• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN INTELIJEN KEJAKSAAN NEGERI BANDAR LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN ALIRAN AGAMA TERLARANG AMANAT KEAGUNGAN ILAHI (Jurnal Skripsi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN INTELIJEN KEJAKSAAN NEGERI BANDAR LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN ALIRAN AGAMA TERLARANG AMANAT KEAGUNGAN ILAHI (Jurnal Skripsi)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN INTELIJEN KEJAKSAAN NEGERI BANDAR LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN ALIRAN AGAMA

TERLARANG AMANAT KEAGUNGAN ILAHI

(Jurnal Skripsi)

Oleh

Lucky Setia Widodo

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PERANAN INTELIJEN KEJAKSAAN NEGERI BANDAR LAMPUNG DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN ALIRAN AGAMA

TERLARANG AMANAT KEAGUNGAN ILAHI Oleh

Lucky Setia Widodo. Mahasiswa Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung. Email: luckysetiawan1@gmail.com. Maroni, Eko Raharjo. Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Soemantri Brojonegoro Nomor 1 Bandar Lampung 35145.

Indonesia adalah negara hukum yang senantiasa mengutamakan hukum sebagai landasan seluruh aktivitas negara dan masyarakat. Indonesia yang kita cintai ini menjadi negeri yang subur akan aliran-aliran “Sesat” yang selalu berlindung dan mencampur adukan nilai-nilai “falsafah Pancasila” dan Hak atas Asasi Manusia sehingga menganggu Ketertiban Umum Masyarakat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah Peran Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung dalam penanggulangan kejahatan terhadap Aliran Amanat Keagungan Ilahi yang telah dianggap Sesat (2) Apa sajakah faktor penghambat Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung berserta jajarannya untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya perkembangan Aliran tersebut di Bandar Lampung.

Penelitian dilakukan dengan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada, Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada yaitu dalam menanggulangi kejahatan aliran agama terlarang Amanat Keagungan Ilahi ini, Pihak Kejaksaan Negeri Bandar Lampung melakukan penanggulangan dengan yang bersifat Preventif (pencegahan) seperti memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya menumbuhkan kesadaran hukum, meningkatkan kewaspadaan dan memberikan penerangan serta sosialisasi kepada masyarakat. Faktor-faktor penghambat yang dihadapi oleh Intelijen Kejaksaan Bandar Lampung dalam penanggulangan kejahatan terhadap aliran agama terlarang ini adalah dari faktor kewenangannya itu sendiri yang dianggap tidak memiliki kewenangan penindakan, dan masyarakat yang minim kesadaran hukum yang seharusnya ia laporkan sehingga menyulitkan Kejaksaan dalam mengawasi, menindak dan membubarkan aliran-aliran agama dan kepercayaan masyarakat yang dinilai menyesatkan tersebut.

(3)

ABSTRACT

THE ROLE INTELLIGENCE OF THE DISTRICT ATTORNEY’S BANDAR LAMPUNG IN COUNTERMEASURES CRIME RELIGIOUS FORBIDDEN

DIVINE MANDATE OF GREATNESS

By

LUCKY SETIA WIDODO

Indonesia is a country of law who always put the law as the basis of all activities of the state and society. Indonesia this beloved land into fertile streams "Cult" who always take cover and stir to mix the values of "Pancasila" and on Human Rights so as to disturb public order Community. The problem in this study were (1) What is the Role of Intelligence State Attorney Bandar Lampung in penangulangan crimes against flow Mandate Divine Majesty which has been considered Heresy (2) What are the factors inhibiting Intelligence State Attorney Bandar Lampung along with his staff to take precautions against the emergence of developments The flow in Bandar Lampung.

The study was conducted with normative juridical approach and empirical jurisdiction to address the problems that exist, Based on the results of the study, the authors obtained the answers to existing problems, ie in tackling crime religious sects prohibited Mandate Divine Majesty's, Party District Attorney Bandar Lampung perform countermeasures that are preventive (prevention) as educate the public about the importance of growing legal awareness, increase vigilance and provide information and dissemination to the public. Inhibiting factors faced by the Intelligence Attorney Bandar Lampung in the prevention of crimes against religious sects prohibited is of a factor authority itself is considered to have no authority enforcement, and the community is minimal awareness of the law he should report it so difficult for the Prosecutor in supervising, cracking and dissolve the religious sects and the public trust is considered misleading.

(4)

I. Pendahuluan

Mencermati perkembangan dan isu aktual yang mempengaruhi serta berpotensi melahirkan ancaman terhadap penegakan hukum yang salah satunya menjadi bahasan, maka Intelijen Kejaksaan sebagai penyelenggaran intelijen penegakan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara, berkewajiban melakukan deteksi dini, mengidentifikasi, menganalisa dan menyajikan untuk perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan.

Bahwa saat ini telah diterbitkan Peraturan Jaksa Agung RI nomor: PER-019/A/JA/08/2015 tanggal 16 September 2015 tentang Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan Dalam Masyarakat, dan berdasarkan Peraturan Jaksa Agung RI tersebut telah diterbitkan Keputusan Jaksa Agung RI nomor: KEP-146/A/JA/09/2015 tanggal 25 September tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan Dalam Masyarakat Tingkat Pusat. Yang membedakan PERJA dan KEPJA Baru ini adalah masuknya Unsur Badan Intelijen Negara (BIN) dan unsur perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam kepengurusan Tim Koordinasi Pakem.

Atas dasar hal tersebut keluarlah surat perintah tugas dari Kejari Bandar Lampung dan Kejati Bandar Lampung tentang pelaksanaan penyelidikan oleh Intelijen Kejaksaan atas keberadaannya Aliran Amanat Keagungan Ilahi yang

sedang berkembang di daerah Kemiling dan Way Kandis Bandar Lampung yang dilaporkan sebagai aliran yang diduga kuat telah menyimpang salah satunya adalah aliran ini tidak mengutamakan ajaran yang wajib bagi agama islam, tetapi mereka juga tidak melarang bagi yang ingin melaksanakannya, contohnya terkait Sholat 5 Waktu dan Puasa Ramadhan, karena menurutnya tidak berguna melaksanakan Sholat 5 waktu dan Puasa Ramadhan dan pengikutnya bisa berasal dari berbagai macam agama. Sampai saat ini masih menjadi salah satu fokus utama penyelidikan lebih mendalam oleh tim Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung.

Permasalahan penelitian ini adalah: a. Bagaimanakah Peran Intelijen

Kejaksaan Negeri Bandar Lampung dalam penangulangan kejahatan terhadap Aliran Amanat Keagungan Ilahi yang telah dianggap Sesat? b. Apa sajakah faktor penghambat

Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung berserta jajarannya untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya perkembangan Aliran tersebut di Bandar Lampung?

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Bagaimana peran Intelijen Yustisial Kejaksaan Bandar Lampung menangani aliran kepercayaan masyarakat.

(5)

2

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Analisis data dilakukan secara kualitatif.

II. Pembahasan

A. Karakteristik Responden

Responden penelitian ini adalah para subjek hukum yang berkaitan dengan peranan Intelijen Kejaksaan dalam menanggulangi kejahatan aliran agama terlarang amanat keagungan ilahi di wilayah Bandar Lampung. Karakteristik responden penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Nama: Andrie W. Setiawan. S.H.,M.H. Jenis Kelamin: Laki-laki. Pangkat: Jaksa Muda.Jabatan: Kasi Intelijen.Alamat: Graha Madu Pesona II, Tanjung Senang Bandar Lampung.Unit Kerja:Kejaksaan Negeri Kota Bandar Lampung.

2.Nama: Dr. (C) Suryani M. Nur, S.Sos.,M.M.JenisKelamin:Laki-laki. Jabatan:Ketua Umum MUI Kota Bandar Lampung.Alamat:Jl.Letjen Alamsyah Ratu Prawiranegara, Gg Rahayu No.2 Bandar Lampung.

B. Pengawasan Penanggulangan Kejahatan Aliran Kepercayaan Menyimpang (Penodaan Agama).

1. Tingkah Laku Sosial, tingkah laku sosial dimulai dari perbuatan manusia secara perorangan, yang merupakan ekspresi, baik dari organisme biologisnya, maupun kepribadiannya. Tetapi pada waktu seseorang melakukan perbuat, orang tersebut sesungguhnya tidak lagi berdiri

sendiri, melainkan sudah memasuki suatu medan interaksi orang lain. Orang tersebut berhadapan dengan pembatasan pertama, karena harus memperhitungkan kehadiran orang lain. Sistem interaksi yang kemudian terjadi bukan sekedar aksi dan reaksi yang dilakukan di antara para pelakunya, yang oleh itu disebut sebagai respons-respon secara ad hoc terhadap rangsangan sesaat. Tingkah laku orang-orang dalam masyarakat sekarang terjadi di dalam wadah suatu sistem ekspektasi. Oleh karena tingkah laku orang-orang berlangsung dalam jaringan sistem ekpektasi, maka dapat dijumpai adanya suatu pola interaksi tertentu. Terjadinya sistem ekspektasi tersebut dimungkinkan oleh tampilnya pola budaya sebagai unsur dari struktur sistem perbuatan sebagaimana telah berlangsungnya sistem interkasi tersebut, sehingga tercapai suatu integrasi yang relatif stabil dalam hubungan di antara para anggota masyarakat.

(6)

3

lebih dalam bentuk tindakan yang nyata baik preventif, dan represif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Intelijen Andrie W. Setiawan Bahwa perlu dicermati adanya transformasi kelompok Amanat Keagungan Ilahi (AKI) menjadi Manusia Pancasila, karena disinyalir hal ini hanya untuk menghilangkan stigma negatif kelompok saja, sementara inti ajarannya yang menyimpang tidak berubah. disamping hal tersebut diatas dapat terjadi karena kurangnya moralitas baik sosial dan agama serta iman kesadaran mayarakat terhadap pengaruh munculnya aliran itu sendiri. Terjadinya kesesatan atau perbuatan melanggar hukum semacam ini terjadi diantaranya karena adanya budaya atau faham berbeda yang semula di anut bersifat secara perseorangan individu, artinya bahwa kejahatan yang terjadi karena adanya kelemahan-kelemahan dalam mekanisme peran pengawasan yang konsekuen. Pengawasan yang setengah-setengah dapat memberikan petunjuk mengenai adanya peluang-peluang tertentu untuk mendirikan aliran tersebut yang tanpa disadari telah melakukan pelanggaran penodaan serta penghinaan agama, karenanya Amanat Keagungan Ilahi (AKI) adalah kelompok yang terstruktur sebagaimana aliran kepercayaan maupun aliran keagamaan dan telah menjadi perhatian Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung1

1

Wawancara dengan Andrie W.Setiawan selaku Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung, Tanggal 27 September 2016.

2

Berdasarkan Hasil Penelitian Penulis yang juga turut serta bergabung dalam Sebuah Kegiatan Rapat Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Kota Bandar Lampung, Bapak Hentoro Cahyono, S.H., M.H Selaku Kajari Bandar Lampung menyampaikan Berkaitan dengan kewenangan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) di Kejaksaan, bukan hanya menangani perkara Pidana umum, Pidana khusus dan Perdata tetapi juga dalam hal ketertiban dan ketentraman umum salah satunya yaitu pengawasan terhadap aliran kepercayaan masyarakat dan keagamaan contohnya di wilayah Kota Bandar Lampung ada yang namanya AKI (Amanat Keagungan Ilahi) yang merupakan aliran sempalan karena aliran ini mencapur adukan agama islam dengan kepercayaannya sendiri, mengenai Munculnya Aliran Agama tersebut yang menyesatkan sangat perlu di waspadai. Selain itu kejaksaan merupakan ketua tim Pakem untuk mengawasi aliran-aliran kepercayaan yang menyimpang dan untuk menanggulangi aliran kepercayaan dan agama yang ada terhadap nantinya ada indikasi paham radikalisme dan terorisme.

Serta berdasarkan Laporan Informasi Khusus (Lapinsus)3 yang menerangkan Bahwa Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Bandar Lampung telah melakukan kegiatan pengumpulan bahan keterangan dan data dengan Komunitas Intelijen Daerah terkait dengan adanya aktifitas

2

Rapat KOMINDA Pada hari Selasa 6 September 2016 pukul 10.30 - 12.15 WIB di Begadang Resto Kota Bandar Lampung.

3

(7)

4

yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan mengatasnamakan Aliran “AMANAT KEAGUNGAN ILAHI” atau disingkat A.K.I. yang telah peneliti punyai, salah satu informan selaku mantan pengurus Amanat Keagungan Ilahi disebutkan awal mula ia mengenal AKI hingga masuk menjadi pengurus AKI tersebut di sebabkan hutang budi terhadap aliran tersebut karena telah berhasil menyembuhkan penyakit yang dideritanya yang pada saat itu beliau mengalami sakit keras.

Sementara itu berdasarkan hasil wawancara terhadap Bapak Dr. (C) Suryani M.Nur,S.Sos.,MM4 selaku Ketua MUI Kota Bandar Lampung beliau menjelaskan MUI pada dasarnya sangat mendukung apabila ada instansi lain / masyarakat yang peduli terhadap adanya kegiatan kelompok / organisasi yang menympang dari ajaran agama pada umumnya, sehingga dapat diambil langkah dan tindakan dengan segera terhadap aktivitas yang menyimpang tersebut.

MUI Kota Bandar Lampung pernah mendengar Kelompok Amanat Keagungan Ilahi (AKI), namun sewaktu itu bukan di wilayah Kota Bandar Lampung dan apabila terbukti bahwa ada ajaran / kelompok keagamaan melakukan kegiatan yang menyimpang dari ajaran agama Islam (yang termasuk ke dalam “10 kriteria aliran sesat” hasil Rakernas MUI di Jakarta pada tanggal 6 November 2007) MUI sangat setuju untuk diambil langkah penghentian terhadap aktivitas kelompok tersebut.

4

Wawancara dengan Bpk.Dr. (C) Suryani M.Nur,S.Sos.,MM selaku Ketua MUI Kota Bandar Lampung, Tanggal 24 Oktober 2016.

C.Faktor Penghambat Intelijen Yustisial

Kejaksaan dalam Menanggulangi

Kejahatan terhadap Aliran Kepercayaan/ Keagamaan.

Hambatan yang dialami oleh apartur intelijen yustisial kejaksaan dalam mendukung bidang lain, yaitu:

1. Peraturan PerUndang-Undangan (Faktor Hukum),Peraturan perUndang-Undangan yang mengatur kewenangan kejaksaan dalam pembubaran dan pelarangan aliran agama dan kepercayaan masyarakat yang sesat itu dianggap tidak relevan. Padahal payung hukumnya adalah Pertama, berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang Kejaksaan Nomor 16 Tahun 2004. Di situ diatur tugas dan wewenang dari unsur Kejaksaan. Isinya, terkait ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan ikut berwenang dalam masalah peningkatan kesadaran hukum masyarakat, pengamanan kebijakan penegakan hukum, pengawasan peredaran barang cetakan, pengawasan kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara, pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama, penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

2. Personil Intelijen (Faktor Penegak Hukum),Penegak hukum dalam hal ini Kejaksaan Bidang Intelijen Bandar Lampung yang masih kurang baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan masih sedikit personil yang belum mengikuti pendidikan intelijen.

(8)

5

berlangsung lancar tanpa adanya faktor sarana atau fasilitas yang memadai, minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Intelijen Kejaksaan Bandar Lampung menghambat proses pengawasan terhadap munculnya aliran agama dan kepercayaan masyarakat yang menyesatkan ini seperti kurangnya dana pengawasan dan transportasi yang memadai untuk melakukan pengawasan dan penindakan.

4. Faktor Masyarakat,Masyarakat individualistis yang mengetahui adanya faham aliran yang menyesatkan di lingkungan tersebut masih minim kepekaan. Dikarenakan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja penegak hukum.

D..Upaya Intelijen Kejaksaan Bandar

Lampung dalam Menanggulangi

Kejahatan Aliran Agama Terlarang Amanat Keagungan Ilahi dan Yang Serupa.

Berdasarkan hal tersebut, maka Intelijen Kejaksaan Bandar Lampung menindak lanjuti dalam penanggulangan kejahatan tersebut melalui upaya-upaya sarana Non Penal, dengan upaya preventif atau upaya pencegahan yaitu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu tindak pidana penghinaan dan penodaan agama khususnya dalam penanganan aliran amanat keagungan ilahi dalam penelitian ini. Penanggulangan preventif atas tindak pidana penodaan serta penghinaan agama meliputi sebagai berikut:

1. Penyuluhan Hukum,yaitu memberikan penyuluhan atau himbauan kepada

masyarakat akan pentingnya kesadaran hukum di dalam masyarakat. Penyuluhan yang di berikan oleh pihak bidang Intelijen Kejaksaan ditunjukan kepada masyarakat yang berada di daerah-daerah padat penduduk seperti di daerah Tanjung Karang, Way Kandis, Tanjung Senang, Sukarame dan Kemiling. Masyarakat yang diberikan penyuluhan lebih kepada masyarakat lingkungan yang memang biasanya bersosialisasi dengan setiap warga sekitar.

2. Pendekatan kepada Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama, Upaya penanggulangan kejahatan terhadap aliran agama dan kepercayaan masyarakat dengan melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat dan agama setempat agar terjalin suatu hubungan yang baik antara penegak hukum seperti Kejaksaan dan masyarakat, hal ini bertujuan agar apa yang telah disosialisasikan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik.

(9)

6

III. PENUTUP A.Simpulan

1. Dalam menanggulangi kejahatan terhadap aliran agama terlarang seperti Amanat Keagungan Ilahi dan sejenisnya tersebut, peran Kejaksaan bidang Intelijen Bandar Lampung melakukan penaggulangan yang bersifat preventif (Pencegahan) seperti memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya menumbuhkan kesadaran hukum, meningkatkan kewaspadaan dan memberikan penerangan serta sosialisasi kepada masyarakat.

2. Faktor-faktor penghambat yang dihadapi oleh Intelijen Kejaksaan Bandar Lampung dalam penanggulangan kejahatan terhadap aliran agama terlarang ini adalah dari faktor kewenangannya itu sendiri yang dianggap tidak memiliki kewenangan penindakan, dan masyarakat yang minim kesadaran hukum yang seharusnya ia laporkan sehingga menyulitkan Kejaksaan dalam mengawasi, menindak dan membubarkan aliran-aliran agama dan kepercayaan masyarakat yang dinilai menyesatkan tersebut.

B.Saran

1. Agar pihak Kejaksaan lebih diperhatikan dan diperkuatkan lagi dalam bentuk peraturan perUndang-Undangannya mulai dari faktor payung hukum yang dimiliki hingga penambahan dana untuk sarana dan prasana seperti transportasi dan anggaran pengawasan lapangan

dalam penanggulangan masalah kejahatan aliran agama terlarang yang diperani oleh Intelijen Yustisial Kejaksaan, disamping itu pihak Jaksa dalam bidang Intelijen itu sendiri harus mempunyai pendidikan intelijen dan mampu membaur serta mendapatkan data di lapangan, memberikan pengarahan dan pemahaman hukum serta peningkatan kewaspadaan masyarakat guna meminimalisir berkembangnya aliran-aliran baru yang menyesatkan tersebut.

2. Dalam menangkal paham radikalisme dibutuhkan kesadaran masyarakat harus lebih waspada terhadap terjadinya faham-faham aliran kepercayaan dan agama yang muncul di lingkungannya yang berakibat timbulnya penyimpangan ideologi sesat yang tidak sesuai dengan pancasila dan amanat Undang-Undang yang mengaturnya.

Daftar Pustaka A. Literatur

Sondang P. Siagian. 1989, Filsafat Administrasi. Cv Haji Masagung,Jakarta.

Sarwoto. 1991, Organisasi dan Manajemen,Ghalian Indonesia, Jakarta.

(10)

7

Kejaksaan RI. 2004, Restrukturisasi Organisasi Kejaksaan. Jakarta..

Soejono Soekanto.1983, Penegakan Hukum. BPHN. Jakarta.

Chistina Soerya. 2001, Kedudukan Kejaksaan Sebagai Penegak Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kejaksaan Agung RI. Jakarta.

O’Toole G. 1990, A Universal Principle of Intelligence. International Journal of Intelligence and Counterintelligence.

Haryatmooko. 2011, Hukum dan Moral dalam Masyarakat Majemuk. Kompas. Jakarta.

Susaningtyas Nefo. 2013, Komunikasi dalam Kinerja Intelijen Keamanan. PT. Gramedia. Jakarta.

Kejaksaan Agung. 2012, Pelayanan Penuntutan Umum Republik Indonesia. Modul Diklat PPPJ. Jakarta.

G Dwipayana. Nazarudin. 2003, Jejak Langkah Soeharto 28 Maret 1968 – 23 Maret 1973. PT. Citra Kharisma Bunda. Jakarta.

Uli Parulian. 2008, Kajiaan Hukum Terhadap Pengawasan Agama dan Kepercayaan di Indonesia. Indonesia Legal Resource Center. Jakarta.

Naskah Presiden Soeharto. 1974, Pembukaan Musyawarah Nasional II Aliran Kepercayaan. Purwoketo. K. Permadi. 1992, Pandangan Aliran

Kepercayaan Terhadap Islam. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dirktorat Jenderal Kebudayaan. Direktorat Pembinaan Penghayatan Keperyaaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Kejaksaan Agung RI. 1985, Pokok-pokok Pelaksaan Tugas Pakem. Jakarta.

IGM Nurdjana. 2009, Hukum dan Aliran Kepercayaan Menyimpang di Indonesia, Peran Polisi, Bakor PAKEM, dan Pola Penanggulangan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Nasution, Harun. 1985, Islam Ditinjau Dari Beberapa Aspeknya Jilid 3.UI. Jakarta.

Makbuloh, Deden. 2011, Pendidikan Agama Islam Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadan di Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Pudja, Gede. 2000, Weda Parikrama. Depag RI. Jakarta.

(11)

8

---. 1986. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia.Ghalia Indonesia. Jakarta.

Gamer, Bryan A. 2009, Black’s Law Dictionary 9 Edition. West Thomson. St. Paul.

Adji, Seno, Oemar. 1971, Perkembagan Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana Sekarang dan Dimasa yang Akan Datang. CV. Pancurah Tujuh. Jakarta.

Adji, Seno, Oemar. 1981, Hukum (Acara) Pidana dalam Propeksi.Erlangga. Jakarta. Abidin, Zainal. 2007, Daftar Iventaris

Masalah: Terhadap Beberapa Ketentuan dalam RUU KUHP. Elsam dan Aliansi Nasional Reformasi KUHP. Jakarta.

Prodjodikoro, Wirjono. 2003, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Refika Aditama. Bandung.

Mulders, Niels. 1983, Kebatinan dan Hidup Sehari-hari Orang Jawa. Gramedia. Jakarta.

Soekanto, Soerjono.2010, Pengantar Penelitian Hukum. UI Press. Jakarta.

---.2009, Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press. Jakarta.

---. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.Raja

Grafindo. Jakarta.

---. 2010. Pengantar Penelitian Hukum. UI Press. Jakarta.

Arief, Barda Nawawi. 1984. Teori-Teori dan Kebijakan Pidana. Alumni. Bandung.

---. 2014. Kebijakan Hukum Pidana. Kencana. Jakarta.

B. Undang–Undang

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004. Tentang Kejaksaan RI

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1961 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kejaksaan RI

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 Tentang Intelijen Negara

Undang-undang No 1 Pnps 1965

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

C. Website

Referensi

Dokumen terkait

Uji kekerasan penelitian ini dilakukan pengujian sebanyak lima titik yang diaplikasikan pada spesimen Raw material dan spesimen yang mengalami perlakuan panas. Lima

Kelompok Kerja (Pokja) Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Sabu Raijua akan melaksanakan Seleksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan penggunaan metode Yanbu’a terhadap kemampuan membaca Al- Qur’an pada mata pelajaran

Ibu Endang menuturkan bahwa tidak selalu solusi yang diberikan oleh kepala madrasah dapat menyelesaikan masalah, terkadang guru dan staf lebih tahu solusi apa yang harus

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat peningkatan relevansi nilai informasi akuntansi yang diproksikan dengan pengaruh relevansi nilai laba, nilai

Pengelolaan usaha pembibitan ternak sapi potong secara berkelompok menunjukkan bahwa 71,54% (48 ekor) induk pada fase menyusui pada tahap kedua, sedangkan sisanya 29,85% (20 ekor)