Mufida Dian Hardika, S.ST., M.Kes
Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun
Pre Menstrual Syndrome dan
Penyakit Menular Seksual
PENILAIAN
25 % Kehadiran 25 % Tugas
PREMENSTRUAL
SYNDROM
a. Disminorea
Disminorea = nyeri haid a. Disminorea Primer
normal, tidak terdapat hubungan dgn kelainan ginekologik
b. Dismenorea sekunder
krn kelainan ginekologik
Disminorea primer
1. Nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat genital yang nyata
2. Timbul sebelum haid atau saat haid
3. Dirasakan beberpa jam atau berlangsung beberapa hari
4. Sifat nyeri pada perut bagian bawah dpt menyebar pinggang dan paha
Etiologi disminorea primer
Banyak teori telah dikemukakan, tapi patofisiologinya belum . Beberapa faktor penyebab:
1. Faktor kejiwaan 2. Faktor konstitusi
3. Faktor Obstruksi kanalis servikalis 4. Faktor Endokrin
Penanganan
1. KIE
2. Analgesik
3. Terapi hormonal
4. Terapi obat nonsteroid anti prostaglandin (ibuprofen dll)
5. Dilatasi kanalis servikalis
Disminore Sekunder
Penyebab : Nyeri karena adanya kelainan
ginekologi misal : radang panggul (salpingitis, endometriosis,) Mioma uteri, karena kista, polip uteri sehingga gejala yang dirasakan sesuai dengan penyakit yang diderita
Nyeri Hebat dirasakan terus menerus saat
b. Premenstrual Tension
(‘tegangan’ prahaid)
1. Keluhan biasanya timbul 1 minggu sampai beberpa hari sebelum haid
2. Hilang sesudah haid atau berlangsung terus 3. Keluhan ringan : gangguan
emosional,iritabilitas, gelisah, insomia, nyeri kepala, kembung, mual, pembesaran & nyeri mamae dsb
Keluhan berat : depresi, ketakutan, gangguan konsentrasi
etiologi
1. Gangguan keseimbangan estrogen dan progesteron
2. Faktor kejiwaan
Penanganan
1. KIE
2. Progesteron dosis kecil untuk penyeimbang hormon
c. MASTALGIA
1. Rasa nyeri dan pembesaran pada mamae sebelum/ saat haid
2. Sebab : peningkatan kadar estrogen 3. Penanganan : KIE, bila perlu
c. MITTELSCHMERZ DAN PERDARAHAN
OVULASI
1. Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi sekitar pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi
2. Lamanya beberapa jam hingga 2-3 hari
3. Rasa nyeri bisa disertai atau tidak disertai darah (flek-flek darah)
4. Nyeri tidak kejang, tidak menjalar 5. Penanganan ; KIE
”PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
(PMS)”
“INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)”
“
SEXUALL TRANSMITTED DISEASE’S
Penyakit menular seksual
adalah penyakit yang ditularkan terutama melalui hubungan seksual, atau perilaku seks yang tidak aman seperti berganti - ganti pasangan (seks bebas).
Gejala / Tanda
Gejala dan tanda yang timbul berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Adapun gejala dan tanda yang mungkin muncul :
1. Luka atau benjolan di sekitar alat kelamin 2. Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin 3. Kehilangan berat badan
4. Diare
5. Nyeri atau terbakar saat buang air kecil 6. Keluarnya nanah kental kuning kehijauan
7. Ujung penis tampak merah dan agak bengkak
8. Keputihan (pada wanita) berwarna kuning kecoklatan 9. Rasa nyeri di rongga pinggul
10. Pendarahan pada vagina setelah hubungan seksual
Kelenjar Bartholin yang mengalami infeksi disebut ‘bartholinitis’
Gejala Infeksi :
1. rubor (kemerahan) 2. kalor (panas)
3. dolor (rasa sakit)
4. Rubor
5. Fungsio Laesa
• Dolor
Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga
menimbulkan nyeri
Kalor
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
•
Tumor
Tumor dalam kontek gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tidak boleh tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami
pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.
•
Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.
Fungsio Laesa
• Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika
Etiologi IMS
a. Bakteri (gonore, sifilis, klamidia) b. Parasit (trikomoniasis)
c. Virus (human papillomavirus (HPV), herpes genital, HIV)
Infeksi di atas juga dapat ditularkan tanpa hubungan seksual, seperti dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan, atau melalui transfusi darah atau pemakaian jarum suntik secara bergantian.
Diagnosis IMS
Pemeriksaan yang biasanya dianjurkan untuk diagnosis penyakit menular seksual meliputi :
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan laboratorium, sitologi : darah, urin, dan cairan tubuh lainnya
Pengobatan IMS
Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri, umumnya lebih mudah untuk diobati. Infeksi virus dapat dirawat, namun tidak selalu dapat disembuhkan.
Pada wanita hamil dan memiliki penyakit menular seksual, pengobatan yang tepat dapat mencegah atau mengurangi risiko penularan infeksi pada bayi. Pengobatan biasanya diberikan tergantung pada infeksinya, yang diantaranya meliputi antibiotik dan antivirus.
Pencegahan IMS
Beberapa upaya untuk menghindari atau
mengurangi risiko penyakit menular seksual, antara lain :
a. Setia dengan pasangan atau hindari seks bebas
b. Pastikan jarum suntik yang akan dipakai steril c. Menjaga kebersihan dan kesehatan organ
intim
Komplikasi
• Kemandulan
• Kecacatan
• Gangguan kehamilan
• Kanker
1. Etiologi: virus papiloma tipe 16 dan 18
2. Terdapat pada bentuk kecil dan besar, sendirian atau berkelompok
3. Lokasinya: pada bagian vulva,perineum. Perianal, vagina, dan serviks uteri
4. Penanganan: kondiloma kecil dibersihkan dengan larutan pedofilin 10% dalam gliserin atau alkohol . Kutil besar diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan) atau pembedahan dengan bius lokal. 5. Komplikasi: kanker serviks. Utk itu Pemeriksaan
pap smear rutin
1. etiologi: Virus Herpes tipe 2
2. Tampak sejumlah vesikel di labia mayora dan minora dan klitoris.
3. Gatal dan panas
4. Sering timbul ulkus kecil
5. Diagnosis dengan tes serologi 6. Terapi; acyclovir
1. Penyebab : bakteri Nisseria Gonococcus 2. Rasa gatal panas
3. Sakit saat kencing
4. Keluar nanah kadang bercampur darah 5. Ujung kemaluan merah bengkak
6. Wanita: keputuhan seperti nanah 7. Nyeri punggung
8. tertular pertama kali karena kontak dengan orang yang terinfeksi saat melakukan hubungan seksual melalui
vagina, oral, anus
9. Gonore dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya selama proses kelahiran
10.Tx Antibiotika, pada bayi konjungtivitis: garamicin tetes mata
2. FLUOR ALBUS / LEUKOREA/ KEPUTIHAN
1. Leukorea Fisiologik dan patologik 2. Leukorea Fisiologik:
a. Tidak gatal, tidak berbau
b. Ditemukan pada BBL sampai umur 10 hari , sbg pengaruh estrogen
c. Waktu disekitar menarche
Fluor Albus Patologi
1. karena bakteri : Kasus yang paling umum termasuk pada wanita yang belum pernah melakukan sex . Ciri-cirinya :
– Cairan yang keluar dari vagina lebih banyak dari
– Terapi: Metronidazole 2x 500mg per oral selama 7 hari ,
klindamisin 2x300mg peroral selama 7 hari
2. Fluor Albus karena jamur
• Misal : Kandidiasis penyebab jamur candida albican • Ciri-cirinya :
– Muncul rasa gatal atau nyeri pada vagina atau vulva (alat kelamin bagian luar)
– Cairan vagina lebih kental , menggumpal, keruh seperti keju – Dysuria (Nyeri berkemih), Sulit buang air kecil
– Kemerahan dan bengkak di alat kelamin bagian luar
• Pengobatan :
- nystatin 100.000 IU tablet per vaginal setiap hari selama 14 hari atau
b. Keputihan karena parasit
1.Infeksi disebabkan parasit Trikomonas Vaginalis (trikomoniasis)
2. Ciri-cirinya :
• Cairan vagina encer, berbusa dalam jumlah banyak, warna kuning kehijauan, dan berbau sekali, terkadang vagina bengkak
• Rasa sakit pada vagina, gatal seperti terbakar
• Sakit saat kencing, urethritis ringan, disuria dan sering kencing, sakit ketika melakukan sex
• Pengobatan tidak hanya dilakukan terhadap
4. Terapi keputihan karena parasis trikomoniasis:
Metronodazole 2x 500mg per oral selama 7
hari,
Flagyl per vagina/ suppositoria,
Pengobatan dengan suami
Selama pengobatan tidak berhubungan seksual
SIFILIS
• disebabkan bakteri Treponema Pallidum
• Ditularkan lewat berhubungan seksual atau kontak
langsung dengan luka yang mengandung bakteri treponema
• akan muncul luka primer ( ulkus durum) dlm waktu 1-5
minggu
• Menyebar seluruh tubuh lewat aliran darah • Pada ibu hamil Dapat menyebabkan
abortus,persalinan prematur,gangguan janin,
gangguan plasenta, gangguan hati dan kematian janin.
Gejala Sifilis
Stadium Gejala
Primer Terdapat Ulkus Durum (yaitu biasanya soliter, dasar bersih, batas tegas, tidak
nyeri) yang dapat sembuh sendiri dalam 2-8 minggu
Sekunder Ruam seluruh tubuh, tidak nyeri, tidak gatal, yang timbul 4-10 minggu setelah ulkus durum muncul, kondiloma lata, lesi mukokutan, dan limfadenopati
menyeluruh
Laten Tidak memiliki tanda gejala klinis,
Pemeriksaan: VDRL (Veneral Disease Research
Laboratory ) , RPR (Rapid Plasma Reagin)
Faktor resiko terkena : Berganti pasangan,
hubungan seksual tidak terlindungi, HIV/ AIDS
PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
1 Pengobatan IMS
a. Advokasi
b. Meningkatkan KIE Pencegahan IMS, Pemeriksaan IMS dan pengobatan secara dini
c. Pendidikan dan latihan bagi petugas kesehatan dalam tatalaksana penderita IMS.
d. Mengembangkan Klinik IMS di lokasi/ lokalisasI penjaja seks.
e. Pemeriksaan IMS berkala kepada para PSK dan
pramuria di lokasi,lokalisasi, BAR, Karaoke, Panti Pijat.
Pemeriksaan HIV
a) Pemeriksaan Darahb) Program PMTCT; Prevention Mother to Child Transmission )
adalah Program layanan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Janin
2 Peningkatan Gaya Hidup Sehat
a. Meningkatkan derajat pendidikan dasar dari anak, pemuda dan remaja khususnya anak perempuan.
b. KIE di sekolah dan tempat kerja termasuk life Skill Education. Perlindungan dan KIE kepada keluarga dan kelompok penduduk yang menghadapi masalah sosial.
3) Promosi dan distribusi Kondom, melakukan social marketing, dan
meningkatkan akses kondom kepada PSK dan pelanggannya.
a.Melakukan social–marketing dan
meningkatkan akses kondom kepada PSK dan pelanggannya
b.Meningkatkan ketersediaan kondom,
memperluas jaring distribusinya melalui swasta, LSM dan Pemerintah.
c.Meningkatkan KIE tentang manfaat
penggunaan kondom
4) Promosi Perilaku Seksual Aman
a. Advokasi pada decision maker
b. Mengembangkan proyek – proyek panduan penggunaan kondom 100%.
c. Melaksanakan KIE secara sistematis dan
bijaksana tentang penggunaan kondom dan hubungan seksual non – penetratif.
d. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan IMS pada kelompok berisiko.
Aborsi
• Aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
• Dalam ilmu kebidanan, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi:
A. Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.
B. Induced abortion/ Provokatus : pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya adalah: .
• Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran/ Abortus" biasanya digunakan untuk spontaneous abortion, sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion.
Abortus Provokatus
Medisinalis/Artificialis/
Therapeuticus
abortus yang dilakukan dengan disertai Indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud
dengan indikasi medik adalah demi
menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya
Syarat dilakukan abortus medicinalis
:
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang
dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki
tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.
Penyebab dari segi Maternal
1. Infeksi Akut
• virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis. • Infeksi,bakteri misalnya streptokokus • Parasit misalnya malaria.
2. Penyakit kronis:
– Hipertensi ,diabetes, anemia berat, penyakit jantung,
toxemia gravidarum
3. inkompetensia serviks, Radang pelvis kronis, endometrtis, Retroversi kronis
Abortus Provokatus Kriminalis
aborsi yang sengaja dilakukan tanpa
adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya
pengguguran
dilakukan
dengan
Akibat Abortus Provokatus KriminaliS
Komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu 1. Robekan rahim (Perforasi uterus)
2. Luka / robekan pada serviks
3. Pelekatan pada rongga rahim (kavum uteri ) 4. Perdarahan
5. Infeksi
Komplikasi yang dapat timbul pada Janin: 6. Bayi cacat
7. Meninggal
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap
wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan
secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis
Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat 2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan 4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer) 8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer) 9. Kanker hati (Liver Cancer)
10.Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
Resiko Psikologis, Post-Abortion Syndrome
1. Kehilangan harga diri 2. Berteriak-teriak histeris
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi 4. Ingin melakukan bunuh diri
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang 6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual
1. Manual vakum
Bedah aborsi ini dilakukan di awal kehamilan hingga usia 7 minggu setelah periode menstruasi terakhir.
Prosedur ini menggunakan tabung tipis dan panjang yang dimasukkan ke dalam rahim. Jarum suntik yang melekat pada tabung akan menyedot embrio keluar.
2. Metode kuret (Curettase)
• Prosedur ini adalah yang paling umum, biasanya untuk usia
6-14 minggu.
• Karena bayi sudah lebih besar, maka dokter harus
melakukan peregangan pada leher rahim dengan menggunakan batang besi.
• Setelah serviks terbuka, dokter akan memasukan tabung
plastik keras ke dalam rahim yang dihubungan dengan mesin penghisap.
• Maka janin akan terisap keluar dari rahim, setelahnya
3. Pelebaran dan evakuasi
•
Prosedur aborsi ini dilakukan saat memasuki
usia trimester kedua kehamilan.
•
Dalam proses ini serviks akan dibuka lebih
lebar, setelah terbuka maka dokter akan
mengeluarkan janin dengan menggunakan
forsep (tang).
•
Tengkorak dari janin akan dilumatkan terlebih
dahulu untuk mempermudah proses.
4
. Aborsi dengan menggunakan obat
•
Prosedur ini biasanya dilakukan
saat usia kehamilan 4-7 minggu.
Obat yang diberikan akan
menyebabkan kematian embrio
dan mengeluarkannya dari dalam
rahim. Mis: Misoprostol
Pengaturan oleh pemerintah Indonesia
• Status internasional hukum pengguguran kandungan
• Tindakan aborsi menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) di Indonesia dikategorikan sebagai tindakan kriminal Pasal-pasal KUHP yang mengatur hal ini adalah pasal 299, 341, 342, 343, 346, 347, 348, dan 349. Menurut KUHP, aborsi merupakan:
• Pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40 minggu).
isi Pasal 75 dan Pasal 76 UU Kesehatan.
Pasal 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibudan/atau janin, yang menderita penyakit genetic berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
• Dari Pasal 75 di atas, maka jelas bahwa pada hakekatnya aborsi dilarang dilakukan
oleh siapapun. Namun demikian, untuk keadaan-keadaan tertentu aborsi diperbolehkan sebagaimana dijelaskan dalam ayat (2),
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
a. sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung darihari pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
b. oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan; d. dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e. penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.
INFERTILITAS
Etiologi/ Penyebab:
1. Masalah pada Suami
Pemeriksaan Masalah infertil
1. Analisis Sperma: kekentalan, volume,ph,dll
2. Masalah serviks : sumbatan serviks, lendir abnormal) mempengaruhi PH vagina,cacat bawaan (atresia),
polip dll
3. Masalah vagina;(Trikomonas dan candidiasis 4. Masalah Uterus (rahim)/; mioma, polip,
endometriosis (mengganggu implantasi) 5. Masalah Tuba falopii
6. Masalah Ovarium: gangguan Ovulasi— Hipotalamus---Amenorea
Pengobatan
1. Untuk Mengembalikan Kesuburan: Suplemen kesuburan (berisi Vitamin B complect,Vitamin A&E Antioksidan, Asam Folat , Herbal (Ginseng,Ginggo Biloba dll)
infertilitas
• Penyebab paling umum dari ketidaksuburan laki-laki meliputi:
a. jumlah sperma, kemampuan sperma bergerak (motilitas) atau kemampuan untuk membuahi sel telur.
b. produksi sperma yang abnormal karena berbagai hal, seperti testis tidak turun, cacat genetik atau infeksiberulang
c. ada masalah dengan pengiriman sperma karena masalah seksual, seperti ejakulasi dini atau hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia), atau masalah struktural, seperti penyumbatan bagian dari testis yang berisi sperma
(epididimis).
d. faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti gizi buruk, obesitas, penggunaan alkohol, tembakau, dan obat-obatan. e. faktor lingkungan tertentu, seperti pestisida dan bahan kimia
lainnya.
a. kerusakan yang terkait dengan kanker dan pengobatannya.
b. radiasi dan kemoterapi untuk kanker
c. usia. Semakin tua usia seseorang maka kesuburan juga menjadi berkurang.
Sedangkan penyebab paling umum dari ketidaksuburan wanita meliputi:
d. kerusakan tuba falopii atau penyumbatan, yang biasanya dihasilkan dari radang tuba fallopi (salpingitis).
e. Chlamydia, infeksi menular seksual, adalah penyebab yang paling sering dijumpai.
PENYAKIT RADANG PANGGUL
PELVIC INFLAMATORI DISEASE (PID)
Infeksi Alat
Rendah Dari: vulva, Vagina Dari: vulva, Vagina CerviksCerviks
Infeksi Tinggi
Infeksi Tinggi
Dari: Uterus, Tuba, Ovarium, Parametrium, peritoneum
(perut),golongan ini biasa disebut “Penyakit Radang
Dari: Uterus, Tuba, Ovarium, Parametrium, peritoneum
PELVIC INFLAMATORY DISEASE (PID)
Termasuk:
a. Endometriosis b. Metritis
c. Parametritis
d. Salpingitis dan Ooophoritis biasa disebut “ adnexitis”
e. Pelveoperitonitis
Disebabkan karena naiknya infeksi yang berada
di genital bawah
Sering terkena pada tuba falopii dan merambat
ke ovarium, ke peritoneum
Radang akut disebabkan : ‘GO’ Gonorrhoe 60%,
bakteri lain seperti streptococcus, stapilococcus
Naiknya infeksi dipermudah oleh:
- Menstruasi
Tuba falopii (Salpingitis)
Ovarium (Ooophoritis)
Rahim (Endometritis,
Myometritis,) Adnexitis
Penyebaran Infeksi Radang Panggul
• Berturut-turut terjadi:
Endometrisis
Salpingitis, adnexitis yang dapat menimbulkan infertilitas & kehamilan ektopik
(diluar kandungan)
Pelveoperitonitis ;
1. ENDOMETRITIS
a. Endometritis AkutRadang pada lapisan rahim endometrium Sebab :
- paling sering infeksi gonorrhea yg menjalar - infeksi abortus : curret(kerokan)
- partus dan postpartus (persalinan) akibat luka
Gejala: Demam tinggi, keputihan bau, bernanah,
uterus nyeri tekan
Penaganan: Uterotonika, Istirahat antibiotika
b. Endometritis Kronik
• Gejala: fluor albus bau, Kelaianan haid
metrorrhagia dan menorrhagi
• ditemukan pada: TBC, sisa-sisa abortus &
partus , polip uteri, tumor ganas
• Penanganan: antibiotika , pembedahan bila
2. Myometritis
• Infeksi pada lapisan myiometrium uterus • Lanjutan dari infeksi endometrisis
• Gejala dan terapi seperti endometritis
3. Adnexitis
(Salpingitis –Oopporitis)
• Salpingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi
pada oophoritis.
• Salpingitis & oopohoritis diberi nama adnexitis.
• Radang tuba falopii dan ovarium yg terjadi
bersamaan
• Penyebab: Gonorrhea menjalar, infeksi postpartum
&postabortus, bakteriTubercolosis, ada luka Curret, pemasangan IUD dsb
Gejala
• Demam tinggi, menggigil
• Nyeri perut bagian bawah kiri & kanan
• Mual muntah :bila penyebaran peritoneum • Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang portio,
pembengkakan tuba
• Menorrhagia dan dysminorhea sekunder
• Bila nanah masuk peritonieum mjd peritonitis • Perdarahan pada cavum douglas
Penanganan:
• Antibiotik spectrum luas • Analgesik
• Istirahat
4. Pelvioperitonitis
• Pelvio=pelvic=panggul
• Peritoneum=rongga perut
• Infeksi ini sering bersamaan dengan adnexitis
(ovarium & tuba), uterus, usus, halus,
• Diikuti perlekatan
• Gejala: demam, rasa nyeri hebat,mual,
gerakan menimbulkan nyeri,, teraba tumor di belakang uterus,tumor menonjol ke vagina
• Terapi: seperti Adexitis, bila abses pada cavum
douglas dilakukan penyedotan cairan
Cavum Douglas berisi nanah & bekuan
darah
Peritoneum (Rongga Perut)
TERAPI SULIH HORMON
HORMONE REPLACEMENT THERAPY (HRT)
HRT Adalah perawatan medis yang
menghilangkan gejala-gejala pada wanita selama dan sesudah menopause
Klimakterium : masa yang bermula dari akhir
tahap reproduksi, terjadi pada wanita berumur 45-65 tahun
Menopause; Berhentinya haid pada seorang
wanita
Premenopause: kurun waktu 4- 5 tahun
sebelum menopause
Pascamenopause : kurun waktu 3-5 tahun
Etiologi Menopause
• Berhentinya Haid dikarenakan menurunnya
fungsi ovarium
• Sehingga terjadi penurunan estrogen
• Meningkatnya hormon gonadotropin
• Penurunan estrogen
menyebabkan:Gangguan
neurovegetatif,gang. Psikis, Gang.Somatik, Gang. Siklus haid
• Gangguan Neurovegetatif diantaranya: • Gejolak panas (Hot Flushes)
• Keringat banyak • Kedinginan
• Sakit kepala • Bising telinga • Gangguan tensi
• Berdebar-debar
Gang. Psikis
• Mudah tersinggung
• Depresi • Kelelahan
• Semangat Kurang
• Susah tidur
Gangguan Somatik, meliputi
• Gang. Haid : Amenorea (tidak haid) • Inkontinensia urin
• Dysuria
• Osteoporosis • Artritis
• Atrofi kulit
Penanganan:
• Psikoterapi
• Peningkatan kualitas hidup
• Pengaturan diet (Gizi, kalsium, Vitamin d dll) • Terapi Hormonal
Terapi Hormonal
• Pemberian terapi hormonal estrogen • Cara pemberian:
- Premenopause: sudah ada keluhan, masih haid
Tablet Estrogen dari hari ke5 hingga ke 25 siklus haid, kemudian progesteron hari 26 hingga ke 30 siklus haid
• Pada ibu menopause dan pascamenopause
- sudah tidak haid, ada keluhan
- Estrogen dosis rendah selama 21 hari
- Pemberian progesteron dosis kecil untuk menyeimbangkan hormon
- Bila estrogen dalam tubuh terlalu tinggi menyebabkan resiko kanker
Kontraindikasi estrogen
• Estrogen tidak boleh diberikan pada:
- Riwayat Kanker - penyakit ginjal - penyakit hati
- tromboplebitis, -vasises berat
Syarat pemberian estrogen :
• Tensi normal tidak tinggi
• Pemeriksaan sitologi , papamear normal • Tidak ada varises di ekstremitas bawah • Uterus normal
• Tidak terlalu gemuk • Kelenjar tiroid normal
• kadar HB, kolesterol, Kalsium, Trigliserida,
fungsi hati (SGOT&SGPT) normal
• Bila ada Nyeri dada, Hipertensi, Diabetes perlu
dikonsultasikan ke Dr spesialis
Terapi hormon untuk Gangguan Haid
• Hipermenorea , Menorragia
• Bila ibu mengalami haid darah banayk,
dengan waktu lama lebih dari 7 hari maka diberikan terapi hormon