• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identifikasi Komposisi Pigmen, Isolasi dan Aktivitas Antioksidan βKaroten pada Rumput Laut Merah Gracilaria gigas Hasil Budidaya T2 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Identifikasi Komposisi Pigmen, Isolasi dan Aktivitas Antioksidan βKaroten pada Rumput Laut Merah Gracilaria gigas Hasil Budidaya T2 Full text"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Identifikasi Komposisi Pigmen, Isolasi dan Aktivitas Antioksidan β-Karoten pada Rumput Laut Merah

Gracilaria gigas Hasil Budidaya

Tesis

Diajukan Kepada

Program Pascasarjana Magister Biologi Untuk Memperoleh Gelar Magister Biologi (M.Si)

Oleh :

Federika Kondororik NIM : 422012128

Program Studi Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat hikmat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Identifikasi Komposisi Pigmen, Isolasi dan Aktivitas Antioksidan β-Karoten pada Rumput Laut Merah Gracilaria gigas Hasil Budidaya, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Departemen Pendidikan Nasional atas dukungan dana studi melalui Program Beasiswa Unggulan tahun 2012. 2. Rektor Universitas Kristen Satya Wacana Prof. John A. Titaley, Th.D. atas kesempatan yang diberikan untuk studi lanjut di Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana.

3. Ir. Ferry F. Karwur, M.Sc., Ph.D selaku Ketua Program Studi Magister Biologi, yang telah memberikan perhatian serta motivasi selama masa studi di Magister Biologi.

4. Dr. Ir. Martanto Martosupono selaku pembimbing I Tesis yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan saran selama penulisan tesis ini. 5. Dr. rer. nat. AB Susanto., M.Sc selaku pembimbing II

Tesis yang telah memberikan saran dan pengarahan selama penyusunan tesis ini.

6. Segenap jajaran Dosen Magister Biologi yang telah memberikan ilmu selama penulis studi di MB UKSW dan Laboran CARC (Carotenoid and Antioxidant Research Center), kak Norson Totoda “Ocon”, atas pendampingan dan motivasi selama di laboratorium. 7. Keluarga besar Kondororik, Papa (Alm), Mama (Almh)

(7)

8. Kaka tercinta Jefri, J., E Kondororik dan keluarga, adek terkasih Anjeli N Kondororik, untuk motivasi dan dukungan yang tak terhingga bagi penulis

9. Ibu Anastasia Natalia Kurniasari S.Si selaku sekretariat di Program Studi Pasca Sarjana Magister Biologi, UKSW untuk segala bimbingan dan bantuannya bagi penulis.

10.Teman-teman seangkatan MB 2012 (Christina Manuputty, Rachel Fitria, James Ngginak, dll) yang memberikan makna persahabatan yang tulus dan saling mendukung, kaka angkatan dan teman-teman MB, Kak Herry Nawaly, Kak Yulindra Numbery, Kak Elsa Leuhery, kak Dany Latupeirissa,Widiyasri Lodu, Matheo Santo Ximenes, dll atas diskusi ilmiahnya. 11.Teman-teman sesama diperantaun kak Rian, kak

Ulhin, kak Anjel, Hanny, Vanessa, dll. terimakasih untuk nasihat,motivasi dan semangat yang diberikan. 12.Motivasi dan dukungan baik moril maupun materi dari

Seluruh teman-teman Magister Biologi, UKSW

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik konstruktif agar dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan penulisan karya ilmiah selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kemajuan penelitian Indonesia.

Salatiga, Januari 2017

(8)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Abstract ... iv

Abstrak ... v

Riset Paper 1 Identifikasi Komposisi pigmen, Isolasi dan Aktivitas Antioksidanβ-Karoten pada Rumput Laut Merah Gracilaria gigas Hasil Budidaya ... 1

Review 1 Potensi β-Karoten Sebagai Provitamnin A ... 2

Review 2 Peranan β-karoten dalam Sistem Imun untuk Mencegah Kanker ... 3

(9)

Abstrak

Tujuan penelitian untuk mengetahui kandungan pigmen alami dan uji antioksidan β-karoten pada sampel rumput laut Gracilaria gigas Harvey hasil budidaya pada pantai Jepara, Semarang, Jawa Tengah. Sampel rumput laut diekstrak dengan menggunakan aseton : methanol 7:3 (v/v). Untuk identifikasi jenis pigmen metode yang digunakan yaitu Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), sedangkan untuk uji antioksidan β-karoten menggunakan uji DPPH (2,2-Diphently-1-picrylhydrazyl radical) dan untuk melihat % penghambatan dengan menggunakan nilai IC50. Hasil KLT sampel menunjukan terdapat 8 spot warna pada plat silica gel yaitu : Karotenoid, Feofitin a, Klorofil a dan b, dan Santofil. Untuk analisis dengan menggunakan KCKT terdapat 11 puncak dan pigmen yang berhasil diidentifikasi antara lain : β,ε-karotenoid, Fukosantin, Seperti Klorofil a dan Klorofil a. Nilai IC50 untuk uji antioksidan β-karoten murni sampel Gracilaria gigas Harvey sebesar 54981,44 µg/ml, hal tersebut menunjukkan bahwa β-karoten pada sampel berpotensi untuk menghambat 50% radikal bebas.

(10)

Abstract

The purpose of this research is to find out the natural pigment content and conduct β-carotene antioxidant tests on carotene in cultivated Gracilaria gigas Harvey seaweed samples at Jepara Beach, Semarang, Central Java. The seaweed samples are extracted using acetone:methanol 7:3 (v/v). To identify the kinds of pigments, Thin Layer Chromatography (KLT) and High Performance Liquid Chromatography (KCKT) methods are used. Then for the β-carotene antioxidant tests, a DPPH (2.2-Diphently-1-picrylhydrazyl radical) test is used. To see the % of inhibition, an IC50 value is adapted. The KLT sample results reveal there are 8 color spots in a silica gel plate, including: carotenoids, feofitin a, chlorophyll a and b, and xanthophyll. For an analysis using KCKT, there are 11 pinnacles and pigments successfully identified, such as: β,ε-carotenoid, fukosantin, and chlorophyll a. The IC50 value for a pure β-carotene antioxidant test Gracilaria gigas Harvey sample is 54981.44 µg/ml. This conveys that β-carotene in the sample has the potential to inhibit 50% of free radicals.

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

Federika Kondororik1, Martanto Martosupono1, AB Susanto2 ¹Program Studi Magister Biologi, Universitas Universitas Kristen Satya

Jln. Diponegoro No.52-60, Salatiga, 50711

Tlp : + 62 298 321212, Fax : + 62 298 321443

²Magister Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Abstrak

β-karoten merupakan salah satu jenis karotenoid yang melimpah pada

buah dan sayuran dialam. β-karoten memiliki potensi sebagai antioksidan membuat beta-karoten dapat berperan sebagai agen

antikanker secara langsung, dan juga memiliki potensi membantu

meningkatkan sistem imun untuk membantu para pejuang kanker.

beta-karoten dapat bekerja sama dengan sistem imun sebagai faktor

kausatif untuk mencegah kanker. β-karoten dapat menjaga sistem

imun dari kerusakan yang disebabkan oleh ROS (Reactive Oxygen

Species) sehingga sistem imun dapat menjalankan tugasnya dengan

maksimal agar dapat mengenali sel-sel abnormal dalam tubuh yang

nantinya dapat menyebabkan penyakit, antara lain kanker.

Kata Kunci : Beta-karoten, Sistem Imun, Kanker, Antioksidan,

(41)

Abstract

β-carotene is one of carotenoids are abundant in fruits and vegetables

in nature. β-carotene has antioxidant potential of making beta-carotene may act as anticancer agents directly, and also has the

potential to help boost the immune system to help cancer fighters.

beta-carotene may cooperate with the immune system as a causative

factor for preventing cancer. β-carotene can keep the immune system from damage caused by ROS (Reactive Oxygen Species) so that the

immune system can carry out their duties with the maximum in order

to identify abnormal cells in the body which in turn can cause

diseases, including cancer

Keywords: Beta-carotene, Immune System, Cancer, Antioxidant,

Anticancer

Pendahuluan

Jumlah dan jenis karotenoid dialam memang tidak sedikit, ±

terdapat 700 jenis karotenoid yang sudah ditemukan dan diisolasi, 50

jenis diantanya memililiki potensi sebagai provitamin A, 40 jenis

ditemukan dalam diet (makanan) yang dikonsumsi oleh manusia dan

20 jenis dari 40 jenis ditemukan dalam darah dan jaringan manusia.

Sekitar 90 % dari karotenoid pada tubuh manusia adalah, β-karoten,

α-karoten, likopen dan kriptosantin. Jenis karotenoid yang menjadi

prekusor vitamin A pada manusia adalah: α-karoten, β-karoten, dan

(42)

Peto et al., menyatakan bahwa β-karoten mungkin dapat

menjadi agen antikanker utama yang terdapat dalam buah dan sayuran

[3], jika kita mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan β -karoten yang tinggi, maka akan berdampak pada rendahnya kasus

kanker, terutama kanker paru-paru. Hal ini mungkin berkaitan dengan

mekanisme kemoprevansi yang dapat menigkatkan respon sistem

imun [4]. Penyebab meningkatnya sistem respon sistem imun,

mungkin dikarenakan oleh status vitamin A dari provitamin A

karotenoid, atau kapasitas singlet oksigen dan antioksidan karotenoid

tersebut. Dimana vitamin A sendiri merupakan agen dalam

meningkatkan kerja sistem imun [5]. Namun yang nantinya dalam

penelitian skala populasi yang dilakukan oleh ATBC

(Alpha-Tocopherol, Beta-carotene Cancer Prevention) dan CARET

(Carotene and Retinol Efficacy Trial), menunjukkan hasil yang

berbeda, konsumsi β-karoten pada penderita kanker paru-paru yang

merupakan perokok mengalami peningkatan kasus kanker paru-paru

[6]

Sebagai prekusor vitamin A, β-karoten memiliki peranan penting dalam penglihatan, pertumbuhan, reproduksi dan imunitas,

selain itu juga memiliki kapasitas antioksidan yang baik. Karena

kapasitas antioksidan dari β-karoten dan karotenoid jenis lain

sehingga dapat bermanfaat sebagai agen kemopreventif. β-karoten

sangat penting dalam diet manusia, karena jika level β-karoten dalam jaringan rendah hal ini dapat menyebabkan beberapa jenis kanker

(43)

Studi epidemologi menunjukkan bahwa hubungan antara

mengkonsumsi makanan yang kaya akan karotenoid dapat

mengurangi beberapa jenis kanker. Βeta-karoten menjadi salah satu jenis karotenoid yang dapat mencegah kanker, dan hal ini didukung

dengan beberapa penelitian in vitro. Sistem imun memainkan peran

utama dalam pencegahan kanker, beta-karoten disarankan dapat

membantu meningkatkan fungsi kerja sel imun tubuh [9].

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam review ini akan dibahas

mengenai, β-karoten pada manusia, β-karoten dalam sistem imun, interaksi antara sistem imun dan kanker, dan penelitian tentang β

-karoten dan efeknya pada peningkatan sel-sel sistem imun.

Beta-karoten pada manusia

Beta-karoten dan karotenoid jenis lainnya yang terkandung

didalam makanan yang kita konsumsi merupakan karotenoid dalam

bentuk yang kompleks dengan protein dan kristal karotenoid oleh

sebab itu diperlukan proses pengolahan. Proses pengolahan bertujuan

untuk meningkatkan bioaviabilitas karotenoid sebagai satu bagian

proses pencernaan makanan yang menyediakan nutrisi tertentu yang

akan digunakan dalam fungsi fisiologis tubuh [10]. Proses pencernaan

dan penyerapan karotenoid yang terjadi didalam tubuh dimulai, sejak

makanan yang dikonsumsi (karotenoid), melalui proses pengunyahan,

selanjutnya proses pembentukan misel, kemudian hasil dari

pembentukan misel diangkut ke enterocyt, chlomicron, lalu diangkut

ke organ hati, kemudian dari organ hati akan didistribusikan ke

jaringan dan dikonversi sesuai fungsi, atau selanjtkan akan

(44)

Gambar 1 : skema pencernaan dan penyerapan karotenoid dalam tubuh [11,12]

β-karoten merupakan golongan tetraterpenoid yang tersusun

atas 40 atom karbon dengan rumus C40H56. β-karoten terdiri atas sebelas ikatan konjugasi dengan dua cincin β-ionin pada awal dan

akhir rantai konjugasi. Karena memiliki dua cincin β-ionin sehingga pada proses konversi menjadi vitamin A diperoleh dua molekul

vitamin A, hal ini menyebabkan β-karoten menjadi alternatif sumber

vitamin A yang lebih baik jika di bandingkan dengan, α-karoten dan kriptosantin yang hanya menghasilkan satu molekul vitamin A.

Spektrum maksimal β-karoten pada panjang gelombang 400-500 nm dengan puncak utama sekitar 450 nm [13]

(45)

Beta-karoten sendiri dikenal sebagai salah satu jenis karotenoid

yang dapat berperan sebagai provitamin A yang sangat potensial

selain α-karoten dan kriptosantin. Terdapat dua cara untuk membelah

satu molekul β-karoten menjadi retinol (vitamin A). Pembelahan central (pusat/simetris) dan pembelahan eccentric (asimetris) dapat

dilihat pada gambar 2:

Gambar 2 : Biosintesis satu molekul β-karoten menjadi menjadi

(1. Retinol), (2. Retinal), dan (3. Asam retinoid). Proses biosintesis

ini dilakukan oleh dua jenis enzim oksigenase yaitu β-karoten

(46)

Enzim oksigenase merupakan jenis enzim pengkatalisis yang

mengkatalisis β-karoten secara simetris dan asimetris. Enzim BCO1 akan memotong secara simentris pada ikatan rangkap 15.15’ pada

rantai poliena dengan menghasilkan dua molekul retinal. Sedangkan

enzim BCO2 akan memotong secara asimetris pada ikatan rangkap

9.10’ yang akan menghasilkan satu molekul β-10’-apokarotenal dan satu molekul β-ionin, yang nantinya β-10’-apokarotenal akan

disintesis lagi oleh enzim menjadi retinal [15]

Proses penyerapan β-karoten dan karotenoid lainnya pada sayuran 5-30 % jika dibandingkan dengan suplemen sintetik, hal ini

disebabkan karena matriks serat dan protein terlebih dahulu harus

dipecah dengan proses pengunyahan, asam lambung, asam pankreas

dan asam empedu [16]

Karotenoid yang sudah dikonsumsi kemudian akan masuk ke

dalam sistem peredaran darah dan akan didistribusikan ke seluruh

tubuh. Ada 6 jenis karotenoid yang umumnya dijumpai dalam darah

yaitu: α-karotenoid, β-karoten, likopen, lutein, zeasantin dan β -kriptosantin. Karotenoid ini memiliki fungsi yang berbeda-beda,

misalnya α, β-karoten dan β-kriptosantin dikonversi menjadi vitamin A, lutein dan zeaxantin akan didistribusikan ke retina sebagai pigmen

yang berperan untuk kesehatan mata. Selain itu juga karotenoid di

transfer ke bagian kulit dan berperan sebagai agen anti penuaan dini

(47)

Peranan β-karoten dalam Sistem Imun

Gambar 2 . Mekanisme Hubungan antara β-karoten, Sistem Imun, dan Mekanisme Pencegahan Kanker. β-karoten memainkan

peran sebagai pelindung bagi sistem imun, agar sistem

imun dapat mejalankan tugasnya dengan maksimal dalam

menjaga kestabilan imun tubuh untuk mencegah

penyakit, salah satu diantaranya adalah kanker.

Mekanisme β-karoten dalam mencegah kanker berhubungan dengan potensinya sebagai antioksidan, dimana antioksidan ini dapat

meredam kerusakan yang disebabkan oleh ROS (reactive oxygen

species) dan sebagai provitamin A yang dapat meningkatkan imunitas

tubuh. Jenis radikal bebas yang mengandung oksigen secara umum

dikenal dengan ROS (reactive oxygen species). ROS dapat

menyebabkan peroksidasi fosfolipid pada membran sel, kerusakan

DNA dan protein. Kerusakan ini dapat mengiduksi terjadinya

kerusakan sel dan jaringan pada tubuh [18]. Jika produksi ROS dalam

(48)

dalam signal sel, termasuk apoptosis, ekspresi gen, dan aktivasi signal

sel. Hal ini dapat dikatakan bahwa ROS dapat melayani sebagai

pembawa pesan baik intra maupun inter seluler. Tetapi jika produksi

ROS melebihi batas normal dapat membunuh atau menghentikan

respon sel imun dan dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti

kanker, penuaan dan inflamis [ 19, 20, 21]

Hubungan keseimbangan antara oksidan dan antioksidan

merupakan adalah penentu keseimbangan dari fungsi sistem imun,

termasuk menjaga integritas dan fungsi membran lipid, protein

seluler, asam nukleat, mengontrol signal transduksi dan ekspresi gen

dari sistem imun . jumlah maksimun dari antioksidan dibutuhkan

untuk mempertahankan respon imun [22]

Pada umunya sistem imun sangat sensitif terhadp stres

oksidatif, hal ini dikarenakan sistem imun sangat bergantung pada

sistem komunikasi sel. Ketergantungan khususnya melalui reseptor

membran terikat, untuk melakukan tugasnya secara efektif. Asam

lemak tak jenuh ganda merupakan penyusun utama membran sel, jika

terjadi peroksidasi akibat stres oksidatif dapat menyebabkan

hilangnya integritas membran dan dapat mengubah fluiditas

membran. Selain itu juga, terjadi penyimpangan pada sinyal

intraseluler dan fungsi sel. Antioksidan seperti β-karoten dapat mencegah kerusakan oksidatif membran sel sistem imun,

meningkatkan ekspresi molekul sel. Antioksidan dapat menjadi faktor

kausatif untuk menjadi asosiasi yang erat antara diet yang kaya akan

(49)

Interaksi antara Sistem Imun dan Kanker

Paul Ehlirch 1909 merupakan tokoh pertama yang

memperkenalkan istilah “immunosurveillance”. Dimana immunosurveillance ini menyatakan bahwa fungsi kekebalan

fisiologis tubuh adalah untuk mengenali dan menghancurkan sel-sel

tubuh yang mengalami perubahan/abnormal. Paul menyatakan

imunitas yang melawan kanker dimediasi oleh ‘celluler force’. Ide Paul, kemudian ditambahkan oleh Thomas Lewis dan Sir Macfarlone

Burnet yang mengusulkan bahwa imunologi dapat mengenali sel yang

mengalami perubahan merupakan hipotesa awal pada bagian yang

memperkenalkan sistem imun dalam pengawasan homeostatis, yang

menjaga tubuh dari sel-sel ganas tersebut [26]

Bukti-bukti telah tekumpul sejak pertengahan abad terakhir,

pada tingkat laboratorium baik pada hewan uji maupu pasien kanker,

bahwa sistem imun dapat mengenali dan menolak tumor [27]. Studi

tentang kanker dan interaksinya dengan sistem imun mengungkapkan

bahwa efektor sistem imun baik innate maupun adaptive termasuk

dalam mekanisme partisipan dalam mengontrol dan mengenali sel

tumor [28]

Sel efektor utama dari sistem imun yang secara langsung

menargetkan sel kanker adalah natural killer (NK), sel denditis (DC),

makrofag, leukosit polimorfonuklear (neutrofil, eusinofil dan

basofil), sel mast, sitotoksin T limfosit. Sel NK, DC, leukosit

polimorfonuklear, sel mast, dan makrofag merupakan efektor baris

(50)

(NKT) dan sel Tdapat memainkan peran baik sebagai sistem imun

innate (alamiah)dan adaptif, melalui interaksi yang sangat dekat sel

dari sistem imun adaptif, seperti CD4 dan CD8 limfosit T dengan efek

sitotoksik dan memori. Yang terpenting dari sistem imun innate

menghambat perkembangan sel kanker menjadi perhatian, yang

diikuti dengan interaksi langsung antara kanker dan sel efektor sistem

imun innate. [28]

Jika terdapat sel yang mengalami transformasi maka akan

dideteksi pertama oleh sel NK, sel NK akan menghancurkan dan

menyerap sel yang telah mengalami kehancuran oleh makropage dan

sel dendritis. Selanjutnya dengan dengan aktifnya makropage dan sel

dendritis maka akan mengaktifkan banyak sitokinin inflamantori dan

kehadiran turunan molekul sel tumor sel T dan B yang nantinya akan

menghasilkan sel T spesifik tumor dan antibodi. Untuk sistem imun

adaptive memainkan peran untuk mengeliminasi sel tumor dan

peranan utamanya adalah untuk mengigatkan sistem imun kepada

komponen spesifik dari tumor untuk mencegah sel tumor kembali lagi

(29)

Efektor dari imunitas adaptif, misalnya CD4+ dan CD8+ secara

khusus dapat menargetkan antigen tumor. Antigen sendiri merupakan

molekul terekspresi hanya pada sel tumor sedangkan pada sel normal

tidak terekspresi. Misalnya pada kanker serviks disebabkan oleh virus

papilloma, atau kanker hati disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus

protein dapat juga menjadi antigen tumor dan terget untuk antitumor

(51)

Penelitian tentang β-karoten dan efeknya pada sistem imun

Beberapa studi yang dilakukan untuk melihat efek β-karoten pada sistem imun dengan memastikan perubahan jumlah subpopulasi

limfosit dan aktivitas ekspresi sel penanda. Limfosit adalah sel darah

putih, pada sistem imun vertebrata. Studi ini menggunakan bermacam

konsentrasi β-karoten dengan dosis 15 mg/d sampai dengan 180 mg/d yang diberikan selama kurang lebih 14-365 hari. Dilaporkan bahwa

terjadi peningkatan terhadap jumlah limfosit sel T (CD4+), limfosit

sel T (CD8+) dan terjadi peningkatan persentase interleukin (IL) 2

yang merupakan penanda ekspresi dari limfosit sebagai reseptor

penerima dan transfer. Untuk orang dewasa meningkatnya

konsentrasi CD4+, mengindikasikan bahwa β-karoten dapat berperan dalam meningkatkan kerja sistem imun (Immunoenhancing) yang

nantinya akan sangat bermanfaat bagi treatmen pada pasien penderita

human Immunodeficiency virus (HIV). [32, 33, 34]

Studi lain juga menunjukkan bahwa suplemen β-karoten dapat meningkatkan presentasi natural killer (NK) atau sel pembunuh,

dimana natural killer ini sendiri merupakan supopulasi dari limfosit,

sel ini berfungsi untuk membunuh sel-sel tumor dan mengeliminasi

infeksi yang disebabkan oleh virus, terutama pada kelompok usia

lanjut [33, 35,36]. Berdasarkan penelitian ini β-karoten tidak hanya

meningkatkan populasi sel natural killer tetapi juga membantu

memperkuat daya tahan tubuh pasien kanker. Selain itu treatmen β

-karoten juga menunjukkan fungsi sebagai pelindung kulit dari

fotosensitif yang dapat memicu kanker kulit [37]. Penelitian yang

(52)

β-karoten dapat meningkatkan populasi sel NK dan mengurangi ukuran serta berat dari Hepatocelluler Carsinoma (HCC) kanker hati

pada tikus sebagai hewan uji [38]

Berdasarkan hasil penelitian ATBC dan CARET, [39] β

-karoten dapat memberikan efek perlindungan bagi sel-sel tumor dan

mengurangi potensi sebagai antioksidan jika dibandingkan dengan sel

normal. Pra penelitian secara in vitro, dilakukan oleh Riondel et al.,

dengan sel tumor dan beberapa jenis antioksidan termasuk β-karoten, hasil penelitian ini NK dapat memberikan efek lisis bagi sel tumor,

selain itu juga tambahan supplemention β-karoten dapat

meningkatkan produksi α necrosis factor tumor, sitokin

pra-inflamantory dan anti-karsinogenik. Ini juga menunjukkan

kemungkinan bahwa β-karoten juga meningkatkan produksi mediator IL-4 dan IL-6, karena peningkatan pengikatan CD4 + T lymfosit,

untuk molekul non-MHC kelas II, dan untuk kasus ini, yang akan

bertindak sebagai promotor untuk pra neoplastik/ kemunculan sel

abnormal dalam paru-paru perokok [40] Konsumsi β-karoten dalam

asupan lebih tinggi, mungkin acara kegiatan pro-oksidan. Terutama

dalam kondisi tingkat tinggi O2, seperti yang terjadi di paru-paru [41]

Kesimpulan

Setiap jenis karotenoid memiliki manfaat bagi kesehatan

manusia, β-karoten merupakan salah satu diantaranya. Memiliki potensi antioksidan, dapat menjadi prekusor vitamin A yang sangat

baik dan juga dapat meningkatkan sistem imun untuk mencegah

penyakit kanker dan juga membantu pasien dalam menguatkan

(resisten) tubuh pasien. Sistem kerja sel imun sangat bergantung dari

(53)

kerja sel imun dan juga meningkatkan sel-sel imun misalnya (CD4+,

CD8+ dan natural killer) yang nantinya dapat membantu tubuh

mengeliminasi sel-sel abnormal dalam tubuh yang dapat

menyebabkan kanker.

Ucapan Terimakasih

Terimakasih kepada Departemen Pendidikan Nasional yang telah

memberikan beasiswa melalui Program Beasiswa Ungulan kepada

Federika Kondororik, melalui Program Pascasarjana Magister

Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Jawa Tengah.

Daftar Pustaka

References

1. Carrillo-Lopez, A., Yahia, E. M., and Ramirez-Padilla, G. K.,

2010, Bioconversion of carotenoids in five fruits and vegetables

to vitamin A measured by retinol accumulation in rat livers.

American Journal of Agricult and Bio Sci., 5 (2): 215-221.

2. Irwandi, J., Noviendri, D., Hasrini, R., and Octavianti, F., 2011,

Carotenoids, Sources, Medicinal Properties and their application

in food and nutraceutical Industry. Journal of Medicinal Plants

Research., 7119-7131.

3. Peto, R., Doll, R., and Buckley, J. D., Sporn, M.B., 1981, Can

dietary β-carotene materially reduce humancancer rates? Nature., 290: 201–208.

4. Bendich, A., 1989, Carotenoids and immune response.Journal of

(54)

5. Bendich, A., 1991, Beta-carotene and the immune

response.Proceedings of the Nutr Soc., 263-274

6. The ATBC Study Group. 1994. The Effect of Vitamin E and Beta

Carotene On The Incidence of Lung Cancer and Other Cancers

in Male Smokers. The New England Journal of Medicine, 330:

1029-1035.

7. Paolini, M., Abdel-Rahman, S.Z., Sapone, A., Pedulli, G.F.,

Perocco, P., Cantelli-Forti, G., Legator, M.S, 2003,

Beta-carotene: A cancer chemopreventive agent or a co-carcinogen?.

Mutat Research., 543, 195–200.

8. Kesavan, K., Ratliff, J., Johnson, E.W., Dahlberg, W., Asara,

J.M., Misra, P., Frangioni, J.V., Jacoby, D.B., 2010, Annexin A2

is a molecular target for TM601, a peptide with tumor-targeting

and antiangiogenic effects. Journal Bio Chem., 285, 4366–4374

9. Hughes, D. A., 1999, Effects of carotenoids on human immune

function. The Proceedings of the Nutrition Society., 58 (3):

713-8.

10. Patrick, L., 2000. Beta-carotene: the controversy continues.

Alternative Medicine Review., 5 (6): 530-454.

11. Lee, M. C., Boileau, C. A., Boileau, M. W. T., Williams, W. A.,

Smanson, S. K., Heintz, A. K., Jhon, W., and Erdman, Jr., 1999,

Review of animal model in carotenoid research.Journal of Nutr.,

129: 2271-2277.

12. Tuririday, H., and Karwur, F., 2008, Metabolisme karotenoid

pada sel hewan: bioavailabilitas, absorbsi, dan biokonversi.

(55)

13. Gross, J., 1991, Pigments in vegetables.Chlorophylls and

Carotenoids. New York: Van Nostrand Reinhold.

14. Tang , G., and Russell, R., 2009, Carotenoids as a provitamin A.

G. Britton, J. Liaaen, & H. Pfander, Carotenoids .Germany:

Birkhauser Verlag Basel. pp. 127-140.

15. Wyss, A., 2004, Carotene oxygenases: a new family of double

bond cleavage enzymes. The Journal of Nutr., 134(1): 246 – 250.

16. Castenmiller, J., and West, C., 1998, Bioavailability and

bioconversion of carotenoids.Annual review of nutr., 18(1):19 -

38.

17. Khachik, F., Carvalho, L., Bernstein, P. S., Muir, G. J., Zhao, D.,

and Katz, N. B., 2002, Chemistry, distribution, and metabolism

of tomato carotenoids and their impact on human

health.Experiment Bio and Med., 227: 845-851.

18. Novo, E., and Parola, M., 2008, Redox mechanisms in hepatic

chronic wound healing and fibrogenesis. Fibrogenesis Tissue

Repair, 1(1): 5. doi: 10.1186/1755-1536-1-5.

19. Percival, M., 1998, Antioxidants. Clinic Nutr., 31:1-4.

20. Hancock, J. T., Desikan, R., and Neil S. J., 2001, The role of

reactive oxygen species in cell signaling pathways. Biochem and

Biomedic Aspects of Oxidative Modif., 29 (2): 345-350.

21. Held, P., 2010, An introduction to reactive oxygen species

measurement of ROS in cells. USA.

22. Simm, M. N., Wu, D., Santos, M. S., and Havek, M. G., 1995,

Antioxidants and immune response in aged persons: overview of

(56)

23. Gruner, S., Volk, H., Falck, P., and Von Baehr, R., 1986, The

influence of phagocytic stimuli on the expression of HLA-DR

antigens; role of reactive oxgyen intermediate. Euro Journal of

Immunology., 6: 212-215.

24. Block, G., Patterson, B., and Subar, A., 1992, Fruit, vegetables,

and cancer prevention: a review of the epidemiological evidence.

Nutr and Can., 19: 1–29.

25. Baker, K. R., and Meydani, M., 1994, Beta-carotene in immunity

and cancer. Journal of Opti Nutr. 39–50.

26. Dzivenu, O. K., and O’Donnell-Tormey, J., 2003. Cancer and the

immune system: the vital connection.Can Res Inst.

27. Finn, O.J., 2008, Cancer immunology. N. Engl. J. Med., 358 :

2704–2715.

28. Dranoff, G., 2004, Cytokines in cancer pathogenesis and cancer

therapy.Nat Rev Can, 4:11–22.

29. Finn, O. J., 2012. Immuno-oncology: understanding the function

and dysfunction of the immune system in cancer. Annals of

Oncology., viii6–viii9.

30. Chang, M, H., 2009, Cancer prevention by vaccination against

hepatitis B. recent results.Can Res., 181: 85-94.

31. Kenter G. G., Walters, M. J., and Valentijn A. R., 2009,

Vaccination against hepatitis HPV-16 oncoproteins for vulvar

intraepithalial neoplasia. The New England Journal of Med.,

361: 183-1847.

32. Alexander, M., Newmark, H., and Miller, R. G., 1985, Oral

beta-carotene can increase the number of OKT4+ cells in human

(57)

33. Watson, R. R., Prabhala, P. H., and Plezia, P. M., Alberts, D. S.,

1991, Effect of beta-carotene on lymphocyte subpopulations in

elderly humans: evidence for a dose response relationship.

American Journal of Clinc Nutr., 53:90-94.

34. Murata, T., Tamai, H., Morinobu, T., Manago, M., Takenaka,

H., Hayashi, K., and Mino, M., 1994, Effect of long-term

administration of betacarotene on lymphocyte subsets in

humans.American Journal of Clin Nutr., 60: 597–602

35. Santos, M. S., Leka, L. S., Ribaya-Mercado, J. D., Russell, R. M.,

Meydani, M., Hennekens, C. H., and Gaziano, J. M., Meydani,

S. N., 1997, Shortand long-term beta-carotene supplementation

do not influence T cell-mediated immunity in healthy elderly

persons. American Journal of Clinc Nutr., 66:917–924.

36. Santos, M. S., Meydani, S. N., Leka, L., Wu, D., Fotouhi, N.,

Meydani, M., Hennekens, C. H., and Gaziano, J. M., 1996,

Natural killer cell activity in elderly men is enhanced by

beta-carotene supplementation. American Journal of Clinc Nutr.,

64:772–777.

37. Mathews-Roth M. M., 1989, Beta-carotene: clinical aspects.

New Protective Roles for Selected Nutrients, New York: Alan R.

Liss Inc. pp. 17–38.

38. Bokang, C., Liu, S., and Xiaojun, L., 2012, Effect of β-carotene

on immunity function and tumour growth in hepatocellular

carcinoma rats.Molecules., 17:8595-8603.

39. Toyokuni, S., Okamoto, K., Yodoi, J., and Hiai, H., 1995,

(58)

40. Fernandes., G, 1997, Beta-carotene supplementation: Friend or foe?

Journal of Laboratory and Clinical Medicine., 129:285–287.

41. Palozza., P. 1998, Prooxidant actions of carotenoids in biological

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)

Gambar

Gambar 1 : Stuktur Kimia β-karoten
Gambar 2 : Biosintesis satu molekul β-karoten menjadi menjadi
Gambar 2 . Mekanisme Hubungan antara β-karoten, Sistem Imun, dan

Referensi

Dokumen terkait

Djarum Secondary (SKM) bagian Material Preparation Kudus, serta (4) untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan

Berdasarkan penelitian implementasi pendidikan ramah anak dengan menerapkan model pembelajaran snowball drilling yang peneliti laksanakan di kelas IV SD Muhammadiyah

Kini kebend&n rumah adal Kudus di vilavah (udus Kulon suds!. jarana daplt d&ercnukd Masuknta moderisasi bdsl nelsaLibalko perubahd ,r,g,ales konslruksi rum.n

Pancasila pada zaman orde baru, bukan berasal dari konsep dasar demokrasi pancasila, melainkan lebih kepada praktik atau pelaksanaannya yang mengingkari keberadaan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh metode discovery dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII MTs

Skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Permainan Kuis untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar dan Bangun Ruang

Instrumen dalam penelitian ini berbentuk essay yang berjumlah tujuh butir soal.Setelah dilakukan wawancara secara langsung dengan guru mata pelajaran Fisika kelas

[r]