• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transplantasi Sebagai Salah Satu Metode

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Transplantasi Sebagai Salah Satu Metode"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

TAHUN 2012

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin

Kampus Unhas Tamalanrea

Jln. Perintis Kemerdekaan KM. 10 Makassar

(2)

BI DANG I LMU TEKNOSAI NS

1. Bidang Kajian Ilmu MIPA

DISTRIBUSI ASIMTOTIK DARI VARIANSI VEKTOR VARIABEL YANG DISTANDARKAN TANPA MELIBATKAN DUPLIKASI

DISTRIBUTION SAMPLING OF VECTOR VARIANCE WITHOUT DUPLICATIONS

Erna T. Herdiani(1)dan Maman A. Djauhari(2)

(1)Fakultas/Jurusan : MIPAUniversitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia,herdiani.erna@gmail.com/ (2)Universiti Teknologi Malaysia, Johor Bahru,Maman@utm.my

ABSTRAK :

Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan variansi vektor dari variabel yang distandarkan sebagai ukuran pengujian kesamaan matriks korelasi telah menerima banyak perhatian dalam dunia statistik. Dalam paper ini, akan diperkenalkan suatu ukuran yang lebih ekonomis dalam pengujian kesamaan matriks korelasi, didefinisikan sebagai varians vektor dari variabel yang distandarkan dikurangi semua elemen duplikasi. Untuk data yang berdimensi tinggi, ini akan meningkatkan efisiensi komputasi hampir 50% dibandingkan dengan vektor varians dari variabel distandarkan. Distribusi sampling dari statistik ini akan diselidiki untuk membuat aplikasi yang memungkinkan.

Kata kunci: distribusi asimtotik, matriks korelasi, uji rasio kemungkinan, variansi vektor dari variabel yang distandarkan,variansivektor

ABSTRACT :

In recent years, the use of vector variance as a measure of multivariate variability has received much attention in wide range of statistics. This paper deals with a more economic measure of multivariate variability, defined as vector variance minus all duplication elements. For high dimensional data, this will increase the computational efficiency almost 50 % compared to the original vector variance. Its sampling distribution will be investigated to make its applications possible.

(3)

ESTIMASI GRADIENT DI RUANG HILBERT DARI SOLUSI PERSAMAAN PARABOLIK TAK LINEAR TIPE m-LAPLACIAN

GRADIENT ESTIMATES IN HILBERT SPACESFOR SOLUTIONS OF NONLINEAR PARABOLIC EQUATIONS WITH

m-LAPLACIAN TYPE

Naimah Aris1, Jeffry Kusuma2, Syamsuddin Toaha3, Jusmawati Massalesse4 Fakultas/Jurusan : MIPA/Matematika

ABSTRAK :

Dalam penelitian ini dikaji estimasi dari solusi persamaan parabolic tak linier,

( (|∇ | )∇ ) +

( ) = ( ),

> 0,

∈ (Ω),-dengan syarat awal dan syarat batas

( , ) =

( ),

Ω;

( , ) = 0,

∈ Ω,

> 0,dengan Ω adalah domain yang terbatas dalam

serta dengan asumsi-asumsibahwa

(⋅)terdifferensial pada

,

( )

adalah fungsi yang memenuhi kondisi Lipschitz secara global dengan

(0) = 0

, termuat dalam ruang

(Ω).Pada penelitian tahun pertama ini dikaji estimasi

gradient solusi masalah di atas di ruang ,

(Ω), yakni menunjukkan bahwa

∥ ∇ ( ) ∥ ≤

(

, ∥ (1) ∥ ) < ∞,

≥ 1yang dibuktikan dengan mengembangkan metode dari metodeMoser

Kata kunci: Persamaan parabolik tak linier, tipem-Laplacian, estimasi gradient

ABSTRACT :

This study assessed the solution estimates of non-linear parabolic equation,

( (|∇ | )∇ ) + ( ) = ( ),

> 0,

∈ (Ω),with initial and boundary

conditions

( , ) =

( ),

∈ Ω;

( , ) = 0,

∈ Ω,

> 0,

where Ω is a finite domain in and with assumption that

(⋅)

differentiable on ,

( )is a function that satisfies the global

Lipschitz condition with

(0) = 0,

existing in

(Ω)

spaces. In the first year of this study, we examine the gradient estimates on the solution of the problem in ,

(Ω), which indicates

that∥ ∇ ( ) ∥ ≤ (

, ∥ (1) ∥ ) < ∞,

≥ 1.

For the proof of our result, we deriving methods introduced by Moser.

(4)

DIMENSI METRIK GRAF HASIL KALI SILANG GRAF LINTASAN

ON THE METRIC DIMENSION OF HELM GRAPH

Mawardi Bahri, Nurdin, Muh. Zakir, Galsan Mahie, Darmo Fakultas/Jurusan : MIPA/Matematika

ABSTRAK :

Misalkan

= ( , )

suatu graf sederhana

= {

,

,

, … ,

} ⊆

. Misalkan

, maka

( |

) = ( ( ,

), ( ,

),…, ( ,

))

merupakan representasi dari yang relatif terhadap , dimana

( , )

adalah jarak antara titik dan . Himpunan dinamakan himpunan penentu dari jika semua titik di mempunyai representasi yang berbeda. Himpunan penentu dengan kardinalitas minimum disebut himpunan penentu minimum atau basis dari dan kardinalitasnya menyatakan dimensi metrik dari , dinotasikan dengan

( )

. Dalam tulisan ini ditentukan dimensi metrik graf hasil kali silang 3 buah

graf lintasan, yaitu

(

) =

(

) =

(

) = 3

untuk

, ,

≥ 2

ABSTRACT :

A set of verticesSresolves a graphGif every vertex is uniquely determined by its vector of distances to the vertices inS. The metric dimension of a graphGis the minimum cardinality of a resolving set. The helm graph

(5)

KARAKTERISASI PROTEIN AKTIF DARI SPONS DAN MIKROBA SIMBIONNYA SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI AGEN IMUNOSTIMULAN (TENTATIF)

CHARACTERIZATION OF ACTIVE PROTEIN FROM SPONGES AND ITS MICROSYMBIONTS FOR THE UTILIZATION AS IMMUNOSTIMULANT AGENTS

Alfian Noor*, Ahyar Ahmad, Warsidah Reha, Nursiah La Nafie, dan Damma Salama

Fakultas/Jurusan : MIPA/Kimia

ABSTRAK :

Pencarian protein aktif dari spons untuk penggunaan sebagai imunostimulan telah dilakukan untuk tahun pertama dari empat tahun yang direncanakan. Dalam tahun pertama ini, dilakukan sampling di perairan kepulauan Spermonde maupun eksperimen laboratorium seperti taksonomi spesies dan mikrosimbion, isolasi dan identifikasi protein lalu pengujian in vitro imunostimulan dengan mikroba uji mycobacterium tuberculosis. Jenis spons yang teridentifikasi adalah Xestospongia sp., Melophlus sarassinorum sp., dan Plakina monolopha complex. Analisis lebih lanjut dipilih spesis Plakina monolopha complexdengan hasil : protein total ekstrak kasar adalah 6120 mg dalam spons dan 6240 mg dalam bakteri simbion. Disamping itu, total protein yang terdistribusi dalam berbagai variasi tingkat kejenuhan amonium sulfat adalah 738,84 untuk spons dan 1086,37 dalam bakteri simbionnya. Dapat disimpulkan bahwa ketersediaan protein yang tinggi dalam spons dan bakteri simbionnya cukup menjanjikan keberadaan protein yang bersifat imunostimulan. Pekerjaan lain, sebagai finishing touch penelitian tahun-1 ini, sedang dalam proses seperti perbanyakan bakteri dan ujiin vitroprotein imunostimulan terhadapmycobacterium tuberculosis.

Kata Kunci ; Protein, spons, imunostimulan,mycobacterium tuberculosis

ABSTRACT :

An active protein searching for an immunostimulant from sponges and its microsymbionts has been done for the first year out of four year planning. Sponge sampling was done in Spermonde archipel waters followed by laboratory works such as species and microsymbiont taxonomy, protein isolation and identfication, and in vitrotest of immunostimulant withmycobacterium tuberculosis. Species found isPlakina monolopha complex

and the content of total crude protein extract was 6120 mg in sponge and 6240 mg in its microsymbiont. Also, after fractionation with various ammonium sulphate saturated concentrations, total protein was 738.8 mg in sponge and 1086.37 in its microsymbiont. It can be concluded that high protein amount in both forms is promising for the existence of a protein having an immunostimulant property. Other works, that still underway and shortly accomplished, are microbial multiplication and in vitro test on mycobacterium tuberculosis.

(6)

PEMANFAATAN ENERGI GELOMBANG ULTRASONIK DALAM ADSORPSI ION LOGAM BERAT PB (II) DAN CU(II) PADA BIOADSORBEN KARBON AKTIF DARI SEKAM PADI

ULTRASOUND-ASSISTED ADSORPTION OF LEAD(II) AND COPPER(II) IONS ON RICE HUSK ACTIVATED CARBON

M. Zakir*, Maming, I. Raya, A. Karim, Santi Fakultas/Jurusan : MIPA/Kimia ABSTRAK :

Penelitian tentang pemanfaatan energi gelombang ultrasonik dalam adsorpsi ion logam berat Pb2+dan Cu2+ pada bio-adsorben karbon aktif dari sekam padi telah dilakukan. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah tersedianya data kapasitas adsorpsi dan material karbon aktif dengan kualitas lebih baik dari hasil irradiasi dengan gelombang ultrasonik. Rata-rata kadar abu sekam padi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 20,69%. Karakteristik permukaan (surface characteristics) material karbon aktif yang dibuat pada suhu 400C kemudian diaktivasi dengan larutan ZnCl2 10%; berdasarkan data-data SEM, XRD, FTIR dan analisis sifat permukaan, adalah lebih baik dibandingkan dengan karbon aktif yang dibuat pada kondisi-kondisi lainnya. Nilai konstanta Langmuir,b, untuk adsorpsi non-ultrasonik (-0,0362) dan ultrasonik (0,1105) untuk ion logam Cu2+, dan adsorpsi non-ultrasonik (-5,1508) dan ultrasonik (1,0745) untuk ion logam Pb2+, sehingga disimpulkan bahwa ultrasonik secara positif mempengaruhi afinitas ion logam Cu2+ dan Pb2+ terhadap karbon aktif sekam padi. Kapasitas adsorpsi maksimum (am) karbon aktif sekam padi meningkat akibat iradiasi ultrasonik. Nilai konstanta am pada model Langmuir adalah 6,2775 (ultrasonik) lebih besar dibandingkan dengan 1,0464 (non ultrasonik) untuk ion logam Cu2+. Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 83% akibat adanya iradiasi gelombang ultrasonik. Untuk ion logam Pb2+, terjadi kenaikan sebesar 41%, dari 9,7561 (non ultrasonik) menjadi 16,5017 (ultrasonik), akibat iradiasi ultrasonik.

Kata Kunci ; Karbon aktif, sekam padi, afinitas adsorpsi, kapasitas adsorpsi maksimum, ultrasonik ABSTRACT :

Ultrasound-assisted adsorption of Pb2+and Cu2+ions on rice husk activated carbon has been conducted. The present study was aimed to removal of Pb2+ and Cu2+ ions from aqueous solution by ultrasound assisted adsorption onto surface of activated carbon. The ash content of rice husk used in this experiment was 20.69%. Surface characteristics were determined with analyses based on Scanning Electron Microscopy, X-Ray Diffraction, and Fourier Transform Infrared, and surface properties analysis. The results showed that rice husk based activated carbon prepared at 400C and treated with ZnCl210% has better properties compared to others activated carbon prepared with difference conditions. The value of Langmuir model constant,b, for Cu2+ion adsorption is -0.0362 (absence of sonication) and 0.1105 (presence of sonication), and for Pb2+ion adsorption is -5.1508 (absence of sonication) and 1.0745 (presence of sonication). Those values suggest that ultrasonic irradiation positively affects the affinity of Pb2+and Cu2+ions towards the adsorbent. Maximum adsorption capacity increases in the presence of sonication. This can be seen on the value of am, Langmuir constant which represents the maximum adsorption capacity of adsorbent. The values for Cu2+adsorption are 1.0464 mg/g and 6.2775 mg/g for the absence and presence of sonication, respectively, which suggests an increase (83%) in the adsorption capacity of activated carbon due to the ultrasonic irradiation. The values for Pb2+adsorption are 9.7561 mg/g and 16.5017 mg/g for the absence and presence of sonication, respectively, which also suggests an increase (41%) in the adsorption capacity of activated carbon due to the ultrasonic irradiation

(7)

SINTESIS TURUNANP-KUMARAMIDA DAN UJI BIOAKTIVITASNYA TERHADAP SEL TUMOR LEUKIMIA P388

SYNTHESIS OFP-COUMARAMIDE DERIVATIVE COMPOUNDS AND THEIR ACTIVITY ESSAY TO AGAINST TUMOR CELL LEUKIMIA P388

M. Zakir*, Maming, I. Raya, A. Karim, Santi Fakultas/Jurusan : MIPA/Kimia ABSTRAK :

Penelitian tentang metode sintesis senyawa turunan p-kumaramida, yakniN- propil-p-kumaramida, N,N -dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida serta uji aktivitasnya terhadap sel tumor leukimia P388 telah dilakukan. Senyawa turunan p-kumaramida disintesis dari asam p-kumarat dan amina yang sesuai sebagai reaktan dengan menggunakan katalis asam borat pada kondisi refluks di dalam pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Melalui metode tersebut maka diperoleh senyawa N-propil-p -kumaramida,N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil- p-kumaramida sebagai padatan putih dengan rendamen secara berturut-turut 37,1%, 37,90%, dan 29,84%. Senyawa hasil sintesis tersebut semuanya bersifat aktif terhadap sel tumor leukimia P388 dengan urutan kekuatan aktivitas:

piperidinil-p-kumaramida (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-dietil-p-kumaramida (IC50 23,50 µg/mL) > N- propil-p -kumaramida (53,56 μg/ml). Senyawa piperidinil-p-kumaramida adalah senyawa yang paling berpotensi digunakan sebagai anti tumor

Kata Kunci ;p-kumaramida, Tumor, P388, IC50

ABSTRACT :

A research about synthesis methode ofp-coumaramide derivative compounds, i.eN-propyl-p-coumaramide,

N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p-coumaramide as well as their activity essay to against leukimia tumor cell P388 had been done. The derivative compunds were synthesized fromp- coumaric acid and suitable amines as reactans and boric acid as catalist by reflux in DMF solvent and nitrogen atmosphere for 16 hours. By this methode, N-propyl-p- coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p -coumaramide coumponds were obtained as white solid in 37,1%, 37,90%, and 29,84% yields, respectively. All of these compounds active to against leukimia tumor cell P388 with the order of their activity strength were piperidinyl-p-coumaramide (IC50 5,34 µg/mL) >N,N-diethyl-p- coumaramide (IC50 23,50 µg/mL) >

N-propyl-p-coumaramide (53,56 μg/ml). Piperidinyl-p-coumaramide compound is the most potential compound to be applied as antitumor agent.

(8)

PEMANFAATAN ION CD(II)IMPRINTED POLYMER(CD-IIP) SEBAGAI MEMBRAN PADA ELEKTRODA SELEKTIF ION CD (II) UNTUK “QUALITY CONTROL” PENCEMARAN LINGKUNGAN

Paulina Taba, Syaripuddin Liong, Asmawati dan Djabal Nur Basir

Fakultas/Jurusan : MIPA/

ABSTRAK :

Ionimprinted polymer(IIP) dannon imprinted polymer(NIP) telah disintesis melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah pembuatan kompleks Cd(NO3)2dengan asam kuinaldat dengan perbandingan mol 1:1 . Tahap kedua adalah pencampuran kompleks tersebut dengan asam salisilat-formaldehida (1:3) dengan HCL 2M sebagai katalis Polimerisasi dengan menggunakan microwave pada temperatur 140 oC selama 15 menit. Hasil sintesis dicuci dengan akuades dan dikeringkan dalam oven pada temperatur 50oC. Polimer digerus sampai halus (60-100 mesh), dicuci dengan larutan EDTA 0,05 M dan dikeringkan kembali untuk menghasilkan Cd(II) ion imprinted polymer (Cd-IIP). Analisis polimer menggunakan FT-IR dan SEM-EDS. Hasil FTIR menunjukkan ada pergeseran pada panjang gelombang 3400-3035 cm-1, 1700-1662 cm-1dan 800-500 cm-1merupakan karakteristik untuk vibrasi – OH ulur, C=O tekuk, dan daerah sidik jari yang menunjukkan adanya pengikatan logam. SEM-EDS memperlihatkan adanya perbedaan citra permukaan dan komposisi dari NIP dan Cd-IIP.

Kata kunci: Imprinted Polymer, Microwave, Cd(II), FT-IR, SEM-EDS ABSTRACT :

Ion Imprinted Polymer (IIP) and Non Imprinted polymer (NIP) have been synthesized by using two steps. The first step was complexing Cd(NO3)2 with quinaldic acid with the mol ratio of 1:1. The second step was mixturing the complex with salisilc acid-formaldehyde (1:3) with 2M HCl as a catalyst. Polymerisation was conducted using a microwave at a temperature of 140oC for 15 minute. The result was washed by aquadest and dried in an oven at a temperature of 50oC. Polymer was grinded to powder ( 60-100 mesh), washed with 0,05 M EDTA solution and dried again to produce Cd(II) ion imprinted polymer (Cd-IIP). Polymer was analyzed by FTIR and SEM-EDS. FTIR spectra showed that there was a change in the wavelengths at 3400-3035 cm-1, 1700-1662 cm-1, and 800-500 cm-1which are characteristic for vibrations of -OH strecthing, C=O bending and finger print region indicating the existence of metal bonding. SEM-EDS images showed that there were the difference in surface images and compositions of NIP, IIP, and Cd-IIP.

(9)

AKTIVITAS ANTIMITOTIK, INDUKSI APOPTOSIS DAN EKSPRESI

GEN p53 DARI SENYAWA BIOAKTIF HYDROIDAglaophenia cupressinaLamoureoux TERHADAP SEL TUMOR

ANTIMITOTIC ACTIVITIES, APOPTOSIS INDUCTION AND GEN P53 EXPRESSION OF HYDROIDAglaophenia cupressinaLamoureoux BIOACTIVE COMPOUND ON TUMOR CELL

Sjafaraenan*, Eva Johannes*, Ruslan Umar*, Rosana Agus* Fakultas/Jurusan : MIPA/Biologi

ABSTRAK :

Penelitian tentang aktivitas antimitotik ini bertujuan: jangka panjang, untuk mendapatkan senyawa yang bersifat antikanker sebagai bahan dasar dalam pembuatan obat yang berasal dari bahan alam laut, khususnya dari hydroid aglaophenia cupressina Lamoureoux. Pada penelitian ini, ingin diketahui senyawa bioaktif dari hydroid yang memiliki aktivitas antimitotik, terhadap pembelahan sel zigot bulu babi

Tripneustes gratilla Linn. Metode antimitosis digunakan untuk mendapatkan intensitas concentrasi (IC50) yang mampu menghambat pembelahan sel bulu babi dengan membandingkan vinkristin sebagai kontrol positip. Penelitian bersifat eksperimental, dengan melakukan ekstraksi sampel hydroid, dengan menggunakan methanol dan partisi dengan pelarut n-heksan. selanjutnya difraksinasi menggunakan kromatografi kolom vakum dan kolom tekan kemudian dimonitor dengan KLT. Selanjut dilakukan uji aktivitas antimitotik , dengan penyuntikan ke dalam bagian gonad jantan dan betina dari bulu babi

Tripneustes gratilla Linn., identifikasi struktur molekul menggunakan data spectra UV, IR dan NMR. Hasil penelitian menunjukkan: Asam heksadekanoat dan β –sitosterol yang berasal dari hydroid Aglaophenia cupressina memiliki daya hambat dalam pembelahan sel zigot bulu babi Tripneustes gratillaLinn, Asam heksadekanoat dan β-sitosterol yang berasal dari hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux dengan konsentrasi 10 µg/mL dapat dikembangkan sebagai senyawa antikanker berdasarkan nilai IC50.

Kata kunci:Antimitotik, apoptosis, gen p53 dan hydroid

ABSTRACT :

The long term purposed on the antimitotic activity is to get the essensial compund that having anticancer chararacteristic as a basic compound of the medicine drug from the seas natural component, especially from hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux. The aspecting from the research is hopefully the bioactive compound of the hydroid that having antimitotic activities on the zigot cells deviated of the sea urchin

Tripneustes gratilla Linn. Antimitosys method is used to getting concentration intensity (IC50) that having cappability to obstruct the cell division of sea urchin by comparing with vinkristin as a positive control. The research is based on the experimental designed, with extracting hydroid samples using methanol and partition stages using n-hexan solvent. The next stage, vacum colom cromatophy and compressed colom are used for fractionation and monitoring by KLT. Antimitotic activities examed is done for the next steps, by injection into male and female gonads of sea urchin Tripneustes gratilla Linn., identification of molecule structure by spectra UV data, IR and NMR..The result of the research showed that hexadecanoat acid and β-cytosterol from hydroid had capability to obstruct the cells division of sea urchin Tripneustes gratillaLinn. Zigot. Hexadecanoat and β-cytosterol from hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux with 10 µg/mL concentrated could be expanded as anti cancer compound based IC50.

(10)

DIVERSITAS GENETIC GEN ARA DARI BURKHOLDERIA PSEUDOMALLEI SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI PENYAKIT MELIODOSIS YANG BERASAL DARI ISOLAT KLINIS

GENETIC DIVERSITY OF ARA GENE ISOLATES BURKHOLDERIA PSEUDOMALLEI AS VIRULENCE MELIODOSIS

Zaraswati Dwyana, Risco B.Gobel, Nur Haedar , Asadi Abdullah Fakultas/Jurusan : MIPA/Biologi

ABSTRAK :

Penyakit meliodosis adalah suatu jenis penyakit yang ditemukan endemik di daerah tropis yang disebabkan oleh kumanBurkholderia pseudomallei.Kuman ini bersifat sebagai saprofit dan patogen opurtunistik dan hidup di tanah dan air.B.pseudomalleimempunyai dua substrain yaitu kuman yang mampu mengasimilasi sumber karbon dari arabinosa dan yang tidak mampu mengasimilasi arabinosa dan digolongkan kelompok ara+ dan ara-. Tingkat virulensi kuman ini berkaitan dengan keberadaan gen ara-pada B.pseudomalleiyang sangat bersifat pathogen. Penelitian ini adalah lanjutan penelitian sebelumnya yaitu telah ditemukan beberapa isolat tanah pada beberapa lokasi di Kota Makassar dan telah diperoleh 89 isolat B.pseudomaleiyang berasal dari lingkungan tanah. Dalam penelitian ini akan dilanjutkan pengambilan darah dari suspek meliodosis dari rumah sakit.Sampel darah dilakukan isolasi DNA dan dilanjutkan PCR untuk mendeteksiB.pseudomalleiyang menggunakan gen 16 S rRNA primer 2 Burk 16 dan 2PS. Untuk mendeteksi jenis gen ara digunakan primer Primer Bps 16S-U33 -Bps 16S-OL731, Bps16S - 683L- Bps16S 1460R ,Bps 16S-42L -Bps16S-266R. Hasil penelitian diperoleh dari 52 sampel darah yang berasal dari Balai Pengobatan Penyakit paru Makassar, RS Pendidikan UNHAS, RSUD Takalar 38 pasien terinfeksi

Burkholderia pseudomalleidan 30 isolat dengan gen Ara + dan 8 gen Ara -. Kata kunci:Burkholderia pseudomallei, gen Ara

ABSTRACT :

Meliodosis is one of the disease type found endemic in the tropical zone which caused by Burkholderia pseudomalleibacteria. This bacteria is belonging to apportunistic pathogen and saprofit bacteria and live in water and soil.B.pseudomalleihas two substrain, one can assimilate carbon from arabinose and the other can not assimilate arabinose and classified as ara+ and ara- group. The virulens of this bacteria is correlated with the existing of ara gen in pathogenic B.pseudomallei.This research is continue from the previous research which found a few isolate from the soil in some location of Makassar and 89 isolat ofB.pseudomalleifrom soil environment. In this research blood samples will be taken from meliodosis suspect from hospital and will isolate its DNA and PCR method to detectB.pseudomalleiby using 16 S rRNA primer 2 Burk 16 gen and 2PS. To detect the type of ara gen is using primer Bps 16S-U33 -Bps 16S-OL731, Bps16S - 683L- Bps16S 1460R ,Bps 16S-42L -Bps16S-266R. The result found 52 sample of blood from Balai Pengobatan Penyakit paru Makassar, RS Pendidikan UNHAS, 38 patient are infected of Burkholderia pseudomallei and 30 isolat with Ara+ gen and 8 of Ara- gen.

(11)

T HE INFLUENCE OF BAMBOO LEAF ASH AS FLY ASH ON PHYSICAL PROPERTY OF CONCRETE CEMENT

Nurlaela Rauf, Dahlang Tahir and Iin Roswansari Fakultas/Jurusan : MIPA/Fisika

ABSTRAK :

Abu daun bambu digunakan sebagai abu terbang pada semen, karena alasan ramah lingkungan. Abu daun bamboo (blash) ditambahkan pada bahan dasar semen (klinker, gipsum, tras dan batu kapur). Persentasi berat dari abu daun bambu yang digunakan adalah 0%, 3%, 4% and 6%. Penentuan komposisi kimia ditentukan dengan menggunakan fluresensi sinar-x (XRF). Sifat fisis dari sampel semen diukur menggunakan alat otomatik Blaine, Vikat, dan Autoclave. Didapatkan sifat fisisnya sesuai yang disyaratkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sifat fisis terbaik didapatkan dari sampel yang terbuat dari 3% berat abu daun bambu sebagai bahan tambahan.

Kata kunci : Semen, abu daun bambu, klinker, gipsum, batu kapur

ABSTRACT :

The bamboo leaf ash is used as fly ash in cement, for the environmental reason. The bamboo leaf ash (blash) is added to base material of cement (clinker, gypsum, trash and lime stone). Percentage of blash is 0%, 3%, 4%, and 6% in weight with base material. The x-rays fluorescence (XRF) is used to determine its chemical composition. The physical properties of sample are measure by automatic Blaine, Vicat and Autoclave. Its physical properties match with Indonesia National Standard (SNI). The physical properties of the best sample are made from composition of 3 % in weight of bash as addition material.

(12)

2. Bidang Kajian Ilmu Teknik

MODEL PENATAAN RUANG LINGKUNGAN PERDESAAN TRADISIONAL MAKASSAR DI KAWASAN PESISIR, STUDI KASUS DESA TAMALATE KECAMATAN GALESONG UTARA

KABUPATEN TAKALAR

THE SPATIAL ARRANGEMENT MODEL OF MAKASSAR RURAL TRADITIONAL ENVIRONMENT IN COAST AREA (A CASE STUDY. LOCATED IN TAMALATE VILLAGE, SUB-DISTRICT OF NORTH GALESONG, TAKALAR

REGENCY)

Nasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman*, Yashinta K.D.*, Meldawaty A Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :

Lingkungan perdesaan merupakan asset bangsa tetapi hampir semua perdesaan tradisional sangat tertinggal dalam hal pembangunan fisik dan spasial termasuk perdesaan tradisional Makassar di Sulawesi Selatan.. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya Rencana Tata Ruang Perdesaan sebagai arah dan acuan pembangunan desa ke depan. Dalam dekade terakhir terjadi perubahan iklim dunia (global climate change) yang sangat drastis dan menimbulkan musibah di mana-mana. Di Sulawesi Selatan terjadi bencana hujan deras yang disertai angin kencang dan telah memorakporandakan ratusan rumah di kawasan permukiman pantai perdesaan di Sulawesi Selatan. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi penataan lingkungan permukiman tradisional perdesaan yang memenuhi krtiteria lingkungan yang baik dan tanggap terhadap perubahan iklim global, serta bagaimana model penataan ruang wilayah perdesaan tradisional Makassar di wilayah pesisir yang memenuhi persyaratan lingkungan permukiman yang baik, ditunjang konsep penanggulangan bencana serta ketersediaan ruang terbuka hijau yang multi fungsi. Proses dan metode penelitian menerapkan Inhancing Strategic Model (Banf, 2004) yang dimodifikasi. Analisis model penataan ruang menggunakan rumus y = f(X1,X2,X3,). dimana y = Model Lingkungan Perdesaan Tradisional di Kawasan pantai/Pesisir;X1= Penataan Ruang Lingkungan Desa; X2 = Mitigasi Bencana Lingkungan Pantai dan X3 = Penataan Ruang Terbuka Hijau Desa. Hasil penelitian dalam bentuk model penataan ruang wilayah perdesaan tradisional Makassar di wilayah pesisir dengan studi kasus di Desa Tamalate Kecamatan Gallesong Utara Kabupaten Takalar adalah konsep dan arahan Rencana Tata Ruang Perdesaan Tradisional Desa Tamalate, konsep peningkatan keandalan rumah tradisional dalammengatasi bencana hujan deras disertai angin kencang, serta rencana penataan kawasan terbuka hijau perdesaan.

Kata Kunci: Model Penataan Ruang, Perdesaan Tradisional Pantai, mitigasi bencana ABSTRACT :

Rural environment is an asset of nation but most of the traditional rural is greatly lagging behind in terms of physical development and spatial including the traditional rural Makassar in South Sulawesi. The reason of these lagging behind is the absence of Rural Land Use Plan as a reference to rural development in the future. In the last decade, global climate has change drastically and responsible for many disasters in various places. In South Sulawesi disaster torrential rains with strong winds has struck hundreds of homes in the rural coastal settlement in South Sulawesi. This study analyze factors affecting the external and internal arrangement of a traditional rural neighborhoods that meet the criteria of good environment and response to global climate change, and how the spatial model of the traditional rural Makassar in coastal areas that meet the requirements of good neighborhoods, supported concept of disaster management and the availability of green open space multi-functional. This research applied a modified Inhancing Strategic Model (Banf, 2004) in its process an method. Analysis of spatial models using the formula y = f (X1, X2, X3,). y = Model Traditional Rural Regions Environmental beach /coast; X1 = Spatial Rural Environment; X2 = Hazard Mitigation and Coastal Environment X3 = Setup Village Green Open Space. The results in the form of spatial model of the traditional rural coastal Makassar with a case study in the Tamalate Village, sub-district of North Gallesong, Regency of Takalar is the concept and direction of the Spatial Plan of Traditional Rural Village Tamalate, the concept of increasing the reliability of a traditional disaster in overcome the heavy rains with strong winds, and plans for the structuring of green open countryside.

(13)

KAJIAN TIPOLOGI RUANG BERMAIN ANAK PULAU LAE-LAE, MAKASSAR

STUDY ON THE TIPOLOGY OF CHILDREN PLAY SPACE IN LAE-LAE ISLAND, MAKASSAR Ria Wikantari , Rahmi Amin Ishak, Nurmaida Amri, Imriyanti

Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur ABSTRAK :

Anak-anak perkotaan tampak cenderung makin meninggalkan permainan alami di ruang terbuka seperti di taman bermain dan tanah lapang (outdoor). Kebanyakan anak-anak bermain permainan elektronik dalam kamar rumah secara soliter, juga di game centres pusat perbelanjaan dan rekreasi, atau, kalaupun permainan fisik terbatas di ruang bermain dalam bangunan komersial (indoor). Penelitian ini bertujuan: (1) menjelaskan latar perilaku pada ruang bermain anak di P. Laelae; (2) menemukenali faktor-faktor yang mempengaruhi latar perilaku tersebut. Analisis deskriptif-eksplanatif menggunakan tabulasi silang, matriks naratif, dan pola spasial dilakukan terhadap sampel penelitian sebanyak 30 orang anak yang dipilih secara klaster wilayah dari besaran populasi 301 anak pulau berusia 5-12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Latar perilaku pada ruang bermain anak di Pulau Laelae dapat diidentifikasi sebagai 4 tipe, masing-masing menunjukkan ragam gradasi antara dua karakter latar yakni: pembatasan ruang dan pemusatan; ketersebaran dan keterarahan; kesendirian/ kelengangan dan kesesakan ; dan antara pemisahan, pengumpulan/ penyatuan. Keempat latar perilaku tersebut berlangsung di dalam ruang yang secara fisik dapat dikategorikan menjadi 3: ruang formal seperti tanah lapang utama dan 3 ruang terbuka komunal permukiman; ruang semi-formal seperti teras rumah, jalan dan lorong dlam permukiman serta ruang informal seperti tepian pesisir dan tempat tambatan perahu. (2) Latar perilaku ruang bermain anak pulau dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yakni: karakteristik fisik ruang bermain dan tipologi permainan anak pulau. Diskusi penutup mengungkapkan usulan kemungkinan dua tipe penataan ruang bermain anak di permukiman P. Laelae: Pertama, penataan ruang bermain anak menjadi lebih formal melalui perbaikan unsur pembentuk ruang, derajat ketertutupan ruang, dan artikulasi ruang; dan kedua, penyediaan bank permainan baik tradisional maupun kontemporer yang dapat dipilih untuk dimainkan dalam ruang bermain formal, semiformal maupun informal yang telah ada.

Kata Kunci: Arena bermain anak, permukiman pulau, arsitektur bentang

ABSTRACT :

(14)

formation that increase degree of enclosure and degree of spatial articulation. Secondly, establishment of a games’ bank containing various traditional and contemporary plays that can be chosen to be played in the existing formal, semi-formal, as well as informal play spaces.

(15)

NILAI KUMULATIF JENIS KONDISI BERDASARKAN DATA LUMINANSI LANGIT DENGAN RASIO AWAN DAN LAMA PENYINARAN MATAHARI DI MAKASSAR

CUMULATIF VALUE OF SKY CONDITION BASED ON ILLUMINANCE DATA MEASUREMENT BY CLOUD RATIO AND SUNSHINE DURATION METHODS IN MAKASSAR

Muhammad Ramli Rahim, Triyatni Martosenjoyo, Husni Kuruseng, Samsuddin Amin Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :

Dalam upaya ikut serta berpartisipasi dalam IDMP dan mengumpulkan data di daerah tropik yang hingga saat ini masih sangat terbatas, sebuah stasiun pengukuran data iluminansi dan radiasi surya telah didirikan di Makassar dan telah beroperasi sejak Januari 1995 hingga tahun 2000. Selanjutnya pengukuran data cahaya langsung (global illumince) dan cahaya pantul (difuse illuminance) dilanjutkan kembali mulai April 2010 bekerjasama dengan Universitas Hong Kong. Penelitian direncanakan dalam waktu 3 tahun, dimana pada tahun I (2012) meliputi: Analisis karakteristik luminansi berdasarkan fluktuasi harian, bulanan dan tahunan yang diklasifikasikan sesuai jenis kondisi langit berdasarkan metode rasio awan dan lama penyinaran matahari. Hasil analisis kondisi langit dengan metode rasio awan untuk data luminansi tahun 1995-2000 selama 2.076 hari pengukuran diperoleh rekapitulasi rasio awan untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing-masing sebesar: 15.32%, 69.80%, dan 14.88% atau 318, 1.449, dan 309 hari. Selanjutnya, hasil analisis kondisi langit dengan metode rasio awan diperoleh rekapitulasi rasio awan bulan Mei - Oktober 2010 selama 143 hari pengukuran untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing-masing sebesar: 8.39%, 74.83%, dan 16.78% atau 12, 107, dan 24 hari. Hasil analisis kondisi langit dengan metode lama penyinaran matahari untuk data luminansi tahun 1995-2000 selama 2.076 hari pengukuran ( m = 67.6%) diperoleh rekapitulasi rasio awan untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing-masing sebesar: 9.44%, 76.89%, dan 13.67%. Sementara, dari hasil analisis kondisi langit dengan metode lama penyinaran matahari untuk data luminansi bulan Mei - Oktober 2010 selama 143 hari ( m = 61.0%) pengukuran untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing-masing sebesar: 7.81%, 74.82%, dan 17.73%. Perbandingan hasil analisis dan perhitungan dari kedua metode menunjukkan perbedaan yang relatif kecil Pada metode rasio awan terdapat perbedaan masing-masing sebesar: 6.93% pada kondisi langit cerah, 5.03% pada kondisi langit berawan, dan 1,9% pada kondisi langit mendung. Selanjutnya, pada metode lama penyinaran matahari terdapat perbedaan masing-masing sebesar: 1.63% pada kondisi langit cerah, 2.07% pada kondisi langit berawan, dan 3,7% pada kondisi langit mendung. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan periode data dan gejala perubahan iklim dalam kurun waktu yang dianalisis. Peluang perbedaan yang relatif kecil tersebut diduga karena alat ukur yang digunakan pada stasiun tersebut tidak sama. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kedua metode sangat baik untuk analisis penentuan jenis kondisi luminansi langit. Metode rasio awan lebih teliti dalam menghitung jenis kondisi langit harian, bulanan, dan tahunan. Memerlukan hasil pengukuran data luminansi global dan difus secara berkesinambungan. Metode lama penyinaran matahari lebih sederhana dan praktis untuk menghitung jenis kondisi langit bulanan dan tahunan karena hanya memerlukan data lama penyinaran matahari dari stasiun terdekat

Kata Kunci: Kondisi langit, luminansi global, luminansi difus, rasio awan. dan lama penyinaran matahari ABSTRACT :

(16)

days for each clear sky condition, cloudy sky, and overcast sky are : 8.39%, 74.83%, and 16.78% or 12, 107, and 24 days. The result of sky condition analysis by time range of sunshine method for luminance data in 1995-2000 during 2.076 measurement days (σm = 67.6%) obtainable cloud ratio recapitulation for each clear sky condition, cloudy, and overcast sky are : 9.44%, 76.89%, and 13.67%. While, from the result of sky condition analysis by time range of sunshine method for luminance data in May-October 2010 during 143 measurement days (σm = 61.0%) for each clear sky, cloudy, and overcast sky are : 7.81%, 74.82%, and 17.73%. Analysis result comparison and both of method calculation indicated small relatively difference. There are differences in each cloud ratio method as big as : 6.93% on clear sky condition, 5.03% on cloudy sky condition, and 1.9% on overcast sky condition. Further, on time range of sunshine method there are differences in each as big as : 1.63%, on clear sky condition, 2.07% on cloudy sky condition, and 3.7% on overcast sky condition.It caused by the data period difference and climate change indication during analyzed times. That small relatively difference chance suspected by measuring instruments that has been used on the station is not same. Generally it can be concluded that both of methods are very good for determination analytical of sky luminance condition. Cloud ratio method is more accurate within calculating the type of sky condition in daily, monthly, and yearly. Requires measurement result of the global and diffuse luminance data in sustainable. Time range of sunshine method is simpler and practical to calculating the type of monthly and yearly sky condition because only requires time range of sunshine data from the nearest station.

(17)

TINJAUAN TATA BANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN KONSEPGREEN RIVERPADA DAERAH ALIRAN SUNGAI PAMPANG KOTA MAKASSAR

REVIEW PROCEDURES FOR BUILDING HOUSING AND SETTLEMENT WITH THE CONCEPT OF GREEN RIVER FLOWING RIVER PAMPANG AREA MAKASSAR CITY

Victor Sampebulu’, Louis Santoso, Yusni Mustari, Suriana La Tanrang

Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :

Sungai tidak hanya merupakan sarana transportasi yang menghubungkan satu daerah dengan daerah-daerah lain, tetapi juga merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, secara kultur masyarakat sangat dekat dengan sungai dan sulit dipisahkan dengan sungai. Akibatnya ketika lahan di kota menjadi sesuatu yang mahal, orang-orang pun melirik daerah bantaran sungai yang membentang di sepanjang kota untuk dijadikan tempat tinggal dan letaknya pun berada di koridor tepian sungai. Perkembangan perumahan dan permukiman yang sangat pesat sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mengakibatkan banyak kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air dan bantaran sungai telah berubah menjadi daerah permukiman yang dihuni penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tata bangunan terhadap konsep pengembangan Green River pada kawasan perumahan dan permukiman yang cocok diterapkan di Kelurahan Pampang. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa kajian pustaka sebagai landasan untuk mengidentifikasi indikator dari tata bangunan dan konsep Green River, serta landasan-landasan untuk rekomendasi yang akan disarankan. Variabel – variabel yang digunakan akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil analisis diperoleh bahwa Kondisi Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan dan Koefisien Dasar Hijau di Kelurahan Pampang belum seluruhnya sesuai dengan standar penataan yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada aspek tata bangunan dan sebagian besar masyarakat belum menerapkan konsep Green River baik dalam skala mikro maupun makro. Konsep Green River meliputi lima aspek kajian utama yaitu transportasi ramah lingkungan, energy ramah lingkungan, pengelolaan air ramah lingkungan, pengelolaan sampah ramah lingkungan dan bentuk penghijauan. Akan tetapi masyarakat setuju dengan konsep Green river. Sehingga direkomendasikan alternatif pengembangan konsep green river pampang.

Kata Kunci: Tata Bangunan,Konsep Green River,Perumahan dan Permukiman, Kelurahan Pampang.

ABSTRACT :

(18)
(19)

KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH BERSAMA KAMPUS BARU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Baharuddin1, Muhammad Taufik Ishak1, Syarif Beddu1& M. Yahya1 Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kenyamanan termal Gedung Kuliah Bersama Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang berlokasi di Kampus Unhas Gowa. Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu bagian dari pembangunan kampus baru Fakultas Teknik yang memuat 81 ruang kuliah dan tiga ruang laboratorium dasar, serta ruang-ruang penunjang, seperti ruang dosen dan asisten, lobby, musallah, dan toilet. Dari 81 ruang kelas yang ada, hanya empat ruang dilengkapi dengan pengkondisian udara buatan (AC). Pada tahap penelitian awal ini, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran beberapa variabel kenyamanan termal yang meliputi: temperatur, kelembaban udara dan angin. Terpilih dua ruangan yang dijadikan sampel untuk pengukuran yaitu ruang kelas yang berada di lantai 1/F dan lobby di lantai G/F. Selain itu dipilih juga dua ruang kelas untuk survei respon pengguna terhadap kenyamanan termal ruangan. Hasil pengukuran di dua titik di daerah lobby menunjukkan bahwa rata-rata temperatur berada di atas zona nyaman. Hasil yang sama juga diperoleh pada pengukuran yang dilakukan di bagian tengah ruang kelas. Temperatur tertinggi terjadi pada jam 15.00-15.30. Setelah jam 15.30, temperatur turun, namun tetap berada di atas zona nyaman. Hasil pengukuran kelembaban relatif menunjukkan rata-rata sekitar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara agak kering, yang disebabkan oleh tingginya temperatur luar yang mencapai 34oC. Pada saat pengukuran arah angin didominasi oleh angin barat dengan kecepatan yang tiba di bagian selatan bangunan adalah sekitar 2 m/detik. Namun angin ini tidak menyebabkan terjadinya aliran udara dalam ruangan. Hasil survei tentang pendapat pengguna terhadap kualitas kenyamanan termal di dua ruang kelas pada umumnya pengguna (mahasiswa dan dosen) merasakan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh tingginya temperatur udara dan tidak adanya aliran udara dalam ruangan. Hal ini terutama dirasakan pada waktu siang, setelah jam 12 siang.

(20)

PRINSIP TATANAN KOTA PANTAI BERBASIS KEARIFAN LOKAL: STUDI KASUS KOTA MAKASSAR

LOCAL WISDOM AS A GUIDE TO CITY SPATIAL PLANNING: CASE STUDI MAKASSAR CITY

Arifuddin Akil. Ananto Yudono. Ihsan dan Abdul Mufti Radja Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :

Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan local budaya Bugis-Makassar yang tumbuh - berkembang di kawasan permukiman sepanjang pesisir kota Makassar. Studi ini dimaksudkan untuk mempertajam standar dan pedoman penataan kota pantai yang efektif dalam membangun paradigm stakeholder tentang kajian kearifan local sesuai dinamika perkembangan Ipteks modern, sebagai landasan berfikir, pengambilan keputusan dalam penataan dan pemanfaatan ruang kota pantai.Studiinibermanfaatbagipembangunanmodel kotapantai yang berbasis pada konstruksi terpadu antara kearifan lokal dan perkembangan ipteks.Studi ini berupaya menyelesaikan kajian eksploratif tentang kearifan local budaya Bugis- Makassar yang tumbuh berkembang pada masa lalu, serta kondisi social budaya yang berkembang saat ini di kawasan permukiman sepanjang pesisir kota Makassar. Metode yang digunakan adalahtriangle analysesberupa analisis lintas hasil kajian literatur, wawancara mendalam tokoh masyarakat, dan observasi morfologi social budaya dan fisik di wilayah penelitian. Studi ini menemukan bahwa masyarakat Bugis-Makassar memiliki kearifan lokal yang berbasis pada nilai-nilai budaya, kosmologi, dan filosofi yang dipahami secara turun temurun hingga kini. Implementasi nilai-nilai kearifan lokal yang masih tetap eksis di Kota Makassar ini berpengaruh terhadap tatanan wilayah yang lebih makro. Beberapa kearifan lokal masyarakat Bugis-Makassar yang hingga kini diidentifikasi termanifestasi di dalam wujud Kota Makassar berupa: pola jalan, bentuk bangunan, dan orientasi bangunan.

Kata Kunci:Kota pantai, kearifan lokal, Makassar

ABSTRACT :

This study aims to identify of the local wisdom of the Buginese-Makassarese culture who grew up in the settlements along the coastal area of Makassar City. It is intended to sharpen the standard and guidance of the coastal city planning which will become more effective in shaping the paradigm of the stakeholder about the urgency of the local wisdom study in its coexistence with the dynamic development of the modern science, technology and art, as the basis of thinking, decision making, and attitude toward planning and utilizingin coastal city. This research is useful for the development of coastal city planning model based on an integrated construction of the local wisdom and development of the science, technology and art. This study tried to solve the exploration studies of the local wisdom of the Buginese-Makassarese culture that emerged and developed in the old times, also the socio-cultural condition which develop in residence area along the shore of Makassar City. The method of the research is triangle analysis in form of cross literature study analysis, deep interview with the notable local figure, and morphological observation of socio-cultural, and physical in the research area. The study found out that the Buginese-Makassaresecommunity have their own local wisdom based on cultural, cosmological, and philosophical values which are understood through generations and lasted until now.The implementation of the existed local wisdom values in Makassar city has affected the larger region/zone planning. Some of the identified local wisdom of Buginese-Makassarese community is identified manifest in the form of Makassar City, especially: the road pattern, the building shape, and the building orientation.

(21)

KONSERVASI KAWASAN TUA TERHADAP PERKEMBANGAN

Penelitian ini merupakan tahap pertama dari penelitian yang terdiri dari tiga tahap untuk mengembangkan suatu manajemen konservasi pengembangan sarana pariwisata kota di kawasan kota tua di Makassar. Tahap-tahap penelitiannya adalah sebagai berikut: Pertama, mengidentifikasi perkembangan sarana pariwisata kota di kawsan kota tua; Kedua, menganalisis pengaruh perkembangan sarana pariwisata di kawasan kota tua; Ketiga, mengembangkan manajemen konservasi di kawasan kota tua terhadap perkembangan sarana pariwisata kota. Pengembangan kawasan wisata di daerah perkotaan akan berhasil bila sarana pelayanan wisata tersedia untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, seperti hotel, gedung atau ruang konvensi, restoran, kafe, toko suvenir, agen perjalanan, dan sarana lainnya. Perkembangan keberadaan bangunan yang melayani kegiatan pariwisata diperkotaan, akhir-akhir ini telah merubah pola spasial kota Makassar, terutama di kawasan kota tua. Fenomena spasial yang terjadi di kawasan kota tua, yang merupakan salah satu pusaka kota,perlu dikaji untuk untuk mengembangan suatu manajemen konservasi yang meliputi aspek sosial, prilaku dan fisik atau aspek visual kota. Tujuan tahap pertama penelitian adalah adalah mengidentifikasi perkembangan sarana pariwisata di kawasan kota tua. Hasil penelitaian tahap pertama adalah data dasar untuk penelitian selanjutnya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian tahap pertama ini adalah pengamatan lapangan dan pengambilan data secara langsung untuk mengidentifikasi sarana pelayanan pariwisata. Sarana pelayanan pariwisata yang diamati antara lain adalah hotel, restoran, toko retail, toko cinderamata, kafe, karaoke, agen perjalanan, dan lain-lainnya. Unit analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perubahan pola spasial adalah dari perkembangan kegiatan pariwisata adalah jenis bangunan, perubahan fungsi atau kegiatan, lokasi bangunan, jarak terhadap sarana pelayanan kota, karakteristik bangunan. Hasil penelitian menemukan bahwa sarana kegiatan pariwisata di kawasan koata tua didominasi oleh restoran, toko retail, dan toko cinderamata. Data dasar dari hasil analisis menunjukkan terjadinya perubahan jenis bangunan, fungsi bangunan, jarak dari sarana pelayanan kota, karakteristik bangunan, pola spasial sarana pelayanan pariwisata di kawasan kota tua.

Kata kunci: pariwista kota, sarana pariwisata, kawasan kota tua, perubahan spasial, konservasi kota

ABSTRACT :

(22)

dominated by restaurant, retail shops, and souvenir shops. The research finding in the first stages constitutes data base for the further researches. The data base show the changes in building types, building functions, distance from urban amenities, building characteristics, and spatial pattern of tourism facilities in the old district of Makassar.

(23)

ASESMEN VISUAL WISATA SUSUR PANTAI MAKASSAR

(VISUAL ASSESSMEN ON MAKASSAR COASTAL CRUISE TOURISM) Slamet Trisutomo

Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur ABSTRAK :

Kota Makassar sebagai kota tepi air memiliki obyek wisata yang potensial. Sejauh ini wisata pantai masih berfokus pada sisi darat, padahal dari sisi laut, potensi menarik pantai tersebut dapat dikembangkan menjadi obyek wisata susur pantai (cruise tourism). Wisata susur pantai adalah kegiatan menikmati keindahan dan keunikan obyek-obyek yang ada di sepanjang pantai dari sisi laut dengan cara berlayar menyusuri pantai. Penelitian ini adalah langkah awal perencanaan (preliminary planning) bertujuan melakukan asesmen visual terhadap sejumlah obyek untuk menentukan kelayakannya sebagai obyek wisata susur pantai. Pada penelitian pendahuluan, 10 obyek terpilih yaitu Barombong, Tanjung Bayang, Akkarena, Trans Studio, Mesjid Terapung, Anjungan Losari, Pantai Gapura, Pelabuhan Soekarno-Hatta, Depo Pertamina, dan Pelabuhan TradisionalPaotere. Sebanyak 20 responden yang terpilih sebagai asesor yang diajak berlayar sepanjang pantai dan memberikan asesmen secara langsung terhadap 10 obyek-tersebut; 30 responden lainnya memberikan asesmen secara tidak langsung dengan cara meilhat foto-foto obyek yang sama. Sepuluh parameter digunakan untuk memberikan asesmen secara visual yaitu kebersihan perairan, keindahan pesisir, sempadan sebagai ruang publik, vegetasi dan lansekap, harmoni warna, kesejukan pemandangan, suasana lingkungan, keunikan, penanda, dan keramaian pengunjung. Asesmen dilakukan dengan memberikan skor antara 1 sampai 5 terhadap setiap parameter. Hasil penelitian menunjukkan skor gabungan semua parameter asesmen langsung dan tidak langsung masing-masing obyek ialah Barombong (2,99); Tanjung Bayang (3,40), Akkarena (3,96), Trans Studio (2,97), Mesjid Terapung (2,74), Anjungan Losari (2,93), Pantai Gapura (2,91), Pelabuhan Soekarno-Hatta (2,47), Depo Pertamina (2,45) dan Pelabuhan Tradisional Paotere (2,90). Dengan menentukan passing grade2,5 maka hanya Pelabuhan Soekarno-Hatta dan Depo Pertamina yang tidak memenuhi syarat kelayakan sebagai obyek susur pantai. Penelitian ini juga merekomendasikan perencanaan lanjutan meliputi perencanaan zonasi pesisir, infrastruktur wisata susur pantai, perencanaan kapalpesiar, dan manajemen operasional wisata.

Kata kunci: Wisata pesisir, susur pantai, Makassar ABSTRACT :

(24)

fringe of the tourist infrastructure, boat, and the planning and operational management.

(25)

OPTIMASI PERANCANGAN KAPAL PENYEBERANGAN DI KAWASAN TIMUR INDONESIA

(OPTIMIZATION OF SHIP DESIGN FOR FERRY SERVING IN EASTERN PART OF INDONESIA)

Ganding Sitepu1, Andi Sitti Chaerunnisa1, Sunarto1, Hamzah1 A. Dirga Noegraha2, Mansur Yahya2

Fakultas/Jurusan : Teknik/Perkapalan ABSTRAK :

Tulisan ini memberikan gambaran kondisi sarana transportasi penyeberangan antar pulau di Kawasan Timur Indonesia. Optimalisasi kapal penyeberangan perlu dilakukan untuk memenuhi kondisi pertumbuhan permintaan jasa transportasi laut yang terus meningkat. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian berdasarkan prosedur desain dan kuantifikasi untuk mengukur variabel penelitian melalui seleksi dan desain struktur data. Penelitian ini bertujuan menjabarkan batasan dalam mengoptimalisasi perancangan kapal penyeberangan serta menyusun konsep yang tergambar dalam suatu bagan alir. Dari indentifikasi masalah terhadap kondisi permintaan pada beberapa lintasan penyeberangan di KTI, ditemukan fungsi objektif optimalisasi yaitu meminimalkan biaya operasional kapal dengan mempertimbangkan batasan dan kriteria optimaliasasi. Batasan (constraints) geometri dalam optimalisasi meliputi rasio perbandingan variabel desain (Loa/B, Loa/H, B/T dan H/T), Froude number (Fn), koefisien blok (CB), berat kapal, stabilitas, lambung timbul, dan periode oleng.

Kata kunci: Kawasan Timur Indonesia, optimalisasi, kapal penyeberangan ABSTRACT :

This paper gives an overview of the condition of marine transportation crossing inter island in eastern Indonesia. Optimization of ships crossing is necessary to meet the conditions of the growing demand of marine transportation services continues to increase. The study used a design-based research and quantification procedures to measure the research variables through the selection and design of data structures. This study aims to describe the constraints in optimizing the design of ships crossing and arrange concept which depicted in a flow chart. From the identification of the problem of the demand condition on some crossing track on KTI, it was found that the objective function optimization is minimize operational cost by considering the constraints and criteria optimization. Geometry constraints in the optimization process includes variable ratio design (Loa/B, Loa/H, B/T and H/T), Froude number (Fn), block coefficient (CB), ship weight, stability, freeboard, and rolling period.

(26)

SIMULASI GERAK HEAVING DAN PITCHING KAPAL FERI

MENGGUNAKAN METODE EULERIAN SCHEME DENGAN LAGRANGIAN PARTICLE

NUMERICAL SIMULATION ON HYDROELASTIC BEHAVIORS OF A SHIP CAUSED BY WATER IMPACT USING EULERIAN SCHEME WITH LAGRANGIAN PARTICLE

Suandar Baso*, Syamsul Asri*, Rosmani*, Wawan Sayuti*, Ardiansyah Dahlan*

Fakultas/Jurusan : Teknik/Perkapalan

ABSTRAK :

Banyaknya kasus ketenggelaman kapal Feri penyeberangan menjadi perhatian penting saat ini. Kelemahan yang ada yakni masih adanya kekurangan bagaimana kapal Feri didisain dengan mempertimbangan kondisi pelayaran dan menggunakan metode yang tepat. Studi ini dilakukan untuk memprediksi gerak heave dan

pitchkapal Feri penyeberangan di gelombang nonlinear dengan menggunakan metodeEulerian Schemewith

Lagrangian Particle. Hasil simulasi numerik menunjukkan bahwa perbandingan time history dari elevasi gelombang hasil numerik dengan teori cukup stabil. Selanjutnya, maksimum nilai volumeerror |7.6102|%

dan rata-rata |7.31103|%, ini menunjukkan bahwanumerical wave tankstabil dan dapat mengkonservasi volume air sangat baik. Tendensi dan konsitensi hasil numerik sama dengan hasil dari Strip theory. Hasil gerak heave hasil numerik untuk Hw/L= 0.02 dan 0.75 pada L<0.5 tidak terlalu signifikan berbeda dibandingkan dengan hasilStrip theoy, namun pada kondisiL≥ 0.5 menunjukkan nondimensionalheave

untuk Hw/L= 0.02 lebih kecil daripada Hw/L= 0.75. Nondimensional gerak pitch Hw/L=0.02 dan 0.75 di sepanjangLmenunjukkan hasil numerik lebih besar dibandingkan dengan hasil Strip theory. Selain itu pula, nilai nondimesional gerakpitchuntukHw/L=0.02 lebih kecil dari nilaiHw/L=0.75.

ABSTRACT :

Hydrodynamic and hydroelastic effects on a ship are important considerations in ship design. Therefore, we developed our numerical method, Eulerian scheme with Lagrangian particle, to investigate hydrodynamic and hydroelastic effects on a ship. Our developed numerical method was applied to ship slamming in heading regular wave. Some phenomena were recorded clearly using our developed method such as bow flare slamming, bottom slamming and water on deck. Then, the maximum pressures increase with increasing wave length at all poin whereas they decrease gradually when Lpp is greater than one. The highest impulsive pressure was measured at bow flare of the ship when Lpp is equal to 1.0. Higher speed and elastic deformation of the ship contribute more largely amplitude for the heave and pitch motions.

(27)

PENGGUNAAN CITRA SATELIT UNTUK ANALISIS PENGARUH BANGUNAN PANTAI TERHADAP PERTUMBUHAN MANGROVE

Sabaruddin Rahman1), Daeng Paroka1), Syahrir Husain1) dan Chairul Paotonan1)

Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Kelautan

ABSTRAK :

Perubahan garis terluar hutan mangrove di kelurahan Untia, Makassar dianalisis menggunakan peta digital Google Earth tahun 2001, 2007, 2009 dan 2010 dan citra Satelit Landsat 7 ETM+ tahun 1990, 2000 dan 2012. Data tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh bangunan pantai terhadap pertumbuhan hutan mangrove di kelurahan Untia, Makassar. Pengukuran di lapangan menunjukkan kesesuaian yang akurat antara kondisi di lapangan dan data peta digital Google Earth. Hasil analisis menunjukkan bahwa posisi garis terluar hutan mangrove mengalami kemajuan di daerah downstream single groin. Sementara di daerah

(28)

SMART MATERIAL DARI RAMIE UNTUK BANGUNAN KAPAL NELAYAN

(rasio epoksi resin-epoksi hardener dan kekuatan benang rami)

SMART MATERIALS FROM RAMIE FOR FISHERMEN SHIP (ratio of epoxy resin-hardener epoxy and ramie yarn strength)

Zulkifli Djafar , Effendi Arif, Nasruddin Aziz, Machmud Syam, Noor Umar

Fakultas/Jurusan : Teknik/Mesin ABSTRAK :

Matrik suatu komposit sangat berperan dalam mendistribusi beban untuk menentukan sifat mekanis dari suatu komposit dimana rasio perbandingan katalis matrik (epoksi resin-epoksi hardener) sangat mempengaruhi sifat mekanik material komposit. Tujuan penelitian ini menghitung rasio perbandingan epoksi resin-epoksi hardener terhadap sifat kekuatan tarik, kekuatan bending dan kekuatan impak serta menghitung kekuatan tarik, kekuatan gosok dan kekuatan puntiran dari benang rami. Metode pengujian yang digunakan untuk matrik adalah uji kekuatan tarik, kekuatan bending dan kekuatan Impak berdasarkan standar ASTM D638-02 type I, standar ASTM D790-02 dan ASTM D5942-96 dengan model flatwise impact dan untuk pengujian benang rami sesuai standar SNI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio perbandingan matrik epoksi resin dan epoksi hardener dipilih perbandingan 60 – 40 karena memiliki sifat kekuatan tarik, modulus elastis bending dan energi serap impak maksimum yaitu masing-masing sebesarσt= 56,5357 Mpa,Eb= 25,8967 Gpa dan ES = 0,5967 Joule. Untuk benang rami type S 12/3 pada pengujian kekuatan tarik, kekuatan gosok dan kekuatan puntir diperoleh nilai maksimum masing-masing sebesarσtbr= 1830 gram gaya, 1415 gosokan dan 97 buah puntiran sedangkan nilai minimum masing-masing sebesarσtbr= 1450 gram gaya, 830 gosokan dan 94 buah puntiran.

Kata kunci: Epoksi resin, epoksi hardener, kekuatan tarik, kekuatan bending, kekuatan impak, kekuatan puntir dan kekuatan gosok

ABSTRACT :

A composite matrix was instrumental in distributing the load to determine the mechanical properties of a composite in which the ratio of the catalyst matrix (epoxy resin-hardener epoxy) greatly affect the mechanical properties of composite materials. The purpose of this study to calculate the ratio of epoxy resin-hardener epoxy to the properties of tensile strength, bending strength and impact strength and tensile strength count, rubbing strength and torsion strength of ramie yarn. Test methods used to test matrix is tensile strength, bending strength and Impact strength by ASTM D638-02 Type I, ASTM D790-02 and ASTM D5942-96 with flatwise impact models and for testing according to the standard ISO ramie yarn. The results showed that the ratio of the matrix epoxy resin and epoxy hardener selected comparison 60-40 because it has properties tensile strength, bending elastic modulus and maximum impact energy absorption that amounted σt= 56.5357 MPa, Eb= 25.8967 GPa and ES = 0.5967 Joule. For ramie yarn type S 12/3 on the tensile strength testing, strength and torsional strength rub obtained maximum value respectively σtbr= 1830 gram force, polishing 1415 and 97 pieces of twist while the minimum value respectively σtbr= 1450 grams of force, 830 strokes and 94 pieces of torsion.

(29)

PRESTASI GENERATOR TERMOELEKTRIK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI KALOR BUANGAN BOHLAM HALOGEN

Zuryati Djafar1,*, Wahyu H. Piarah1, Nandy Putra2, Raldi A. Koestoer2

Fakultas/Jurusan : Teknik/Mesin

2Departmen Teknik Mesin , Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kampus Baru UI, Depok 16424, Indonesia e-mail: ydjafar@yahoo.com

ABSTRAK :

Modul termoelektrik (TE) merupakan perangkat termo elemen yang dapat memanfaatkan panas dan mengubahnya menjadi energi listrik. Sebagai sistem temoelektrik generator, elemen ini tidak berisik, perawatannya mudah, dimensi relatif kecil, ringan dan ramah terhadap lingkungan karena tidak menghasilkan polusi. Pada makalah ini, penelitian dilakukan untuk mengkaji prestasi modul termoelektrik yang digunakan sebagai pembangkit listrik. Pada kajian ini, modul termoelektrik memanfaatkan suhu rendah limbah panas dari sebuah solar cell yang disimulasikan dengan kombinasi sebuah bohlam berdaya 50W dengan sebuah pelat kolektor. Modul TE yang diuji adalah modul tunggal dan ganda dimana untuk ganda digunakan koneksitas Seri Termal, Paralel Termal, Seri Listrik dan Paralel Listrik. Parameter prestasi seperti daya output yang dibangkitkan ditentukan berdasarkan hasil pengukuran beda temperatur dan beda tegangan pada seksi uji serta bantuan beberapa persamaan yang telah ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semakin dekat sumber panas semakin besar pula daya output yang dihasilkan oleh modul termoelektrik. Pembebanan yang memberikan prestasi terbaik terjadi pada beban luar 10Ω. Penggandaan modul termoelektrik akan selalu memberikan peningkatan daya output dan koneksitas yang memberikan prestasi terbaik adalah koneksitas paralel termal.

ABSTRACT :

Thermoelectric module (TE) is a thermo-element device that can harness the heat and convert it into electrical energy. As a electrical generator system, thermoelectric has several advantages i.e not noisy, easy maintenance, relatively small, lightweight and environmentally friendly because it does not produce pollution. In this paper, the research about the performance of thermoelectric module that used for electric generator has been done. Thermoelectric modules utilize low temperature waste-heat from a solar cell that simulated with a combination of a 50W bulb and a collector plate. Thermoelectric modules which tested are single and double modules in which for double modules, connectivity Thermal-Series, Thermal-Parallel, Electrical-Series and Electrical-Parallel were used. Parameters of performance such as output power generated are determined by measuring the temperatures difference and the voltages difference at the test module as well as using several equations. The results show that The results showed that the closer the heat source, the greater the output power generated by the thermoelectric module. of loading which gives the best performance occurs at 10Ω. Doubling thermoelectric modules will always provide increased power output and connectivity that gives the best performance is thermal parallel connectivity.

(30)

KAJI EKSPERIMEN KARAKTERISTIKVIBRATIONAL DAMPING CAPACITYDARI MIKROSTRUKTUR TRANSISI HASIL NATURAL AGING PADUAN AA2024

Hammada Abbas, Hairul Arsyad, Lukmanul Hakim, Syahrier Arief Fakultas/Jurusan : Teknik/Mesin

ABSTRAK :

Penelitian tentang karakteristik kapasitas redaman getaran paduan AA2024 bertujuan untuk mendapatkan gambaran kemampuan kapasitas redaman dari setiap mikrostruktur transisi hasil perlakuan panas aging paduan AA2024 serta perubahan sifat-sifat mekanik yang terjadi. Penelitian dilakukan dengan memanaskan spesimen pada temperatur solution treatment 500oC kemudian diquens kedalam air. Selanjutnya spesimen mengalami proses penuaan (aging ) dengan variasi waktu aging 2.5 jam, 24 jam, 48 jam, 120 jam, 240 jam, 480 jam, 720 jam dan 1440 jam. Perubahan mikrostruktur pada setiap tahapan aging diamati dengan menggunakan peralatan SEM dan mikroskop optik. Pengujian getaran untuk mengukur nilai kapasitas redaman dari setiap tahapan aging dilakukan dengan peralatan getaran menggunakan exsiter dengan sensor optik. Nilai kapasitas redaman diperoleh

dengan menggunakan metode pengurangan logaritmik getaran (logaritmic decrement method) yaitu dengan membandingkan nilai amplitudo getaran yang terjadi selama selang waktu yang konstan untuk masing-masing tahapan aging. Untuk memvalidasi terjadinya perubahan mikrostruktur juga dilakukan pengujian kekerasan, pengujian bending, dan pengujian impak. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terjadi perubahan mikrostruktur selama tahapan aging yang diamati lewat foto hasil mikrostruktur dan Scanning Electron Microscope (SEM). Perubahan mikrostruktur yang tampak adalah adanya pertunbuhan partikel endapan (presipitat) pada matriks paduan AA 2024. Perubahan mikrostruktur tersebut memberikan dampak terhadap peningkatan nilai kekerasan, dan ketangguhan impak. Nilai kekerasan maksimum diperoleh pada tahapan aging 1440 jam sebesar 63.2 HRB dan energi impak maksimum sebesar 57 joule. Untuk nilai kapasitas redaman minumum diperoleh sebesar 0.064 untuk waktu aging 2.5 jam dan nilai kapasitas redaman maksimum diperoleh sebesar 0.19 yaitu pada waktu aging 720 jam dan 1440 jam.

(31)

PENGARUH BIOFOULING TERHADAP NILAI KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KESELURUHAN PADA DINDING ALAT PENUKAR PANAS MESIN KAPAL

INFLUENCE OF BIOFOULING ON THE VALUE OF OVERALL HEAT TRANSFER COEFFICIENT OF HEAT EXCHANGER

Penelitian tentang pengaruh biofouling terhadap nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan pada dinding alat penukar mesin panas kapal telah dilakukan. Material uji adalah paduan tembaga nikel 70/30 atau C71500. Benda uji berasal dari penukar panas mesin kapal, dan dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja sebuah penukar panas. Bentuknya berupa plat berongga dengan dimensi, panjang = 205 mm, lebar = 55 mm, tinggi = 5 mm, dan tebal 0.2 mm. Adapun jumlahnya dibuat masing-masing 3 buah untuk setiap interval waktu perendaman,. Lama perendaman total adalah 12 minggu dengan interval waktu perendaman setiap 2 minggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas alat penukar panas mesin kapal, berdasarkan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan. Koefisien perpindahan panas ini dapat direduksi karena adanya biofilm, atau dapat disebut sebagai biofouling pada permukaan dindingnya. Keadaan ini dikenal sebagai efek fouling. Selain itu, dilakukan pula perhitungan laju korosi berdasarkan kehilangan berat. Metode analisis yang akan digunakan adalah dengan cara eksperimental dalam laboratorium. Media pendingin adalah air laut (dingin) dan media yang didinginkan adalah air tawar (panas) PDAM. Simulasi percobaan dengan menggunakan prinsip peralatan penukar panas sederhana aliran searah. Hasil pengujian yang diperoleh adalah tentang laju korosi, koefisien perpindahan panas keseluruhan, dan resistansi panas karena biofouling. Hasil pengujian korosi menunjukkan laju mulai meningkat secara signifikan pada akhir minggu ke 6, yaitu sebesar 0.11280 mpy dan nilai maksimum pada minggu ke 8 sebesar 0.36900 mpy. Selanjutnya terjadi penurunan secara perlahan mulai minggu ke 10 dan mendekati konstan hingga akhir minggu ke 12 dengan nilai 0.21507 mpy. Hal ini seiring dengan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan dari material yang awalnya tinggi, kemudian turun dan naik secara tak beraturan dengan nilai terendah pada minggu ke 2. Nilai ini dicapai tertinggi pada awal perendaman. Melihat nilai resistansi fouling, diperoleh bahwa nilai tertinggi di capai pada minggu ke 4. Selanjutnya nilai bervariasi naik turun dengan tak teratur serta dengan perbedaan yang tak besar. Nampaknya hasil keseluruhan yang diperoleh belum mencapai harga yang konstan.

Kata kunci: Penukar panas, biofouling, laju korosi, koefisien perpidahan panas keseluruhan, resistansi fouling.

ABSTRACT :

(32)

overall heat transfer coefficient and heat resistance due to biofouling. The result corrosion testing showed the coroosion rate began to increase significantly by the end of the 6th week, that is to 0.11280 mpy and maximum values at 8th week of 0.36900 mpy. Furthermore, gradually decrease starting at 10th week and nearly constant until the end of 12th week with a value of 0.21507 mpy. This is comparable with the value of the overall heat transfer coefficient of the material initially high, then go down and up is not uniform with the lowest value at 2th week. This value is the highest achieved in early immersion time. By the value of fouling resistance, obtained the highest value at 4th week. Furthermore, the value varies high and low irregularly, and the difference is not significant. It seems that the overall results obtained have not reached a constant value.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah Penulis menganalisis permasalahan yang terjadi pada perpustakaan Lembaga X, maka alternatif penyelesaian masalah yang diusulkan Penulis adalah dengan mengembangkan

Pada gambar 3.45 menunjukkan tampilan data AP down yang telah mendapat konfirmasi perbaikan lapangan oleh SPV Lapangan. Tampilan ini digunakan sebagai pemantauan

Proses rekursif Kalman Filter untuk peramalan jumlah penduduk sehat dan penderita penyakit TB dilakukan dengan menggunakan hasil prediksi jumlah penduduk yang sehat

Kemampuan seorang pembelajar bahasa Inggris menggunakan kata kerja tersebut dalam struktur kalimat yang berterima sangat tergantung pada sejauh mana pengetahuan

Penelitian ini difokuskan pada analisis struktur fisik dan batin haiku , kemudian penulis menganalisis makna dari simbol pohon bambu dan menggambarkan skema

[r]

[r]

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan LGS pada bahu kanan yang mengalami keterbatasan dengan menggunakan intervensi exercise therapy berupa