• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Penggunaan Bandwidth dan Monit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Penggunaan Bandwidth dan Monit"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstract—Dalam melakukan browsing, upload dan download di internet kadang kita merasakan akses internet terlalu lambat. Memang hal ini tidak bisa dihindari mengingat banyaknya jumlah komputer dalam sebuah instansi yang menginginkan terkoneksi ke internet tidak diimbangi dengan ketersediaan cukupnya IP (Internet Protocol) dan bandwidth. Jadi jika akses internet lambat bisa juga karena link ke ISP sudah overload, atau banyak yang membuka situs-situs yang banyak mengkonsumsi bandwidth seperti games online, Youtube, Video Streaming dan lain-lain. Masalah yang sering dihadapi ketika didalam trafik internet adalah kurangnya alokasi bandwidth untuk setiap user. Dengan adanya suatu manajemen bandwidth yang tepat dalam mengoptimalisasi keterbatasan bandwidth, maka kita bisa memanajemen dan memonitoring bandwidth untuk setiap user baik dalam jaringan LAN maupun wireless, sehingga pembatasan akses ke website-website yang selalu memerlukan bandwidth yang besar bisa kita atasi dengan menggunakan proxy server . ClearOS merupakan suatu sistem operasi yang bisa memanajemen, memonitoring dan membatasi akses bandwidth maupun memblokir website-website dalam suatu jaringan. Dengan adanya penerapan ClearOs pada jaringan ini maka bisa dianalisa hasil dari trafik untuk setiap akses ke internet maupun intranet. Dengan diberika n la ya na n internet sesua i denga n kebutuha n da n priorita s maka dipastikan tidak akan ada monopoli penggunaan bandwidth, akses ke situs-situs yang banyak mengkonsumsi bandwidth seperti games online, Youtube, Video Streaming bisa dibatasi.

Keywords— Browsing, Overload, ISP, Bandwidth, manajemen bandwidth

1. PENDAHULUAN

erkembangan ilmu pengetahuan terutama bidang teknologi informasi saat ini sangat pesat. Pemanfaatan komputer juga semakin berkembang. Pada mulanya komputer bekerja sendiri tanpa terhubung dengan komputer yang lainnya. Dalam kondisi seperti itu, pertukaran data antara komputer yang satu dengan lainnya harus dilakukan secara tradisional. Data yang akan dipindahkan ke komputer yang lain, harus dicopy

dulu di disket, flashdisk, cd maupun media penyimpanan yang lain. Dengan kondisi tersebut, maka tidak memungkinkan dilakukan pertukaran data dalam jumlah

Apri Siswanto, Agus Teddyana, Universitas Islam Riau, Pekanbaru(info@aprisiswanto.com)

yang besar dan waktu yang cepat. Sehingga

dikembangkanlah sebuah teknologi baru untuk

menghubungkan komputer yang satu dengan yang lain. Selain masalah waktu dan besarnya data, teknologi ini juga menawarkan penggunaan perangkat komputer secara bersamaan.

Dalam sebuah teknologi jaringan diperlukan suatu perangkat yang dapat melakukan manajemen antar jaringan yang ada. perangkat tersebut disebut dengan

router. Selain berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan yang ada, router juga berfungsi untuk meningkatkan kinerja jaringan, menentukan jalur terbaik dalam pertukaran data, dan dapat meningkatkan keamanan sebuah jaringan. Kunci keberhasilan suatu layanan jaringan adalah dapat melakukan routing layanan dengan baik (David Lai and Zhongwei Zhang 2009).

Bandwidth manajemen juga mengacu pada proses optimalisasi bandwidth yang membawa lalu lintas melalui jaringan. Bandwidth yang ditransfer melalui saluran komunikasi dalam jumlah waktu tertentu dapat dikontrol oleh alat. manajemen bandwidth sering disebut sebagai traffic (lalu lintas) atau packet shapers

(pembentuk paket)

Permasalahan bandwidth, adalah permasalahan yang paling sering kita temui dalam teknologi jaringan komputer. Banyaknya jumlah komputer dalam sebuah instansi yang menginginkan terkoneksi ke internet tidak diimbangi dengan ketersediaan cukupnya IP (Internet Protocol) dan bandwidth. Sehingga hanya komputer-komputer tertentu saja yang dapat menikmati fasilitas internet. Minimnya bandwidth yang tersedia, sangat berpengaruh dengan kecepatan akses ke internet. Oleh karena itulah harus ada suatu manajemen bandwidth yang tepat dalam mengoptimalisasi keterbatasan bandwidth. Selain manajemen bandwidth yang baik, perlu didukung pula dengan pembatasan akses ke website-website yang bertolak belakang dengan bidang dari sebuah instansi, misalnya sebuah instansi sekolah tidaklah cocok dengan

contents pornografi, games, kekerasan, dan lain-lain.

Manajemen bandwidth menjadi hal yang mutlak

diperlukan bagi jaringan multi layanan, semakin banyak dan bervariasinya aplikasi yang dapat dilayani oleh suatu

jaringan berpengaruh pada penggunaan link dalam

Manajemen Penggunaan

Bandwidth

Dan Monitoring Akses Data

Apri Siswanto, Agus Tedyyana Fakultas Teknik Universitas Islam Riau

(2)

jaringan tersebut. Link-link yang ada harus mampu menangani kebutuhan user akan aplikasi tesebut bahkan dalam keadaan kongesti sekalipun, harus ada suatu jaminan bahwa link tetap dapat berfungsi sebagaimana mestinya walaupun terjadi ledakan permintaan aplikasi.

Manajemen bandwidth memegang peranan penting

dalam pengaturan alokasi bandwidth untuk berbagai layanan aplikasi internet. Aplikasi yang berbeda memerlukan suatu persyaratan QoS tertentu agar selama proses pentransmisian tidak terlalu banyak paket yang hilang, layanan real-time yang baik, delay yang rendah, dan alokasi bandwidth yang baik. Dengan alokasi yang tepat diharapkan mampu menjalankan aplikasi yang

delay-sensitif seperti misalnya, video streaming, video conference, dan lain-lain.

Bandwidth yang ada di SMK Negeri 1 pangkalan lesung diperoleh dari bantuan pemerintah, dengan kapasitas 2Mbps. Namun dengan kecepatan akses sebesart itu, terkadang sering didengar keluhan “konektifitas internet sangat lambat” kadang juga beberapa guru mengeluhkan beberapa siswa yang selalu membuka situs jejaring sosial ketika jam pelajaran, bahkan pernah beberapa siswa yang ketahuan membuka stus-situs yang tidak sesuai dengan norma.

2. METODE PENELITIAN

Metode yang penulis gunakan untuk

pengendalian trafik bandwidth berupa metode prioritas dengan semua bahan diperoleh dari buku-buku, jurnal, hasil observasi lapangan dan referensi internet yang berkaitan dengan manajemen Bandwidth dan buku-buku pendukung lainnya dalam analisis, perancangan dan implementasi Metode penelitian yang dilakukan untuk pembuatan laporan ini.

Sebelum melakukan penelitian penulis

sebelumya meminta dan mengajukan persetujuan terhadap kepala sekolah secara tertulis untuk melakukan

penelitian. Setelah disetujui dan didapat

permasalahannya, penulis mengajukan rancangan untuk mengubah sistem yang ada.

2.1 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian dipakai untuk langkah-langkah mengerjakan suatu penelitian dengan membuat tahapan metodologi penelitian untuk mengerjakan tesis sehingga tidak terjadi kerancuan selama pengerjaan dan hasil yang akan dicapai menjadi lebih maksimal, sesuai kerangka kerja pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

2.1.1 Identifikasi Masalah

Pada tahap ini yang dilakukan adalah meganalisis sistem yang ada di SMKN 1 Pangkalan Lesung, mempelajari masalah yang akan diteliti. Ruang lingkup masalah yang diteliti harus ditentukan terlebih dahulu, karena tanpa menentukan serta mendefenisikan batasan masalah yang akan diteliti, maka tidak pernah ada solusi dari masalah tersebut. Jadi tahap pertama ini adalah tahap awal yang terpenting dalam penyelesaian penelitian ini.

2.1.2 Menganlisa Masalah

Setelah menentukan atau mengidentifikasi

masalah yang akan diteliti, maka masalah-masalah tersebut perlu di analisa. Hal ini perlu dilakukan agar tidak ada kendala dalam pemecahan masalah tersebut.

1) Menilai sebuah jaringan untuk menentukan apakah infrastruktur sistem yang ada dan lingkungan operasional mampu mendukung sistem yang diusulkan.

2) Memastikan bahwa sumber daya yang ada di

router memadai untuk membangun PC Router

untuk memanajemen ba ndwidth di SMKN

1 Pangkalan Lesung tersebut.

2.1.3 Desain Sistem

Dalam tahap Desain yang dilakukan adalah merancang topologi jaringan komputer di SMKN 1 Pangkalan Lesung, baik topologi fisik maupun topologi logis sesuai dengan ketersediaan teknologi yang ada di SMKN 1 Pangkalan Lesung. Dalam tahap ini juga

Idendifikasi Masalah

Menganalisa Masalah

Penentuan Tujuan

Studi Literatur

Desain Sistem

Implementasi Pembahasan

(3)

256 digunakan di jaringan di SMKN 1 Pangkalan Lesung dan IP yang akan digunakan dalam jaringan ini adalah IP kelas C karena dalam jaringan ini belum melebihi 254 Host.

Gambar 2.2 Rancangan Topologi Jaringan &

Pengalokasian Bandwidth

Dalam tahapan desain system ini, terdapat dua tahapan yaitu tahapan perancangan dan tahapan implementasi guna menunjang management bandwidth. Dalam tahapan perancangan yang dilakaukan adalah menetapkan topologi apa yang akan diterapkan nantinya setelah kita mengadakan audit terhadap jaringan ataupun topologi sebelumnya. Sedangakan tahapan implementasi

adalah tahapan kita membangun management bandwidth

tersebut agar dapat dijalankan secara berkala didalam jaringan sekolah tersebut.

Setelah tahapan perancangan selesai maka kita dapat melakukan tahapan selanjutnya yaitu tahapan instalasi dan konfigurasi. Pada tahapan instalasi ini yanag akan

dulakukan adalah menginstal server dengan

menggunakan clearOs yanga nantinya akan menjadi

system operasi server yang berfungsi memanajemen maupun memonitoring jaringan nantinya.

Setelah tahapan instalasi selesai maka akan kita tentukan range IP yang akan digunakan oleh client

beserta subnet dan juga gateway yang akan digunakan. Penentuan range IP ini berdasarkan subnet yang telah kita tentukan sebelumnya. Hal ini berguna sebagai penentuan alokasi bandwidth nantinya.

Setelah tahapan penentuan range IP maka selanjutnya kita akan membagi bandwidth dan juga hak akses yang telah kita tentukan sebelumnya. Dalam hal ini clearOS kita gunakan sebagai proxy server berserta bandwidth management. Disinilah alokasi bandwidth tadi kita terapkan agar setiap user bisa mendapat banwidth sesuai dengan alokasi yang telah ditentukan oleh admisntrator

jaringan.

Dari hasil analisa di atas maka kita sudah dapat

menyimpulkan hasil kinerja dari bandwidth management

ini dengan menggunakan metode prioritas Hasil yang didapat dapat berupa grafik MRTG yang berguna mengukur kecepatan akses setiap user dan alaokasi

bandwidth yang telah diterapkan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan proses

implementasi manajemen bandwidth yang didasarkan

pada seluruh hasil analisis sesuai dengan pola penggunaan internet oleh user yang sudah diperoleh pada bab sebelumnya

Sebagian dari user di SMKN 1 Pangkalan Lesung menggunakan fasilitas internet untuk membuka halaman

web yang tidak mendukung kegiatan belajar. Hal ini mengakibatkan user lain yang ingin membuka suatu halaman web yang sangat penting menjadi tidak bisa

karena bandwidth yang ada sudah terpakai untuk

membuka halaman web yang tidak diperlukan tersebut.

Sebagai contoh, hampir seluruh user di SMKN 1

Pangkalan Lesung yang menggunakan fasilitas internet

membuka halaman facebook, games online,youtube dan lain sebaginya yang memakan cukup banyak bandwidth

sehingga user lain mangalami kesulitan untuk membuka halaman lain yang penting untuk kegiatan belajar. Hal ini mengakibatkan bandwidth yang ada menjadi terpakai dengan percuma untuk membuka halaman web yang tidak perlu. Untuk mengatasi hal ini, maka akan dilakukan pemblokiran terhadap situs-situs tersebut sehingga

bandwidth yang ada dapat digunakan secara maksimal oleh user untuk membuka halaman web yang dapat mendukung kegiatan belajar di SMKN 1 pangkalan Lesung.

Untuk skenario bandwidth management kita

hanya akan mengatur bandwidth yang akan

ditransmisikan ke jaringan LAN (Local Area Network), dengan klasifikasi dan kriteria sebagai berikut:

a) Maximum bandwidth incoming dan outgoing

traffic diset sebesar sesuai kebutuhan masing-masing

b) Traffic control diterapkan untuk outgoing traffic

pada eth1 (yaitu traffic yang keluar dari komputer

(4)

Berikut ini adalah hasil monitoring bandwidth

yang ditampilkan dalam bentuk grafik dan

pembahasannya.

Gambar 3.1 Total Bandwidth yang Digunakan

Gambar 5.15 merupakan hasil pengukuran terhadap bandwidth yang ada di SMKN 1 Pangkalan Lesung, yang mana bandwidth yang dipakai sebesar 2Mbps untuk download dan 0,5Mbps untuk upload.

Tabel 3.1 Perbandingan Pemakaian Bandwidth

Sebelum dan sesudah di-management

NO

User

Percobaan

Pemakaian

Bandwidth

sebelum

Pemakaian

Bandwidth

sesudah

1

Kepala

Sekolah

392,90kbps

255,00 kbps

2

Kepala Tata

Usaha

314,70kbps

126,20kbps

3

Bendahara

2,90 kbps

126,70kbps

4

Waka

Kurikulum

241,10kbps

126,70kbps

5

Waka

Sarana

916,50 kbps

120,80kbps

6

Kajur TKJ

146,70kbps

107,90kbps

7

Kajur TAV

120,80kbps

62,00kbps

8

Kajur TKR

71,00kbps

61,30kbps

9

Guru

202,70kbps

27,00kbps

10

Siswa

392,90kbps

11,40kbps

Hasil dari analisa di atas dapat kita simpulkan bahwa jika bandwidth tanpa di-management akan menguras pemakaian bandwidth dalam jaringan tersebut. Efek yang ditimbulkan akan mempengaruhi akses ke internet untuk semua client. Dapat kita bandingkan hasil dari monitoring untuk pemakaian bandwidth setiap user yang terhubung pada tabel 3.1

Batasan Akses Client

Akses client yang dibatasi adalah akses terhadap situs-situs yang dianggap tidak sesuai dengan norma seperti pornografi, penjudian, sara dll, seperti pada gambar 3.2

Gambar 5.29 Hasil Blokir Situs yang dilarang

Monitoring Pemakaian Bandwidth

Salah satu bagian dari tugas monitoring jaringan adalah memantau konsumsi bandwidth pada jaringan,

untuk memantau kecepatan download dan upload.

Laporan yang diberikan biasanya berupa format grafik dan angka yang terkategori ke dalam laporan harian, mingguan, bulanan dan lain sebagainya.

Gambar 3.3 Trafik Pemakaian Bandwidth Harian

Untuk trafik Daily Graph (5 Minute Average) / Gambar 5.32 menunjukan pemakaian bandwidth harian dalam lima menit terakhir untuk download (grafik warna hijau) nilai tertinggi 92,4kB/s dengan rata-rata pemakaian 3453,0 B/s sedangkan bandwidth yang sedang digunakan saat itu ialah 2053,0 B/s. Sedangkan untuk

upload, browsing dan chating (grafik warna biru) nilai tertinggi 1040,9 kB/s dengan rata-rata pemakaian

bandwidth 34,4 kB/s dan bandwidth yang sedang digunakan saat itu ialah 4009,0 B/s

4. KESIMPULAN

(5)

1. Optimalisasi penggunaan bandwith pada jaringan menggunakan sistem operasi yang free dan legal menjadikan pemakaian bandwith lebih sesuai dengan kebutuhan.

2. Memonitoring bandwidth berguna untuk

menganalisa apakah suatu jaringan masih cukup layak untuk digunakan atau perlu penambahan kapasitas bandwith.

3. Penggunaan aplikasi-aplikasi khususnya yang

bertentangan dengan norma akan dilakukan pemblokiran, baik pemblokiran secara otomatis dari server nawala, maupun pemblokiran oleh

administrator jaringan.

4. Dengan diberikan layanan internet sesuai

dengan kebututuhan dan prioritas masing-masing ruang kerja di SMKN 1 Pangkalan Lesung, maka dipastikan tidak akan ada

monopoli penggunaan bandwidth.

.

5. SARAN

Untuk pengembangan penelitian selanjutnya

dapat menggunakan sistem operasi yang lainnya

untuk membangun sebuah

PC router,

menggunakan

aplikasi-aplikasi

yang

lain

untuk

mengukur

penggunaan

bandwidth

dan

metode yang lain untuk

mengukur penggunaan

bandwidth

Dalam penelitian ini tentulah masih terdapat

kekurangan dan kesalahan. Demi meningkatkan

kulitas dan kuantitas penelitian yang penulis buat

ini, maka penulis sangat membutuh kan saran dari

pembaca semua.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberi dukungan moral dan financial terhadap penelitian ini.

DAFTARPUSTAKA

[1]Utomo Priyo Eko, “Membangun Jaringan Komputer dan Server Internet”,

Mediakom,Yogyakarta, 2011.

[2] Raf Knowledge, “Trik Memonitor Jaringan”, Elex Media Komputindo,

Jakarta, 2010

[3] Linda Wahyuni, Utawi Handika Sari, Khairtul Ummi, (2009) “Monitoring Bandwidth Jaringan Internet Service Provider Dengan Menggunakan Program Multi Router Traffic Grapher”, CSRID Journal.

[4] Vikas Sharma, Vikram Kumar, Balvir Singh Thakur, (2011) “Need Of Bandwidth Management And Formulation Of Policy Framework For

Effective Utilisation Of internet Services Within a University Campus”,

International Journal of Computer Science and Communication. [5] David Lai and Zhongwei Zhang, (2009) “Service Re-Routing For Service

Network Graph: Efficiency, Scalability And Implementation”

International Journal of Computer Networks & Communications (IJCNC), Vol.1, No.1.

[5] Riza Ahmad Tengku, Eryzebuan Sigit Yon, dan Ahmad Umar Ali, (2010)

“Implementasi Manajemen Traffic Dan Bandwidth Internet Dengan

Ipcop”, Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2010; Bali.

[6] Puspitasari Feby Nila, (2007) “Implementasi Mikrotik Sebagai Solusi

Router Murah Dan Mudah” Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT

2007) ISSN : 1978 – 9777; Yogyakarta.

[7] Xin Gang Wang(, Geyong Min, John Mellor And Khalid Al-Begain, “a QOS Based Bandwidth Management Scheme in Heterogeneous

Wireless Networks” Internasional Journal of SIMULATION.

[8] Agus Fahrul, Suyatno Addy ,Supianto, (2010) “Optimalisasi Manajemen Bandwidth Pada Jaringan Intranet Universitas

Mulawarman”, Jurnal Informatika Mulawarman.

[9] Purbo W. Onno . “Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot”, Elexmedia Komputindo, Jakarta, 2006.

[10] Kusrini, “Aplikasi Sistem Pakar”, ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2008.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Penelitian
Gambar 2.2 Rancangan Topologi Jaringan & Pengalokasian Bandwidth
Tabel 3.1 Perbandingan Pemakaian  Bandwidth Sebelum dan sesudah di-management

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan dengan menerapkan metode simple queue pada Rt Rw Net di Karang Duwet terbukti berhasil memanajemen alokasi bandwidth dengan baik

Permasalahan yang terjadi adalah pembagian bandwidth yang tidak sama rata pada Hotel Harvani, maka perlu dilakukan manajemen bandwidth dengan prototipe

Kemudian untuk proses manajemen bandwidth melalui Hierarchichal Token Bucket hal pertama yang dilakukan adalah dengan membuat markpacket untuk menandai paket

bandwidth yang sesuai, jika manajemen bandwidth terkelola dengan baik maka konektifitas jaringan komputer akan lebih optimal untuk pembelajaran, berdasarkan

Pada hasil dari Manajemen Bandwidth ini penulis akan membandingkan kecepatan internet download dan upload dari sebelum termanajemen Bandwidth yang telah termanajemen

Pada penelitian ini akan diterapkan sistem load balancing pada manajemen bandwidth dua ISP yang ada di Universitas Kristen Duta Wacana sehingga bandwidth yang ada

Sehingga Manajemen yang didapat dari teknik simple queue pada mikrotik menggunakan winbox dapat membagi bandwidth setiap Ip client dapat membatasi upload dan

Dari hasil pengujian terhadap sistem manajemen bandwidth yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa penulis telah mampu melakukan manajemen bandwidth