BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terkenal dengan kekayaan budaya
dan alamnya. Indonesia memiliki beraneka ragam suku dengan adat istiadat serta
budaya yang berbeda-beda yang menjadi ciri khas dari setiap daerah dimana budaya
tersebut berasal.
Setiap pulau di Indonesia didiami oleh suku yang berbeda. Setiap suku tersebut
mendiami satu daerah secara turun temurun, dan setiap daerah atau propinsi di
Indonesia memiliki suku aslinya masing-masing.
Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera
yang memiliki keunikan multi-etnis sejak dulu. Wilayah ini dulunya dibangun dan
dikuasai oleh tiga suku yang berbeda, yaitu Karo, Batak Nias dan Melayu. Propinsi
ini beribu kota di Medan, yaitu kota terbesar ketiga di Indonesia yang memiliki
kebudayaan yang majemuk dikarenakan telah adanya bermacam-macam suku yang
tinggal didalamnya.
Menurut sejarahnya, Guru Patimpus merupakan seorang tokoh dari suku Karo
yang membuka perkampungan pertama di tanah Deli yang kemudian menjadi cikal
bakal kota Medan sekarang ini.34
34
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_kota-Medan
Menurut Volker, pada tahun 1860, Medan masih
permukiman-permukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung
Malaya.35
Seiring dengan berjalannya waktu, Medan mulai didatangi dan dihuni oleh
berbagai suku dan bangsa. Medan saat ini menjadi kota dengan multi-etnis dan
tumbuh menjadi kota metropolitan. Masyarakatnya berlomba-lomba untuk
meningkatkan taraf hidup dan rumah tinggal menjadi tolak ukur keberhasilan.
Perjalanan kota Medan menjadi kota masa kini tidak dapat terlepas dari isu
globalisasi yang juga mempengaruhi mindset mayarakatnya, khususnya dalam
mencitrakan diri mereka pada rumah tinggal. Dengan sendirinya, mayoritas dari
masyarakat kota Medan berusaha untuk mengikuti style tertentu untuk diterapkan
dalam rumah tinggal mereka, seakan-akan ada hukum yang mengatakan jika tidak
mengikuti trend style tersebut, maka menandakan si pemilik rumah bukan orang yang
memiliki taraf hidup tinggi.
Mindset ini menyebabkan sering terjadinya perulangan style pada rumah
tinggal, bersifat global dan membaurkan identitas dari si pemilik rumah. Peran arsitek
dalam mengubah pola pikir masyarakat juga belum begitu kental terasa, dikarenakan
eksplorasi arsitektur lokal yang masih minim. Masyarakat memiliki pengetahuan
yang minim pula atas kekayaan arsitektur tradisional daerah mereka dan ada
anggapan bahwa arsitektur daerah merupakan arsitektur yang sudah ketinggalan
zaman dan tidak layak dipakai kembali.
35
1.2 Alasan Pemilihan Topik Permasalahan
Dilihat dari sejarahnya, Medan memiliki tiga suku yang berperan dalam
pengembangannya. Ketiga suku ini memasuki wilayah Sumatera Utara dengan cara
yang berbeda dan memiliki karakter yang berbeda pula.
Etnis Karo termasuk kedalam ras Proto Melayu bercampur dengan Negrito.
Eksistensi Karo diperkirakan mencuat sejak tahun 1250, karena waktu telah berdiri
kerajaan bernama kerjaan Haru (Aru) yang menurut sebagian orang dikuasai oleh
Karo. Kerajaan ini cukup kuat dan wilayahnya sangat luas, mulai dari Siak (Riau)
sampai ke sungai Wampu di Langkat, namun sekitar tahun 1539 kerajaan Haru kalah
dan hancur total akibat serangan tentara kerjaan Samudera Pasai dari Aceh
.
36Setelah
mengalahkan kerajaan Haru Deli tua, Tuanku Seri Paduka Gocah Pahlawan dari Aceh
mendirikan kesultanan Deli dan memindahkan ibukota dari Deli Tua ke Labuhan
Deli.37
Perkembangan kebudayaan erat kaitannya dengan sejarah kebangsaan.
Sedangkan perkembangan arsitektur terjalin erat dengan sejarah kebudayaan suatu
bangsa.
Hal tersebut menyebabkan rakyatnya pergi menyelamatkan diri dari wilayah
kerajaan Haru ke seluruh penjuru tempat yang dianggap aman. Mereka yang pergi
dan menempati tempat yang baru diluar Asahan kemudian disebut orang Karo yang
sebenarnya adalah rakyat sisa perang Haru.
38
36
Pinem, Netty Valentina, A Brief Description Of Karonese Surname History
Ketika penjajah datang dan berkuasa, terjadilah kemerosotoan kebudayaan
37
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Medan, (2011), Sejarah Kota Medan,
38
yang berlanjut hingga era kemerdekaan yaitu terciptanya ‘mental terjajah’ dan
kecenderungan mengikuti budaya bangsa asing yang berkuasa, yang menyebabkan
lunturnya kebanggaan akan jati diri bangsa yang punya identitas budaya.
Untuk menghormati salah satu suku yang ada di kota Medan, yaitu suku Karo
sebagai suku yang membuka perkampungan pertama di kota Medan, dan sebagai
usaha dalam eksplorasi salah satu arsitektur rumah tradisional suku lokal yang
berperan dalam sejarah kota Medan, penulis mencoba untuk memberikan alternatif
desain rumah tinggal yang didapat dari eksplorasi bentuk arsitektur rumah tradisional
Karo yang nantinya dituangkan dalam bentuk kontemporer dengan metode
interpretasi hermeneutika.
1.3 Perumusan Masalah
Kasus yang dibahas adalah upaya eksplorasi bentuk arsitektur tradisional yang
mulai kehilangan eksistensinya didalam kemodern-an arsitektur yang terjadi di kota
Medan, terutama pada arsitektur rumah tinggal. Salah satu ciri dari arsitektur modern
adalah mengedepankan fungsi dan bersifat universal, sementara masyarakat Timur
masih memiliki kebudayaan khas dan kepercayaan yang kuat sebagai identitas.
Namun, aspek identitas ini mulai dilupakan dengan adanya pola berpikir
masyarakat yang ingin mengikuti trend, dan belum ada banyak arsitek yang berusaha
Karo khususnya, kedalam desain rumah tinggal masa kini. Hal ini mengakibatkan
adanya kecenderungan pola style rumah tinggal yang berulang dan monoton.
Adapun lingkupan permasalahan yang akan dibahas, yaitu:
1. Filsafat apa saja yang diterapkan dalam adat Karo dan bagaimana filsafat
tersebut mempengaruhi perancangan bentuk rumah adat Karo.
2. Bagaimana metode interpretasi yang diterapkan dalam menemukan esensi
arsitektur Karo.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari pemilihan kasus, adalah:
1. Menemukan esensi dari budaya dan adat istiadat yang diterapkan dalam
perancangan rumah tradisional Karo.
2. Menerapkan esensi arsitektur tradisional Karo kedalam desain kontemporer
sebagai upaya menciptakan arsitektur rumah tinggal masa kini yang
memiliki identitas, bersifat lokalitas, dan memiliki makna.
1.5 Manfaat
Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diambil melalui pemilihan kasus ini,
adalah:
2. Produk penelitian akan bermanfaat terhadap perkembangan ilmu arsitektur
nusantara berbasis etnis.
1.6 Keluaran
Berdasarkan proses pembahasan masalah nantinya akan mengeluarkan
produk-produk sebagai berikut:
1. Kajian teoritis tentang bentuk rumah tradisional Karo dan aspek-aspek
pembentuk rumah tradisional Karo.
2. Proses interpretasi yang dilakukan untuk menemukan esensi dari bentuk
rumah tradisional Karo dengan menggunakan metode interpretasi
Hermeneutika.
3. Hasil interpretasi kemudian dirumuskan dalam bentuk konsep perancangan
yang diterapkan dalam perancangan rumah tinggal kontemporer.
1.7 Metodologi
Metode yang dipakai dalam riset desain ini adalah metode penelitian kualitatif.
Alasan dari pemilihan metode penelitian dengan metode penelitian kualitatif adalah
karena menekankan pada segi kualitas secara alamiah karena menyangkut pengertian
konsep nilai serta ciri yang melekat pada objek penelitian lainnya.39
39
Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat hal.5 Dr. Kaelan M.S (2005) Yogjakarta
Bogdan dan
Taylor (1975; dalam Metodologi Penelitian Kualitatif karya Lexy J. Moleong,
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pakar lain, Denzin dan Lincoln (Moleong,
2007) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan
latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada (wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen).
Moleong sendiri secara sederhana mengatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan
prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Sementara sebuah asumsi
mengatakan bahwa dalam paradigma kualitatif, semakin subyektif sebuah penelitian,
maka semakin obyektif penelitian tersebut (Engkus Kuswarno, Kuliah Riset
Komunikasi MKOM-UMB, 2007). Hal ini menunjukkan ukuran objektivitas
penelitian kualitatif ditentukan oleh tingkat subjektivitas peneliti. Peneliti merupakan
bagian dari instrumen penelitian.
1.
Menurut Nazir, 1985, sebelum sebuah penelitian dilaksanakan, peneliti perlu
menjawab sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok, yaitu:
2.
Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan
suatu penelitian.
3.
Alat-alat (instrumen apa yang akan digunakan dalam mengumpulkan data
serta teknik yang akan digunakan dalam menganalisis data).
1.7.1 Urutan kerja dan prosedur
1.
Urutan kerja terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
Pengumpulan data.
Data yang diperlukan untuk menyusun penelitian ini terdiri dari tiga yaitu
data teoritis, data fisik dan data wawancara. Berikut merupakan susunan
data yang dibutuhkan, disusun dalam bentuk Tabel 1.1.
Data Teoritis Data Fisik Data Wawancara
a.
1. Arsitektur Karo
b.
Data Historis Data Arsitektural
a.
2. Teori Hermeneutika
b.
2. Data studi banding proyek sejenis Sistem dan organisasi yang diterapkan
1. Data keterangan aplikasi budaya dan adat istiadat Karo saat ini yang masih berlaku di
dalam keluarga
responden
2. Data kebutuhan
responden yang akan diaplikasikan kedalam
perancangan rumah
tinggal.
Sumber: Penulis
1.7.2. Alat penelitian
Alat paling utama dalam meneliti dengan metode analisis Hermeneutika adalah
interpretasi dari si peneliti itu sendiri, dimana data yang terkumpul digodok dan
1.7.3 Proses penelitian
Setelah data terkumpul, hal selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisa data
untuk mendapatkan intisari yang digunakan dalam membentuk konsep awal.
Penganalisaan data dilakukan dengan dua tahapan berbeda. Data Teoritis dianalisa
dengan basis teori dari tema, yaitu teori dan metode Hermeneutika yang dikeluarkan
oleh para ahli, seperti tergambar pada Gambar 1.1.
Sementara data fisik dianalisa dengan basis arsitektural yang dilakukan untuk
mendapatkan potensi dan kekurangan seperti yang tergambar pada Gambar 1.2. Data
wawancara dibutuhkan untuk mendapatkan konsep elemen perancangan, karena
berisi tentang kebutuhan responden dalam menampung aktifitasnya didalam rumah,
seperti tergambar pada Gambar 1.3.
Data Teoritis Interpretasi Baru
Teori dan Metode Hermeneutika
ANALISA
1. Keluaran konsep awal.
Konsep awal didapatkan dengan mengkombinasikan interpretasi baru,
potensi dan kelemahan, serta elemen perencanaan untuk membuat konsep
perancangan dalam merancang rumah tinggal, seperti tergambar pada
Gambar 1.4.
Data Fisik Potensi &
Kelemahan
Teori Arsitektural
ANALISA
Gambar 1.2 Analisa Data Fisik Sumber: Penulis
Data Wawancara konsep elemen
perancangan
Kebutuhan responden dalam
perancangan
ANALISA
Kajian konsep awal berfungsi untuk melihat kekurangan dari konsep dan
melihat perbaikan dan penambahan apa saja yang harus dilakukan untuk
penyempurnaan konsep. Kajian ini dapat berlangsung berulang kali untuk
penyempurnaan menuju konsep akhir.
2. Keluaran konsep akhir dan desain.
Konsep akhir yang diterapkan dalam desain dapat dikeluarkan setelah
konsep dinilai cukup sempurna dan dipakai dalam mendesain proyek seperti
tergambar pada Gambar 1.5.
Gambar 1.4 Pembentukan Konsep Perancangan Sumber: Penulis
Konsep Perancangan
awal Data Teoritis
Konsep elemen perencanaan Interpretasi
baru
Potensi dan kelemahan
Data Fisik Data Wawancara
Teori & Metode
Teori Arsitektural
Kebutuhan & keterangan
Konsep
Gambar 1.5 Diagram Keseluruhan Proses Menghasilkan Konsep Perancangan Akhir
1.8 Sistematika Penulisan Tesis
Sistem penulisan tesis terdiri dari beberapa bab dan tahapan yang terdiri dari:
BAB 1 PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang, alasan pemilihan topik
permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi dan
sistematika penulisan tesis.
BAB 2 DESKRIPSI TEMA, menjelaskan pengertian dan elaborasi tema
hermeneutika dalam arsitektur untuk menyelesaikan perancangan rumah tinggal
disertai dengan contoh studi banding sesuai dengan tema tersebut.
BAB 3 PENERAPAN TEMA KE DALAM KASUS PROYEK, menjelaskan
kasus proyek, studi banding kasus proyek sejenis, relevansi tema terhadap kasus
proyek, eksplorasi penerapan tema ke dalam kasus proyek, serta rangkuman
hasil eksplorasi.
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN FISIK, berisi tentang konsep-konsep
perancangan proyek yang berkaitan dengan tema yang dipilih.
BAB 5 RUMUSAN KRITERIA PERANCANGAN FISIK, berisi tentang
rumusan-rumusan dan kriteria-kriteria dalam merancang fisik bangunan yang
dalam hal ini adalah sebuah hasil reinterpretasi konsep rumah adat Karo dalam
suatu perumahan.
BAB 6 PENERAPAN/PENGUJIAN KRITERIA PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN FISIK, berisi tentang rencana dan rancangan skematik
foto slide, dll. Selain itu, bab ini juga berisi model penerapan dan pengujian
berupa presentasi akhir, peta, gambar terukur, diagram, tabel, sketsa suasana,
maket studi, simulasi komputer, foto, slide, dll.
BAB 7 EVALUASI AKHIR DAN REKOMENDASI, berisi tentang evaluasi
akhir dan rekomendasi terhadap desain akhir.
DAFTAR PUSTAKA, memuat perbendaharaan pustaka yang benar-benar diacu
dalam tesis ini.
LAMPIRAN, berisi keterangan atau informasi yang diperlukan pada
pelaksanaan kegiatan, misalnya lembar kuesioner yang dipergunakan dalam
penelitian, dan sifatnya hanya melengkapi proposal.
Tesis merupakan jenis tesis perancangan, dimana penulis melakukan
sistematika tesis, namun hasil dari tesis tersebut diterapkan dalam perancangan suatu
kasus proyek sebagai uji analisa dan konsep yang telah dilakukan sebagai bahan
evaluasi. Dalam tesis desain ini, hasil analisa tersebut didapat berdasarkan proses
interpretasi dengan metode hermeneutika, sesuai dengan tema. Sistematika penulisan
LATAR BELAKANG KASUS
• Suku Karo sebagai salah satu suku asli kota Medan
• Rumah tinggal sebagai identitas penghuninya
• Arsitek sebagai eksplorator terhadap potensi lokalitas
PERMASALAHAN
• Eksplorasi arsitektur lokal yang masih minim
• Isu Glonalisasi menghilangkan makna / esensi lokalitas
pada bentuk rumah masa kini
MAKSUD DAN TUJUAN
• Menemukan esensi dari budaya dan adat istiadat yang diterapkan dalam perancangan rumah tradisional Karo
• Menerapkan esensi arsitektur tradisional Karo kedalam desain kontemporer sebagai upaya menciptakan arsitektur rumah tinggal masa kini yang memiliki identitas, bersifat lokalitas, dan memiliki makna.
STUDI BANDING DAN LITERATUR
• Studi arsitektur Karo
• Studi pengertian Tema
• Studi penerapan tema
PENGUMPULAN DATA
• Analisa data teoritis: menggunakan metode hermeneutika untuk menghasilkan interpretasi baru
• Analisa data fisik : menggunakan teori arsitektural untuk menemukan potensi dan kelemahan dari site
PENERAPAN KONSEP PADA DESAIN BANGUNAN
Mengacu kepada hasil analisa data teoritis dan hasil analisa data fisik hingga mendapatkan guidelines dalam mendesain, yang kemudian akan dikaji ulang hingga mengeluarkan konsep akhir desain.
TESIS DESAIN