Manajemen dan Rekayasa Struktur C-99
PERENCANAAN KOMPOSISI DAUR ULANG CAMPURAN DINGIN
PADA PERKERASAN LAMA SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN
STRUKTUR LAPISAN PONDASI ATAS (STUDI KASUS JALAN PANTAI
UTARA)
RACHMAD BASUKI
1, CHOMAEDHI
2, M.A.WILDAN
3Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Email : rabas@ce.its.ac.id
Abstrak — J
alur jalan pantai utara pulau jawa (Pantura) merupakan jalur transportasi
strategis dan ekonomis dengan volume lalu lintas padat dan beban kendaraan tinggi.
Permukaan jalan yang ada merupakan lapisan beraspal yang cukup tebal hasil pelapisan
(overlay) beberapa kali dan lapis pondasi jalan yang ada diperkirakan sudah mengalami
penurunan kekuatan sehingga memerlukan peningkatan. Salah satu upaya untuk
memperbaiki jalan adalah dengan pengembangan teknologi recycling atau daur ulang.
Cement Treated Recycling Base (CTRB) dan Cold Mix Recycling by Foam Bitumen
(CMRFB) adalah teknologi stabilisasi pondasi jalan dengan system daur ulang campuran
dingin pada perkerasan jalan. Prinsip dari proses ini adalah memanfaatkan material jalan
yang ada yang sudah tidak memiliki nilai struktur untuk diolah dan ditambah bahan
additive sehingga dapat dipergunakan kembali dengan nilai struktur yang lebih tinggi.
Dalam penelitian ini dilakukan dua tahap proses yaitu proses Cement Treated Recycling
Base (CTRB) dan proses Cold Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB). Persyaratan
mutu benda uji Cement Treated Recycling Base (CTRB) adalah sesuai Spesifikasi Khusus
Divisi VI B CTR/08/01 dengan nilai minimal kuat tekan bebas / Unconfined Compressive
Strenght (UCS) 30 Kg/cm
2Kata kunci
—
Daur Ulang Campuran Dingin, Cement Treated Recycling Base (CTRB),
Cold Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB), Foam Bitumen
. Sedangkan persyaratan mutu benda uji Cold Mix Recycling by
Foam Bitumen (CMRFB) adalah sesuai Spesifikasi Khusus Daur Ulang Campuran
Beraspal Dingin Lapis Pondasi dengan Foam Bitumen (Cold Mix Recycling Base by Foam
Bitumen, CMRFB-Base) dengan nilai ITS minimal 300 kPa, nilai TSR minimal 80% dan
nilai UCS minimal 700 kPa.
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-100
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lapis perkerasan jalan adalah suatu pelapis pada permukaan tanah yang dipadatkan dan diberi perkeras tambahan yang lebih kuat untuk dapat menahan beban lalu-lintas di atasnya. Untuk menjaga fungsi perkerasan jalan lebih lama, maka lapis perkerasan tersebut dirancang sedemikian rupa agar tidak cepat rusak atau lepas. Hal ini dapat teratasi dengan penemuan aspal yang berfungsi sebagai pelekat antar batuan / agregat. Dengan kombinasi agregat dan proses pencampuran aspal yang optimal akan mengasilkan suatu lapis perkerasan jalan yang kuat dan memiliki waktu layak yang panjang.
Namun, pertimbangan ekonomi dan lingkungan telah mendorong manusia melakukan daur ulang untuk menciptakan suatu inovasi. Tak terkecuali pada teknologi perkerasan jalan raya. Salah satu inovasi yang dihasilkan adalah teknologi dalam proses pencampuran aspal menggunakan bahan daur ulang yang berasal dari pengupasan sisa perkerasan lama yang dikombinasikan dengan bahan yang baru. Permintaan daur ulang lapis perkerasan semakin meningkat yang disebabkan oleh mahalnya harga aspal yang seiring dengan kenaikan harga minyak dunia dan kelangkaan agregat yang memenuhi spesifikasi. Hingga saat ini pertimbangan ekonomi dan isu lingkungan yang semakin mendasari dilakukan daur ulang untuk menjaga kelestarian serta mengurangi limbah aspal dari penggarukan. Selain itu, perbaikan jalan dengan pelapisan ulang pada
perkerasan lama (overlay) akan menambah
elevasi jalan dan apabila dilakukan terus menerus akan membentuk ketebalan lapisan perkerasan yang tinggi dan akan berakibat terganggunya drainase, ketinggian bahu dan kerb jalan.
Jalur jalan pantai utara pulau jawa (Pantura) merupakan jalur transportasi strategis dan ekonomis dengan volume lalu lintas padat dan beban kendaraan tinggi. Permukaan jalan yang ada merupakan lapisan beraspal yang cukup tebal hasil pelapisan (overlay) beberapa kali dan lapis pondasi jalan yang ada diperkirakan sudah mengalami penurunan kekuatan sehingga memerlukan peningkatan.
Salah satu upaya memperbaiki kerusakan jalan adalah dengan pengembangan teknologi recycling terhadap perkerasan yang rusak menjadi pondasi dan stabilisasi tanah dasar dengan semen. Prinsip dari proses ini adalah memanfaatkan material jalan yang ada yang sudah tidak memiliki nilai struktur untuk diolah dan ditambah bahan additive sehingga dapat dipergunakan kembali dengan nilai struktur yang lebih tinggi.
Cement Treated Recycling Base (CTRB)
dan Cold Mix Recycling by Foam Bitumen
(CMRFB) adalah teknologi stabilisasi pondasi jalan dengan system daur ulang campuran dingin pada perkerasan jalan. Material yang didaur ulang dengan campuran dingin ini umumnya dimanfaatkan dari material yang sudah ada di perkerasan lama dan digunakan sebagai lapis pondasi atas/Cement treated Recycling Base (CTRB)
dan lapisan pondasi atas tambahan/ Cold
Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB).
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-101
dibongkar. Hal ini jelas menambah biaya, tenaga dan waktu sehingga dinilai kurang efisien. Dengan teknologi daur ulang campuran dingin hanya tanah dasarnya saja yang diperbaiki dan diperkeras.
Teknologi daur ulang campuran dingin juga akan mengurangi pemakaian material baru, perlindungan sumber daya alam, penghematan sumbere daya dan penghematan biaya konstruksi dan proses industri merupakan hal yang sangat penting dipertimbangkan. Jika menggunakan material baru (aspal concrete, lapisan base, material pilihan) akan membuat harga proyek jalan jauh lebih mahal dibandingkan teknologi daur ulang campuran dingin karena membuang material lama dan mencari menggunakan material baru dengan biaya besar.
Kuat tekan dan kuat tarik dicapai suatu bahan benda uji yang distabilisasikan dengan semen sebagaian besar ditentukan oleh jumlah dari semen yang ditambahkan, tipe bahan dan densitas bahan yang dicampur (wirtgen, 2004). Teknologi daur ulang campuran dingin dengan menggunakan material lama untuk perbaikan jalan tidaklah membutuhkan biaya besar karena hanya mengolah material yang lama. Keunggulan berikutnya yaitu disisi pertimbangan lingkungan dan bahan bakar. Untuk sisi pertimbangan lingkungan yang mana sedapat mungkin diminimalisasi penggalian material baru yang akan bermuara terhadap menurunnya aktivitas pengerusakan lingkungan. Dan untuk disisi pertimbangan bahan bakar yaitu dengan tidak membutuhkan material baru sehingga tidak mengeluarkan biaya pengangkutan (biaya bahan bakar).
Disisi lain diperlukan inovasi agar dapat menghemat penggunaan agregat dan aspal . Salah satu bentuk penghematan adalah Teknologi Daur Ulang Campuran Dingin dengan bahan tambah Semen dan pengikat
Foam Bitumen. Dengan menggunakan
teknologi Daur Ulang (Recycling) dapat
menghemat penggunaan agregat sebesar 45% dan Aspal Baru sebesar 60%. Selain itu juga meningkatkan nilai ekonomis bahan garukan, menghemat energi untuk transportasi material, mempertahankan
geometric dan elevasi jalan serta
melestarikan sumber alam. Alasan menggunakan teknologi Daur Ulang Campuran Dingin dari segi biaya kita dapat menghilangkan atau mengurangi angkutan material, menggunakan kembali material hasil garukan, menghemat upah tenaga kerja karena waktu pelaksanaan yang lebih singkat serta menghemat energi karena tidak memerlukan pemanasan material. Dari segi penghematan waktu dengan mesin Daur ulang yang modern dapat diproduksi rata-rata 8000m2/hari serta mengurangi resiko kecelakaan dan gangguan lalu-lintas, karena waktu pelaksanaan yang singkat.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu sebelumnya, mutu yang diperoleh untuk
Cement Treated Recycling Base (CTRB)
pada rehabilitasi jalan Boyolali – Kartosuro
dengan menggunakan RAP (Reclamed
Asphalt Pavement) telah memenuhi
persyaratan Unconfined Compressive
Strenght (UCS) dengan kadar semen 5% -
6%.
Dari permasalahan diatas, maka penulis ingin merencakan komposisi RAM
(Reclamed Agregat Material) dan RAP
(Reclamed Asphalt Pavement) sebagai daur
ulang campuran dingin dengan memilih
judul tugas akhir “Perencanaan Komposisi
Daur Ulang Campuran Dingin Pada Perkerasan Lama Sebagai Alternatif Peningkatan Struktur Lapisan Pondasi Atas (Studi Kasus Jalan Pantai Utara)”.
1.2 Perumusan Masalah
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-102
1.Berapakah kadar semen maksimum yang
digunakan dalam pekerjaan Cement
Treated Recycling Base (CTRB).
2.Berapakah penambahan fresh agregat
yang digunakan dalam pekerjaan Cement
Treated Recycling Base (CTRB) dan
pekerjaan Cold Mix Recycling by Foam
Bitumen (CMRFB).
3.Berapakah nilai kuat tekan benda uji
UCS/kuat tekan beton silinder pada
pekerjaan Cement Treated Recycling Base
(CTRB).
4.Berapakah penambahan Foam Bitumen
yang diperlukan dalam pekerjaan Cold
Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB).
5.Berapakah nilai kuat tekan benda uji UCS
dan ITS pada pekerjaan Cold Mix
Recycling by Foam Bitumen (CMRFB).
6.Bagaimanakah analisa biaya komposisi
bahan untuk pekerjaan Cold Mix
Recycling by Foam Bitumen (CMRFB)
dengan membandingkan terhadap analisa biaya overlay (hotmix) pada lapisan
AC-BC (Asphalt Concreate Base Coarse) dan
AC base/ATB (Asphalt Treated Base).
1.3 Batasan Masalah
Pada tugas akhir ini dilakukan pembatasan pembatasan masalah sebagai berikut :
1.Dalam tugas akhir ini hanya meliputi
komposisi campuran dingin yaitu
Cement Treated Recycling Base (CTRB)
dan Cold Mix Recycling by Foam
Bitumen (CMRFB).
2.Daur ulang campuran dingin ini adalah
sebagai lapisan Cement Treated
Recycling Base (CTRB) dan lapisan
Cold Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB).
3.Gradasi lapisan pondasi atas dengan
tambahan semen untuk pekerjaan
Cement Treated Recycling Base (CTRB)
sesuai dengan Pd-T-08-2005-B
4.Benda uji Cement Treated Recycling
Base (CTRB) untuk kuat tekan bebas /
Unconfined Compressive Strenght (UCS) dalam bentuk silinder diameter 7 cm dan tinggi 14 cm atau sebagai benda uji kuat tekan silinder beton dalam bentuk silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian dilakukan pada umur 7 hari.
5.Benda uji Cold Mix Recycling by Foam
Bitumen (CMRFB) dalam bentuk benda
uji berdiameter 15 cm cm (lalu lintas rencana > 5.000.000 ESA ) menggunakan alat kepadatan berat sesuai SNI 03-1743-1989. Pengujiannya dilakukan sesuai dengan Spesifikasi khusus CMRFB.
6.Material Reclaimed Agregat Pavement
(RAM) dan Reclaimed Aspal Pavement
(RAP) yang digunakan pada daur ulang campuran dingin diambil dari hasil pengerukan ruas jalan Batang - Pekalongan (Jalan Pantai Utara).
7.Pengujian benda uji CMRFB
menggunakan metode ITS (Indirect
Tensile Strenght) dan UCS (Unconfined
Compressive Strenght).
8.Aspal yang digunakan adalah aspal pen
60/70.
9.Air yang dipakai adalah air yang berada di Laboratorium Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V yaitu air PDAM Surabaya.
1.4 Tujuan
Tujuan dalam tugas akhir ini adalah :
1.Mengetahui kadar semen optimum yang
digunakan pada pekerjaan Cement
Treated Recycling Base (CTRB).
2.Mengetahui berapa persen fresh agregat
yang digunakan pada pekerjaan Cement
Treated Recycling Base (CTRB) dan
Cold Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB).
3.Mengetahui besarnya kuat tekan bebas
(UCS) atau kuat tekan beton silinder
pada benda uji Cement Treated
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-103
4.Mengetahui berapa persen Foam
Bitumen yang diperlukan dalam
pekerjaan Cold Mix Recycling by Foam
Bitumen (CMRFB).
5.Mengetahui besarnya nilai ITS (Indirect
Tensile Strenght) dan UCS (Unconfined
Compressive Strenght) pada benda uji
Cold Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB).
6.Mengetahui jumlah harga bahan
komposisi yang digunakan untuk pekerjaan Lapis Pondasi Daur Ulang Campuaran Dingin / Cold Mix Recycling
by Foam Bitumen (CMRFB) dengan
membandingkan terhadap analisa biaya
pada Lapis Pondasi ATB (Asphalt
Treated Base).
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1.Dapat mengetahui karakteristik dari daur
ulang campuran dingin Cement Treated
Recycling Base (CTRB) dan Cold Mix
Recycling by Foam Bitumen (CMRFB).
2.Dapat memberikan tambahan wacana dan
referensi dibidang pengembangan bahan perkerasan jalan.
BAB II
ISI UTAMA
2.1 Metodologi
Secara general diagram alir metodologi penelitian dapat dilihat pada gambar 1.
2.1.1 Studi Pustaka
Tahap ini adalah mencari referensi tentang pekerjaan daur ulang campuran dingin, baik
dalam pekerjaan uji Cement Treated
Recycling Base (CTRB) maupun pekerjaan
Cold Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB).
Gambar 1. Diagram Alir Metodologi penelitian Untuk mempermudah pembahasan dan agar tidak menyimpang terlalu jauh, maka diberikan suatu batasan studi dimana di dalamnya memuat hal-hal yang harus dikerjakan dan hal-hal yang tidak perlu dikerjakan dalam studi, serta asumsi-asumsi yang diambil untuk mempermudah penyelesaian studi ini.
2.1.2 Data dan Peraturan
Untuk memahami materi yang akan dibahas, maka dilakukan studi literatur mengenai: 1. Teori tentang daur ulang campuran dingin.
2. Spesifikasi Cement Treated Recycling
Base (CTRB).
3. Spesifikasi Cold Mix Recycling by Foam
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-104
4. SNI Pengujian bahan agregat dan aspal untuk campuran daur ulang campuran dingin.
5. Metode perencanaan daur ulang campuran
dingin, Cement Treated Recycling Base
(CTRB) dan Cold Mix Recycling by Foam
Bitumen (CMRFB).
2.1.3 Tes Pit
Pengambilan sample material menggunakan metode tes pit, yaitu dengan cara mengambil material existing lapangan dengan menggunakan alat bor galian dengan ukuran ± (5 x 5 x 50) cm3
2.1.4 Perencanaan Campuran
. Bahan existing
ini adalah RAM (Reclamed Aggregat
Material) dan RAP (Reclamed Asphalt
Pavement). Sedangkan untuk agregat
barunya diambil dari stockpile di AMP terdekat lokasi pengambilan tes pit.
1.Perencanaan campuran komposisi Cement
Treated Recycling Base (CTRB).
Pada tahap ini pertama-tama yang harus dilakukan sebelum perencanaan Job Mix Design adalah melakukan pengujian fisik bahan material. Pengujiannya antara lain :
A.RAM (Reclaimed Agregat Material)
- Pengujian analisa saringan.
B. Agregat Baru
- Pengujian analisa saringan
- Pengujian berat jenis agregat kasar
- Pengujian keausan agregat dengan
alat abrasi
C. Semen
- Pengujian analisa saringan
Setelah pengujian bahan material memenuhi spesifikasi, maka selanjutnya dilakukan proses tahap Job Mix Design dengan cara batas amplop gradasi spesifasi CTRB.
2.Perencanaan campuran komposisi Cold
Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB).
Proses perencanaan Job Mix Design (JMD) untuk pekerjaan CMRFB sama
halnya dengan JMD pekerjaan CTRB yaitu melakukan pengujian fisik bahan material. Pengujiannya antara lain :
A.RAP (Reclaimed Asphalt Pavement)
- Pengujian analisa saringan B.Agregat Baru
- Pengujian analisa saringan
- Pengujian keausan agregat dengan
alat abrasi
- Pengujian berat jenis agregat kasar
dan halus
- Pengujian angularitas kasar - Pengujian butir pipih dan lonjong
- Pengujian kadar rongga yang tidak
dipadatkan
- Pengujian kelekatan agregat terhadap aspal
C.Aspal
- Pengujian penetrasi - Pengujian titik lembek - Pengujian daktilitas - Pengujian titik bakar - Pengujian berat jenis
- Foam Bitumen
Setelah dilakukannya pengujian fisik bahan material campuran komposisi CMRFB, maka selanjutnya direncanakan Job Mix Design dengan cara batas amplop gradasi spesifasi CMRFB. Hasil dari pengujian fisik baahan material bisa dilihat di tabel (terlampir)
2.2 Pengujian Kepadatan Berat (Proctor Test)
Dalam uji kepadatan ini sesuai dengan SNI 03-1743-1989. Komposisi yang dipakai untuk dipakai uji kepadatan adalah hasil dari komposisi gabungan/Job Mix Design. Pengujian kepadatan ini untuk mencari berat isi kering tanah (ɣd lab) dan kadar air
optimum/Optimum Moisture Content
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-105 2.2.1 Hasil Proctor Test Benda Uji Cement
Treated Recycling Base (CTRB)
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Proctor Test Benda Uji Cement Treated Recycling Base (CTRB)
NO KOMPOSISI KADAR AIR Cold Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB)
Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Proctor Test Benda Uji Cold Mix Recycling by Foam Bitumen
(CMRFB)
2.3 Pengujian Benda Uji
1.Uji Unconfined Compressive Strenght
(UCS)
Pengujian UCS digunakan untuk menguji benda uji pada kadar air keseimbangan yang diasumsikan sebagai kadar air lapangan yang mewakili kondisi perkerasan. Ukuran benda uji Diameter 70 mm x tinggi 140 mm. Prosedur sesuai Pd T-08-2005-B.
2.Uji Indirect Tensile Strength (ITS)
Pengujian ITS dilaksanakan pada kondisi kebasahan yang berbeda meliputi kondisi kering, rendaman dan kadar air seimbang (equilibrium). Nilai ITS ditentukan pada beban maksi-mum yang diperlukan hingga benda uji runtuh. Prosedur sesuai dengan Spesifikasi Khusus Daur Ulang Campuran Beraspal Dingin Lapis Pondasi dengan
Foam Bitumen (Cold Mix Recycling Base
by Foam Bitumen, CMRFB-Base)
2.3.1 Hasil Pengujian Benda Uji Cement
Treated Recycling Base (CTRB)
Tabel 3 Hasil Kuat Tekan Bebas Benda Uji
Cement Treated Recycling Base (CTRB)
Umur 7 hari
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-106
Gambar 4 Grafik Hubungan Kadar Semen dengan Kadar Air Optimum
Gambar 5 Grafik Hubungan Kadar Semen dengan Berat Isi Kering Maksimum
Dari hasil tabel 3 dan gambar 3-5, maka didapatkan kadar semen yang optimal yaitu sebesar 3,6%.
2.3.2 Hasil Pengujian Benda Uji Cold Mix
Recycling by Foam Bitumen (CMRFB)
Tabel 4 Hasil Benda Uji CMRFB Komposisi 1
Kadar
Foam
Bitumen
Nilai Rata -
Rata
Nilai Rata -
Rata Nilai Rata -
Rata Nilai Rata -
Rata Nilai Rata -
Rata
ITS Dry ITS Soaked TSR
UCS Dry
UCS Soaked 1.50 547.77 417.38 76.20 827.70 627.45
2.00 537.81 425.42 79.10 810.65 641.39 2.50 566.55 465.44 82.15 851.73 705.84
3.00 543.64 432.37 79.53 819.60 652.27
Tabel 5 Hasil Benda Uji CMRFB Komposisi 2
Kadar
Foam Bitumen
Nilai Rata -
Rata
Nilai Rata -
Rata Nilai Rata -
Rata Nilai Rata -
Rata Nilai Rata -
Rata
ITS Dry ITS Soaked TSR
UCS Dry
UCS Soaked 1.50 534.71 416.16 77.83 801.40 627.45
2.00 536.14 419.83 78.30 810.83 636.64
2.50 543.88 422.92 77.76 820.57 641.51
3.00 608.74 505.77 83.09 916.39 764.82
Gambar 6 Grafik Hubungan Kadar Foam Bitumen dengan Nilai ITS Komposisi 1
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-107
Sesuai dengan syarat spesifikasi CMRFB, untuk benda uji CMRFB dengan diameter 15 cm adalah nilai ITS minimum 300 kPa. TSR minimum 80% dan UCS minimum 700 kPa, maka untuk komposisi 1 dari tabel 4 yang memenuhi persyaratan adalah benda uji dengan kadar foam bitumen 2,5%. Sedangkan untuk komposisi 2 dari tabel 2 yang memenuhi persyaratan adalah benda uji dengan kadar foam bitumen 3%. Dari hasil gambar 6 didapatkan untuk komposisi 1 kadar foam bitumen yang optimal adalah sebesar 2,55%, sedangkan untuk komposisi 2 dari gambar 7 belum didapatkan kadar foam bitumen yang optimal dikarenakan masih ada kenaikan nilai ITS pada kadar foam bitumen 3%. Dikarenakan tujuan dari penelitian ini adalah pemanfaatan bahan agar memperoleh nilai yang optimum dan biaya yang efisien, maka komposisi 1 yang dipakai.
2.4 Analisa Biaya
Pada bab ini akan dibahas mengenai
perhitungan harga satuan pekerjaan Lapis
Pondasi Asphalt Treated Base (ATB)
maupun Lapis Pondasi hasil daur ulang
campuran dingin / Cold Mix Recycling by
Foam Bitumen (CMRFB) termasuk asumsi
dan uraian singkat pelaksanaan yang dipakai, dilengkapi dengan daftar upah dan harga bahan terbaru yang diambil dari Standar Satuan Harga Dasar Konstruksi dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bina Marga Jawa Timur Tahun Anggaran 2012.
2.4.1 Daftar Upah Pekerja, Harga Bahan dan Harga Alat
Tabel 6 Daftar Upah Pekerja, Bahan dan Alat
7 Water Tanker
3000-4500 L Jam Rp 176,063.00
8 Cold Recycling
Machine Jam Rp 1,830,348.57 9 Motor Grader Jam Rp 372,023.00
10 Smooth Drum Vibrator
Roller Jam Rp 296,279.44
2.4.2 Analisa Biaya Pekerjaan Lapis Pondasi
Asphalt Treated Base (ATB)
Tabel 7 Analisa Harga Satuan Pekerja ATB
No Pekerja Satuan Vol Total
Volume Jumlah Harga (org.hari) (Rp)
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-108
Tabel 8 Analisa Harga Satuan Material ATB
No Material Satua n
Ton 100.00 767,389.0 0
Sub Total 78,780,083.2 0
Tabel 9 Analisa Harga Satuan Alat ATB
No Peralatan Satuan Jam Kerja
Harga
Satuan Jumlah Harga
(Jam) (Rp) (Rp)
Sub Total 3,511,731.00
Catatan :
Asumsi :
1. Menggunakan alat berat (45 M3
2. Dikirim ATB ke lokasi pekerjaan oleh pemasok AMP /hari)
3. Tebal padat ATB adalah 10 cm 4. Berat Volume ATB padat = 2,25 Ton/M3
Total = Sub Total Pekerja + Sub Total Material + Sub Total Alat
= Rp. 1.186.570,00 + Rp. 78.780.083,20 + Rp. 3.511.731,00
= Rp. 83.478.380
Volume Pekerjaan = 45 M
Jadi Harga Satuan Pekerjaan Penghamparan Lapis Pondasi Atas Aspal Beton adalah :
3
= Total analisa harga satuan ATB / Volume pekerjaan
= Rp. 83.478.380 / 45 m3 = Rp. 1.855.075 per m
2.4.3 Analisa Biaya Pekerjaan Lapis Pondasi hasil daur ulang campuran dingin / Cold Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB)
3
Tabel 10 Analisa Harga Satuan Pekerja CMRFB
No Pekerja Satuan Vol
Total
Volume Jumlah Harga
(org.hari) (Rp)
Sub Total 951,720.00
Tabel 11 Analisa Harga Satuan Material CMRFB
No Material Satuan
Total Harga
Satuan Jumlah Harga
Volume (Rp) (Rp)
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-109
Tabel 12 Analisa Harga Satuan Alat CMRFB
No Peralatan Satuan Jam Kerja
Harga
Satuan Jumlah Harga
(Jam) (Rp) (Rp)
Sub Total 15,429,902.05
Catatan :
Asumsi :
1. Menggunakan alat berat (45 M3
2. Material CMRFB dikirim langsung ke lokasi /hari)
3. Tebal padat CMRFB adalah 10 cm 4. Berat Volume CMRFB padat = 2,20 Ton/M3
Total = Sub Total Pekerja + Sub Total Material + Sub Total Alat
= Rp. 951.720,00 + Rp. 30.990.132,89 +
Rp. 15.429.902,05 = Rp. 47.371.750,00
Volume Pekerjaan = 45 M3
Jadi Harga Satuan Pekerjaan Lapis Pondasi Daur Ulang Campuran Dingin (CMRFB) adalah :
= Total analisa harga satuan CMRFB / Volume pekerjaan
= Rp. 47.371.750,00/ 45 m3 = Rp. 1.052.705 per m
Dari analisa biaya harga satuan pekerjaan diatas didapatkan penghematan biaya lapis pondasi daur ulang campuran
dingin / Cold Mix Recycling by Foam
Bitumen (CMRFB) jika dibandingkan
dengan lapis pondasi Asphalt Treated Base
(ATB) sebesar 43,25%.
3
2.5 Kesimpulan dan Saran 2.5.1 Kesimpulan
1.Nilai kuat tekan bebas yang optimum
didapatkan pada komposisi dengan kadar semen 4%, 5%, dan 6% dengan nilai kuat tekan bebas rata – rata 32 kg/cm2, 42 kg/cm2, dan 70 kg/cm2
2.Hasil gradasi gabungan RAM tes pit
Cement Treated Recycling Base (CTRB)
tidak ada penambahan fresh agregat dikarenakan RAM tersebut masih memenuhi batas amplop spesifikasi.
Sedangkan hasil gradasi RAP untuk Cold
Mix Recycling by Foam Bitumen (CMRFB) didapatkan komposisi yang optimal dengan penambahan agregat 10-15 sebesar 10-15% dan agregat 5-10 sebesar 15%.
. Berdasarkan Pd T-08-2005-B grafik hubungan antara kadar semen dengan kadar air optimum, berat isi kering maksimum dan kuat tekan bebas , maka dengan 5 variasi kadar semen didapatkan kadar semen optimum sebesar
3,6%.
3.Dari hasil kuat tekan bebas/Unconfined
Compressive Strength dengan beberapa
variasi kadar semen, didapatkan hasil yang cukup signifikan. Pada benda uji umur 7 hari dengan kadar semen 2% nilai kuat tekan bebas rata-ratanya sebesar 8,4
kg/cm2, kadar semen 3% meningkat
menjadi 28 kg/cm2, kadar semen 4% juga
meningkat menjadi 32 kg/cm2, kadar
semen 5% meningkat menjadi 42 kg/cm2,
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-110
kadar semen, maka nilai kuat tekan bebas semakin besar.
4.Hasil pembuatan benda uji Cold Mix
Recycling by Foam Bitumen (CMRFB)
didapatkan kadar foam bitumen yang
optimal dari komposisi yang pertama yaitu sebesar 2,55%.
5.Berdasarkan spesifikasi CMRFB maka
didapatkan nilai benda uji yang memenuhi persyaratan, pada komposisi yang pertama benda uji CMRFB yang memenuhi persyaratan adalah benda uji dengan kadar foam bitumen 2,5% dengan nilai rata-rata ITS Dry sebesar 566,55 kPa, nilai rata-rata ITS Soaked sebesar 465,44 kPa, nilai ra-rata TSR sebesar 82,15%, nilai ra-rata-ra-rata UCS Dry sebesar 851,73 kPa dan nilai rata-rata UCS Soaked sebesar 705,64 kPa. Sedangkan pada komposisi yang ke dua benda uji CMRFB yang memenuhi persyaratan adalah benda uji dengan kadar foam bitumen 3% dengan nilai rata-rata ITS Dry sebesar 608,74 kPa, nilai rata-rata ITS Soaked sebesar 505,77 kPa, nilai ra-rata TSR sebesar 83,09%, nilai ra-rata-ra-rata UCS Dry sebesar 916,39 kPa dan nilai rata-rata UCS Soaked sebesar 764,82 kPa.
6.Pemanfatan kembali material RAP ini
sebagai daur ulang campuran dingin ini sangat direkomendasikan. Karena dari segi biaya total biaya untuk pekerjaan lapis pondasi daur ulang campuran dingin
/ Cold Mix Recycling by Foam Bitumen
(CMRFB) adalah sebesar Rp. 1.052.705
per m3sedangkan total biaya untuk
pekerjaan lapis pondasi Asphalt Treated
Base (ATB) adalah sebesar Rp. 1.855.075 per m3.. Dari angka tersebut didapatkan penghematan biaya lapis pondasi daur
ulang campuran dingin / Cold Mix
Recycling by Foam Bitumen (CMRFB)
jika dibandingkan dengan lapis pondasi
Asphalt Treated Base (ATB) sebesar
43,25%.
2.5.2 Saran
1.Perlu adanya pemilihan agregat yang
bagus agar bisa memenuhi persyaratan gradasi spesifikasi khusus daur ulang campuran beraspal dingin lapis pondasi dengan foam bitumen (Cold Mix Recycling Base by Foam Bitumen, CMRFB-Base).
2.Diperlukan adanya pemilihan agregat
yang bagus agar bisa memenuhi batas amplop gradasi untuk spesifikasi CMRFB.
3.Perlu adanya penelitian lebih lanjut
tentang Cold Mix Recycling Base by Foam
Bitumen (CMRFB) dengan
membandingkan pada lokasi yang berbeda.
4.Efisiensi daur ulang akan lebih meningkat jika diperhitungkan juga keuntungan-keuntungan lain karena adanya pengurangan keusakan lingkungan dan pengurangan kerusakan jalan-jalan menuju quarry.
5.Perlu adanya penelitian lebih lanjut
tentang Cold Mix Recycling Base by Foam
Bitumen (CMRFB) yang tujuannya
sebagai Lapis Aspal Beton (Laston) atau Aspal Concrete (AC) untuk Base Course (AC-BC)
6.Disarankan untuk penggunaan daur ulang
campuran dingin ini dipakai pada pekerjaan peningkatan jalan dan untuk Asphalt Mixing Plant digunakan untuk pekerjaan jalan baru.
2.6 Daftar Pustaka
Anastasia H.Muda. 2009. Laporan Tugas Akhir : Tinjauan Kuat Tekan Bebas dan Drying Shrinkage Cement Treated Recycling Base (CTRB) Pada Rehabiliasi Jalan Boyolali – Kartosuro.
Manajemen dan Rekayasa Struktur C-111
Departemen Pekerjaan Umum. 2007.
Seksi 6.8 Spesifikasi
Khusus Daur Ulang Campuran Beraspal Dingin Lapis Pondasidengan Foam Bitumen (Cold Mix Recycling
Base by Foam Bitumen, CMRFB-Base).
Jakarta : Badan Pekerjaan Umum.