• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Translog Bagi Industri di Indonesi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Translog Bagi Industri di Indonesi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN TRANSPORTASI DAN LOGISTIK BAGI INDUSTRI DI

INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh:

MUHAMMAD ARIEF HERLY

NIM: 2241.16.076

HIMPUNAN MAHASISWA UDARA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI

JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita nabi Muhammad Saw. Yang telah membawa kita dari jaman kebodohan sampai jaman yang penuh sumber informasi.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah saya dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat, sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Jakarta, 14 Desember 2015

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean Economic Community) 2015 adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan kualitas diri dan memanfaatkan peluang MEA 2015, serta harus meningkatkan kapabilitas untuk dapat bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya sehingga ketakutan akan kalah saing di negeri sendiri akibat terimplementasinya MEA 2015 tidak terjadi.

Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru MEA dalam upaya persiapan menghadapi pasar bebas ASEAN. Dalam cetak biru MEA, terdapat 12 sektor prioritas yang akan diintegrasikan oleh pemerintah. Sektor tersebut terdiri dari tujuh sektor barang yaitu industri agro, otomotif, elektronik, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil. Kemudian sisanya berasal dari lima sektor jasa yaitu transportasi udara, kesehatan, pariwisata, logistik, dan teknologi informasi. Sektor-sektor tersebut pada era MEA akan terimplementasi dalam bentuk pembebasan arus barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja

.

(4)

Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sektor riil, selama tahun 2010 telah berhasil dicapai peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur seperti prasarana jalan, perkeretaapian, transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, komunikasi dan informatika, serta ketenagalistrikan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang bisa dibuat dari makalah yang bertemakan tentang “Peran Transportasi dan Logistik Bagi Industri Dalam Era Globalisasi”, adalah :

1. Apa itu Masyarakat Ekonomi ASEAN?

2. Apa strategi pemerintah dalam dunia transportasi dan logistik guna menghadapi Era Globalisasi?

3. Bagaimana kesiapan Indonesia dalam Era Globalisasi? 4. Kontribusi potensial untuk kinerja Logistik

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yang dapat diambil dari makalah yang bertemakan tentang “Peran Transportasi dan Logistik Bagi Industri Dalam Era Globalisasi”, adalah :

1. Untuk mengetahui apa itu Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ( Era Globalisasi ) . 2. Untuk Mengetahui strategi pemerintah dalam dunia transportasi dan logistik guna

menghadapi Era Globalisasi.

3. Untuk Mengetahui kesiapan Indonesia dalam menghadapi Era Globalisasi.

BAB II

PEMBAHASAN

(5)

Masyarakat Ekonomi ASEAN Adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN.[1] Seluruh negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian ini. MEA dirancang untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020.

Dalam menghadapi persaingan yang teramat ketat selama MEA ini, negara-negara ASEAN haruslah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang trampil, cerdas, dan kompetitif.

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean Economic Community) 2015 adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan kualitas diri dan memanfaatkan peluang MEA 2015, serta harus meningkatkan kapabilitas untuk dapat bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya sehingga ketakutan akan kalah saing di negeri sendiri akibat terimplementasinya MEA 2015 tidak terjadi.

2.2

Strategi Pemerintah dalam Dunia Transportasi dan Logistik guna

Menghadapi Era Globalisasi

(6)

1. Penguatan Daya Saing Ekonomi

Pada 27 Mei 2011, Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Sejak MP3EI diluncurkan sampai akhir Desember 2011 telah dilaksanakan Groundbreaking sebanyak 94 proyek investasi sektor riil dan pembangunan infrastruktur.

2. Perbaikan Infrastruktur

Dalam rangka mendukung peningkatan daya saing sektor riil, selama tahun 2010 telah berhasil dicapai peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur seperti prasarana jalan, perkeretaapian, transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, komunikasi dan informatika, serta ketenagalistrikan :

1) Perbaikan Akses Jalan dan Transportasi

2) Pengembangan Bandar Udara dan Pelabuhan Laut ke standar internasional.

3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui jalur pendidikan. Selain itu, dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah membangun sarana dan prasarana pendidikan secara memadai, termasuk rehabilitasi ruang kelas rusak berat. Data Kemdikbud tahun 2011 menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 173.344 ruang kelas jenjang SD dan SMP dalam kondisi rusak berat. (dalam Bappenas RI Buku I, 2011:36).

2.3 Kesiapan Indonesia dalam menghadapi Era Globalisasi.

(7)

mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju AEC tahun 2015. Sebagai salah satu dari tiga pilar utama ASEAN Community 2015, ASEAN Economic Community yang dibentuk dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan Negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi Negara ASEAN saat ini. Selain itu juga dengan terwujudnya ASEAN Community yang dimana di dalamnya terdapat AEC, dapat menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional, Masyarakat Indonesia mengharapkan dengan terwujudnya komunitas masyarakat ekonomi ASEAN ini dapat membuka mata semua pihak, sehingga terjadi suatu dialog antar sektor yang dimana nantinya juga saling melengkapi diantara para stakeholder sektor ekonomi di Negara-negara ASEAN ini sangat penting.

Untuk itu kita harus mampu meningkatkan kepercayaan diri bahwa sebetulnya apabila kita memiliki kekuatan untuk bisa bangkit dan terus menjaga kesinambungan stabilitas ekonomi kita yang sejak awal pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini terus meningkat, angka kemiskinan dapat ditekan seminim mungkin, dan progres dalam bidang ekonomi lainnya pun mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Dengan hal tersebut banyak sekali yang bisa kita wujudkan terutama dengan merealisasikan ASEAN Economy Community 2015 nanti. Stabilitas ekonomi Indonesia yang kondusif ini merupakan sebuah opportunity dimana Indonesia akan menjadi sebuah kekuatan tersendiri, apalagi dengan sumber daya alam yang begitu besar, maka akan sangat tidak masuk akal apabila kita tidak bisa berbuat sesuatu dengan hal tersebut.

Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono telah membaut Inpres. Melalui Inpres ini, Menko bidang Perekonomian diminta untuk mengoordinasikan pelaksanaan strategi sebagaimana di atas, dan melaporkannya secara berkala kepada Presiden. Dalam pelaksanaan tugasnya itu, Presiden meminta Menko Perekonomian untuk berkoordinasi dengan Komite Nasional Persiapan Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN sebagaimana telah ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 2014.

(8)

Sementara itu, sebagian pendapat menyatakan bahwa Indonesia Belum Siap akan MEA 2015. Salah satunya, Direktur Eksekutif Core Indonesia (Hendri Saparini) menilai persiapan yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 masih belum optimal. Pemerintah baru melakukan sosialisasi tentang “Apa Itu MEA” belum pada sosialisasi apa yang harus dilakukan untuk memenangi MEA. Sosialisasi “Apa itu MEA" yang telah dilakukan pemerintah pun ternyata masih belum 100% karena sosialisasi baru dilaksanakan di 205 kabupaten dari jumlah 410 kabupaten yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Hendri menjelaskan besarnya komitmen pemerintah terhadap kesepakatan MEA ternyata bertolak belakang dengan kesiapan dunia usaha. Menurutnya dari hasil in-depth interview Core dengan para pengusaha ternyata para pelaku usaha bahkan banyak yang belum mengerti adanya kesepakatan MEA. Dia mengatakan salah satu strategi yang dipersiapkan pemerintah menjelang MEA adalah Indonesia harus menyusun strategi industri, perdagangan dan investasi secara terintegrasi karena dengan adanya implementasi MEA beban defisit neraca perdagangan akan semakin besar maka dari itu membuat strategi industri harus menjadi prioritas pemerintah.

Strategi dan persiapan yang selama ini telah dilakukan oleh para stake holder yang ada di Indonesia dalam rangka menghadapi sistem liberalisasi yang diterapkan oleh ASEAN, terutama dalam kerangka integrasi ekonomi memang dirasakan masih kurang optimal. Namun hal tersebut memang dilandaskan isu-isu dalam negeri yang membutuhkan penanganan yang lebih intensif. Diperlukan kedisiplinan dari pihak pemerintah, terutama yang berkaitan dengan wacana persiapan menghadapi realisasi AEC ditahun 2015, yaitu dengan peningkatan pengawasan terhadap perkembangan implementasi sistem yang terdapat dalam Blue Print AEC.

Unit pelayanan transportasi publik di Indonesia harus dapat inovatif dan mengikuti pesatnya perkembangan transportasi di negara-negara lain, khususnya dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Inovasi mutlak diperlukan antara lain karena perkembangan di sektor transportasi sangat cepat dan bahkan juga berdampak terhadap aturan regulasi.

Dalam jangka waktu satu-tiga tahun ke depan, perubahan regulasi dimungkinkan seiring cepatnya perkembangan teknologi dan ekonomi.

(9)

Demi optimalisasi konektivitas transportasi ASEAN khususnya dalam menghadapi pasar terbuka ASEAN 2015 dibutuhkan partisipasi semua pihak termasuk peran swasta. Perlunya dukungan semua pihak tersebut, diperlukan demi menguatkan konektivitas guna membentuk ASEAN menjadi pasar terbuka dan sumber produksi.

Selain itu, hal ini penting agar ASEAN dapat menjadi kawasan yang kompetitif dengan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan terintegrasi dalam ekonomi global.

Sebelum ini, negara-negara ASEAN sepakat mengenai pentingnya memperkuat, meningkatkan, dan mengintensifkan usaha untuk mewujudkan konektivitas ASEAN, terutama transportasi, dalam semangat membangun MEA 2015.

Negara-negara ASEAN juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama, baik antarnegara anggota ASEAN maupun dengan negara-negara mitra dialog ASEAN, yakni Jepang, China, dan Korea.

Beberapa kesepakatan strategis antara kementerian Perhubungan se-ASEAN antara lain mencakup komitmen penerapan blueprint Masyarakat Ekonomi ASEAN, Masterplan for ASEAN Connectivity, dan Brunei Action Plan 2011-2015.

Negara ASEAN juga sepakat memberi perhatian terhadap Air Transport Technical Cooperation dalam kerangka ASEAN Single Aviaton Market.

Yang paling relevan dengan pertemuan sekarang adalah semua negara ASEAN sepakat mendukung ASEAN Framework Agreement on Cross Border Transport of Passanger untuk memfasilitasi pergerakan orang lintas batas dan sepakat membentuk ASEAN Transport SAR Forum dalam rangka kerja sama keselamatan dan keamanan transportasi.

2.4 Kontribusi Potensial Untuk Kinerja Logistik.

(10)

Indonesia. Kami menganalisis perannya dalam jangka kontribusi potensial untuk kinerja logistik seperti yang dirasakan oleh pelanggan mereka.

Kontribusi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi delapan kategori berdasarkan wilayah utama perbaikan yang meliputi :

I. Perbaikan tingkat operasional, II. Meningkatkan pelanggan layanan, III. Akses sumber daya,

IV. Mengurangi biaya, V. Fokus pada bisnis inti, VI. Meningkatkan pangsa pasar, VII. Meningkatkan kinerja bisnis, VIII. Mengembangkan jaringan bisnis.

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah ada di depan mata. Rencananya di akhir tahun 2015 MEA akan resmi dimulai. Secara bertahap, Asean sepakat untuk menghilangkan semua peraturan non tariff barrier dan mengimplementasikannya secara menyeluruh di tahun 2020.

Kelak dalam masyarakat ini, perdagangan barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja ahli akan dibebaskan. Tapi tak banyak yang bisa membayangkan seperti apa bentuk MEA itu nanti. Bagaimana dampaknya terhadap perekonomian di masing-masing negara.

(11)

lainnya termasuk eksportir yang melihat manfaat yang mereka peroleh tidak sepadan dengan kesulitan yang harus dilalui.

Dalam acara South East Asia Summit di Jakarta (27/8) The Economist mencoba mempertemukan pimpinan pemerintah, bisnis, akademik, lembaga multilateral untuk mengulasnya lebih dalam. MEA banyak menarik perhatian pelaku bisnis karena Asean adalah kawasan dengan populasi usia produktif terbesar di Asia. “Ada business opportunity yang besar.” Sementara itu untuk pengembangan sumber daya manusia, pendidikan yang ada di Indonesia tergolong masih sangat memprihatinkan. Menyoroti ranking Indonesia untuk critical thinking dan problem solving di antara Negara Asia yang ternyata ada di peringkat hampir buntut. Selain itu juga melihat ada ratusan lembaga yang memberikan sertifikasi di Indonesia dengan mudah, padahal mereka sebenarnya masih belum layak. Pemerintah seharusnya maju untuk memperbaiki sistem sertifikasi ini. Integrasi regional ini harus dilihat sebagai upaya untuk membuat Indonesia bisa terus berkompetisi dan inovatif. Tanpa adanya perjanjian perdagangan pun, pengusaha harus terus berusaha kompetitif. Integrasi regional ini akan memberi kerangka standard yang harus dicapai, membuat seperti apa standard Asia. Pada akhirnya meningkatkan kepercayaan diri UKM. Indonesia mempunyai pasar terbesar dan sebagai pengusaha kita tentu paling mengerti pasar ini.

Indonesia telah siap untuk menghadapi MEA, hal ini ditandai oleh upaya pemerintah, para pelaku bisnis dan usaha, para masyarakat secara keseluruhan telah menlakukan upaya perbaikan guna menhadapi kompetisi dengan negara-negara ASEAN lainnya

.

Jangan berhenti apalagi terlalu cepat puas dengan pencapaian yang sudah dilakukan. Harus tetap berinovasi karena kebutuhan transportasi tidak akan pernah berhenti. Dalam kaitan dengan transportasi darat ASEAN, peran proaktif Organda ditunggu. Inovasi mutlak diperlukan antara lain karena perkembangan di sektor transportasi sangat cepat dan bahkan juga berdampak terhadap aturan regulasi.

(12)

Demi optimalisasi konektivitas transportasi ASEAN khususnya dalam menghadapi pasar terbuka ASEAN 2015 dibutuhkan partisipasi semua pihak termasuk peran swasta. Perlunya dukungan semua pihak tersebut, diperlukan demi menguatkan konektivitas guna membentuk ASEAN menjadi pasar terbuka dan sumber produksi.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Sumber :

http://www.antaranews.com/berita/436319/kesiapan-koperasi-ukm-indonesia-menatap-era-mea-2015.

https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_Ekonomi_ASEAN

http://id.stie-stmy.ac.id/berita-165-persiapan-indonesia-dalam-menghadapi-mea-masyarakat-ekonomi-asean.html

http://www.academia.edu/11907160/Indonesia_Hadapi_Masyarakat_Ekonomi_ASEAN_MEA_a tau_AEC

http://www.rri.co.id/voi/post/berita/96494/fokus/kesiapan_indonesia_menghadapi_masyarakat_e konomi_asean_2015.html

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil identifikasi risiko berdasarkan karakteristik sistem yang dibuat, teridentifikasi ada 11 risiko dan karena ada beberapa risiko menjadi agen risiko yang lain, maka

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi minat para calon mahasiswa dalam memilih jurusan akuntansi di Universitas Katolik

Berdasarkan data yang diperoleh dari ahli materi (Lihat Tabel 3 ), dapat diketahui bahwa secara umum produk modul sudah memenuhi standar kelayakan atau sangat baik

Berdasarkan hasil wawancara dengan IPDA Ketut Sidia selaku penyidik Pembantu Bidang KASUBNIT 12 RESKRIM POLRESTA Denpasar, upaya preventif yang dilakukan pihak POLRESTA

Peneliti mengambil kesimpulan: (1) materi ajar penghitungan volume yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif berdasarkan pendekatan PMRI

Pada siklus I siswa yang mendapatkan skor paling kecil sebesar 56 sedangkan paling besar skor 80, mayoritas responden memiliki skor ketrampilan bernyanyi sebesar 80 (20%).

Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama ini terbukti tidak memuaskan masyarakat, bahkan berdampak terhadap timbulnya berbagai pelanggaran hak asasi manusia, untuk itu

Dalam menumbuhkan minat belajar anak, orang tua adalah pendidik utama yang harus memotivasi dan merangsang belajar anak dengan berbagai cara yang dapat