di hadapi oleh Karl Marx, adalah melawan gagasan -gagasan anarkisme Mikhail Bakunin. Bakunin seorang veteran revolusioner Rusia, yang di anggap sebagai bapak pergerakan politik anarkis. Perbedaan pokok antara Marx dan Bakunin akan coba kami

paparkan secara singkat saja. Marxisme mendasarkan diri sepenuh-penuhnya kepada klas buruh industrial; sebagai kekuatan sosial yang paling menenntukan dalam masyarakat modern. Sementara Bakunin mencari basis sosialk gerakan revolusionernya pada

petani, kaum miskin kota (lumpen proletariat) dan elemen-elemen borjuis kecil lainnya yang miskin dan sengsara.

Marxisme memerangi segala bentuk pemerintah ataupun otoritas yang reaksioner… dengan menegakkan kekuasan negara di tangan klas buruh -- sebagai sebuah transisi yang di jalani -- dalam rangka penghapusan segenap kekuasaan negara, maupun segala bentuk penindasan. Sedangkan anarkisme menentang segala otorita

(14)

kaum Marxis mendidik kaum buruh agar terlibat secara aktif dalam politik; dan merebut kekuasaan negara dengan "segala sarana yang memungkinkan".

Perbedaan-perbedaan prinsipil ini mendorong Bakunin untuk

menyusun sebuah organisasi rahasia di dalam tubuh Internasional; yang bertujuan untuk mengambil alih kepemimpinan Internasional lewat taktik-taktik konspirasi. Tak pelak lagi pertarungan internal di dalam tubuh internasional (antara dua arus kecendrungan yang tak terdamaikan ini), mengganggu dan memperlemah kekuatan Internasional.

Kaum Marxis juga masih menghadapi pimpinan gerakan buruh Jerman (yang cenderung ikut ajaran-ajaran Lassale) . Kaum Marxis harus menghadapinya, paling tidak dalam dua persoalan pokok . Pertama mengenai Oportunis mereka dalam menurunkan taktik --sehubungan dengan persoalan kekuatan manakah yang akan dilibatkan bersama-- dalam perjuangan. Mereka mendorong

kebijakan proletarian yang independen pada saat yang sama "kaum sosialis Bismarck" ini bersikap sektarian terhadap serikat-serikat buruh. Mereka menolak atau memasuki ataupun mengorganisisr serikat buruh manapun; yang tidak menjalankan kepemimpinan dan program-program mereka sendiri. Mereka tidak mengerti perbedaan antara serikat buruh sebaghai organisasi massa (yang merangkul buruh dari bermacam latar belakang politik maupun ekonomi) … dengan partai proletar, yang merupakan organisasi kaum buruh revolusioner dengan cara pandang yang khas , yakni cara pandang sosialis.

Sepanjang hayatnya para pendiri internasional harus mengahadapi berbagai musuh (secara ekternal), maupun meladeni perlawanan-perlawanan di dalam (secara internal ). Kekuatan-kekuatan

destruktif tersebut semakin tak tertahankan, apalagi di bawah kondisi-kondisi yang keras. Yakni tertekannya pergerakan buruh secara internasional, dengan di pukulnya Komune Paris.

Kesemuanya ini mengakibatkan terjadinya demoralisasi,

(15)

Sungguhpun Internasional Pertama telah bubar, tapi hasil kerjanya masih bertahan. Pada tahun 1878, untuk menangkis kesimpulan bahwa Internasional telah gagal, Marx menulis sebagai

berikut ,"lihatlah dari fakta bahwa partai-partai buruh sosial demokrasi di Jerman, Swiss , Denmark, Portugis, Italia, Belgia, Belanda, dan Amerika Utara ( yang diorganisir dalam batas wilayah nasional) … tidak lagi merupakan bagian-bagian yang sama sekali terpisah-pisah. Mereka lebih nampak sebagai klas buruh itu sendiri dalam hubungannya yang langsung, aktif dan berkesinambungan yang di persatukan oleh tujuan-tujuan yang sama , pertukaran bantuan , pertukaran gagasan.. jauh dari lenyap sama sekali, internasional telah tumbuh dari satu tahap menuju tahap yang lebih tinggi lagi (dimana semua potensi awalnya, harus

dituntaskan/ dilampaui terlebih dahulu sebelum menginjak tahap yang lebih tinggi). Selama menempuh rangkaian perkembangan yang yang berkesinambungan ini, Internasional harus menjalani berbagai perubahan sebelum bab fnal dalam sejarahnya dapat di terapkan (Mehring , halaman 383-384).

Akan terlihat bahwa pandangan kenabian Marx, tentang

pergantian/perubahan yang dijalani Internasional telah di benarkan sejarah.

Bab II : Kebangkitan Kaum Buruh dan Sosialis Internasional (1889-1904)

Trotsky pernah mengkatagorikan periode aktiftas klas buruh

dalam Internasional Pertama sebagai periode antisipasi. Manifesto Komunis di pandang olehnya sebagai antisipasi teoritik dari

(16)

antisipasi praktis dari perhimpunan (organisasi) buruh di tingkat dunia. Sedangkan Komune Paris dilihatnya sebagai antisipasi revolusioner atas kediktatoran proletariat.

Lenin sendiri kemudian memandang internasional ketiga sebagai periode aksi internasional (baca periode internasional dalam aksi). Yang telah menempatkan sumbangan besar Marx atas teori politik ke dalam praktek : gagasan bahwa klas buruh harus berjuang untuk mendirikan kediktatoran proletariat.

JembaTan historia anatara penyambung antara periode -antisipasi- internasional dengan periode -aksi- internasional kedua, Sehingga Internasional Kedua itu sendiri merupakan periode -organisasi- internasional; yang mengangkat massa buruh yang tersebar di seluruh dunia dari himpitan ketertindasannya, dan mengorganisir mereka dalam serikat-serikat buruh dan partai-partai politik kaum buruh. Ringkasnya menyiapkan lahan bagi pergerakan massa buruh yang independen.

Walau masih bertahan sampai sekitar enam tehun ke muka. Namun International Pertama benar-benar bubar pada tahun 1872. "Tulang punggungnya" di patahkan oleh kekuatan Komune Paris.

Dibutuhkan waktu selama selama 17 tahun, sebagai masa penyembuhan, sampai kekuatan klas buruh benar-benar di pulihkan. Untuk kembali berderap di arena internasional dan membentuk Internasional yang baru.

Tahun-tahun sekitar 1870-an sampai 1880-an adalah masa penindasan politik yang reaksioner di seantero Eropa . Ini

(17)

semakin keras pula reaksi-reaksi yang ditimpakkan kapada kaum buruh., Hal ini tercermin dalam pengalaman Amerika Seriakt, dari tahun 1923 sampai dengan 1929, dan dari tahun 1923-1929, dan tahun 1947 sampai dengan saat ini.

Namun ironisnya, perkembangan industri yang pesat pada saat yang sama; memberikan benih bagi kelahiran gerakan buruh dalam bentuk yang paling sederhana. Perkembangan industri yang pesat ternyata juga menyefdiakan kondisi-kondisi material bagi

pembentukan organisasi buruh. Sungguhpun di bawah kondisi politik yang menekan, serikat-serikat buruh -- bahkan dalam kasus-kasus tertentu partai sosialis -- masih dapat menghimpun

kekuatannya. Bahkan tampil secara cukup di perhitungkan. Gejala yang sama ini juga terjadi di Amerika Serikat… di mana serikat-serikat buruh tertentu berkembang cukup baik dari segi kuantitas; waklau harus di akui terdapat kecendrungan untuk mengalami keterbelakangan secara politik maupun idiologi.

Proses kontradiktif di atas, secara mencolok terjadi di Jerman. Sehingga pusat International Pertama adalah di Inggris, maka pusat Internasional Kedua di Jerman. Setelah kemenangan dalam perang Perancis-Prusia di tahun 1871 --Jerman yang bersatu di bawah monarki Prusia -- bangkit sebagai kekuatan industrial.

Proses yang hampi sama, dengan yang terjadi di Inggris dua puluh tahun lalu Dengan dilakukannya perombakan besar-besaran atas pondasi ekonomi Jerman, gerakan buruh menjadi lebih hidup dan bersemangat … bagi perjuangannya bagi kondisi-kondisi kerja dan penghidupan yang lebih baik, kaum buruh menemukannya

salurannya di dalam organisasi.

Konsekuensi dan karakter revolusi industrial di Jerman ini di

gambarkan oleh Engels dalam suratnya kepada Bebel. Bebel adalah seorang Marxis pimpinan massa gerakan sosial Demokrasi Jerman. Pada tanggal 11 desember 18874, Engels menulis dari London: Fakta-fakta yang menguntungkan kita dalam revolusi industrial di Jerman, adalah pada laju pertumbuahan yang begitu deras.

Sementara hal yang sama, tidak terjadi di Perancis ataupun

(18)

dengan kebiasaan/tradisi yang berlaku di Inggris ataupun Perancis. Ini semua di tambah dengan ingatan masa akan pengalaman buruk, atau kegagalan gerakan di Perancis tahun 1848. Di lain pihak

berbeda dengan kita (di Jerman) .. di sini segala sesuatunya bergerak dengan arus yang deras . Revolusi industri di Jerman justru menemukan momentum gerakannya setelah revolusi 1848 . Dengan tumbuhnya borjuasi Jerman (walau masih sangat rapuh) . Namun ini semua di percepat oleh beberapa faktor. Pertama, disingkirkannya hambatan-hambatan internal pada tahun 1866 sampai dengan 1870. Kedua , Pembayaran pampasan perang oleh Perancis, akibat kekalahan dari Jerman pada tahun 1870

( kemudian material pampasan perang I itu di tanamkan sebagai modal secara kapitalistik). Maka kita dapat membangun revolusi Industrial yang lebih dalam dan menyeluruh. Dan khhusunya yang lebih luas dan komprhensif di bandingkan negeri-negeri lain. Masih di tambah lagi dengan klas buruh yang utuh dan masih segar, tidak mengalami demoralisasi ( akibat pukulan atau kekalahan telak). (Korespodensi Terseleksi Marx-Engels, Moscow ,hal 455-456)

Dalam rangka membela kepentingan klas borjuis , para tuan tanah kaya , dan juga kerajaannya; Perdana Menteri Bismarck berusaha mematahkan gerakan sosial Demokratik yang tengah berkembang, di kalangan kaum buruh Jerman yang maju, namun fakta

menunjukan, bahwa total suara yang di peroleh sosial Demokratik mengalami peningkatan dari 102.000 suara (tahun 1871) menjadi 493.000 suara (tahun 1877). Kemudian pada tahun 1879 penguasa Jerman mengeluarkan UU anti Sosialis. UU ini

melarang/mengilegalkan aktiftas propaganda sosialis demokratik Jerman. UU ini juga membatasi aktiftas partai, sebab kegiatan-kegiatan parlementer (persis seperti apa yang terjadi pada saat pemberlakuan Smith Act di Amerika Serikat, yang mengilegalkan Partai Pekerja Sosialis (Sosialis Workers Party/SWP) dan Partai Komunis). Akibat di berlakukannya UU tersebut, tak terhitung banyaknya tindak kekerasan /penganiayaan yang dilakukan oleh aparat negara, terhadap buruh-buruh dan pimpinan Sosial

Demokratik.

(19)

pertumbuahn/ Kenaikan suara melonjak dengan cepat pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun-tahun 1884 Partai Sosila Demokrasi meraih angka perolehan suara tertinggi pada saat itu, yakni 550.000

suara . Pada tahun 1890 , ketika UU itu di canbut, angkanya malah melonjak tiga kali lipat.

Pemilihan umum telah menunbjukan", tulis Engels kepada Babel tanggal 18 November 1884 , " Bahwa kita tidak boleh terlena, misalkan dengan memberikan kompromi-kompromi kepada lawan-lawan kita. Kita sendiri telah mendapatkan popularitas … dan menjadi kekuatan perlawanan yang di perhitungkan. Nyatalah bahwa kekuasaanlah yang "berbicara ",; dan hanya selama kita cukup kuat (berkuasa) sajalah, kita akan di dengarkan oleh orang-orang murtad sekalipun. Proletariat Jerman saat ini telah menjadi partai yang besar, semoga kehadirannya tidak di sia-siakan "

(Korespodensi Terseleksi Marx-Engels, New York, hal 429-430).

Sementara perkembangan yang menggembirakan telah

berlangsung dalam gerakan buruh Jerman, Organinsasi-organisasi buruh di Inggris justru sedang mengalami kemandekan (stagnasi). Engels menggambarkan hal ini dalam suratnya kepada Bebel (30 agustus1883) : "Keikut sertaan dalam penguasaan (pendominasian dan Monoipoli) pasar dunia adalah merupakan basis bagi

kemandulan politik klas buruh di Inggris. Penghisapan eksternal memang di lakukan oleh klas Borjuis tarhadap klas buruh di Inggris , namun di pihak lain, mereka dengan cerdiknya membiarkan kaum buiruh ikut srta " mencicipi", segelintir dari keuntungan berlimpah yang mereka peroleh. Pengekoran seperti inilah yang membuat kaum Inggris mengikuti jejak langkah patai liberal. Sayang sekali hal seperti ini luput dari antisipasi kaum buruh di Inggris…"

(20)

Di bawah sarat-sarat seperti ini, Marx menganggap tiap usaha untuk segera membentuk Internasional baru sebagai sesuatu yang prematur. Karenanya Marx menulis surat kepada seorang

revolusioner berkebangsaan Belanda F. Domela Nieuwenhuis, pada tahun 1881. Tulisnya ."Aku yakin bahwa momentum yang tepat bagi sebuah asosiasi Internasional yang baru bagi klas pekerja, belum tiba, . Sehingga aku menimbang bahwa semua -- kongres-kongres kaum buruh atau kongres-kongres-kongres-kongres kaum sosialis … sejauh tidak berkaitan langsung dengan pembahasan persoalan negeri-negeri mereka sendiri -- sebagai upaya yang sia-sia, bahkan membahayakan. Pada saat ini, segencar apapun di adakannya

pertemuan/kongres-kongres berlevel intrernasionaal … hanya akan terbentur pada kejenuhan yang menjenuhkan (Korespodensi

Terseleksi, Moscow, hal 411) . Pandangan Marx ini teruji dalam kenyataan, ketika sejumlah kaum sosialis Belgia dan Jerman,

berusaha membangkitkan kembali Internasional pada tahun 1880-an, tanpa hasil yang nyata.

Barulah pada akhir 1880-an terjadi perubahan situasi, akibat beberapa faktor penting. Pertama, pertumbuhan yang bertahap dengan penguatan gerakan sosialis dan serikat-serikat Buruh di seantero Eropa. Kedua, Inggris kehilangan monopolinya secara industrial atas dunia ; yang mengakibatkan munculnya serikat buruh dengan semangat baru di Inggris (New Unionisme). Ketiga , Perjuangan kaum buruh-buruh sosialis di Jerman sebagaimana telah di uraikan sebelumnya .

Di Perancis misalnya , Julies Gaude, yang telah mendapatkan pengampunan (amnesti), sehubungan dengan keterlibatannya dalam "pemberontakkan" komune Paris … telah memperoleh

sambutan dan perhatian yang antusias dari gerakan/serikat-serikat buruh yang baru. Bahkan setelah tahun 1880 ia berhasil

mengorganisir pembentukan partai sosialis yang kuat. Di Inggris sendiri, telah dibentuk kelompok-kelompok propagandis bagi penyebaran ajaran-ajaran Marx dan gagasan sosialis. Misalnya Federasi Sosial Demokratik (the Sosial democratic Federation ), masyarakat Fabian (fabian society) . melewati tahun 1880-an

(21)

buruh Sosialis (Socialist Labour Party) di bentuk tahun 1877; kemudian pada tahun 1886 kita dapat saksikan masa-masa kejayaan Knights of Labour (Ksatria-ksatria buruh ) yang menggelar aksi-aksi pemogokan buruh berskala nasional.

Kejatuhan monopoli Inggris atas pasar dunia (setelah 1878), berakibat pada melonjaknya angka pengangguran dan tekanan-tekanan sosial. Hal ini secara tajam terjadi di pojok timur kota London. Tahun 1886 di Hyde Park, terjadi aksi demonstrasi kaum pengangguran yang berakhir dengan kekerasan. Dengan anjloknya industri (yang berakibat menyempitnya lapangan kerja) ,

membanjirlah gerakan besar dari kalangan massa pengangguran (yang tak berpendidikan/tak berketrampilan) . Ini terjadi pada tahun 1889. Momen yang paling mengesankan dari gerakan

"Unionisme Baru" tersebut di pimpin oleh John Burns, Tom Mann dan Bemn Tillet ( yang juga adalah anggota-anggota Federasi Sosial Demokratik /Social Federatinj Democratic, yang bersimpati dengan gagasan-gagasan ssosialis). Momen tersebut ketika buruh-buruh galangan kapal dan minyak melancarkan aksi pemogokan besar-besaran. Berikut ini adalah pengamatan ringkas yang di buat Engels sehubungan gerakan ini (di tulis oleh Engels tahun 1892);

Pojok timur kota London (East end of London) tidak lagi merupakan "kubangan" yang mandul sebagaimana halnya 6 tahun lalu. Ia telah kembali hidup -- menggugurkan sisa-sisa ketidak berdayaannya-- dengan menjadi pusat markas Unionisme baru ("New Unionism"). Yakni oirganisasi massa buruh yang " tak berketrampilan" .

Organisasi iini mungkin saja menyerap sebagian bentuk dari

serikat-serikat buruh lama (yang beranggotakan buruh-buruh yang "terampil") namun sama sekali berbeda dalam wataknya. Serikat-serikat buruh yang lama di bangun dan bekerja, dengan

berlandaskan tradisi mapan yang masih juga di pertahankan. Contohnya saja mereka memandang sistim pengupahan sebagai sesuatu yang sudah baku, mapan, sinal; sesuatu yang hanya perlu di 'sesuaikan ' saja, sesuai kebutuhan anggota-anggotanya.

(22)

pandang remeh oleh kalangan aristokrat klas buruh. Namun harus di camkan. Pikiran mereka masih benar-benar murni. Semuanya terbebas dari prasangka-prasangka/pandangan-pandangan

"terhormat" kaum borjuis. Sesuatu yang masih juga di

pertahanakan dan diwarisi oleh para pimpinan/anggota serikat - serikat buruh "lama". Dan sekarang kita lihat sendiri, betapa serikat-serikat buruh yang baru ini mengambil posisi memimpin. Memberikan arah gerakan kepada klas buruh pada umumnya. Bahkan dari waktu ke waktu mulai menyeret serikat buruh lama yang kaya dan sombong (Korespondensi Terseleksi, New York, halaman 465).

Momen penting yang melatari intrernasional kedua adalah

peringatan ke-100 tahun Revolusi Besar Perancis 1889. Tercatat tidak kurang dari 69 kongres bertaraf internasional di

selenggarakan -- bersamaan dengan pameran internasional yang juga di adakan di Paris oleh Pemerintah Perancis -- untuk

memperingati peringatan bersejarah tersebut. Di antara kongres-kongres tersebut, terdapat dua kongres-kongres terpisah yang mewakili kaum buruh dan sosialis dari dua kubu yang berbeda. Yang satu di rancang oleh kaum sosialis Jerman dan di selenggarakan oleh kaum Guesdites Perancis, sedangkan yang lainnya di rancang oleh

pimpinan serikat Buruh Inggris bersama kauam reformis Perancis (biasa di sebut kaum Posibilis)

Mengenai hal ini, Hyndman, seorang sosialis dari Inggris

berkomentar," Dua kongres yang dsaling menjelek-jeelekkan satu sama lain itu, diselenggarakan di gedung yang terpisah; oleh kaum posibilis dan imposibilis. Sedangkan kaum anarkis, bersikap[ netral dengan menghadiri kedua-duanya. Pemberitaan di koran-koran tyentang pertengkaran di antara persaudaraan sosialis yang tidak mau akur, di sambut dengan cemooh/ ejekan oleh dunia yang bebal " (lihat-Braunthal, Sejarah Internasional, Volume 1 halaman 198-200).

Apapun juga, adalah kongres kaum Imposibilis yang berbasiskan prinsip-prinsip Marxis; yang ternyata menghasilkan kesatuan dan vitalitas. Sejarah mencatat bahwa kongres itu pulalah yang

(23)

Ada dua persoalan praktis yang mengedepan dalam kongres ini. Untuk menangkis anggapan pihak-pihak yang bersikap bahwa, " Undang-undang perburuhan adalah tidak sesuai dengan prinsip-prinsip sosialis"; kongres ini justru menyerukan kaum buruh untuk mendukung program legislassi/undang-undang perburuhan secara internasional. Kongres juga menetapkan dukungan untuk

perjuangan delapan kerja, yang di lancarkan oleh Federasi Buruh Amerika (American Federation of Labour/AFL) Walaupun pada saat itu, AFL tidak hadir dalam salah satu kongres tersebut di atas; AFL telah mengirimkan pesan dukuhgan kepada kedua-duanya. Pada saat yang sama AFL mengajak kaum buruh, untuk ikut mendukung kampanye tuntutan delapan jam kerja. Kampanye itu sendiri di jadwalkan untuk di mulai pada 1 Mei 1890. Kongres Pertama

Internasionbal kedua menetapkan, untuk melakukan persiapan bagi demonstrasi serentak yang akan di lancarkan secara Internasional pada tanggal tersebut. Dengan demikian, di awalilah tradisi

peringatan 1 Mei (May Day) secara Internasional. AFL sendiri,-- yang ajakannya melahirkan peringatan 1 Mei -- di kemudian hari ternyata memisahkan diri dari tradisi peringatan hari libur kaum sosialis (secara internasional) . Mereka malah mempromosikan hari buruh secara tersendiri, dengan semangat nasionalis borjuis.

Tahun-tahun awal internasional kedua… diwarnai dengan perjuangan prinsip secara politik, dalam menangkis gagasan maupun metode anarkisme. Anarkisme yang tidak lain adalah kelanjutan dari pertarungan Marx melawan Bakunin(di

inrternasional pertama). Kaum anarkis yang di gelari sebutan

"internasional Hitam" (Black Internasional) menentang segala aksi politik dan bentuk parlementarian . Mereka justru mempraktekan bentuk aksi-aksi terorissme dan sedemikian mendewa-dewakan aksi-aksi pemogokan besar (yang spontan/tak terorganisi, tanpa oriewntasi penerjemah). Pengaruh-pengaruh anarkisme ini di perangi oleh kaum Marxis dari Jerman. Bahkan pada kongres Internasional di London (tahun 1896) kaum anarkis dan anti parlementarian tidak di ikut sertakan. Di tetapkanlah aturan, bahwa peserta kongrees hanya berasal dari serikat-serikat buruh atau partai-partai politik saja. Pengentalan kaum sosialis ini

menasndai konsolidasi dan organisasi permanen dari internasional kedua. Terhitung sejak saat itu, sampai sekitar tahun 1914,

(24)

Sepuluh tahun kemuka mencatat Internasional Kedua dalam puncak ketinggian kekuatan dan prestasinya. Dalam Kongres

Internasional Kedua -- pimpinan-pimpinan utama kaum buruh dari berbagai negeri memperdebatkan semua problem pokok klas buruh -- hasil-hasilnuya di tetapkan dalam resolusi-resolusi. Sebelum dan sesudah kongres-kongres tersebut, persoalan-persoalnn pokok tadi di godok dan di tetapkan di berbagai partai nasional. Watak

Internasiomal dari perdebatan-perdebatan tersebut memperkaya, dan memajukan gerakan buruh secara pesat di berbagai berbagai perdebatan yang berlangsung di angkat ke level teoritik secara berkala. Sehingga cara pandang sempit yang yang mementingkan perjuangan nasional/bangsanya sendiri, dapat dituntaskan disini. Sejak saat itu, persoalan-persoalan besar yang dihadapi klas buruh di sebuah negeri tertentu; menjadi tanggungan bersama kaum buruh maju di segenap negeri.

Salah satu juga persoalan yang mengedepan adalah mengenai masalah hubungan reformasi (perbaikan) dengan revolusi. Teori Marxis kedua masalah ini dengan tepat. " perjuangan sehari-hari bagi reformasi -- bagi perbaikan kondisi-kondisi kerja dan buruh (dalam kerangka kerja tatanan masyarakat yang ada) dan juga perjuangan bagi lembaga-lembaga demokratis -- hanya merupakan saran/alat bagi kaum sosial demokratik . sebuah sarana untuk

memasuki kancah peperangan klas proletarian … untuk bekerja bagi tujuan fnal… yakni perebutan kekuasaan politik dan

penjungkiran kaum upahan ", demikianlah tulis Rosa Luxemburg dalam pamfetnya Reformasi atau Revolusi (Reform or Revolution, halaman 8) di tulis tahun 1899.

Dalam menghadapi persoalamn di atas ini, kaum Marxis harus memerangi dua kecendrungan yang keliru dan membahayakan dalam gerakan sosialis. Yakni, kecendrungan oportunis dan

sektarian. Kaum oportunis yang mandasarkan dirinya pada pada praktek-praktek yang menitikberatkan kapada partai-partai sosial demokrat (karena pada saat itu tahap perkembangan perjuangan baru sebatas reformasi/sebatas kerja di tingkat nasional dalam tubuh negara-negara kapitalis)… kaum oportunis ini berusaha untuk memutar balikan rerformasi dengan revolusi sosial. Mereka justru menjadikan reformasi sebagai esensi/hakikat, yang di

(25)

mengabadikan/ melanggengkan reformisme negara teoritik; dan bahkan hendak membuat reformisme sebagai satu-satunya metode perjuangan klas proletar"' demikianlah pernyataan Trotsky dalam tulisannya Perang dan Internasional (the war and the

international). "Dengan demikian kaum revisioinis gagal mengantisipasi kecendrungan-kecendrungan obyektif dalam

perkembangan kapitalistik. Padahal dengan semakin mendalamnya perdebatan-perdebatan klas, semakin terbuka pulalah jalan

revolusi sosial, sebagai satiu-satunya jalan menuju pembebasan proletariat". (halaman 60)

Cara pandang kaum reformis dapat tergambarkan dengan jelas dalam pernyataan Bernstein : " Bagi saya apa-apa yang di sebut tujuan utama sosialisme, bukanlah apa-apa, bagiku gerakan adalah segala-galanya" (Reformasi atau Revolusi, halaman 64) Dalam

kecamannya Rosa Luxemburg menunjukkan bahwa di antara reformasi dan revolusi sosial, terdapat dua hal yang tak

terjembatani bagi kaum sosial demokratik. Perjuangan reformasi sebagai alat/sarana, revolusi sebagai tujuan sejati" (halaman 8).

Sekarang tentang kaum sektarian. Kaum sektarian justru

melakukan kesalahan yang sebaliknya. Kaum sektarian ataupun ultra radikal sama sekali menolak reformasi sebagai alat/sarana revolusi. Mereka menolak perjuangan lewat reformasi secara

prinsip, karena menurut mereka , reformasi cenderung melunakkan kaum buruh ke haribaan kapitalisme. Sehingga hanya akan

merepotkan/menghalang-halangi perjuangan revolusioner bagi pembebasan klas buruh. Amerika merupakan contoh yang

mengerikan pihak sektarianisme yang sangat kaku di dalam Partai Buruh Sosialis (Socialis Labour Party). Socialis labour Party

memandang segala bentuk aksi massa bagi reformasi sebagai tindakan reaksioner, dan oleh karena itu menolaknya sama sekali.

Dalam perdebataan teoritik menghadapi dua kecendrungan di dalam tiubuh internasional, Marxisme muncul sebagai

pemenangnya. Dalam menghadapi kaum oportunis yang berusaha untuk melunakan gerakan sosialis ke dalam 'pelukan' tatanan kapitalis .. Kaum Marxis menekankan keharusan untuk

mempromosikan perjuangan klas , untuk merebut kekuasaan, dalam rangka menjungkirkan kapitalisme dan menegakkan

(26)

Marxis menunjukkan arti pentingnya perjuangan lewat reformasi … untuk, memanfaatkan semaksimal mungkin lembaga-lembaga

demokrasi dan parlemen, demi mendidik, mengorganisir dan mencerahkan kaum buruh.. sampai mayoritas rakyat siap bagi pengambil alihan kekuasaan; bagi sebuah hujaman telak yang revolusioner atas kapitalisme.

Konfik berkesinambungan antara kaum Marxis melawan kaum oportunis meletup dengan keras di Eropa. Di negeri-negeri dengan perkembangan pergerakan sosialis yang paling maju, yakni Jerman dan Perancis. Di Perancis, Konfik tersebut mengedepan

sehubungan dengan persoalan politik praktis yang dilakukan oleh Alexandre Millerand. Millerand adalah seorang anggota Partai Sosialis Independen (Independent Socialis Party) . Pada tahun 1899 ia menerima tawaran (dengan pertanggung jawaban perorangan) untuk menduduki jabatan menteri urusan industri, dalam sebuah kabinet kapitalis. Ini adalah yang pertama kalinya seorang

pimpinan sosialis menerima tawaran jabatan di dalam

pemerintahan borjuis; namun ini bukanlah yang terakhir kalinya. Millerand membela dirinya dengan dalih, bahwa hal tersebut merupakan sebuah keharusan, demi menyelematkan demokrasi Perancis dari kaum Monarkis dan Bonapartis. Menurutnya kaum Monarkis dan Bonapartis sedang mengeruk keuntungan lewat agitasi-agitasi yang di lancarkan atas kasus Dreyfus; dengan tujuan untuk mengahancurkan republik Perancis yang ketiga (Third

Republik). Pertikaian berkelanjutan atas penyelewengan Millerand dari garis sosialisme, mengakibatkan terkjadinya perpisahan

(split) ; antara sayap kiri dan sayap kanan dalam partai sosialsi Perancis. Polemik dan kontoversi ini bahlkan menyebar juga seluruh kalangan Sosial Demokrasi Eropa.

Persoalan mendasar tentang politik koalisi (tentang

kolaborasi/kerjasama persekongkolan klas kaum sosialis dengan sayap liberal dari klas kapitalis) dalam menghadapi kekuatan

reaksioner lainnya… bukan lagi permasalahan masa lalu, melainkan persoalan yang masih harus kita hadapi sampai saat ini. Persoalan ini kembali berulang dari waktu ke waktu, dalam rangkaian

perkembangan sosialis. Dan selalu saja kaum oprtunis

(27)

republikan kaum borjuis, dengan dalih "Untuk menyelamatkan demokrasi Jerman ". hasil nyatanya adalah : Pemukulan keras atas revolusi proletarian, dan kemenangan Nazi. Ketika sosialis dan belakangan juga kaum Stalinis, berpartisipasi dalam pemerintahan republiken klas borjuis Spannyol;(dengan alasan yang kurang lebih sama , menyelematkan demokrasi Spamyol dari ancaman kaum monarkis dan fasios). Hasil bersih; naiknya Franco ke panggung kekuasaan. Suatu ketika pimpinan kaum buruh dan kaum stalinis menyatakan Bahwa; Presiden Roosevelt harus di dukung, dalam rangka menangkal kaum ultra reaksioner di Amerika Serikat … Dan program perangnya harus di ikuti untuk memukul balik Fasisme dari Eropa. Hasil melimpah ruahnya pengangguran dan

pengupahan yang rendah; masih di tambah dengan tindakan keras pemerintah atas setiap aksi-aksi pemogokan buruh. Dan inilah 'buah' yang dapat di petik setelah mengikuti perang: di

lancarkannya program "pembersihan orang-orang merah" dari serikat-serikat buruh; dan perburuhan kaum kiri oleh Mc Carthy, di bawah restu dari "kawan" kawan buruh liberal, yaitu Harry

Truman. Lagi-lagi pada tahun 1968 terdengar seruan untuk mendukung Presiden Lyndon Johnson, untuk menghadapi "pedagang perang" Barry Goldwater. Semua ini sama saja.

Hal-hal tersebut di atas maupun pengalaman-pengalaman sejarah lainnya yang memiliki kesamaan selama abad ke-20 … telah

menguji dan membuktikan, ketetapan pandangan kaum Marxis (yang sudah di lontarkan semasa Millerand); Bahwa kolaborasi politik kaum sosialis dengan representasi perwakilan kapitalisme manapun juga, hanya akan memperkuat klas penguasa yang

(28)

Dua persoalan ini merupakan bagian integral dari perjuangan yang lebih luas , antara kaum marxis dengan sayap-sayap revisionis

sosial demokrasi. Penganjur utama dan pimpinan teoritik kaum revisionis adalah Edward Bernstein. Dalam rangkaian artikelnya yang berjudul problem Sosialisme (Problem of Socialism) yang di terbitkan tahun 1897-1898; maupun dalam bukunya yang berjudul Sosialisme Evolusioner (Evolutionary Socialism) yang di terbitkan tahun 1899 … Bernstein menganjurkan revisi (perbaikan) atas Marxisme, di bawah terang "realitas hidup" (yang palsu). Ia adalah pimpinan teoritik oposisi borjuis kecil yang menytimpang dari garis Marxisme. Bernstein-lah yang dengan pongahnya memperolok-olok dialektika, dengan cara yang sama seperti yang di lakukan oleh Burnham-Shachtman, ketika menentang Socialist Workers Party (SWP)/ Partai Pekerja Sosialis) pada tahun 1939-1940. Ia

mencampakkan metode historical materialism (Materialisme

historis); bahkan ia menentang makna pentingnya teori pergerakan sosialis secara keseluruhan. Masih juga ia melakukan hal yang sama terhadap teori nilai kerja/labour theory of value (yang merupakan pondasi dari keseluruhan struktur ekonomi politik Marxis)… yang mencakup: Keniscayaan(keharusan) historis atas sosialisme, keruntuhan yang tak terhindarkan dari kapitalisme, hukum akumulasi modal dan kecendrungan penghisapan yang sermakin mendalam atas klas buruh … ringkasnya ia menjadi penganjur aliansi dengan partai-partai borjuis demokrat dan metode-metode oportunisme.

Sejarah telah menunjukan ketidakbenaran teori maupun maupun ramalan-ramalan Bernstein. Bernstein sendiri sangat meyakini bahwa kapitalisme telah berkembang secara lebih damai, lebih progresif, menghapuskan krisis-krisis yang ada, meningkatkan standar kehidupan massa. Ia meramalkan bahwa reformasi dengan sendirinya (secara bertahap) akan membuka jalan bagi sosialisme; bahwa negara kapitalis akan berubah menjadi sosialisme (secara damai/tanpa konfik sama sekali). Dan bahwa antagonisme klas akan hilang dengan sendirinya. Padahal paruh dari abad ini sendiri telah mempertunjukan barbagai konfik krisis yang menganga, kelaparan/kemelaratan, pengangguran… berbagai proses

(29)

Bahkan pada masa seperti itu, kaum Marxis-- yang di persenjatai dengan sosialisme ilmiah-- memenangkan pertarungan teoritik melawan ide-ide revisionisme. Walaupun memang masih ada saja orang yang senang memelihara kebiasaan dan praktek-praktek reformis di tubuh partai. Di Jerman : Babel, Kautsky, Rosa

Luxemburg -- ketika itu -- memukul mundur kaum revisionis yang di piimpin oleh Bernstein dan Vollmar ( yang 'kebetulan' merupakan pendahulu Stalin, dalam menganjurkan teori tentang "sosialisme di satu negeri").

Dalam kongres kaum sosial demokrasi Jerman pada tahun 1903 di kota Dresden, Bebel dan Kautsky berhasil mempetahankan

keutuhan partai, sekaligus mengeluarkan sebuah resolusi yang di tujukkan kepada kaum revisionis. Resolusi tersebut berbunyi antara lain:

Dengan ini kongres mengutuk keras, upaya-upaya para revisionis untuk mengubah garis-garis taktik yang sudah teruji dan sukses. Yang telah kita emban selama ini, yang juga berasal dari

perjuangan klas .

Taktik para revisionis ini secara tak terhindarkan akan mengubah watak partai kita .. dari sebuah gerakan yang bertujuan-- uintuk melakukan penyingkiran secepatnya atas masyarakat borjuis (dan menggantikan dengan masyarakaat sosialis ) -- menjadi sebuah kelompok yang puas dengan perbaikan-perbaikan dalam

masyarakat borjuis. Selanjutnya, kongres mengutuk tiap upaya untuk menyembunyikan antagonisme-antagonisme klas

(pertentangan-ppertentangan klas) yang semakin meningkat terlebih-lebih bila di maksudkan untuk memfasilitasi kerja sama dengan partai-partai borjuis (di kutip dari Landauer, Sosialisme Eropa/ European soocialism, vol.1, halaman 359).

Pada kongres Internasional di Amsterdam tahun 1904, resolusi Dresden di atas, menjadi pusat perdebatan sengit yang

berlangsung sampai empat hari. Kongres ini juga menjadi saksi bagi terjadinya " duel dua raksasa berkaliber internasional" antara Jaures (seorang sosialis Peranncis) melawan Babel (pimpinan

sosialsi Jerman) . Dengan menerima resolusi Dresden ,

(30)

Kongres Amsterdam sendiri menandai titik puncak internasional kedua. Kongres di hadiri oleh 444 delegasi, yang merupakjan kelompok perwakilan gerakan sosialis terbesar dan paling solid, sejauh yang pernah di catat. Ketika Van Kol (seorang sosialis dari Belanda) memberikan sambutan, ia membandingkan perbedaan yang sangat ,mencolok antara kongres internasional tahun 1872 dengan 1904 ini. Di tahun 1872 seingatnya, beberapa lusin delegasi International Pertama bertemu di Den Haag (*Belanda) , di sebuah Kafe … hanya untuk membubarkan organisasinya . Dalam waktu 30 tahun orang-orang pengasingan dan pejuang-pejuang buruh yang tadinya di buru-buru tersebut telah menggerakan dunia.

Tahun itu (1904), merupakan masa kejayaan internasional kedua dan gagasan Marxisame yang di embannya. Kejayaan ini masih tetap di tingkatkan, ketika revolusi Rusia yang pertama meletus pada tahun berikutnya (1905) … ketika klas buruh yang masih begitu mudah -- di bawah kepemimpinan sosial demokrasi -- untuk pertama kali menunjukkan kegagahan Revolusionernya.

Itulah titik puncak internasional kedua. Titik tersebut turun bersama dengan surutnya gelombang pasang revolusioner.

*

Bab III : Menjangkitnya Oportunisme dalam Sosialis Internasional (1904-1914)

Kongres Amsterdam tahun 1904 dan revolusi Rusia tahun 1905 adalah dua puncak semangat revolusioner dalam sejarah

internasional kedua. Kongres tersebut menandai kemenangan

Marxisme atas ide-ide sayap kanan kaum revisionis. Juga kemengan cita-cita kaum proletarian terhadap upaya-upaya penggiringan buruh yang terorganisir ke arah demokrasi parlementer.

(31)

Pendeknya, kemenangan semangat proletarian atas pengaruh-pengaruh borjuis kecil di dalam internasional kedua.

Revolusi Rusia tahun 1905 menjadi saksi atas program dan

semangat ini, yang memandu aksi pengerahan massa secara besar-besaran. Harap di ingat sejak di pukulnya komune Paris tahun 1871, di Eropa tidak pernah ada lagi gejolak revolusioner dalam skala besar, selama sekitar tiga puluh lima tahun terakhir.

Sekarang , justru di kekaisaran Tsar yang terbelakang, yang merupakan negeri yang paling reaksioner di Eropa … dengan

sebuah rejim absolut yang menindas lembaga-lembaga demokrasi, memburu-buru kaum sosialis dan gerakan buruh… justru segenap rakyat Rusia yang tertindaslah yang mulai bergerak lebih dulu di Eropa; terutama setelah kekalahan menyakitkan yang di alami Rusia dalam perang Rusia- Jepang. Adalah klas buruh Rusia yang masih muda, yang berdiri paling depan dalam barisan massa

rakyat; dan ini semua di pandu oleh kaum sosial Demokratik Rusia.

Dalam sebuah kuliah tentang revolusi 1905 (yang di berikan Lenin dalam dalam pembuangan di Swiss, satu bulan sebelum pecahnya revolusi tahun 1917) Lenin mengamati:

Sebelum 22 Januari 1905 partai revolusioner Rusia belum memiliki keanggotaan secara luas … saat itu kaum reformis menyebut kita sebuah "sekte" (kelompok kecil). Seratusan organiser revolusioner, sekian ribu anggota organisas lokal, setengah lusin koran

revolusiner yang terbit tidak lebih dari sekali bulan (material-material/ koran ini biasanya di terbitkan di luar negerri dan di selundupkan ke Rusia dengan kesukaran luar biasa; dan dengan bayaran pengorbanan yang tidak kecil.) Seperti itulah partai-partai yang revolusioner dan khususnya Partai Sosial Demokrasi Rusia, sebelum 22 Januari 1905. Kondisi seperti itu membuat kaum reformis yang picik dan pongah, mengeluarkan justifkasi

(pembenaran) Revolusi Rusia adalah peristiwa besar pertama yang membawa hembusan segar dalam atmosfr Eropa yang

pengap/membosankan, selama 35 tahun terakhir sejak komune Paris. Perkembangan cepat dalam klas buruh Rusia, dan kekuatan tak terbayangkan dari pemusatan sktiftas revolusioner

mereka….menghasilkan kesan yang mendalam bagi dunia dan dimana-mana menghasilkan menih yang mempertajam perbedaan-perbedaan politik. Di Inggris, revolusi telah mempercepat

(32)

desakan-desakan yang kuat untuk menegakkan hak-hak politik rakyat. Di Perancis, gaung revolusi Rusia ( mengambil bentuk dalam gerakan sindikalisme) … memberikan pencerahan pada tingkat praktek dan teori … bagi terbangunnya kecendrungan revolusioner proletariat Perancis . Di Jerman revolusi Rusia menunjukan pengaruhnya dalam penguatan buruh dalan sayap Kiri partai; menyeret

mayoritas kaum tengah ke Kiri . Menghasilkan penyingkiran kaum revisionis (Kanan). Sehingga secara prinsip partai menetapkan metode revolusioner dalam aksi-aksipemogokan umum. (Perang dan Internasional , halaman 61).

Pemberontakan besar tahun 1905 juga meninggalkan jejak yang mendalam, di seluruh Asia dan merangsang revolusi-revolusi melawan kekuatan kolonial di Turki, Persia dan China.

Betapapun revolusi itu di pukul balik dengan sangat keras. Kekalahan revolusi dan kemenangan kekuatan kontra revolusi; telah mendorong berlangsungnya periode reksi yang

berkepanjangan , hal ini bukan hanya berlangsung di Rusia, namun juga ditiap penjuru Eropa. Trotsky menggambarkan kemunduruan politik tersebut sebagai berikut:

Di Rusia kekuatan kontra revolusi menang . dan bersamaan dengan ini dimulailah periode kemunduran dalam proletariat Rusia;

(33)

makin bergerak ke arah kanan, smbil mengepung akum radikal/kiri. Kekuatan-kekuatan konservatif menarik nafas lega atas kekalahan revolusi 1905 (Perang dan Revolusi, halaman 63).

Dalam kuliah- kuliah (sebagaimana yang telah disbutkan di muka) Lenin menegaskan ,"bahwa revolusi Rusia 1905, dikarenakan watak proletariatnya … adalah merupakan prolog (pendahuluan), bagi kedatangan revolusi Eropa " (Karya-Karya Terseleksi Lenin, Volume 23, Halaman 252). Pandangan jernih yang tajam ini -ketika itu- di akui juga oleh Kautsky. Namun pandangan itu tidak menjadi pandangan yang dominan dikalangan pemimpin-pemimpin

Internasional Kedua; sehingga tidak pernah di pakai sebagai

sebuah panduan strategi (terutama pada tahun 1904-19914). Para pemimpin Internasional Kedua tersebut, bekerja dengan

menggunakan cara pandang dan analisis yang berbeda. Walau tidak di akui secara terbuka, sesungguhnya cara pandang kaum reformis

Apa sajakah premis-premis (landasan argumen) mereka? Kini mereka percaya bahwa kapitalisme akan tetap berlanjut bertahan sampai dengan mas depan yang tak terbatas. Seperti yang sudah hidup di bawah kondisi kolonial. Keuntungan luar biasa yang ditumpuk dan akumulasi oleh penguasa-penguasa kapitalis,

memungkinkan negeri-negeri besar tersebut… (selama masa 'naik daunnya' kapitalisme global) … memiliki kemampuan untuk

memberikan lapisan buruh sedikit remah-remah ( sisa-sisa

makanan) yang tercecer dari mejan makan majikan besar mereka yang rakus. Lapisan buruh yang menikmati hal- hak istimewa inilah yang merupakan aristokrat-aristokrat buruh mereka; lazimnya membentuk partai buruh yang besar dan mapan , ataupun juga serikat-serikat buruh yang birokratis.

Pimpinan-pimpinan partai buruh mapan maupun serikat buruh birokratis tersebut biasanya memilih jalan parlementer; dan

menjadi penganjur-penganjur utama bagi kampanye pengambilan jalan damai, gampangan dan hidup berdampingan secara

(34)

menjadi semakin terisolasi (terasingkan) - dari penderitaan,

kesukaran-kesukaran hidup maupun aspirasi massa rakyat. Mereka juga sudah tidak merasa penting untuk memintakan

pertanggungjawaban majikan mereka, apalagi melawannya.

Kaum borjuis kecil bersikap sama terhadap rakyat tanah jajahan (daerah-daerah kolonial) . Sungguhpun mereka tahu betul bahwa --hasil-hasil bumi--, kenyamanan penghidupan, standar penghidupan yang lebih tinggi, hak-hak istimewa yang mereka kecap - sebagian besar dihasilkan dari penghisapan atas rakyat-rakyat tanah jajahan. Dengan dinginnya mereka membiarkan begitu saja

pengambilalihan daerah-daerah koloni… mereka juga tidak mempedulikan kekerasan, penindasan, maupun kemorosaotan penghidupan yang menimpa rakyat tanah jajahan. Sekali lagi mereka memilih bungkam terhadap proses perbudakan yang

berlangsugn bersamaan dengan kebijaksanaan dan praktek-praktek kolonial maupun imprealis. Sama sekali tak terlintas dalam mereka, perihal keharusan untuk memblejeti praktek-praktek tersebut di atas ; dalam rangka mendidik kaum buruh. Dengan membangkitkan keadaran klasnya, dan membangun ikatan solidaritan/persaudaraan antar klas buruh dari negeri-negeri yang paling terinjak-injak.

Sebagai konsekwensi logisnya , kaum sayap kanan dalam gerakan buruh, justru menjalin aliansi dengan borjuasi pribumi, untuk menindas rakyat di tanah jajahan (khusunya klas buruh di

perkotaan atau di pinggiran kota ) . Ternyata praktek kolaborasi klas (kerja sama antar klas) inilah yang pakai untuk menggantikan perjuangan klas yang konsisten; dan inipulalah yang menjadi akar oportunisme . Lenin menggambarkan hal ini sebagai," pengorbanan atas kepentingan fundamental massa klas buruh, demi

kepentingan-kepentingan sesaat minoritas kaum buruh (yang tak penting) . Atau dengan lain perkataan aliansi sebagian kecil kaum buruh dengan kaum borjuis, untuk menindas massa proletariat.

Ada empat yang persoalan yang menandai petumbuhan elemen-elemen kanan kaum oportunis , terhitung sejak tahun 1906 sampai dengan tahun 1914; di internasional kedua. Yang pertama dan paling utama adalah dalam menghadapi persoalan kolonial.

(35)

sejati. Dengan demikian sebagai konsekuensi, kaum kiri menentang tiap penaklukan, praktek-praktek perhambaan, pemerkosaan,

panjarahan yang menjadi ciri khas dalam operasi-operasi kolonial kekuatan-kekuatan imprealis.

Kaum oportunis yang di pimpin oleh serikat-serikat buruh Jerman, menentang tiap upaya untuk melawan kekuatan-kekuatan imprealis . Mereka cenderung memilih untuk beradaptasi/ menyesuaikan diri dengan kekuatan-kekuatan imprealis tersebut. Seorang delegasi Jerman bernama Eduard David, berargumentasi: Karena kebijakan dan penindasa kolonial adalah sesuatu yang tak terhindarkan di bawah kapitalisme ; maka kaum sosial demokrasi tidak perlu

melakukan perlawanan atasnya. Yang perlu dilakukan kaum Sosial-Demokrasi adalah berjuang bagi perbaikan-perbaikan kondisi kerja penduduk pribumi di tanah jajahan. Ringkasnya Eduard David mau mengatakan, bahwa perjuangan yang perlu dilakukan bukannya untuk mengakhiri perbudakan; namun untuk memperbaiki kondisi- kondisi perbudakan.

Barnstein juga berpendapat, bahwa masyarakat memang dapat di bagi dalam dua kategori: kaum penguasa dan kaum yang dikuasai. Bagian tertentu dalam masyarakat memang sepeti kanak-kanak, yang selalu harus di bimbing , dan tidak sanggup mengembangkan diri mereka sendiri. Sehingga kebijakan kolonial --menurutnya - adalahg sesuat yang tak bisa di elakan, bahkan di bawah tatanan sosialisme sekalipun. Bagi idiologi-idiologi (palsu) tersebut

bangsanya sendirilah yang paling beradab, dan memang

terlahirkan sebagai " bangsa yang di pertuan" ( dan tidak mungkin terjadi sebaliknya sebagai bangsa yang di perbudak).

Kongres menyelenggarakan pemungutan suara (voting)

sehubungan dengan 'persoalan kolonial' ini. Dan hasilnya adalah kaum revisionis memperoleh 127 suara, sedangkan kaum oportunis 108 suara, sisa 10 suara menyatakan abstain (tidak memilih).

(36)

Perdebatan kedua adalah mengenai kebijakan imigrasi. Seorang delegasi Amerika berpendapat bahwa Internasional seharusnya mengeluarkan tuntutan bagi pemberlakuan Undang-undang yang membatasi masuknya kaum buruh-buruh berkulit kuning ke

"negeri-negeri beradab". Yang hakikatnya adalah usulan untuk membangun tembok pemisah antara klas buruh di Asia dengan yang tinggal di Amerika /Eropa; lewat sebuah perundang-undangan kapitalis. Cara pandang semacam initelah menjadi semacam tradisi dalam kebijakan buruh Amerika, yang masih berlaku sampai hari ini.

Perdebatan ketiga yang lebih penting , adalah menyangkut

hubungan antar partai-partai sosialis dengan serikat-serikat buruh. Di satu pihak, ada kecendrungan bahwa para pimpinan serikat buruh, merasa nyaman dengan hak-hak istimewayang dimilinya; sambil 'membina' kaum buruh yang masih terbelakang. Mereka inilah yang menentang dan berusaha melepaskan diri dari segala bentuk kontrol/pengawasan politik; yang lazim bagi sebuah partai yang menggunalkan metode perjuangan klas. Karenanya orang-orang tersebut senantiasa menyerukan 'netralitas' serikat buruh, sehubungan dengan program-program ataupun aktiftas -aktiftas partai sosialis. Harap di catat bahwa lahan subur bagi

pertumbuhan oportunisme dan arah gerak ke kanandalam

internasionale kedua , justru di pelopori oleh serikat-serikat buruh.

Memang kita pahami benar bahwa otonomi organisasional bagi serikat-serikat buruh adalah sebuah keharusan. Namun

independensi total bagi serikat-serikat buruh adalah sebuah keharusan. Namun independensi total bagi serikat-serikat buruh dalam praktek dan kebijakan adalah sesuatu yang mustahil. Mengingat bahwa dalam peta pertarungan kekuasaan politik , serikat-serikat buruh tersebut hanya punyta dua pilihan : jatuh ke bawah cengkeraman kapitalis dan pemerintahannya, atau berjuang bersama kaum oposisi/penentang klas kapitalis, yakni bersama massa proletariat. Sehingga kita tidak mengenal 'jalan tengah' dalam menghadapi persoalan diatas dengan melakukan pemisahan antara perjuangan politik dengan perjuangan ekonomi, kaum sayap kanan hanya menginginkan mendapatkan pengesahan atas

(37)

Dalam kongres di Stuttgart tersebut, keinginan-keinginan atas 'netralitas' serikat-serikat buruh berhasil diselesaikan oleh kaum revolusionis yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip

fundamental Marxime. Mengenai hal ini Clara Zetkin menuliskan catatannya sebagai berikut, " Kini secara prinsip, tidak ada lagi suara-suara yang mempertanyakan kecendrungan historis yang poko dari perjuangan klas proletar; untuk mempersatukan

pengorganisasian kerja-kerja ekonomi dan politik seerat mungkin, dalam sebuah klas buruh sosialis" (dikutip dari Karya-Karya

Terkoleksi Lenin , Volume 13, Halaman 89).

Komentar Lenin sendiri atas perdebatan tersebut: "Sambil

menjalani proses pentahapan dan hubungan timbal balik yang yang tak terelakan (antara partai revolusioner dengan serikat buruh --penerjemah)… Dengan tidak mengambil langkah-langkah yang gegabah/tak bijaksana… Kita harus bekerja bekerja secara konsisten dengan serikat-serikat buruh, dlam rangka memandu mereka ke arah yang lebih dekat dengan Partai Sosial Demokratik" (Karya-Karya Terkoleksi Lenin, Volume 13, Halaman 89).

Problem mengenai hubungan antara partai pelopor (Vanguard party) dengan proletriatnya sebagaimana seharusnya, dikaitkan dengan hubungan antara serikat buruh yang mencerminkan proletariat sebagaimana seadanya (betapapun kurang

maksimalnya) … adalah salah satu persoalan penting dalam

khasanah revolusioner Marxisme. Hal ini juga sekaligus merupakan problem yang paling sukar untuk di tangani di tingkat praktek.

Hubungan-hubungan ini tidak hanya memiliki

Referensi

Dokumen terkait

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

Bagi lembaga perguruan tinggi, khususnya Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan/digunakan sebagai sumber

Assazali Sibawaihi, 2013, (08260076), Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Prospek

Menimbang, bahwa berdasarkan pemeriksaan setempat, Majelis Hakim berpendapat gambar lokasi tanah dalam surat ukur ketiga Sertipikat Hak Milik milik Penggugat tidak

Tindakan atau hukuman yang tepat diberikan kepada seorang pecandu narkotika juga harus sesuai dengan aturan hukum yang ada dan harus memperhatikan hak-hak asasi dari

+erdasarkan tabel di atas& buatlah gra#k ,ungsin$a pada buku berpetak dengan -ontoh sebagai berikut :..

bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/022/2018 tentang Daftar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro, dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Faktor karakteristik balita dan perilaku keluarga terhadap kejadian ISPA