• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENGAPDIAN MASYARAKAT DAN LITER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PENGAPDIAN MASYARAKAT DAN LITER"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROPOSAL LITERASI PARTAI POLITIK

Diajukan Untuk Mata Kuliah Psikologi Literasi dan Partisipasi Politik

Dosen Pengampu : Muhammad Johan N H, S.Psi., M.Si

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

(2)

2

KATA PENGANTAR الله الرحمن الرحيم مسب

Segala Puji syukur kita dengan mengucapkan Alhamdulillahi rabbil „alamin, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, telah memberikan rohmat serta anugerah kepada kami, antara lain yang berupa kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun laporan ini. Sholawat dan salam selalu kita ucapkan dan curahkan untuk junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW yang sudah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, sebuah petunjuk paling benar yakni syariah agama islam yang sempurna dan satu satunya karunia paling besar kepada seluruh alam semesta.

Para Penulis berterima kasih sebab mampu menyelesaikan laporan ini yang termasuk dari dari tugas Psikologi Literasi dan Partisipasi Politik dengan menjadikannya sebagai “Proposal Literasi Partai Politik” itu kami menyampaikan terima kasih yang banyak terhadap seluruh pihak yang sudah membantu selama berlangsungnya penyelesaian laporan ini sampai terselesaikan walaupun dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada dalam laporan ini, karena penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan ketika menyusun tidak bisa disusun tanpa dukungan dan bantuan pihak-pihak terkait. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih banyak.

Yogyakarta, 05 Januari 2018

(3)

3

GERAKAN REMAJA (GEMA) ANTI

MONEY POLITIC

” SEBAGAI

SOLUSI PERMASALAHAN POLITIK UANG PADA PEMILIH

PEMULA DI GUNUNG KIDUL

Oleh :

Dian Novita Sari, Lutfi Rosyad Al-fikri, Afnan „Alwan N.R

A. Isu dan Fokus

Pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia menjadi satu hal yang penting karena pemilu menjadi sarana di mana setiap warga negara dapat dengan bebas memilih para wakil nya yang akan menjalankan roda pemerintahan selama 5 tahun kedepan baik di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota, baik mereka yang akan duduk di lembaga eksekutif (Presiden/Wakil Presiden, Gubernur/ Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, danWalikota/Wakil Walikota) maupun mereka yang akan duduk di lembaga legislatif (DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota). (Alferd, 2017)

Indonesia adalah Negara hukum maka kedaulatan rakyat Indonesia di laksanakan dengan melalui sebuah lembaga / badan perwakilan yang dipilih melalui proses yang demokratis yakni pelaksanaan pemilihan umum dan diatur dalam suatu undang-undang. Undang–Undang Dasar tahun 1945 yang mana sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia yang telah mengalami 4 (empat) kali perubahan, menentukan bahwa pemilihan umum di selenggarakan untuk menyeleksi dan memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota (Alferd, 2017).

(4)

4

dan/atau kabupaten/Kota (Lukmajati, 2016). Berbicara mengenai Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia dewasa ini,setelah Reformasi pada tahun 1998, sesungguhnya merupakan kelanjutanpencarian format atau model sistem politik ideal Indonesia. Model atau format sistem politik ideal seperti apa yang sesungguhnya diharapkan.

Pertama adalah format atau model tersebut dapat menjamin adanya sistem politik yang demokratis, seperti dikatakan para ilmuwan politik di mana setiap orangatau kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk ikut serta dalam prosespolitik, mengambil bagian dalam merumuskan kebijakan publik, dan berperan sertadalam memilih pejabat-pejabat publik (baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif) (Purwoko, 2013).

Kedua adalah model atau format politik yang demokratis tersebut memiliki stabilitas jangka panjang. Stabilitas yang dibutuhkan di sini berdurasi lama untukmenjaga agar pencapaian-pencapaian di segala aspek dapat di pertahankan sertatidak setiap saat mengalami pasang surut jika terjadi perubahan-perubahan politik ,Purwoko

Ketiga, sistem yang demokratis dan stabil dalam jangka panjang itu idealnya membuat kehidupan ekonomi mengalami kemajuan atau perkembangan positif.Suatu hal yang rasanya justru kontradiktif. Pengalaman di berbagai Negara menunjukkan bahwa demokrasi tidak selalu compatib ledengan kemajuanekonomi(Purwoko, 2013).

Namun pada kenyataanya, sering sistem yang dijunjung sedemikian rupa untuk mewujudkan kedaulatan rakyat yang murni demokratis harus dihadapkan pada perilaku-perilaku politisi yang kurang bertanggung jawab. Dalam mendulang suara, calon DPR/DPRD sebagai wakil rakyat harus menempuh berbagai ragam cara yang tak jarang amoral dalam mempengaruhi per politik seperti korupsi, suap, money politic atau politik uang (Lukmajati, 2016).

Dalam dinamika politik di Indonesia pada tataran nasional dan daerah pasca pemberlakukan pemilihan langsung, fenomena politik uang dan hibah menyeruak hingga kemasyarakat bawah. Hibah dan money politic biasanya marak terjadi menjelang pelaksanaan. Pemilihan Umum anggota legislatif, PemilihanPresiden, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada),dan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) (Jamaa & Sudirman, 2016).

(5)

5

dananyaberasal dari uang negara yang didistribusikan sebagai bantuan (hibah) atas nama Golkar.Setelah era reformasi ternyata praktek money politic dilestarikan dalam sistem pemilihan langsung, baik dalam Pemilu maupun Pilkada (Jamaa & Sudirman, 2016).

Selanjutnya, kepincangan penegakan kedaulatan yang telah disebutkan sebelumnyapun diperparah dengan kondisi performa para masyarakat sebagaipemegang hak pilih dalam penentuan pemimpin bagi mereka. Terkait performansi pemilih, Affan Gafar memetakan tipologi pembentukan perferensi pemilih dalam pemilu salah satunya adalah munculnya fenomena pemilih ABS (Asal Bapak Senang), yakni pemilih yang tidak memiliki rasionalitas dan hanya menjadi pemilih follower yang mengikuti suara-suara mayoritas. Irational choice ini adalah para pemilih yang memiliki pengetahuan dasar atau bahkan yang tidak memiliki pengetahuan tentang teknis pemilihan, terjebak pada bentuk intimidasi, dan yang memilki daya tahan rendah terhadap serangan atau bujukan transaksional yang tidak sehat seperti politik uang (Sutisna, n.d.).

Sutisna mengatakan bahwa pemilih yang tidak memiliki rasionalitas secara umum tersebar pada segmen pemilih pemula. Yakni warga masyarakat yang terdaftar dan akan menggunakan hak pilih untuk pertama kalinya sebagai pemilih pada suatu pemilu. Secara demografis segmen pemilih pemula ini mayoritas terdiri dari para pelajar, mahasiswa dan/atau pemuda yang berusia antara 17-22 tahun pada saat suatu pemilu atau pilkada diselenggarakan.

(6)

6

preventif dalam permasalahan politik uang dengan diberlakukannya secara masif dan mencakup berbagai aspek individu.

B. Alasan Memilih Subjek Dampingan

Menurut Gubernur DIY Sri Sultan Hamang kebuwono ke 11 seperti yang terlansir di Republika,mengatakan ''Di Gunungkidul ada sekitar 11 perangkat desa yang melakukan pelanggaran tetapi sekarang sudah diproses klarifikasi,''kata Sultan.Kondisi ini tentu meng isyaratkan adanya perhatian lebih dari bawasalu, kesbangpol, kpu dan semua pihak yang terlibat dalam pemilu karena bagaiamana pun gunung kidul sebagai satu daerah bagian DIY memiliki jumlah penduduk yang relativ banyak dan juga mereka adalah pemilih aktif yang juga tentu nyamempengaruhi suara dalam pemilihan umum,jika praktik money politic masih berlangsung maka tidak akan terselenggaranya pemilu yang jujur dan adil tentu hal ini keluar jalur dari tujuan nya diadakan pemilu.

Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan wilayah yang terletak di bagian selatan. Jika ditinjau dari segi luas wilayahnya, Kabupaten Gunungkidul mempunyai luas wilayah sebesar 1.485,36 km2dan merupakan wilayah yang paling luas diantara 5 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dimana Kota Yogyakarta mempunyai luas wilayah sebesar 32,50 km2, kemudian Kabupaten Sleman memiliki luas wilayah sebesar574,82 km2, Kabupaten Bantul mempunyai luas wilayah sebesar 506,85 km2 serta Kabupaten Kulonprogo mempunyai luas wilayah sebesar 586,27 km2.Kabupaten Gunungkidul memiliki jumlah penduduk yaitu sebesar 684.740 jiwa berbeda jauh dengan Kabupaten Sleman dengan luas wilayah yang kecil, namun memiliki jumlah penduduk yang relatif besar yaitu sebesar 1.114.843 jiwa

(7)

7

mengfokuskan wilayah gunung kidul sebagai focus utama dalam penggalian data tentang money politc di Yogyakarta.

C. Kondisi Subjek Dampingan Saat Ini

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2008 prosentase penduduk miskin di Kabupaten Gunungkidul sebesar 23,37%. Data dari Askes berdasarkan kuota penduduk miskin untuk Kabupaten Gunungkidul menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 sebanyak 173.250 jiwa. Sedangkan berdasar data dari BPS tentang rumah tangga miskin di Gunungkidul pada tahun 2007 tercatat 95.722 rumah tangga miskin (RTM) atau 340.635 jiwa miskin. Data dari BPS tersebut telah dikuatkan dengan Keputusan Bupati dan sampai tahun 2011 masih digunakan sebagai pedoman kuota peserta Jamkesmas.

Dibandingkan dengan Kabupaten lain di DIY, Kabupaten Gunungkidul mempunyai prosentase penduduk miskin yang terbesar. Kemiskinan yang dimaksud disini adalah ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, baik kebutuhan pangan maupun non pangan.

Berkaitan dengan ekonomi dalam keluarga, hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) di Gunungkidul menunjukkan bahwa perilaku penggunaan anggaran rumah tangga yang dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi pangan sebesar 55.05% dan konsumsi bukan pangan sebesar 44.95%. Sedangkan dalam buku Gunungkidul dalam Angka yang terbaru yaitu tahun 2010, pengeluaran pangan 52.8% dan non pangan 47.2%. Hukum Engel menyatakan bahwa dengan meningkatnya tingkat pendapatan penduduk, maka porsi makanan akan semakin berkurang. Hasil tersebut menunjukkan masyarakat masih belum sejahtera, karena makin sejahtera masyarakat, konsumsi non pangan akan lebih tinggi dari konsumsi pangan.

(8)

8

Pemilihan (DP4) untuk Pilkada 2015 untuk kategori pemilih pemula dari 18 kecamatan di Gunung Kidul adalah sebesar 4753.

D. Kondisi DampinganYang Diharapkan

Setelah terlaksanakannya “Gema Anti Money Politic” pada masyarakat Gunungkidul diharapkan terjadi perubahan ketika berlangsungnya pemilu dan pilkada. Pemilih pemula diharapkan secara sadar menolak pemberian hibah oleh pasangan calon legislatif ataupun eksekutif karena mereka sudah paham bahwa sebenarnya money politic akan merugikan diri mereka sendiri walaupun pada praktik riilnya mereka mendapatkan keuntungan sebelumnya.

Diharapkan pemilih pemula akan lebih bisa memilih calon pemimpin yang ideal. Dengan adanya pemahaman baru tersebut masyarakat bisa merubah nasibnya yang sekarang dengan opsi memilih pemimpin yang tepat dengan harapan pemimpin tersebut bisa menjalankan tugasnya dengan jujur dan amanah.

E. Strategi Yang Digunakan

Solusi penanganan politik uang pada pemilih pemula di Kabupaten Gunung Kidul ini berupa suatu gerakan dengan nama “Gema Anti Politik Uang” yang dilakukan secara masif dan mencakup berbagai metode yaitu penggunaan media komunikasi baru (new media) sebagai wadah sosialiasi penolakan politik uang serta teknik-teknik yang menyentuh sisi psikologis individu yaitu sosiodrama dan bibliotherapy.

Pengertian dari sosialisasi adalah suatu proses dimana orang-orang mempelajari sistem nilai, norma dan pola perilaku yang diharapkan oleh kelompok suatu bentuk transformasi dari orang tersebut sebagai orang luar menjadi organisasi yang efektif (Widiastuti, Astuti, & Susilo, 2013). Sedangkan media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk memproduksi, mereproduksi, mendistribusi atau menyebarkan dan menyampaikan informasi. New media yang digunakan adalah instagram dimana dengan alasan masyarakat secara menyeluruh telah memiliki akun pada sosial media instagram (Rahmawati, 2016).

(9)

9

F. Pihak-pihak Yang Terlibat dan Bentuk Keterlibatannya

Pihak yang terlibat dalam “Gema Anti Politik Uang” pada remaja Kabupaten Gunung Kidul antara lain : 1) Semua remaja yang telah menyandang status sebagai pemilih pemula, 2) Perwakilan masyarakat di Kabupaten Gunung Kidul, 3) Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL), 4) Graphic Designer untuk program sosialisasi dengan penggunaan new media, 5) Fasilitator-fasilitator dalam proses penggunaan metode sosiodrama dan bibliotherapy, 6) Pemateri politik uang dari KESBANGPOL dalam penggunaan metode bibliotherapy 7) Motivator dari Internusa Cabang Yogyakarta.

Semua remaja terlibat aktif dalam Gerakan Remaja (GEMA) Anti Politik Uang dalam setiap sesinya. Perwakilan masyarakat di Kabupaten Gunung Kidul sebagai stockholder keberlanjutan gerakan ini dalam jangka panjang. Badan Kesbangpol sebagai penyelenggara serta pemateri tentang politik uang. Graphic designer sebagai penanggung jawab pada program sosialisasi dengan menggunakan new media sebagai pembuat materi serta pengendali konten yang disebarkan. Fasilitator sebagai penanggung jawab jalannya metode sosiodrama sekaligus sebagai fasilitator FGD dalam metode teknik bibliotherapy. Motivator sebagai penanggung jawab materi motivasi dimana masuk dalam deretan rangkaian metode bibliotherapy.

Daftar Pustaka

Alfred B. David Dodu. 2017. Penerapan regulasi politik kampanye hitam: studi kasus pada pilkada kabupaten banggai tahun 2015.Jurnal Wacana Politik - Vol. 2, No. 1, Maret 2017: 52 - 60 ,

Eliasa, E. I. (n.d.). Bibliotherapy as a method of meaningful treatment, 1–14. https://doi.org/10.1007/978-0-387-09745-9_2

Hasanudin, U. (2015, Desember 8). Politik Uang Gunungkidul "Bermain" di Pragmatisme &

Kemiskinan. Retrieved from HarianJogja.com:

http://www.harianjogja.com/baca/2015/12/08/pilkada-2015-politik-uang-gunungkidul-bermain-di-pragmatisme-kemiskinan-668457

(10)

10

Jamaa, L., & Sudirman, L. (2016). Hibah Dan Money Politic Dalam Pemilu Dan Pilkada (Pandangan Tokoh Agama di Kota Ambon Terhadap Hibah Dan Money Politic) Perspektif Sosiologi Dan Politik Hukum. Jurnal Fikratuna Volume 8 Nomor 2, 35-53. LukmajatiD. 2016. Praktek politik uang dalam pemilu legislatif 2014 (Studi Kasus di

Kabupaten Blora). POLITIKA, Vol. 7, No.1, April 2016 ,

nf. (n.d.). Gambaran Kabupaten Gunungkidul. Retrieved from Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul: http://dinkes.gunungkidulkab.go.id/about/

Purwoko. (2013). Sistem Politik Dan Pemerintahan Indoenesia Setelah Reformasi. Portal Garuda.

Rahmawati, D. (2016). Pemilihan dan Pemanfaatan Instagram Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Online. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sutisna, A. (n.d.). Peningkatan Literasi Politik Pemilih Pemula Melalui Pendekatan

Pembelajaran Kontekstual, 1–14. Retrieved from

http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/psnp/article/view/257-270

Widiastuti, D., Astuti, E. S., & Susilo, H. (2013). Pengaruh sosialisasi, motivasi, dan pemahaman wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak (Studi pada pengusaha kena pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara), 1–9. Retrieved from http://perpajakan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/perpajakan/article/view/48

Website

https://gunungkidulkab.bps.go.id/

http://www.republika.co.id/berita/pemilu/berita-pemilu/14/04/02/n3ecvd-lima-kasus-money-politic-terungkap-di-yogyakarta

(11)

11

PENDIDIKAN POLITIK PADA ANGKATAN MUDA PARTAI GOLKAR

(AMPG) D.I. YOGYAKARTA

Oleh :

Pertiwi C. Dewi , Alfiana Rizqiani T, Muhammad Ansari

A. Isu dan Fokus

Partai politik merupakan sarana atau wadah bagi masyarakat untuk berkumpul, menyalurkan aspirasi, danpendapat politik yang memungkinkanuntuk membangun negara. Saat inisistem politik Indonesia telahmenempatkan partai politik sebagaisalah satu pilar penyangga demokrasi.Kehadiran partai politik dalam negarademokrasi tidak dapat dilepaskan dariperan dan fungsinya, tidak hanyakepada konstituen yang dikelola tetapijuga kepada bangsa dan negara. Baikburuknya sebuah partai politik akanberdampak pada baik buruknya sebuahbangsa. Hal ini karena jabatan-jabatandalam sebuah negara nantinya akandiisi oleh orang-orang dari partai politikyang ada melalui pemilu.

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang partai politik yang menyebutkan salah satu fungsi partai politik adalah sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sebagai warga negara yang baik. Partai politik diharapkan dapat memberikan pendidikan politik bagi masyarakat, yang nantinya akan menambah wawasan dan pengetahuan serta pola pikir masyarakat dalam hal politik. Selain itu pendidikan politik bagi para anggota dan kader juga tidak kalah penting, hal ini menjadi sorotan utama karena yang nantinya akan memberikan pendidikan politik bagi masyarakat adalah anggota dan kader partai tersebut. (Dihlis dan Agus, 2015)

(12)

12

Ruslan (Dihlis dan Agus, 2015)mendefinisikan pendidikan politik sebagai upaya-upaya yang dicurahkan oleh lembaga-lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang berusaha membentuk dan menumbuhkan kepribadian politik yang sejalan dengan kultur politik orang-orang yang bergerak di lembaga-lembaga tersebut pada setiap warga negara, membentuk dan menumbuhkan kesadaran politik dengan segala tingkatannya, yang warga negara menjadi sadar dan mampu memperoleh sendiri kesadarannya, membentuk dan menumbuhkan kemampuan partisipasi politik yang ia mampu dan senang berpartisipasi politik secara aktif, dalam ikut memecahkan persoalan-persoalan umum masyarakatnya dengan segala bentuk partisipasi yang memungkinkan, dan yang mengantarkan kepada perubahan menuju yang lebih baik.

Adapun tujuan pendidikan politik (Kartini Kartono, 1996) yaitu: 1. Membuat rakyat (individu, kelompok, klien, anak didik, warga

masyarakat, rakyat, dan seterusnya):

a. Mampu memahami situasi sosial politik penuh konflik.

b. Berani bersikap tegas memberikan kritik membangun terhadap kondisi masyarakat yang tidak mantap.

c. Aktivitasnya diarahkan pada proses demokratisasi individu atau perorangan dan demokratisasi semua lembaga kemasyarakatan serta lembaga negara. d. Sanggup memperjuangkan kepentingan dan ideologi tertentu, khususnya yang

berkolerasi dengan keamanan dan kesejahteraan hidup bersama. 2. Memperhatikan & mengupayakan:

a. Peranan isani dari setiap individu sebagai negara(melaksanakan realisasi diri/aktualisasi diri dari dimensi sosialnya)

b. Mengembangkan semua bakat dan kemampuannya (aspek kognitif, wawasan, kritis, sikap positif, keterampilan politik)

c. Agar orang bisa aktif berpartisipasi dalam proses politik, demi pembangunan diri, masyarakat dan bangsa negara.

Pendidikan politik yang diberikan adalah berupa materi tentang leadership, ideologi partai dan media sosial. Di dalam materi yang diberikan berupa kajian khusus tentang psikologi, mengingat dalam materi ini disusun oleh mahasiswa psikologi sehingga penting untuk ditambahkannya kajian tentang psikologi itu tersendiri.

(13)

13

psikologi diasumsikan mampu memberikan dampak terhadap pengetahuan politik seseorang yang disadari dari dalam dirinya dulu sebelum memahami lingkungan atau sosialnya. Dengan demikian psikologis dari pemuda yang ada di partai lebih kuat dan faham terkait dengan perpolitikan.

B. Alasan Memilih Subjek Dampingan

Dalam kehidupan politik mempunyai tujuan yang penting yaitu melalui kegiatan pendidikan politik bertujuan agar masyarakat mengenal fungsi dari sebuah partai dan tujuannya. Dengan adanya pendidikan politik melalui kegiatan peran partai bertujuan agar masyarakat mengerti mengenai system politik. Dikaitkan partai politik dengan pendidikan politik bisa diartikan sebagai usaha sadar dan tersitematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada massanya agar mereka sadar akan perandan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Salah satunya dalam kegiatan peserta pemilu menyakinkan para pemilih untuk menawarkan apa saja visi misi dan progam yang akan dijalankan dalam politik. Pada prakteknya dalam kampanye terbuka hanya bermodalkan memberikan hiburan yang menyebabkan kurang terdidik warga Negara dalam hal politik untuk menumbuhkan atau meningkatkan partisipasi politik dari warga Negara itu pelaksanan pendidikan politik harus dilakukan dengan baik dan benar.

Pengertian partai politik ini tercantum dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 2 tahun 2008, tentang Partai Politik, yang menyebutkan bahwa Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(14)

14

mendominasi di masa pemerintahan Soeharto (1966-1998). Sementara itu PKB dipilih juga karena merupakan partai yang berafiliasi pada agama (Islam) dan memiliki basis akar rumput yang kuat di wilayah pesantren tradisional terutama di Jawa timur. Diantara beberapa partai islam yang ada di Indonesia, PKB merupakan partai islam yang mengalami kenaikan jumlah suara yang cukup signifikan disbanding dengan partai islam lain, yang cendrung stagnan atau tidak naik secara signifikan.

Kajian ini juga melihat dinamika partai politik di tingkat daerah dengan memasukkan parpol di wilayah provinsi (Dewan Pengurus Daerah), yakni Daerah Istimewa Yogyakarta (DI Yogyakarta). DI Yogyakarta dipilih berdasarkan karakternya yang tercatat dalam Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) yang merupakan adalah daerah kedua setelah Jakarta yang memiliki skor IDI tertinggi (skor 83.19). Selama tiga tahun terakhir, DI Yogyakarta menunjukkan konsistensinya dalam tiga aspek demokrasi yang masuk di dalam dikator IDI, yakni kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga demokrasi.

Dari beberapa partai di atas, adapun partai yang kami jadikan subjek adalah Partai Golongan Karya (GOLKAR).Partai GOLKAR yang didirikan pada tanggal 20 oktober 1964 sebuah partai politik yang pada masa pemerintahan soekarno yang menandai pengaruh partai komunis indonesia dalam kehidupan partai politik terus berkembang merubah wujud menjadi golongan karya (GOLKAR) yang menjadi salah satu sebuah organisasi perserta pemilu. Partai golongan karya (GOLKAR) mempunyai visi berjuang terwujudnya Indonesia baru yang maju, modern, bersatu, damai, adil dan makmur dan dengan masyarakat yang beriman dan taqwa. Misi partai golongan karya (GOLKAR) sebagai berikut(Anggaran Dasar Partai Golkar) :

1. Mempertegas komitmen untuk menyerap, memadukan, mengartikulasikan dan memperjuangkan aspirasi serta kepentingan rakyat sehingga menjadi kebijakan politik yang bersifat publik.

2. Melakukan rekruitmen kader-kader yang berkualisi melalui sistem prestasi untuk dapat dipilih oleh rakyat untuk menduduki poisisi-posisi politik atau jabatan publik. 3. Meningkatkan proses pendidikan dan komunikasi politik yang dialogis dan

partisipatif, yaitu membuka diri terhadap berbagai pikiran, aspirasi dan keritik dari masyarakat. (www.golkarDIY.com)

(15)

15

Kota Yogyakarta (77,15%), Kabupaten Bantul (81,3%), Kulonprogo (79,3%) dan Gunung Kidul yang hanya 77,04% (HarianJogja.com, 2014). Namun tingginya capaian partisipasi pemilih masih menyisakan skeptisismepada banyak kalangan yang menilai bahwa realisasi demokrasi di Indonesia masih sebatas pada demokrasi prosedural, belum mencapai demokrasi substansial.

Di D.I.Yogyakarta, kasus pelanggaran pemilu juga banyak dilaporkan, walaupun bukti-buktinya sulit ditemukan, khususnya pelanggaran dalam bentuk politik uang. Misalnya seperti yang diutarakan oleh Ketua Panwaslu Sleman Sutoto Jatmiko bahwa pihaknya banyak menerima aduan atas maraknya “serangan fajar” di Sleman namun belum menemukan bukti (Republika Online, 2014). Praktek pelanggaran pemilu tersebut sulit dihilangkan mengingat adanya demand dan supply. Disamping itu, pembuktian yang sulit akan mempengaruhi tidak tuntasnya dalam penyelesaian hukum.

Partisipasi politik yang bekualitas, mensyaratkan adanya pemilih yang cerdas dan kritis. Hal tersebut akan terpenuhi jika pemilih melek akan politik.

Dari hasil pertemuan kami dengan pihak DPD GOLKAR D.I.Yogyakarta yaitu bapak Jhon, beliau merekomendasikan kami untuk bertemu dengan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) untuk menjadi subjek dampingan kami dalam pengambilan data.

C. Kondisi Subjek Dampingan Saat Ini

Angkatan Muda Partai Golongan Karya (AMPG) merupakan tangan atau sayap dari partai golongan karya. Hal tersebut tercantum dalam anggaran dasar partai golongan karya sebagai bagian dari partai golongan karya Bab X pasal 25 dan anggaran rumah tangga Bab VII pasal 21 tentang organisasi sayap, bahwa dibentuknya angkatan muda partai golongan karya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari partai golongan karya.

Berdasarkan pre eliminary yang dilakukan dengan ketua angkatan muda partai golongan karya wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta diperoleh informasi bahwa angkatan muda partai golongan karya wilayah DIY terdiri dari lebih kurang 55 orang pengurus, namun di luar itu angkatan muda partai golongan karya juga memiliki banyak anggota.

(16)

16

Kegiatan-kegiatan yang ada di angkatan muda partai golongan karya merupakan turunan dari kegiatan-kegiatan partai. Bahkan tak jarang kegiatan mereka memang merupakan kegiatan-kegiatan partai. Hal tersebut sesuai dengan peran dan fungsi angkatan muda partai golongan karya yang merupakan kepanjangan tangan dari partai yang memiliki cita-cita dan tujuan yang sama dengan partai. Hal tersebut juga menjadi salah satu alasan mengapa pengurus ataupun anggota dari angkatan muda partai golongan karya terlibat langsung dalam politik praksis khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. D. Kondisi Subjek Dampingan Yang Diharapkan

Setelah dilakukan Experiental Learning terhadap angkatan muda partai golongan karya diharapkan semua elemen dari angkatan muda partai golongan karya baik itu pengurus maupun anggota mendapatkan pengetahuan lebih dalam hal politik teoritis.

Pengetahuan tersebut juga diharapkan menjadi bekal bagi pengurus ataupun anggota angkatan muda partai golongan karya untuk bertindak dalam politik praksis. Elemen angkatan muda partai golongan karya juga diharapkan memiliki kesadaran melek media dan memiliki kemampuan mengelola media lebih efektif untuk tujuan partai.

Selain itu, pengurus dan anggota angkatan muda partai golkar juga diharapkan memiliki dasar-dasar kepemimpinan spiritual yang baik dan sesuai dengan citra dan jati diri partai. Sehingga tujuan dan cita-cita partai mampu terwujud.

E. Strategi yang Digunakan

Kolb (1984) mendefinisikan experiential learning sebagai sebuah model holistic dari proses pembelajaran di mana manusia belajar, tumbuh dan berkembang. Penyebutan istilah experiential learning dilakukan untuk menekankan bahwa experience (pengalaman) berperan penting dalam proses pembelajaran dan membedakannya dari teori pembelajaran lainnya seperti teori pembelajaran kognitif ataupun behaviorisme. Experiential learning memiliki makna yang berbeda-beda, namun mengacu kepada satu pemikiran. Menurut Association for Experiential Education (AEE), experiential learning merupakan falsafah dan metodologi dimana pendidik terlibat langsung dalam memotivasi peserta didik dan refleksi difokuskan untuk meningkatkan pengetahuan, mengembangkan keterampilan. Experiential learning mendorong pemuda dalam aktivitasnya untuk berpikir lebih banyak, mengeksplor, bertanya, membuat keputusan, dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari.

(17)

17

meningkatkan keefektifan dari hasil belajar itu sendiri. Tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi pemuda dengan tiga cara, yaitu

1. mengubah struktur kognitif, 2. mengubah sikap,

3. memperluas keterampilan-keterampilan yang telah ada.

Experiential learning menekankan pada keinginan kuat dari dalam diri pemuda untuk berhasil dalam belajarnya. Motivasi ini didasarkan pula pada tujuan yang ingin dicapai dan model belajar yang dipilih. Experiential learning itu sendiri berisi 3 aspek yaitu:

1. Pengetahuan (konsep, fakta, informasi), 2. Aktivitas (penerapan dalam kegiatan),

3. Refleksi (analisis dampak kegiatan terhadap perkembangan individu).

Sedangkan dalam merancang pelatihan experiental learning, ada 4 tahapan yang harus dilalui yaitu:

1. Experiencing, tantangan pribadi atau kelompok.

2. Reviewing, menggali individu untuk mengkomunikasikan pembelajaran dari pengalaman yang didapat.

3. Concluding, menggambarkan kesimpulan dan kaitan antara masa lalu dan sekarang, 4. Planning, menerapkan hasil pembelajaran yang dialaminya.

Hamalik menyatakan bahwa pembelajaran berdasarkan pengalaman memberi seperangkat atau serangkaian situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru (Hamalik,2001) Cara ini mengarahkan para pemuda untuk mendapatkan pengalaman lebih banyak melalui keterlibatan secara aktif dan personal, dibandingan bila mereka hanya membaca suatu materi atau konsep.

Berdasarkan pendapat di atas terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam model experiental learnin, antara lain :

1. pemuda merumuskan secara seksama suatu rencana pengalaman belajar yang bersifat terbuka (open minded) yang memiliki hasil-hasil tertentu.

2. Pemuda dapat bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok-kelompok kecil/keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman.

3. Para pemuda ditempatkan pada situasi-situasi nyata, maksudnya pemuda mampu memecahkan masalah dan bukan dalam situsi pengganti.

(18)

18

5. Keseluruhan anggota menceritakan kembali tentang apa yang dialam sehubungan dengan mata pelajaran tersebut untuk memperluas pengalaman belajar dan pemahaman pemuda dalam melaksanakan pertemuan yang nantinya akan membahas bermacam-macam pengalaman tersebut.

Bentuk kegiatan experiental learning yang akan dilaksanakan adalah pemberian materi berupa leadership, pemahaman ideology, dan penggunaan media sosial untuk seluruh anggota AMPG Golkar. Dalam setiap pemberian materi, peserta akan diberikan materi tentang kepemimpinan kemudian peserta akan diminta menceritakan asus yang pernah mereka temui di organisasi mereka. Setelah setiap eserta menemukan contoh kasus, mereka akan diminta untuk mencoba mencari solusi dari permasalahan yang mereka sebutkan, seluruh kegiatan tersebut akan dibimbing oleh seorang trainer.

F. Pihak yang Terlibat dan Bentuk Keterlibatan

Pihak yang terlibat dalam kegiatan pelatihan experiental learning tersebut antara lain : 1. Seuruh aggota AMPG Yogyakarta sebagai peserta yang akan menerima materi dari

trainer dan sebagai agen untuk mengembangkan hasil latihan sesuai kebutuhan dalam AMPG,

2. Perwakilan DPD Golkar DI Yogyakarta sebagai agen dan pihak yang akan memberikan informasi terkait kebiasaan dan berbagai hal terkait AMPG,

3. Dosen Mata Kuliah Psikologi Literasi dan Partisipasi Politik sebagai pembina dan pengawas dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan experiental learning.

Daftar Pustaka

Dihlis dan Agus. 2015. Peran Partai Politik Dalam Menerapkan Pendidikan Politik TerhadapPengurus Dan Kader Partai (Studi Pada Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Jawa Timur). Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan Volume 01 Nomor 03 Tahun 2015, Hal 318-329.

Kartono, Kartini. 1996. Pendidikan PolitikSebagai Bagian Pendidikan OrangDewasa. Bandung: CV. Mandar Maju.

AMPG. (n.d.). Siapa Kami : AMPG Berkarya. Retrieved Desember 26, 2017, from AMPG Berkarya: http://www.ampgberkarya.com

Indonesia, A. E. (n.d.). Apa itu Experiental Learning ? : AELI. Retrieved Desember 27, 2017, from AELI: https://www.aeli.or.id

(19)

19

PENGUATAN IDEOLOGISASI DALAM TUBUH DPW PARTAI

KEADILAN SEJAHTERA YOGYAKARTA MELALUI

ROLE PLAY

POLITIK

Oleh :

Miftahun Najah, Ayu Wening Permoni, Nur Huda Lubis

A. Isu dan Fokus

Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti ilmu. Maka, ideologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang pengertian dasar, cita-cita yang harus dicapai, yang digunakan sebagai dasar pandangan atau paham (Kaelan dalam Asmaroini, 2017). Menurut Steger (dalam Prasetya, 2011), ideologi adalah suatu sistem sebaran ide dan kepercayaan yang membentuk sistem nilai dan norma, serta peraturan ideal yang diterima sebagai fakta dan kebenaran oleh suatu kelompok. Ideologi merupakan sebuah tatanan masyarakat yang di dalamnya menyangkut sistem ekonomi, politik, sosial dan budaya yang dicita-citakan oleh individu, kelompok, golongan atau masyarakat luas yang kemudian menjadi landasan untuk bertindak (Prasetya, 2011).

Salah satu ideologi yang dianut oleh PKS adalah ideologi Tarbiyah. Memang Partai Keadilan Sejahtera berdiri dari suatu gerakan sosial yang bernama Tarbiyah. Tarbiyah dalam konsep PKS berarti proses pembudayaan pembinaan yang sifatnya menyeluruh, dalam artian seluruh sisi kemanusiaan, baik dari segi intelektualitas maupun kemampuan serta kualitasnya. Tarbiyah sendiri mempunyai dua kategori. Pertama, tarbiyah bashariyah yaitu proses pendidikan yang melibatkan manusia secara langsung, ada tempat, alat, sarana dan arti yang formal. Kedua, tarbiyah rabbaniyah yaitu perekayasaan Allah swt. Sebagai contoh, dalam melakukan setiap aksi, bisa saja banyak yang kita temukan sifat nilai-nilai tarbiyah yang sesungguhnya merupakan karunia dari Allah swt (Aliyas , 2005). Keduanya menjadi dasar gerak langkah partai.

(20)

20

Ideologi ini dianggap dilematis karena bertabrakan dengan penggunaan gerak langkah praktis di lapangan. Bagaimanapun, gerak langkah yang berbenturan dengan ideologi partai akan membuat perubahan yang signifikan pada kelompok partai hingga ke tingkat individu. Saat ini, partai PKS dianggap lebih berorientasi kepada kekuasaan daripada perjuangan daripada moralitas dan substansi nilai-nilai (Basyir, 2004).

Perubahan perilaku politik, yang juga dipandang sebagai penyimpangan dari asas dan falsafah yang dibangun sejak lama. Salah satu indikatornya, di berbagai daerah PKS mudah saja berkoalisi dengan pihak manapun untuk maju dan memenangkan pemilukada. Hal inilah yang ditengarai membuat sementara kalangan menilai PKS sekarang sudah pragmatis (Munandar, 2011). Akibatnya, PKS kerap disebut sebagai partai yang telah memasuki ranah pragmatis dan mengalami deideologisasi serta lupa akan nilai-nilai yang diperjuangkan. Maka dari itu disini kami menyusun proposal dalam rangka penyegaran kembali pemahaman kader terhadap ideologi PKS dengan sarana intervensi yang akan diurai pada penjelasan selanjutnya.

B. Alasan Memilih Subjek Dampingan

Subjek dampingan yang dipilih adalah Kader karena menemui kenyataan bahwa di dalam tubuh kepartaiannya sendiri PKS masih memiliki beberapa konflik internal dan perbedaan ciri khas. Setidaknya, terdapat dua orientasi kader partai yang bersimpang pendapat yaitu religious movement oriented dan political party oriented (Munandar, 2011). Keduanya merupakan hasil dari proses sejarah yang dialami oleh Partai Keadilan Sejahtera yang sebelumnya merupakan kelompok dakwah Tarbiyah.

(21)

21

Perbedaan seperti di atas merupakan salah satu pemicu adanya konflik internal. Meskipun, melalui wawancara kepada narasumber yang terpercaya menunjukkan fakta sebaliknya bahwa tidak ada pembedaan antara kelompok dakwah dan kelompok orientasi politik. Dari sisi kaderisasi tidak ada kegiatan khusus dalam mendapatkan anggota baru. Calon kader yang ingin mendaftar menjadi kader PKS diperkenankan untuk datang ke kantor. Karena itu, penjaringan massa oleh partai keadilan sejahtera khususnya DPW Yogyakarta belum optimal dan perlu ditingkatkan lagi. Maka, kami berinisiatif untuk memberikan suatu penguatan ideologi yang tertanam dalam tubuh partai keadilan sejahtera setidaknya kualitas ideologi dapat ditingkatkan dalam hal ini.

C. Kondisi subjek dampingan saat ini

Subjek dampingan adalah kader yang berkiprah di partai keadilan sejahtera. Adapun jumlahnya masih belum ditentukan karena biaya pendataan yang mahal. Sedangkan, prosentase laki-laki dan perempuan adalah kira-kira 45 % dan 55 %. Mata pencaraharian kadernya kebanyakan adalah pedagang kaki lima dan pengusaha. Pendidikan yang dimiliki oleh kader paling rendah adalah tingkat SMP dengan rentang usia dari 19 hingga 55 tahun.

Sedangkan, perbedaan pendapat antara kelompok dakwah dan kelompok orientasi politik di DPW Partai Keadilan Sejahtera sendiri tidak terlalu mencolok bahkan terhitung tidak ada. Sebab, menurut narasumber kami tidak ada perbedaan antara dakwah dan politik. Sehingga, proposal ini diajukan untuk memperkuat ideologi yang telah ada di dalam tubuh PKS sendiri dalam rangka merapatkan kembali barisan Politik Dakwah.

D. Kondisi Dampingan yang Diharapkan

Kondisi yang diharapkan dari subjek dampingan, yaitu dari kader PKS. Di dalam PKS sendiri memiliki enam kemampuan yang harus dimiliki oleh kader PKS. Pertama, kader PKS harus memiliki kemampuan manajemen organisasi. Menurut Handoko (2000), manajemen adalah bekerja dengan dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan.

(22)

22

adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah.

Ketiga, kader PKS harus memiliki kemampuan berlomba-lomba dalam kebaikan. Kebaikan sendiri adalah sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran, nilai yang diharapkan memberikan kepuasan, mendatangkan rahmat, dan memberikan perasaan senang atau bahagia.

Keempat, kader PKS harus meningkatkan kemampuan mejaga hubungan dengan Allah. Sifat hubungan antara manusia dengan Allah SWT dalam ajaran Islam bersifat timbal-balik, yaitu bahwa manusia melakukan hubungan dengan tuhan dan tuhan juga melakukan hubungan dengan manusia. Tujuan hubungan manusia dengan Allah adalah dalam rangka pengabdian atau ibadah.

Kelima, kader PKS mampu menjadi teladan kebaikan bagi masyarakat. Teladan yang berarti sesuatu yang patut ditiru atau baik dicontoh (Alwi, 2001). Maka kader PKS bisa menjadi sosok panutan yang baik bagi masyarakat dengan mengajarkan kebaikan dan kebenaran.

Terakhir, kader PKS harus memiliki kemampuan untuk menjaga kewaspadaan. Kewaspadaan sendiri adalah kemampuan untuk menggambarkan oranglain sebagaimana mereka melihat diri mereka sendiri.

E. Strategi yang Digunakan

Kegiatan yang akan dilakukan bertujuan untuk menanamkan ideologi PKS kepada kader dengan cara yang lebih interaktif dan tidak membosankan. Strategi yang dipilih untuk menanamkan ideologi PKS kepada kader adalah strategi role play. Role play adalah metode penggambaran keterampilan dan pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan cara memerankan situasi yang sesuai dengan yang terjadi pada kehidupan yang sebenarnya (Bennett dalam Romlah, 2001). Metode ini dipilih karena dapat berkesan kuat dan bertahan lama, proses pelaksanaannya menarik, dapat membangkitkan gairah dan semangat optimisme serta rasa kebersanaan dan kesetiakawanan, serta dapat membuat perserta lebih menghayati proses dengan mudah dan dapat memetik nilai yang terdapat dalam setiap prosesnya.

(23)

23

memungkinkan siswa untuk memeriksa motivasi, perilaku kendala, sumber daya, dan interaksi antara kelembagaan aktor dalam politik (Shapiro & Leopold). Menyoal ini, perlu diperhatikan bahwa Role-Play memiliki kemungkinan efektivitas yang besar dalam ranah sosialisasi politik.

F. Pihak-Pihak yang Terlibat dan Bentuk Keterlibatannya

Pihak yang terlibat dalam kegiatan penguatan ideologisasi dalam PKS ini antara lain ; (1) kader PKS, (2) bagian pengkaderan PKS, dan (3) Dosen dari mata kuliah Psikologi Literasi dan Partisipasi Politik di UIN Sunan Kalijaga. Semua kader terlibat aktif dalam sesi pelatihan sebagai peserta yang akan menerima materi yang akan diberikan melalui role play. Mereka juga akan berperan aktif dalam pelaksanaan role play. Bagian pengkaderan PKS diminta untuk terlibat dalam memberikan pertimbangan materi dan metode pelatihan yang akan dilakukan. Dosen dari mata kuliah Psikologi Literasi dan Partisipasi Politik UIN Sunan Kalijaga terlibat sebagai perumus modul pelatihan dan trainer dalam progam ini.

Daftar Pustaka

Aliyas . (2005). Paradigma Politik Partai Keadilan Sejahtera dalam Membangun Moral Bangsa. Adab dan Humaniora IAIN STS Jambi, 1-22.

Alwi, S. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: BPFE

Asmaroini, A.P. (2017). Menjada Eksistensi Pancasila dan Penerapannya Bagi Masyarakat di Era Globalisasi. JPK : Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan : 1 (2) hlm 50-64

Basyir, A. (2004). Ideologi Politik Dilematis Partai Keadilan Sejatera (PKS) antara Gerakan Tarbiyah dan Pragmatisme. Sidang Munaqosyah (pp. 1-112). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Crow, M. L., & Nelson, L. P. (2015). The Effects of Using Academic Role-Playing in a Teacher Education Service-Learning Course. International Journal of Role-Playing, 1-7.

Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE

Khodijah, Nyayu. (2006). Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.

(24)

24

Prasetya, I.Y. (2011). Pergesera Peran Ideologi dalam Partai Politik. Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan : 1 (1) hlm 30-40

Romlah, T. (2001). Teori dan Praktek Bimbingan dan Konseling Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang

(25)

25

MEMBANGUN KESEJAHTERAAN EKONOMI MELALUI

PELATIHAN ENTERPRENUER PADA PENGEMBANG USAHA

MENENGAH KECIL DI DUKUH NGENTAK SAPEN YOGYAKARTA

DALAM PRESPEKTIF PSIKOLOGI KEWIRAUSAHAAN

Oleh

Arief Azizy

A.Isu dan Fokus

Kesejahteraan hidup merupakan dambaan setiap manusia, masyarakat yang sejahtera tidak akan terwujud jika para masyarakatnya hidup dalam keadaan miskin. Oleh karena itu, kemiskinan harus dihapuskan karena merupakan suatu bentuk ketidaksejahteraan yang menggambarkan suatu kondisi yang serba kurang dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. Kesejahteraan ekonomi merupakan sebagai tingkat terpenuhinya input secara financial. Input yang dimaksud baik berupa pendapatan, nilai aset keluarga maupun pengeluaran. Menurut Bahrudin, Kesejahteraan tidak hanya diukur dari besarnya pendapatan yang diterima, melainkan juga oleh sistem hubungan kerja. Kesejahteraan masyarakat digamabarkan sebagai kondisi yang memperlihatkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat.

Makna hidup sebagian besar manusia didasarkan pada tujuan ekonomi belaka. Sehingga dapat di mengerti apabila kegagalan ekonomi dianggap sebagai kegagalan hidup secara keseluruhan. Dan sebaliknya, kesuksesan ekonomi dianggap sebagai kesuksesan hidup secara keseluruhan pula. Atau setidaknya, keberhasilan ekonomi dianggap lebih tinggi atau lebih bernilai dibanding keberhasilan-keberhasilan di bidang yang lain seperti: pendidikan, keharmonisan keluarga, etika, religiusitas, dan lain-lain (Setiawan, 2014).

(26)

26

kemandirian ekonomi masyarakat sudah mulai berbenah. Etos yang dimiliki masyarakat untuk berwirausaha tentu saja memberikan pengaruh positif terhadap keberlangsungan hidup masyarakat.

Globalisasi ekonomi yang di pengaruhi oleh ekonomi neoklasik dan kekuatan kapitalis transnasional telah membawa dampak pada banyak orang. Mereka merasakan bahwa ekonomi mainstream tidak lagi memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini terlihat pada angka pengangguran, kemiskinan diatas (Frank, 2008). Banyaknya permasalahan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang terjadi pada masyarakat marginal di perkotaan maupun di pedesaan, banyak memberikan pengaruh bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Menurut Mubyarto, Gambaran ekonomi masyarakat indonesia dewasa ini berada dalam persimpangan jalan. Potensinya untuk berkembang semakin terbuka, karena seluruh bnga sangat menyadari mutak perlunya pemerataan sebagai pra kondisi perwujudan edilan sosial. Artinya, kondisi ekonomi masyarakat kecil selama ini tergusur atau tertekan. Perlu benar-benar digarap jika selama ini pembangunan yang dilakukan cenderung berformalisasi karena segala sesuatunya telah ditetapkan dan diatur dari atas, maka dalam pembangunan yang memihak masyarakat menuntut semua perencnaan keputusan dan pelaksanaan dilakukan masyarakat sendiri (Mubyarto, 2000).

Pemberdayaan ekonomi masyarakat dewasa ini perlu digerakkan, masyarak di wilayah perkotaan maupun pedesaan mulai sadar akan perlunya membuat suatu formula usaha mandiri dalam lingkungan masyarakat tersebut. Hal ini terlihat pada masyarakat dukuh ngentak sapen yang beberapa memiliki usaha menengah kecil. Beberapa usaha yang dimiliki oleh penduduk dukuh ngentak sapen belum sepenuhnya melakukan inovasi dalam hal produk dan model pemasarannya. Seorang wirausaha seharusnya memiliki beberapa modal yang perlu dikembangkan kepada diri setiap pengembang usaha, yaitu modal karakter inovatif dan kreatif. Dalam beberapa penelitian karakter inovatif dan kreatif sangat membantu untuk mengembangkan usaha yang dimiliki seorang wirausaha.

(27)

27

terdiri dari: sifat inovatif, kreatif, mampu mengatasi masalah baru, inisiatif, mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan memiliki pengetahuan; (c) Berorientasi manusia, terdiri dari: sifat suka bergaul dengan orang lain, fleksibel, responsif terhadap saran/kritik; (d) Berorientasi hasil kerja, teridir dari: sifat ingin berprestasi, berorientasi keuntungan, teguh, tekun, determinasi, verja keras, penuh semangat, dan penuh energi; (e) Berorientasi masa depan, terdiri dari: sifat pandangan ke depan, ketajaman persepsi; (f) Berani mengambil risiko, terdiri dari: sifat mampu ambil risiko, suka tantangan.

Menumbuhkan karakter inovatif dan kreatif kedalam diri seorang wirausaha merupakan hal yang sangat urgen, pada umumnya ide inovatif dan kreatif ini bentuk implementasinya kepada pemasaran, pembuatan produk baru dan lain sebagainya. Dalam melakukan pemasaran dengan berbagai banyak model, di era serba teknologi pemasaran dengan modal media sosial merupakan pemasaran bentuk pemasaran tidak langsung, para pengembang usaha mencoba untuk memasarkan produknya dengan media (Suryani, 2014). Dalam hal ini berdasarkan pengamatan di dukuh ngentak sapen, para pengembang usaha atau wirausaha kebanyakan adalah ibu-ibu, mereka memiliki usaha menengah kecil di sekitaran wilayah ngentak sleman. Ibu-ibu ini mengembangkan usahanya dengan kemampuan yang dimiliki selama ini.

B.Alasan Memilih Subyek Dampingan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika DIY, pada tahun 2017 Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 321.056penduduk yang dikategorikan memiliki masalah kemiskinan meningkat 110.44% dibandingkan tahun 2016. Sebagian besar, yakni 70,14% merupakan fakir miskin, 14,94% anak terlantar, 12,88% keluarga dengan rumah ynag tidak layak huni, 6,54% wanita rentan masalah sosial, dan sisanya 8,38% adalah gelandangan/pengemis anak nakal, anak jalanan. Kondisi ini mengisyaratkan perlunya perhatian lebih terhadap mereka yang tidak memiliki kekuatan untuk membangun usaha, guna untuk menghidupi keseharian. Di Kecamatan Caturtunggal pada tahun 2017 tercatat 45.280 penduduk, berdasarkan jenis kelamin laki-laki tercatat 22.610 jiwa dan berdasarkan jenis kelamin perempuan 22.670 jiwa.

(28)

28

Kesejahteraan sosial secara menyeluruh dalam pasal ini menyangkut juga tentang kesejahteraan ekonomi masyarakat. Terpenuhinya kesejahteraan sosial, kebutuhan terpenuhi, nakan menciptakan kesejahteraan ekonomi (Suharto, 2010). Kesejahteraan sosial merupakan usaha sosial yang terorganisis dan mempunyai maksud tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya (Hamid, 2012).

Kondisi ekonomi masyarakat di dukuh ngentak sapen, masih perlu untuk dikembangkan dan diberdayakan. Terkhusus yang sudah mempunyai usaha mandiri seperti warung makan, warung sembako, usaha jual pulsa, tempat laundry, toko perlengkapan kehidupan mahasiswa. Banyak macamnya usaha yang dimiliki oleh masyarakat setempat, letak secara geografis sangat cocok untuk mengembangkan usaha dengan pemenuhan kebutuhan. Semua jenis usaha yang ada di dukuh ngentak sapen di kelola kebanyakan oleh ibu-ibu. Di dukuh ngentak sapen tidak memiliki komunitas yang mengayomi para perkumpulan pedagang atau pengusaha menengah kecil ini. Sehingga perlunya para ibu-ibu yang memiliki usaha menengah kecil ini diberikan edukasi berupa pelatihan dan pembentukan karakter wirausaha yang inovatif.

Masyarakat di wilayah dukuh ngentak sapen yang memiliki usaha menengah kecil tersebut rata-rata memiliki penghasilan 500 rb sampai dengan 1,5 juta perbulan. Mereka mengembangkan usaha kecilnya demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga, sehingga untuk meningkatkan pendapatan perbulan dan dapat mencukupi kebutuhan mereka tentu saja perlunya diadakan edukasi terhadap para pengembang dan pemiliki usaha kecil menengah di dukuh ngentak sapen. Program pelatihan dan pemberdayaan ini ditujukan kepada ibu-ibu yang berumur 30 – 65 (tahun) dan memiliki usaha kecil. Dalam tahap perkembangan dewasa adalah waktu menempatkan diri di masyarakat dan ikut bertanggung jawab terhadap apapun yang dihasilkan dari masyarakat. Kepedulian (care) adalah perluasan komitmen untuk merawat orang lain, merawat produk dan ide yang membutuhkan perhatian (Santrock, 1995).

C.Kondisi Subyek Dampingan Saat Ini

(29)

29

ada juga yang menempuh pendidikan hingga dibangku kuliah namun jumlahnya sedikit. Di dukuh ngentak Sapen terdiri dari 126 jiwa dengan perincian sebagai berikut.

Tabel.1 Pembagian Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Penduduk

1. Laki-laki 73 orang

2. Perempuan 53 orang

Total 126 orang

Tabel.2 Pembagian Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah Penduduk 1. Tidak Sekolah 20 Orang

2. SD/Sederajat 56 Orang

3. SMP/Sederajat 14 Orang

4. SMA/Sederajat 11 Orang

5. S1/KULIAH 5 Orang

6. Belum Tamat Sekolah 20 Orang Total 126 Orang

Berdasarkan tabel diatas tingkatan pendidikan masyarakat dukuh ngentak sapen banyak yang lulusan SD/Sederajat sebanyak 56 Orang. Warga yang tidak mengenyam bangku pendidikan dan yang belum tamat sekolah sederajat mereka berjumlah sebanyak 20 Orang. Meskipun begitu, beberapa masyarakat penduduk dukuh ngentak sapen ada juga yang pernah mengenyam bangku pendidikan SMP/Sederajat dengan jumlah sebanyak 14 Orang, dan lulusan SMA/Sederajat mereka sebanyak 11 Orang. Minimnya masyarakat asli dukuh ngentak sapen yang melanjutkan studi di bangku kuliah ada beberapa yakni sejumlah 5 Orang.

Tabel.3 Pembagian Penduduk Berdasarkan Jenis Usaha Menengah-Kecil

No Jenis Usaha Jumlah Orang

1. Warung makan / Angkringan 11 Orang

2. Toko Sembako 2 Orang

(30)

30

4. Laundry Kiloan 6 Orang

5. Jual Perlengkapan Mahasiswa 2 Orang Total 22 Orang

Berdasarkan data tabel pembagian penduduk berdasarkan jenis usaha menengah kecil yang dikembangkan di wilayah ngentak sapen ini bisa dicermati bahwa kondisi geografis yang sedikit menguntungkan bagi para ibu-ibu untuk membuka usaha warung makan / angkringan dengan jumlah 11 orang ibu-ibu. Dan usaha yang sedikit lumayan banyak dikembangkan masyarakat ngentak sapen yaitu usaha laundry kiloan yang lumayan banyak dikembangkan oleh ibu-ibu ngentak sapen sebanyak 6 orang. Jika dicermati, toko sembako dan penjual perlengkapan mahasiswa memiliki jumlah 4 orang yang memiliki usaha menengah kecil tersebut. Usaha lainnya yang dikembangkan oleh ibu-ibu ngentak sapen yaitu ada satu usaha yang hanya 1 orang yang memiliki dan mengembangkan usaha tersebut yaitu usaha konter handphone.

D.Kondisi Dampingan Yang Diharapkan

Setelah dilakukan pendampingan berupa pelatihan enterprenuer pada ibu-ibu yang memiliki usaha menengah kecil di Dukuh Ngentak Sapen. Di harapkan mereka mampu membangun etos wirausaha yang kreatif dan inovatif dalam segi pemasaran maupun produksi barang, seperti yang di katakan Riyanti (dalam Wasisto, 2017) setidaknya seorang wirausaha memiliki bangunan karakter psikologis yang kuat, seperti karakter percaya diri, optimis, dan inovatif dalam melakukan eksekusi pada suatu produk atau pembuatannya. Sehingga adanya perkembangan ang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun diri orang lain. Manfaat program pendampingan dengan model pelatihan enterprenuer ini diharapkan mampu memberikan perubahan perilaku serta pola pikira untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mengembangkan dan memasarkan usaha menengah kecil di tengah arus deras globalisasi ini. Diharapkan ibu-ibu yang mengikuti pelatihan enterprenuer ini dapat mengembangkan potensi dan memiliki daya untuk senantiasa melakukan inovasi dan kreatifitas.

(31)

31 E.Strategi Yang Digunakan

Peningkatan ekonomi kerakyatan harus diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia. Oleh karena itu pemerintah mengupayakan dengan mengadakan pelatihan bagi kelompok masyarakat untuk meningkatkan sumber daya manusia. Flippo (Kamil, 2012) mengemukakan bahwa “training is the act increasing the knowledge and skill of anemployee for doing a particular job” Pelatihan adalah tindakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seorang pegawai untuk melaksanakan tugas tertentu. Hal senada ditambahkan oleh Beach (Kamil, 2012) yaitu “The objective of training is to achieve a change in the behavior of those training”. Tujuan pelatihan adalah untuk memperoleh perubahan dalam tingkah laku mereka yang terlatih. Sehingga adanya manfaat positif ketika selesai sesi latihan tersebut dilakukan. Diharapkan dengan metode teknik Self Talk dalam pelatihan enterprenuer ini mampu membentuk dan menumbuhkan karakter inovatif dan kreatif dalam diri seorang pengembang usaha menengah kecil di dukuh ngentak sapen.

F. Pihak-Pihak Yang Terlibat dan Bentuk Keterlibatannya

Pihak yang terlibat dalam kegiatan pelatihan enterprenuer pada masyarakat pemilik usaha menengah kecil di dukuh ngentak sapen antara lain : (a) seluruh penduduk masyarakat dukuh ngentak sapen (b) ibu-ibu yang memiliki usaha menengah kecil di dukuh ngentak sapen, (c) Dosen dari matakuliah Psikologi Literasi dan Partisipasi Politik di UIN Sunan Kalijaga. Semua keluarga yang terkhususkan ibu-ibu yang memiliki usaha yang dikembangkan terlibat aktif dalam sesi pelatihan enterprenuer sebagai peserta yang akan menerima materi dari seorang trainer. Seluruh penduduk masyarakat dukuh ngentak sapen diharapkan ikut serta menyukseskan pelatihan enterprenuer yang diselenggarakan. Ibu-ibu yang memiliki usaha menengah kecil di dukuh ngentak sapen sebagai peserta diharapkan mampu menyampaikan keluhan, berbagi di dalam acara tersebut. Sehingga dengan ini menimbulkan timbal balik yang positif setelah pelatihan enterprenuer ini. Dosen dari matakuliah Psikologi Literasi dan Partisipasi Politik ikut serta membimbing dalam mendesain modul pelatihan tersebut. Daftar Pustaka

Frank Tesoriero, & Jim, Ife. (2008). Community Development, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi (edisi ke-3). Pustaka Pelajar ; Yogyakarta.

(32)

32

Kamil, Mustofa. (2012). Model Pendidikan dan Pelatihan: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Mubyarto. (2000) Reformasi Sistem Ekonomi. UII Press : Yogyakarta.

Qardhawi,Yusuf. (1995) Kiat Islam Mengentaaskan Kemiskinan. Gema Insani Press : Jakarta.

Santrock, J.W. (1995). Life-span Development : Perkembangan Masa Hid up. jilid dua (edisi lima). Penerbit Erlangga ; Jakarta.

Setiawan, Hendro. (2014). Manusia Utuh : Sebuah Kajian atas Pemikiran Abraham Maslow. Kanisius ; Yogyakarta.

Suharto, Edi. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan (Sosial & Pekerjaan Sosial). Bandung: Refika Aditama.

Suryani, Ita. (2014).Pemanfaatan Media Sosial sebagai Media Pemasaran Produk dan Potensi dalam Upaya Mendukung ASEAN Community 2015 (Studi Social Media Marketing Pada Twitter Kemenparekrat RI dan Facebook Disparbud Provinsi Jawa Barat). Jurnal Komunikasi, ISSN 1907-898X. Vol. 8. No. 2

Wasisto, Edhi. (2017). Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pembinaan Karakteristik Bagi Siswa Sekolah Kejujuran di Kota Surakarta. Jurnal Ekonomi dan Perbankan. Vol 2. No. 1 ISSN 2579-5597.

http://www.esq-news.com/2017/11/25/kesejahteraan-dan-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-meningkat/ Di Akses pada hari kamis tanggal 28 Desember 2017 pada pukul 13.42 WIB.

(33)

33

MEMBANGUN KESEJAHTERAAN EKONOMI MELALUI

PELATIHAN PEMASARAN ONLINE PADA PEDAGANG DI PASAR

TALO TIMOHO YOGYAKARTA DALAM PRESPEKTIF PSIKOLOGI

KEWIRAUSAHAAN

Oleh

Sri Yuliatin Azizah

A. Isu dan Fokus

Kesejahteraan hidup merupakan dambaan setiap manusia, masyarakat yang sejahtera tidak akan terwujud jika para masyarakatnya hidup dalam keadaan miskin. Oleh karena itu, kemiskinan harus dihapuskan karena merupakan suatu bentuk ketidaksejahteraan yang menggambarkan suatu kondisi yang serba kurang dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi. Kesejahteraan ekonomi merupakan sebagai tingkat terpenuhinya input secara financial. Input yang dimaksud baik berupa pendapatan, nilai aset keluarga maupun pengeluaran. Menurut Bahrudin, Kesejahteraan tidak hanya diukur dari besarnya pendapatan yang diterima, melainkan juga oleh sistem hubungan kerja. Kesejahteraan masyarakat digambarkan sebagai kondisi yang memperlihatkan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang dapat dilihat dari standar kehidupan masyarakat.

Makna hidup sebagian besar manusia didasarkan pada tujuan ekonomi belaka. Sehingga dapat di mengerti apabila kegagalan ekonomi dianggap sebagai kegagalan hidup secara keseluruhan. Dan sebaliknya, kesuksesan ekonomi dianggap sebagai kesuksesan hidup secara keseluruhan pula. Atau setidaknya, keberhasilan ekonomi dianggap lebih tinggi atau lebih bernilai dibanding keberhasilan-keberhasilan di bidang yang lain seperti: pendidikan, keharmonisan keluarga, etika, religiusitas, dan lain-lain (Setiawan, 2014).

(34)

34

kemandirian ekonomi masyarakat sudah mulai berbenah. Etos yang dimiliki masyarakat untuk berwirausaha tentu saja memberikan pengaruh positif terhadap keberlangsungan hidup masyarakat.

Globalisasi ekonomi yang di pengaruhi oleh ekonomi neoklasik dan kekuatan kapitalis transnasional telah membawa dampak pada banyak orang. Mereka merasakan bahwa ekonomi mainstream tidak lagi memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini terlihat pada angka pengangguran, kemiskinan diatas (Frank, 2008). Banyaknya permasalahan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang terjadi pada masyarakat marginal di perkotaan maupun di pedesaan, banyak memberikan pengaruh bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Menurut Mubyarto, Gambaran ekonomi masyarakat indonesia dewasa ini berada dalam persimpangan jalan. Potensinya untuk berkembang semakin terbuka, karena seluruh bnga sangat menyadari mutak perlunya pemerataan sebagai pra kondisi perwujudan edilan sosial. Artinya, kondisi ekonomi masyarakat kecil selama ini tergusur atau tertekan. Perlu benar-benar digarap jika selama ini pembangunan yang dilakukan cenderung berformalisasi karena segala sesuatunya telah ditetapkan dan diatur dari atas, maka dalam pembangunan yang memihak masyarakat menuntut semua perencnaan keputusan dan pelaksanaan dilakukan masyarakat sendiri (Mubyarto, 2000).

Pemberdayaan ekonomi masyarakat dewasa ini perlu digerakkan, masyarak di wilayah perkotaan maupun pedesaan mulai sadar akan perlunya membuat suatu formula usaha mandiri dalam lingkungan masyarakat tersebut. Hal ini terlihat pada masyarakat dukuh ngentak sapen yang beberapa memiliki usaha menengah kecil. Beberapa usaha yang dimiliki oleh penduduk dukuh ngentak sapen belum sepenuhnya melakukan inovasi dalam hal produk dan model pemasarannya. Seorang wirausaha seharusnya memiliki beberapa modal yang perlu dikembangkan kepada diri setiap pengembang usaha, yaitu modal karakter inovatif dan kreatif. Dalam beberapa penelitian karakter inovatif dan kreatif sangat membantu untuk mengembangkan usaha yang dimiliki seorang wirausaha.

(35)

35

terdiri dari: sifat inovatif, kreatif, mampu mengatasi masalah baru, inisiatif, mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan memiliki pengetahuan; (c) Berorientasi manusia, terdiri dari: sifat suka bergaul dengan orang lain, fleksibel, responsif terhadap saran/kritik; (d) Berorientasi hasil kerja, teridir dari: sifat ingin berprestasi, berorientasi keuntungan, teguh, tekun, determinasi, verja keras, penuh semangat, dan penuh energi; (e) Berorientasi masa depan, terdiri dari: sifat pandangan ke depan, ketajaman persepsi; (f) Berani mengambil risiko, terdiri dari: sifat mampu ambil risiko, suka tantangan.

Menumbuhkan karakter inovatif dan kreatif kedalam diri seorang wirausaha merupakan hal yang sangat urgen, pada umumnya ide inovatif dan kreatif ini bentuk implementasinya kepada pemasaran, pembuatan produk baru dan lain sebagainya. Dalam melakukan pemasaran dengan berbagai banyak model, di era serba teknologi pemasaran dengan modal media sosial merupakan pemasaran bentuk pemasaran tidak langsung, para pengembang usaha mencoba untuk memasarkan produknya dengan media (Suryani, 2014). Dalam hal ini berdasarkan pengamatan di pasar Talo, para pedagang atau wirausaha kebanyakan usia dewasa dan didominasi oleh perempuan, mereka memiliki usaha berjualan di sekitaran wilayah pasar Talo. Mereka mengembangkan usaha berjualan dengan kemampuan yang mereka miliki.

B.Alasan Memilih Subyek Dampingan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika DIY, pada tahun 2017 Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 321.056penduduk yang dikategorikan memiliki masalah kemiskinan meningkat 110.44% dibandingkan tahun 2016. Sebagian besar, yakni 70,14% merupakan fakir miskin, 14,94% anak terlantar, 12,88% keluarga dengan rumah ynag tidak layak huni, 6,54% wanita rentan masalah sosial, dan sisanya 8,38% adalah gelandangan/pengemis anak nakal, anak jalanan. Kondisi ini mengisyaratkan perlunya perhatian lebih terhadap mereka yang tidak memiliki kekuatan untuk membangun usaha, guna untuk menghidupi keseharian. Di Kecamatan Caturtunggal pada tahun 2017 tercatat 45.280 penduduk, berdasarkan jenis kelamin laki-laki tercatat 22.610 jiwa dan berdasarkan jenis kelamin perempuan 22.670 jiwa.

(36)

36

Kesejahteraan sosial secara menyeluruh dalam pasal ini menyangkut juga tentang kesejahteraan ekonomi masyarakat. Terpenuhinya kesejahteraan sosial, kebutuhan terpenuhi, nakan menciptakan kesejahteraan ekonomi (Suharto, 2010). Kesejahteraan sosial merupakan usaha sosial yang terorganisis dan mempunyai maksud tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya (Hamid, 2012).

Kondisi ekonomi di pasar Talo masih perlu untuk dikembangkan dan diberdayakan. Khususnya yang sudah mempunyai usaha berjualan mandiri di Pasar seperti warung makan, warung sembako, warung atau toko perlengkapan untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak terlalu banyak macam usaha yang dimiliki oleh masyarakat setempat, namun ada beberapa pedagang yang menjual kerajinan tangan yang dibuat sendiri untuk hiasan dan mainan anak-anak. Semua jenis usaha yang ada di pasar Talo ini kebanyakan dikelola oleh para pedagang perempuan. Di pasar Talo tidak memiliki komunitas yang mengayomi para perkumpulan pedagang atau pengusaha kecil ini. Sehingga perlunya para pedagang kecil ini diberikan edukasi berupa sosialisasi pelatihan pemasaran online.

Pedagang di wilayah pasar Talo ini yang memiliki usaha menengah kecil tersebut rata-rata memiliki penghasilan 300 rb sampai dengan 1,5 juta perbulan. Mereka mengembangkan usaha kecilnya demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga, sehingga untuk meningkatkan pendapatan perbulan dan dapat mencukupi kebutuhan seari-hari mereka. Hal ini perlunya diadakan edukasi terhadap para pengembang dan pemilik usaha kecil di pasar Talo. Program sosialisai pelatihan pemasaran online ini ditujukan kepada para pedagang pasar Talo yang ingin memasarkan dagangannya secara online. Dalam tahap perkembangan dewasa adalah waktu menempatkan diri di masyarakat dan ikut bertanggung jawab terhadap apapun yang dihasilkan dari masyarakat. Kepedulian (care) adalah perluasan komitmen untuk merawat orang lain, merawat produk dan ide yang membutuhkan perhatian (Santrock, 1995).

C.Kondisi Subyek Dampingan Saat Ini

(37)

37

dan ada juga yang hanya menempuh pendidikan sampai bangku SD. Di pasar Talo ini terdiri dari sekitar 35 orang yang berjualan.

Tabel.1 Pembagian Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Pedagang

1. Laki-laki 13

2. Perempuan 22

35

Tabel.2 Pembagian Pedagang Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah Penduduk

1. Tidak Sekolah 4

2. SD/Sederajat 7

3. SMP/Sederajat 11

4. SMA/Sederajat 7

6. Belum Tamat Sekolah 6 Total 35

Tabel.3 Pembagian Pedagang Berdasarkan Jenis Usaha di Pasar Talo

No Jenis Usaha Jumlah Orang

1. Warung makan / Angkringan 5 Orang 2. Toko Sembako dan perlengkapan sekolah 5 Orang 3. Jualan makanan tradisional 7 Orang

4. Jualan sayur dan buah 7 Orang

5. Jual kerajinan tangan (mainan dan hiasan) 5 Orang 6. Jual lauk pauk (ayam, ikan dll) 6 Orang

Total 35 Orang

D.Kondisi Dampingan Yang Diharapkan

(38)

38

setidaknya seorang wirausaha memiliki bangunan karakter psikologis yang kuat, seperti karakter percaya diri, optimis, dan inovatif dalam melakukan eksekusi pada suatu produk atau pembuatannya. sehingga adanya perkembangan yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun diri orang lain. Manfaat program pendampingan dengan model sosialisasi pelatihan pemasaran online ini diharapkan mampu memberikan perubahan perilaku serta pola pikir untuk lebih inovatif dan kreatif dalam mengembangkan dan memasarkan usaha menengah kecil di tengah arus deras globalisasi ini. Diharapkan para pedagang yang mengikuti sosialisasi pelatihan ini dapat mengembangkan potensi dan memiliki daya untuk senantiasa melakukan inovasi dan kreatifitas sehingga memudahkan para pedagang untuk memasarkan produk atau barang mereka.

Produk lain dari program pengembangan dan pengabdian ini adalah berupa “Modul Desain Literasi Partai Politik” yang disuguhkan dalam berbagai macam kajian dengan Prespektif Psikologi Politik tentunya yang akan dicetak untuk memenuhi kajian materi di mata kuliah Psikologi Literasi dan Pastisipasi Politik. Sehingga dapat bermanfaat bagi

E.Strategi Yang Digunakan

Peningkatan ekonomi kerakyatan harus diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia. Oleh karena itu pemerintah mengupayakan dengan mengadakan pelatihan bagi kelompok masyarakat untuk meningkatkan sumber daya manusia. Flippo (Kamil, 2012) mengemukakan bahwa “training is the act increasing the knowledge and skill of anemployee for doing a particular job” Pelatihan adalah tindakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seorang pegawai untuk melaksanakan tugas tertentu. Hal senada ditambahkan oleh Beach (Kamil, 2012) yaitu “The objective of training is to achieve a change in the behavior of those training”. Tujuan pelatihan adalah untuk memperoleh perubahan dalam tingkah laku mereka yang terlatih. Sehingga adanya manfaat positif ketika selesai sesi latihan tersebut dilakukan.

F. Pihak-Pihak Yang Terlibat dan Bentuk Keterlibatannya

Referensi

Dokumen terkait

Mensimulasikan dan menganimasikan gerakan plant swing leg open loop menggunakan alat bantu software MATLAB/SimMechanics dengan data yang sudah ada pada

Untuk mempelajari pengaruh penghilangan asupan vitamin D terhadap penurunan tekanan darah sistolik, maka tikus diberi perlakuan dengan meletakkan subyek di dalam

Latar belakang: Penyakit ginjal kronik (PGK) sebagai akibat kerusakan struktural dan fungsional ginjal memiliki progresifitas tinggi berlanjut sebagai end stage

Sistem pakar merupakan suatu program kom- puter sebagai penasehat yang terdapat penge- tahuan sesorang atau dari beberapa pakar ke dalam komputer untuk masyarakat yang memerlukan

Sedangkan pada daging matang yang diberikan perlakuan penambahan dan pengganti secara signifikan menunjukan nilai expressible drip yang rendah atau memiliki daya ikat air

Radioisotop 198Au yang dihasilkan dikarakterisasi dengan mengukur aktivitas, waktu paruh, energi, yield, kemurnian radionuklida dan kemurnian radiokimia serta ukuran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diambil kesimpulan bahwa kesesuaian antara materi pada Buku Siswa Matematika Kelas VIII Semester 1 dengan

Menurut Parakkasi (1983) ransum sapi pejantan diharapkan mengandung minimal 50 ppm alfa-tokoferol (vitamin E) yang berguna untuk meningkatkan kesuburan secara maksimum, namun